Anda di halaman 1dari 5

STABILISASI TITIK KERJA RANGKAIAN

EMITOR BERSAMA

1. TUJUAN :

Setelah melaksanakan percobaan praktikan diharapkan dapat :

1.1 Melihat adanya penggeran titik kerja pada penguat transistor akibat terjadinya
pemanasan

1.2 Mengetahui bahwasanya resistor emitor dapat digunakan untuk menstabilkan titik
kerja terhadap proses pemanasan

1.3 Mengamati dan menerangkan pengaruh resistor emitor terhadap rangkaian

1.4 Mengamati dan menerangkan pengaruh umpan balik pada penguasaaan tegangan

2. PENDAHULUAN

Karakteristik transistor akan berubah apabila dipanaska. Bertitik tolak dari hal itulah
stabilisasi titik kerja amat penting artinya untuk memperkecil faktor
ketergantungannya terhadap perubahan temperatur. Meskipun terjadi kenaikan
temperatur pada transistor, titik terjadinya akan relatif tetap dengan adanya
stabilisasi ini.

Pemanasan ini bisa terjadi dari persamaan dalam (internal) yang terjadi akibat
adanya efek pembebanan pada transistor atau pemanasan dari luar (eksternal)
stabilisasi di sini terutama untuk menanggulangi pemanasan internal yaitu yang
terjadi pada transistor pada saat beroperasi.

Stabilisasi titik kerja dapat dilakukan dengan menggunakan resistor emitor. Dalam
percobaan ini proses pemanasannya diambil dari luar, yaitu dari solder listrik daya
rendah. Pemanasan internal sangat sulit dilakukan tanpa merusakkan transistornya.

Pemanasan dilakukan selama 30 detik dan pengaruhnya dapat dilihat dalam waktu
itu pula

1
3. KOMPONEN DAN INSTRUMEN

- Papan percobaan, 1 - Transistor BC 107 C,

- Resistor 320 Ω, 1 - Osciloscope, 2 Chanel, 1

- Resistor 1 kΩ, 1 - Generator fungsi, 1

- Multimeter, 2 - Pencatu daya dc, 1

- Kapasitor 0,47µF/50V, 1 - Solder 30 watt, 1

- Kapasitor elektrolit 100 µF/50V, 1 - Kabel penghubung

- Potensiometer 1 kΩ, 1 - Stop Watch

4. DIAGRAM RANGKAIAN

4.1 Rangkaian emitor bersama (titik kerja distabilisasi)

+12 V

2
R3 1kΩ R2 1kΩ

A
IC

P 1kΩ
A

Vo
C Vi
G
0,47 µF
0V

4.2 Rangkaian emitor bersama (titik kerja distabilisasi)

+15 V

R3 1kΩ R2 1kΩ

A
IC

P 1kΩ
A Vo

CE
Vi
C 100 µF
RE 330kΩ
G 0,47 µF

3
5. TUGAS DAN PERTANYAAN

5.1 Buatlah rangkaian seperti pada diagram 4.1 dan lakukan pengukuran-pengukuran/
perhitungan-perhitungan yang diperlukan di bawah ini.

5.1.1 Penyetelan titik kerja (tanpa sinyal AC)

Lakukan penyetelan titik kerja dengan mengatur potensiometer P sehingga


1 𝑉𝐶𝐶
tegangan VCE≈ 2 Vcc atau IC =2 (𝑅𝐶+𝑅𝐸) = ......... mA

5.1.2 Panaskan transistor dan tuliskan hasil pengamatan terhadap IC,VCE, dan IB.

5.1.3 Berikan tegangan masukkan bolak-balik (f=10 kHz) yang dibuat sedemikian
rupa sehingga tegangan keluaran sebesar mungkin tapi tidak cacat.

Ukur sinyal masukkan dengan osiloscope pada posisi AC, sinyal keluaran
pada posisi DC. Gambarkan bentuk gelombang tegangan masukkan dan
Vo
tegangan keluaran. Tentukan penguatan tegangan AV= Vi

5.1.4 Panaskan transistor, amati bentuk tegangan keluaran pada osciloscope. Jelaskan.

5.2 Buatlah rangkaian seperti pada diagram 4.2

5.2.1 Penyetelan titik kerja (tanpa sinyal AC)

Lakukan penyetelan titik kerja dengan mengatur potensiometer P sehingga


1 𝑉𝐶𝐶
tegangan VCE≈ 2 Vcc atau IC =2 (𝑅𝐶+𝑅𝐸) = ......... mA.

Hitung dan ukurlah tegangan keluaran VO.

5.2.2 Panasi transistor, amati arus kolektor IC, sebutkan alasan-alasan mengapa
berbeda dengan 5.1.2

5.2.3 Berikan tegangan bolak balik yang diatur sedemikian rupa sehingga tegangan
keluaran maksimum tapi tidak cacat, ukur tegangan Vi, Vo, dan hitunglah Av.

4
5.2.4 Panaskan transistor, amati bentuk tegangan keluaran dan jelaskan.

5.2.5 Lepaskan kapasitor CE, lakukan lagi pengukuran seperti pada butir 5.2.3

Jelaskan dan tulis alasan perbedaan yang terjadi pada harga Av dan Vo pada
rangkaian dengan dan tanpa kondensator CE

5.2.6 Naikkan tegangan masukkan bolak-balik sehingga didapatkan tegang-an


keluaran maksimum tapi tidak cacat. Ukur Vi dan Vo, serta tentukan Av.
R2
Bandingkan penguatan tegangan Av yang diperoleh dengan harga ,
R3

Berikan Komentar !

5.2.7 Lakukan pemanasan dan pengamatan seperti langkah-langkah sebelumnya


dan jelaskan.

5.2.8 Jelaskan mengapa resistor emitor RE bisa digunakan untuk stabilisasi titik
kerja

5.2.9 Apakah tujuan pemanasan CE paralel RE dan rumusan pendekatan yang mana
menyatakan berapa harga CE yang seharusnya dipasang?

Anda mungkin juga menyukai