Elektronika 1
Modul Praktikum
Aplikasi Transistor dan Karakteristik OP-AMP
NPM : 1806195974
Rekan Kerja : Bismo Bandutomo
Kelompok : 20
Hari : Jumat
Tanggal : 27 September 2019
Modul ke : 4 dan 5
Modul 4 dan 5
Aplikasi Transistor dan Karakteristik OP-AMP
A. TUJUAN
Mempelajari aplikasi transistor
Mampu menerapkan rangkaian dasar transistor
Mencari arus dan bias input
Mengukur dan meng-nol-kan tegangan offset input
Mengamati efek pemberian daya pada bandwidth
B. TEORI DASAR
1. Transistor sebagai Penguat
Transistor sering dipergunakan sebagai penguat yang paling dasar. R1 dan R3
digunakan untul memberikan tegangan pada basis transistor dan menentukan
titik tengah dari operasi transistor. Nilai R4 digunakan untuk mengatur daerah
arus bagi transistor dan R2 berpengaruhpada penguatan dari penguatan
transistor.
Jenis penguat dibedakan berdasarkan kelas A, B, dan C berdasarkan perbedaan
input yang akan digunakan penguat diferensial.
2. Transistor sebagai Sumber Arus
Transistor dapat digunakan sebagai sumber arus. Pada gambar 6.2 terdapat
rangkaian transistor sebagai sumber arus. Kita dapat mengukur arus Ic pada
amperemeter yang dipasang seri pada LED.
3. Transistor sebagai Saklar
Pada bagian ini transistor digunakan sebagai saklar. R3 dapat berupa LDR atau
sensor lain yang nilai hambatannya berubah sesuai dengan besaran tertentu.
Jika R3 nilainya berkurang hingga menyebabkan Q1 tidak aktif maka beban
Karakteristik OP-AMP
Pada kenyataannya dipasaran sulit sekali didapatkan op-amp yang ideal. Untuk
rangkaian instrumentasi yang membutuhkan oenguatan yang stabil dan mendekati
nilai pada teori harus dilakukan kompensasi sehingga didapatkan performance
yang mendekati keadaan ideal.
C. TEORI TAMBAHAN
Sebuah rangkaian Op-Amp memiliki dua input (masukan) yaitu satu Input
Inverting dan satu Input Non-inverting serta memiliki satu Output (keluaran).
Sebuah Op-Amp juga memiliki dua koneksi catu daya yaitu satu untuk catu daya
positif dan satu lagi untuk catu daya negatif.
Pada dasarnya, kondisi Op-Amp ideal hanya merupakan teoritis dan hampir tidak
mungkin dicapai dalam kondisi praktis. Namun produsen perangkat Op-Amp selalu
berusaha untuk memproduksi Op-Amp yang mendekati kondisi idealnya ini. Oleh
karena itu, sebuah Op-Amp yang baik adalah Op-Amp yang memiliki karakteristik
yang hampir mendekati kondisi Op-Amp Ideal.
E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Transistor sebagai Penguat
a. Menyusun rangkaian seperti pada gambar 6.1. dengan komponen seperti
yang telah dikerjakan pada laporan pendahuluan
b. Memberikan Vin sebesar 10 mVpp, mencatat Vin dan Vout, serta fase
masing – masing tegangan!
c. Menaikkan Vin sampai 100mVpp dengan interval kenaikkan 20 mVpp.
Mencatat Vin dan Vout serta fase masing-masing tegangan!
VCC
12V
R3
R1 1kΩ
1kΩ Vout
Vin Q1
BC547A
R2
1kΩ R4
1kΩ
VCC LED2
12V
R1
1kΩ
R3 Q1
BC547A
1kΩ
Vbb
12V R2
1kΩ
R1
1kΩ
X1
LED
Q2
BC547A
R3
1kΩ 100 % R2
Key=A 1kΩ
4. Cermin Arus
a. Menyusun rangkaian seperti pada gambar 6.4. dengan komponen seperti
yang telah dikerjakan pada laporan pendahuluan
b. Mengukur arus yang mengalir melalui R1, R2, R3, dan RL.
VCC
12V
R1 R2
1kΩ 1kΩ
Q1 Q2
BC547A BC547A
R3 RL
1kΩ 1kΩ
R1
200kΩ U1
Vout
R2 OPAMP_3T_VIRTUAL
200kΩ
6. Mengukur CMRR
a. Menyusun rangkaian seperti pada gambar 11.2
b. Memberi sinyal input sebesar 1 Vpp dengan frekuensi 1 KHz
c. Mencatat tegangan pada kaki output Vout
d. Mematikan power ke op-amp dang anti dengan op-amp yang lain
e. Mengulangi langkah 1 s.d. 4
R3 R5
100Ω 100kΩ
U2
Vout
Vin OPAMP_3T_VIRTUAL
R4 R6
100Ω 100kΩ
Key = A
1kΩ R4 15V
R1
U2
7
8
1
100kΩ
3
6
2
AD517LH
4
R2 R3
100kΩ 100kΩ
8. Slew Rate
a. Menyusun rangkaian seperti pada gambar 11.4.
b. Mencatat pada tegangan kaki output Vout
c. Menghitung Vin dengan persamaan Vin = -Vout/100.000, tegangan
tersebut adalah tegangan offset input
d. Mematikan power ke op-amp dang anti dengan op-amp yang lain
e. Mengulangi langkah 1 s.d. 5
U2
7
8
1
3
6
2
AD517LH
4
R2 R1
1kΩ 10kΩ
9. Bandwidth
a. Menyusun rangkaian seperti pada gambar 11.4.
Universitas Indonesia 2019
10
V
2,5
t
Δt
-
F. TUGAS PENDAHULUAN
1. Perhatikan Gambar 6.1. dengan mengatur nilai R1 – R4. Desainlah rangkaian
penguat dimana Vout = 100 Vin. Kemudian tentukan tegangan dan arus pada
rangkaian tersebut!
XSC1
Ext Trig
+
_
VCC A B
+ _ + _
12V
R1 R3
1kΩ 1kΩ
Q1
V1 BC547A
50mVpk
1kHz
0°
R2 R4
1kΩ 1kΩ
2. Perhatikan gambar 6.2. dengan mengatur nilai R1, R2, Vcc, dan Vbb. Desainlah
rangkaian penguat arus. Kemudian tentukan tegangan dan arus pada rangkaian
tersebut!
R1 = 1k Ω
R2 = 100k Ω
R3 = 10k Ω
Vcc = 12 V
Vbb = 12 V
Ic = 1.119 µA
Ib = 0.105 mA
Vce = 3.895 V
3. Perhatikan gambar 6.3. desainlah suatu rangkaian sensor cahaya : ada cahaya
LED menyala, dengan mengatur nilai R1, R2, dan R3. Jelaskan cara kerja
rangkaian! Kemudian tentukan tegangan dan arus pada rangkaian tersebut!
VCC
12V
+ U1
5.304m A DC 1e-009Ohm
-
R1
LED1
Ic = 5.304 mA
1kΩ
Vce = 4.913 V
Led Menyala
+
Q2 U2
4.913
BC547A DC 10MOhm
R4
V
1kΩ
-
100 %
Key=A
R2
1kΩ
VCC
12V
+ U1
4.995m A DC 1e-009Ohm
-
R1
LED1
1kΩ
Ic = 4.995 mA
Vce = 5.227 V
+
Q2 U2
5.227
BC547A DC 10MOhm Led Mati
R4
V
1kΩ
-
90 %
Key=A
R2
1kΩ
Pada saat keadaan ruangan terang, resistansi LDR sangat kecil. Karena arus
mempunyai karakteristik untuk mengalir pada hambatan yang kecil, maka
arus yang lebih besar akan mengalir melewati LDR, sedangkan arus yang
mengalir pada resistor akan sangat kecil bahkan dianggap nol. Pada kondisi
inilah transistor bekerja di daerah cut off. Oleh karena itu tidak ada arus yang
melewati LED sehingga LED tidak menyala.
Hal yang sebaliknya akan terjadi pada keadaan ruang yang gelap. LDR akan
memiliki nilai resistansi yang sangat besar, sehingga arus akan lebih memilih
untuk mengalir melalui LED. Pada kondisi ini, rangkaian yang tersambung
dengan LDR bisa dianggap terputus dan tegangan diantara kaki collector dan
emitter (VCE = 0), jadi arus VCC sepenuhnya mengalir melewati resistor
(kaki collector) dan langsung ke LED sehingga LED pun menyala.
4. Perhatikan gambar 6.4. dengan mengatur R1, R2, R3, RL, Vcc. Desainlah
rangkaian cermin arus. Kemudian tentukan tegangan dan arus pada rangkaian
tersebut!
IR1 = 0.656 mA
IR2 = 1.06 mA
IR3 = 0.66 mA
IRL = 1.393 mA
Vce1 = 0.628 V
Vce 2 = 2.79 mV
a. Arus bias input : Rentang arus yang terjadi karena op-amp yang tidak
ideal.
b. Tegangan offset : Nilai tegangan yang harus diberikan ke input supaya
tegangan output bernilai nol.
c. Slew rate : Kecepatan perubahan dari tegangan output ketika tegangan
input segitiga diberikan.
d. CMRR : Kemampuan op-amp mengabaikan sinyal-sinyal yang muncul
pada kedua kaki input di saat yang bersamaan
6. Apa yang menimbulkan arus bias input dan tegangan offset pada sebuah
op-amp?
Ketidakseimbangan internal pada op-amp. Karena menemukan op-amp
yang ideal hampir tidak mungkin.
7. Berapa nilai arus bias input, tegangan offset, slew rate dan CMRR dari
data spesifikasi op-amp 741
a. Arus bias input = 500.00 µA
b. Tegangan offset = 6000,00 mV
c. Slew rate = 0.50 V/µs
d. CMRR = 0.437 BW
G. SIMULASI
Percobaan 1: Transistor sebagai Penguat
Simulasi Hasil
100 mVpp
XSC1
R3
1kΩ Vout
R1
1kΩ C2
Vin
V2
C1 Q1
1µF
Vin= 19, 434 mV
BC547A
1µF
50mVpk
1kHz
0°
R2
Vout = 18,793 mV
1kΩ R4
1kΩ
80 mVpp
XSC1
R3
1kΩ Vout
R1
1kΩ C2
Vin 1µF
V2 C1 Q1
BC547A
1µF
40mVpk
1kHz
0° R2
1kΩ R4
1kΩ
Vin = 34,775 mV
Vout = 33,429 mV
60 mVpp
XSC1
R3
1kΩ Vout
R1
1kΩ C2
Vin
V2 C1 Q1
BC547A
1µF
Vin = 20.759 mV
1µF
30mVpk
1kHz
0° R2
1kΩ R4
Vout = 20.063 nV
1kΩ
40mVpp
XSC1
R3
1kΩ Vout
R1
1kΩ C2
Vin
V2 C1 Q1
1µF
Vin = 13,089 mV
BC547A
1µF
20mVpk
1kHz
0° R2
Vout = 12,625V
1kΩ R4
1kΩ
20 mvpp
XSC1
R3
1kΩ Vout
R1
1kΩ C2
Vin 1µF
V2 C1 Q1
BC547A
1µF
10mVpk
1kHz
0° R2
1kΩ R4
1kΩ
Vin = 8,062 mV
Vout = 7,793 mV
10 mVpp
XSC1
R1
R3
1kΩ Vout
Vin = 3,458 mV
1kΩ C2
Vin
V2 C1 Q1
BC547A
1µF
Vout = 3,334 mV
1µF
5mVpk
1kHz
0° R2
1kΩ R4
1kΩ
-
-5.276m A
12V DC 1e-009Ohm U2
DC 1e-009Ohm
R1
1kΩ
+
U3
+ - R3 Q1
6G A BC547A
1kΩ
DC 1e-009Ohm
-
A
Vbb
12V U4
R2
DC 1e-009Ohm
1kΩ
-6G
+
0V
VCC LED2 U1
+
3.201u
-
A I1 = 3,201 uA
+
-2.532u
12V DC 1e-009Ohm U2
DC 1e-009Ohm
R1
1kΩ
A
-
U3
+ - R3 Q1
2.973n A BC547A
1kΩ
DC 1e-009Ohm
-
A
Vbb
0V U4
2.973n
R2
DC 1e-009Ohm
1kΩ
+
1V
VCC LED2 U1
+ -
0.014m A
+
-0.013m
12V DC 1e-009Ohm U2
DC 1e-009Ohm
R1
1kΩ
A
-
+
U3
-
A
R3 Q1
I1 = 0,014 mA
500M BC547A
1kΩ
DC 1e-009Ohm
-
A
Vbb
1V U4
R2
-500M
DC 1e-009Ohm
1kΩ
+
2V
I1 = 0,416 mA
VCC LED2 U1
+ -
0.416m A
+
-0.415m
12V DC 1e-009Ohm U2
DC 1e-009Ohm
R1
1kΩ
A
-
U3
+ - R3 Q1
1G A BC547A
1kΩ
DC 1e-009Ohm -
A
Vbb
2V U4
R2
DC 1e-009Ohm
1kΩ
-1G
+
3V
VCC LED2
+
U1
0.891m
-
A
I1 = 0,891 mA
+
-0.889m
12V DC 1e-009Ohm U2
DC 1e-009Ohm
R1
1kΩ
A
-
U3
+ - R3 Q1
1.5G A BC547A
1kΩ
DC 1e-009Ohm
-
A
Vbb
3V U4
R2
-1.5G
DC 1e-009Ohm
1kΩ
+
4V
LED2
VCC
+
U1
1.374m
-
A
I1 = 1,374 mA
+
-1.373m
12V DC 1e-009Ohm U2
DC 1e-009Ohm
R1
1kΩ
A
-
U3
+ - R3 Q1
2G A BC547A
1kΩ
DC 1e-009Ohm
-
A
Vbb
4V U4
R2
DC 1e-009Ohm
1kΩ
-2G
+
5V
I1 = 1,86 mA
VCC LED2 U1
+ -
1.86m A
+
-1.859m
12V DC 1e-009Ohm U2
DC 1e-009Ohm
R1
1kΩ
A
-
U3
+ - R3 Q1
2.5G A BC547A
1kΩ
DC 1e-009Ohm -
A
Vbb
5V U4
R2
-2.5G
DC 1e-009Ohm
1kΩ
+
6V
VCC LED2
+
U1
2.348m
-
A I = 2,348 mA
+
-2.347m
12V DC 1e-009Ohm U2
DC 1e-009Ohm
R1
1kΩ
A
-
U3
+ - R3 Q1
3G A BC547A
1kΩ
DC 1e-009Ohm
-
A
Vbb
6V U4
R2
DC 1e-009Ohm
1kΩ
-3G
+
7V
VCC LED2 U1
+
2.836m
-
A I1 = 2,836 mA
+
-2.835m
12V DC 1e-009Ohm U2
DC 1e-009Ohm
R1
1kΩ
A
-
U3
+ - R3 Q1
3.5G A BC547A
1kΩ
DC 1e-009Ohm
-
A
Vbb
7V U4
R2
-3.5G
DC 1e-009Ohm
1kΩ
+
8V
VCC LED2 U1
+ -
3.325m A
+
-3.324m
12V DC 1e-009Ohm U2
DC 1e-009Ohm
R1
1kΩ
A
-
U3
+ - R3 Q1
4G A BC547A
1kΩ
DC 1e-009Ohm
I1 = 3,325 mA
-
A
Vbb
8V U4
R2
DC 1e-009Ohm
1kΩ
-4G
+
9V
VCC LED2
+
U1
3.814m
-
A
I1 = 3,814 mA
+
-3.813m
12V DC 1e-009Ohm U2
DC 1e-009Ohm
R1
1kΩ
A
-
U3
+ - R3 Q1
4.5G A BC547A
1kΩ
DC 1e-009Ohm
-
A
Vbb
9V U4
R2
-4.5G
DC 1e-009Ohm
1kΩ
+
10 V
LED2
VCC
+
4.302m
U1
-
A
I1 = 4,302 mA
+
-4.301m
12V DC 1e-009Ohm U2
DC 1e-009Ohm
R1
1kΩ
A
-
U3
+ - R3 Q1
5G A BC547A
1kΩ
DC 1e-009Ohm
-
A
Vbb
10V U4
R2
DC 1e-009Ohm
1kΩ
-5G
+
11 V
VCC LED2
+
U1
4.79m
-
A
I1 = 4,79 mA
+
-4.789m
12V DC 1e-009Ohm U2
DC 1e-009Ohm
R1
1kΩ
A
-
U3
+ - R3 Q1
5.5G A BC547A
1kΩ
DC 1e-009Ohm
-
A
Vbb
11V U4
R2
-5.5G
DC 1e-009Ohm
1kΩ
+
+ U1
5.304m A DC 1e-009Ohm
-
R1
1kΩ
LED1 Close
Ic = 5.304 Ma
+
Q2 U2
4.913
1kΩ
-
Key=A
100 %
Led Menyala
R2
1kΩ
VCC
12V
+ U1
4.995m A DC 1e-009Ohm
-
R1
LED1
1kΩ
Open
+
Q2 U2 Ic = 4.995 mA
5.227
BC547A DC 10MOhm
R4
Vce = 5.227 V
V
1kΩ
-
90 %
Key=A
R2
1kΩ Led Mati
R1
1kΩ R2 I1 = 5.689 mA
1kΩ
-
5.689m A
IR1
+ IR2
I2 = 5.591 mA
5.591m A
-
I3 = 5.64 mA
Q1
BC547A
Q2
BC547A I4 = 5.64 mA
RL
R3
1kΩ
1kΩ
+ IR3 + IR4
5.64m A 5.64m A
- -
Ext Trig
Vinverting = 1.078 mV
V1 +
+ -
VCC _
A B
1.078m
DC 10MOhm
V 15V + _ + _
Vnon-inverting = 0,883
R1
U2 V 44.459
- V3
DC 10MOhm Vout = 44,459 V
7
8
1
200kΩ +
3
R3
6
2 10kΩ
R2
AD517LH
4
200kΩ
VEE
V2
+ -
0.883m V -15V
DC 10MOhm
Ext Trig
Voutput = 14,111 V
V1 +
+ -
VCC _
A B
0.011 V 15V + _ + _
DC 10MOhm
R1 + V3
U1 V 14.114 DC 10MOhm
7
5
1
200kΩ -
3
R3
6
2 10kΩ
R2
741
4
200kΩ
VEE
V2
+ -
0.013 V -15V
DC 10MOhm
100Ω
R5
100kΩ
15.0V
Vout = 1,027 mV
U3
7
5
1
3
6
2
0.5Vpk 741
4
+ U1
V1 1kHz
0° R4 R6 1.027 V DC 10MOhm
-
100Ω 100kΩ
VEE
-15.0V
7
8
1
3
6
2
AD517LH
4
0.5Vpk
+ U1
V1 1kHz
0° R4 R6 0.15 V DC 10MOhm
-
100Ω 100kΩ
VEE
-15.0V
R1 U3
7
5
1
100Ω 3
6
2
+ U2
R2 1.027 V DC 10MOhm
741 -
4
100Ω
R3
100kΩ
VSS
-15V
OP-AMP AD 571 LH
VDD
VCC
15V 50 %
R4 15V
Key = A
1kΩ Vout = 0.15 uV
R1 U1
7
8
1
100Ω 3
6
2
R2
AD517LH + U2
4
R3
100kΩ
VSS
-15V
R1 VDD
1kΩ
V1 -15V
0.5Vpk
1kHz
0° R2
10kΩ
OP-AMP AD 571 LH
VCC
15V
Vout = 1,879mV
U1
7
8
1
3
6
2
+ U2
1.879m V DC 10MOhm
AD517LH -
4
R1 VDD
1kΩ
V1 -15V
0.5Vpk
1kHz
0° R2
10kΩ
Percobaan 9: Bandwidth
Simulasi Hasil
OP-AMP 741 DIV
VCC
15V XSC1
Ext Trig
+
U3 _
7
5
1
A B
3 + _ + _
6
2
741
Vout = 67,211 mV
4
VDD
-15V
R1 R2
V1
0.5Vpk 1kΩ 10kΩ
1kHz
0°
OP-AMP AD 571 LH
VCC
15V XSC1
Vout = 238,04 mV
Ext Trig
+
U1 _
7
8
1
A B
3 + _ + _
6
2
AD517LH
4
VDD
-15V
R1 R2
V1
0.5Vpk 1kΩ 10kΩ
1kHz
0°
H. REFERENSI