Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRO DASAR

AMPEREMETER SEARAH

Disusun oleh :

Meyla Yan Sari

IK-1B

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2013
JOB 7
AMPEREMETER SEARAH

I. TUJUAN

Setelah mengerjakan praktikum ini mampu :


 Mengenal dan mengoperasikan amperemeter searah dengan benar
 Mengkalibrasi dan memilih batas ukur dengan benar

II. DASAR TEORI

A. Definisi Amperemeter Searah


Ampere meter arus searah atau sering disebut ampere meter DC adalah alat ukur yang
berfungsi untuk mengetahui besarnya arus listrik (DC) yang mengalir pada suatu beban
listrik atau rangkaian elektronika. Alat ukur Ampermeter dipasang secara seri dengan
beban dan Voltmeter dipasang secara paralel dengan beban. Apabila nilai nominal arus
terlalu besar dari batas ukur peralatan Ampermeter maka hal ini sangat membahayakan
alat ukur Amperemeter dan mengakibatkan kerusakan alat ukur tersebut. Agar alat ukur
dapat digunakan maka harus diturunkan lebih dahulu dengan menggunakan
transformator.
Ampere meter menggunakan gerak d’Arsonval yaitu gerakan dasar PMMC (permanent
magnet moving coil) atau sering juga dikenal dengan galvanometer PMMC. Tahanan
Shunt (Shunt resistor). Gerakan dasar dari sebuah ampermeter arus searah adalah
galvanometer PMMC, karena gulungan kumparan dari sebuah gerakan dasar adalah kecil
dan ringan dia hanya dapat mengalirrkan arus yang kecil. Bila yang akan diukur adalah
arus besar, sebagian besar dari arus tersebut perlu dialirkan ke sebuah tahanan yang
disebut shunt.

Rm = tahanan dalam alat ukur


Rs = tahanan shunt
Im = arus defleksi skala penuh dari alat ukur
Is = arus shunt
I = arus skala penuh ampermeter termasuk arus shunt.
Karena tahanan shunt paralel terhadap alat ukur (ampermeter), penurunan tegangan pada
tahanan shunt dan alat ukur harus sama dan dituliskan
Vshunt = Valat ukur IsRs = ImRm
Tahanan shunt yang digunakan dalam sebuah alat ukur dasar bisa terbuat dari sebuah
kawat tahanan bertemperatur konstan yang ditempatkan di dalam instrumen atau sebuah
shunt luar yang memiliki tahanan yang sangat rendah. Shunt Ayrton Batas ukur sebuah
ampermeter arus searah (dc) masih dapt diperbesar dengan menggunakan sejumlah
tahanan shunt yang dipilih melalui sakelar rangkuman. Alat ukur seperti ini disebut
ampermeter rangkuman ganda. Alat ini ditunjukkan pada berikut. Rangkaian ini memiliki
empat shunt Ra, Rb, Rc, dan Rd yang dihubungkan paralel terhadap alat ukur agar
menghasilkan empat batas ukur yang berbeda. Saklar S adalah sebuah sakelar posisi
ganda dari jenis menyambung sebelum memutuskan (make-before break), sehingga alat
pencatat tidak akan rusak, oleh karena tidak terlindungnya rangkaian tanpa sebuah shunt
sewaktu pengubahan batas ukur. Shunt universal atau shunt ayrton dalam gambar diatas
mencegah kemungkinan pemakaian alat ukur tanpa tahanan shunt. Keuntungan yang
diperoleh adalah nilai tahanan total yang sedikit lebih besar. Shunt Ayrton ini
memberikan kemungkinan yang sangat baik untuk menerapkan teori dasar rangkaian
listrik dalam sebuah rangkaian praktis.

B. Penggunaan Amperemeter
Tindakan pencegahan yang harus diperhatikan bila menggunakan sebuah ampermeter
adalah:
1. Jangan sekali-kali menghubungkan ampermeter ke sumber tegangan. Karena
tahanannya yang rendah dia akan mengalirkan arus yang tinggi sehingga merusak alat
tersebut. Sebuah ampermeter harus selalu dihubungkan seri terhadap beban yang
mampu membatasi arus.
2. Periksa polaritas yang tepat. Polaritas yang terbalik menyebabkan defleksi yang
berlawanan yang dapat merusak jarum penunjuk.
3. Bila menggunakan alat ukur rangkuman ganda, mula-mula gunakan rangkuman yang
tertinggi; kemudian turunkan sampai diperoleh defleksi yang sesungguhnya. Untuk
memperbesar ketelitian pengukuran, gunakan rangkuman yang menghasilkan
pembacaan terdekat ke skala penuh.

C. Cara melakukan pengukuran dengan Ampere Meter


Ada 2 cara melakukan pengukuran dengan Ampere Meter :
1. Ampere meter yang tidak memiliki clamp ampere
Clamp Ampere : clamp atau arti dasarnya adalah menggenggam, yang berfungsi
membentuk kalang tertutup. Clamp berbentuk lingkaran yang bisa menyatu dengan alat
ukur atau pun terpisah. Biasanya Ampere meter yang tidak menggunakan clamp ampere
adalah model Ampere meter Analog.
Berikut cara melakukan pengukurannya:
- Ampere meter dipasang seri dengan bebannya, seperti gambar di bawah:

- Atur knob pemilih cakupan mendekati cakupan yang tepat atau di atas cakupan yang
diprediksi berdasarkan perhitungan arus secara teori.

- Bila yakin rangkaian telah benar, hidupkan sumber tegangan dan baca gerakan jarum
penunjuk pada skala V dan A. Hasil pembacaan yang baik bila posisi jarum lebih besar
dari 60% skala penuh meter.
- Bila simpangan terlalu kecil, lakukan pengecekan apakah cakupan sudah benar dan
pembacaan masih dibawah cakupan pengukuran di bawahnya bila ya, matikan power
supply pindahkan knob pada cakupan yang lebih kecil.

- Nyalakan kembali sumber tegangan baca jarum penunjuk hingga pada posisi yang
mudah dibaca.

- Hindari kesalahan pemasangan polaritas sumber tegangan, karena akan menyebabkan


arah simpangan jarum berlawanan dengan seharusnya. Bila arus terlalu besar dapat
merusakkan jarum penunjuk.

2. Ampere meter yang memiliki Clamp Ampere


Umumnya model Ampere meter Digital memiliki Clamp Ampere, baik menyatu dengan
Alat ukur maupun terpisah.
Berikut cara pengukurannya:
Pengukuran ampere tidak perlu memutus rangkaian, cukup dengan meletakkan clamp
ampere pada kabel yang akan diukur, dengan terlebih dulu memilih range yang sesuai.
Berikut ilustrasinya
Sebagai penutup seri Alat ukur, berikut fitur-fitur Alat ukur atau multimeter yang bisa
kita manfaatkan :
1. Auto Ranging : keistimewaan pemilihan range sendiri, mengatur rangkaian
pengukuran alat ukur secara otomatis pada range (rentang) tegangan, arus, atau
tahanan yang benar.
2. Auto Polarity : keistimewaan polaritas otomatis, plus (+) atau minus (-) diaktifkan
pada display digital, menunjukkan polaritas saat pengukuran DC dan tidak perlu
khawatir ujung colok terbalik.
3. HOLD : yaitu tombol penahanan yang menangkap pembacaan dan tampilan dari
memori meskipun colok sudah dilepas. Hal ini bermanfaat, khususnya apabila
mengukur ditempat tertentu dimana Anda tidak dapat membaca dengan jelas hasil
pengukurannya.
4. Dioda Test : Digunakan untuk mengecek bias maju dan mundur dari sambungan
semikonduktor. Umumnya apabila dioda dihubungkan dengan bias maju meter akan
menampilkan penurunan tegangan maju dan berbunyi sebentar, sedangkan pada bias
mundur alat ukur akan menampilka OL. Dan jika dihubung singkat, alat ukur akan
menunjuk angka nol dan memancarkan suara yang terus menerus.
5. MAX/MIN : digunakan untuk mengetahui nilai maksimal/minimal pengukuran
selama alat ukur di colok.
6. Response Time : waktu respon adalah jumlah detik multimeter digital yang
diperlukan rangkaian elektronis untuk menentukan keakuratan kerja.
D. Fungsi Ampermeter
Amperemeter digunakan untuk mengetahui besar arus besar pada rangkaian listrik.
Amperemeter dipasang seri di depan / di belakang beban dengan penyesuaian
polaritasnya.
Kalibrasi dilakukan dengan obeng untuk memutar jarum meter hingga menunjuk skala
nol. Batas ukur (BU) adalah kemampuan Amperemeter mengukur arus searah. Skala
penuh (SP) adalah penunjuk jarum (PJ) maksimum.

III. ALAT
 1 amperemeter
 3 resistor : 100 Ω, 470 Ω, 1 kΩ, 10 k Ω
 1 buah powersupply
 10 buah kabel hubung

IV. RANGKAIAN LISTRIK


1. Rangkaian listrik seri
Dengan R1 = 470 Ω
R2 = 100 Ω

i1 i2

A R1 A

R2

i3
A
A R1

R2

R1 A

R2

R1

R2

2. Rangkaian listrik pararel


Dengan R1 = 1 kΩ
R2 = 10 k Ω

A
I1

R1 R2
A

I2
R1 R2

I3 R1
R2

V. LANGKAH KERJA
a. Membuat rangkaian seperti gambar.
b. Mengukur arus i1, i2, i3 pada rangkaian seri pada beberapa BU dan beberapa nilai
tegangan sumber sambil mengamati posisi jarum dan mencatat hasilnya pada table.
c. Mengukur arus i1, i2, i3 pada rangkaian pararel pada beberapa BU dan beberapa nilai
tegangan sumber sambil mengamati posisi jarum dan mencatat hasilnya pada table.
d. Menghitung arus-arus tersebut pada beberapa tegangan sumber.
VI. DATA PERCOBAAN

Tabel rangkaian listrik seri :


Batas Ukur
Vs I Batas Ukur 30 mA Batas Ukur 0,3 A
T P PJ T P L
I1 8,8 9 L 8,8 10 L
5 I2 8,8 9 L 8,8 10 L
I3 8,8 9 L 8,8 10 L
I1 17,5 17 C 17,5 20 L
10 I2 17,5 17 C 17,5 17 L
I3 17,5 17 C 17,5 17 L
I1 26 25 R 26 25 L
15 I2 26 25 R 26 25 L
I3 26 26 R 26 25 L

Tabel rangkaian listrik pararel :


Batas Ukur
Vs I Batas Ukur 30mA Batas Ukur 0,3 A
T P PJ T P PJ
I1 5,5 6 L 5,5 10 L
5 I2 5 6 L 5 10 L
I3 0,5 0,5 L 0,5 3 L
I1 11 11 C 11 20 L
10 I2 10 11 C 10 10 L
I3 1 1 L 1 3 L
I1 16,5 16 C 16,5 30 L
15 I2 15 16 C 15 20 L
I3 1,5 2 L 1,5 3 L
VII. PEMBAHASAN

Pembahasan tabel 1 :
Pada tabel satu, digunakan resistansi bernilai 470 Ω dan 100 Ω dipasang secara seri.
Batas Ukur
Vs I Batas Ukur 30 mA Batas Ukur 0,3 A
T P PJ T P L
I1 8,8 9 L 8,8 10 L
5 I2 8,8 9 L 8,8 10 L
I3 8,8 9 L 8,8 10 L
I1 17,5 17 C 17,5 20 L
10 I2 17,5 17 C 17,5 17 L
I3 17,5 17 C 17,5 17 L
I1 26 25 R 26 25 L
15 I2 26 25 R 26 25 L
I3 26 26 R 26 25 L

- Sumber tegangan 5 volt pada pada arus i1, dimana amperemeter di rangkai secara seri
setelah positif baterai :

Di cari besar arus listriknya menggunakan rumus secara teori

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 30 mA terbaca
arus yang mengalir sebesar 9 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 0,3 A terbaca arus
yang mengalir sebesar 10 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

- Sumber tegangan 5 volt pada pada arus i2, dimana amperemeter di rangkai secara seri
diantara nilai resistansi 100 Ω dan 470 Ω :

Di cari besar arus listriknya menggunakan rumus secara teori


Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 30 mA terbaca
arus yang mengalir sebesar 9 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 0,3 A terbaca arus
yang mengalir sebesar 10 mA dengan posisi jarum terletak di ssebelah kiri.

- Sumber tegangan 5 volt pada pada arus i3, dimana amperemeter di rangkai secara seri
setelah kutub negatif baterai :

Di cari besar arus listriknya menggunakan rumus secara teori

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 30 mA terbaca
arus yang mengalir sebesar 9 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 0,3 A terbaca arus
yang mengalir sebesar 10 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

- Sumber tegangan 10 volt pada pada arus i1, dimana amperemeter di rangkai secara
seri setelah positif baterai :

Di cari besar arus listriknya menggunakan rumus secara teori

= 17,5 mA

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 30 mA terbaca
arus yang mengalir sebesar 17 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.
Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 0,3 A terbaca arus
yang mengalir sebesar 17 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

- Sumber tegangan 10 volt pada pada arus i2, dimana amperemeter di rangkai secara
seri diantara nilai resistansi 100 Ω dan 470 Ω :

Di cari besar arus listriknya menggunakan rumus secara teori

= 17,5 mA

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 30 mA terbaca
arus yang mengalir sebesar 17 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 0,3 A terbaca arus
yang mengalir sebesar 17 mA dengan posisi jarum terletak di ssebelah kiri.

- Sumber tegangan 10 volt pada pada arus i3, dimana amperemeter di rangkai secara
seri setelah kutub negatif baterai :

Di cari besar arus listriknya menggunakan rumus secara teori

= 17,5 mA

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 30 mA terbaca
arus yang mengalir sebesar 17 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 0,3 A terbaca arus
yang mengalir sebesar 17 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

- Sumber tegangan 15 volt pada pada arus i1, dimana amperemeter di rangkai secara
seri setelah positif baterai :

Di cari besar arus listriknya menggunakan rumus secara teori


= 26 mA

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 30 mA terbaca
arus yang mengalir sebesar 25 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kanan.

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 0,3 A terbaca arus
yang mengalir sebesar 25 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

- Sumber tegangan 15 volt pada pada arus i2, dimana amperemeter di rangkai secara
seri diantara nilai resistansi 100 Ω dan 470 Ω :

Di cari besar arus listriknya menggunakan rumus secara teori

= 26 mA

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 30 mA terbaca
arus yang mengalir sebesar 25 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kanan.

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 0,3 A terbaca arus
yang mengalir sebesar 25 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

- Sumber tegangan 15 volt pada pada arus i3, dimana amperemeter di rangkai secara
seri setelah kutub negatif baterai :

Di cari besar arus listriknya menggunakan rumus secara teori

= 26 mA

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 30 mA terbaca
arus yang mengalir sebesar 26 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kanan.
Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 0,3 A terbaca arus
yang mengalir sebesar 25 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

Pembahasan tabel 2 :
Pada tabel dua, digunakan resistansi bernilai 1 kΩ dan 10k Ω dipasang secara
pararel.
Batas Ukur
Vs I Batas Ukur 30mA Batas Ukur 0,3 A
T P PJ T P PJ
I1 5,5 6 L 5,5 10 L
5 I2 5 6 L 5 10 L
I3 0,5 0,5 L 0,5 3 L
I1 11 11 C 11 20 L
10 I2 10 11 C 10 10 L
I3 1 1 L 1 3 L
I1 16,5 16 C 16,5 30 L
15 I2 15 16 C 15 20 L
I3 1,5 2 L 1,5 3 L

- Sumber tegangan 5 volt pada pada arus i1, dimana amperemeter di rangkai secara
pararel setelah positif baterai :

Di cari besar arus listriknya menggunakan rumus secara teori

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 30 mA terbaca
arus yang mengalir sebesar 6 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 0,3 A terbaca arus
yang mengalir sebesar 10 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.
- Sumber tegangan 5 volt pada pada arus i2, dimana amperemeter di rangkai secara
pararel diantara nilai resistansi 1 kΩ dan 10 kΩ :

Di cari besar arus listriknya menggunakan rumus secara teori dimana :

Jadi :
i2 = 5 Ω
i3 = 0.5 Ω
Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 30 mA terbaca
arus yang mengalir sebesar 6 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 0,3 A terbaca arus
yang mengalir sebesar 10 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

- Sumber tegangan 5 volt pada pada arus i3, dimana amperemeter di rangkai secara
pararel setelah negatif baterai :

Di cari besar arus listriknya menggunakan rumus secara teori

Jadi :
i2 = 5 Ω
i3 = 0.5 Ω
Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 30 mA terbaca
arus yang mengalir sebesar 0,5 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 0,3 A terbaca arus
yang mengalir sebesar 3 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

- Sumber tegangan 10 volt pada pada arus i1, dimana amperemeter di rangkai secara
pararel setelah positif baterai :

Di cari besar arus listriknya menggunakan rumus secara teori


= 11 mA

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 30 mA terbaca
arus yang mengalir sebesar 11 mA dengan posisi jarum terletak di tengah.

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 0,3 A terbaca arus
yang mengalir sebesar 20 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

- Sumber tegangan 10 volt pada pada arus i2, dimana amperemeter di rangkai secara
pararel diantara nilai resistansi 1 kΩ dan 10 kΩ :

Di cari besar arus listriknya menggunakan rumus secara teori

Jadi
i2 = 11
i3 = 1
Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 30 mA terbaca
arus yang mengalir sebesar 11 mA dengan posisi jarum terletak di tengah.

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 0,3 A terbaca arus
yang mengalir sebesar 10 mA dengan posisi jarum terletak di tengah.

- Sumber tegangan 10 volt pada pada arus i3, dimana amperemeter di rangkai secara
pararel setelah negatif baterai :

Di cari besar arus listriknya menggunakan rumus secara teori


Jadi
i2 = 11
i3 = 1
Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 30 mA terbaca
arus yang mengalir sebesar 1 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 0,3 A terbaca arus
yang mengalir sebesar 3 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

- Sumber tegangan 15 volt pada pada arus i1, dimana amperemeter di rangkai secara
pararel setelah positif baterai :

Di cari besar arus listriknya menggunakan rumus secara teori

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 30 mA terbaca
arus yang mengalir sebesar 16 mA dengan posisi jarum terletak di tengah.

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 0,3 A terbaca arus
yang mengalir sebesar 30 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

- Sumber tegangan 15 volt pada pada arus i2, dimana amperemeter di rangkai secara
pararel diantara nilai resistansi 1 kΩ dan 10 kΩ :

Di cari besar arus listriknya menggunakan rumus secara teori dimana :

Jadi :
i2 = 15 Ω
i3 = 1.5 Ω
Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 30 mA terbaca
arus yang mengalir sebesar 16 mA dengan posisi jarum terletak di tengah.

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 0,3 A terbaca arus
yang mengalir sebesar 20 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

- Sumber tegangan 15 volt pada pada arus i3, dimana amperemeter di rangkai secara
pararel setelah negatif baterai :

Di cari besar arus listriknya menggunakan rumus secara teori

Jadi :
i2 = 15 Ω
i3 = 1.5 Ω
Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 30 mA terbaca
arus yang mengalir sebesar 2 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

Di cari besar arus listriknya menggunakan amperemeter dengan batas ukur 0,3 A terbaca arus
yang mengalir sebesar 3 mA dengan posisi jarum terletak di sebelah kiri.

VIII. PERTANYAAN
1. Bandingkan hasil praktik dan teori
2. Jelaskan pemilihan BU yang tepat (hasil praktik dekat dengan teori)
3. Dimana posisi jarum untuk data yang valid (terukur dekat dengan terhitung)
4. Bagaimana mengatasi arah gerak jarum meter bila terbalik?
5. Carilah rumus untuk mendapatkan nilai terukur dari variable : PJ, BU, dan SP

IX. KESIMPULAN
1. Untuk menghitung arus listrik melaui alat ukur harus diperhatikan pemilihan
batas ukur yang tepat. Apabila arus yang kita ukur itu besar, maka kita
gunakan batas ukur yang besar. Apabila arus kita yang kita ukur keci, maka
kita gunakan batas ukur yang kecil pula, agar tingkat ketelitian lebih akurat
dan presentase kesalahan yang terjadi kecil.
Dalam percobaan ini, batas ukur yang valid adalah 0,3 mA
2. Kita harus memperhatikan dalam membuat rangkaian listrik, apabila posisi
penunjuk jarum terbalik, kita harus mengubah rangkaian tersebut karena posisi
jarum menunjukkan susunan rangkaian yang salah.
3. Dalam setiap percobaan menggunakan amperemeter kita perlu melakukan
kalibrasi atau membuat nol ampere, agar hasil yang kita peroleh akurat.

X. DAFTAR PUSTAKA

http://elektronika-dasar.web.id
XI. LAMPIRAN

1. Hasil perbandingan

Perbandingan hasil praktik dan teori pada rangkaian listrik seri :


Vs I Batas Ukur
batas ukur 30 mA Batas Ukur 0,3 A
T P T P
5 I1 8,8 9 8,8 10
I2 8,8 9 8,8 10
I3 8,8 9 8,8 10
10 I1 17,5 17 17,5 20
I2 17,5 17 17,5 17
I3 17,5 17 17,5 17
15 I1 26 25 26 25
I2 26 25 26 25
I3 26 26 26 25

Perbandingan hasil praktik dan teori pada rangkaian listrik pararel :


Vs I Batas Ukur
batas ukur 30 mA Batas Ukur 0,3 A
T P T P
5 I1 5,5 6 5,5 10
I2 5 6 5 10
I3 0,5 0,5 0,5 3
10 I1 11 11 11 20
I2 10 11 10 10
I3 1 1 1 3
15 I1 16,5 16 16,5 30
I2 15 16 15 20
I3 1,5 2 1,5 3

2. Pemilihan BU yang tepat yaitu menggunakan batas ukut 30 mA, karena memiliki
presentase kesalahan yang lebih kecil daripada menggunakan batas ukur 0,3 A.
Cara menghitung presentase kesalahan :
- Presentase kesalahan pada BU = 30 mA
Keterangan :

= hasil praktik – hasil teori, atau


Hasil teori – hasil praktik
Ht = hasil teori
- Presentase kesalahan pada BU = 0,3 A

Keterangan :

= hasil praktik – hasil teori, atau


Hasil teori – hasil praktik
Ht = hasil teori

3. Posisi jarum untuk data yang valid yaitu posisi jarum yang berada tepat pada bar,
sehingga tidak ada nilai desimal yang dikira-kira hasilnya oleh pembaca.
4. Cara mengatasi arah gerak jarum meter bila terbalik adalah dengan mengganti
susunan rangkaian, karena arah gerak jarum meter itu terbalik karena rangkaian
listrik yang kita susun salah.
5. Rumusnya :

Posisi jarum sebanding lurus dengan hasil terukur


Batas ukur berbanding lurus dengan hasil terukur
Skala penuh berbanding terbalik dengan hasil terukur

Gambar praktikum :

Anda mungkin juga menyukai