Anda di halaman 1dari 12

BAB I

MENGUKUR ARUS, TEGANGAN, FREKWENSI DAN DAYA LISTRIK

Pada umumnya pengukuran besaran listrik pada industri, sekolah maupun rumah
tangga adalah pengukuran arus, tegangan , frekwensi dan daya listrik.

1.1. Pengukuran Arus Listrik

a. Amperemeter

Alat untuk mengukur arus pada suatu penghantar adalah ampere meter dan tang
amper. Alat ukur ampere meter ada dua jenis :

 Alat ukur ampere meter/ tang ampere DC ( Direct current ) untuk arus searah
Dengan simbol A satuan ampere

Gambar Ampere meter DC

Gambar Amperemeter dan Bagian-bagiannya

1
Pembacaan satu strip

Jumlah nilai skala akhir


Pembacaa satu strip =
Jumlah strip

Jumlah Strip = 30
Jumlah nilai skala akhir = 6 ,
Maka,
Satu strip = 6 / 30 = 0, 2

Gambar Pembacaan strip

Rangkaian pengukuran arus pada suatu penghantar dengan alat amperemeter.


Pemasangan alat ukur amperemeter pada rangkaian harus dihubungkan dengan hubungan
seri terhadap beban. Alat uku amperemeter DC untuk mengukur arus searah.

I = arus yang mengalir


▪ A ▪Amperemeter DC
searah (DC)
Tegangan
Sumber

Gambar Rangkaian pengukuran Arus

 Alat ukur ampere meter AC/ tang ampere AC ( alternating current) untuk arus bolik-
balik.
A
Dengan simbol dengan satuan ampere

Gambar Ampere meter AC

2
Pada suatu rangkaian bolak-balik perlu suatu alat ukur amperemeter bolak-balik (AC)
untuk mengukur arus bolak-balik pada rangkain tersebut, seperti gambar pemasangan
dibawah ini.

I = arus yang mengalir


▪ A▪
bola -balik
Tegangan
Sumber

(AC) R

Gambar Rangkaian pengukuran Arus AC

Rangkaian pengukuran dengan alat ampere meter mempunyai tahanan dalam pada
amperemeter.

I’’ I
R shunt I’ Gambar
R1 Rangkaian tahanan dalam

I” = arus shunt Rk = Tahanan alat ukur


I’ = arus yang masuk kedalam Rs = Tahanan shunt ( untuk
kumparan mengelakkkan arus yang
I = arus yang akan diukur besar)
Dimana :
V shunt = V alat ukur
Rk. I’
I”.. Rs = I’. Rk Rs = Karena : I” = I - I ‘
I”

Rk. I’
Maka : Rs =
I – I’
Dengan demikian untuk setiap nilai arus skala penuh, besarnya tahanan shunt yang
diperlukan dapat ditentukan.

Contoh,
Sebuah alat ukur 1 mA dengan tahanan dalam 100 ohm akan diubah menjadi 0 – 100 m A .
Tentukan nilai tahanan yang diperlukan.

3
Penyelesaian: Is = I – Ik 100 - 1 = 99 m A

Rs = Ik . Rk / Is = 1 x 1000 / 99 = 1,01 ohm.

Nilai tahanan dalam amperemeter:


Tabel Tahanan dalam dan nilai maksimum ampere meter

No Nilai skala maksimum Tahanan dalam (ohm)


1. 10 A 0,005
2. 1A 0,05
3. 100 m A 0,4
4. 10 m A 0,72
5. 1mA 380
6. 100  A 8100

a. Tang ampere
Pengukuran alat ukur dengan tang ampere sama dengan alat ukur portable yaitu
hubungan seri. alat tang amper praktis tanpa pemutusan pada penghantar hanya
memasukkan kabel penghantar pada cengkraman alat. Cara pembacaan sama dengan alat
ukur portable amperemeter.

Gambar Diagram tang amper

4
Gambar Pengukuran Arus dengan tang amper

1.2. Pengukuran Tegangan

Alat untuk mengukur tegangan pada suatu rangkaian berbeban adalah Voltmeter .
Alat ukur voltmeter ada dua jenis :
 Alat ukur voltmeter DC ( Direct current ) untuk tegangan searah
dengan simbol V satuan volt
 Alat ukur ampere meter AC/ tang ampere AC ( alternating current) bolik-balik
dengan simbol dengan satuan volt
~V

Gambar Voltmeter AC

5
Terminal batas ukur

Term.positip(+) 150 300


VA VSkala
A meter

V voltmeter
Volt meter

Gambar Voltmeter dan Bagian-bagiannya

Pemasangan alat ukur voltmeter pada suatu rangkaian berbeban harus dihubungkan
dengan hubungan paralel terhadap beban.

I = arus yang mengalir


searah (DC)

V
Tegangan

V
Sumber

R
▪voltmeter DC

Gambar Alat ukur voltmeter DC untuk tegangan searah

I = arus
V yang mengalir

▪V
bola-balik
Tegangan
Sumber

~
▪voltmeter AC
R
(AC)

Gambar Alat ukur voltmeter AC untuk tegangan bolak-


balik

Tahanan dalam dari alat ukur voltmeter kira-kira berkisar antara 100 Ω/V sampai dengan
100 K Ω/V.
1.3. Frekwensi Meter.

6
Alat untuk mengukur frekwuensi pada suatu tegangan bolak-balik adalah
frekwensimeter . Alat ukur frekwensi dengan salah satu diantaranya tipe alat ukur
frekwuensi dari tipe lidah-lidah bergetar.
Bila sejumlah kepingan baja yang tipis membentuk lidah-lidah bergetar, dan masing-masing
mempunyai perbedaan-perbedaan frekwensi getarnya yang relatif tidak jauh satu sama lainnya.
Dibariskan diberikan medan magnit arus bolak-balik, maka salah satu dari lidah-lidah getar akan
beresonansi dan memberikan defleksi yang besar bila frekwensi getarnya adalah sama dengan frewensi
medan magnit bolak-balik tersebut, maka gaya yang bekerja pada lidah getar berbanding lurus dengan
kwadrat dari magnit yang tetap Φ yang disebabkan oleh magnit parmanen dan fluksi arus bolak-balik.

Lidah bergetar

Kumparan
penguat N

Gambar Frekwensi dengan type lidah bergetar.

1.4. Pengukuran Daya Listrik

Wattmeter 1 fasa adalah alat untuk mengukur daya listrik suatu beban listrik AC 1 fasa maupun
3 fasa. Gambar di bawah memperlihatkan penampang atas sebuah wattmeter 1 fasa model PD-310; kelas
0.5; buatan Takimoto Electrical Instrument CO. LTD.

7
Keterangan gambar :

a) Terminal tegangan 120 V

b) Terminal tegangan 240 V

c) Terminal 

d) Terminal tegangan 60 V

e) Terminal arus A

f) Terminal hubungan seri atau paralel

g) Skala pembacaan

h) Cermin

i) Jarum penunjuk

j) Sekrup pengatur kedudukan jarum

a. Penanganan Wattmeter.

Wattmeter portable biasanya mempunyai dua atau lebih batas ukur untuk setiap tegangan atau
amperemeter seperti ditunjukkan gambar diagram wattmeter.

Dalam wattmeter satu phasa yang mana arus nominal dapat dirubah pada batas ukur 5 A dan 2,5
A untuk tegangan nominal 240 V, 120 V batas batas ukur dan pengganda ditentukan seperti tabel
dibawah ini:

Tabel Penggandaan nilai skala mak. Wattmeter, Tegangan dan Arus nominal

Tegangan nominal
(V) 240 V 120V 60 V
Arus nominal (A)
Pengganda
5A 10 5 2,5

2,5 A 5 2,5 1,25


Nilai skala
maksimum W

8
5A 1200 600 300

2,5 A 600 300 150

b. Pengukuran Daya Wattmeter Dengan System :


1) Sumber Tegangan Satu fasa dengan system satu wattmeter satu fasa :

WATTMETERR
I
Spoel arus
● ●

Spoel tegangan
SUMBER V1 V BEBAN
TEGANGAN

Gambar Wattmeter satu fasa

Maka yang terbaca dalam wattmeter : Daya real (P) dengan rumus

P = I x V : untuk arus searah

P = I x V cos α :untuk arus bolak-balik satu fasa jika :

Jenis beban tahanan Resistif cos α = Mendekati 1

Jenis beban tahanan induktif cos α < 0,65

JenisWattmeter
Cara pembacaan beban tahananSatu
capasitif
Fasa cos: α < 0,65

Jarum Penunjuk (JP) x Skala Klem ( Arus x Tegangan)


Hasil Pengukuran (HP) =
Skala nilai maksimum

2) Sumber Tegangan tiga fasa dengan beban seimbang:


 Satu wattmeter satu fasa
Pengukuran Daya listrik dengan sebuah wattmeter pada instalasi tiga fasa dengan
penghantar : R, S , T tanpa penghantar dengan netral dengan beban yang sama atau muatan
yang sama.

9
P total = 3 x P ( wattmeter )

Perbandingan dengan Rumus :

P = IxV x 3 cos α :untuk arus bolak-balik satu fasa jika :


Jenis beban tahanan Resistif cos α = Mendekati 1
Jenis beban tahanan induktif cos α < 0,65
Jenis beban tahanan capasitif cos α < 0,65
P
cos α =
VXI

WATTM ETER
I
Spoel arus
PENGHANTAR
● ●
FASA R

Spoel tegangan

B
E
PENGHANTAR B
FASA S A
N

PENGHANTAR
FASA T

Gambar Rangkaian pengukuran daya dengan satu wattmeter satu fasa

 Dua wattmeter satu fasa ,


Dua wattmeter merupakan metode yang paling umum digunakan dalam mengukur daya tiga
fasa dengan rangkaian tiga penghantar. Meskipun beban seimbang dan beban tidak
seimbang yang dihubungkan dengan hubungan bintang, daya diperoleh adalah merupakan
jumlah dua wattmeter.

WATTM ET ER.1
Spoel arus
PENGANT AR ● ● ●
FASA R ●
TEGANGA Spoel tegangan

NS B
E
● B
PENGANT AR A
FASA S N
Spoel tegangan


PENGANT AR ● ●
Spoel arus
FASA T
WATTM ET ER.2

Gambar Pengukuran Daya dua wattmeter

10
V1.2
P1 = V1.2 X I 1 COS (α +
30º)

V2
P2= V3 .2 X I 1 COS (α - 30º)

30º

V3.2

α 30º

V1.2
V3 V1

Gambar Diagram Vector dua wattmeter

Gambar diagram vector untuk tegangan dan arus yang seimbang yang menggunakan
metode dua wattmeter. Bila pembacaan dari dua wattmeter tersebut adalah P1 dan P2 maka,

P1 = V 1.2 X I 1 COS (α + 30º)

P2 = V3.2 X I 1 COS (α - 30º)

P = P1 + P2

P = V1.2 X I 1 COS (α + 30º) + V3.2 X I 1 COS (α - 30º)

Disini :

V 1.2 = V 3.2 = 3 x V1 . I 1 = V3

P = 3 x V1 . I 1 cos α

P menunjukkan daya tiga fasa


Bila sudut factor daya beban lebih dari 60 derajat (factor daya
adalah 0,5 atau kurang), P1 akan mengalami negatif dan oleh
karena itu daya tiga ohasa P bias diperoleh dari :
P = P2 - P1

11
3) Sumber tegangan tiga fasa dengan dengan tidak seimbang
 Tiga wattmeter satu fasa
Jika setiap penghantar beban tidak sama, maka perlu dibuat system tiga wattmeter tanpa
penghantar netral ataupun dengan penghantar netral. Jika beban seimbang maupun tidak
seimbang maka :

P total = P1 + P2 + P3 atau

P total = V1 . I1 cos α1 + V2 . I2 cos α2 + V3 . I3 cos α3

Jika hubungan bintang :


Tegangan line = 0,73 x tegangan fasa/ beban

P total = Vfasa 1 . I1 cos α1 + Vfasa 2 . I2 cos α2 + Vfasa3 . I3 cos α3


Jika hubungan Delta :
Arus line = 0,73 x Arus fasa/ beban

P total = V1 . Ifasa 1 cos α1 + V2 . Ifasa 2 cos α2 + V3 . Ifasa 3 cos α3

 Wattmeter tiga fasa:


Sistem satu wattmeter tiga fasa merupakan sistem dua wattmeter yang mana kumparan
tegangan dan kumparan arus dari wattmeter satu fasa masing-masing dipasang diatas dan
dibawah, dengan kumparan-kumparan putar ( kumparan tegangan P1 dan P2 dipasang pada
poros yang sama.

Cara pembacaan Wattmeter Tiga Fasa :

Jarum Penunjuk (JP) x Skala Klem ( Arus x Tegangan x 2 )


Hasil Pengukuran (HP) =
Skala nilai maksimum

Cakupan dari ketiga penghantar beban.

Penghantar fasa R●

B
P1
E
Penghantar fasa T
● ● B
P2
● A
N
Penghantar fasa S ●

P3

Wattmeter tiga fasa

Gambar Wattmeter tiga fasa

12

Anda mungkin juga menyukai