Anda di halaman 1dari 34

STATISTIKA PENGUKURAN LISTRIK

DAN PENGUKURAN LISTRIK


ARUS BOLAK-BALIK
Pengolahan Data Pengukuran
◦ Kesalahan dengan tidak sengaja (random errors) biasanya tidak
diketahui penyebabnya dan terjadi walaupun semua kesalahan
sistematis telah diperhitungkan.

◦ Cara untuk memperbaiki kesalahan ini adalah dengan


melakukan pengukuran berulang-ulang dan menggunakan cara
statistik untuk mendapatkan pendekatan yang paling baik
dengan harga sebenarnya.

◦ Teknik statistic yang digunakan adalah Teknik deviasi standar.


Contoh:
◦ Suatu pengukuran arus yang dilakukan oleh 6 orang pengamat :
X1 = 12,8 mA X4 = 13,1 mA
X2 = 12,2, mA X5 = 12,9 mA
X3 = 12,5 mA X6 = 12,4 mA

Pertanyaan : a. Nilai Rata-Rata


b. Deviasi (Penyimpangan) terhadap nilai rata-rata
Jawab :
𝑿𝟏 + 𝑿𝟐 +⋯+𝑿𝒏
Rumus Nilai Rata-Rata : X̅ = 𝒏
Keterangan:
X̅ = Nilai rata-rata
N = Jumlah pembacaan/pengukuran
X1,X2,…dst = Pembacaan yang dilakukan
12,8+ 12,2+12,5+13,1+12,9+12,4
◦ X̅ = 6

75,5
◦ = = 12,65 𝑚𝐴
6

◦ Maka besar nilai rata-rata hasil pengukuran = 12,65 mA


◦ Penyimpangan-penyimopangan dari pembacaan 1 sampai 6 :

d1 = 12,8 – 12,65 = 0,15 mA


d2 = 12,2 – 12,65 = - 0,45 mA
d3 = 12,5 – 12,65 = - 0,15 mA
d4 = 13,1 – 12,65 = 0,45 mA
d5 = 12,9 – 12,65 = 0,25 mA
d6 = 12,4 – 12,65 = - 0,25 mA
◦ Hitung nilai Deviasi rata-rata:
0,15+0,45+0,15+0,45+0,25+0,25
◦ D=
6

1,7
◦ = = 0,283 𝑚𝐴
6

◦ Deviasi Standar (Root-mean-square) digunakan untuk menganalisis kesalahan-


kesalahan acak secara statistic, dan cara ini yang paling baik digunakan
Rumus Deviasi Standar :
𝒅𝟐𝟏 +𝒅𝟐𝟐 +𝒅𝟐𝟑 +⋯+𝒅𝟐𝒏 σ 𝒅𝟐𝒕
◦ 𝝈= =
𝒏−𝟏 𝒏−𝟏

Keterangan:
n = Jumlah data
σ = Deviasi standar
d = Deviasi (penyimpangan) selisih suatu pembacaan dengan nilai rata-rata
◦ Hasil perhitungan Deviasi Standar menjadi besaran r, yaitu kesalahan yang mungkin
(probable error)
◦ r = 0,6745 σ
◦ Atau didefinisikan menjadi : Kesalahan yang mungkin r = ± 0,6475 σ (untuk kesalahan
acak)

◦ Maka nilai r adalah …..


Soal Latihan :
◦ Pengukuran sebuah tahanan dilakukan sebanyak 10 kali dan harganya sebagai
berikut :
101,2 Ω; 101,7 Ω; 101,3 Ω; 101,0 Ω; 101,5 Ω; 101,3 Ω; 101,2 Ω; 101,4 Ω; 101,3 Ω; 101,1 Ω
Dengan menganggap bahwa hanya terjadi kesalahan acak, tentukan :
a. Nilai rata-rata
b. Deviasi Standar
c. Kesalahan yang mungkin
Ampere Meter Kumparan Putar

Keterangan:

Rm = tahanan dalam alat ukur


Rsh = tahanan shunt
Ish = arus shunt
Im = arus kumparan putar
I = arus pada skala penuh
amperemeter, termasuk arus
shunt
Cara menghitung Tahanan Shunt (R shunt)

V shunt = V alat Ukur

Ish . Rsh = Im . Rm

Rsh = (Im . Rm)/Ish Rsh = (Im . Rm)/ (I – Im)


Karena Ish = I – Im

Maka
Voltmeter Kumparan Putar
Keterangan:

Rm = tahanan dalam alat ukur


Rs = tahanan shunt
Im = arus kumparan putar
I = arus pada voltmeter,
defleksi dari alat ukur

Maka

V = I (Rs + Rm), sehingga

Rs = (V – I . Rm)/I , atau

Rs = (V/I) - Rm
Soal Latihan
1. Sebuah Amperemeter kumparan putar mempunyai skala maksimum 50 mA, bila
kumparan putar mempunyai tahanan dalam 3 Ohm dan arus Im = 1 mA, hitunglah
Rshunt yang harus dipasang.

2. Sebuah kumparan putar dengan tahanan dalam 30 Ohm, Im = 3mA, akan


digunakan untuk mengukur tegangan 50 Volt, tentukan Rpengali (Rshunt) yang harus
diseri dengan kumparan putar.
Pengukuran Besaran Listrik Arus Bolak-
Balik (AC)
◦ Sinyal arus searah/direct current (DC) hanya mengalir satu arah saja , yaitu dari
tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah.
◦ Sinyal arus bolak-balik /alternating current (AC) terjadi perubahan polaritas (perioda
positif dan perioda negative.
Alat Ukur Untuk Arus Bolak-Balik
Mengukur dengan Multimeter Digital

Catatan:
Memasukkan tegangan saat kabel uji
dimasukkan ke terminal “A” dapat
merusak multimeter digital.

Akibatnya, sebaiknya matikan daya ke


sirkuit yang sedang diukur sehingga
tegangan tidak diterapkan secara tidak
sengaja.

Kemudian sambungkan arus secara seri


dengan terminal pengukuran dan
nyalakan kembali.
Pengukuran dengan Probe Arus
Probe arus adalah alat yang memungkinkan instrumen seperti osiloskop untuk mengukur bentuk
gelombang arus dengan mengubah arus menjadi tegangan.

Alat ini penggunaannya luas, karena memungkinkan pengamatan sinyal dari isolasi luar (tanpa
memotong kabel atau konduktor lainnya), dan dapat mengakomodasi arus dengan berbagai besaran.
Tipe-Tipe Probe Arus

Tipe Rogowski: mengukur arus


Tipe CT; Dirancang khusus untuk Tipe Hall Element: dapat dengan mengubah tegangan yang
mengukur arus AC. digunakan untuk mengukur arus diinduksi dalam kumparan inti udara
Relatif murah dan tidak AC dan DC. Mereka tidak mahal, oleh medan magnet AC yang terjadi
memerlukan catu daya, meskipun tetapi mereka menderita kerugian di sekitar arus yang diukur. Rentan
tidak dapat digunakan untuk termasuk presisi yang relatif buruk terhadap noise dan kurang presisi.
mengukur arus DC. dan penyimpangan yang Tetapi bisa mengukur arus yang
disebabkan oleh suhu dan waktu, tinggi dan tidak bisa untuk arus DC.
Tipe-Tipe Probe Arus (Lanjutan)

Tipe fluks nol AC/DC (tipe deteksi


Tipe AC Zero-Flux Tipe AC/DC Zero-Flux (tipe gerbang fluks / fluxgate)
Probe ini meningkatkan deteksi elemen Hall) Sensor ini menggabungkan metode
karakteristik probe tipe CT pada Sensor ini menggabungkan metode CT dengan elemen FG (fluxgate),
pita frekuensi rendah. dapat CT dengan elemen Hall, memungkinkan mereka untuk
melakukan pengukuran di pita memungkinkan mereka untuk mengukur arus DC dan AC. Hasil
frekuensi yang luas, sangat cocok mengukur arus DC dan AC. pengukurannya sangat akurat dan
untuk pengukuran daya.
stabil,
Pengukuran dengan Clamp Meter
Meter penjepit dapat mengukur arus hanya
dengan dijepit di sekitar kabel, meter penjepit
juga dapat digunakan untuk memeriksa nilai
arus tanpa memotong sirkuit/rangkaian.
Instrumen ini memanfaatkan fakta bahwa
medan magnet yang terjadi ketika arus
mengalir sebanding dengan besarnya arus;
dengan mengukur medan itu, arus dapat
diukur.
Jika meter penjepit dijepit di sekitar dua kabel
bolak-balik, medan magnet akan membatalkan
satu sama lain.
Sehingga, hindari menjepit meteran di sekitar
X
pasangan kabel seperti itu, kecuali saat
mengukur arus bocor.
Nilai-Nilai Besaran Listrik Arus Bolak-Balik (AC)

◦ Nilai Sesaat
◦ Nilai sesaat suatu tegangan
atau arus adalah nilai
tegangan atau arus pada
sembarang waktu
peninjauan
Nilai-Nilai Besaran Listrik Arus Bolak-Balik (AC)

◦ Nilai Maksimum
◦ Nilai max dari gelombang
sinus adalah nilai
tegangan/arus pada max
negative atau max positif
terhadap titik nol.
◦ Untuk gelombang sinus
tertentu nilai peak adalah
konstan dan dinyatakan dgn
Vm dan Im.
Nilai-Nilai Besaran Listrik Arus Bolak-Balik (AC)

◦ Nilai Puncak ke Puncak


◦ Nilai Puncak ke Puncak dari
gelombang sinus adalah nilai
tengangan/arus dari peak
positif ke peak negative.
◦ Dinyatakan sebagai 2 kali
nilai maksimum
Nilai-Nilai Besaran Listrik Arus Bolak-Balik (AC)

◦ Nilai Rata-Rata (Average)


◦ Nilai rata-rata dari
gelombang sinus selalu
bernilai nol karena saling
meniadakan,
◦ Nilai Rata-rata ini adalah total
area setengah siklus kurva
dibagi dengan jarak kurva
sepanjang jarak kurva.
Nilai-Nilai Besaran Listrik Arus Bolak-Balik (AC)

◦ Nilai Efektif (rms = root mean Didapatkan hub. Nilai Max


square) dan Nilai Efektif:
◦ Pada rangkaian AC, V dan I
berubah secara periodic,
maka untuk penggunaan
praktikal perlu besaran listrik
bolak-balik yang tetap
◦ Harga Efektif adalah harga
arus bolak-balik yang Atau dengan kata lain:
menghasilkan panas yang
sama dalam penghantar yang
sana dalam waktu seperti arus
searah
Nilai-Nilai Besaran Listrik Arus Bolak-Balik (AC)
◦ Beberapa nilai dalam satu sinyal arus bolak-balik:
1. Harga puncak ke puncak :
Harga puncak positif ke puncak negative atau 2x nilai puncak
2. Harga maksimum:
Harga maksimum dari amplitude arus atau tegangan AC. Disebut juga
harga puncak
3. Harga rata-rata:
Harga rata-rata dari arus bolak-balik selama ½ periode.
4. Harga Efektif/ Nilai rms :
Nilai yang menghasilkan energi panas yang sama pada resistor
sebagaimana yang dihasilkan oleh tegangan dan arus searah yg sama.
◦ Catatan: Pembacaan besaran listrik AC biasanya menggunakan Osiloskop, yang
dibaca oleh multimeter AC adalah Nilai Efektifnya
Nilai-Nilai Besaran Listrik Arus Bolak-
Balik Praktikal
◦ Tegangan AC berubah-ubanh polaritasnya dan Arus AC berubah-ubah arah arusnya.
◦ Salah satu cara untuk menyatakan ni;ai AC, atau magnitude (amplitudo) besaran AC
adalah dengan mengukur tinggi puncak dari bentuk gelombangnya (Nilai Peak) atau
tinggi total antara dua puncak yang polaritasnya berlawanan (Nilai Peak to Peak)
Nilai-Nilai Besaran Listrik Arus Bolak-
Balik Praktikal
◦ Tetapi pengukuran ini bisa menimbulkan ketidak akuratan saat membandingkan
bentuk gelombang yang berbeda.
◦ Misalnya Nilai tegangan puncak delombang kotak (square) menunjukkan nilai 10 volt,
akan lebih besar dengan nilai puncak gelombang segitiga dengan puncak 10 Volt
juga.
◦ Kedua macam gelombang ini memberikan efek yang berbeda saat menyuplai daya
pada suatu beban.
◦ Penyerapan energi panas pada beban yang terhubung dengan sumber tegangan gl.
kotak > sumber tegangan gelombang segitiga
Salah satu cara untuk menyatakan
gelombang yang berbeda dalam
bentuk yang lebih ekivalen adalah
dengan menghitung rata-rata
matematis menjadi titik dengan nilai
tunggal yaitu NILAI RATA-RATA

Nilai Rata- Rata pada Alat Ukur


Nilai Rata- Rata
◦ Alat ukur gerak mekanik yang tidak sensitive terhadap polaritas akan mampu
membaca nilai rata-rata gelombang ini karena inersia dari jarum penunjuk akan
melawan gaya pegas secara alami yang besarnya adalah rata-rata dari nilai arus
atau tegangan AC pada waktu tertentu.
◦ Contoh alat ukur yang menghasilkan RMS: Alat ukur jenis D’Arsonval, Weston,
Elektrodinanometer

◦ Metode lain adalah dengan mengukur kemampuan gelombang untuk melakukan


kerja efekttif saat dipasangkan resistansi beban (penyerapan daya)

◦ Untuk pengukuran kawat yang tepat untuk mengkonduksikan daya listrik, pengukuran
RMS bisa digunakan, tetapi untuk pengukuran lain terkadang dibutuhkan pengukuran
amplitude secara peak to peak

◦ Contohnya: untuk penentuan rating insulator yang akan digunakan pada peralatan
AC bertegangan tinggi. Karena, prinsip pengukurannya berkaitan dengan nilai
tegangan yg tidak bergantung pada variable waktu
◦ Alat yang digunakan adalah : Osiloskop
Tabel Faktor Perkalian Nilai Rata-
Rata dan Efektif (Soedjana, 1986)

Bentuk Gelombang Nilai Rata-Rata Nilai Efektif


Sinus 0,637 Vm 0,707 Vm
0,637 Im 0,707 Im
Segitiga 0,502 Vm 0,577 Vm
0.502 Im 0,577 Im
Kotak Vm;Im Vm;Im
Latihan:
1. Sinyal AC (Sinus) mempunyai nilai puncak le puncak 50mA, berapakah nilai rata-rata
dan nilai rms (efektif)- nya?
2. Suatu tegangan sinusoidal sebesar 10 V puncak ke puncak diberikan resistor 1k Ω.
Berapakah arus efektifnya?

Anda mungkin juga menyukai