Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Disusun Oleh: TAR.ABDUL GANI ALFARISI NIT.931/ DIII TNU- V/2010

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN NAVIGASI UDARA JURUSAN TEKNIK PENERBANGAN AKADEMI TEKNIK DAN KESELAMATAN PENERBANGAN MEDAN 2011

KATA PENGANTAR

Puji dan sukur kehadirat tuhan yang maha kuasa sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah sesuai dengan waktu yang telah diberikan

Tujuan dari penyusunan makalah ini agar pembaca dapat mengetahui prinsip kerja dari alat ukur, rangkaian alat ukur, analisis penentuan pengukuran range dan skala, kesalahan pada penggunaan alat ukur.

Dengan selesainya penyusunan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada: 1. Seluruh pihak yang membantu penulisan sehingga makalah ini dapat selesai Penulis sangat mengharapkan sumbangan saran dan kritik yang membangun guna penyempurnaan makalah ini

Medan, 4 Mei 2011

Penulis Tar. Abdul Gani Alfarisi

Pendahuluan
AVO meter adalah alat untuk mengukur arus, tegangan dan hambatan listrik. AVO meter adalah kependekan dari Ampere Volt Ohm meter. Ada dua jenis AVO meter yaitu AVO meter analog (tampilannya berupa jarum putar) dan AVO meter digital (tampilannya berupa display digital). Kadang orang menyebut AVO meter dengan multi tester. Dalam penggunaannya penting sekali untuk memperhatikan dan memilih skala pengukuran yang sesuai sebelum melakukan pengukuran. Biasakan untuk menggunakan skala paling tinggi pada saat awal pengukuran baik arus, tegangan ataupun hambatan listrik. Selanjutnya bisa diturunkan skalanya jika dirasakan hasil pengukuran masih belum mencukupi tingkat ketelitiannya. Sebagai contoh misalnya kita gunakan sebuah AVO meter analog untuk mengukur tegangan pada suatu sumber tegangan AC. Kita tempatkan saklar pada posisi VAC (pengukuran untuk tegangan AC), pilih skala tertinggi. Lihat simpangan jarumnya apakah sudah cukup untuk dapat terbaca ataukah simpangannya terlalu kecil sehingga sulit terbaca. Jika simpangan jarumnya terlalu kecil maka skala pengukuran bisa kita turunkan lagi sampai mendapatkan hasil simpangan yang dapat terbaca dengan baik. Jangan memilih skala yang terlalu kecil sehingga jarum menyimpang melebihi batas maksimum pengukuran, ini dapat merusakkan AVO meter. Penting juga memperhatikan polaritas jika yang kita ukur berkaitan dengan arus dan tegangan DC. Jangan sampai terbalik karena dapat juga merusakkan AVO meter. Untuk AVO meter analog penting juga mengkalibrasi AVO meter sebelum digunakan untuk melakukan pengukuran, terutama dalam mengukur tahanan (resistor) agar hasil pengukurannya akurat. Caranya hubungkan tap2 AVO meter lalu putar penepat not (kalibrator) hingga jarum tepat menunjukkan angka 0 ohm, baru kemudian siap digunakan. Jika skala pengukuran diubah biasanya harus dikalibrasi lagi.

MULTIMETER
AVO Meter atau sering disebut juga Multimeter, adalah alat yang dipergunakan untuk mengukur: 1. Mengukur Kuat arus 2. Mengukur tegangan AC 3. Mengukur tegangan DC 4. Mengukur Tahanan Listrik

Keterangan : Meter korektor berguna untuk menyetel jarum AVO-meter ke arah nol, saat mau dipergunakan. 1. Range Selector Switch adalah saklar yang dapat diputar sesuai dengan kemampuan batas ukur yang dipergunakan. Saklar putar (range selesctor switch ini merupakan kunci utama bila kita menggunakan AVOmeter. 2. Terminal + dan Com terminal dipergunakan untuk mengukur Ohm, AC Volt, DC Volt dan DC mA (yang berwarna merah untuk + dan warna hitam untuk 3. Pointer (jarum Meter) adalah jarum meter adalh sebatang pelat yang bergerak kekanan dan kekiri yang menunjukkan besaran/nilai. 4. Mirror (cermin) sebagai batas antara Ommeter dengan Volt-Ampermeter. 5. Scale (skala) berfungsi sebagai skala pembacaan meter. 6. Zero Adjusment adalah pengatur/penepat jarum pada kedudukan nol ketika menggunakan Ohmmeter. 7. Angka-Angka Batas Ukur, adalah angka yang menunjukkan batas kemampuan alat ukur.

8. Kotak Meter, adalah Kotak/tempat meletakkan komponen-komponen AVOmeter.

Di sebelah kanan saklar terdapat tanda ACV (Alternating Current Volt), yaitu VOLTMETER untuk mengukur arus bolak-balik atau aliran tukar. Batas ukur ini dibagi atas, misal 0-10 V, 0 50 V, 0 250 V, 0 500 V, 0 1000 V. Bagian atas saklar penunjuk diberi tanda OHM dan ini merupakan batas ukur OHMMETER yang dapat digunakan untuk mengukur nilai tahanan dan baik buruknya alat-alat dalam pesawat. Pada bagian ini terdapat batas ukur, yaitu misal : x1, x10, x100, x 1K, x 10K. Di sebelah kiri dari saklar terdapat tanda DCV (DIRECT CURRENT VOLT) yang merupakan bagian dari VOLTMETER, yaitu bagian yang digunakan khusus untuk untuk mengukur tegangan listrik DC. Batas ukur DCV dibagi atas, misal 0-10 V, 0 50 V, 0 250 V, 0 500 V, 0 1000 V. Pengukuran di bawah 10 Volt dipakai batas ukur 0 10 V. Bila di atas 12 Volt dan di bawah 50 Volt dipergunakan batas ukur 0 50 V. Jika di atas 50 Volt di bawah 250 Volt digunakan batas ukur 0 250 V. Bila di atas 250V dibawah 500V digunakan batas ukur 500 Volt. Bila lebih dari 500 V dan di bawah 1000V digunakan batas ukur 0 1000 V. Jika lebih dari itu maka tidak boleh menggunakan Volt meter secara langsung. Di bagian bawah saklar terdapat tanda DC mA yang berguna untuk mengukur besarnya kuat arus listrik. Batas ukur dibagi atas, misal 0 0,25 mA, 0 25 mA, 0 500 mA. Bila menggunakan alat ukur ini pertama-tama letakkanlah saklar pada batas ukur yang terbesar/tertinggi, kemudian di bawahnya sehingga batas ukur yang digunakan selalu lebih tinggi dari arus yang kita ukur.

Catatan : 1. Setiap kali menggunakan AVO-meter harus memperhatikan batas ukur alat tersebut. Kemampuan alat ukur (kapasitas alat ukur) harus lebih besar daripada yang hendak di ukur. Kesalahan dalam pemakaian alat ukur AVOmeter dapat mengakibatkan kerusakan. 2. AC Voltmeter hanya boleh dipergunakan untuk mengukur AC Volt, jangan dipergunakan untuk mengukur DC Volt. Demikian juga sebaliknya. Ohmmeter tidak boleh dipergunakan untuk mengukur tegangan listrik baik DC maupun AC Volt karena dapat mengakibatkan rusaknya alat ukur tersebut. Jadi pemakaian alat ukur harus sesuai dengan fungsi alat ukur tersebut 3. Periksa jarum meter apakah sudah tepat pada angka0 pada skala DcmA, DCV atau ACV posisi jarum nol di bagian kiri dan skala Ohmmeter posisi jarum nol di bagian kanan.

KESALAHAN PENGUKURAN
1. Kesalahan kesalahan system (systematic error) Kesalahan pada alat ukur itu sendiri seperti kerusakan atau adanya bagiabagian yang aus dan pengaruh lingkungan di sekitar 2. Kesalahan Umum (gross error) Kebanyakan disebabkan oleh pembacaan nilai pengukuran dari alat ukur, penyetelan alat ukur yang tidak tepat. 3. Kesalahan yang tidak disengaja (random error) Penyebab kesalahan ini tidak dapat langsung di ketahui, perubahanperubahan parameter atau system pengukuran terjadi secara acak (random)

Alat Ukur Analog Kumparan Putar


Konstruksi alat ukur kumparan putar terdiri dari permanen magnet, kumparan putar dengan inti besi bulat, jarum penunjuk terikat dengan poros dan inti besi putar, skala linear, dan pegas spiral rambut, serta pengatur posisi nol (Gambar 8.13). Torsi yang dihasilkan dari interaksi elektromagnetik sesuai persamaan: T=BAIN T = Torsi (Nm) B = kerapatan fluk magnet (Wb/m2) A = luas efektif koil (m2) I = arus ke kumparan putar (A) N = jumlah belitan

Prinsip Alat Ukur Kumparan Putar

Dari persamaan di atas, komponen B, A dan N adalah konstan, sehingga torsi berbanding lurus dengan arus mengalir ke kumparan putar. Data alat ukur kumparan putar dengan dimensi 31/2 in, arus 1mA, simpangan skala penuh 100 derajat memiliki A : 1,72 cm2, B : 2.000 G(0,2 Wb/m2, N: 84 lilit, T : 2,92 106 Nm R kumparan putar: 88, disipasi daya: 88 W. Untuk pengukuran listrik AC alat ukur kumparan putar ditambahkan komponen tambahan, yaitu diode bridge sebagai penyearah AC ke DC Tahanan seri RV untuk mendrop tegangan sehingga batas ukur dan skala pukuran sesuai. Sehingga tahanan total RT = RV + R. Multimeter menggunakan kumparan putar sebagai penggerak jarum penunjuknya.

Meter kumparan putar dengan diode penyearah

Pengukuran Volt, Arus, Hambatan Mengukur Amperemeter Pada Multimeter.


1. 2. 3. Pastikan terlebih dahulu arus apakah yang akan diukur. AC atau DC Putar saklar pemilih pada posisi mA atau A DC untuk mengukur arus DC dan mA atau A AC untuk mengukur arus AC Hitung terlebih dahulu berapa nilai arus yang akan diukur. Jika tidak bisa dihitung tentukan nilai kira-kira arus yang akan mengalir melewati rangkaian tersebut Letakkan saklar pemilih pada batas ukur yang terbesar jika nilai arus yang akan diukur belum diketahui. Jika arus yang akan diukur telah diketahui perkiraannya, letakkan saklar pemilih pada batas ukur yang paling mendekati Untuk mengukur arus AC kabel penghubung dapat dihubungkan dengan sumber arus dan rangkaian atau beban secara bebas. Mengukur arus DC kabel penghubung harus sesuai. Kabel penghubung warna merah dihubungkan ke kutub positif sumber arus, sedangkan warna hitam ke rangkaian. Multimeter harus dipasang seri terhadap rangkaian yang diukur Hubungkan kabel penghubung terhadap rangkaian yang akan diukur

4.

5.

6. 7.

Rangkaian ampere meter pada multimeter

saat pengukuran arus, Range yang di gunakan pada alat ukur adalah ampermeter. Jalannya arus pada rangkaian pengukuran arus di multimeter, arus yang diukur, masuk ke R shunt, dan ke galvanometer ( R shunt dan Galvanometer tersusuun secara parallel ). Kemudiian arus melewati kumparan di galvano sehingga menimbulkan gaya medan magnet, gaya itu tolak menolak dengan magnet permanent yang ada di dalam galvano jarum pada multimeter akan menimbulkan deflek. Maka jarum multimeter akan menunjukkan nilai arus yang di ukur. R shunt di multimeter berfungsi sebagai peredam arus yang di bagi dari sumber.

Pada pengukuran arus lead di letakkan seri terhadap R dan vs posisi lead tidak boleh terbalik lead positif di letakkan di positf dan lead negatif di letakkan di negatip.

Mengukur Voltmeter AC dan DC pada Multimeter.


1. 2. Pastikan terlebih dahulu tegangan apa yang hendak diukur. DC atau AC Putar saklar pemilih pada posisi V DC untuk mengukur tegangan DC dan V AC untuk mengukur tegangan AC. Sekaligus tentukan batas ukur yang dipakai Jika tegangan yang akan diukur belum diketahui besarnya, letakkan saklar pemilih pada batas ukur yang paling besar. Misalnya 1000V, bila tegangan yang akan diukur telah diketahui sebagai perkiraan, letakkan saklar pemilih pada batas ukur yang paling mendekati. Misalnya mengukur tegangan AC dari PLN 220V, batas ukur yang dipakai 250V atau 500V Untuk mengukur tegangan AC, kabel penghubung dapat dihubungkan dengan sumber tegangan secara bebas. Sedangkan untuk mengukur tegangan DC kabel penghubung harus sesuai, kabel penghubung warna merah dihubungkan ke katup positif, dan kabel warna hitam ke katup negative Multimeter harus dihubungkan secara paralel terhadap tegangan yang akan diukur Hubungkan kabel penghubung ke sumber tegangan yang akan dikur

3.

4.

5. 6.

Rangkian volt pada multimeter

saat pengukuran arus, Range yang di gunakan pada alat ukur adalah voltmeter, arus mengalir ke resistor yang di ukursehingga menimbulkan tegangan pada resistor terssebut( tegangan drop) dan arus dari V sumber mangalir ke R shunt yang sisusun secara seriterhadap galvano dan arus yang masuk ke galvano akan menimbulkan tegangan. Dengan masuknya arus Ke galvanometer akan menimbulkan medan magnet pada kumparan galvano, maka medan magnetnya akan saling tollak menolak dengan magnet permanent multimeter sehingga menyebabkan gerak deflek pada jarum multimeter. Maka jarum multimeter akan menunjkkan nilai tegangan yang di ukur.

Mengukur Resistansi Pada Multimeter

1. Putar saklar pemilih pada posisi Ohm. Selanjutnya putar saklar pemilih sekaligus mementukan batas ukur yang dipakai. Untuk mengetes kabel misalnya gunakan batas ukur x1. Untuk mengukur resistor yang tidak diketahui nilainya gunakan batas ukur yang paling besar. Jika nantinya setelah diukur jarum penunjuk hanya bergerak sedikit ke kiri, maka saklar putar dapat ke batas ukur yang lebih kecil lagi.

2. Hubung singkatkan kabel hitam dan merah pada multimeter. Atur pengatur nol sehingga jarum penunjuk berada pada tepat nol sebelah kanan skala 3. Hubungkan kabel hitam dan merah secara bebas ke komponen yang akan ditest. Lihat skala apakah jarum bergerak atau tidak. Jika skala perlu dibaca untuk mengetahui resistansi maka bacalah skalalnya.

Rangkian OHM meter pada multimeter

saat pengukuran arus, Range yang di gunakan pada alat ukur adalah ohm meter. Arus mengalir dari tegangan baterai ke reristor yang di ukuryang diukur sehingga menimmbulkan tegangan dan di dalam resistor terdapat arus, kenudian arus masuuk ke R shunt sesuai dengan daya yang di pilih. Kemudian dari R shunt arus mengalir ke adjustment dan galvano. Kemudian di galvano terjadi gerak deflek pada jarum multimeter yang diakibatkan arus Ke galvanometer akan menimbulkan medan magnet pada kumparan galvano, maka medan magnetnya akan saling tollak menolak dengan magnet permanent multimeter sehingga menyebabkan gerak deflek pada jarum multimeter dan pada scale akan menunjukkan nilai R yang di ukur.

CARA MEMBACA SKALA

Sebagai contoh kita lihat skala yang ditunjukkan multimeter diatas. Seandainya, saklar pemilih diletakkan pada batas ukur 250, maka kita akan mengukur tegangan di bawah 250 volt, pada jarum penunjuk diatas maka tegangannya adalah 115 volt. Seandainya, saklar pemilih diletakkan pada batas ukur 50 volt, maka skala yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk diatas adalah 22 volt. Seandainya, saklar pemilih diletakkan pada batas ukur 10 volt, maka skala yang ditunjukkan adalah 4,2 volt.

Anda mungkin juga menyukai