Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk
mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau
tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur ohm atau hambatan.
Terakhir, yaitu meter atau satuan dari ukuran. AVO Meter sering disebut
dengan Multimeter atau Multitester. Secara umum, pengertian dari
AVO meter adalah suatu alat untuk mengukur arus, tegangan, baik
tegangan bolak-balik (AC) maupun tegangan searah (DC) dan hambatan
listrik.
AVO meter sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika
karena dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan
cepat, Tetapi sebelum mempergunakannya, para pemakai harus
mengenal terlebih dahulu jenis-jenis AVO meter dan bagaimana cara
menggunakannya agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaiannya dan
akan menyebabkan rusaknya AVO meter tersebut.
Berdasarkan prinsip kerjanya, ada dua jenis AVO meter, yaitu AVO meter
analog (menggunakan jarum putar / moving coil) dan AVO meter digital
(menggunakan display digital). Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu
dengan lainnya, tetapi ada beberapa kesamaan dalam hal
operasionalnya. Misal sumber tenaga yang dibutuhkan berupa baterai DC
dan probe / kabel penyidik warna merah dan hitam.
Pada AVO meter digital, hasil pengukuran dapat terbaca langsung berupa
angka-angka (digit), sedangkan AVO meter analog tampilannya
menggunakan pergerakan jarum untuk menunjukkan skala. Sehingga
untuk memperoleh hasil ukur, harus dibaca berdasarkan range atau divisi.
AVO meter analog lebih umum digunakan karena harganya lebih murah
dari pada jenis AVO meter digital.
Keterangan :
1. Meter Korektor, berguna untuk menyetel jarum AVO meter ke arah nol, saat AVO
meter akan dipergunakan dengan cara memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri
dengan menggunakan obeng pipih kecil.
2. Range Selector Switch adalah saklar yang dapat diputar sesuai dengan
kemampuan batas ukur yang dipergunakan yang berfungsi untuk
memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya. Saklar putar (range selector
switch) ini merupakan kunci utama bila kita menggunakan AVO meter. AVO meter
biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu :
- Posisi (Ohm) berarti AVO Meter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri dari
Bagian atas saklar penunjuk diberi tanda OHM dan ini merupakan batas ukur Ohm
meter yang dapat digunakan untuk mengukur nilai tahanan dan baik buruknya alatalat dalam pesawat. Pada bagian ini terdapat batas ukur, yaitu misal : x1, x10,
x100, x1K, x10K.
Di sebelah kiri dari saklar terdapat tanda DCV (Direct Current Volt) yang merupakan
bagian dari Voltmeter, yaitu bagian yang digunakan khusus untuk untuk mengukur
tegangan listrik DC. Batas ukur DCV dibagi atas, misal 0-10 V, 0-50 V, 0-250 V, 0500 V, 0-1000 V.
Pengukuran di bawah 10 Volt dipakai batas ukur 0-10 V. Bila di atas 12 Volt dan di
bawah 50 Volt dipergunakan batas ukur 0-50 V. Jika di atas 50 Volt dan di bawah
250 Volt digunakan batas ukur 0-250 V. Bila di atas 250V dan dibawah 500V
digunakan batas ukur 500 Volt. Bila lebih dari 500 V dan di bawah 1000V digunakan
batas ukur 0-1000 V. Jika lebih dari itu, maka tidak boleh menggunakan Volt meter
secara langsung.
Di bagian bawah saklar terdapat tanda DC mA yang berguna untuk mengukur
besarnya kuat arus listrik. Batas ukur dibagi atas, misal 0-0,25 mA, 0-25 mA, 0-500
mA. Bila menggunakan alat ukur ini, pertama-tama letakkanlah saklar pada batas
ukur yang terbesar / tertinggi, kemudian di bawahnya sehingga batas ukur yang
digunakan selalu lebih tinggi dari arus yang kita ukur.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan didalam menggunakan AVO
meter :
1. Setiap kali menggunakan AVO meter harus memperhatikan batas ukur alat
tersebut. Kemampuan alat ukur (kapasitas alat ukur) harus lebih besar dari yang
hendak di ukur. Kesalahan dalam pemakaian alat ukur AVO meter dapat
mengakibatkan kerusakan.
2. AC Voltmeter hanya boleh dipergunakan untuk mengukur AC Volt, tidak boleh
dipergunakan untuk mengukur DC Volt. Demikian juga sebaliknya. Ohmmeter
tidak boleh dipergunakan untuk mengukur tegangan listrik, baik DC maupun AC
Volt karena dapat mengakibatkan rusaknya alat ukur tersebut. Jadi, pemakaian
alat ukur harus sesuai dengan fungsi alat ukur tersebut.
3. Periksa jarum meter apakah sudah tepat pada angka 0 pada skala DC mA, DCV
atau ACV posisi jarum nol di bagian kiri dan skala Ohmmeter posisi jarum nol di
bagian kanan.
AVO meter digital tidak sama halnya dengan AVO meter analog yang
menggunakan jarum. AVO meter digital menggunakan display yang
langsung dapat menampilkan hasil pengukuran berupa angka-angka.
Karena tidak menggunakan jarum, AVO meter digital ini bentuk fisiknya
lebih kecil daripada AVO meter analog dan tidak perlu melakukan kalibrasi
lagi sebelum melakukan pengukuran. Selain itu, ketelitian di dalam
pengukurannya juga jauh lebih bagus daripada AVO meter analog.
http://www.wahanaponsel.com/articles/basic_repairing/fungsi-avo-meter-untukpengukuran.html 16;27
1.
1.
Fungsi Multimeter :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Mengukur tegangan DC
Mengukur tegangan AC
Mengukur kuat arus DC
Mengukur nilai hambatan sebuah resistor
Mengecek hubung-singkat / koneksi
Mengecek transistor
Mengecek kapasitor elektrolit
Mengecek dioda, led dan dioda zener
Mengecek induktor
Mengukur HFE transistor (type tertentu)
Mengukur suhu (type tertentu)
A. Cara Menggunakan Multimeter Analog
1.
2.
3.
4.
5.
a) Mengukur tegangan DC
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
7.
3.
4.
5.
6.
Memahami apa fungsi multimeter digital maupun analog akan membawa pada pemahaman
mengenai pengertian multimeter secara menyeluruh yang mencakup pada alat pengukuran
tegangan, arus, dan tahanan dalam dunia elektronika. Multimeter adalah alat ukur yang
dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi). Itu adalah
pengertian multimeter secara umum, sedangkan pada perkembangannya multimeter masih
bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi, frekuensi,
dan sebagainya. Ada juga orang yang menyebut multimeter dengan sebutan AVO meter,
mungkin maksudnya A (ampere), V(volt), dan O(ohm).
Multimeter dibagi menjadi dua jenis yaitu multimeter analog dan multimeter digital.
Multimeter analog
Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang
servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini. Kelebihannya
adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan
kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian
tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital. Namun multimeter jenis ini lebih mudah
digunakan sehingga banyak para teknisi yang familiar menggunakan tester analog daripada
digital.
Multimeter digital
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika
dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang
lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt,
dan ohm saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur
yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel
komputer dan service center yang memakai multimeter digital. Kekurangannya adalah susah
untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang
bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan multimeter analog.
Multimeter digital, yang ini memakai sumber daya listrik, bukan baterai
http://www.sisilain.net/2014/08/pengertian-jenis-fungsi-multimeter.html
Multimeter atau sering juga disebut dengan istilah multitester merupakan salah satu toolkit
penting bagi para praktisi elektronika. Multimeter adalah gabungan dari beberapa alat ukur
elektronik yang dikemas dalam satu kemasan. Pada umumnya setiap multimeter minimal
memiliki 3 fungsi ukur yaitu sebagai alat ukur arus (Ampere Meter), alat ukur tegangan
(Volt Meter) dan alaut ukur resistansi (Ohm Meter). Karena 3 fungsi ukur tersebut selalu
dimiliki oleh multimeter / multitester maka sering juga disebut sebagai AVO meter. Akan
tetapi sesuai perkembangan teknologi maka multimeter pada saat ini ada yang telah memiliki
fungsi lain sebagai alut ukur kapasitansi kapasitor, sebagai alat ukur frekuensi dan sebagai
alat ukur faktor penguatan transistor.
Jenis Multimeter
Berdasarkan tampilan display atau meter yang digunakan maka multimeter /multitester
dibedakan menjadi 2 jneis yaitu :
1. Multimeter Analog
Multimeter analog merupakan jenis multimeter / multitester yang menggunakan display ukur
(meter) dengan tipe jarum penunjuk. Sehingga untuk membaca hasil ukur harus dilakukan
dengan cara melihat posisi jarum penunjuk pada meter dan melihat posisi saklar selektor pada
posisi batas ukur kemudian melakukan perhitungan secara manual untuk mendapatkan hasil
ukurnya. Kondisi atau proses pembacaan hasil ukur yang masih manual inilah yang
menyebabkan multimeter / multitester janis ini dinamakan sebagai multimeter analog.
2. Multimeter Digital
Multimeter digital atau sering juga disebut sebagai digital multitester sama merupakan jenis
multimeter yang talah menggunakan display digital sebagai penampil hasil ukurnya. Hasil
ukur yang ditampilkan pada multitester digital merupakan hasil yang telah sesuai, sehingga
tidak perlu dilakukan lagi perhitungan antara hasil ukur dan batas ukur.
Fungsi Multimeter
Fungsi ukur yang dimiliki setiap multimeter ada beberapa macam tergantung tipe dan merk
multimeter. Akan tetapi pada umumnya setiap multimeter / multitester memiliki 3 fungsi ukur
utama yaitu sebagai alat ukur arus, tegangan dan resistansi. Berikut adalah beberapa fungsi
ukur yang ada pada multimeter.
1. Ampere Meter
Ampere meter adalah salah satu fungsi ukur pada multimeter yang berfungsi untuk mengukur
arus listrik. Pada multimeter pada umumnya terdiri dari 2 jenis ampere meter yaitu ampere
meter DC dan amper meter AC. Pada multimeter analog dan digital pada fungsi ampere meter
ini saklar selektor berfungsi sebagai batas ukur maksimum, oleh karena itu arus yang akan
diukur harus diprediksikan dibawah batas ukur multimeter yang digunakan. Hal ini bertujuan
untuk menghindari kerusakan pada multimeter.
2. Volt Meter
Volt meter merupakan fungsi ukur untuk mengetahui level tegangan listrik. Sama halnya
dengan fungsi multimeter sebagai ampere meter. Pada fungsi volt meter ini saklar selektor
yang ada pada multimeter baik digital maupun analog berfungsi sebagaibatas ukur
maksimum, oleh karenaitu harus diprediksikan level tegangan yang akan diukur harus
dibawah nilai batas ukur yang dipilih.
3. Ohm Meter
Ohm meter merupakan salah satu fungsi multimeter yang berfungsi untuk mengetahui nilai
resistansi suatu resistor atau komponen elektronika yang memiliki unsur resistansi. Pada
fungsi ohm meter ini untuk multimeter analog saklar selektor berfungsi sebagai multiplier
sedangkan pada multimeter digital saklar selektor berfungsi sebagai bats ukur maksimum
suatu resistansi yang dapat dihitung oleh multimeter tersebut.
4. Hfe Meter
Hfe Meter tidak selalu terdapat pada setiap multimeter, fungsi Hfe meter ini digunakan untuk
mengetahui nilai faktor penguatan transistor. Pada fungsi ini pada umumnya multimeter yang
memiliki fungsi Hfe meter dapat diguanakan untuk mengukur faktor penguatan transistor tipe
NPN dan PNP.
5. Kapasitansi Meter
Kapasitansi meter merupakan fungsi yang tidak selalu terdapat pada setiap multimeter.
Fungsi kapasitansi meter ini berguna untuk mengetahui nilai kapastansi suatu kapasitor. Pada
multi meter analog yang telah memiliki fungsi kapasitansi meter saklar selektor pada fungsi
ini berfungsi sebagai multiplier atau faktor pengali dari nilai yang ditunjukan oleh jarum
meter. Sedangkan pada multimeter digital dengan fungsi kapasitansi meter maka saklar
selektor berfungsi sebagai batas ukur maksimum.
6. Frekuensi Meter
Frekuensi meter hanya terdapat pada tipe multimeter digital tertentu. Fungsi frekuensi meter
ini digunakan untuk mengetahui frekuensi suatu sinyal atau isyarat pada suatu rangkaian
elektronika.
Kualitas suatu multimeter ditentukan dari akurasi hasil ukur dan daya tahan multimeter
tersebut. Berapa merk multimeter umum dan memiliki kualitas diantaranya adalah multimeter
dengan merk sanwa dan heles. Harga jual multimeter analog maupun multimeter digital merk
sanwa dan heles tergantung pada tipe multimeter tersebut.
http://zonaelektro.net/mengenal-jenis-dan-fungsi-pada-multimeter/
AVO
Meter
Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk
mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau
tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur ohm atau hambatan. Terakhir, yaitu
meter atau satuan dari ukuran. AVO Meter sering disebut dengan Multimeter
atau Multitester. Secara umum, pengertian dari AVO meter adalah suatu alat
(digit),
sedangkan
AVO
meter
analog
tampilannya
menggunakan
Meter
analog
menggunakan
jarum
sebagai
penunjuk
skala.
Untuk
2. Range Selector Switch adalah saklar yang dapat diputar sesuai dengan
kemampuan batas ukur yang dipergunakan yang berfungsi untuk memilih posisi
pengukuran dan batas ukurannya. Saklar putar (range selector switch) ini
merupakan kunci utama bila kita menggunakan AVO meter. AVO meter biasanya
terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu :
- Posisi (Ohm) berarti AVO Meter berfungsi sebagai ohmmeter, yang terdiri
dari tiga batas ukur : x1; x10; dan K.
- Posisi ACV (Volt AC) berarti AVO Meter berfungsi sebagai voltmeter AC
yang terdiri dari lima batas ukur : 10V; 50V; 250V; 500V; dan 1000V.
- Posisi DCV (Volt DC) berarti AVO meter berfungsi sebagai voltmeter DC
yang terdiri dari lima batas ukur : 10V; 50V; 250V; 500V; dan 1000V.
- Posisi DC mA (miliampere DC) berarti AVO meter berfungsi sebagai
miliamperemeter DC yang terdiri dari tiga batas ukur, yaitu: 0,25; 25; dan 500.
Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe AVO meter yang satu
Ukur
Listrik
Multimeter
Avometer
Analog.
Yang dimaksud Multimeter atau Avometer adalah Alat ukur Listrik yang
memungkinkan kita untuk mengukur besarnya Besaran listrik yang ada pada
suatu rangkaian baik itu Tegangan, Arus, maupun Nilai Hambatan/Tahanan.
AVOmeter adalah singkatan dari Ampere Volt Ohm Meter, jadi hanya terdapat 3
komponen yang bisa diukur dengan AVOmeter sedangkan Multimeter , dikatakan
multi sebab memiliki banyak besaran yang bisa di ukur, misalnya Ampere, Volt,
Ohm, Frekuensi, Konektivitas Rangkaian (putus ato tidak), Nilai Kapasitif, dan lain
sebagainya. Terdapat 2 (dua) jenis Multimeter yaitu Analog dan Digital, yang
Digital sangat mudah pembacaannya disebabkan karena Multimeter digital telah
menggunakan angka digital sehingga begitu melakukan pengukuran Listrik, Nilai
yang diinginkan dapat langsung terbaca asalkan sesuai atau Benar cara
pemasangan
alat
ukurnya.
Bagian-Bagian Multimeter
1. SEKRUP PENGATUR JARUM, Sekrup ini dapat di putar dengan Obeng atau
plat kecil, Sekrup ini berfungsi mengatur Jarum agar kembali atau tepat
pada posisi 0 (NOL), terkadang jarum tidak pada posisi NOL yang dapat
membuat kesalahan pada pengukuran, Posisikan menjadi NOL sebelum
digunakan.
2. TOMBOL PENGATUR NOL OHM. Tombol ini hampir sama dengan Sekrup
pengatur jarum, hanya saja bedanya yaitu Tombol ini digunakan untuk
membuat jarum menunjukkan angka NOL pada saat Saklar pemilih di
posisikan menunjuk SKALA OHM. Saat saklar pemilih pada posisi Ohm
biasanya pilih x1 pada skala Ohm kemudian Hubungkan kedua ujung
TERMINAL (Ujung terminal Merah bertemu dengan Ujung terminal Hitam)
dan Lihat pada Layar penunjuk, Jarum akan bergerak ke KANAN (Disitu
terdapat angka NOL (0), Putar tombol pengatur Nol Ohm sampai jarum
menunjukkan angka NOL). Proses ini dinamakan KALIBRASI OhmMeter. Hal
ini Muthlak dilakukan sebelum melakukan pengukuran tahanan (OHM)
suatu komponen atau suatu rangkaian.
3. SAKLAR PEMILIH. Saklar ini harus di posisikan sesuai dengan apa yang
ingin di UKUR, misalnya bila ingin mengukur tegangan AC maka atur/putar
saklar hingga menyentuh skala AC yang pada alat ukur tertulis ACV,
Begitu pula saat mengukur tegangan DC, cari yang tertulis DCV, begitu
seterusnya. Jangan Salah memilih Skala Pengukuran. Pada setiap bagian
SKALA PENGUKURAN yang dipilih dengan Saklar Pemilih, terdapat Nilainilai yang tertera pada alat ukur, Misalnya Pada Skala Tegangan AC
(tertulis ACV pada alat ukur) tertera skala 10, 50, 250, dan 750 begitu pula
pada Skala Tegangan DC (tertulis DCV pada alat ukur) tertera skala 0.1 ,
0.25 , 2.5 , 10 , dst. Apa maksud Skala ini?? Dan Bagaimana Memilihnya??
Skala tersebut adalah skala yang akan digunakan untuk membaca hasil
pengukuran, Semua skala dapat digunakan untuk membaca, Hanya saja
tidak semua skala dapat memberikan atau memperlihatkan nilai yang
diinginkan, misalnya kita mempunyai Baterai 9 Volt DC, kemudian kita
mengatur SAKLAR PEMILIH untuk Memilih SKALA TEGANGAN DC pada
posisi 2,5 dan menghubungkan TERMINAL Merah dengan positif (+)
baterai dan Hitam dengan Negatif (-) baterai. Apa yang akan terjadi??
Jarum akan bergerak ke Ujung Kanan dan tidak menunjukkan angka 9Volt,
Mengapa Demikian?? Sebab NILAI MAKSIMAL yang dapat diukur bila kita
memposisikan Saklar Pemilih pada skala 2.5 adalah hanya 2.5 Volt saja,
sehingga untuk mengukur Nilai 9Volt maka saklar harus di putar menuju
Skala yang LEBIH BESAR sari NILAI Tegangan yang di Ukur, jadi Putar pada
Posisi 10 dan Alat ukur akan menunjukkan nilai yang diinginkan.Penjelasan
Lebih Lengkap Mengenai MEMBACA ALAT UKUR akan di Bahas selanjutnya
pada tutorial ini.
ALAT UKUR LISTRIK HARUS DIPASANG DENGAN BENAR, Mengapa saya katakan
Demikian??
Untuk melakukan suatu pengukuran listrik, Posisi alat ukur pada rangkaian
jugaMesti dan Hal wajib yang harus di perhatikan agar pembacaan alat ukur
tidak salah. Pemasangan Alat ukur yang salah /Tidak benar memberikan hasil
pengukuran yang TIDAK BENAR dan bukan kurang tepat, jadi ini sangat perlu di
perhatikan. Mari kita melihat posisi alat ukur yang benar :
1. Posisi alat ukur saat mengukur TEGANGAN (Voltage)
Pada saat mengukur tegangan baik itu teggangan AC maupun DC, maka Alat
ukur mesti di pasang Paralel terhadap rangkaian. Maksud paralel adalah kedua
terminal pengukur ( Umumnya berwarna Merah untuk positif (+) dan Hitam
untuk Negatif (-) harus membentuk suatu titik percabangan dan bukan berjejer
(seri) terhadap beban. Pemasangan yang benar dapat dilihat pada gambar
berikut:
Memasang
Multimeter
Paralel
disamping itu avometer memiliki kegunaan juga sebagai alat ukur arus ampere
meter
so
ikuti
di
link
berikut
fungsi,pengertian, dan cara kerja AVOMETER part 3 maklum buat ngilangin
bounce rate and disamping itu capek juga khan nulis banyak so dibaca yang
lengkapya meski di halaman baru lagi klik sini aja ........
http://bo-gorhealty.blogspot.co.id/2014/03/cara-kerja-avometer.html
Yang dimaksud Multimeter atau Avometer adalah Alat ukur Listrik yang memungkinkan kita
untuk mengukur besarnya Besaran listrik yang ada pada suatu rangkaian baik itu Tegangan,
Arus, maupun Nilai Hambatan/Tahanan. AVOmeter adalah singkatan dari Ampere Volt Ohm
Meter, jadi hanya terdapat 3 komponen yang bisa diukur dengan AVOmeter sedangkan
Multimeter , dikatakan multi sebab memiliki banyak besaran yang bisa di ukur, misalnya
Ampere, Volt, Ohm, Frekuensi, Konektivitas Rangkaian (putus ato tidak), Nilai Kapasitif, dan
lain sebagainya. Terdapat 2 (dua) jenis Multimeter yaitu Analog dan Digital, yang Digital
sangat mudah pembacaannya disebabkan karena Multimeter digital telah menggunakan
angka digital sehingga begitu melakukan pengukuran Listrik, Nilai yang diinginkan dapat
langsung terbaca asalkan sesuai atau Benar cara pemasangan alat ukurnya.
Mari mengenal bagian-bagian Multimeter atau Avometer agar lebih memudahkan dalam
memahami tulisan selanjutnya:
Bagian-Bagian Multimeter
Saya akan berikan sedikit penjelasan mengenai gambar di atas. Yang perlu untuk di
perhatikan adalah :
1. SEKRUP PENGATUR JARUM, Sekrup ini dapat di putar dengan Obeng atau plat
kecil, Sekrup ini berfungsi mengatur Jarum agar kembali atau tepat pada posisi 0
(NOL), terkadang jarum tidak pada posisi NOL yang dapat membuat kesalahan pada
pengukuran, Posisikan menjadi NOL sebelum digunakan.
2. TOMBOL PENGATUR NOL OHM. Tombol ini hampir sama dengan Sekrup
pengatur jarum, hanya saja bedanya yaitu Tombol ini digunakan untuk membuat
jarum menunjukkan angka NOL pada saat Saklar pemilih di posisikan menunjuk
SKALA OHM. Saat saklar pemilih pada posisi Ohm biasanya pilih x1 pada skala
Ohm kemudian Hubungkan kedua ujung TERMINAL (Ujung terminal Merah
bertemu dengan Ujung terminal Hitam) dan Lihat pada Layar penunjuk, Jarum akan
bergerak ke KANAN (Disitu terdapat angka NOL (0), Putar tombol pengatur Nol
Ohm sampai jarum menunjukkan angka NOL). Proses ini dinamakan KALIBRASI
OhmMeter. Hal ini Muthlak dilakukan sebelum melakukan pengukuran tahanan
(OHM) suatu komponen atau suatu rangkaian.
3. SAKLAR PEMILIH. Saklar ini harus di posisikan sesuai dengan apa yang ingin di
UKUR, misalnya bila ingin mengukur tegangan AC maka atur/putar saklar hingga
menyentuh skala AC yang pada alat ukur tertulis ACV, Begitu pula saat mengukur
tegangan DC, cari yang tertulis DCV, begitu seterusnya. Jangan Salah memilih Skala
Pengukuran.
Pada setiap bagian SKALA PENGUKURAN yang dipilih dengan Saklar Pemilih,
terdapat Nilai-nilai yang tertera pada alat ukur, Misalnya Pada Skala Tegangan AC
(tertulis ACV pada alat ukur) tertera skala 10, 50, 250, dan 750 begitu pula pada Skala
Tegangan DC (tertulis DCV pada alat ukur) tertera skala 0.1 , 0.25 , 2.5 , 10 , dst. Apa
maksud Skala ini?? Dan Bagaimana Memilihnya??
Pedoman Memilih SKALA Pengukuran:
Skala tersebut adalah skala yang akan digunakan untuk membaca hasil pengukuran,
Semua skala dapat digunakan untuk membaca, Hanya saja tidak semua skala dapat
memberikan atau memperlihatkan nilai yang diinginkan, misalnya kita mempunyai
Baterai 9 Volt DC, kemudian kita mengatur SAKLAR PEMILIH untuk Memilih
SKALA TEGANGAN DC pada posisi 2,5 dan menghubungkan TERMINAL Merah
dengan positif (+) baterai dan Hitam dengan Negatif (-) baterai. Apa yang akan
terjadi?? Jarum akan bergerak ke Ujung Kanan dan tidak menunjukkan angka 9Volt,
Mengapa Demikian?? Sebab NILAI MAKSIMAL yang dapat diukur bila kita
memposisikan Saklar Pemilih pada skala 2.5 adalah hanya 2.5 Volt saja, sehingga
untuk mengukur Nilai 9Volt maka saklar harus di putar menuju Skala yang LEBIH
BESAR sari NILAI Tegangan yang di Ukur, jadi Putar pada Posisi 10 dan Alat ukur
akan menunjukkan nilai yang diinginkan.Penjelasan Lebih Lengkap Mengenai
MEMBACA ALAT UKUR akan di Bahas selanjutnya pada tutorial ini.
Saya tidak akan membahas semua bagian-bagian alat ukur tetapi bila ingin mengetahui
fungsi-fungsi dari tiap bagian alat ukur, Anda dapat membaca DISINI.
ALAT UKUR LISTRIK HARUS DIPASANG DENGAN BENAR, Mengapa saya katakan
Demikian??
Untuk melakukan suatu pengukuran listrik, Posisi alat ukur pada rangkaian juga Mesti dan
Hal wajib yang harus di perhatikan agar pembacaan alat ukur tidak salah. Pemasangan Alat
ukur yang salah /Tidak benar memberikan hasil pengukuran yang TIDAK BENAR dan
bukan kurang tepat, jadi ini sangat perlu di perhatikan. Mari kita melihat posisi alat ukur yang
benar:
Kali ini saya tidak akan membahas mengenai mengapa alat ukur di pasang paralel saat
mngukur tegangan dan Seri pada saat mengukur Arus, sebab itu lebih kompleks kecuali ada
yang membutuhkannya. Hal ini erat kaitannya dengan Rangkaian dalam suatu alat ukur.
Setelah mengetahui Cara mengatur Saklat Pemilih yang Benar, Mengetahui Jenis Skala yang
akan digunakan, dan Cara pemasangan alat ukur yang benar, maka tiba saatnya kita
melakukan Pengukuran Besaran Listrik.
MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (VOLT / VOLTAGE) DC
Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:
1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila menurut
anda angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan Pengaturan Sekrup.
3. Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2 mengenai Tombol
Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM pada x1 , x10,
x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif (hitam) dan
positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan
menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.
4. Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Tegangan yang anda
ingin ukur, ACV untuk tegangan AC (bolak balik) dan DCV untuk tegangan DC
(Searah).
5. Posisikan SKALA PENGUKURAN pada nilai yang paling besar terlebih dahulu
seperti 1000 atau 750 jika anda TIDAK TAHU berapa nilai tegangan maksimal yang
mengalir pada rangkaian.
6. Pasangkan alat ukur PARALEL terhadap beban/ sumber/komponen yang akan di
ukur.
7. Baca Alat ukur.
Cara Membaca Nilai Tegangan yang terukur:
1. Misalkan Nilai tegangan yang akan diukur adalah 15 VOLT DC (Belum kita ketahui
sebelumnya, itulah saya katakan Misalnya).
2. Kemudian Kita memposisikan saklar pemilih pada posisi DCV dan memilih skala
paling besar yang tertera yaitu 1000. Nilai 1000 artinya Nilai tegangan yang akan
diukur bisa mencapai 1000Volt.
3. Saat memperhatikan Alat ukur maka Dalam Layar penunjuk jarum tidak terdapat
skala terbesar 1000 yang ada hanya 0-10, 0-50, dan 0-250. Maka Untuk memudahkan
membaca perhatikan skala 0-10 saja.
4. Skala penunjukan 0-10 berarti saat jarum penunjuk tepat berada pada angka 10 artinya
nilai tegangan yang terukur adalah 1000 Volt, jika yang di tunjuk jarum adalah angka
5 maka nilai tegangan sebenarnya yang terukur adalah 500 Volt, begitu seterusnya.
5. Kembali Pada Kasus no. 1 dimana nilai tegangan yang akan diukur adalah hanya 15
Volt sementara kita menempatkan saklar pemilih pada Posisi 1000, maka jarum pada
alat ukur hanya akan bergerak sedikit sekali sehingga sulit bagi kita untuk
memperkirakan berapa nilai tegangan sebenarnya yang terukur. Untuk itu Pindahkan
Saklar Pemilih ke Nilai Skala yang dapat membuat Jarum bergerak lebih banyak agar
nilai pengukuran lebih akurat.
6. Misalkan kita menggeser saklar pemilih ke Posisi 10 pada skala DCV. Yang terjadi
adalah, jarum akan bergerak dengan cepat ke paling ujung kanan. Hal ini disebabkan
nilai tegangan yang akan di ukur LEBIH BESAR dari nilai Skala maksimal yang
dipilih. Jika Hal ini di biarkan terus menerus maka alat ukur DAPAT RUSAK, Jika
jarum alat ukur bergerak sangat cepat ke kanan, segera pisahkan alat ukur dari
rangkaian dan ganti Skala SAKLAR PEMILIH ke posisi yang lebih Besar. Saat saklar
Pemilih diletakkan pada angka 10 maka yang di perhatikan dalam layar penunjukan
jarum adalah range skala 0-10, dan BUKAN 0-50 atau 0-250.
= (50 / 50) x 15
Berapakah Nilai tegangan DCV yang terukur saat Saklar Pemilih berada pada Posisi:
1. 2.5
2. 10
3. 50
4. 1000
Jawab:
1. Skala saklar pemilih = 2.5
Skala terbesar yang dipilih = 250
Nilai yang ditunjuk jarum = 110 (perhatikan skala 0-250)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (2.5/250)x 110 = 1.1 Volt
2. Skala saklar pemilih = 10
Skala terbesar yang dipilih = 10
Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0-10)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (10/10)x 4.4 = 4.4 Volt
3. Skala saklar pemilih = 50
Skala terbesar yang dipilih = 50
Nilai yang ditunjuk jarum = 22 (perhatikan skala 0-50)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (50/50)x 22 = 22 Volt
4. Skala saklar pemilih = 1000
Skala terbesar yang dipilih = 10
Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0-10)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (1000/10)x 4.4 = 440 Volt
MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (VOLT / VOLTAGE) AC
1. Untuk mengukur Nilai tegangan AC anda hanya perlu memperhatikan Posisi Sakelar
Pemilih berada pada SKALA TEGANGAN AC (Tertera ACV) dan kemudian
memperhatikan Baris skala yang berwarna Merah pada Layar Penunjuk Jarum.
2. Selebihnya sama dengan melakukan pengukuran Tegangan DC di atas.
positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan
menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.
4. Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala OHM yang diinginkan
yaitu pada x1 , x10, x100, x1k, atau x10k, Maksud tanda x (kali /perkalian) disini
adalah setiap nilai yang terukur atau yang terbaca pada alat ukur nntinya akan di
KALI kan dengan nilai Skala OHM yang dipilih oleh saklar Pemilih.
5. Pasangkan alat ukur pada komponen yang akan di Ukur. (INGAT JANGAN PASANG
ALAT UKUR OHM SAAT KOMPONEN MASIH BERTEGANGAN)
6. Baca Alat ukur.
Cara membaca OHM METER
1. Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter sangatlah
mudah.
2. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum
Penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih
dengan sakelar pemilih.
3. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda pilih
sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut adalah
2000 ohm atau setara dengan 2 Kohm.
Misalkan pada gambar berikut terbaca nilai tahanan suatu Resistor:
Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai resistansi
tahanan / resistor tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk jarum = 26
Skala pengali
Maka nilai resitansinya
= 10 k
= 26 x 10 k
1. Pengertian :
Multimeter atau multitester merupakan alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai
VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter),
maupun arus (amperemeter).
2. Kegunaan/Fungsi :
Berfungsi untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi). Multimeter
juga dapat digunakan untuk fungsi lainnya seperti mengukur temperatur, induktansi,
frekuensi, dan sebagainya.
3. Cara Menggunakan/Mengukur :
a. Cara Mengukur Tegangan AC :
Pilih skala yang cocok dengan perkiraan tegangan yang ingin diukur,
contohnya jika ingin mengukur 220 V, atur saklar selector ke 300 V (Cara
ini digunakan hanya untuk Multimeter jenis Analog).
Hubungkan Probe pada terminal tegangan yang mau diukur. Probe Merah
pada terminal Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negative (-). Untuk
tegangan AC tidak ada polaritas (-) Negative dan (+) Positif.
Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang mau diukur. Jika
ingin mengukur 6 Volt, putar saklar selector ke 12 Volt (khusus Multimeter
Analog), Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka
disarankan untuk memilih skala tegangan yang lebih tinggi untuk
menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
Pilihlah Skala sesuai dengan kebutuhan. Misalkan jika Arus yang akan
diukur adalah 100mA maka putarlah saklar selector ke 300mA (0.3A). Jika
Arus yang diukur melebihi skala yang dipilih, maka sekering (fuse) dalam
Multimeter akan putus. Kita wajib menggantinya sebelum kita bisa
menggunakannya lagi.
Pilihlah skala yang sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur.
Biasanya diawali ke tanda X yang artinya adalah Kali. (khusus
Multimeter Analog).
4. Tingkat Ketelitian :
6. Bagian-bagian :
Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero (Zero Ohm Adjust
Knob).
Skala (Scale).
7. Cara Kalibrasi :
a. Periksa jarum penunjuk meter pastikan sudah tepat mengarah ke angka 0 pada skala ohmmeter
b. Apabila belum tepat putar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk meter ke kiri atau
ke kanan dengan menggunakan obeng pipih (-) kecil.
c. Pasang Probe pada konektor (+) dan ().
d. Putar range selektor switch ke skala Ohm-meter.
e. Tempelkan probe psotif ke probe negatif supaya terjadi Short Circuit.
f. Pastikan jarum penunjuk sudah mengarah ke nol pada skala ohm-meter, jika belum maka
putar zero adjustment agar jarum menunjuk ke nol.
8. Nama Lain :
Multitester.
AVO Meter.
9. Jenis-jenis :
Multimeter Analog.
Multimeter Digital.
Skala Utama Ohm berada pada bagian garis atas pada display multimeter.
http://alatukur.web.id/multimeter-kegunaan-dan-cara-menggunakannya/
Fungsi Multimeter adalah sebagai sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus
listrik, tegangan listrik, dan resistansi atau ketahanan suatu benda yang biasa disebut
avometer. Tidak hanya itu saja fungsinya, alat ini juga mampu mengukur induktansi,
frekuensi, temperatur dan masih banyak lagi, karena alasan itulah mengapa alat ini disebut
sebagai multimeter. Alat ini memiliki berbagai bagian penting yang ada di dalamnya, yang
memiliki kegunaan unik masing-masing yang terdapat pada multimeter ini. Dan berbagai
elemen yang terkandung pada multimeter ini contohnya seperti saklar rangkuman atau
pelemah masukan yang memiliki kegunaan sebagai penyeimbang atau pembatas tegangan
masukkan pada titik nilai yang diinginkan.
Contoh lain dari elemen-elemen pada multimeter atau avometer ini adalah penguat atau
pengatur DC jembatan setimbang atau biasa disebut dengan balanced bridge DC amplifier,
alat pencatat, dan yang terakhir adalah rangkaian penyearah dengan kegunaan sebagai
pengubah tegangan masukan AC ke tegangan DC yang memiliki tegangan yang sama.
Multimeter sendiri memiliki 2 kategori atau jenis, yaitu multimeter analog dan mutimeter
digital atau biasa disebut dengan DMM (Digital MultiMeter). Dilihat dari jenisnya, Fungsi
Multimeter ini bermacam-macam dan sangat berguna sekali untuk kehidupan kita.
Dan yang terakhir adalah Fungsi Multimeter Analog, multimeter jenis ini sangat mirip
dengan digital multimeter, multimeter jenis ini biasa digunakan oleh kita pada umumnya
karena lebih mudah membacanya karena memang multimeter jenis ini termasuk multimeter
yang lebih simpel dan mudah. Tetapi bagi anda yang ingin meneliti sesuatu secara mendetail,
disarankan menggunakan Digital Multimeter.
Demikian penjelasan singkat mengenai fungsi multimeter analog, semoga artikel kali ini
dapat berguna dan bermanfaat bagi anda semua. Baca juga artikel menarik lainnya, seperti
Rangkaian Penghemat Listrik, Rangkaian RC (Resistor-Kapasitor), Rangkaian Star Delta dan
Rangkaian Inverter 1000 Watt.
http://komponenelektronika.biz/fungsi-multimeter-analog.html
Fungsi Multimeter :
1. Mengukur tegangan DC
2. Mengukur tegangan AC
3. Mengukur kuat arus DC
4. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor
5. Mengecek hubung-singkat / koneksi
6. Mengecek transistor
7. Mengecek kapasitor elektrolit
8. Mengecek dioda, led dan dioda zener
9. Mengecek induktor
10. Mengukur HFE transistor (type tertentu)
11. Mengukur suhu (type tertentu)
A. Cara Menggunakan Multimeter Analog
yang akan dicek, probe warna merah pada posisi (+) dan probe
warna hitam pada titik (-) tidak boleh terbalik.
5. Baca hasil ukur pada multimeter.
b)
Mengukur tegangan AC
1. Atur Selektor pada posisi ACV.
2. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan
yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka
atur posisi skala di batas ukur 50V.
3. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya
4. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan
c)
akan di cek, misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur
posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
3. Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang
catu daya dan probe (-) pada input tegangan (+) dari
beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
6. Baca hasil ukur pada multimeter.
d)
boleh terbalik.
5. Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan
boleh terbalik.
Mengecek diode
1. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2. ilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3. Hubungkan probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+)
pada katoda.
4. Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan
kolektor .
4. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-
emitor.
8. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar
pada kolektor.
12. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti
kolektor.
4. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-
emitor.
8. Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-
pada kolektor.
12. Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti
bocor.
6. Jika jarum tidak bergerak maka elko kering / tidak menghantar.
http://shelladesykanova.blogspot.co.id/2012/12/berdasarkan-pembacaan-hasilukurnya.html