Disusun Oleh:
NIM : 03051181823009
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
Besaran dan Satuan Listrik
Avometer berasal dari kata ”AVO” dan ”meter”. ‘A’ artinya ampere,
untuk mengukur arus listrik. ‘V’ artinya voltase, untuk mengukur voltase atau
tegangan. ‘O’ artinya ohm, untuk mengukur ohm atau hambatan. Terakhir, yaitu
meter atau satuan dari ukuran. AVO Meter sering disebut dengan Multimeter
atau Multitester. Secara umum, pengertian dari AVO meter adalah suatu alat
untuk mengukur arus, tegangan, baik tegangan bolak-balik (AC) maupun
tegangan searah (DC) dan hambatan listrik.
Berdasarkan prinsip kerjanya, ada dua jenis AVO meter, yaitu AVO
meter analog (menggunakan jarum putar / moving coil) dan AVO meter digital
(menggunakan display digital). Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu dengan
lainnya, tetapi ada beberapa kesamaan dalam hal operasionalnya. Misal sumber
tenaga yang dibutuhkan berupa baterai DC dan probe / kabel penyidik warna
merah dan hitam.
Pada AVO meter digital, hasil pengukuran dapat terbaca langsung berupa
angka-angka (digit), sedangkan AVO meter analog tampilannya menggunakan
pergerakan jarum untuk menunjukkan skala. Sehingga untuk memperoleh hasil
ukur, harus dibaca berdasarkan range atau divisi. AVO meter analog lebih
umum digunakan karena harganya lebih murah dari pada jenis AVO meter
digital
Avometer Analog
Alat ukur listrik harus dipasang dengan benar, Untuk melakukan suatu
pengukuran listrik, Posisi alat ukur pada rangkaian juga Mesti dan Hal wajib
yang harus di perhatikan agar pembacaan alat ukur tidak salah. Pemasangan
Alat ukur yang salah /Tidak benar memberikan hasil pengukuran yang TIDAK
BENAR dan bukan kurang tepat, jadi ini sangat perlu di perhatikan. Mari kita
melihat posisi alat ukur yang benar:
Pada saat mengukur tegangan baik itu teggangan AC maupun DC, maka
Alat ukur mesti di pasang Paralel terhadap rangkaian. Maksud paralel
adalah kedua terminal pengukur ( Umumnya berwarna Merah untuk
positif (+) dan Hitam untuk Negatif (-) harus membentuk suatu titik
percabangan dan bukan berjejer (seri) terhadap beban. Pemasangan yang
benar dapat dilihat pada gambar berikut:
Setelah mengetahui cara mengatur saklat pemilih yang benar, mengetahui jenis
skala yang akan digunakan, dan cara pemasangan alat ukur yang benar, maka
tiba saatnya kita melakukan pengukuran besaran listrik.
7. Saat memilih skala 10 untuk mengukur nilai tegangan yang lebih besar
dari 10 maka nilai tegangan sebenarnya tidak akan terukur / diketahui.
Solusinya adalah Saklar Pemilih di posisikan pada skala yang lebih besar
dari 10 yaitu 50. Saat memilih Skala 50 pada skala tegangan DC (tertera
DCV), maka dalam Layar Penunjukan Jarum yang mesti di perhatikan
adalah range skala 0-50 dan BUKAN lagi 0-10 ataupun 0-250.
8. Saat Saklar pemilih berada pada posisi 50 maka Jarum Penunjuk akan
bergerak Tepat di tengah antara Nilai 10 dan 20 pada range skala 0-50
yang artinya Nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur bernilai 15 Volt.
Perhatikan gambar berikut:
1. Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter
sangatlah mudah.
2. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh
Jarum Penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala
yang di pilih dengan sakelar pemilih.
3. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang
anda pilih sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai
tahanan tersebut adalah 2000 ohm atau setara dengan 2 Kohm.
Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai
resistansi tahanan / resistor tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk jarum = 26
Skala pengali = 10 k
Maka nilai resitansinya = 26 x 10 k
= 260 k = 260.000 Ohm.
Kelebihan dan Kekurangan Avometer Analog
Kelebihan :
Kekurangan :
Avometer Digital
AVO meter digital tidak sama halnya dengan AVO meter analog yang
menggunakan jarum. AVO meter digital menggunakan display yang langsung
dapat menampilkan hasil pengukuran berupa angka-angka. Karena tidak
menggunakan jarum, AVO meter digital ini bentuk fisiknya lebih kecil daripada
AVO meter analog dan tidak perlu melakukan kalibrasi lagi sebelum melakukan
pengukuran. Selain itu, ketelitian di dalam pengukurannya juga jauh lebih bagus
daripada AVO meter analog.
1.
3. Simbol freeze, jika posisi selektor pada freeze dan probe disatukan antara
probe positif (merah) dan probe negatif (hitam) maka freeze akan berbunyi
dan led merah akan nyala. Fungsinya untuk mengukur jalur yang ada pada PC
(Print Circuit Board) jika menyambung maka freeze akan berbunyi dan led
menyala, jika jalur putus maka freeze tidak akan berbunyi dan led tidak akan
menyala.
2. Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika
ingin mengukur 6 Volt, putar saklar selector ke 12 Volt (khusus Analog
Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka
disarankan untuk memilih skala tegangan yang lebih tinggi untuk
menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin
mengukur 220 Volt, putar saklar selector ke 300 Volt (khusus Analog
Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka
disarankan untuk memilih skala tegangan yang tertinggi untuk
menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika Arus yang
akan diukur adalah 100mA maka putarlah saklar selector ke 300mA
(0.3A). Jika Arus yang diukur melebihi skala yang dipilih, maka sekering
(fuse) dalam Multimeter akan putus. Kita harus menggantinya sebelum
kita dapat memakainya lagi.
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya
diawali ke tanda “X” yang artinya adalah “Kali”. (khusus Multimeter
Analog)
Kelebihan :
Penggunaan lebih mudah karena semua sudah tersistem dan hasil dapat
langsung keluar dalam bentuk nominal
Kekurangan :
Resistor
Resistor atau sering juga disebut hambatan merupakan komponen dalam
rangkaian listrik yang berfungsi untuk menghambat aliran listrik. Hambatan
yang terdapat dalam resistor memiliki satuan Ohm atau sering ditulis dengan
omega (Ω). Resistor memiliki lambang R dan dalam gambar rangkaian listrik
resistor digambarkan seperti sandi rumput, yang naik turun zigzaz dengan tajam
seperti yang terlihat pada gambar dibawah.
Dalam bentuk komponen listrik, nilai hambatan yang ada dalam resistor
biasanya “ditulis” dengan menggunakan pita-pita berwarna, mulai dari 4 warna,
5 warna dan 6 warna. Konsep penggunaan warna tersebut pada dasarnya sama
aja, hanya untuk yang enam warna ditambahkan lagi dengan koefisien suhu.
Adapun nilai untuk warna pita dapat dilihat pada tabel berikut :
Misalkan kita memiliki resistor seperti yang tampak pada gambar dibawah.
Hitunglah nilai hambatan pada resistor tersebut.
Contoh Resistor 4 warna
Biar sama persepsi, kita asumsikan pita pada resistor tersebut mulai dari pita ke
1 (paling kiri) hingga pita ke-4 (paling kanan) adalah coklat, hitam, orange dan
emas. Bagaimana kita mengetahui bahwa pita toleransi adalah pita emas bukan
pita coklat?? Salah satunya karena warna emas dan perak pasti merupakan nilai
untuk toleransi. Coba lihat tabel warna diatas. Warna emas dan perak tidak ada
dalam kolom angka/nilai. Jadi warna pita emas harus berada paling kanan
(terakhir) yang berfungsi sebagai toleransi.
Selanjutnya kita hitung nilai resistor tersebut:
Jadi nilai resistor tersebut adalah 10 x 103 ohm= 104 ohm = 10k ohm ± 5%
Apa maksud toleransi 5%? Maksudnya, 5% dari 10k ohm adalah 500 ohm,
sehingga nilai resistor tersebut bisa saja berada antara 9,5k ohm sampai dengan
10,5k ohm.
Misalkan kita memiliki resistor lain dengan 5 pita warna pada resistor seperti
yang tampak pada gambar dibawah. Hitunglah nilai hambatan pada resistor
tersebut.
Contoh resistor 5 warna
Biar sama juga, kita asumsikan pita pada resistor tersebut mulai dari pita ke 1
(paling kiri) hingga pita ke-5 (paling kanan) adalah orange, orange, putih, hitam
dan coklat. Bagaimana kita juga mengetahui pita coklat sebagai toleransi dan
bukan pita orange??? Pita coklat (seperti halnya pita emas dan perak) juga
berfungsi sebagai penanda toleransi (lihat kolom 3 pada tabel warna). Pita
orange bukan sebagai penanda toleransi. Cara lainnya adalah lihat ada jarak
yang cukup lebar antara pita hitam dan pita coklat. Hal ini untuk memisahkan
antara pita angka / nilai resistor dengan pita toleransi. Dengan demikian kita
tinggal menghitung nilai resistor tersebut:
Jadi nilai resistor tersebut adalah 339 x 100 = 339 x 1 = 339 ohm ± 1%
Seperti kedua contoh sebelumnya. Misalkan kita memiliki resistor lain dengan 6
pita warna pada resistor seperti yang tampak pada gambar dibawah. Hitunglah
nilai hambatan pada resistor tersebut.
Contoh resistor 6 warna
Cara menghitung resistor 6 warna sama dengan resistor 5 warna. Cuma pada
pita terakhir adalah koefisien suhu. Supaya sama, asumsikan warna pita adalah
orange, hijau, putih, merah, coklat dan merah. Jadi nilai semua pita adalah :
Jadi nilai resistor pada gambar adalah 359 x 102 = 359x100 = 35900 = 35,9k
ohm ± 1% 50 ppm.
Nilai resistansi resistor film karbon yang umumnya terdapat di pasaran berkisar
diantara 1Ω hingga 10MΩ dengan nilai daya berkisar 1/6W sampai 5W. Karena
rendahnya kepekaan terhadap suhu, Carbon Film Resistor dapat bekerja dengan
baik di suhu yang berkisar antara -55°C hingga 155°C.
Resistor film oxide merupakan yang terbaik dalam mengalirkan arus gelombang
dengan suhu yang lebih tinggi dibanding resistor fim metal.
Model Resistor Film
Metal Film Resistor umumnya ditulis dengan awalan "MFR" contohnya
MFR100kΩ dan "CF" untuk resistor film karbon. Metal film resistors tersedia
dalam beberapa tipe kemasan seperti E24 (±5% dan ±2% toleransi), E96 (±1%
toleransi) and E192 (±0.5%, ±0.25% & ±0.1% toleransi) dengan daya 0.05
(1/20th) Watt sampai 1/2 Watt.
Jenis Resistor variabel atau disebut resistor tidak tetap merupakan jenis resistor
yang nilai resistansinya tau tahananya dapat berubah dan diatur sesuai
denganyang diinginan. Pada dasarnya Variable Resistor terbagi menjadi
Potensiometer, Rheostat dan Trimpot.
A. Potensiometer
B. Rheostat
Rheostat merupakan jenis jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi pada
Tegangan dan Arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan
pengaturan Nilai Resistansi dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada
bagian atas Toroid.
Sifat dan fisik trimpot sebenarnya sama dengan potensiometer yag membedakan
ukuran trimpot jauh lebih kecil. Perubahan nilai resistansinya juga dibagi
menjadi 2, yakni linier dan logaritmik yang mana huruf A trimpot linier dan
huruf B trimpot logaritmik.
Thermistor adalah jenis resistor yang nilai resistansinya dapat berubah karena
dipengaruhi oleh suhu (Temperature). Thermistor merupakan Singkatan dari
“Thermal Resistor”. Terdapat dua jenis Thermistor yaitu Thermistor NTC
(Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive Temperature
Coefficient).
LDR atau Light Dependent Resistor adalah jenis Resistor yang nilai
Resistansinya dapat berubah karena dipengaruhi oleh intensitas Cahaya yang
diterimanya.