1. Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol apabila kedua penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik apabila jarum belum tepat pada angka nol (0). 2. Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke arah DC mA apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk mengukur tegangan AC, dan ke arah DC V untuk mengukur tegangan DC. 3. Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala ohm dan nolkan dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif. Apabila belum menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm. 4. Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok warna hidam ke jolok negatif. 5. Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan negatifnya karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak. B. Cara Menggunakan Multimeter Digital
Cara menggunakannya sama dengan multimeter analog, hanya lebih sederhana dan lebih cermat dalam penunjukan hasil ukurannya karena menggunakan display 4 digit sehingga mudah membaca dan memakainya.
1. Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap dipakai. 2. Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan dengan alat ukur. 3. Catat angka yang tertera pada multimeter digital. 4. Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya terpasang terbalik karena display dapat memberitahu.
Yang dimaksud Multimeter atau Avometer adalah Alat ukur Listrik yang memungkinkan kita untuk mengukur besarnya Besaran listrik yang ada pada suatu rangkaian baik itu Tegangan, Arus, maupun Nilai Hambatan/Tahanan. AVOmeter adalah singkatan dari Ampere Volt Ohm Meter, jadi hanya terdapat 3 komponen yang bisa diukur dengan AVOmeter sedangkan Multimeter , dikatakan multi sebab memiliki banyak besaran yang bisa di ukur, misalnya Ampere, Volt, Ohm, Frekuensi, Konektivitas Rangkaian (putus ato tidak), Nilai Kapasitif, dan lain sebagainya. Terdapat 2 (dua) jenis Multimeter yaitu Analog dan Digital, yang Digital sangat mudah pembacaannya disebabkan karena Multimeter digital telah menggunakan angka digital sehingga begitu melakukan pengukuran Listrik, Nilai yang diinginkan dapat langsung terbaca asalkan sesuai atau Benar cara pemasangan alat ukurnya. Mari mengenal bagian-bagian Multimeter atau Avometer agar lebih memudahkan dalam memahami tulisan selanjutnya:
Bagian-Bagian Multimeter Saya akan berikan sedikit penjelasan mengenai gambar di atas. Yang perlu untuk di perhatikan adalah : 1. SEKRUP PENGATUR JARUM, Sekrup ini dapat di putar dengan Obeng atau plat kecil, Sekrup ini berfungsi mengatur Jarum agar kembali atau tepat pada posisi 0 (NOL), terkadang jarum tidak pada posisi NOL yang dapat membuat kesalahan pada pengukuran, Posisikan menjadi NOL sebelum digunakan. 2. TOMBOL PENGATUR NOL OHM. Tombol ini hampir sama dengan Sekrup pengatur jarum, hanya saja bedanya yaitu Tombol ini digunakan untuk membuat jarum menunjukkan angka NOL pada saat Saklar pemilih di posisikan menunjuk SKALA OHM. Saat saklar pemilih pada posisi Ohm biasanya pilih x1 pada skala Ohm kemudian Hubungkan kedua ujung TERMINAL (Ujung terminal Merah bertemu dengan Ujung terminal Hitam) dan Lihat pada Layar penunjuk, Jarum akan bergerak ke KANAN (Disitu terdapat angka NOL (0), Putar tombol pengatur Nol Ohm sampai jarum menunjukkan angka NOL). Proses ini dinamakan KALIBRASI OhmMeter. Hal ini Muthlak dilakukan sebelum melakukan pengukuran tahanan (OHM) suatu komponen atau suatu rangkaian. 3. SAKLAR PEMILIH. Saklar ini harus di posisikan sesuai dengan apa yang ingin di UKUR, misalnya bila ingin mengukur tegangan AC maka atur/putar saklar hingga menyentuh skala AC yang pada alat ukur tertulis ACV, Begitu pula saat mengukur tegangan DC, cari yang tertulis DCV, begitu seterusnya. Jangan Salah memilih Skala Pengukuran. Pada setiap bagian SKALA PENGUKURAN yang dipilih dengan Saklar Pemilih, terdapat Nilai-nilai yang tertera pada alat ukur, Misalnya Pada Skala Tegangan AC (tertulis ACV pada alat ukur) tertera skala 10, 50, 250, dan 750 begitu pula pada Skala Tegangan DC (tertulis DCV pada alat ukur) tertera skala 0.1 , 0.25 , 2.5 , 10 , dst. Apa maksud Skala ini?? Dan Bagaimana Memilihnya?? Pedoman Memilih SKALA Pengukuran: Skala tersebut adalah skala yang akan digunakan untuk membaca hasil pengukuran, Semua skala dapat digunakan untuk membaca, Hanya saja tidak semua skala dapat memberikan atau memperlihatkan nilai yang diinginkan, misalnya kita mempunyai Baterai 9 Volt DC, kemudian kita mengatur SAKLAR PEMILIH untuk Memilih SKALA TEGANGAN DC pada posisi 2,5 dan menghubungkan TERMINAL Merah dengan positif (+) baterai dan Hitam dengan Negatif (-) baterai. Apa yang akan terjadi?? Jarum akan bergerak ke Ujung Kanan dan tidak menunjukkan angka 9Volt, Mengapa Demikian?? Sebab NILAI MAKSIMAL yang dapat diukur bila kita memposisikan Saklar Pemilih pada skala 2.5 adalah hanya 2.5 Volt saja, sehingga untuk mengukur Nilai 9Volt maka saklar harus di putar menuju Skala yang LEBIH BESAR sari NILAI Tegangan yang di Ukur, jadi Putar pada Posisi 10 dan Alat ukur akan menunjukkan nilai yang diinginkan.Penjelasan Lebih Lengkap Mengenai MEMBACA ALAT UKUR akan di Bahas selanjutnya pada tutorial ini. Saya tidak akan membahas semua bagian-bagian alat ukur tetapi bila ingin mengetahui fungsi- fungsi dari tiap bagian alat ukur, Anda dapat membaca DISINI. ALAT UKUR LISTRIK HARUS DIPASANG DENGAN BENAR, Mengapa saya katakan Demikian?? Untuk melakukan suatu pengukuran listrik, Posisi alat ukur pada rangkaian juga Mesti dan Hal wajib yang harus di perhatikan agar pembacaan alat ukur tidak salah. Pemasangan Alat ukur yang salah /Tidak benar memberikan hasil pengukuran yang TIDAK BENAR dan bukan kurang tepat, jadi ini sangat perlu di perhatikan. Mari kita melihat posisi alat ukur yang benar: 1. Posisi alat ukur saat mengukur TEGANGAN (Voltage) Pada saat mengukur tegangan baik itu teggangan AC maupun DC, maka Alat ukur mesti di pasang Paralel terhadap rangkaian. Maksud paralel adalah kedua terminal pengukur ( Umumnya berwarna Merah untuk positif (+) dan Hitam untuk Negatif (-) harus membentuk suatu titik percabangan dan bukan berjejer (seri) terhadap beban. Pemasangan yang benar dapat dilihat pada gambar berikut:
Memasang Multimeter Paralel 2. Posisi alat ukur saat mengukur ARUS (Ampere) Untuk melakukan pengukuran ARUS yang mesti diperhatikan yaitu Posisi terminal harus dalam kondisi berderetan dengan Beban, Sehingga untuk melakukan pengukuran arus maka rangkaian mesti di Buka / diputus / Open circuit dan kemudian menghubungkan terminal alat ukur pada titik yang telah terputus tersebut. Pemasanngan yang benar dapat dilihat pada gambar:
Memasang Multimeter SERI 3. Posisi alat ukur saat mengukur Hambatan (Ohm) Yang mesti diketahui saat pngukuran tahanan ialah JANGAN PERNAH MENGUKUR NILAI TAHANAN SUATU KOMPONEN SAAT TERHUBUNG DENGAN SUMBER. Ini akan merusak alat ukur. Pengukurannya sangat mudah yaitu tinggal mengatur saklar pemilih ke posisi Skala OHM dan kemudian menghubungkan terminal ke kedua sisi komponen (Resistor) yang akan di ukur.
Memasang Multimeter untuk mengukur tahanan Kali ini saya tidak akan membahas mengenai mengapa alat ukur di pasang paralel saat mngukur tegangan dan Seri pada saat mengukur Arus, sebab itu lebih kompleks kecuali ada yang membutuhkannya. Hal ini erat kaitannya dengan Rangkaian dalam suatu alat ukur. Setelah mengetahui Cara mengatur Saklat Pemilih yang Benar, Mengetahui Jenis Skala yang akan digunakan, dan Cara pemasangan alat ukur yang benar, maka tiba saatnya kita melakukan Pengukuran Besaran Listrik. MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (VOLT / VOLTAGE) DC Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan: 1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah). 2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila menurut anda angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan Pengaturan Sekrup. 3. Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2 mengenai Tombol Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM pada x1 , x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif (hitam) dan positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm. 4. Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Tegangan yang anda ingin ukur, ACV untuk tegangan AC (bolak balik) dan DCV untuk tegangan DC (Searah). 5. Posisikan SKALA PENGUKURAN pada nilai yang paling besar terlebih dahulu seperti 1000 atau 750 jika anda TIDAK TAHU berapa nilai tegangan maksimal yang mengalir pada rangkaian. 6. Pasangkan alat ukur PARALEL terhadap beban/ sumber/komponen yang akan di ukur. 7. Baca Alat ukur. Cara Membaca Nilai Tegangan yang terukur: 1. Misalkan Nilai tegangan yang akan diukur adalah 15 VOLT DC (Belum kita ketahui sebelumnya, itulah saya katakan Misalnya). 2. Kemudian Kita memposisikan saklar pemilih pada posisi DCV dan memilih skala paling besar yang tertera yaitu 1000. Nilai 1000 artinya Nilai tegangan yang akan diukur bisa mencapai 1000Volt. 3. Saat memperhatikan Alat ukur maka Dalam Layar penunjuk jarum tidak terdapat skala terbesar 1000 yang ada hanya 0-10, 0-50, dan 0-250. Maka Untuk memudahkan membaca perhatikan skala 0-10 saja. 4. Skala penunjukan 0-10 berarti saat jarum penunjuk tepat berada pada angka 10 artinya nilai tegangan yang terukur adalah 1000 Volt, jika yang di tunjuk jarum adalah angka 5 maka nilai tegangan sebenarnya yang terukur adalah 500 Volt, begitu seterusnya. 5. Kembali Pada Kasus no. 1 dimana nilai tegangan yang akan diukur adalah hanya 15 Volt sementara kita menempatkan saklar pemilih pada Posisi 1000, maka jarum pada alat ukur hanya akan bergerak sedikit sekali sehingga sulit bagi kita untuk memperkirakan berapa nilai tegangan sebenarnya yang terukur. Untuk itu Pindahkan Saklar Pemilih ke Nilai Skala yang dapat membuat Jarum bergerak lebih banyak agar nilai pengukuran lebih akurat. 6. Misalkan kita menggeser saklar pemilih ke Posisi 10 pada skala DCV. Yang terjadi adalah, jarum akan bergerak dengan cepat ke paling ujung kanan. Hal ini disebabkan nilai tegangan yang akan di ukur LEBIH BESAR dari nilai Skala maksimal yang dipilih. Jika Hal ini di biarkan terus menerus maka alat ukur DAPAT RUSAK, Jika jarum alat ukur bergerak sangat cepat ke kanan, segera pisahkan alat ukur dari rangkaian dan ganti Skala SAKLAR PEMILIH ke posisi yang lebih Besar. Saat saklar Pemilih diletakkan pada angka 10 maka yang di perhatikan dalam layar penunjukan jarum adalah range skala 0- 10, dan BUKAN 0-50 atau 0-250.
Multimeter Over, Awas Rusak 7. Telah saya jelaskan bahwa saat memilih skala 10 untuk mengukur nilai tegangan yang lebih besar dari 10 maka nilai tegangan sebenarnya tidak akan terukur / diketahui. Solusinya adalah Saklar Pemilih di posisikan pada skala yang lebih besar dari 10 yaitu 50. Saat memilih Skala 50 pada skala tegangan DC (tertera DCV), maka dalam Layar Penunjukan Jarum yang mesti di perhatikan adalah range skala 0-50 dan BUKAN lagi 0- 10 ataupun 0-250. 8. Saat Saklar pemilih berada pada posisi 50 maka Jarum Penunjuk akan bergerak Tepat di tengah antara Nilai 10 dan 20 pada range skala 0-50 yang artinya Nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur bernilai 15 Volt. Perhatikan gambar berikut:
Nilai tegangan Terlihat Benar 9. Untuk mengetahui berapa nilai tegangan yang terukur dapat pula menggunakan RUMUS:
Jadi misalnya, tegangan yang akan di ukur 15 Volt maka: Tegangan Terukur = (50 / 50) x 15 Nilai Tegangan Terukur = 15 Berikut saya akan berikan Contoh agar kita lebih mudah dalam memahaminya: Contoh I. Saat melakukan pengukuran ternyata Jarum Alat Ukur berada pada posisi seperti yang terlihat pada gambar:
Berapakah Nilai tegangan DCV yang terukur saat Saklar Pemilih berada pada Posisi: 1. 2.5 2. 10 3. 50 4. 1000 Jawab: 1. Skala saklar pemilih = 2.5 Skala terbesar yang dipilih = 250 Nilai yang ditunjuk jarum = 110 (perhatikan skala 0-250) Maka nilai Tegangan yang terukur adalah: Teg VDC = (2.5/250)x 110 = 1.1 Volt 2. Skala saklar pemilih = 10 Skala terbesar yang dipilih = 10 Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0-10) Maka nilai Tegangan yang terukur adalah: Teg VDC = (10/10)x 4.4 = 4.4 Volt 3. Skala saklar pemilih = 50 Skala terbesar yang dipilih = 50 Nilai yang ditunjuk jarum = 22 (perhatikan skala 0-50) Maka nilai Tegangan yang terukur adalah: Teg VDC = (50/50)x 22 = 22 Volt 4. Skala saklar pemilih = 1000 Skala terbesar yang dipilih = 10 Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0-10) Maka nilai Tegangan yang terukur adalah: Teg VDC = (1000/10)x 4.4 = 440 Volt MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (VOLT / VOLTAGE) AC 1. Untuk mengukur Nilai tegangan AC anda hanya perlu memperhatikan Posisi Sakelar Pemilih berada pada SKALA TEGANGAN AC (Tertera ACV) dan kemudian memperhatikan Baris skala yang berwarna Merah pada Layar Penunjuk Jarum. 2. Selebihnya sama dengan melakukan pengukuran Tegangan DC di atas.
MENGUKUR ARUS LISTRIK (Ampere) DC Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan: 1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah). 2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0) 3. Lakukan Kalibrasi alat ukur 4. Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Arus DCA 5. Pilih SKALA PENGUKURAN yang diinginkan seperti 50 Mikro, 2.5m , 25m , atau 0.25A. 6. Pasangkan alat ukur SERI terhadap beban/ sumber/komponen yang akan di ukur. 7. Baca Alat ukur (Pembacaan Alat ukur sama dengan Pembacaan Tegangan DC diatas) MENGUKUR NILAI TAHANAN / RESISTANSI RESISTOR (OHM) Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan: 1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah). 2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila menurut anda angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan Pengaturan Sekrup. 3. Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2 mengenai Tombol Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM pada x1 , x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif (hitam) dan positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm. 4. Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala OHM yang diinginkan yaitu pada x1 , x10, x100, x1k, atau x10k, Maksud tanda x (kali /perkalian) disini adalah setiap nilai yang terukur atau yang terbaca pada alat ukur nntinya akan di KALI kan dengan nilai Skala OHM yang dipilih oleh saklar Pemilih. 5. Pasangkan alat ukur pada komponen yang akan di Ukur. (INGAT JANGAN PASANG ALAT UKUR OHM SAAT KOMPONEN MASIH BERTEGANGAN) 6. Baca Alat ukur. Cara membaca OHM METER 1. Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter sangatlah mudah. 2. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum Penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih dengan sakelar pemilih. 3. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda pilih sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut adalah 2000 ohm atau setara dengan 2 Kohm. Misalkan pada gambar berikut terbaca nilai tahanan suatu Resistor:
Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai resistansi tahanan / resistor tersebut adalah: Nilai yang di tunjuk jarum = 26 Skala pengali = 10 k Maka nilai resitansinya = 26 x 10 k = 260 k = 260.000 Ohm. Itulah tutorial mengenai cara membaca ALAT UKUT LISTRIK MULTIMETER atau OHMMETER. Semoga Informasi ini dapat berguna bagi anda dan dapat memberikan anda kemudahan dalam membaca suatu alat ukut.
CARA PAKAI MULTITESTER DIGITAL Multimeter sering dignakan dalam pengukuran besaran-besaran listrik . Selain itu alat ini juga atau biasa disebut AVO (ampere, volt, dan ohm) meter yang artinya suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik (I) dengan satuan ampere, mengukur tegangan listrik (V) dengan satuan volt, dan untuk mengukur besarnya tahanan listrik (W) dengan satuan ohm. Kegunaan multimeter ini selain untuk mengukur besaran-besaran listrik juga sangat berguna untuk mencari dan menemukan gangguan yang terjadi pada semua jenis pesawat atau alat-alat elektronika. Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan (resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara umum, sedangkan pada perkembangannya multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi, frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang yang menyebut multimeter dengan sebutan AVO meter, mungkin maksudnya A (ampere), V(volt), dan O(ohm). 1. Spesifikasi Multitester - Batas Ukur dan Skala Tegangan searah (DC&AC), arus (DC), dan resistensi - Sensitivitas pengukuran tegangan sensitivitas pengukuran tegangan dalam /V/V ketelitian dalam % jangkauan frekuensi tegangan bolak bolak-balik yang mampu diukur (misalnya antara 20 Hz - 30 KHz). - batere yang diperlukan Multimeter dibagi menjadi dua jenis yaitu multimeter analog dan multimeter digital.
Multimeter analog Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini. Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.
Multimeter digital Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan service center yang memakai multimeter digital. Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan multimeter analog. Mari kita mulai belajar menggunakan Multitester.Sebelumnya kenali dulu tombol- tombol yang ada pada Multitester sebagai berikut : Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter Bertujuan untuk mengukur suatu obyek tegangan baik DC maupun AC 1. Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah ke Lubang paling kanan (V/Ohm). 2. Tentukan object pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yg berkapasitas 3,7V. 3. Lihat skala pada Multitester pd bagian V (Volt) ada dua yaitu: DC Volt (Tegangan searah) : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, dsb (Terdapat Polaritas + dan -) AC Volt ~ (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN, dan sejenisnya. Umumnya yg digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran ponsel, dll dipilih yg DC Volt Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai2 yg tertera pada bagian DC Volt tsb. Contoh: 200mV artinya akan mengukur tegangan yg maximal 0,2 Volt 2V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 2 Volt 20V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 20 Volt 200V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 200V 750V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 750V Gunakan skala yg tepat utk pengukuran, misal Battere 3,6 Volt gunakan skala pada 20V. Maka hasilnya akan akurat mis terbaca : 3,76 Volt. Jika menggunakan skala 2 V akan muncul angka 1 (pertanda overload/ melebihi skala) Jika menggunakan skala 200V akan terbaca hasilnya namun tdk akurat mis terbaca : 3,6V atau 3,7 V sja (1digit belakang koma) Jika menggunakan 750V bisa saja namun hasilnya kaan terbaca 3 atau 4 volt (Dibulatkan lsg tanpa koma) Setelah object pengukuran sdh ada, dan skala sdh dipilih yg tepat, maka lakukan pengukuran dgn menempelkan kbl merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif batere. Akan muncul hasil pengukurannya. Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun ada tanda negatif didepan hasilnya. Beda dgn Multitester Analog. Jika kbl terbalik jarum akan mentok kekiri. NB : jika Multitester ada tombol DH, artinya Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan freeze, dan bisa dicatat hasilnya.
Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter 1. Perhatikan Object yg akan diukur. (Resistor, hambatan jalur, dll) 2. Perhatikan skala Pengukuran pada Ohm Meter 200 artinya akan mengukur hambatan yg nilainya max. 200 Ohm 2K artinya akan mengukur hambatan yg nilainya max. 2000 Ohm (2KOhm) 20 K artinya akanmengukur hambatan yg nilainya max. 20.000 Ohm (20K Ohm) 200K artinya akan mengukur hambatan yg nilainya max. 200.000 Ohm (200K Ohm) 2M artinya akan menguur hambatan yg nilainya 2.000.000 Ohm (2000K Ohm atau 2 Mega Ohm) Bila tdk tau besaran nilai yg mau diukur, dianjurkan pilih skala tengah misalnya skala 20K. Lalu lakukan pengukuran. Jika hasilnya 1 (Overload) maka naikkan skala Jika hasilnya digit dibelakang koma kurang akurat, maka turunkan skala. Contoh pembacaan hasil : Pd skala 2K hasilnya 1,76 itu artinya hambatan yg terukur adalah 1,76 K Ohm Pd skala 2K hasilnya 0,378 itu artinya hambatan yg terukur adalah 0,378 K Ohm alias 378 Ohm. (KOhm ke Ohm dikali 1000) Pd skala 20K hasilnya 1 , artinya object yg mau diukur melebihi skala 20K,maka naikan skala menjadi 200K, hasilnya menjadi 38,78 itu artinya hambatan yg terukur adalah sebesar 38,78 KOhm Pada pengukuran tegangan PLN, maka skala dipindahkan ke bagian AC Volt (~) lalu skala ke 750 V. Colok kabel merah dan hitam ke masing2 lobang stop kontak, bolak balik boleh. Namun hati2 takut ada kabel yg terkelupas, bisa tersengat listrik. Hasil yg akan muncul mis: 216 artinya tegangan PLN tsb sebesar 216 Volt. Jika memakai skala 200, maka hasilnya akan 1 pertanda over load alias melebihi skala 200 Volt tsb. Menggunakan Multitester sebagai pengukur kapasitas Condensator Kondensator (Capasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad. Ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867). Kondensator kini juga dikenal sebagai kapasitor, namun kata kondensator masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia condensatore, seperti bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador. * Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung. Lambang kondensator (mempunyai kutub positif dan negatif) pada skema elektronika. * Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering disebut kapasitor (capacitor). Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika. Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C). Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu Farad = 9 x 1011 cm yang artinya luas permukaan kepingan tersebut menjadi 1 Farad sama dengan 106 mikroFarad (F), jadi 1 F = 9 x 105 cm. Satuan-satuan sentimeter persegi (cm) jarang sekali digunakan karena kurang praktis, satuan yang banyak digunakan adalah: * 1 Farad = 1.000.000 F (mikro Farad) * 1 F = 1.000.000 pF (piko Farad) * 1 F = 1.000 nF (nano Farad) * 1 nF = 1.000 pF (piko Farad) * 1 pF = 1.000 F (mikro-mikro Farad) Langkah pengukuran : 1. Pilih Skala bagian F dan pilih skala yg sesuai. 2. maka nilai yg tampil adalah nilai kapasitas kondensator tsb dgn satuan Farad atau Mikro Farad (10 pangkat -6) atau Nano Farad (10 pangkat -9) atau Piko Farad (10 pangkat -12) Farad. Menggunakan Multitester Digital sebagai Pengukur J alur (Kontinuitas) 1. Pilih Skala Buzzer, yg ada icon Sound atau ada LED nya. Jika kabel tester Merah dan hitam ditempelkan lsg, maka Multitester akan berbunyi pertanda jalur OK. Tanpa hambatan (<50 Ohm). 2. Pilih object pengukuran. Misal akan mengukur jalur Power ON dari IC UEM kaki P7 ke Switch On off. Tempel salah satu kabel (bebas yg mana aja) ke kaki Switch ON Off, satu lagi ke kaki IC UEM P7 atau capasitor terdekatnya. Jika bunyi maka pertanda jalur bagus dan terhubung. Jika tdk bunyi, coba apakah sdh benar letak pengukurannya. Jika sdh, dipastikan jalur putus dan harus di jumper. Menggunakan Multitester Digital sebagai pengukur arus rangkaian 1. Pindahkan kabel merah ke 20A. Dan kabel hitam tetap di COM (ground). Dipilih lobang 20A karena akan mengukur arus yg > 0,2 A. Misalnya akan mengukur arus pengisian battere. Salah satu cara antara lain salah satu kabel charger dipotong. Dan masing2 kabel ditempelkan ke kabel merah & kabel hitam Multitester. Lakukan pengukuran saat ponsel dicharger. Misalnya nilai yg tertera 0,725 berarti arus pengisian sebesar 0,725 A alais 725 mA. Atau mencabut Sekring (Fuse) lalu tempelkan msg2 kbl ke msg kutub sekring pd PCB. Lalu ukur hasilnya. Mengukur Batere Lithium Original atau Palsu. 1. Kabel Merah tetap di 20A, kbl hitam di GND. 2. Skala tetap di 20A 3. Tempel kabel Merah di + batere 4. Tempel kbl hitam di batere 5. lihat hasil yg muncul : Jika secara refleks, menunjuk ke angka tertentu dan kembali ke Nol, pertanda Batere Lithium asli. Jika hasilnya menunjuk ke angka tertentu, dan stabil. Pertanda Batere Lithium palsu, dan cept2 cabut kbl dari Batere. Karena Batere akan menjadi panas.. karena didalamya tdk ada rangkaian IC Pengontrolnya. Untuk Batere lithium asli, walaupun kbl ditempel terus ke batere, tdk masalah Makanya sering ponsel panas atau bahkan meledak saat dicharging. Karena menggunakan Batere Lithium palsu. Yg tdk ada rangkaian IC pengontrolnya. Sehingga saat batere Penuh. Sensor BTEMP tdk bekerja. Maka batere yg telah penuh tsb akan terus terisi sehingga menjadi panas panas dan akhirnya dpt mengakibatkan kerusakanpada ponsel, atau bahkan bisa saja batere menjadi kembung da dpt meledak. Click the image to open in full size. Oleh karen itu gunakan selalu batere yg asli Lithium yg mengandung IC Pengontrol short Circuit didalamnya. Cara pengukuran tegangan pada ponsel Alat-alat yang dibutuhkan :1. Multitester Digital/Analog, lebih bagus Digital, karena hasilnya lebih akurat terbaca. 2. DC Power Supply, diatur Voltagenya antara 3,6V 4,1 Volt. 3. Kabel jumper. (Utk PCB yg Connector Batterenya terpisah, maka kabel jumper hrs disolder ke PCB (Kutub Batt + dan -) baru dihubungkan ke Power Supply.Quote: Persiapan Pengukuran : 1. Nyalakan Power Supply, atur tegangannya 3,6 s/d 4,1 V. 2. Solder 2 buah kbl jumper, satu kabel di Kutub + Batt (Boleh juga di C165), dan satu kabel lagi di kutub Batt atau di GND mana saja. lalu kedua kabel tsb dihubungkan ke Power Supply I. Pengukuran Tegangan pada Ponsel Nokia DCT3 (Ct : 8210/8250) Quote: Tegangan penting yg harus diukur : 1. Power ON di Switch On/Off = 3,6V s/d 4,1 V 2. VBB = 2,8 V 3. VCore = 1,8 V 4. VCP = 4,8 V 5. VCOBBA = 2,8 V 6. VREF = 1,5 V 7. VXO = 2,8 V 8. PURX = 2,8 V Power On : Tegangan dari batt > CCONT -> Saklar. VBB (Voltage BaseBand) = Teg. untuk bagian baseband spt IC UI, CPU, LCD, COBBA, IC Flash, dll VCore = Tegangan Digital utk CPU sbg Processor. VCP = Voltage Charge Pump, teg. untuk IC Regulator ke VCO & IC RF VCOBBA = teg. Digital untuk IC Audio COBBA VREF = Teg. referensi clock untuk IC RF HAGAR (sbg Frequency Synthetizer) dan untuk IC Audio COBBA (sbg Automatic Frequency Control) dlm mengatur RF Clock 26 Mhz. VXO = Voltage Xtal Oscillator, tegangan utk IC Crystal 26 Mhz PURX = Power Up Reset -> Signal Reset utk CPU dari CCONT utk mulai bekerja. Attachment 168050 Langkah-langkah Pengukuran : 1. Setelah Persiapan Pengukuran sdh dilakukan, maka siapkan Multitester. (Bila ada yg belum mengerti cara penggunaan, bisa baca petunjuknya lebih lanjut di sini : Petunjuk Penggunaan Multitester Digital 2. Putar Skala Multitester ke DC Volt 20 3. Tempel Kabel hitam ke Ground. Dan Kabel Merah ke kaki saklar On/Off +, (bagian bawah). Baca tegangannya, hrs menunjukkan angka >3,6V. Dan jika saklar ditekan hasilnya harus 0 V. Jika tdk ada teg. Power On, HP tdk bisa hidup, namun jika dicharge akan muncul gambar battere sdg dicharge, solusinya cek Ccont, R118(resistor Power On) dan jalur Power On (Batt > Ccont kaki E4 > Switch on/off. 4. Kabel merah pindah ke C152, tekan On/Off, maka hasil nya harus 2,8 VXO, Jika VXO tdk keluar, otomatis HP akan matot, karena Crystal tdk bekerja mengeluarkan frekuensi 26 Mhz utk IC RF, yg nantinya oleh HAGAR akan dibagi 2 menjadi 13 Mhz dan akan dikirim ke CPU, sebagai RF Clock. maka dari itu cek CCONT, jika VXO tdk muncul. 5. Kbl Merah ke C107, VBB = 2,8V, jika tdk keluar, HP akan matot, cek CCONTnya. 6. Kbl merah ke C108, VCP = 5V, jika tdk keluar, HP akan No Signal, manual searching lsg No network dlm waktu singkat. Cek CCONT. 7. Kbl merah ke C140, VCore = 1,8V, jika tdk keluar, HP akan matot, karena CPU tdk akan bekerja, oleh karena itu cek CCONTnya. Bila Vcore <1,0V ada kemungkinan bisa dari CPU short, atau CCONT lemah. 8. Kbl merah ke C133, VCobba = 2,8 V, jika tdk keluar, HP akan muncul Contact Service dan di info di UFS COBBA s/n = 000000, karena Cobba tdk dpt bekerja akibat tdk ada tegangan. solusinya cek CCONT. 9. Kbl merah ke C106, VRef = 1,5V, jika tdk keluar, gejala pd HP No Network, karena teg. referensi utk IC HAGAR tdk ada. Solusinya cek CCONT. 10. Kbl Merah ke J227, PURX =2,8V (Joint 227 = sambungan ke kaki B13 CPU), Jika PURX tdk keluar, maka HP akan matot, karena CPU tdk mendapat Signal Power Up Reset dari CCONT. Setelah semua teg. keluar pertanda CCONT dalam hal ini berfungsi sbg Regulator (Pembagi tegangan) telah berfungsi dengan baik. Fungsi lainnya dari CCONT sbg Penguat frekuensi Sleep Clock dari 32 Khz crystal yg dpt diukur dgn Frequency Counter. Juga tugas lainnya sbg PWM (Power Management) pengontrol Charging, Tegangan SIM card, dll. What is a multimeter? A multimeter is a handy tool that you use to measure electricity, just like you would use a ruler to measure distance, a stopwatch to measure time, or a scale to measure weight. The neat thing about a multimeter is that unlike a ruler, watch, or scale, it can measure different things kind of like a multi-tool. Most multimeters have a knob on the front that lets you select what you want to measure. Below is a picture of a typical multimeter. There are many different multimeter models; visit the multimeter gallery for labeled pictures of additional models.
Figure 1. A typical multimeter. What can multimeters measure? Almost all multimeters can measure voltage, current, and resistance. See the next section for an explanation of what these terms mean, and click on theUsing a Multimeter tab, above, for instructions on how to make these measurements. Some multimeters have a continuity check, resulting in a loud beep if two things are electrically connected. This is helpful if, for instance, you are building a circuit and connecting wires or soldering; the beep indicates everything is connected and nothing has come loose. You can also use it to make sure two things are not connected, to help prevent short circuits. Some multimeters also have a diode check function. A diode is like a one-way valve that only lets electricity flow in one direction. The exact function of the diode check can vary from multimeter to multimeter. If you're working with a diode and can't tell which way it goes in the circuit, or if you're not sure the diode is working properly, the check feature can be quite handy. If your multimeter has a diode check function, read the manual to find out exactly how it works. Advanced multimeters might have other functions, such as the ability to measure and identify other electrical components, like transistors or capacitors. Since not all multimeters have these features, we will not cover them in this tutorial. You can read your multimeter's manual if you need to use these features. What are voltage, current, and resistance? If you haven't heard of these terms before, we'll give a very simple introductory explanation here. You can read more about voltage, current, and resistance in the References tab, above. Remember that voltage, current, and resistance are measurable quantities that are each measured in a unit that has a symbol, just like distance is a quantity that can be measured in meters, and the symbol for meters is m. Voltage is how hard electricity is being "pushed" through a circuit. A higher voltage means the electricity is being pushed harder. Voltage is measured in volts. The symbol for volts is V. Current is how much electricity is flowing through the circuit. A higher current means more electricity is flowing. Current is measured in amperes. The symbol for amperes is A. Resistance is how difficult it is for electricity to flow through something. A higher resistance means it is more difficult for electricity to flow. Resistance is measured in ohms. The symbol for ohms is (the capital Greek letter omega). Technical Note The symbol that is used for a unit is usually different than the symbol for a variable in an equation. For example, voltage, current, and resistance are related by Ohm's law (see the References tab to learn more about Ohm's law): Voltage=CurrentResistance which is usually expressed as V=IR In this equation, V represents voltage, I represents current, and R represents resistance. When referring to the units volts, amps, and ohms, we use the symbols V, A, and , as explained above. So, "V" is used for both voltage and volts, but current and resistance have different symbols for their variables and units. Don't worry if this seems confusing; this table will help you keep track: Variable Symbol Unit Symbol Voltage V Volts V Current I Ampere A Resistance R Ohm This is very common in physics. For example, in many equations, "position" and "distance" are represented by the variables "x" or "d," but they are measured in the unit meters, and the symbol for meters is m. A simple analogy to better understand voltage, current, and resistance: imagine water flowing through a pipe. The amount of water flowing through the pipe is like current. More water flow means more current. The amount of pressure making the water flow is like voltage; a higher pressure will "push" the water harder, increasing the flow. Resistance is like an obstruction in the pipe. For instance, a pipe that is clogged with debris or objects will be harder for water to flow through, and will have a higher resistance than a pipe that is free of obstruction. This cartoon illustrates the idea as well; "volt" is trying to push "amp" through a narrow opening, which is being restricted by "ohm." What are direct current (DC) and alternating current (AC)? Direct current (abbreviated DC) is current that always flows in one direction. Direct current is supplied by everyday batterieslike AA and AAA batteriesor the one in your cell phone. Most of the Science Buddies projects you do will probably involve measuring direct current. Different multimeters have different symbols for measuring direct current (and the corresponding voltage), usually "DCA" and "DCV," or "A" and "V" with a straight bar above or next to them. See "What do all the symbols on the front of the multimeter mean?" for more information about the abbreviations and symbols on multimeters. Alternating current (abbreviated AC) is current that changes direction, usually many times in one second. The wall outlets in your house provide alternating current that switches directions 60 times per second (in the U.S., but 50 times per second in other countries). (Warning: Do not use a multimeter to measure the wall outlets in your home. This is very dangerous.) If you need to measure alternating current in a circuit, different multimeters have different symbols to measure it (and the corresponding voltage), usually "ACA" and "ACV," or "A" and "V" with a squiggly line (~) next to or above them. What are series and parallel circuits? When you take measurements with a multimeter, you will need to decide whether to attach it to your circuit in series or in parallel, depending on what you want to measure. In a series circuit, each circuit element has the same current. So, to measure current in a circuit, you must attach the multimeter in series. In a parallel circuit, each circuit measurement has the same voltage. So, to measure voltage in a circuit, you must attach your multimeter in parallel. To learn how to take these measurements, see the Using a Multimeter tab. Figure 2 shows basic series and parallel circuits, without a multimeter connected. To learn more about voltage, current, and resistance in series and parallel circuits, check out the References tab.
Figure 2. In a basic series circuit (left), each element has the same current (but not necessarily the same voltage; that will only happen if their resistances are all the same). In a basic parallel circuit (right), each element has the same voltage (but not necessarily the same current; that will only happen if their resistances are all the same). What do all the symbols on the front of the multimeter mean? You might be confused by all the symbols on the front of your multimeter, especially if you don't actually see words like "voltage," "current," and "resistance" spelled out anywhere. Don't worry! Remember from the "What are voltage, current, and resistance?" section that voltage, current, and resistance have units of volts, amps, and ohms, which are represented by V, A, and respectively. Most multimeters use these abbreviations instead of spelling out words. Your multimeter might have some other symbols, which we will discuss below. Most multimeters also use metric prefixes. Metric prefixes work the same way with units of electricity as they do with other units you might be more familiar with, like distance and mass. For example, you probably know that a meter is a unit of distance, a kilometer is one thousand meters, and a millimeter is one thousandth of a meter. The same applies to milligrams, grams, and kilograms for mass. Here are the common metric prefixes you will find on most multimeters (for a complete list, see the References tab): (micro): one millionth m (milli): one thousandth k (kilo): one thousand M: (mega): one million These metric prefixes are used in the same way for volts, amps, and ohms. For example, 200k is pronounced "two hundred kilo-ohms," and means two hundred thousand (200,000) ohms. Some multimeters are "auto-ranging," whereas others require you to manually select the range for your measurement. If you need to manually select the range, you should always pick a value that is slightly higher than the value you expect to measure. Think about it like using a ruler and a yardstick. If you need to measure something that is 18 inches long, a 12-inch ruler will be too short; you need to use the yardstick. The same applies to using a multimeter. Say you are going to measure the voltage of a AA battery, which you expect to be 1.5V. The multimeter on the left in Figure 3 has options for 200mV, 2V, 20V, 200V, and 600V (for direct current). 200mV is too small, so you would pick the next highest value that works: 2V. All of the other options are unnecessarily large, and would result in a loss in accuracy (it would be like using a 50-foot tape measure that only has markings every foot, and no inch markings; it isn't as accurate as using a yardstick with 1-inch markings).
Figure 3. The multimeter on the left is manual-ranging, with many different options (indicated by metric prefixes) for measuring different amounts of voltage, current, and resistance. The multimeter on the right is auto-ranging (note how it has fewer options for the selection knob), meaning it will automatically select the appropriate range. What do the other symbols on the multimeter mean? You might have noticed some other symbols besides V, A, , and metric prefixes on the front of your multimeter. We'll explain some of those symbols here, but remember, all multimeters are different, so we cannot cover every possible option in this tutorial. Check your multimeter's manual if you still can't figure out what one of the symbols means. You can also browse our multimeter gallery to see labeled pictures of different multimeters. Multimeter Symbol Samples ~ (squiggly line): You might see a squiggly line next to or above a V or A on the front of your multimeter, in addition to metric prefixes. This stands for alternating current (AC). Note that the voltage in an AC circuit is usually referred to as "AC voltage" (even though it sounds strange to say "alternating current voltage"). You use these settings when you are measuring a circuit with alternating current (or voltage).
, - - - (solid line or dashed line): Like the squiggly line, you might see this next to or above a V or an A. The straight lines stand for direct current. You use these settings when you are measuring a circuit with direct current (e.g., most circuits that are powered by a battery).
DCV, ACV, ACA, DCA, VAC, or VDC: Sometimes, instead of (or in addition to) using squiggly or dashed lines, multimeters will use the abbreviations AC and DC, which stand for alternating current and direct current, respectively. Note that some multimeters might have AC and DC after the V and A, instead of before.
Continuity check (series of parallel arcs): This is a setting used to check if two things are electrically connected. The multimeter will beep if there is a conductive path between the two probe tips (meaning, if the resistance is very close to zero), and will not make any noise if there is no conductive path. Note that sometimes the continuity check can be combined with other functions on a single setting.
Diode check (triangle with some lines through it): This function is used to test a diode, which is like a one-way valve for electricity; it only lets current flow in one direction. The exact function of the diode check can be different on different multimeters. Check your multimeter's manual to learn about how the diode check function works for your model.
Table 1. Some symbol examples from different multimeters. Check out the gallery for more examples. What are the red and black wires (probes)? Where do I plug them in? Your multimeter probably came with red and black wires that look something like the ones in Figure 4. These wires are called probes or leads (pronounced "leeds"). One end of the lead is called a banana jack; this end plugs into your multimeter (Note: some multimeters have pin jacks, which are smaller than banana jacks; if you need to buy replacement probes, be sure to check your multimeter's manual to find out which kind you need). The other end is called the probe tip; this is the end you use to test your circuit. Following standard electronics convention, the red probe is used for positive, and the black probe is used for negative.
Figure 4. A typical pair of multimeter probes. Although they come with two probes, many multimeters have more than two places in which to plug the probes, which can cause some confusion. Exactly where you plug the probes in will depend on what you want to measure (voltage, current, resistance, continuity test, or diode test) and the type of multimeter you have. We have provided one example in the images belowand you can check our gallery for a multimeter similar to yoursbut since all multimeters are slightly different, you might need to consult the manual for your multimeter. Most multimeters (except for very inexpensive ones) have fuses to protect them from too much current. Fuses "burn out" if too much current flows through them; this stops electricity from flowing, and prevents damage to the rest of the multimeter. Some multimeters have different fuses, depending on whether you will be measuring high or low current, which determines where you plug the probes in. For example, the multimeter shown in Figure 5 has one fuse for 10 amps (10A) and one fuse for 200 milliamps (200mA).
Figure 5. This multimeter has three different ports labeled 10A, COM (which stands for "common"), and mAV. The fuse between mAV and COM is rated for 200mA, which is a relatively "low" current. So, in order to measure small currents-or voltage or resistance (very little current flows through the multimeter when measuring voltage or resistance)you plug the black probe into COM and the red probe into the port labeled mAV. The fuse between 10A and COM is rated for 10A, so to measure high currents, you plug the black probe into COM and the red probe into the port labeled 10A. SEMOGA BERMANFAAT