Anda di halaman 1dari 27

A.

Cara Menggunakan Multimeter Analog



1. Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan
angka nol apabila kedua penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala
mekanik apabila jarum belum tepat pada angka nol (0).
2. Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke
arah DC mA apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk
mengukur tegangan AC, dan ke arah DC V untuk mengukur tegangan DC.
3. Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala
ohm dan nolkan dahulu dengan menggabungkan probe positif dan
negatif. Apabila belum menunjukkan angka nol cocokkan dengan
memutar ADJ Ohm.
4. Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok warna
hidam ke jolok negatif.
5. Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan
negatifnya karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.
B. Cara Menggunakan Multimeter Digital

Cara menggunakannya sama dengan multimeter analog, hanya lebih
sederhana dan lebih cermat dalam penunjukan hasil ukurannya karena
menggunakan display 4 digit sehingga mudah membaca dan
memakainya.

1. Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat
ukur siap dipakai.
2. Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah
disambungkan dengan alat ukur.
3. Catat angka yang tertera pada multimeter digital.
4. Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya
terpasang terbalik karena display dapat memberitahu.



Yang dimaksud Multimeter atau Avometer adalah Alat ukur Listrik yang memungkinkan kita
untuk mengukur besarnya Besaran listrik yang ada pada suatu rangkaian baik itu Tegangan,
Arus, maupun Nilai Hambatan/Tahanan. AVOmeter adalah singkatan dari Ampere Volt Ohm
Meter, jadi hanya terdapat 3 komponen yang bisa diukur dengan AVOmeter sedangkan
Multimeter , dikatakan multi sebab memiliki banyak besaran yang bisa di ukur, misalnya
Ampere, Volt, Ohm, Frekuensi, Konektivitas Rangkaian (putus ato tidak), Nilai Kapasitif, dan
lain sebagainya. Terdapat 2 (dua) jenis Multimeter yaitu Analog dan Digital, yang Digital sangat
mudah pembacaannya disebabkan karena Multimeter digital telah menggunakan angka digital
sehingga begitu melakukan pengukuran Listrik, Nilai yang diinginkan dapat langsung terbaca
asalkan sesuai atau Benar cara pemasangan alat ukurnya.
Mari mengenal bagian-bagian Multimeter atau Avometer agar lebih memudahkan dalam
memahami tulisan selanjutnya:

Bagian-Bagian Multimeter
Saya akan berikan sedikit penjelasan mengenai gambar di atas. Yang perlu untuk di perhatikan
adalah :
1. SEKRUP PENGATUR JARUM, Sekrup ini dapat di putar dengan Obeng atau plat kecil,
Sekrup ini berfungsi mengatur Jarum agar kembali atau tepat pada posisi 0 (NOL),
terkadang jarum tidak pada posisi NOL yang dapat membuat kesalahan pada pengukuran,
Posisikan menjadi NOL sebelum digunakan.
2. TOMBOL PENGATUR NOL OHM. Tombol ini hampir sama dengan Sekrup pengatur
jarum, hanya saja bedanya yaitu Tombol ini digunakan untuk membuat jarum
menunjukkan angka NOL pada saat Saklar pemilih di posisikan menunjuk SKALA
OHM. Saat saklar pemilih pada posisi Ohm biasanya pilih x1 pada skala Ohm kemudian
Hubungkan kedua ujung TERMINAL (Ujung terminal Merah bertemu dengan Ujung
terminal Hitam) dan Lihat pada Layar penunjuk, Jarum akan bergerak ke KANAN
(Disitu terdapat angka NOL (0), Putar tombol pengatur Nol Ohm sampai jarum
menunjukkan angka NOL). Proses ini dinamakan KALIBRASI OhmMeter. Hal ini
Muthlak dilakukan sebelum melakukan pengukuran tahanan (OHM) suatu komponen
atau suatu rangkaian.
3. SAKLAR PEMILIH. Saklar ini harus di posisikan sesuai dengan apa yang ingin di
UKUR, misalnya bila ingin mengukur tegangan AC maka atur/putar saklar hingga
menyentuh skala AC yang pada alat ukur tertulis ACV, Begitu pula saat mengukur
tegangan DC, cari yang tertulis DCV, begitu seterusnya. Jangan Salah memilih Skala
Pengukuran.
Pada setiap bagian SKALA PENGUKURAN yang dipilih dengan Saklar Pemilih,
terdapat Nilai-nilai yang tertera pada alat ukur, Misalnya Pada Skala Tegangan AC
(tertulis ACV pada alat ukur) tertera skala 10, 50, 250, dan 750 begitu pula pada Skala
Tegangan DC (tertulis DCV pada alat ukur) tertera skala 0.1 , 0.25 , 2.5 , 10 , dst. Apa
maksud Skala ini?? Dan Bagaimana Memilihnya??
Pedoman Memilih SKALA Pengukuran:
Skala tersebut adalah skala yang akan digunakan untuk membaca hasil pengukuran,
Semua skala dapat digunakan untuk membaca, Hanya saja tidak semua skala dapat
memberikan atau memperlihatkan nilai yang diinginkan, misalnya kita mempunyai
Baterai 9 Volt DC, kemudian kita mengatur SAKLAR PEMILIH untuk Memilih SKALA
TEGANGAN DC pada posisi 2,5 dan menghubungkan TERMINAL Merah dengan
positif (+) baterai dan Hitam dengan Negatif (-) baterai. Apa yang akan terjadi?? Jarum
akan bergerak ke Ujung Kanan dan tidak menunjukkan angka 9Volt, Mengapa
Demikian?? Sebab NILAI MAKSIMAL yang dapat diukur bila kita memposisikan Saklar
Pemilih pada skala 2.5 adalah hanya 2.5 Volt saja, sehingga untuk mengukur Nilai 9Volt
maka saklar harus di putar menuju Skala yang LEBIH BESAR sari NILAI Tegangan
yang di Ukur, jadi Putar pada Posisi 10 dan Alat ukur akan menunjukkan nilai yang
diinginkan.Penjelasan Lebih Lengkap Mengenai MEMBACA ALAT UKUR akan di
Bahas selanjutnya pada tutorial ini.
Saya tidak akan membahas semua bagian-bagian alat ukur tetapi bila ingin mengetahui fungsi-
fungsi dari tiap bagian alat ukur, Anda dapat membaca DISINI.
ALAT UKUR LISTRIK HARUS DIPASANG DENGAN BENAR, Mengapa saya katakan
Demikian??
Untuk melakukan suatu pengukuran listrik, Posisi alat ukur pada rangkaian juga Mesti dan Hal
wajib yang harus di perhatikan agar pembacaan alat ukur tidak salah. Pemasangan Alat ukur
yang salah /Tidak benar memberikan hasil pengukuran yang TIDAK BENAR dan bukan kurang
tepat, jadi ini sangat perlu di perhatikan. Mari kita melihat posisi alat ukur yang benar:
1. Posisi alat ukur saat mengukur TEGANGAN (Voltage)
Pada saat mengukur tegangan baik itu teggangan AC maupun DC, maka Alat ukur mesti
di pasang Paralel terhadap rangkaian. Maksud paralel adalah kedua terminal pengukur (
Umumnya berwarna Merah untuk positif (+) dan Hitam untuk Negatif (-) harus
membentuk suatu titik percabangan dan bukan berjejer (seri) terhadap beban.
Pemasangan yang benar dapat dilihat pada gambar berikut:

Memasang Multimeter Paralel
2. Posisi alat ukur saat mengukur ARUS (Ampere)
Untuk melakukan pengukuran ARUS yang mesti diperhatikan yaitu Posisi terminal harus
dalam kondisi berderetan dengan Beban, Sehingga untuk melakukan pengukuran arus
maka rangkaian mesti di Buka / diputus / Open circuit dan kemudian menghubungkan
terminal alat ukur pada titik yang telah terputus tersebut. Pemasanngan yang benar dapat
dilihat pada gambar:

Memasang Multimeter SERI
3. Posisi alat ukur saat mengukur Hambatan (Ohm)
Yang mesti diketahui saat pngukuran tahanan ialah JANGAN PERNAH MENGUKUR
NILAI TAHANAN SUATU KOMPONEN SAAT TERHUBUNG DENGAN SUMBER.
Ini akan merusak alat ukur. Pengukurannya sangat mudah yaitu tinggal mengatur saklar
pemilih ke posisi Skala OHM dan kemudian menghubungkan terminal ke kedua sisi
komponen (Resistor) yang akan di ukur.

Memasang Multimeter untuk mengukur tahanan
Kali ini saya tidak akan membahas mengenai mengapa alat ukur di pasang paralel saat mngukur
tegangan dan Seri pada saat mengukur Arus, sebab itu lebih kompleks kecuali ada yang
membutuhkannya. Hal ini erat kaitannya dengan Rangkaian dalam suatu alat ukur.
Setelah mengetahui Cara mengatur Saklat Pemilih yang Benar, Mengetahui Jenis Skala yang
akan digunakan, dan Cara pemasangan alat ukur yang benar, maka tiba saatnya kita melakukan
Pengukuran Besaran Listrik.
MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (VOLT / VOLTAGE) DC
Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:
1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila menurut anda
angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan Pengaturan Sekrup.
3. Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2 mengenai Tombol
Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM pada x1 , x10,
x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif (hitam) dan
positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan
menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.
4. Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Tegangan yang anda ingin
ukur, ACV untuk tegangan AC (bolak balik) dan DCV untuk tegangan DC (Searah).
5. Posisikan SKALA PENGUKURAN pada nilai yang paling besar terlebih dahulu seperti
1000 atau 750 jika anda TIDAK TAHU berapa nilai tegangan maksimal yang mengalir
pada rangkaian.
6. Pasangkan alat ukur PARALEL terhadap beban/ sumber/komponen yang akan di ukur.
7. Baca Alat ukur.
Cara Membaca Nilai Tegangan yang terukur:
1. Misalkan Nilai tegangan yang akan diukur adalah 15 VOLT DC (Belum kita ketahui
sebelumnya, itulah saya katakan Misalnya).
2. Kemudian Kita memposisikan saklar pemilih pada posisi DCV dan memilih skala paling
besar yang tertera yaitu 1000. Nilai 1000 artinya Nilai tegangan yang akan diukur bisa
mencapai 1000Volt.
3. Saat memperhatikan Alat ukur maka Dalam Layar penunjuk jarum tidak terdapat skala
terbesar 1000 yang ada hanya 0-10, 0-50, dan 0-250. Maka Untuk memudahkan
membaca perhatikan skala 0-10 saja.
4. Skala penunjukan 0-10 berarti saat jarum penunjuk tepat berada pada angka 10 artinya
nilai tegangan yang terukur adalah 1000 Volt, jika yang di tunjuk jarum adalah angka 5
maka nilai tegangan sebenarnya yang terukur adalah 500 Volt, begitu seterusnya.
5. Kembali Pada Kasus no. 1 dimana nilai tegangan yang akan diukur adalah hanya 15 Volt
sementara kita menempatkan saklar pemilih pada Posisi 1000, maka jarum pada alat ukur
hanya akan bergerak sedikit sekali sehingga sulit bagi kita untuk memperkirakan berapa
nilai tegangan sebenarnya yang terukur. Untuk itu Pindahkan Saklar Pemilih ke Nilai
Skala yang dapat membuat Jarum bergerak lebih banyak agar nilai pengukuran lebih
akurat.
6. Misalkan kita menggeser saklar pemilih ke Posisi 10 pada skala DCV. Yang terjadi
adalah, jarum akan bergerak dengan cepat ke paling ujung kanan. Hal ini disebabkan nilai
tegangan yang akan di ukur LEBIH BESAR dari nilai Skala maksimal yang dipilih. Jika
Hal ini di biarkan terus menerus maka alat ukur DAPAT RUSAK, Jika jarum alat ukur
bergerak sangat cepat ke kanan, segera pisahkan alat ukur dari rangkaian dan ganti Skala
SAKLAR PEMILIH ke posisi yang lebih Besar. Saat saklar Pemilih diletakkan pada
angka 10 maka yang di perhatikan dalam layar penunjukan jarum adalah range skala 0-
10, dan BUKAN 0-50 atau 0-250.

Multimeter Over, Awas Rusak
7. Telah saya jelaskan bahwa saat memilih skala 10 untuk mengukur nilai tegangan yang
lebih besar dari 10 maka nilai tegangan sebenarnya tidak akan terukur / diketahui.
Solusinya adalah Saklar Pemilih di posisikan pada skala yang lebih besar dari 10 yaitu
50. Saat memilih Skala 50 pada skala tegangan DC (tertera DCV), maka dalam Layar
Penunjukan Jarum yang mesti di perhatikan adalah range skala 0-50 dan BUKAN lagi 0-
10 ataupun 0-250.
8. Saat Saklar pemilih berada pada posisi 50 maka Jarum Penunjuk akan bergerak Tepat di
tengah antara Nilai 10 dan 20 pada range skala 0-50 yang artinya Nilai yang ditunjukkan
oleh alat ukur bernilai 15 Volt.
Perhatikan gambar berikut:

Nilai tegangan Terlihat Benar
9. Untuk mengetahui berapa nilai tegangan yang terukur dapat pula menggunakan RUMUS:

Jadi misalnya, tegangan yang akan di ukur 15 Volt maka:
Tegangan Terukur = (50 / 50) x 15
Nilai Tegangan Terukur = 15
Berikut saya akan berikan Contoh agar kita lebih mudah dalam memahaminya:
Contoh I.
Saat melakukan pengukuran ternyata Jarum Alat Ukur berada pada posisi seperti yang terlihat
pada gambar:

Berapakah Nilai tegangan DCV yang terukur saat Saklar Pemilih berada pada Posisi:
1. 2.5
2. 10
3. 50
4. 1000
Jawab:
1. Skala saklar pemilih = 2.5
Skala terbesar yang dipilih = 250
Nilai yang ditunjuk jarum = 110 (perhatikan skala 0-250)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (2.5/250)x 110 = 1.1 Volt
2. Skala saklar pemilih = 10
Skala terbesar yang dipilih = 10
Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0-10)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (10/10)x 4.4 = 4.4 Volt
3. Skala saklar pemilih = 50
Skala terbesar yang dipilih = 50
Nilai yang ditunjuk jarum = 22 (perhatikan skala 0-50)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (50/50)x 22 = 22 Volt
4. Skala saklar pemilih = 1000
Skala terbesar yang dipilih = 10
Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0-10)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (1000/10)x 4.4 = 440 Volt
MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (VOLT / VOLTAGE) AC
1. Untuk mengukur Nilai tegangan AC anda hanya perlu memperhatikan Posisi Sakelar
Pemilih berada pada SKALA TEGANGAN AC (Tertera ACV) dan kemudian
memperhatikan Baris skala yang berwarna Merah pada Layar Penunjuk Jarum.
2. Selebihnya sama dengan melakukan pengukuran Tegangan DC di atas.

MENGUKUR ARUS LISTRIK (Ampere) DC
Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:
1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0)
3. Lakukan Kalibrasi alat ukur
4. Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Arus DCA
5. Pilih SKALA PENGUKURAN yang diinginkan seperti 50 Mikro, 2.5m , 25m , atau
0.25A.
6. Pasangkan alat ukur SERI terhadap beban/ sumber/komponen yang akan di ukur.
7. Baca Alat ukur (Pembacaan Alat ukur sama dengan Pembacaan Tegangan DC diatas)
MENGUKUR NILAI TAHANAN / RESISTANSI RESISTOR (OHM)
Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:
1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila menurut anda
angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan Pengaturan Sekrup.
3. Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2 mengenai Tombol
Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM pada x1 , x10,
x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif (hitam) dan
positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan
menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.
4. Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala OHM yang diinginkan
yaitu pada x1 , x10, x100, x1k, atau x10k, Maksud tanda x (kali /perkalian) disini
adalah setiap nilai yang terukur atau yang terbaca pada alat ukur nntinya akan di KALI
kan dengan nilai Skala OHM yang dipilih oleh saklar Pemilih.
5. Pasangkan alat ukur pada komponen yang akan di Ukur. (INGAT JANGAN PASANG
ALAT UKUR OHM SAAT KOMPONEN MASIH BERTEGANGAN)
6. Baca Alat ukur.
Cara membaca OHM METER
1. Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter sangatlah mudah.
2. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum Penunjuk
dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih dengan sakelar
pemilih.
3. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda pilih
sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut adalah 2000
ohm atau setara dengan 2 Kohm.
Misalkan pada gambar berikut terbaca nilai tahanan suatu Resistor:

Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai resistansi tahanan
/ resistor tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk jarum = 26
Skala pengali = 10 k
Maka nilai resitansinya = 26 x 10 k
= 260 k = 260.000 Ohm.
Itulah tutorial mengenai cara membaca ALAT UKUT LISTRIK MULTIMETER atau
OHMMETER. Semoga Informasi ini dapat berguna bagi anda dan dapat memberikan anda
kemudahan dalam membaca suatu alat ukut.


CARA PAKAI MULTITESTER DIGITAL
Multimeter sering dignakan dalam pengukuran besaran-besaran listrik . Selain itu alat ini juga atau
biasa disebut AVO (ampere, volt, dan ohm) meter yang artinya suatu alat ukur yang dapat
digunakan untuk mengukur kuat arus listrik (I) dengan satuan ampere, mengukur tegangan listrik (V)
dengan satuan volt, dan untuk mengukur besarnya tahanan listrik (W) dengan satuan ohm.
Kegunaan multimeter ini selain untuk mengukur besaran-besaran listrik juga sangat berguna untuk
mencari dan menemukan gangguan yang terjadi pada semua jenis pesawat atau alat-alat
elektronika.
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan
(resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara umum, sedangkan pada perkembangannya
multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi,
frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang yang menyebut multimeter dengan sebutan AVO meter,
mungkin maksudnya A (ampere), V(volt), dan O(ohm).
1. Spesifikasi Multitester
- Batas Ukur dan Skala Tegangan searah (DC&AC), arus (DC), dan resistensi
- Sensitivitas pengukuran tegangan
sensitivitas pengukuran tegangan dalam /V/V
ketelitian dalam %
jangkauan frekuensi tegangan bolak bolak-balik
yang mampu diukur (misalnya antara 20 Hz -
30 KHz).
- batere yang diperlukan
Multimeter dibagi menjadi dua jenis yaitu multimeter analog dan multimeter digital.

Multimeter analog
Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis TV
atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini. Kelebihannya adalah mudah dalam
pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya
rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan
multimeter digital.

Multimeter digital
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika dibandingkan
dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi
pengukuran yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital
biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi,
tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan service center yang memakai
multimeter digital. Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi
bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan
multimeter analog.
Mari kita mulai belajar menggunakan Multitester.Sebelumnya kenali dulu tombol-
tombol yang ada pada Multitester sebagai berikut :
Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter
Bertujuan untuk mengukur suatu obyek tegangan baik DC maupun AC
1. Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah ke Lubang paling kanan
(V/Ohm).
2. Tentukan object pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yg berkapasitas 3,7V.
3. Lihat skala pada Multitester pd bagian V (Volt) ada dua yaitu:
DC Volt (Tegangan searah) : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, dsb (Terdapat Polaritas +
dan -)
AC Volt ~ (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN, dan sejenisnya.
Umumnya yg digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran ponsel, dll dipilih yg DC
Volt
Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai2 yg tertera pada bagian DC Volt tsb. Contoh:
200mV artinya akan mengukur tegangan yg maximal 0,2 Volt
2V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 2 Volt
20V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 20 Volt
200V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 200V
750V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 750V
Gunakan skala yg tepat utk pengukuran, misal Battere 3,6 Volt gunakan skala pada 20V. Maka
hasilnya akan akurat mis terbaca : 3,76 Volt.
Jika menggunakan skala 2 V akan muncul angka 1 (pertanda overload/ melebihi skala)
Jika menggunakan skala 200V akan terbaca hasilnya namun tdk akurat mis terbaca : 3,6V atau 3,7
V sja (1digit belakang koma)
Jika menggunakan 750V bisa saja namun hasilnya kaan terbaca 3 atau 4 volt (Dibulatkan lsg tanpa
koma)
Setelah object pengukuran sdh ada, dan skala sdh dipilih yg tepat, maka lakukan pengukuran dgn
menempelkan kbl merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif batere. Akan muncul hasil
pengukurannya.
Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun ada tanda negatif didepan hasilnya. Beda
dgn Multitester Analog. Jika kbl terbalik jarum akan mentok kekiri.
NB : jika Multitester ada tombol DH, artinya Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan freeze, dan
bisa dicatat hasilnya.

Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter
1. Perhatikan Object yg akan diukur. (Resistor, hambatan jalur, dll)
2. Perhatikan skala Pengukuran pada Ohm Meter
200 artinya akan mengukur hambatan yg nilainya max. 200 Ohm
2K artinya akan mengukur hambatan yg nilainya max. 2000 Ohm (2KOhm)
20 K artinya akanmengukur hambatan yg nilainya max. 20.000 Ohm (20K Ohm)
200K artinya akan mengukur hambatan yg nilainya max. 200.000 Ohm (200K Ohm)
2M artinya akan menguur hambatan yg nilainya 2.000.000 Ohm (2000K Ohm atau 2 Mega Ohm)
Bila tdk tau besaran nilai yg mau diukur, dianjurkan pilih skala tengah misalnya skala 20K. Lalu
lakukan pengukuran.
Jika hasilnya 1 (Overload) maka naikkan skala
Jika hasilnya digit dibelakang koma kurang akurat, maka turunkan skala.
Contoh pembacaan hasil :
Pd skala 2K hasilnya 1,76 itu artinya hambatan yg terukur adalah 1,76 K Ohm
Pd skala 2K hasilnya 0,378 itu artinya hambatan yg terukur adalah 0,378 K Ohm alias 378 Ohm.
(KOhm ke Ohm dikali 1000)
Pd skala 20K hasilnya 1 , artinya object yg mau diukur melebihi skala 20K,maka naikan skala
menjadi 200K, hasilnya menjadi 38,78 itu artinya hambatan yg terukur adalah sebesar 38,78 KOhm
Pada pengukuran tegangan PLN, maka skala dipindahkan ke bagian AC Volt (~) lalu skala ke 750
V.
Colok kabel merah dan hitam ke masing2 lobang stop kontak, bolak balik boleh. Namun hati2 takut
ada kabel yg terkelupas, bisa tersengat listrik.
Hasil yg akan muncul mis: 216 artinya tegangan PLN tsb sebesar 216 Volt.
Jika memakai skala 200, maka hasilnya akan 1 pertanda over load alias melebihi skala 200 Volt tsb.
Menggunakan Multitester sebagai pengukur kapasitas Condensator
Kondensator (Capasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik,
dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki
satuan yang disebut Farad. Ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867). Kondensator kini juga
dikenal sebagai kapasitor, namun kata kondensator masih dipakai hingga saat ini. Pertama
disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali
condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang
tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan
bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia condensatore, seperti bahasa
Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.
* Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta
memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Lambang kondensator (mempunyai kutub positif dan negatif) pada skema elektronika.
* Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai
kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah,
hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering disebut kapasitor (capacitor).
Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika. Namun kebiasaan dan kondisi
serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering
menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling
dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut
kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).
Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu Farad = 9 x 1011 cm yang artinya luas permukaan
kepingan tersebut menjadi 1 Farad sama dengan 106 mikroFarad (F), jadi 1 F = 9 x 105 cm.
Satuan-satuan sentimeter persegi (cm) jarang sekali digunakan karena kurang praktis, satuan yang
banyak digunakan adalah:
* 1 Farad = 1.000.000 F (mikro Farad)
* 1 F = 1.000.000 pF (piko Farad)
* 1 F = 1.000 nF (nano Farad)
* 1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
* 1 pF = 1.000 F (mikro-mikro Farad)
Langkah pengukuran :
1. Pilih Skala bagian F dan pilih skala yg sesuai.
2. maka nilai yg tampil adalah nilai kapasitas kondensator tsb dgn satuan Farad atau Mikro Farad
(10 pangkat -6) atau Nano Farad (10 pangkat -9) atau Piko Farad (10 pangkat -12) Farad.
Menggunakan Multitester Digital sebagai Pengukur J alur (Kontinuitas)
1. Pilih Skala Buzzer, yg ada icon Sound atau ada LED nya. Jika kabel tester Merah dan hitam
ditempelkan lsg, maka Multitester akan berbunyi pertanda jalur OK. Tanpa hambatan (<50 Ohm).
2. Pilih object pengukuran. Misal akan mengukur jalur Power ON dari IC UEM kaki P7 ke Switch On
off. Tempel salah satu kabel (bebas yg mana aja) ke kaki Switch ON Off, satu lagi ke kaki IC UEM
P7 atau capasitor terdekatnya. Jika bunyi maka pertanda jalur bagus dan terhubung. Jika tdk bunyi,
coba apakah sdh benar letak pengukurannya. Jika sdh, dipastikan jalur putus dan harus di jumper.
Menggunakan Multitester Digital sebagai pengukur arus rangkaian
1. Pindahkan kabel merah ke 20A. Dan kabel hitam tetap di COM (ground). Dipilih lobang 20A
karena akan mengukur arus yg > 0,2 A.
Misalnya akan mengukur arus pengisian battere. Salah satu cara antara lain salah satu kabel
charger dipotong. Dan masing2 kabel ditempelkan ke kabel merah & kabel hitam Multitester.
Lakukan pengukuran saat ponsel dicharger. Misalnya nilai yg tertera 0,725 berarti arus pengisian
sebesar 0,725 A alais 725 mA.
Atau mencabut Sekring (Fuse) lalu tempelkan msg2 kbl ke msg kutub sekring pd PCB. Lalu ukur
hasilnya.
Mengukur Batere Lithium Original atau Palsu.
1. Kabel Merah tetap di 20A, kbl hitam di GND.
2. Skala tetap di 20A
3. Tempel kabel Merah di + batere
4. Tempel kbl hitam di batere
5. lihat hasil yg muncul :
Jika secara refleks, menunjuk ke angka tertentu dan kembali ke Nol, pertanda Batere Lithium asli.
Jika hasilnya menunjuk ke angka tertentu, dan stabil. Pertanda Batere Lithium palsu, dan cept2
cabut kbl dari Batere. Karena Batere akan menjadi panas.. karena didalamya tdk ada rangkaian IC
Pengontrolnya.
Untuk Batere lithium asli, walaupun kbl ditempel terus ke batere, tdk masalah
Makanya sering ponsel panas atau bahkan meledak saat dicharging. Karena menggunakan Batere
Lithium palsu. Yg tdk ada rangkaian IC pengontrolnya. Sehingga saat batere Penuh. Sensor BTEMP
tdk bekerja. Maka batere yg telah penuh tsb akan terus terisi sehingga menjadi panas panas dan
akhirnya dpt mengakibatkan kerusakanpada ponsel, atau bahkan bisa saja batere menjadi kembung
da dpt meledak. Click the image to open in full size.
Oleh karen itu gunakan selalu batere yg asli Lithium yg mengandung IC Pengontrol short Circuit
didalamnya.
Cara pengukuran tegangan pada ponsel
Alat-alat yang dibutuhkan :1. Multitester Digital/Analog, lebih bagus Digital, karena hasilnya lebih
akurat terbaca.
2. DC Power Supply, diatur Voltagenya antara 3,6V 4,1 Volt.
3. Kabel jumper. (Utk PCB yg Connector Batterenya terpisah, maka kabel jumper hrs disolder ke
PCB (Kutub Batt + dan -) baru dihubungkan ke Power Supply.Quote:
Persiapan Pengukuran :
1. Nyalakan Power Supply, atur tegangannya 3,6 s/d 4,1 V.
2. Solder 2 buah kbl jumper, satu kabel di Kutub + Batt (Boleh juga di C165), dan satu kabel lagi di
kutub Batt atau di GND mana saja. lalu kedua kabel tsb dihubungkan ke Power Supply
I. Pengukuran Tegangan pada Ponsel Nokia DCT3 (Ct : 8210/8250)
Quote:
Tegangan penting yg harus diukur :
1. Power ON di Switch On/Off = 3,6V s/d 4,1 V
2. VBB = 2,8 V
3. VCore = 1,8 V
4. VCP = 4,8 V
5. VCOBBA = 2,8 V
6. VREF = 1,5 V
7. VXO = 2,8 V
8. PURX = 2,8 V
Power On : Tegangan dari batt > CCONT -> Saklar.
VBB (Voltage BaseBand) = Teg. untuk bagian baseband spt IC UI, CPU, LCD, COBBA, IC Flash, dll
VCore = Tegangan Digital utk CPU sbg Processor.
VCP = Voltage Charge Pump, teg. untuk IC Regulator ke VCO & IC RF
VCOBBA = teg. Digital untuk IC Audio COBBA
VREF = Teg. referensi clock untuk IC RF HAGAR (sbg Frequency Synthetizer) dan untuk IC Audio
COBBA (sbg Automatic Frequency Control) dlm mengatur RF Clock 26 Mhz.
VXO = Voltage Xtal Oscillator, tegangan utk IC Crystal 26 Mhz
PURX = Power Up Reset -> Signal Reset utk CPU dari CCONT utk mulai bekerja.
Attachment 168050
Langkah-langkah Pengukuran :
1. Setelah Persiapan Pengukuran sdh dilakukan, maka siapkan Multitester. (Bila ada yg belum
mengerti cara penggunaan, bisa baca petunjuknya lebih lanjut di sini : Petunjuk Penggunaan
Multitester Digital
2. Putar Skala Multitester ke DC Volt 20
3. Tempel Kabel hitam ke Ground. Dan Kabel Merah ke kaki saklar On/Off +, (bagian bawah). Baca
tegangannya, hrs menunjukkan angka >3,6V. Dan jika saklar ditekan hasilnya harus 0 V. Jika tdk
ada teg. Power On, HP tdk bisa hidup, namun jika dicharge akan muncul gambar battere sdg
dicharge, solusinya cek Ccont, R118(resistor Power On) dan jalur Power On (Batt > Ccont kaki E4
> Switch on/off.
4. Kabel merah pindah ke C152, tekan On/Off, maka hasil nya harus 2,8 VXO, Jika VXO tdk keluar,
otomatis HP akan matot, karena Crystal tdk bekerja mengeluarkan frekuensi 26 Mhz utk IC RF, yg
nantinya oleh HAGAR akan dibagi 2 menjadi 13 Mhz dan akan dikirim ke CPU, sebagai RF Clock.
maka dari itu cek CCONT, jika VXO tdk muncul.
5. Kbl Merah ke C107, VBB = 2,8V, jika tdk keluar, HP akan matot, cek CCONTnya.
6. Kbl merah ke C108, VCP = 5V, jika tdk keluar, HP akan No Signal, manual searching lsg No
network dlm waktu singkat. Cek CCONT.
7. Kbl merah ke C140, VCore = 1,8V, jika tdk keluar, HP akan matot, karena CPU tdk akan bekerja,
oleh karena itu cek CCONTnya. Bila Vcore <1,0V ada kemungkinan bisa dari CPU short, atau
CCONT lemah.
8. Kbl merah ke C133, VCobba = 2,8 V, jika tdk keluar, HP akan muncul Contact Service dan di
info di UFS COBBA s/n = 000000, karena Cobba tdk dpt bekerja akibat tdk ada tegangan. solusinya
cek CCONT.
9. Kbl merah ke C106, VRef = 1,5V, jika tdk keluar, gejala pd HP No Network, karena teg. referensi
utk IC HAGAR tdk ada. Solusinya cek CCONT.
10. Kbl Merah ke J227, PURX =2,8V (Joint 227 = sambungan ke kaki B13 CPU), Jika PURX tdk
keluar, maka HP akan matot, karena CPU tdk mendapat Signal Power Up Reset dari CCONT.
Setelah semua teg. keluar pertanda CCONT dalam hal ini berfungsi sbg Regulator (Pembagi
tegangan) telah berfungsi dengan baik. Fungsi lainnya dari CCONT sbg Penguat frekuensi Sleep
Clock dari 32 Khz crystal yg dpt diukur dgn Frequency Counter. Juga tugas lainnya sbg PWM
(Power Management) pengontrol Charging, Tegangan SIM card, dll.
What is a multimeter?
A multimeter is a handy tool that you use to measure electricity, just like you would use a ruler to
measure distance, a stopwatch to measure time, or a scale to measure weight. The neat thing about
a multimeter is that unlike a ruler, watch, or scale, it can measure different things kind of like a
multi-tool. Most multimeters have a knob on the front that lets you select what you want to measure.
Below is a picture of a typical multimeter. There are many different multimeter models; visit
the multimeter gallery for labeled pictures of additional models.

Figure 1. A typical multimeter.
What can multimeters measure?
Almost all multimeters can measure voltage, current, and resistance. See the next section for an
explanation of what these terms mean, and click on theUsing a Multimeter tab, above, for
instructions on how to make these measurements.
Some multimeters have a continuity check, resulting in a loud beep if two things are electrically
connected. This is helpful if, for instance, you are building a circuit and connecting wires or
soldering; the beep indicates everything is connected and nothing has come loose. You can also use
it to make sure two things are not connected, to help prevent short circuits.
Some multimeters also have a diode check function. A diode is like a one-way valve that only lets
electricity flow in one direction. The exact function of the diode check can vary from multimeter to
multimeter. If you're working with a diode and can't tell which way it goes in the circuit, or if you're not
sure the diode is working properly, the check feature can be quite handy. If your multimeter has a
diode check function, read the manual to find out exactly how it works.
Advanced multimeters might have other functions, such as the ability to measure and identify other
electrical components, like transistors or capacitors. Since not all multimeters have these features,
we will not cover them in this tutorial. You can read your multimeter's manual if you need to use
these features.
What are voltage, current, and resistance?
If you haven't heard of these terms before, we'll give a very simple introductory explanation here.
You can read more about voltage, current, and resistance in the References tab, above. Remember
that voltage, current, and resistance are measurable quantities that are each measured in a unit that
has a symbol, just like distance is a quantity that can be measured in meters, and the symbol for
meters is m.
Voltage is how hard electricity is being "pushed" through a circuit. A higher voltage means
the electricity is being pushed harder. Voltage is measured in volts. The symbol for volts
is V.
Current is how much electricity is flowing through the circuit. A higher current means more
electricity is flowing. Current is measured in amperes. The symbol for amperes is A.
Resistance is how difficult it is for electricity to flow through something. A higher resistance
means it is more difficult for electricity to flow. Resistance is measured in ohms. The symbol
for ohms is (the capital Greek letter omega).
Technical Note
The symbol that is used for a unit is usually different than the symbol for a variable in an equation.
For example, voltage, current, and resistance are related by Ohm's law (see the References tab to
learn more about Ohm's law):
Voltage=CurrentResistance
which is usually expressed as
V=IR
In this equation, V represents voltage, I represents current, and R represents resistance. When
referring to the units volts, amps, and ohms, we use the symbols V, A, and , as explained above.
So, "V" is used for both voltage and volts, but current and resistance have different symbols for their
variables and units. Don't worry if this seems confusing; this table will help you keep track:
Variable Symbol Unit Symbol
Voltage V Volts V
Current I Ampere A
Resistance R Ohm
This is very common in physics. For example, in many equations, "position" and "distance" are
represented by the variables "x" or "d," but they are measured in the unit meters, and the symbol for
meters is m.
A simple analogy to better understand voltage, current, and resistance: imagine water flowing
through a pipe. The amount of water flowing through the pipe is like current. More water flow means
more current. The amount of pressure making the water flow is like voltage; a higher pressure will
"push" the water harder, increasing the flow. Resistance is like an obstruction in the pipe. For
instance, a pipe that is clogged with debris or objects will be harder for water to flow through, and will
have a higher resistance than a pipe that is free of obstruction.
This cartoon illustrates the idea as well; "volt" is trying to push "amp" through a narrow opening,
which is being restricted by "ohm."
What are direct current (DC) and alternating current (AC)?
Direct current (abbreviated DC) is current that always flows in one direction. Direct current is
supplied by everyday batterieslike AA and AAA batteriesor the one in your cell phone. Most of
the Science Buddies projects you do will probably involve measuring direct current. Different
multimeters have different symbols for measuring direct current (and the corresponding voltage),
usually "DCA" and "DCV," or "A" and "V" with a straight bar above or next to them. See "What do all
the symbols on the front of the multimeter mean?" for more information about the abbreviations and
symbols on multimeters.
Alternating current (abbreviated AC) is current that changes direction, usually many times in one
second. The wall outlets in your house provide alternating current that switches directions 60 times
per second (in the U.S., but 50 times per second in other countries). (Warning: Do not use a
multimeter to measure the wall outlets in your home. This is very dangerous.) If you need to
measure alternating current in a circuit, different multimeters have different symbols to measure it
(and the corresponding voltage), usually "ACA" and "ACV," or "A" and "V" with a squiggly line (~)
next to or above them.
What are series and parallel circuits?
When you take measurements with a multimeter, you will need to decide whether to attach it to your
circuit in series or in parallel, depending on what you want to measure. In a series circuit, each
circuit element has the same current. So, to measure current in a circuit, you must attach the
multimeter in series. In a parallel circuit, each circuit measurement has the same voltage. So, to
measure voltage in a circuit, you must attach your multimeter in parallel. To learn how to take these
measurements, see the Using a Multimeter tab.
Figure 2 shows basic series and parallel circuits, without a multimeter connected. To learn more
about voltage, current, and resistance in series and parallel circuits, check out the References tab.

Figure 2. In a basic series circuit (left), each element has the same current (but not necessarily
the same voltage; that will only happen if their resistances are all the same). In a basic parallel
circuit (right), each element has the same voltage (but not necessarily the same current; that will
only happen if their resistances are all the same).
What do all the symbols on the front of the multimeter mean?
You might be confused by all the symbols on the front of your multimeter, especially if you don't
actually see words like "voltage," "current," and "resistance" spelled out anywhere. Don't worry!
Remember from the "What are voltage, current, and resistance?" section that voltage, current, and
resistance have units of volts, amps, and ohms, which are represented by V, A, and respectively.
Most multimeters use these abbreviations instead of spelling out words. Your multimeter might have
some other symbols, which we will discuss below.
Most multimeters also use metric prefixes. Metric prefixes work the same way with units of
electricity as they do with other units you might be more familiar with, like distance and mass. For
example, you probably know that a meter is a unit of distance, a kilometer is one thousand meters,
and a millimeter is one thousandth of a meter. The same applies to milligrams, grams, and
kilograms for mass. Here are the common metric prefixes you will find on most multimeters (for a
complete list, see the References tab):
(micro): one millionth
m (milli): one thousandth
k (kilo): one thousand
M: (mega): one million
These metric prefixes are used in the same way for volts, amps, and ohms. For example, 200k is
pronounced "two hundred kilo-ohms," and means two hundred thousand (200,000) ohms.
Some multimeters are "auto-ranging," whereas others require you to manually select the range for
your measurement. If you need to manually select the range, you should always pick a value that
is slightly higher than the value you expect to measure. Think about it like using a ruler and a
yardstick. If you need to measure something that is 18 inches long, a 12-inch ruler will be too short;
you need to use the yardstick. The same applies to using a multimeter. Say you are going to
measure the voltage of a AA battery, which you expect to be 1.5V. The multimeter on the left in
Figure 3 has options for 200mV, 2V, 20V, 200V, and 600V (for direct current). 200mV is too small,
so you would pick the next highest value that works: 2V. All of the other options are unnecessarily
large, and would result in a loss in accuracy (it would be like using a 50-foot tape measure that only
has markings every foot, and no inch markings; it isn't as accurate as using a yardstick with 1-inch
markings).

Figure 3. The multimeter on the left is manual-ranging, with many different options (indicated
by metric prefixes) for measuring different amounts of voltage, current, and resistance. The
multimeter on the right is auto-ranging (note how it has fewer options for the selection knob),
meaning it will automatically select the appropriate range.
What do the other symbols on the multimeter mean?
You might have noticed some other symbols besides V, A, , and metric prefixes on the front of your
multimeter. We'll explain some of those symbols here, but remember, all multimeters are different,
so we cannot cover every possible option in this tutorial. Check your multimeter's manual if you still
can't figure out what one of the symbols means. You can also browse our multimeter gallery to see
labeled pictures of different multimeters.
Multimeter Symbol Samples
~ (squiggly line): You might see a
squiggly line next to or above a V or A
on the front of your multimeter, in
addition to metric prefixes. This stands
for alternating current (AC). Note that
the voltage in an AC circuit is usually
referred to as "AC voltage" (even though
it sounds strange to say "alternating
current voltage"). You use these settings
when you are measuring a circuit with
alternating current (or voltage).

, - - - (solid line or dashed line): Like
the squiggly line, you might see this next
to or above a V or an A. The straight
lines stand for direct current. You use
these settings when you are measuring a
circuit with direct current (e.g., most
circuits that are powered by a battery).

DCV, ACV, ACA, DCA, VAC,
or VDC: Sometimes, instead of (or in
addition to) using squiggly or dashed
lines, multimeters will use the
abbreviations AC and DC, which stand
for alternating current and direct current,
respectively. Note that some multimeters
might have AC and DC after the V and
A, instead of before.

Continuity check (series of parallel
arcs): This is a setting used to check if
two things are electrically connected.
The multimeter will beep if there is a
conductive path between the two probe
tips (meaning, if the resistance is very
close to zero), and will not make any
noise if there is no conductive path. Note
that sometimes the continuity check can
be combined with other functions on a
single setting.

Diode check (triangle with some lines
through it): This function is used to test
a diode, which is like a one-way valve
for electricity; it only lets current flow in
one direction. The exact function of the
diode check can be different on different
multimeters. Check your multimeter's
manual to learn about how the diode
check function works for your model.

Table 1. Some symbol examples from different multimeters. Check out the gallery for more
examples.
What are the red and black wires (probes)? Where do I plug them in?
Your multimeter probably came with red and black wires that look something like the ones in Figure
4. These wires are called probes or leads (pronounced "leeds"). One end of the lead is called
a banana jack; this end plugs into your multimeter (Note: some multimeters have pin jacks, which
are smaller than banana jacks; if you need to buy replacement probes, be sure to check your
multimeter's manual to find out which kind you need). The other end is called the probe tip; this is
the end you use to test your circuit. Following standard electronics convention, the red probe is used
for positive, and the black probe is used for negative.

Figure 4. A typical pair of multimeter probes.
Although they come with two probes, many multimeters have more than two places in which to plug
the probes, which can cause some confusion. Exactly where you plug the probes in will depend on
what you want to measure (voltage, current, resistance, continuity test, or diode test) and the type of
multimeter you have. We have provided one example in the images belowand you can check
our gallery for a multimeter similar to yoursbut since all multimeters are slightly different, you might
need to consult the manual for your multimeter.
Most multimeters (except for very inexpensive ones) have fuses to protect them from too much
current. Fuses "burn out" if too much current flows through them; this stops electricity from flowing,
and prevents damage to the rest of the multimeter. Some multimeters have different fuses,
depending on whether you will be measuring high or low current, which determines where you plug
the probes in. For example, the multimeter shown in Figure 5 has one fuse for 10 amps (10A) and
one fuse for 200 milliamps (200mA).

Figure 5. This multimeter has three different ports labeled 10A, COM (which stands for
"common"), and mAV. The fuse between mAV and COM is rated for 200mA, which is a
relatively "low" current. So, in order to measure small currents-or voltage or resistance (very
little current flows through the multimeter when measuring voltage or resistance)you plug the
black probe into COM and the red probe into the port labeled mAV. The fuse between 10A and
COM is rated for 10A, so to measure high currents, you plug the black probe into COM and the
red probe into the port labeled 10A.
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai