2014
Organisasikan siswa agar siswa dapat memahami secara teratur dan sistematis dalam
mempelajari modul ini
Membimbing siswa agar dapat mengerti dan memahami isi dari modul ini.
Diskusikan dengan teman atau guru atau kelompok jika mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan tugas dalam modul ini.
KOMPETENSI DASAR
a.
b.
c.
a.
b.
Memahami Konsep Dasar Arus Listrik, Tegangan Listrik, dan Hambatan Listrik
c.
d.
TUJUAN
Siswa mampu memahami Konsep dasar Arus, Tegangan, dan Hambatan listrik
c.
d.
Siswa mampu memahami konsep dasar Arus Listrik, Tegangan Listrik, dan Hambatan
Listrik
e.
Kegiatan Belajar 1
AVOMETER
Tujuan Khusus Pembelajaran
Peserta harus dapat:
tenaga yang dibutuhkan berupa baterai DC dan probe / kabel penyidik warna merah
dan hitam.
Pada AVO meter digital, hasil pengukuran dapat terbaca langsung berupa
angka-angka (digit), sedangkan AVO meter analog tampilannya menggunakan
pergerakan jarum untuk menunjukkan skala. Sehingga untuk memperoleh hasil ukur,
harus dibaca berdasarkan range atau divisi. AVO meter analog lebih umum digunakan
karena harganya lebih murah dari pada jenis AVO meter digital.
Evaluasi
1. Apakah AVOmeter itu ?
2. Apakah yang harus diatur jika multimeter akan digunakan untuk
mengukur tegangan AC ?
3. Apakah yang harus diatur jika multimeter akan digunakan untuk
mengukur tegangan DC?
4. Apakah yang harus diatur jika multimeter akan digunakan untuk mengukur arus DC ?
5. Gambarkanlah cara menghubungkan watt meter dengan hubungan paralel !
Jawaban
1. Multimeter adalah alat untuk mengukur tegangan AC, tegangan DC,arus
DC, dan tahanan.
2. Saklar pemilih harus diatur pada posisi ACV.
3. Saklar pemilih harus diatur pada posisi DCV.
4. Saklar pemilih harus diletakan pada posisi DcmA.
5.
Kegiatan Belajar 2
PENGUKURAN DENGAN AVOMETER
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
7. Telah dijelaskan bahwa saat memilih skala 10 untuk mengukur nilai tegangan yang
lebih besar dari 10 maka nilai tegangan sebenarnya tidak akan terukur / diketahui.
Solusinya adalah Saklar Pemilih di posisikan pada skala yang lebih besar dari 10 yaitu
50. Saat memilih Skala 50 pada skala tegangan DC (tertera DCV), maka dalam Layar
Penunjukan Jarum yang mesti di perhatikan adalah range skala 0-50 dan BUKAN lagi
0-10 ataupun 0-250.
8. Saat Saklar pemilih berada pada posisi 50 maka Jarum Penunjuk akan bergerak Tepat
di tengah antara Nilai 10 dan 20 pada range skala 0-50 yang artinya Nilai yang
ditunjukkan oleh alat ukur bernilai 15 Volt.
9. Perhatikan gambar berikut:
10. Untuk mengetahui berapa nilai tegangan yang terukur dapat pula menggunakan
RUMUS:
= (50 / 50) x 15
= 15
2.
3.
4.
5.
6.
7.
3.
4.
5.
6.
Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter
sangatlah mudah.
2.
Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum
Penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih
dengan sakelar pemilih.
3.
Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda
pilih sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut
adalah 2000 ohm atau setara dengan 2 Kohm.
Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai
resistansi tahanan / resistor tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk jarum = 26
Skala pengali
= 10 k
= 26 x 10 k
Evaluasi
Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
Jawaban
1. Mengukur adalah membandingkan sesuatu besaran yang belum diketahui
besarannya dengan besaran lain yang diketahui besarnya.
2. Dua macam kekeliruan pengukuran adalah kekeliruan sistematik dan
kekeliruan acak.
3. Karakteristik alat ukur kumparan putar dan thermokopel:
A. Alat ukur kumparan putar
Glosary
Macam-macam besaran listrik
1. Tegangan Listrik
Tegangan listik yaitu perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian
listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial dari
sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam sebuah
konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensial listriknya, suatu tegangan
listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi. Secara
definisi tegangan listrik menyebabkan obyek bermuatan listrik negatif tertarik dari
tempat bertegangan rendah menuju tempat bertegangan lebih tinggi. Sehingga arah
arus listrik konvensional di dalam suatu konduktor mengalir dari tegangan tinggi
menuju tegangan rendah.
2. Arus Listrik
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan
elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu.
Arus listrik dapat diukur dalam satuan couloumb/detik atau Ampere. Contoh arus
listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan
mikroAmpere seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200
kiloAmpere seperti yang terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus searah
dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus
yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltabese dan resistansi sesuai dengan
hukum ohm.
3. Hambatan Listrik
Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor ) dengan arus listrik yang melewatinya.
Hambatan listrik yang mempunyai satuan Ohm. yang dapat dirumuskan dengan