Anda di halaman 1dari 17

MODUL PENGUKURAN DAN ALAT UKUR LISTRIK

2014

PANDUAN MENGGUNAKAN MODUL

Petunjuk Bagi Guru


Dalam setiap kegiatan belajar guru harus berperan :
-

Membantu siswa agar siswa dapat mengerti modul ini

Organisasikan siswa agar siswa dapat memahami secara teratur dan sistematis dalam
mempelajari modul ini

Membimbing siswa agar dapat mengerti dan memahami isi dari modul ini.

Petunjuk Bagi Siswa


-

Siswa wajib memahami isi dari modul ini

Lakukan apa yang diperintahkan dalam modul ini sesuai petunjuk

Diskusikan dengan teman atau guru atau kelompok jika mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan tugas dalam modul ini.

KOMPETENSI DASAR
a.
b.
c.

Menguasai Dasar-Dasar pengukuran


Memilih dan menempatkan alat ukur yang baik berdasarkan parameter
Mampu menyebutkan macam-macam peraga penunjukkan alat ukur

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

a.

Memahami Karakteristik AVOmeter

b.

Memahami Konsep Dasar Arus Listrik, Tegangan Listrik, dan Hambatan Listrik

c.
d.

Memahami Komponen Rangkaian Listrik seperti Resistor, Kapasitor dan inductor


Memahami Karakteristik Rangkaian Seri dan Rangkaian Paralel

TUJUAN

Melalui kegiatan ceramah, diskusi dan presentasi siswa dapat:


a.
Siswa dapat memahami cara pengukuran
b.

Siswa mampu memahami Konsep dasar Arus, Tegangan, dan Hambatan listrik

c.

Siswa mampu memahami komponen rangkaian listrik

d.

Siswa mampu memahami konsep dasar Arus Listrik, Tegangan Listrik, dan Hambatan
Listrik

e.

Siswa mampu memahami Rangkain Seri dan Rangkaian Paralel

Kegiatan Belajar 1
AVOMETER
Tujuan Khusus Pembelajaran
Peserta harus dapat:

Mendefinisikan sistem satuan besaran listrik


Memilih dan menempatkan alat ukur yang baik berdasarkan parameter
Mampu menyebutkan macam-macam peraga penunjukkan alat ukur

Parameter Alat Ukur


Alat ukur listrik merupakan peralatan yang diperlukan oleh manusia. Karena
besaran listrik seperti tegangan, arus, daya, frekuensi dan sebagainya tidak dapat
secara langsung ditanggapi oleh panca indera.
Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan satuannya.
Pemilihan alat ukur yang digunakan harus disesuaikan dengan
besaran yang hendak diukur. Simbol-simbol yang terdapat dalam alat
ukur memiliki arti masing-masing yang menjelaskan penggunaan alat
ukur. Ada bermacam-macam alat ukur yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
salah satunya adalah AVOmeter.
Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk
mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O
artinya ohm, untuk mengukur ohm atau hambatan. Terakhir, yaitu meter atau satuan
dari ukuran. AVO Meter sering disebut dengan Multimeter atau Multitester. Secara
umum, pengertian dari AVO meter adalah suatu alat untuk mengukur arus, tegangan,
baik tegangan bolak-balik (AC) maupun tegangan searah (DC) dan hambatan listrik.
AVO meter sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika
karena dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat, Tetapi
sebelum mempergunakannya, para pemakai harus mengenal terlebih dahulu jenisjenis AVO meter dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi kesalahan
dalam pemakaiannya dan akan menyebabkan rusaknya AVO meter tersebut.
Berdasarkan prinsip kerjanya, ada dua jenis AVO meter, yaitu AVO meter
analog (menggunakan jarum putar / moving coil) dan AVO meter digital
(menggunakan display digital). Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu dengan
lainnya, tetapi ada beberapa kesamaan dalam hal operasionalnya. Misal sumber

tenaga yang dibutuhkan berupa baterai DC dan probe / kabel penyidik warna merah
dan hitam.
Pada AVO meter digital, hasil pengukuran dapat terbaca langsung berupa
angka-angka (digit), sedangkan AVO meter analog tampilannya menggunakan
pergerakan jarum untuk menunjukkan skala. Sehingga untuk memperoleh hasil ukur,
harus dibaca berdasarkan range atau divisi. AVO meter analog lebih umum digunakan
karena harganya lebih murah dari pada jenis AVO meter digital.

AVOmeter analog menggunakan kumparan putar untuk menggerakkan jarum


penunjuk papan skala. Multimeter ini banyak digunakan karena harganya relative
terjangkau. Jika pada multimeter digital hasil pengukuran langsung dapat dibaca
dalam bentuk angka yang tampil pada layer display, pada multimeter analaog hasil
pengukuran dibaca lewat penunjukan jarum pada papan skala.

Adapun bagian-bagian AVOmeter yang perlu diketahui, yaitu:


Papan Skala : digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan
skala terdapat skala-skala; tahanan/resistan (resistance) dalam satuan Ohm (),
tegangan (ACV dan DCV), kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya.
Saklar Jangkauan Ukur : digunakan untuk menentukan posisi kerja multimeter ,
dan batas ukur (range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan
(dalam W), saklar ditempatkan pada posisi W, demikian juga jika digunakan
untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus (mA-mA). Satu hal yang
perlu diingat, dalam mengukur tegangan listrik, posisi saklar harus berada pada
batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Misal, tegangan
yang akan diukur 220 ACV, saklar harus berada pada posisi batas ukur 250 ACV.
Demikian juga jika hendak mengukur DCV.
Sekrup Pengatur Posisi Jarum (preset) : digunakan untuk menera jarum
penunjuk pada angka nol (sebelah kiri papan skala).
Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Adjustment) : digunakan untuk
menera jarum penunjuk pada angka nol sebelum multimeter digunakan untuk
mengukur nilai tahanan/resistan. Dalam praktek, kedua ujung kabel penyidik
(probes) dipertemukan, tombol diputar untuk memosisikan jarum pada angka nol.
Lubang Kabel Penyidik : tempat untuk menghubungkan kabel penyidik dengan
Multimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau out dan (-) atau common. Pada
multimeter yang lebih lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur hfe
transistor (penguatan arus searah/DCmA oleh transistor berdasarkan fungsi dan
jenisnya), dan lubang untuk mengukur kapasitas kapasitor.

Evaluasi
1. Apakah AVOmeter itu ?
2. Apakah yang harus diatur jika multimeter akan digunakan untuk
mengukur tegangan AC ?
3. Apakah yang harus diatur jika multimeter akan digunakan untuk
mengukur tegangan DC?
4. Apakah yang harus diatur jika multimeter akan digunakan untuk mengukur arus DC ?
5. Gambarkanlah cara menghubungkan watt meter dengan hubungan paralel !
Jawaban
1. Multimeter adalah alat untuk mengukur tegangan AC, tegangan DC,arus
DC, dan tahanan.
2. Saklar pemilih harus diatur pada posisi ACV.
3. Saklar pemilih harus diatur pada posisi DCV.
4. Saklar pemilih harus diletakan pada posisi DcmA.
5.

Kegiatan Belajar 2
PENGUKURAN DENGAN AVOMETER

Tujuan Khusus Pembelajaran


Peserta harus dapat:

menjelaskan tentang AVO meter / multimeter


menjelaskan tentang jenis jenis AVO meter / multimeter
menjelaskan bagian dari AVO meter / multimeter
menjelaskan menggunakan AVO meter / multimeter
Cara menggunakan AVO meter / Multimeter Analog
Menentukan Posisi Alat Ukur

Posisi alat ukur saat mengukur TEGANGAN (Voltage)


Pada saat mengukur tegangan baik itu teggangan AC maupun DC,
maka Alat ukur mesti di pasang paralel terhadap rangkaian. Maksud paralel
adalah kedua terminal pengukur ( Umumnya berwarna Merah untuk positif (+)
dan Hitam untuk Negatif (-) ) harus membentuk suatu titik percabangan dan
bukan berjejer (seri) terhadap beban. Pemasangan yang benar dapat dilihat pada
gambar berikut:

Posisi alat ukur saat mengukur ARUS (Ampere)


Untuk melakukan pengukuran ARUS yang mesti diperhatikan yaitu posisi
terminal harus dalam kondisi berderetan dengan Beban, sehingga untuk
melakukan pengukuran arus maka rangkaian mesti di Buka / diputus / Open
circuit dan kemudian menghubungkan terminal alat ukur pada titik yang telah
terputus tersebut. Pemasangan yang benar dapat dilihat pada gambar:

Posisi alat ukur saat mengukur Hambatan (Ohm)


Yang mesti di ketahui saat pengukuran tahanan ialah jangan pernah
mengukur nilai tahanan suatu komponen saat terhubung dengan sumber. Ini
akan merusak alat ukur. Pengukurannya sangat mudah yaitu tinggal mengatur
saklar pemilih ke posisi Skala OHM dan kemudian menghubungkan terminal ke
kedua sisi komponen (Resistor) yang akan di ukur.

Cara Mengoperasikan AVO meter/Multimeter


A. MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (VOLT / VOLTAGE) DC
Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:

1.
2.

3.

4.

5.

6.
7.

Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).


Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila
menurut anda angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan
Pengaturan Sekrup.
Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2 mengenai
Tombol Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM pada x1
, x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif
(hitam) dan positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan
dengan menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.
Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Tegangan yang
anda ingin ukur, ACV untuk tegangan AC (bolak balik) dan DCV untuk tegangan DC
(Searah).
Posisikan SKALA PENGUKURAN pada nilai yang paling besar terlebih
dahulu seperti 1000 atau 750 jika anda TIDAK TAHU berapa nilai tegangan
maksimal yang mengalir pada rangkaian.
Pasangkan alat ukur PARALEL terhadap beban/ sumber/komponen yang akan
di ukur.
Baca Alat ukur.

Cara membaca nilai tegangan yang terukur


1. Misalkan Nilai tegangan yang akan diukur adalah 15 VOLT DC (Belum kita ketahui
sebelumnya, itulah saya katakan Misalnya).
2. Kemudian Kita memposisikan saklar pemilih pada posisi DCV dan memilih skala
paling besar yang tertera yaitu 1000. Nilai 1000 artinya Nilai tegangan yang akan
diukur bisa mencapai 1000Volt.
3. Saat memperhatikan Alat ukur maka Dalam Layar penunjuk jarum tidak terdapat
skala terbesar 1000 yang ada hanya 0-10, 0-50, dan 0-250. Maka Untuk memudahkan
membaca perhatikan skala 0-10 saja.
4. Skala penunjukan 0-10 berarti saat jarum penunjuk tepat berada pada angka 10 artinya
nilai tegangan yang terukur adalah 1000 Volt, jika yang di tunjuk jarum adalah angka
5 maka nilai tegangan sebenarnya yang terukur adalah 500 Volt, begitu seterusnya.
5. Kembali Pada Kasus no. 1 dimana nilai tegangan yang akan diukur adalah hanya 15
Volt sementara kita menempatkan saklar pemilih pada Posisi 1000, maka jarum pada
alat ukur hanya akan bergerak sedikit sekali sehingga sulit bagi kita untuk
memperkirakan berapa nilai tegangan sebenarnya yang terukur. Untuk itu Pindahkan
Saklar Pemilih ke Nilai Skala yang dapat membuat Jarum bergerak lebih banyak agar
nilai pengukuran lebih akurat.
6. Misalkan kita menggeser saklar pemilih ke Posisi 10 pada skala DCV. Yang terjadi
adalah, jarum akan bergerak dengan cepat ke paling ujung kanan. Hal ini disebabkan
nilai tegangan yang akan di ukur LEBIH BESAR dari nilai Skala maksimal yang
dipilih. Jika Hal ini di biarkan terus menerus maka alat ukur DAPAT RUSAK, Jika
jarum alat ukur bergerak sangat cepat ke kanan, segera pisahkan alat ukur dari
rangkaian dan ganti Skala SAKLAR PEMILIH ke posisi yang lebih Besar. Saat saklar
Pemilih diletakkan pada angka 10 maka yang di perhatikan dalam layar penunjukan
jarum adalah range skala 0-10, dan BUKAN 0-50 atau 0-250.

7. Telah dijelaskan bahwa saat memilih skala 10 untuk mengukur nilai tegangan yang
lebih besar dari 10 maka nilai tegangan sebenarnya tidak akan terukur / diketahui.
Solusinya adalah Saklar Pemilih di posisikan pada skala yang lebih besar dari 10 yaitu
50. Saat memilih Skala 50 pada skala tegangan DC (tertera DCV), maka dalam Layar
Penunjukan Jarum yang mesti di perhatikan adalah range skala 0-50 dan BUKAN lagi
0-10 ataupun 0-250.
8. Saat Saklar pemilih berada pada posisi 50 maka Jarum Penunjuk akan bergerak Tepat
di tengah antara Nilai 10 dan 20 pada range skala 0-50 yang artinya Nilai yang
ditunjukkan oleh alat ukur bernilai 15 Volt.
9. Perhatikan gambar berikut:

10. Untuk mengetahui berapa nilai tegangan yang terukur dapat pula menggunakan
RUMUS:

Jadi misalnya, tegangan yang akan di ukur 15 Volt maka:


Tegangan Terukur

= (50 / 50) x 15

Nilai Tegangan Terukur

= 15

B. MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (VOLT / VOLTAGE) AC


1.

Untuk mengukur Nilai tegangan AC anda hanya perlu memperhatikan


Posisi Sakelar Pemilih berada pada SKALA TEGANGAN AC (Tertera ACV) dan
kemudian memperhatikan Baris skala yang berwarna Merah pada Layar Penunjuk
Jarum.
2.
Selebihnya sama dengan melakukan pengukuran Tegangan DC di atas.

C. MENGUKUR ARUS LISTRIK (Ampere) DC


Yang perlu disiapkan dan diperhatikan:
1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak pecah).


Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0)
Lakukan Kalibrasi alat ukur
Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Arus DCA
Pilih SKALA PENGUKURAN yang diinginkan seperti 50 Mikro, 2.5m ,
25m , atau 0.25A.
Pasangkan alat ukur SERI terhadap beban/ sumber/komponen yang akan di
ukur.
Baca Alat ukur (Pembacaan Alat ukur sama dengan Pembacaan Tegangan
DC diatas)

D. MENGUKUR NILAI TAHANAN / RESISTANSI RESISTOR (OHM)

Yang perlu disiapkan dan diperhatikan:


1.
2.

3.

4.

5.
6.

Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak pecah).


Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila
menurut anda angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan
Pengaturan Sekrup.
Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2 mengenai
Tombol Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM pada x1
, x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif
(hitam) dan positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan
dengan menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.
Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala OHM yang
diinginkan yaitu pada x1 , x10, x100, x1k, atau x10k, Maksud tanda x (kali
/perkalian) disini adalah setiap nilai yang terukur atau yang terbaca pada alat ukur
nantinya akan di KALI kan dengan nilai Skala OHM yang dipilih oleh saklar Pemilih.
Pasangkan alat ukur pada komponen yang akan di Ukur. (INGAT JANGAN
PASANG ALAT UKUR OHM SAAT KOMPONEN MASIH BERTEGANGAN)
Baca Alat ukur.

E. CARA MEMBACA OHM METER


1.

Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter
sangatlah mudah.
2.
Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum
Penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih
dengan sakelar pemilih.
3.
Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda
pilih sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut
adalah 2000 ohm atau setara dengan 2 Kohm.

Misalkan pada gambar berikut terbaca nilai tahanan suatu Resistor:

Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai
resistansi tahanan / resistor tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk jarum = 26
Skala pengali
= 10 k

Maka nilai resitansinya


= 260 k = 260.000 Ohm.

= 26 x 10 k

F. MENGUJI KAPASITOR DENGAN MULTIMETER ANALOG


Berikut ini adalah Cara menguji Kapasitor dengan Multimeter Analog :
1.
AturposisiskalaSelektor ke Ohm () dengan skala x1K
2.
Hubungkan Probe Merah (Positif ) ke kaki Kapasitor Positif
3.
Hubungkan Probe Hitam (Negatif) ke kaki Kapasitor Negatif
4.
Periksa Jarum yang ada pada Display Multimeter Analog,
Kapasitor yang baik : Jarum bergerak naik dan kemudian kembali lagi.
Kapasitor yang rusak : Jarum bergerak naik tetapi tidak kembali lagi.
Kapasitor yang rusak : Jarum tidak naik sama sekali.

Evaluasi
Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.

Apakah yang dimaksud dengan mengukur itu?


Sebutkan dua macam kesalahan pengukuran!
Sebutkan karakteristik alat ukur kumparan putar dan thermokopel!
Gambarkan cara penyambungan ampermeter dan voltmeter!
Gambarkan cara penyambungan watt meter!

Jawaban
1. Mengukur adalah membandingkan sesuatu besaran yang belum diketahui
besarannya dengan besaran lain yang diketahui besarnya.
2. Dua macam kekeliruan pengukuran adalah kekeliruan sistematik dan
kekeliruan acak.
3. Karakteristik alat ukur kumparan putar dan thermokopel:
A. Alat ukur kumparan putar

o Penggunaan daya kecil


o Dipakai untuk DC saja, kalau untuk AC harus dipasang
penyearah
o Kemampuan ukur arus 1,5 x 10-6 ~102 A
o Kemampuan ukur tegangan 10-2 ~103 V
o Digunakan dalam alat ukur voltmeter, ampermeter,
ohmmeter, thermometer
B. Alat ukur thermokopel
o Penggunaan daya kecil
o Dipakai untuk AC dan DC
o Kemampuan ukur arus 10-3 ~5 A
o Kemampuan ukur tegangan 5 x 10-1 ~1,5 x 102 V
o Digunakan dalam alat ukur voltmeter, ampermeter,
wattmeter

4. Gambar pemasangan ampermeter dan voltmeter

5. Cara penyambungan watt meter

Glosary
Macam-macam besaran listrik
1. Tegangan Listrik
Tegangan listik yaitu perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian
listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial dari
sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam sebuah
konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensial listriknya, suatu tegangan
listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi. Secara
definisi tegangan listrik menyebabkan obyek bermuatan listrik negatif tertarik dari
tempat bertegangan rendah menuju tempat bertegangan lebih tinggi. Sehingga arah
arus listrik konvensional di dalam suatu konduktor mengalir dari tegangan tinggi
menuju tegangan rendah.
2. Arus Listrik
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan
elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu.
Arus listrik dapat diukur dalam satuan couloumb/detik atau Ampere. Contoh arus
listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan
mikroAmpere seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200
kiloAmpere seperti yang terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus searah
dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus
yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltabese dan resistansi sesuai dengan
hukum ohm.

3. Hambatan Listrik

Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor ) dengan arus listrik yang melewatinya.
Hambatan listrik yang mempunyai satuan Ohm. yang dapat dirumuskan dengan

R adalah hambatan (Ohm)


V adalah tegangan (Volt)
I adalah arus (ampere)
4. Gaya Gerak Listrik ( GGL )
Gaya gerak listrik (GGL) adalah besarnya energi listrik yang berubah menjadi energi
bukan listrik atau sebaliknya, jika satu satuan muatan melalui sumber itu, atau kerja
yang dilakukan sumber arus persatuan muatan. dinyatakan dalam Volt.
5. Muatan Listrik
Muatan listrik adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda, yang membuatnya
mengalami gaya pada benda lain yang berdekatan dan juga memiliki muatan listrik.
Simbol Q sering digunakan untuk menggambarkan muatan. sistem satuan
internasional dari satuan Q adalah coloumb, yang merupakan 6.24 x 1018 muatan
dasar. Q adalah sifat dasar yang dimiliki oleh materi baik itu berupa proton (muatan
positif) maupun elektron (muatan negatif). Muatan listrik total suatu atom atau materi
ini bisa positif, jika atomnya kekurangan elektron. Sementara atom yang kelebihan
elektron akan bermuatan negatif. Besarnya muatan tergantung dari kelebihan atau
kekurangan elektron ini, oleh karena itu muatan materi/atom merupakan kelipatan
dari satuan Q dasar. Dalam atom yang netral, jumlah proton akan sama dengan jumlah
elektron yang mengelilinginya (membentuk muatan total yang netral atau tak
bermuatan).
6. Kapasitansi
Kapasitans adalah ukuran jumlah muatan listrik yang disimpan (atau dipisahkan)
untuk sebuah potensial listrik yang telah ditentukan. Bentuk paling umum dari piranti
penyimpanan muatan adalah sebuah kapasitor dua lempeng/pelat/keping. Jika muatan
di lempeng/pelat/keping adalah +Q dan Q, dan V adalah tegangan listrik antar
lempeng/pelat/keping, maka rumus kapasitans adalah:

C adalah kapasitansi yang diukur dalam farad

Q adalah muatan yang diukur dalam coloumb


V adalah voltase yang diukur dalam volt
7. Induktansi
Induktansi adalah sifat dari rangkaian elektronika yang menyebabkan timbulnya
potensial listrik secara proporsional terhadap arus yang mengalir pada rangkaian
tersebut, sifat ini disebut sebagai induktasi sendiri. Sedang apabila potensial listrik
dalam suatu rangkaian ditimbulkan oleh perubahan arus dari rangkaian lain disebut
sebagai induktansi bersama. Satuan induktansi dalam satuan internasional adalah
weber per ampere atau dikenal pula sebagai henry (H).
Induktansi muncul karena adanya medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik
(dijelaskan oleh hukum ampere). Supaya suatu rangkaian elektronika mempunyai
nilai induktansi, sebuah komponen bernama induktor digunakan di dalam rangkaian
tersebut, induktor umumnya berupa kumparan kabel/tembaga untuk memusatkan
medan magnet dan memanfaatkan GGL yang dihasilkannya.
8. Kuat Medan Listrik
Medan lisrtik adalah ruang di sekitar benda bermuatan listrik dimana benda-benda
bermuatan listrik lainnya dalam ruang ini akan merasakan atau mengalami gaya
listriArah Medan Listrik.
Kuat medan listrik adalah besaran yang menyatakan gaya coloumb per satuan muatan
di suatu titik.
9. Fluks Magnet
Fluk magnetik adalah ukuran total medan magnetik yang menembus bidang. secara
matematis fluk maknetik didefinisikan sebagi perkalian skalar antara induksi
magnetik (B) dengan luas bidang yang tegak lurus pada induksi magnetik tersebut.

ntara arah garis normal bidang A dan arah B

Anda mungkin juga menyukai