Anda di halaman 1dari 19

CARA MENGGUNAKAN MULTIMETER

Berikut adalah Penjelasan mengenai cara untuk melakukan pengukuran


listrik dengan menggunakan Multimeter ANALOG :

Gambar AVO/Multi Meter

Keterangan
1. Zero Correction (Pengenolan Jarum)

Untuk mengenolkan Jarum pada posisi kiri

2. Range Selector

Untuk memilih range/batasan hambatan, tegangan atau arus

3. Measuring Terminal
4. Series Condenser
5. Ohm Adjust

Untuk mengenolkan jarum saat melakukan pengukuran hambatan

Pengukuran hambatan (ohm)


1. Perhatikan (lihat) kondisi AVO baik atau rusak bodynya
2. Nolkan jarum AVO pada posisi sebelah kiri dengan menggunakan Ohm Zero
Correction dengan cara memutar kekiri atau kekanan agar jarum tersebut
benar benar ke angka nol sebelah kiri
3. Posisikan Range Selector pada x1 , x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya
tempelkan ujung kabel negatif dan positif. Nolkan jarum AVO tepat pada
angka nol sebelah kanan dengan menggunakan ohm adjust.
Baik tidaknya range selector x1 , x10 , x100 , pegang ujung
negatif dan positif, jarum harus tidak bergerak.
4. Pada dasarnya untuk pengukuran, Range Selector ohm meter harus betul2
diperhatikan, yaitu setiap memindahkan range selector ke masing2 nilai ohm
terlebih dahulu ujung taspinnya disatukan/ dihubungkan. Sambil melihat
jarum AVO menunjukkan kurang atu lebih dari angka nol disebelah kanan.
Kurang atau lebihnya jarum tersebut kita atur dengan tombol ohm adjusting
knop kearah kiri atau kanan sehingga jarum AVO tersebut benar2 ke posisi
angka nol.
5. Setiap mau mengukur posisi ohm hendaknya letakkan range selector pada
skala yang paling kecil.

Cara Membaca Skala Ohm


Pengukuran tegangan DC volt dan AC volt
Cara Membaca Skala Volt Tegangan AC maupun DC

1. Range selector 0,1v


Skala baca dari 0~10
Jarum maximal 0,1v (10:100:0,1)
Sedangkan perkolomnya diambil dari angka 1 >> 1 disini= 1/100= 0,01
Jadi 0,01 dibagi 5 kolom >> 1/100:5= 1/1001/5=1/500= 0,02v
2. Range selector 0,5v
Skala baca dari 0~50
Jarum maximal 0,5v (50:100:0,5)
Sedangkan perkolomnya diambil dari angka 10 >> 10 disini= 10/100= 0,1
Jadi 0,1 dibagi 10 kolom >> 10/100:10= 1/101/10=1/100= 0,01v

3. Range selector 2,5v


Skala baca dari 0~250
Jarum maximal 2,5v (250:100:2,5)
Sedangkan perkolomnya diambil dari angka 50 >> 50 disini= 50/100= 0,5
Jadi 0,5 dibagi 10 kolom >> 50/100:10= 1/21/10=1/20= 0,02v
4. Range selector 10v
Skala baca dari 0~10
Jarum maximal 10v
Sedangkan perkolomnya diambil dari angka 1 >> 1 disini= 1/1= 1
Jadi 1 dibagi 5 kolom >> 1:5= 11/5=1/500= 0,02v
5. Range selector 50v
Skala baca dari 0~50
Jarum maximal 50v
Sedangkan perkolomnya diambil dari angka 10 >> 10 disini= 10/1= 10
Jadi10 dibagi 10 kolom >> 10/10= 1v
6. Range selector 250v
Skala baca dari 0~250
Jarum maximal 250v
Sedangkan perkolomnya diambil dari angka 50 >> 50 disini= 150= 50
Jadi 50 dibagi 10 kolom >> 50/10= 5v
7. Range selector 1000v

Skala baca dari 0~10 (10100= 1000)


Jarum maximal 1000v
Sedangkan perkolomnya diambil dari angka 1 >> 1 disini= 1100= 100
Jadi 100 dibagi 5 kolom >> 100/5= 20v

CARA MEMBACA MULTIMETER / AVOMETER ANALOG


Hy Reader, Pada tutorial hari ini saya ingin membahas lebih lengkap mengenai Cara Mudah
Untuk Membaca Alat Ukur Listrik Multimeter / Avometer Analog. Ini merupakan tutorial
jilid 2 dari Tutorial saya yang sebelumnya yaitu CARA MEMBACA MULTIMETER /
AVOMETER JILID 1, hal ini saya lakukan mengingat dan melihat begitu banyaknya
pertanyaan yang timbul pada tutorial jilid 1 tersebut, sepertinya kurang jelas penjelasannya.
Kali ini saya mencoba membuat tutorialnya dalam bahasa yang lebih singkat dan sederhana
sehingga saya berharap dapat lebih mudah untuk di pahami.
Sebelum masuk lebih jauh mengenai cara mengukur besaran listrik seperti Tegangan (Volt),
Arus (Ampere), dan Tahanan (Ohm) ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu
Multimeter atau Avometer.
Yang dimaksud Multimeter atau Avometer adalah Alat ukur Listrik yang memungkinkan kita
untuk mengukur besarnya Besaran listrik yang ada pada suatu rangkaian baik itu Tegangan,
Arus, maupun Nilai Hambatan/Tahanan. AVOmeter adalah singkatan dari Ampere Volt Ohm
Meter, jadi hanya terdapat 3 komponen yang bisa diukur dengan AVOmeter sedangkan
Multimeter , dikatakan multi sebab memiliki banyak besaran yang bisa di ukur, misalnya
Ampere, Volt, Ohm, Frekuensi, Konektivitas Rangkaian (putus ato tidak), Nilai Kapasitif, dan
lain sebagainya. Terdapat 2 (dua) jenis Multimeter yaitu Analog dan Digital, yang Digital
sangat mudah pembacaannya disebabkan karena Multimeter digital telah menggunakan
angka digital sehingga begitu melakukan pengukuran Listrik, Nilai yang diinginkan dapat
langsung terbaca asalkan sesuai atau Benar cara pemasangan alat ukurnya.

Mari mengenal bagian-bagian Multimeter atau Avometer agar lebih memudahkan dalam
memahami tulisan selanjutnya:

Bagian-Bagian Multimeter
Saya akan berikan sedikit penjelasan mengenai gambar di atas. Yang perlu untuk di
perhatikan adalah :
1. SEKRUP PENGATUR JARUM, Sekrup ini dapat di putar dengan Obeng atau plat
kecil, Sekrup ini berfungsi mengatur Jarum agar kembali atau tepat pada posisi 0
(NOL), terkadang jarum tidak pada posisi NOL yang dapat membuat kesalahan pada
pengukuran, Posisikan menjadi NOL sebelum digunakan.
2. TOMBOL PENGATUR NOL OHM. Tombol ini hampir sama dengan Sekrup
pengatur jarum, hanya saja bedanya yaitu Tombol ini digunakan untuk membuat
jarum menunjukkan angka NOL pada saat Saklar pemilih di posisikan menunjuk
SKALA OHM. Saat saklar pemilih pada posisi Ohm biasanya pilih x1 pada skala
Ohm kemudian Hubungkan kedua ujung TERMINAL (Ujung terminal Merah
bertemu dengan Ujung terminal Hitam) dan Lihat pada Layar penunjuk, Jarum akan
bergerak ke KANAN (Disitu terdapat angka NOL (0), Putar tombol pengatur Nol
Ohm sampai jarum menunjukkan angka NOL). Proses ini dinamakan KALIBRASI

OhmMeter. Hal ini Muthlak dilakukan sebelum melakukan pengukuran tahanan


(OHM) suatu komponen atau suatu rangkaian.
3. SAKLAR PEMILIH. Saklar ini harus di posisikan sesuai dengan apa yang ingin di
UKUR, misalnya bila ingin mengukur tegangan AC maka atur/putar saklar hingga
menyentuh skala AC yang pada alat ukur tertulis ACV, Begitu pula saat mengukur
tegangan DC, cari yang tertulis DCV, begitu seterusnya. Jangan Salah memilih Skala
Pengukuran.
Pada setiap bagian SKALA PENGUKURAN yang dipilih dengan Saklar Pemilih,
terdapat Nilai-nilai yang tertera pada alat ukur, Misalnya Pada Skala Tegangan AC
(tertulis ACV pada alat ukur) tertera skala 10, 50, 250, dan 750 begitu pula pada Skala
Tegangan DC (tertulis DCV pada alat ukur) tertera skala 0.1 , 0.25 , 2.5 , 10 , dst. Apa
maksud Skala ini?? Dan Bagaimana Memilihnya??
Pedoman Memilih SKALA Pengukuran:
Skala tersebut adalah skala yang akan digunakan untuk membaca hasil pengukuran,
Semua skala dapat digunakan untuk membaca, Hanya saja tidak semua skala dapat
memberikan atau memperlihatkan nilai yang diinginkan, misalnya kita mempunyai
Baterai 9 Volt DC, kemudian kita mengatur SAKLAR PEMILIH untuk Memilih
SKALA TEGANGAN DC pada posisi 2,5 dan menghubungkan TERMINAL Merah
dengan positif (+) baterai dan Hitam dengan Negatif (-) baterai. Apa yang akan
terjadi?? Jarum akan bergerak ke Ujung Kanan dan tidak menunjukkan angka 9Volt,
Mengapa Demikian?? Sebab NILAI MAKSIMAL yang dapat diukur bila kita
memposisikan Saklar Pemilih pada skala 2.5 adalah hanya 2.5 Volt saja, sehingga
untuk mengukur Nilai 9Volt maka saklar harus di putar menuju Skala yang LEBIH
BESAR sari NILAI Tegangan yang di Ukur, jadi Putar pada Posisi 10 dan Alat ukur
akan menunjukkan nilai yang diinginkan.Penjelasan Lebih Lengkap Mengenai
MEMBACA ALAT UKUR akan di Bahas selanjutnya pada tutorial ini.
Saya tidak akan membahas semua bagian-bagian alat ukur tetapi bila ingin mengetahui
fungsi-fungsi dari tiap bagian alat ukur, Anda dapat membaca DISINI.
ALAT UKUR LISTRIK HARUS DIPASANG DENGAN BENAR, Mengapa saya katakan
Demikian??
Untuk melakukan suatu pengukuran listrik, Posisi alat ukur pada rangkaian juga Mesti dan
Hal wajib yang harus di perhatikan agar pembacaan alat ukur tidak salah. Pemasangan Alat
ukur yang salah /Tidak benar memberikan hasil pengukuran yang TIDAK BENAR dan
bukan kurang tepat, jadi ini sangat perlu di perhatikan. Mari kita melihat posisi alat ukur yang
benar:
1. Posisi alat ukur saat mengukur TEGANGAN (Voltage)
Pada saat mengukur tegangan baik itu teggangan AC maupun DC, maka Alat ukur
mesti di pasang Paralel terhadap rangkaian. Maksud paralel adalah kedua terminal
pengukur ( Umumnya berwarna Merah untuk positif (+) dan Hitam untuk Negatif (-)
harus membentuk suatu titik percabangan dan bukan berjejer (seri) terhadap beban.
Pemasangan yang benar dapat dilihat pada gambar berikut:

Memasang Multimeter Paralel


2. Posisi alat ukur saat mengukur ARUS (Ampere)
Untuk melakukan pengukuran ARUS yang mesti diperhatikan yaitu Posisi terminal
harus dalam kondisi berderetan dengan Beban, Sehingga untuk melakukan
pengukuran arus maka rangkaian mesti di Buka / diputus / Open circuit dan kemudian
menghubungkan terminal alat ukur pada titik yang telah terputus tersebut.
Pemasanngan yang benar dapat dilihat pada gambar:

Memasang Multimeter SERI


3. Posisi alat ukur saat mengukur Hambatan (Ohm)
Yang mesti diketahui saat pngukuran tahanan ialah JANGAN PERNAH
MENGUKUR NILAI TAHANAN SUATU KOMPONEN SAAT TERHUBUNG
DENGAN SUMBER. Ini akan merusak alat ukur. Pengukurannya sangat mudah
yaitu tinggal mengatur saklar pemilih ke posisi Skala OHM dan kemudian
menghubungkan terminal ke kedua sisi komponen (Resistor) yang akan di ukur.

Memasang Multimeter untuk mengukur tahanan

Kali ini saya tidak akan membahas mengenai mengapa alat ukur di pasang paralel saat
mngukur tegangan dan Seri pada saat mengukur Arus, sebab itu lebih kompleks kecuali ada
yang membutuhkannya. Hal ini erat kaitannya dengan Rangkaian dalam suatu alat ukur.
Setelah mengetahui Cara mengatur Saklat Pemilih yang Benar, Mengetahui Jenis Skala yang
akan digunakan, dan Cara pemasangan alat ukur yang benar, maka tiba saatnya kita
melakukan Pengukuran Besaran Listrik.
MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (VOLT / VOLTAGE) DC
Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:
1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila menurut
anda angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan Pengaturan Sekrup.
3. Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2 mengenai Tombol
Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM pada x1 , x10,
x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif (hitam) dan
positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan
menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.
4. Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Tegangan yang anda
ingin ukur, ACV untuk tegangan AC (bolak balik) dan DCV untuk tegangan DC
(Searah).
5. Posisikan SKALA PENGUKURAN pada nilai yang paling besar terlebih dahulu
seperti 1000 atau 750 jika anda TIDAK TAHU berapa nilai tegangan maksimal yang
mengalir pada rangkaian.
6. Pasangkan alat ukur PARALEL terhadap beban/ sumber/komponen yang akan di
ukur.
7. Baca Alat ukur.
Cara Membaca Nilai Tegangan yang terukur:
1. Misalkan Nilai tegangan yang akan diukur adalah 15 VOLT DC (Belum kita ketahui
sebelumnya, itulah saya katakan Misalnya).
2. Kemudian Kita memposisikan saklar pemilih pada posisi DCV dan memilih skala
paling besar yang tertera yaitu 1000. Nilai 1000 artinya Nilai tegangan yang akan
diukur bisa mencapai 1000Volt.
3. Saat memperhatikan Alat ukur maka Dalam Layar penunjuk jarum tidak terdapat
skala terbesar 1000 yang ada hanya 0-10, 0-50, dan 0-250. Maka Untuk memudahkan
membaca perhatikan skala 0-10 saja.

4. Skala penunjukan 0-10 berarti saat jarum penunjuk tepat berada pada angka 10 artinya
nilai tegangan yang terukur adalah 1000 Volt, jika yang di tunjuk jarum adalah angka
5 maka nilai tegangan sebenarnya yang terukur adalah 500 Volt, begitu seterusnya.
5. Kembali Pada Kasus no. 1 dimana nilai tegangan yang akan diukur adalah hanya 15
Volt sementara kita menempatkan saklar pemilih pada Posisi 1000, maka jarum pada
alat ukur hanya akan bergerak sedikit sekali sehingga sulit bagi kita untuk
memperkirakan berapa nilai tegangan sebenarnya yang terukur. Untuk itu Pindahkan
Saklar Pemilih ke Nilai Skala yang dapat membuat Jarum bergerak lebih banyak agar
nilai pengukuran lebih akurat.
6. Misalkan kita menggeser saklar pemilih ke Posisi 10 pada skala DCV. Yang terjadi
adalah, jarum akan bergerak dengan cepat ke paling ujung kanan. Hal ini disebabkan
nilai tegangan yang akan di ukur LEBIH BESAR dari nilai Skala maksimal yang
dipilih. Jika Hal ini di biarkan terus menerus maka alat ukur DAPAT RUSAK, Jika
jarum alat ukur bergerak sangat cepat ke kanan, segera pisahkan alat ukur dari
rangkaian dan ganti Skala SAKLAR PEMILIH ke posisi yang lebih Besar. Saat saklar
Pemilih diletakkan pada angka 10 maka yang di perhatikan dalam layar penunjukan
jarum adalah range skala 0-10, dan BUKAN 0-50 atau 0-250.

Multimeter Over, Awas Rusak


7. Telah saya jelaskan bahwa saat memilih skala 10 untuk mengukur nilai tegangan yang
lebih besar dari 10 maka nilai tegangan sebenarnya tidak akan terukur / diketahui.
Solusinya adalah Saklar Pemilih di posisikan pada skala yang lebih besar dari 10 yaitu
50. Saat memilih Skala 50 pada skala tegangan DC (tertera DCV), maka dalam Layar
Penunjukan Jarum yang mesti di perhatikan adalah range skala 0-50 dan BUKAN lagi
0-10 ataupun 0-250.
8. Saat Saklar pemilih berada pada posisi 50 maka Jarum Penunjuk akan bergerak Tepat
di tengah antara Nilai 10 dan 20 pada range skala 0-50 yang artinya Nilai yang
ditunjukkan oleh alat ukur bernilai 15 Volt.
Perhatikan gambar berikut:

Nilai tegangan Terlihat Benar


9. Untuk mengetahui berapa nilai tegangan yang terukur dapat pula menggunakan
RUMUS:

Jadi misalnya, tegangan yang akan di ukur 15 Volt maka:


Tegangan Terukur

= (50 / 50) x 15

Nilai Tegangan Terukur = 15


Berikut saya akan berikan Contoh agar kita lebih mudah dalam memahaminya:
Contoh I.
Saat melakukan pengukuran ternyata Jarum Alat Ukur berada pada posisi seperti yang terlihat
pada gambar:

Berapakah Nilai tegangan DCV yang terukur saat Saklar Pemilih berada pada Posisi:
1. 2.5
2. 10
3. 50
4. 1000
Jawab:
1. Skala saklar pemilih = 2.5
Skala terbesar yang dipilih = 250
Nilai yang ditunjuk jarum = 110 (perhatikan skala 0-250)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (2.5/250)x 110 = 1.1 Volt
2. Skala saklar pemilih = 10
Skala terbesar yang dipilih = 10
Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0-10)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (10/10)x 4.4 = 4.4 Volt
3. Skala saklar pemilih = 50
Skala terbesar yang dipilih = 50
Nilai yang ditunjuk jarum = 22 (perhatikan skala 0-50)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (50/50)x 22 = 22 Volt
4. Skala saklar pemilih = 1000
Skala terbesar yang dipilih = 10
Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0-10)
Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:
Teg VDC = (1000/10)x 4.4 = 440 Volt
MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (VOLT / VOLTAGE) AC

1. Untuk mengukur Nilai tegangan AC anda hanya perlu memperhatikan Posisi Sakelar
Pemilih berada pada SKALA TEGANGAN AC (Tertera ACV) dan kemudian
memperhatikan Baris skala yang berwarna Merah pada Layar Penunjuk Jarum.
2. Selebihnya sama dengan melakukan pengukuran Tegangan DC di atas.

MENGUKUR ARUS LISTRIK (Ampere) DC


Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:
1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0)
3. Lakukan Kalibrasi alat ukur
4. Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Arus DCA
5. Pilih SKALA PENGUKURAN yang diinginkan seperti 50 Mikro, 2.5m , 25m , atau
0.25A.
6. Pasangkan alat ukur SERI terhadap beban/ sumber/komponen yang akan di ukur.
7. Baca Alat ukur (Pembacaan Alat ukur sama dengan Pembacaan Tegangan DC diatas)
MENGUKUR NILAI TAHANAN / RESISTANSI RESISTOR (OHM)
Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:
1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).
2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila menurut
anda angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan Pengaturan Sekrup.
3. Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2 mengenai Tombol
Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM pada x1 , x10,
x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif (hitam) dan

positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan
menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.
4. Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala OHM yang diinginkan
yaitu pada x1 , x10, x100, x1k, atau x10k, Maksud tanda x (kali /perkalian) disini
adalah setiap nilai yang terukur atau yang terbaca pada alat ukur nntinya akan di
KALI kan dengan nilai Skala OHM yang dipilih oleh saklar Pemilih.
5. Pasangkan alat ukur pada komponen yang akan di Ukur. (INGAT JANGAN PASANG
ALAT UKUR OHM SAAT KOMPONEN MASIH BERTEGANGAN)
6. Baca Alat ukur.
Cara membaca OHM METER
1. Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter sangatlah
mudah.
2. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum
Penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih
dengan sakelar pemilih.
3. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda pilih
sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut adalah
2000 ohm atau setara dengan 2 Kohm.
Misalkan pada gambar berikut terbaca nilai tahanan suatu Resistor:

Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai resistansi
tahanan / resistor tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk jarum = 26
Skala pengali
Maka nilai resitansinya

= 10 k
= 26 x 10 k

= 260 k = 260.000 Ohm.


Itulah tutorial mengenai cara membaca ALAT UKUT LISTRIK MULTIMETER atau
OHMMETER. Semoga Informasi ini dapat berguna bagi anda dan dapat memberikan anda
kemudahan dalam membaca suatu alat ukut.

Dalam Multimeter Analog, terdapat istilah skala dan batas ukur, skala adalah pembagian nilai
atau angka yang dimulai dari defleksi 0 sampai dengan defleksi maksimum. Adapun batas
ukuradalah angka yang menunjukkan nilai maksimum untuk defleksi jarum maksimum.
Oleh karena itu hasil nilai yang terukur oleh AV meter analog dibaca dengan cara:
Nilai Terukur = Angka penunjukan jarum x Batas Ukur
Skala Maksimum
Adapun nilai terukur pembacaan Ohmmeter analog adalah:
Nilai Terukur = Angka penunjukan jarum x Faktor pengali
Contoh 1: Pengukuran Tegangan DC
Batas Ukur yang dipilih
: 1000 DCV
Skala maksimum papan skala yg dipakai : 250
Jarum penunjuk menunjukkan angka
: 200
Maka,
Nilai tegangan yang terukur adalah
= 200 x 1000 DCV
250
= 800 Volt DC
Contoh 2: Pengukuran Tahanan
Faktor pengali
Jarum penunjuk menunjukkan angka
Maka,
Nilai tahanan yang terukur adalah
C. Kalibrasi Multimeter

: x 100
: 5.6
: 5600 atau 5,6 k

Sebelum melakukan pengukuran dengan multimeter, ada suatu cara yang harus dilakuk
an agar dalam penggunaan ataupun pembacaan multimeter mendapatkan suatu hasil yang
tepat, maka sebaiknya lakukanlah pengkalibrasian multimeter terlebih dahulu.
Adapun langkah-langkah mengkalibrasi multimeter adalah sebagai berikut :
1.Arahkan posisi range selector switch pada posisi ohm meter, pada batas ukur yang d
ikehendaki, batas ukur 1x, 10x atau 1k x.
2.Hubung pendekan kedua probe (probe positif dan probe negatif) dengan cara
menghubungkan kedua ujung konduktornya.
3.Perhatikan pergerakan pointer (jarum penunjuk). Jarum penunjuk harus menunjukkan suatu
harga pada skala ukur ohm meter.
4. Apabila pointer tidak tepat menunjuk angka nol pada ujung pembacaan skala ukur
ohm meter, maka perlu penyetelan zero adjusting knob dengan cara memutarnya ke
kiri atau ke kanan, sampai posisi pointer tepat menunjuk angka nol pada skala ukur
ohm meter.
5. Multimeter siap digunakan untuk pengukuran.
D. Memilih Batas Ukur Multimeter
Sebelum memulai pengukuran dengan multimeter, terlebih dahulu multimeter harus
dikalibrasi, dengan cara seperti pada poin kelibrasi multimeter dan poin 6 di atas. Dalam
melakukan suatu pengukuran yang perlu diperhatikan adalah menentukan posisi range
selector switch untuk memilih panel pengukuran sesuai dengan objek yang akan diukur, apakah
DC volt, AC volt atau Ohm meter.

PERHATIKAN : Posisi range selector switch pada saat akan dan setelah menggunakan mul
timeter selalu ditempatkan pada posisi OFF, agar batere dalam multimeter tidak
cepat habis.
Apabila multimeter akan dipergunakan untuk mengukur tegangan batere, maka range
selector switch diletakan pada posisi DC volt, karena seperti kita ketahui bahwa batere
adalah sumber tegangan DC (direct current) atau sumber tegangan arus searah.
Kemudian tentukan besar batas ukurnya. Misalnya objek yang akan diukur adalah sebuah
batere yang mempunyai tegangan 1,5 volt, maka range selector switch diletakkan pada
batas ukur 10 volt (atau pada multimeter merek tertentu disediakan panel khusus untuk

mengukur batere yang mempunyai tegangan kecil dan dilengkapi dengan batas ukur
yang sudah disesuaikan dengan tegangannya).
Apabila multimeter akan dipergunakan untuk mengukur tegangan AC, maka range
selector switch diletakan pada posisi AC volt, karena seperti kita ketahui bahwa jala-jala
listrik adalah sumber tegangan AC (alternating current) atau sumber arus bolak-balik.
Mengukur tegangan

Cara mengukur Tegangan DC :


1. Letakkan selector switch (saklar pemilih) pada posisi tegangan DC (V=)
2. Pilihlah batas ukur (1.5, 5, 10, 50, 150, 500). Dimana harus dipilih batas yang sama atau lebih
besar dari tegangan yang akan diukur. Misalkan tegangan yang akan diukur 6.5V, maka batas
ukur yang harus dipilih adalah 10V. Tidak boleh memilih batas yang lebih kecil, karena jarum
penunjuk akan bergerak melewati batas maksimum dan dapat merusak moving coil.
3. Sambungkan kabel probe pada sumber tegangan, kabel merah disambungkan kepada bagian
positif dan kabel hitan disambungkan pada bagian negative. Cara pemasangan seperti itu
disebut hubungan pararel. Apabila pemasangan kabel polaritasnya terbalik, maka meter akan
bergerak kekiri
4. Bacalah papan skala sesuai dengan dimana jarum penunjuk berhenti. Cara yang paling tepat
dalam membaca adalah secara tegak lurus dimana jarum harus tampak satu garis dengan
bayangan jarum pada cermin pemantul, agar tidak terjadi kesalahan baca (parallax).
Cara mengukur Tegangan AC
1. Letakkan selector switch (saklar pemilih) pada posisi tegangan AC (V)
2. Pilihlah batas ukur (1, 3, 10, 30, 100 at au 300). Batas ukur yang dipilih harus yang sama atau
lebih besar dari tegangan yang akan diukur, Misalkan tegangan yang akan diukur 220V, maka
batas ukur yang harus dipilih adalah 300V.Tidak boleh memilih batas yang lebih kecil, karena
jarum penunjuk akan bergerak melewati batas maksimum dan dapat merusak moving coil.
3. Sambungkan kabel probe pada sumber tegangan secara Pararel. Untuk tegagan AC kabel
merah dan hitan dapat bebas disambungkan kepada sumber tegangan positif atau negative,
karena tegangan AC tidak mempunyai polaritas.
4. Bacalah papan skala sesuai dengan dimana jarum penunjuk berhenti. Cara yang paling tepat
dalam membaca adalah secara tegak lurus dimana jarum harus tampak satu garis dengan
bayangan jarum pada cermin pemantul, agar tidak terjadi kesalahan baca (parallax)
Mengukur Arus DC

Cara Mengukur Arus DC :

Cara mengukur arus agak berbeda dengan mengukur tegangan, dimana rangkaian untuk
mengukur arus dipasang dengan cara serie dengan beban. Beban dapat berupa resistor, lampu
atau lainnya.
Atur selector pada posisi Arus DC ( A=)
Atur posisi selector pada posisi batas ukur yang lebih tinggi dari arus yang akan diukur, batas
ukur dapat dipilih yang paling tinggi agar tidak merusak meter. Pengaruh pemilihan batas
ukur yang terlalu jauh dari arus yang akan diukur hanya mengakibatkan pembacaan yang
kurang akurat.
Hubungkan kabel secara seri dengan beban. Beban dapat diserie pada kabel negative atau pada
kabel positif Apabila pemasangan kabel polaritasnya terbalik, maka meter akan bergerak
kekiri.
Baca penunjukan arus pada papan skala arus DC (A=) sesuai posisi jarum.
Mengukur Resistansi :

Gunanya mengukur resistansi adalah untuk mengetahui kondisi suatu komponen dalam
keadaan rusak atau baik, serta untuk menentukan berapakah besar nilai Resistansinya.
Misalkan sebuah resistor mempunyai kode warna : coklat, hitam, merah dan toleransi emas
artinya resistor tersebut mempunyai nilai resistansi sebesar 1000 ohm dengan toleransi 5%,
maksudnya resistor tersebut masih dikatakan baik bila setelah diukur nilainya masih diantara
+/- 5% dari 1000 ohm, atau antara 950 sampai 1050 ohm.
Cara mengukurnya sebagai berikut :
Atur selector switch pada posisi ohm
Pilih batas ukur (range) apakah : x1, x10, x100, atau x1000 (sesuaikan dengan nilai resistor)
Terlebih dahulu, hubung singkat kabel penyidik agar jarum meter bergerak kearah kekanan
dan dapat diatur supaya menunjukkan pada skala maksimum dengan memutar tombol Zero
Adjust, maksudnya agar pembacaan meter dapat / sesuai dengan skala dan range yang
dipakai.
Mulailah mengukur resistor dengan menghubungkan kabel penyidik pada ke dua kaki resistor
secara pararel, dengan mengabaikan warna kabel.
Baca papan skala sesuai dimana jarum meter berhenti, dan kalikan pembacaan dengan batas
ukur. Misalnya jarum menunjukkan pada skala 10 dan batas ukur menggunakan x 100, maka
nilai resistor tersebut adalam 1000 ohm.

Anda mungkin juga menyukai