Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PERAWATAN DAN PERBAIKAN

MULTIMETER ANALOG DAN DIGITAL

Disusun Oleh:

1. Akbar Hidayat 1731110026


2. Betta Prazuda Ady Kusuma 1731110066
3. Firzaqi Risandi 1731110103
4. Galuh Nirmala Jati 1731110024
5. Wahyu Lestari 1731110059

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Pelaksanaan peawatan dan perbaikan adalah kegiatan yang harus dalam
menjaga keoptimalan alat-alat elektronika. Kegiatan perawatan dan perbaikan yang
bersifat teratur atau dilakukan secara rutin adalah kegiatan yang direncanakan.
Sedangkan kegiatan yang mengharuskan untuk memperbaiki maupun mengganti alat
yang terjadi secara tiba- tiba atau tidak terduga, misalnya kerusakan alat akibat
kecelakaan baik dari kerusakan alat secara internal, kerusakan akibat faktor
lingkungan, maupun kerusakan karena human error atau kesalahan penggunaan oleh
yang mengoperasikan alat tersebut. Kecelakaan - kecelakaan semacam ini seharusnya
bisa dicegah, dengan melakukan perawatan yang dapat mempengaruhi nilai reliabilitas
alat tersebut..

Subjek utama yang akan dibahas pada makalah ini adalah multimeter analog
dan digital. Multimeter adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk menguji atau
mengukur parameter nilai tegangan, arus, maupun resistansi. Multimeter bisa juga
disebut voltmeter, amperemeter, atau ohm meter.

1.2. Rumusan Masalah


 Definisi Multimeter?
 Apa kegunaan dari multimeter?
 Apa saja jenis multimeter?
 Apa saja penyebab kerusakan multimeter analog & digital?
 Bagaimana cara pemeliharaan multimeter analog & digital ?

1.3. Tujuan Penulisan


 Untuk mengetahui definisi multimeter
 Untuk mengetahui kegunaan multimeter
 Untuk mengetahui jenis-jenis multimeter
 Untuk mengetahui cara memelihara multimeter analog & digital
 Untuk dapat mencegah kerusakan multimeter analog & digital
 Untuk mengetahui penyebab kerusakan multimeter analog & digital
1.4. Manfaat Penulisan

Manfaat dari disusunya makalah ini adalah untuk memberikan informasi


kepada pembaca tentang cara memelihara multimeter analog dan digital dengan baik
dan benar dan dapat memberikan arahan tentang bagaiamana mengatasi kerusakan
pada multimeter. Makalah ini juga ditujukan sebagai rujukan agar penggunaan
multimeter analog dapat digunakan secara benar dan bisa diapakai dalam jangka waktu
yang lama
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Multimeter


Multimeter adalah sebagai alat bantu yang digunakan untuk mengukur arus
listrik, tegangan listrik, dan resistansi suatu benda yang juga biasa disebut dengan
avometer.. Pada setiap multimeter kita jumpai, struktur yang dimilikinya memiliki
bagian-bagian yang kompleks dan memiliki berbagai macam fungsi atau kegunaan
masing-masing dalam multimeter tersebut. Multimeter memiliki 2 jenis yaitu
multimeter analog dan multimeter digital, yang memiliki fungsi yang sama tetapi
memiliki tingkat ketelitian yang berbeda serta tingkat kesulitan yang berbeda dalam
menggunakannya .

Ampere meter, volt meter, dan ohm meter adalah alat ukur yang tersusun
dalam multimeter , semuanya menggunakan gerak d’Arsonval yaitu gerakan dasar
kumparan putar magnet permanen PMMC(Permanent Magnet Moving Coil).
Perbedaan antara masing-masing alat ukur tersebut adalah rangkaian di dalamya
dimana tiap alat ukur memiliki pengaplikasian gerak d’Arsonval yang berbeda-beda.
Dengan dasar gerak d’Arsonval ini, dapat disimpulkan bahaw alat ukur tunggal dapat
direncanakan untuk melakukan ketiga fungsi pengukuran , yaitu terhadap keriga
besaran (arus, tegangan dan tahanan)seperti halnya multimeter analog. Multimeter
analog ini dilengkapi dengan sebuah saklar posisi untuk menghubungkan rangkaian-
rangkaian yang sesuai dengan gerak d’Arsonval.
2.2 Jenis-jenis Multimeter

Multimeter ada 2 jenis, yaitu multimeter analog dan multimeter digital


1. Multimeter Analog
Multimeter analog merupakan jenis multimeter / multitester yang
menggunakan display ukur (meter) dengan tipe jarum penunjuk. Sehingga untuk
membaca hasil ukur harus dilakukan dengan cara melihat posisi jarum penunjuk pada
meter dan melihat posisi saklar selektor pada posisi batas ukur kemudian melakukan
perhitungan secara manual untuk mendapatkan hasil ukurnya. Kondisi atau proses
pembacaan hasil ukur yang masih manual inilah yang menyebabkan multimeter /
multitester janis ini dinamakan sebagai multimeter analog. Multimeter analog lebih
banyak dipakai untuk kegunaan sehari-hari, seperti para tukang servis TV atau
komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini. Kelebihannya adalah
mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan
kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan
ketelitian tinggi sebaiknya menggunakan multimeter digital.
Multimeter analog terdiri dari bagian-bagian penting, diantaranya adalah sebagai
berikut:

Gambar 1 Bagian-bagian Multimeter

Cara Menggunakan Multimeter Analog :


1. Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol
apabila kedua penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik apabila jarum
belum tepat pada angka nol (0).
2. Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke arah DC
mA apabila akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk mengukur tegangan
AC, dan ke arah DC V untuk mengukur tegangan DC.
3. Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala ohm dan
nolkan dahulu dengan menggabungkan probe positif dan negatif. Apabila belum
menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm.
4. Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok warna hitam ke
jolok negatif.
5. Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan
negatifnya karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.

2. Multimeter Digital
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih
banyak jika dibandingkan dengan multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-
tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran yang lebih banyak,
tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital biasanya dipakai
pada penelitian atau kerja-kerja mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi,
tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-bengkel komputer dan service center yang
memakai multimeter digital.
Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil.
Jadi bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya
menggunakan multimeter analog.

Gambar 1 Multimeter Digital


Cara Menggunakan Multimeter Digital :
Cara menggunakannya sama dengan multimeter analog, hanya lebih sederhana
dan lebih cermat dalam penunjukan hasil ukurannya karena menggunakan display 4
digit sehingga mudah membaca dan memakainya.
1. Putar sakelar pemilih  pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap
dipakai.
2. Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan
dengan alat ukur.
3. Catat angka yang tertera pada multimeter digital.
4. Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya terpasang
terbalik karena display dapat memberitahu.

2.3 Prinsip Kerja Multimeter

Multimeter merupakan salah satu alat ukur kumparan putar yang bekerja atas
dasar prinsip dari adanya suatu kumparan listrik, yang ditempatkan pada medan
magnet, yang berasal dari suatu magnet pemanen. Arus yang dialirkan melalui
kumparan akan menyebabkan kumparan tersebut berputar. Alat ukur kumparan putar
tidak hanya dapat digunakan untuk mengukur arus searah, akan tetapi juga dapat
digunakan untuk arus bolak-balik. Magnet permanan yang memiliki kutub utara dan
selatan dan diantara kutub-kutub tersebut ditempatkan suatu silinder inti besi. Hal
tersebut akan menyebabkan terbentuknya medan magnet yang rata pada celah
diantara kutub magnet dan silinder inti besi besi, yang masuk melalui kutub-kutub ke
dalam silinder, secara radial sesuai dengan arah-arah panah. Dalam celah udara ini
ditempatkan kumparan yang dapat melalui sumbu. Bila arus searah yang tidak
diketahui besarnya mengalir melalui kumparan tersebut, suatu gaya
elektromagnetik/yang mempunyaiarah tertentu akan dikenakan pada kumparan putar,
sebagai hasil antara arus dan medan magnet. Arah dari gaya dapat ditentukan
menurut ketentuan dari tori fleming. Besarnya dari gaya ini dapat diturunkan dengan
mudah. Pada setiap ujung dari sumbu, ditempatkan pegas yang salah satu ujungnya
melakt padanya sedangkan ujung yang lain pada dasar tetap. Setiap pegas akan
memberikan gaya reaksinya yang berbanding lurus dengan besar sudut rotasi dari
sumbu dan berusaha untuk menahan perputaran. Jadi, dengan kata lain pegas
membaerikan pada sumbu yang berlawanan arahnya.

1. Ampere meter arus searah (DC Ammeters)


a. Tahanan Shunt (Shunt resistor).
Gerakan dasar dari sebuah ampermeter arus searah adalah galvanometer
PMMC(Permanent Magnet Moving Coil). Karena gulungan kumparan dari
sebuah gerakan dasar adalah kecil dan ringan dia hanya dapat mengalirrkan arus
yang kecil. Bila yang akan diukur adalah sebuah arus besar, maka sebagian besar
dari arus tersebut perlu dialirkan ke sebuah tahanan yang disebut shunt.
Gambar 2.1. Rangkaian Dasar Arus Searah

Tahanan shunt dapat ditentukan dengan menerapkan analisa rangkaian


konvensional terhadap gambar 2.1. diatas, dimana :
Rm = tahanan dalam alat ukur
Rs = tahanan shunt
Im = arus defleksi skala penuh dari alat ukur
Is = arus shunt
I = arus skala penuh ampermeter termasuk arus shunt.
Karena tahanan shunt paralel terhadap alat ukur (ampermeter),
penurunan tegangan pada tahanan shunt dan alat ukur harus sama dan
dituliskan:
Vshunt = Valat ukur
IsRs=ImRm
Tahanan shunt yang digunakan dalam sebuah alat ukur dasar bisa terbuat
dari sebuah kawat tahana bertemperatur konstan yang ditempatkan di dalam
instrumen atau sebuah shunt luar yang memiliki tahanan yang sangat rendah.

b. Shunt Ayrton (Universal)


Shunt Ayrton(Universal) disebut ampermeter rangkuman ganda.
Rangkaian ini memiliki empat shunt Ra, Rb, Rc, dan Rd yang dihubungkan
paralel terhadap alat ukur agar menghasilkan empat batas ukur yang berbeda.
Saklar S adalah sebuah sakelar posisi ganda dari jenis menyambung sebelum
memutuskan (make-before break), sehingga mencegah alat pencatat agar tidak
rusak.
Gambar 2.2, Skema Ampere meter Rangkuman Ganda Sederhana

Gambar 2.3. Rangkaian Shunt Ayrton atau Universal

c. Tindakan pencegahan dalam menggunakan amperemeter


Tindakan pencegahan yang harus diperhatikan bila menggunakan sebuah
ampermeter adalah:
1. Sebuah ampermeter harus selalu dihubungkan seri terhadap beban yang
mampu membatasi arus. Jangan sekali-kali menghubungkan amperemeter
ke sumber tegangan. Karena tahanannya yang rendah, amperemeter akan
mengalirkan arus yang tinggi sehingga merusak alat tersebut.
2. Memeriksa polaritas dengan tepat. Polaritas yang terbalik menyebabkan
defleksi yang berlawanan yang dapat merusak jarum penunjuk.
3. Bila menggunakan alat ukur rangkuman ganda, pertama- tama gunakan
range yang tertinggi; kemudian turunkan sampai diperoleh defleksi yang
sesuai. Agar dapat memperbesar ketelitian pengukuran, gunakan range
pada amperemeter yang menghasilkan pembacaan terdekat ke skala
penuh.
d. Cara mengecek amperemeter yang terjadi kerusakan
Sebelum memperbaiki ampere meter terlebih dahulu lihat gejalanya
apakah sebagai berikut :
1. Jarum meter tidak menunjuk
- Melakukan pengecekan pada probenya (test lead). Apakah probe
tersebut masih normal atau tidak. Mengukur probe tersebur dengan
menggunakan ohmmeter, jika ada yang putus maka harus disambung
atau ganti dengan yang baru.
- Melakukan pengecekan apakah meter menggunakan fuse atau tidak.
Jika menggunakan fuse , lakukan pengecekan apakah fuse masih
normal atau tidak.
- Melakukan pengecekan moving koilnya, apakah masih beroperasi
dengan normal atau tidak. Jika tidak maka periksa rangkaiannya.
- Melakukan pengecekan resistansi shunt apakah masih beroperasi
normal atau tidak. Jika sudah tidak normal maka ganti dengan harga
resistansi yang sama.
- Melakukan pengecekan hubungan/sambungan pada saklar putar (rotary
switch). Jika renggang maka kencangkan kembali.
2. Penunjuk jarum meter tidak normal
- Melakukan pengecekan posisi jarum pada koreksi indicator nol
(indicator zero corrector), jika normal maka lakukan pengecekan pada
rangkaian, apakah sudah sesuai atau tidak.
- Melakukan pengecekan pada moving coil. Jika tidak normal maka
harus diganti. Jika masih normal, maka cek pegas jarum penunjuknya.
- Melakukan cek pada pegas jarum penunjuk putar kiri dan putar kanan
apakah masih normal atau tidak. jika tidak maka harus diganti.
3. Jarum meter tidak mau kembali ke posisi nol setelah menunjuk
Jika terjadi kondisi seperti ini maka kerusakan pada bagian pegas
pembalik putar kiri yang tidak normal. Maka solusinya harus mengganti
jarum meter.
2. Voltmeter Arus Searah (DC Volt meter)
a. Tahanan pengali
Penambahan sebuah tahanan seri atau pengali (multiplier), yaitu
mengubah gerakan d'arsonval menjadi sebuah voltmeter arus searah. Tahanan
pengali membatasi arus kealat ukur agar tidak melebihi arus sakala penuh (Idp).
Sebuah voltmeter arus searah mengukur beda potensial antara dua titik dalam
sebuah rangkaian arus searah dan dengan demikian dihubungkan paralel terhadap
sebuah sumber tegangan atau komponen rangkaian. Nilai tahanan pengali yang
diperlukan untuk memperbesar batas ukur tegangan ditentukan dari Gambar 1,
dimana :

Gambar 1. Rangkaian dasar voltmeter

Im =arus defleksi dari alat ukur


Rm =tahanan dalam alat ukur
Rs =tahanan pengali
V =tegangan
V rangkuma instrumen = Im (Rs + Rm)

Biasanya untuk batas ukur sampai 500 V pengali dipasang didalam


kotak voltmeter. Untuk tegangan yang lebih tinggi, pengali tersebut dipasang
pada sepasang apitan kutub diluar kotak yakni untuk mencegah kelebihan
panas dibagian dalam voltmeter.
b. Voltmeter rangkuman ganda

Penambahan sejumlah pengali beserta sebuah saklar rangkuman


membuat instrumen mampu digunakan bagi sejumlah rangkuman tegangan.
Sebuah voltmeter rangkuman ganda yang menggunakan sebuah sakelar empat
posisi (V1, V2, V3, dan V4 ) dan empat pengali (R1, R2, R3, dan R4). Nilai
dari pada tahanan-tahanan pengali dapat ditentukan dengan metoda
sebelumnya, atau dengan metoda sensitivitas.

Gambar 2. Voltmeter rangkuman ganda


3. Sensitivitas voltmeter

Sensitivitas (S) adalah kebalikan dari defleksi skala penuh alat ukur
yaitu : S = 1 / IdpSensitivitas S dapat digunakan pada metode sensitivitas untuk
menentukan tahanan pengali voltmeter arus searah . R = (S x V) - Rm
Dimana :
S = Sensitivitas voltmeter,ohm/volt
V = Tegangan rangkuman yang ditentukan oleh posisi sakelar
Rs = Tahanan pengali
Rm = Tahanan-dalam alat ukur (ditambah tahanan seri)

4. Efek pembebanan

Bila sebuah voltmeter dihubungkan antara dua titik di dalam sebuah


rangkaian tahanan tinggi, dia bertindak sebagai shunt bagi bagian rangkaian
sehinga memperkecil tahanan ekivalen dalam bagian rangkaian tersebut. Berarti
voltmeter akan menghasilkan penunjukan tegangan yang lebih rendah dari yang
sebenarnya sebelum dihubungkan. Efek ini disebut efek pembebanan instrumen
yang terutama disebabkan oleh sensitivitas rendah.

5. Tindakan pencegahan yang umum bila menggunakan sebuah voltmeter

- Periksa polaritas yang benar. Polaritas yang salah (terbalik) akan


menyebabkan pengukuran voltmeter menyimpang secara mekanis dan hal ini
dapat merusak jarum.
- Hubungkan voltmeter paralel terhadap rangkaian atau komponen yang akan
diukur tegangannya.
- Bila menggunakan rangkuman ganda, gunakan selalu rangkuman tertinggi
dan kemudian turunkan sampai diperoleh pembacaan naik yang baik.
- Selalu hati-hati terhadap efek pembebanan. Efek ini dapat diperkecil dengan
menggunakan rangkuman setinggi mungkin (dan sensitivitas paling tinggi).
Ketepatan pengukuran berkurang bila penunjukan berada pada skala yang
lebih rendah.

6. Perbaikan Volt meter


Sebelum memperbaiki volt meter terlebih dahulu dapat dilihat gejalanya
apakah sebagai berikut :
a. Jarum Voltmeter tidak menunjuk
- Melakukann cek pada moving koilnya, apakah masih normal. Jika tidak
maka periksa kembali rangkaiannya.
- Melakukann cek pada resistansi shunt apakah masih normal atau tidak.
Jika tidak normal maka ganti dengan harga resistansi yang sama.
- Melakukann cek pada hubungan/sambungan pada saklar putar (rotary
switch). Jika renggang maka kencangkan kembali.

b. Penunjukkan jarum voltmeter tidak normal

- Melakukann cek probenya (test lead) apakah masih normal atau tidak.
Gunakan ohmmeter, jika ada yang putus maka harus disambung atau ganti
dengan yang baru.
- Melakukann cek apakah meter menggunakan fuse atau tidak. Jika
menggunakan fuse cek apakah fuse masih normal atau tidak.
- Melakukann cek pada resistansi seri sesuai batas ukur apakah masih
normal atau tidak. Jika tidak maka harus diganti dengan harga yang sama
dengan yang aslinya. Jika normal maka cek resistansi shunt.
- Melakukann cek resistansi shunt apakah masih normal atau tidak. Jika
tidak normal maka ganti dengan harga resistansi yang sama.
- Melakukann cek diode proteksi apakah masih normal atau tidak. Jika tidak
normal ganti dengan spesifikasi yang sama dengan yang aslinya.

c. Jarum Voltmeter tidak mau kembali ke posisi nol setelah menunjuk


Jika terjadi kondisi seperti ini maka kerusakan pada bagian pegas
pembalik putar kiri yang tidak normal. Maka harus diganti.
langkah-langkah perbaikan bagian voltmeter dc maupun amperemeter
DC pada multimeter dapat disesuaikan dengan flowchart berikut ini.

7. Penyebab kerusakan multimeter analog


Kerusakan-kerusakan yang biasa kita jumpai pada Multimeter Analog
biasanya terdapat pada pernyataandi bawah ini :
• Fuse-nya putus
• Kabel baterai putus
• Skala ohm rusak tidak bisa diputar atau bila skala ohm diputar
tidak jalan maka kerusakannya pada potensiometer
• Selector switch tidak berfungsi dengan baik.
• Kabel probe (+) dan (–) ada yang putus hubung
• Sering terkena goncangan seperti terjatuh, terlempar dan
sebagainya
• Kesalahan dalam penggunaan (Human Error)
• Salah memutar saklar selektor saat mengukur tegangan tinggi.
• Probe terbalik saat mengukur
• Terlalu cepat memutar selector
• Terkena air
• Faktor lingkungan

8. Perawatan multimeter
Perawatan-perawatan terhadap multimeter analog:
- Meletakkan multimeter analog pada lingkungan yang tidak keras atau
terkondisikan
- Menggunakan multimeter analog sesuai dengan prosedur
- Jangan menggunakan power supply lebih dari batas kemampuan
- Meakukan pengecekan berkala pada komponen-komponen yang ada pada
rangkaian multimeter analog (Pengecekan berkala ditujukan agar identifikasi
kegagalan dapat diketahui lebih awal sebelum kegagalan yang lebih parah
dan total).
- Jangan menempatkan multimeter dalam medan magnet yang kuat.
- Jika mengukur besaran listrik yang tidak diketahui nilainya, maka
memulailah dengan jangkauan atau range yang terbesar
- Jangan menempatkan multimeter di tengah terik matahari
- Jangan dicuci dengan cairan pelarut.

Anda mungkin juga menyukai