Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PERAWATAN DAN PERBAIKAN

GENERATOR FUNGSI

Disusun Oleh :

Akbar Hidayat 1731110026

Betta Prazuda Ady. K 1731110066

Firaqi Risandi 173111013

*Galuh Nirmala Jati 1731110024

Wahyu Lestari 1731110059

PROGRAM STUDI TEKNIK ELKETRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Listrik seperti yang kami ketahui adalah bentuk energi sekunder yang
paling praktis penggunaannya oleh manusia, dimana listrik dihasilkan dari proses
konversi energi sumberenergi primer seperti batu bara, minyak bumi, gas, panas
bumi, potensial air dan energi angin.
Sistem pembangkitan listrik yang sudah umum digunakan adalah
mesin generatortegangan AC, di mana penggerak utamanya bisa berjenis mesin
turbin, mesin diesel atau mesin baling-baling. Dalam pengoperasian pembangkit
listrik dengan generator, karena faktorkeandalan dan fluktuasi jumlah beban,
maka disediakan dua atau lebih generator yangdioperasikan dengan tugas terus-
menerus, cadangan dan bergiliran untuk generator-generatortersebut.
Penyediaan generator tunggal untuk pengoperasian terus menerus
adalah suatu halyang riskan, kecuali bila bergilir dengan sumber PLN atau
peralatan UPS. Untuk memenuhi peningkatan beban listrik maka generator-
generator tersebut dioperasikan secara paralel antargenerator atau paralel
generator dengan sumber pasokan lain yang lebih besar misalnya dariPLN.
Sehingga diperlukan pula alat pembagi beban listrik untuk mencegah
adanyasumbertenaga listrik terutama generator yang bekerja paralel mengalami
beban lebihmendahului yang lainnya.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan suatu
masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Generator Function?
2. Apa saja bagian – bagian dari generator function?
3. Bagaimana jenis – jenis gelombang pada generator function?
4. Apa saja kerusakan yang terjadi pada generator function?
5. Bagaimana cara perawatan dan perbaikan pada generator function?
1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian Generator Funciton.
2. Mengetahui bagian – bagian dari Generato Function.
3. Mengetahui jenis – jenis gelombang pada Generator Function.
4. Mengetahui kesalahan yang terjadi pada Generator Function.
5. Mengetahui cara perawatan dan perbaikan pada Generator Function.
1.4. Manfaat
Manfaat dari makalah ini sebagai berikut :
1. Meningkatkan wawasan tentang Generator Function.
2. Menambah wawasan tentang Manajemen Perawatan dan Perbaikan
pada Generator fungsi.
BAB II

DASAR TEORI

2.1. Generator Function


Generator Fungsi atau Function Generator adalah suatu alat yang
menghasilkan sinyal/gelombang dimana frekuensi serta amplitudonya dapat
diubah-ubah. Gelombang yang dihasilkan pada umumnya yaitu gelombang
sinusoidal, gelombang segitiga, dan gelombang segi empat. Pada umumnya
Generator Fungsi digunakan berdampingan dengan Osiloskop.
Function Generator terdiri dari generator utama dan generator modulasi.
Generator utama pada umumnya menyediakan output berupa Gelombang
sinusoidal, kotak, ataupun segi tiga. Umumnya gelombang tersebut memiliki
frekuensi berkisar antara 0,01 Hz hingga 10 kHz. Generator sinyal input
digunakan sebagai Amplitudo Modulation (AM) atau Frequency Modulation
(FM). Generator sinyal input dapat digunakan sebagaiAmplitudo Modulation
(AM) atau Frequensi Modulation (FM). Selubung (envelope)AM dapat diatur
dari 0% sampai 100% dan FM dapat diatur frekwensi pembawanya hingga
±5%.
Function Generator umumnya menghasilkan frekuensi pada kisaran 0,5
Hz sampai 20 Mhz atau lebih tergantung rancangan pabrik pembuatnya.
Frekuensi yang dihasilkan dapat dipilih dengan memutar-mutar tombol batas
ukur frekuensi(frequency range).
Amplitudo sinyal yang dapat diatur berkisar antara 0,1V- 20 Vp-p
(tegangan puncak ke puncak) kondisi tanpa beban, dan 0,1 V- 10Vp-p (Volt
peak to peak/tegangan puncak ke puncak) dengan beban sebesar 50Ω. Output
utama ditetapkan oleh SYNC Output. Gambar diatas memperlihatkan salah satu
bentuk Function Generator yang dimaksud.
Gambar 2.1 Generator Function
( Sumber : http://mabateknikelektro.blogspot.com/2018/02/generator-fungsi-pengertian
fungsi.html).
2.1.1. Prinsip Kerja Generator Function
Frekuensi yang telah dibangkitkan oleh function generator memasuki
penguat pita lebar, di dalam pita lebar terdapat proses yang dibantu oleh
oscilloscope untuk mengubah gelombang frekuensi seperti gelombang sinus,
segitiga, dan kotak.
2.1.2. Kegunaan Generator Fungsi
Adapun kegunaan dari generator fungsi :
1. Sebagai pembangkit gelombang.
2. Sebagai sumber tegangan atau arus AC untuk percobaan rangkaian
penguatan transistor.

2.2. Bagian – bagian Generator Function


Gambar di bawah ini merupakan bagain – bagian dari Generator Function :
Gambar 2.2 Bagian-bagian generator Function
(Sumber : http://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.com/2013/06/function-generator.html).
Beberapa tombol / saklar pengatur yang biasanya terdapat pada generator ini adalah:
1. Saklar daya (power switch): Untuk menyalakan generator sinyal,
sambungkan generator sinyal ke tegangan jala-jala, lalu tekan saklar daya
ini.
2. Pengatur Frekuensi: Tekan dan putar untuk mengatur frekuensi keluaran
dalam range frekuensi yang telah dipilih.
3. Indikator frekuensi: Menunjukkan nilai frekuensi sekarang.
4. Terminal output TTL/CMOS: terminal yang menghasilkan keluaran yang
kompatibel dengan TTL/CMOS.
5. Duty function: Tarik dan putar tombol ini untuk mengatur duty cycle
gelombang.
6. Selektor TTL/CMOS: Ketika tombol ini ditekan, terminal output
TTL/CMOS akan mengeluarkan gelombang yang kompatibel dengan
TTL. Sedangkan jika tombol ini ditarik, maka besarnya tegangan
kompatibel output (yang akan keluar dari terminal output TTL/CMOS)
dapat diatur antara 5-15Vpp, sesuai besarnya tegangan yang kompatibel
dengan CMOS.
7. DC Offset : Offset pengaturan posisi tegangan output untuk tegangan DC.
8. Amplitudo Output : AMPL pengatur tinggi rendahnya tegangan output
9. Selector Fungsi : Tekan salah satu dari ketiga tombol ini untuk memilih
bentuk gelombang output yang diinginkan.
10. Terminal Output utama : Terminal yang mengeluarkan sinyal output
utama.
11. Tampilan pencacah (counter display): tampilan nilai frekuensi dalam
format 6×0,3″
12. Selektor range frekuensi: Tekan tombol yang relevan untuk memilih
range frekuensi yang dibutuhkan.
13. Pelemahan 20dB: tekan tombol untuk mendapat output tegangan yang
diperlemah sebesar 20dB.

2.3. Jenis – jenis gelombang Generator Function


Pada Generator Function mempunyai beberapa jenis gelombang, seperti
dibawah ini :
1. Bentuk Gelombang Sinus (Sine Waveform)
Bentuk Gelombang Sinus atau Sine Waveform atau juga disebut
dengan Sinusoida Waveform adalah salah satu bentuk gelombang yang
paling umum ditemukan di rangkaian Elektronika terutama pada sinyal-
sinyal Analog seperti sinyal Audio, sinyal tegangan AC dan sinyal RF.

Gambar 2.3
Gelombang Sinus
2. Bentuk Gelombang Kotak (Square Waveform)
Seperti namanya, Bentuk Gelombang Kotak atau Square Waveform
ini memiliki bentuk seperti Kotak dan umumnya digunakan pada
rangkaian mikro elektronik untuk pengendalian waktu (timing control).

Gambar 2.4
Gelombang Kotak

3. Bentuk Gelombang Gigi Gergaji (Saw Tooth Waveform)


Bentuk Gelombang Gigi Gergaji atau Saw Tooth Waveform adalah
gelombang yang berbentuk seperti gigi gergaji. Pada Bentuk Gelombang
Gigi Gergaji ini, tegangan naik secara linear dari titik 0 hinggi titik
mencapai titik tertinggi (+V) kemudian jatuh secara tiba-tiba ke titik
terendahnya (0).

Gambar 2.5
Gelombang Gigi Gergaji

4. Bentuk Gelombang Segitiga (Triangular Waveform)


Triangular Waveform atau Bentuk Gelombang Segitiga adalah
Gelombang yang berbentuk Segitiga. Tegangan naik secara linear dari
Nol (0V) hingga mencapai titik tertingginya (+V). Tegangan Tertinggi
tersebut hanya bertahan pada waktu yang sangat singkat pada puncaknya
(berbentuk lancip) kemudian turun secara linear hingga mencapai titik
terendahnya (-V). Di titik terendah, tegangan tersebut juga berada dalam
waktu yang sangat singkat sekali sehingga membentuk kurva lancip.

Gambar 2.6 Gelombang Segitiga

2.4. Kesalahan pada Generator Function


- Kesalahan yang sering terjadi pada generator fungsi sebagai berikut :
a. Frekuensi sinyal keluaran tidak ada.
b. Bentuk sinyal keluaran dcacat.
c. Frekuensi keluaran tidak sesuai.

Ada 2 metode dalam pelacakan kesalahan ini yaitu metode statis dan
dinamis, metode statis yaitu pengecekan sambungan pada generator fungsi
menggunakan multimeter dengan kondisi tidak ada tegangan , metode
dinamis yaitu pengecekan dengan adanya tegangan sumber alat ukur yang
digunakan yaitu multimeter dan CRO.
Pada Genertator Fungsi umumnya terdiri dari rangkaian berikut ini :

Gambar 2.7 Rangkaian Generator Fungsi


Dari rangkaian umum di atas kita dapat mengetahui bagaimana
pembangkitan bentuk sinyal generator fungsi . Pada titik A merupakan titik
pengukuran pada flip-flop yang membangkitkan gelombang kotak sesuai
dengan sifat keluaran digital flip-flop . Pada titik pengukuran merupakan titik
pengukuran dari integrator dan sinyal yang keluar merupakan sinyal
berbentuk gergaji yang disebabkan oleh pengisian dan pengosongan capasitor
dari gelombang input kotak. Titik pengukuran C merupakan titk pengukuran
gelombang sinus yang terukur dalam gelombang sinus yang disebabkan
pemotongan gelombang gergaji oleh dioda pada rangkaian tersebut .
Melakukan pelacakan kesalahan pada generator fungsi , bila
kesalahan yang terjadi sudah diidentifikasi maka lakukan langkah-langkah
berikut :
1. Periksa kembali sambungan dari output GF ke alat ukur.
2. Lakukan pengukuran keluaran pada tiap tiap titik pengukuran seperti
ilustrasi pada lembar informasi secara berurutan dari titik pengukuran
paling belakang (titik “C”).
3. Jika sinyal keluaran pada titik “C” sesuai, maka bisa dipastikan bahwa
kesalahan terjadi pada sambungan dengan alat ukur. Jika sinyal keluaran
pada titik “C” tidak sesuai, maka kemungkinan kesalahan/kerusakan
terjadi pada rangkaian pembentuk gelombang sinus dan rangkaian lain
didepannya.
4. Untuk lebih pastinya, lanjutkan pengukuran pada titik selanjutnya (titik
“B”) Bila sinyal keluaran pada titik “B” baik, maka kesalahan terjadi pada
rangkaian pembentuk gelombang sinus. Tapi bila hasil pengukuran tidak
sesuai lakukan lagi pengukuran pada titik berikutnya.
5. Lakukan seterusnya sampai diperoleh bagian yang mengalami
kesalahan/kerusakan Pelacakan kesalahan ini dilakukan dengan maksud
mempersempit daerah kerusakan.

Pendeteksian kesalahan dilakukan pada blok/bagian yang sudah


dipastikan mengalami kesalahan/kerusakan sesuai dengan hasil pada langkah
diatas.
1. Periksa keadaan sambungan/sirkuit pada blok yang bersangkutan.
2. Lakukan pengukuran/pemerikasaan pada komponen aktif misalnya
transistor dan lain lain.
3. Lakukan pengukuran/pemerikasaan pada kompnen pasif Pengukuran
yang dimaksud meliputi pengukuran statis dan pengukuran dinamis.

2.5. Menentukan kerusakan yang terjadi pada generator fungsi


A. Gejala : Tidak ada sinyal keluaran
1. Bila lampu indicator tidak menyala, lakukan pengecekan pada fuse
(sekering).
2. Bila lampu indicator nyala tapi tidak ada sinyal keluaran, lakukan
pemeriksaan blok- blok rangkaian pada power supply seperti rangkaian
filter dan transistor-transistor.
3. Bila ada tegangan keluaran pada power supply tetapi tidak bisa diatur,
lakukan pemerikasaan pada IC-IC yang ada pada rangkaian Power
supply.
4. Lakukan pengukuran pada titik ukur “C”. Bila ada sinyal yang terukur,
periksa apakah R seri pada masukkan rangkaian Attenuator dalam
keadaan open circuit.
5. Bila tidak ada sinyal yang terukur pada titik ukur “C”, lakukan
pengukuran pada titik ukur “B”. Jika ada sinyal yang terukur,periksa
apakah R seri pada masukan rangkaian Sinusoidal Wave Synthesizer
dalam keadaan open circuit.
6. Bila tidak ada sinyal yang terukur pada titik ukur “B”, lakukan
pengukuran pada titik ukur “A”. Jika ada sinyal yang terukur, periksa
apakah R seri pada masukan rangkaian Integrator dalam keadaan open
circuit.
7. Bila tidak ada sinyal yang terukur pada titik ukur “A”, lakukan
pengukuran pada input rangkaian flip-flop. Jika ada sinyal yang terukur,
periksa apakah ada komponen pada masukan rangkaian dalam keadaan
open circuit. Bila tidak ada sinyal yang terukur berarti kerusakan terdapat
pada power supply.
B. Gejala : cacat pada gelombang atas sinyal keluaran
1. Ukur sinyal keluaran pada titik ukur “C” dengan osiloskop Bila sinyal
yang terukur tidak cacat, berarti kesalahan terjadi pada rangkaian
attenuator.
2. Periksa transistor-transistor dan resistor bagian atas rangkaian
attenuatorkarena kemungkinan ada komponen yang mengalami
open/short circuit!.
3. Bila sinyal keluaran yang terukur pada titik ukur “C” cacat, lanjutkan
pengukuran pada titik ukur “B” , Bila sinyal yang terukur tidak cacat
berarti kesalahan terjadi pada rangkaian Sinusoidal Wave Synthesizer.
4. Periksa apakah ada Transistor-transistor, dioda-dioda pemotong, resistor
dan transistor stabilizer pada bagian atas rangkaian Sinusoidal Wave
Synthesizer yang mengalami open/short circuit !
5. Bila sinyal keluaran yang terukur pada titik ukur “B” cacat, lanjutkan
pengukuran pada titik ukur “A” , Bila sinyal yang terukur tidak cacat
berarti kesalahan terjadi pada rangkaian Integrator.
6. Periksa apakah ada Transistor atau komponen komponen lain pada bagian
atas rangkaian Integrator yang mengalami open/short circuit , Bila sinyal
keluaran yang terukur pada titik ukur “A” cacat,kemungkinan kerusakan
terjadi pada rangkaian diferensiator atau power supply.
C. Gejala : cacat pada gelombang bawah sinyal keluaran
1. Ukur sinyal keluaran pada titik ukur “C” dengan osiloskop, Bila sinyal
yang terukur tidak cacat, berarti kesalahan terjadi pada rangkaian
attenuator.
2. Periksa transistor-transistor dan resistor bagian bawah attenuator karena
kemungkinan ada komponen yang mengalami open/short circuit
3. Bila sinyal keluaran yang terukur pada titik ukur “C” cacat, lanjutkan
pengukuran pada titik ukur “B” Bila sinyal yang terukur tidak cacat
berarti kesalahan terjadi pada rangkaian Sinusoidal Wave Synthesizer.
4. Periksa apakah ada Transistor-transistor, dioda-dioda pemotong, resistor
dan transistor stabilizer pada bagian bawah rangkaian Sinusoidal Wave
Synthesizer yang mengalami open/short circuit !
5. Bila sinyal keluaran yang terukur pada titik ukur “B” cacat, lanjutkan
pengukuran pada titik ukur “A” Bila sinyal yang terukur tidak cacat
berarti kesalahan terjadi pada rangkaian Integrator.
6. Periksa apakah ada Transistor atau komponen komponen lain pada bagian
bawah rangkaian Integrator yang mengalami open/short circuit Bila
sinyal keluaran yang terukur pada titik ukur “A” cacat, kemungkinan
kerusakan terjadi pada rangkaian diferensiator atau power supply.
D. Gejala : cacat pada gelombang atas dan bawah sinyal keluaran
1. Ukur sinyal keluaran pada titik ukur “C” dengan osiloskop Bila sinyal
yang terukur tidak cacat, berarti kesalahan terjadi pada rangkaian
attenuator.
2. Periksa transistor-transistor dan resistor bagian atas dan bawah attenuator
karena kemungkinan ada komponen yang mengalami open/short circuit.
3. Bila sinyal keluaran yang terukur pada titik ukur “C” cacat, lanjutkan
pengukuran pada titik ukur “B” Bila sinyal yang terukur tidak cacat
berarti kesalahan terjadi pada rangkaian Sinusoidal Wave Synthesizer.
4. Periksa apakah ada Transistor-transistor,dioda-dioda pemotong, resistor
dan transistor stabilizer pada bagian atas dan bawah rangkaian Sinusoidal
Wave Synthesizer yang mengalami open/short circuit.
5. Bila sinyal keluaran yang terukur pada titik ukur “B” cacat,
lanjutkanpengukuran pada titik ukur “A” Bila sinyal yang terukur tidak
cacat berarti kesalahan terjadi pada rangkaian Integrator.
6. Periksa apakah ada Transistor atau komponen komponen lain pada bagian
atas dan bawah rangkaian Integrator yang mengalami open/short circuit.
7. Bila sinyal keluaran yang terukur pada titik ukur “a” cacat, kemungkinan
kerusakan terjadi pada rangkaian diferensiator atau power supply.
E. Gejala : Amplitudo sinyal keluaran tidak sesuai
1. Lakukan pengukuran nilai kapasitor (C) dan resistor ( R ) pada rangkaian
pengatur range. Bila ada nilai komponen mengalami pergeseran diatas
1% lakukan penggantian dengan komponen dengan nilai yang sesuai.
2. Lakukan pengukuran pada titik ukur “C” Bila sinyal yang terukur
memiliki amplitude yang sesuai, berarti kesalahan terjadi pada rangkaian
attenuator.
3. Lakukan pemeriksaan pada transistor dan rangkaian pembatas (R + D)
pada rangkaian attenuator baik atas maupun bawah.
4. Bila sinyal yang terukur pada titik ukur “c” memiliki amplitude yang
tidak sesuai, lakukan pengukuran pada titik ukur “B” , Bila sinyal yang
terukur memiliki amplitude yang sesuai, berarti kesalahan terjadi pada
rangkaian Sinusoidal Wave Synthesizer.
5. Lakukan pemeriksaan pada transistor dan rangkaian pembatas (R + D)
pada rangkaian Sinusoidal Wave Synthesizer baik atas maupun bawah
6. Bila sinyal yang terukur pada titik ukur “b” memiliki amplitude yang
tidak sesuai, lakukan pengukuran pada titik ukur “A” Bila sinyal yang
terukur memiliki amplitude yang sesuai, berarti kesalahan terjadi pada
rangkaian Integrator.
7. Lakukan pemeriksaan pada transistor dan rangkaian pembatas (R + D)
pada rangkaian integrator baik atas maupun bawah
8. Bila sinyal yang terukur pada titik ukur “A” memiliki amplitude yang
tidak sesuai, lakukan pengukuran pada masukan rangkaian flip-flop , Bila
sinyal yang terukur memiliki amplitude yang sesuai, berarti kesalahan
terjadi pada rangkaian flip-flop.
9. Lakukan pemeriksaan pada rangkaian pembatas (R // D) pada rangkaian
Flip Flop baik atas maupun bawah.
10. Bila semua komponen pada blok-blok rangkaian di atas dalam
keadaanbaik tapi sinyal keluaran masih mengalami cacat pada kedua
bagian periksa rangkaian pembatas tegangan (R + D) pada rangkaian
power supply.
F. Gejala : Frekuensi rangkaian keluaran tidak sesuai
1. Lakukan pengukuran nilai kapasitor (C) dan resistor ( R ) pada rangkaian
pengatur range !.
2. Bila ada nilai komponen mengalami pergeseran diatas 1% lakukan
penggantian dengan komponen dengan nilai yang sesuai.
3. Lakukan pengukuran pada tiap tiap titik ukur secara berurutan dari titik
ukur paling belakang.
4. Temukan wilayah kerusakan lalu periksa nilai tiap tiap kapasitor (C) dan
resistor (R) pada wilayah kerusakan karena komponen yang banyak
berpengaruh terhadap rekuensi adalah kapasitor dan resistor dimana : T =
R x C dan Frekuensi (f) =1/T

2.6. Perawatan dan Perbaikan Generator Function


Agar dalam penggunaan generator fungsi tidak merusak peralatan ada
beberapa tips supaya tetap tahan lama:
1. Setelah alat selesai digunakan matikanlah jangan dibiarkan menyala.
2. Untuk kabelnya gulunglah dengan rapi.
3. Simpanlah Generator fungsi
4. Gunakan kain yang bersih, bebas serat, antistatik ditempat kering untuk
menghindari berkaratnya bagian dalam generator fungsi , dan Hindarkan
dari tempat – tempat yang berdebu.dan kering untuk membersihkan
perangkat. Jangan menggunakan bahan kimia atau detergen abrasif atau
bahan kimia yang mengandung pelarut.
5. Gunakan kain pembersih yang lembut, bersih dan bebas serat, anti-statis
dan sedikit lembab untuk membersihkan display.
6. Matikan generator fungsi sebelum pembersihan dan lepaskan semua kabel
atau perangkat yang tersambung.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Generator Fungsi adalah alat ukur elektronik yang menghasilkan, atau
membangkitkan gelombang berbentuk sinus, segitiga, kotak dan gergaji.
2. Pada Generator Function mempunyai beberapa jenis gelombang yaitu :
Gelombang segitiga , Gelombang Pulsa (Kotak), Gelombang Gigi Gergaji,
Gelombang Segitiga.
3. Generator Fungsi digunakan sebagai pembangkit gelombang dan sebagai
sumber tegangan atau arus AC untuk percobaan rangkaian penguatan
transistor.
4. Perawatan dan perbaikan generator fungsi sangat penting untuk menjaga
kondisiya agar tetap dapat difungsikan secara optimal.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan makalah diatas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak lagi, dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Mabaelektro.2018. Generator Fungsi, Pengertian, Fungsi, Serta Cara


Penggunaannya. http://mabateknikelektro.blogspot.com/2018/02/generator-
fungsi-pengertian-fungsi.html.(18 Oktober 2019).
2. BelajarilmuKomputer . 2013 .Function Generator.
http://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.com/2013/06/function-
generator.html. (18 Oktober 2019).
3. Kho, Dickson. Pengertian Electrical Waveform (Bentuk Gelombang Listrik)
danJenis-jenisnya.https://teknikelektronika.com/pengertian-electrical-
waveform-bentuk-gelombang-listrik-jenis-waveform/.(18 Oktober 2019).
4. Rohman,Fadhlur.Fanani, Febrian Fayi’.Hermilia. Agustian, Nawal Istiqlal.
2018. Perawatan dan Perbaikan Pada Generator Fungsi. Makalah

Anda mungkin juga menyukai