Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Alat ukur dan pengukuran”
Oleh :
Kelas : LT-1C
Prodi D3 Teknik Listrik
Politeknik Negeri Semarang
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Multimeter lebih dipilih ketimbang alat ukur yang lain karena simpel dan bisa
digunakan untuk mengukur banyak satuan listrik meskipun hanya dengan satu alat
yakni multimeter saja. Dalam perkembangannya multimeter selalu mengalami perubahan,
tentu saja perubahan yang dimaksud akan membawa multimeter menuju ke alat ukur yang
lebih cermat serta mudah dalam penggunaannya. Pada dasarnya multimeter merupakan
gabungan alat ukur dari volt meter, ohm meter dan ampere meter. Tapi sekarang ternyata
multimeter masih diciptakan lagi dengan versi terbarunya.
Jika dahulu orang hanya mengenal multimeter analog maka akhir-akhir ini
perkembangan multimeter menunjukkan multimeter versi yang terbaru yakni multimeter
digital. multimeter digital tentunya lebih baik dari multimeter analog, dengan akurasi
pengukuran yang tinggi dan kemudahan dalam penggunaan serta pembacaan data hasil
ukur membuat multimeter digital mulai disenangi dan menyebabkan multimeter analog
ditinggalkan. Meskipun demikian masih banyak pula orang yang menggunakan
multimeter analog karena merasa sudah terbiasa dan selain itu harganya lebih murah
daripada harus membeli multimeter versi digital.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1.Memahami pengertian Multimeter
2.Mengetahui jenis-jenis Multimeter
3. Mengetahui dan Memahami Prinsip Kerja Multimeter
4. Mengetahui Batas Ukur Multimeter
5. Dapat mengaplikasikan Prosedur Penggunaan Multitester dengan baik dan Benar
6. Mengetahui cara mengukur dan membaca Skala pada Multimeter
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar Teori
Multimeter adalah alat test yang sangat berguna, dengan mengoperasikan sakelar
banyak posisi, meter dapat secara cepat dan mudah di jadikan sebagai voltmeter, sebuah
ammeter atau sebuah ohmmeter. Alat ini mempunyai berbagai penetapan pada setiap
mempunyai pilihan AC atau DC. Beberapa multimeter kelebihan tambahan layaknya
sebagai pengukur transistor dan range untuk pengukuran kapasitansi dan frekuensi.
Multimeter terbagi atas 2 jenis yaitu Multimeter analog dan Multimeter Digital. Pada
makalah ini kita akan membahas tentang kedua multimeter tersebut.
B. Pengertian Multimeter
C. Jenis-jenis Multimeter
1.Multimeter Analog
Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila
melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan
multimeter analog.
Cara menggunakannya sama dengan multimeter analog, hanya lebih sederhana dan
lebih cermat dalam penunjukan hasil ukurannya karena menggunakan display 4 digit
sehingga mudah membaca dan memakainya.
1. Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap
dipakai.
2. Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan
dengan alat ukur.
3. Catat angka yang tertera pada multimeter digital.
4. Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya terpasang
terbalik karena display dapat memberitahu.
D. Prinsip Kerja Multimeter
Multimeter merupakan salah satu alat ukur kumparan putar yang bekerja atas dasar
prinsip dari adanya suatu kumparan listrik, yang ditempatkan pada medan magnet, yang
berasal dari suatu magnet pemanen. Arus yang dialirkan melalui kumparan akan
menyebabkan kumparan tersebut berputar. Alat ukur kumparan putar tidak hanya dapat
digunakan untuk mengukur arus searah, akan tetapi juga dapat digunakan untuk arus bolak-
balik. Magnet permanan yang memiliki kutub utara dan selatan dan diantara kutub-kutub
tersebut ditempatkan suatu silinder inti besi.
Hal tersebut akan menyebabkan terbentuknya medan magnet yang rata pada celah
diantara kutub magnet dan silinder inti besi besi, yang masuk melalui kutub-kutub ke dalam
silinder, secara radial sesuai dengan arah-arah panah. Dalam celah udara ini ditempatkan
kumparan yang dapat melalui sumbu. Bila arus searah yang tidak diketahui besarnya
mengalir melalui kumparan tersebut, suatu gaya elektromagnetik/yang mempunyaiarah
tertentu akan dikenakan pada kumparan putar, sebagai hasil antara arus dan medan magnet.
Arah dari gaya dapat ditentukan menurut ketentuan dari tori fleming. Besarnya dari gaya
ini dapat diturunkan dengan mudah. Pada setiap ujung dari sumbu, ditempatkan pegas yang
salah satu ujungnya melakt padanya sedangkan ujung yang lain pada dasar tetap. Setiap pegas
akan memberikan gaya reaksinya yang berbanding lurus dengan besar sudut rotasi dari
sumbu dan berusaha untuk menahan perputaran. Jadi, dengan kata lain pegas membaerikan
pada sumbu yang berlawanan arahnya.
Adapun batas ukur adalah angka yang menunjukkan nilai maksimum untuk defleksi
jarum maksimum.
Berikut ini cara menggunakan Multimeter untuk mengukur beberapa fungsi dasar Multimeter
seperti Volt Meter (mengukur tegangan), Ampere Meter (mengukur Arus listrik) dan Ohm Meter
(mengukur Resistansi atau Hambatan)
7. Telah saya jelaskan bahwa saat memilih skala 10 untuk mengukur nilai tegangan yang
lebih besar dari 10 maka nilai tegangan sebenarnya tidak akan terukur / diketahui.
Solusinya adalah Saklar Pemilih di posisikan pada skala yang lebih besar dari 10 yaitu
50. Saat memilih Skala 50 pada skala tegangan DC (tertera DCV), maka dalam Layar
Penunjukan Jarum yang mesti di perhatikan adalah range skala 0-50 dan BUKAN lagi
0-10 ataupun 0-250.
8. Saat Saklar pemilih berada pada posisi 50 maka Jarum Penunjuk akan bergerak Tepat
di tengah antara Nilai 10 dan 20 pada range skala 0-50 yang artinya Nilai yang
ditunjukkan oleh alat ukur bernilai 15 Volt.
Berapakah Nilai tegangan DCV yang terukur saat Saklar Pemilih berada pada Posisi:
1. 250
2. 10
3. 50
4. 1000
Jawab:
1. Untuk mengukur Nilai tegangan AC anda hanya perlu memperhatikan Posisi Sakelar
Pemilih berada pada SKALA TEGANGAN AC (Tertera ACV) dan kemudian
memperhatikan Baris skala yang berwarna Merah pada Layar Penunjuk Jarum.
2. Selebihnya sama dengan melakukan pengukuran Tegangan DC di atas.
1. Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter sangatlah
mudah.
2. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum
Penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih
dengan sakelar pemilih.
3. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda pilih
sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut
adalah 2000 ohm atau setara dengan 2 Kohm.
Misalkan pada gambar berikut terbaca nilai tahanan suatu Resistor:
Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai resistansi
tahanan / resistor tersebut adalah:
Nilai yang di tunjuk jarum = 26
Skala pengali = 10 k
Maka nilai resitansinya = 26 x 10 k = 260 k = 260.000 Ohm.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN