Disusun oleh :
Valerina Arfianti
3.31.20.2.22
LT 2C
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Programmable Logic Controller atau sering disebut dengan PLC, sering kita dengar
dalam istilah system control. Kata control dapat diartikan “ mengatur “ atau kata control
dalam teknik listrik adalah suatu peralatan atau kelompok peralatan yang digunakan
untuk mengatur fungsi suatu mesin untuk menetapkan tingkah laku mesin tersebut sesuai
dengan yang diinginkan.
Sistem yang mempunyai kemampuan untuk melakukan start, mengatur dan
memberhentikan suatu proses untuk mendapatkan output sesuai dengan yang diinginkan
disebut system control. Pada umumnya system control adalah merupakan suatu kumpulan
peralatan elektrik/elektronik, peralatan mekanik, atau peralatan listrik lainnya yang
digunakan untuk menjamin stabilitas, transisi yang halus serta akurasi sebuah proses.
Setiap system control memilki tiga elemen pokok, yaitu input, proses, dan output.
Pada umumnya input berasal dari tranduser ( suatu alat yang dapat merubah kuantitas
fisik menjadi sinyal listrik ). Beberapa contoh tranduser diantaranya dapat berupa tombol
tekan, sakelar batas, thermostat, foto elektrik dan lain sebagainya.
Sehingga PLC dapat diartikan sebuah alat kontrol yang bekerja berdasarkan pada
pemrograman dan eksekusi instruksi logika. PLC mempunyai fungsi internal seperti
timer, counter dan shift register. PLC beroperasi dengan cara memeriksa input dari
sebuah proses guna mengetahui statusnya kemudian sinyal input ini diproses berdasarkan
instruksi logika yang telah diprogram dalam memori. Dan sebagai hasilnya adalah berupa
sinyal output. Sinyal output inilah yang dipakai untuk mengendalikan peralatan atau
mesin. Antarmuka (interface) yang terpasang di PLC memungkinkan PLC dihubungkan
secara langsung ke actuator atau transducer tanpa memerlukan relay.
Dalam sistem otomasi, PLC merupakan ‘Jantung’ sistem kendali. Dengan program
yang disimpan dalam memori PLC, dalam eksekusinya, PLC dapat memonitor keadaan
sistem melalui sinyal dari peralatan input, kemudian didasarkan atas logika program
menentukan rangkaian aksi pengendalianperalatan output luar. PLC dapat digunakan
untuk mengendalikan tugas-tugas sederhana yang berulang-ulang, atau di-interkoneksi
dengan yang lain menggunakan komputer melalui sejenis jaringan komunikasi untuk
mengintegrasikan pengendalian proses yang kompleks.
1.2 Tujuan
Tujuan makalah mengenai PLC ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian PLC
2. Mahasiswa dapat memahami bagian-bagian PLC
3. Mahasiswa dapat mengetahui beberapa jenis PLC
4. Mahasiswa dapat mengerti cara kerja PLC
1.3 Pembatasan masalah
1. Pengertian atau definisi programmable logic controller
2. Jenis-jenis programmable logic controller
3. Bagian-bagian komponen programmable logic controller
4. Prinsip kerja programmable logic controller
5. Fungsi programmable logic controller
6. Keuntungan dan kerugian programmable logic controller
7. Merk-merk programmable logic controller
8. Macam-macam software programmable logic controller
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian PLC
PLC (Programmable Logic Controller) adalah sebuah alat yang digunakan untuk
menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai pada sistem kontrol proses
konvensional. PLC bekerja dengan cara mengamati masukan (melalui sensor-sensor
terkait), kemudian melakukan proses dan melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan,
yang berupa menghidupkan atau mematikan keluarannya.
Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah :sistem
elektronik yang beroperasi secara dijital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan
industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk
penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi
spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk
mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O dijital maupun analog.
Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan
program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau
kegunaannya.
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan
logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses
sehingga menghasilkan output yang diinginkan. PLC ini dirancang untuk
menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem kontrol.
Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang
yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC
ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila
program yang telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC
yang digunakan sudah dimasukkan.
Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaan pada
suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF kan output-output. 1
menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan
yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem
yang memiliki output banyak.Untuk melaksanakan sebagai kontrol system, PLC ini
didukung oleh perangkat lunak yang merupakan bagian peting dari PLC. Program PLC
biasanyaterdiri dari 2 jenis yaitu ladder diagram dan instruksi dasar diagram, setiap PLC
mempunyai perbedaan dalam penulisan program. Berikut simbol-simbol yang berada
pada ladder diagram PLC:
1. Normally Open (NO) , saklar ini menandakan keadaan saklar yang normalnya pada
posisi OFF/terbuka dan akan ON/terhubung bila terenergis.
2. Normally Close (NC) , saklar ini menandakan keadaan saklar yang normalnya pada
posisi ON/terhubung dan OFF/terbuka akan bila terenergis.
5. Pencacah (counter), digunakan untuk pencacahan dimana ketika nilai pencacah itu
terpenuhi maka saklar akan terenergies/on
Pertimbangan lain untuk memilih unit PLC adalah jumlah terminal I/O nya.
Jumlah terminal I/O yang tersedia bergantung kepada merk PLC. Misalnya PLC
merk OMRON pada satu unit tersedia terminal I/O sebanyak 10, 20, 30, 40 atau 60.
Jumlah terminal I/O ini dapat dikembangkan dengan memasang Unit I/O Ekspansi
sehingga dimungkinkan memiliki 100 I/O.Pada umumnya, jumlah terminal input dan
output megikuti perbandingan tertentu, yaitu 3 : 2.
Jadi, PLC dengan terminal I/O sebanyak 10 memiliki terminal input 6 dan
terminal output 4.PLC dibuat untuk digunakan dalam berbagai rangkaian kendali.
Bergantung kepada peralatan output yang dikendalikan, tersedia tiga tipe rangkaian
output yaitu: output relay, output transistor singking dan output transistor soucing. Di
bawah ini diberikan tabel yang menunjukkan jenis catu daya, jumlah I/O, dan tipe
rangkaian output.
2.2 Jenis-Jenis PLC
Pada masa kini PLC dibagi menjadi beberapa tipe yang dibedakan berdasarkan
ukuran dan kemampuannya. Dan PLC dapat dibagi menjadi jenis-jenis berikut
1. Tipe compact
Ciri – ciri PLC jenis ini ialah :
a) Seluruh komponen (power supply, CPU, modul input – output, modul
komunikasi) menjadi satu
b) Umumnya berukuran kecil (compact)
c) Mempunyai jumlah input/output relatif sedikit dan tidak dapat
diexpand
d) Tidak dapat ditambah modul – modul khusus
MITSUBISHI
Micro PLC : Alpha 2
Compact PLC : Melsec FX3UC,FX3U,FX3G, FX1N, FX1S
Modular PLC : Melsec L series, Q Series, Mes Interface, QJ71MES96
DELTA
Basic dan Standard PLC : DVP-EC3, DVP-ES, DVP-EX, DVP-ES2/EX2
High Performance PLC : DVP-EH2, DVP-EH3, DVP-SV2, DVP-SV, DVP-
SE, DVPSX2, DVP-SA2, DVP-SS2
Pulse Train Motion : DVP-PM, DVP-SX, DVP-SA, DVP-SS, DVP-SC,
DVP-MC
FUJI
MICREX-SX SPH3000 MM SERIES
MICREX-SX SPH
MICREX-SX SPB HONEY WELL
Master Logic 200 series
MODULAR SERIES : STARDOM FCN, FCJ SERIES,
FA-M3V, FA-M3R
DCS : CENTUM-VP, CENTUM-R3, CENTUM-CS, CENTUM XL,
CENTUM ABB
ACE500-eCO
S500-eCO