Anda di halaman 1dari 49

Pengertian PLC dan Jenis-jenis PLC

halloo....

kali ini saya akan membahas tentang pengertian PLC dan perbedaan jenis-jenis
PLC

langsung saja,

Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang


mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe
dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam [2].
Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah :sistem
elektronik yang beroperasi secara dijital dan didisain untuk pemakaian di
lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat
diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang
mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan,
pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui
modul-modul I/O digital maupun analog [3].
Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
1.      Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan
program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau
kegunaannya.
2.      Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan
logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
3.      Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses
sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam
suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan,
dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang
pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman
yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat
dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan
sudah dimasukkan.Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan
tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-
ON atau meng-OFF kan output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang
diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak
terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki
output banyak.
  Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat  
dibagi secara umum dan secara khusus [4].
  Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:
1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang
digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial),
disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial
berlangsung dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem
(misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang
diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah
melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.
Sedangkan fungsi PLC secara khusus adalah dapat memberikan input ke
CNC (Computerized Numerical Control). Beberapa PLC dapat memberikan input
ke CNC untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut. CNC bila dibandingkan
dengan PLC mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya.
CNC biasanya dipakai untuk proses finishing, membentuk benda kerja, moulding
dan sebagainya.
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang
dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal
masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu
menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan
lainnya.
Pada masa kini PLC dibagi menjadi beberapa tipe yang dibedakan berdasarkan
ukuran dan kemampuannya. Dan PLC dapat dibagi menjadi jenis-jenis berikut
1.      Tipe compact
Ciri – ciri PLC jenis ini ialah :
a.    Seluruh komponen (power supply, CPU, modul input – output, modul
komunikasi) menjadi satu 
b.    Umumnya berukuran kecil (compact) 
c.    Mempunyai jumlah input/output relatif sedikit dan tidak dapat diexpand 
d.    Tidak dapat ditambah modul – modul khusus
Berikut ini contoh PLC compact dari Allen Bradley.

Sumber : Allen Braley, PLC MicroLogix Catalogue

2.      Tipe modular
Ciri – ciri PLC jenis ini ialah :
a.    Komponen – komponennya terpisah ke dalam modul – modul 
b.    Berukuran besar 
c.    Memungkinkan untuk ekspansi jumlah  input /output (sehingga jumlah
lebih banyak)
d.    Memungkinkan penambahan modul – modul khusus
Berikut ini contoh PLC modular dari Omron.
Sumber : OMRON, Programmable Controllers, (OMRON : 2004)

         
SHARE WITH OTHERS

Pengertian PLC (Programmable Logic Control)


POSTED BY TRI USMAN HARYANTO POSTED ON WEDNESDAY, APRIL 03, 2013 WITH 2 COMMENTS

Secara mendasar PLC adalah suatu peralatan kontrol yang dapat diprogram untuk mengontrol
proses atau operasi mesin. Kontrol program dari PLC adalah menganalisa sinyal input
kemudian mengatur keadaan output sesuai dengan keinginan pemakai. Keadaan input PLC
digunakan dan disimpan didalam memory dimana PLC melakukan instruksi logika yang di
program pada keadaan inputnya. Peralatan input dapat berupa sensor photo elektrik, push
button pada panel kontrol, limit switch atau peralatan lainnya dimana dapat menghasilkan suatu
sinyal yang dapat masuk ke dalam PLC. Peralatan output dapat berupa switch yang
menyalakan lampu indikator, relay yang menggerakkan motor atau peralatan lain yang dapat
digerakkan oleh sinyal output dari PLC.
Selain itu PLC juga menggunakan memory yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-
instruksi yang melaksanakan fungsi-fungsi khusus seperti : logika pewaktuan, sekuensial dan
aritmetika yang dapat mengendalikan suatu mesin atau proses melalui modul-modul I/O baik
analog maupun digital.
 

PRINSIP KERJA PLC 

PLC merupakan peralatan elektronik yang dibangun dari mikroprosesor untuk memonitor
keadaan dariperalatan input untuk kemudian di analisa sesuai dengan kebutuhan perencana
(programmer) untuk mengontrol keadaan output. Sinyal input diberikan kedalam input card.
Ada 2 jenis input card, yaitu :

1. Analog input card 


2. Digital input card

Setiap input mempunyai alamat tertentu sehingga untuk mendeteksinya mikroprosesor


memanggil berdasarkan alamatnya. Banyaknya input yang dapat diproses tergantung jenis
PLC- nya. Sinyal output dikluarkan PLC sesuai dengan program yang dibuat oleh pemakai
berdasarkan analisa keadan input.
Ada 2 jenis output card, yaitu :

1. analog output card 


2. digital output card

setiap ouput card mempunyai alamat tertentu dan diproses oleh mikroprosesor menurut
alamatnya. Banyaknya output tergantung jenis PLC- nya. Pada PLC juga dipersiapkan internal
input dan output untuk proses dalam PLC sesuai dengan kebutuhan program. Dimana internal
input dan output ini hanya sebagai flag dalam proses. Di dalam PLC juga dipersiapkan timer
yang dapat dibuat dalam konfigurasi on delai , off delai, on timer, off timer dan lain- lain sesuai
dengan programnya. Untuk memproses timer tersebut, PLC memanggil berdasarkan
alamatnya.
 
Untuk melaksanakan sebagai kontrol system, PLC ini didukung oleh perangkat lunak yang
merupakan bagian peting dari PLC. Program PLC biasanyaterdiri dari 2 jenis yaitu ladder
diagram dan instruksi dasar diagram, setiap PLC mempunyai perbedaan dalam penulisan
program.

STRUKTUR DASAR PLC

1. Central Prosesing Unit ( CPU ) 


2. Memory
3. Input / Output
4. Power Supply

1. Central Prosesing Unit (CPU) 


CPU berfungsi untuk mengontrol dan mengawasi semua pengopersian dalam PLC,
melaksanakan program yang disimpan didalam memory. Selain itu CPU juga memproses dan
menghitung waktu memonitor waktu pelaksanaan perangkat lunak dan menterjemahkan
program perantara yang berisi logika dan waktu yang dibutuhkan untuk komunikasi data
dengan pemrogram.
 

2. Memory 

Memory yang terdapat dalam PLC berfungsi untuk menyimpan program dan memberikan
lokasi-lokasi dimana hasil-hasil perhitungan dapat disimpan didalamnya. PLC menggunakan
peralatan memory semi konduktor seperti RAM (Random Acces Memory), ROM (Read Only
Memory), dan PROM (Programmable Read Only Memory) RAM mempunyai waktu akses yang
cepat dan program-program yang terdapat di dalamnya dapat deprogram ulang sesuai dengan
keinginan pemakainya. RAM disebut juga sebagai volatile memory, maksudnya program
program yang terdapat mudah hilang jika supply listrik padam.
 

Dengan demikian untuk mengatasiu supply listrik yang padam tersebut maka diberi supply
cadangan daya listrik berupa baterai yang disimpan pada RAM. Seringkali CMOS RAM dipilih
untuk pemakaian power yang rendah. Baterai ini mempunyai jangka waktu kira-kira lima tahun
sebelum harus diganti.

3. Input / Output 

Sebagaimana PLC yang direncanakan untuk mngontrol sebuah proses atau operasi mesin,
maka peran modul input / output sangatlah penting karena modul ini merupakan suatu
perantara antara perangkat kontrol dengan CPU. Suatu peralatan yang dihubungkan ke PLC
dimana megirimkan suatu sinyal ke PLC dinamakan peralatan input. Sinyal masuk kedalam
PLC melalui terminal atau melalui kaki – kaki penghubung pada unit. Tempat dimana sinyal
memasuki PLC dinamakan input poin, Input poin ini memberikan suatu lokasi di dalam memory
dimana mewakili keadaannya, lokasi memori ini dinamakan input bit. Ada juga output bit di
dalam memori dimana diberikan oleh output poin pada unit, sinyal output dikirim ke peralatan
output.
 

Setiap input/output memiliki alamat dan nomor urutan khusus yang digunakan selama membuat
program untuk memonitor satu persatu aktivitas input dan output didalam program. Indikasi
urutan status dari input output ditandai Light Emiting Diode (LED) pada PLC atau modul
input/output, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengecekan proses pengoperasian input /
output dari PLC itu sendiri.

4. Power Supply 

PLC tidak akan beroperasi bila tidak ada supply daya listrik. Power supply merubah tegangan
input menjadi tegangan listrik yang dibutuhkan oleh PLC. Dengan kata lain sebuah suplai daya
listrik mengkonversikan suplai daya PLN (220 V) ke daya yang dibutuhkan CPU atau modul
input /output.

Tweet

Related Posts :
NFB (No Fuse Breaker)

Programmable Logic Controller (PLC) adalah sebuah


rangkaian elektronik yang dapat mengerjakan berbagai fungsi-
fungsi kontrol pada level-level yang kompleks. PLC dapat
diprogram, dikontrol, dan dioperasikan oleh operator yang tidak
berpengalaman dalam mengoperasikan komputer. PLC umumnya
digambarkan dengan garis dan peralatan pada suatu diagram
ladder. Hasil gambar tersebut pada komputer menggambarkan
hubungan yang diperlukan untuk suatu proses. PLC akan
mengoperasikan semua siatem yang mempunyai output apakah
harus ON atau OFF. Dapat juga dioperasikan suatu sistem
dengan output yang bervariasi.

PLC pada awalnya sebagai alat elektronik untuk mengganti panel


relay. Pada saat itu PLC hanya bekerja untuk kondisi ON-OFF
untuk pengendalian motor, solenoid, dan actuator. Alat ini mampu
mengambil keputusan yang lebih baik dibandingkan relay biasa.
PLC pertama-tama banyak digunakan pada bagian otomotif.
Sebelum adanya PLC, sudah banyak peralatan kontrol sequence,
ketika relay muncul, panel kontrol dengan relay menjadi kontrol
sequence yang utama. Ketika transistor muncul, solid state relay
yang diterapkan seperti untuk kontrol dengan kecepatan tinggi.

Pada tahun 1978, penemuan chip mikroprosessor menaikkan


kemampuan komputer untuk segala jenis sistem otomatisasi
dengan harga yang terjangkau. Robotika, peralatan otomatis dan
komputer dari berbagai tipe, termasuk PLC berkembang dengan
pesat. Program PLC makin mudah untuk dimengerti oleh banyak
orang.

Pada awal tahun 1980 PLC makin banyak digunakan. Beberapa


perusahaan elektronik dan komputer membuat PLC dalam
volume yang besar. Meskipun industri peralatan mesin CNC telah
digunakan beberapa waktu yang lalu, PLC tetap digunakan. PLC
juga digunakan untuk sistem otomatisasi building dan juga
security control system.
Sekarang sistem kontrol sudah meluas hingga keseluruh pabrik
dan sistem kontrol total dikombinasikan dengan kontrol feedback,
pemrosesan data, dan sistem monitor terpusat. Saat ini PLC
sudah menjadi alat yang cerdas, yang merupakan kebutuhan
utama di industri modern. PLC modern juga sebagai alat yang
dapat mengakuasi data dan menyimpannya.

PLC sebenarnya adalah suatu sistem elektronika digital yang


dirancang agar dapat mengendalikan mesin dengan proses
mengimplementasikan fungsi nalar kendali sekuensial, operasi
pewaktuan (timing), pencacahan (counting), dan aritmatika.
PLC tidak lain adalah komputer digital sehingga mempunyai
processor, unit memori, unit kontrol, dan unit I/O, PLC berbeda
dengan komputer dalam beberapa hal, yaitu :
• PLC dirancang untuk berada di lingkungan industri yang
mungkin banyak debu, panas, guncangan, dan sebagainya.
• PLC harus dapat dioperasikan serta dirawat dengan mudah oleh
teknisi pabrik.
• PLC sebagian besar tidak dilengkapi dengan monitor, tetapi
dilengkapi dengan peripheral port yang berfungsi untuk
memasukkan program sekaligus memonitor data atau program.

Sebagian besar PLC dapat melakukan operasi sebagai berikut :


1. Relay Logic
2. Penguncian ( Locking )
3. Pencacahan ( Counting )
4. Penambahan
5. Pengurangan
6. Pewaktuan ( Timing )
7. Kendali PID
8. Operasi BCD
9. Manipulasi Data
10. Pembandingan
11. Pergeseran

Kehandalan PLC (Programmable Logic Controller)

- Flexibility
Pada awalnya, setiap mesin produksi yang dikendalikan secara
elektronik memerlukan masing-masing kendali, misalnya 12
mesin memerlukan 12 kontroler. Sekarang dengan menggunakan
satu model dari PLC dapat mengendalikan salah satu dari 12
mesin tersebut. Tiap mesin dikendalikan dengan masing-masing
program sendiri.
- Perubahan implementasi dan koreksi error
Dengan menggunakan tipe relay yang terhubung pada panel,
perubahan program akan memerlukan waktu untuk
menghubungkan kembali panel dan peralatan. Sedangkan
dengan menggunakan PLC untuk melakukan perubahan
program, tidak memerlukan waktu yang lama yaitu dengan cara
merubahnya pada sebuah software. Dan jika kesalahan program
terjadi, maka kesalahan dapat langsung dideteksi keberadaannya
dengan memonitor secara langsung. Perubahannya sangat
mudah, hanya mengubah diagram laddernya.

- Harga yang rendah


PLC lebih sederhana dalam bentuk, ukuran dan peralatan lain
yang mendukungnya, sehingga harga dapat dijangkau. Saat ini
dapat dibeli PLC berikut timer, counter, dan input analog dalam
satu kemasan CPU. PLC mudah di dapat dan kini sudah banyak
beredar di pasaran dengan bermacam-macam merk dan tipe.

- Jumlah kontak yang banyak


PLC memiliki jumlah kontak yang banyak untuk tiap koil yang
tersedia. Misal panel yang menghubungkan relay mempunyai 5
kontak dan semua digunakan sementara pada perubahan desain
diperlukan 4 kontak lagi yang berarti diperlukan penambahan satu
buah relay lagi. Ini berarti diperlukan waktu untuk melakukan
instalasinya. Dengan menggunakan PLC, hanya diperlukan
pengetikan untuk membuat 4 buah kontak lagi. Ratusan kontak
dapat digunakan dari satu buah relay, jika memori pada komputer
masih memungkinkan.

- Memonitor hasil
Rangkaian program PLC dapat dicoba dahulu, ditest, diteliti dan
dimodifikasi pada kantor atau laboratorium, sehingga efisiensi
waktu dapat dicapai. Untuk menguji program PLC tidak harus
diinstalasikan dahulu ke alat yang hendak dijalankan, tetapi dapat
dilihat langsung pada CPU PLC atau dilihat pada software
pendukungnya.

- Observasi visual
Operasi dari rangkaian PLC dapat dilihat selama dioperasikan
secara langsung melalui layar CRT. Jika ada kesalahan operasi
maupun kesalahan yang lain dapat langsung diketahui. Jalur
logika akan menyala pada layar sehingga perbaikan dapat lebih
cepat dilakukan melalui observasi visual. Bahkan beberapa PLC
dapat memberikan pesan jika terjadi kesalahan.

- Kecepatan operasi
Kecepatan operasi dari PLC melebihi kecepatan operasi daripada
relay pada saat bekerja yaitu dalam beberapa mikro detik.
Sehingga dapat menentukan kecepatan output dari alat yang
digunakan.

- Metode bolean atau ladder


Program PLC dapat dilakukan dengan diagram ladder oleh para
teknisi atau juga menggunakan sistem bolean atau digital bagi
para pemrogram PLC yang lebih mudah dan dapat disimulasikan
pada software pendukungnya.

- Reliability
Peralatan solid state umumnya lebih tahan dibandingkan dengan
relay atau timer mekanik. PLC mampu bekerja pada kondisi
lingkungan yang berat, misalnya goncangan, debu, suhu yang
tinggi, dan sebagainya.

- Penyederhanaan pemesanan komponen


PLC adalah satu peralatan dengan satu waktu pengiriman. Jika
satu PLC tiba, maka semua relay, counter, dan komponen lainnya
juga tiba. Jika mendesain panel relay sebanyak 10 relay, maka
diperlukan 10 penyalur yang berbeda pula waktu pengirimannya,
sehingga jika lupa memesan satu relay akan berakibat
tertundanya pengerjaan suatu panel.

- Dokumentasi
Mencetak rangkaian PLC dapat dilakukan segera secara nyata
sebagian atau keseluruhan rangkaian tanpa perlu melihat pada
blueprint yang belum tentu up to date, dan juga tidak perlu
memeriksa jalur kabel dengan rangkaian.

-nKeamanan
Program PLC tidak dapat diubah oleh sembarang orang dan
dapat dibuatkan password. Sedangkan panel relay biasa
memungkinkan terjadinya perubahan yang sulit untuk dideteksi.

- Memudahkan perubahan dengan pemrograman ulang.


PLC dapat dengan cepat diprogram ulang, hal ini memungkinkan
untuk mencampur proses produksi, sementara produksi lainnya
sedang berjalan.

Disamping beberapa kehandalan di atas, tidak bisa dipungkiri


bahwa PLC juga mempunyai beberapa kelemahan antara lain :
- Teknologi baru
Sulit untuk mengubah pola pikir beberapa personil yang telah
lama menggunakan konsep relay untuk berubah kekonsep PLC
komputer.

- Aplikasi program yang tetap


Beberapa aplikasi dari proses produksi merupakan aplikasi yang
tidak akan berubah selamanya sehingga keunggulan dari pada
PLC untuk mengubah program menjadi tidak berguna.

- Kondisi lingkungan
Lingkungan proses tertentu seperti panas yang tinggi dan getaran
,interferensi dengan peralatan listrik lain membuat keterbatasan
pemakaian PLC.
- Pengoperasian yang aman
Pada penggunaan sistem relay, jika sumber daya padam akan
langsung mematikan seluruh rangkaian dan tidak secara otomatis
bekerja kembali PLC akan langsung menjalankan proses yang di
program, namun hal ini tergantung dari program yang dibuat.

- Operasi pada rangkaian yang tetap


Jika suatu rangkaian operasi tidak pernah diubah, seperti
misalnya drum mekanik , lebih murah jika tetap menggunakan
konsep relay dari pada menggunakan PLC.

Keunggulan PLC dibanding Sistem Konvensional


Salah satu keunggulan PLC dibanding sistem konvensional
kontrol panel adalah sebagai berikut :
• Pada Progammable Logic Controller :
1. Pengawatan lebih sedikit.
2. Perawatan relatif mudah .
3. Pelacakan sistem lebih sedarhana.
4. Konsumsi daya relatif rendah.
5. Dokumentasi gambar lebih sederhana dan lebih mudah
dimengerti.
6. Modifikasi sistem lebih sederhana dan cepat.

• Pada Sistem Konvensional Kontrol Panel:


1. Pengawatan lebih kompleks.
2. Perawatan membutuhkan waktu yang lama.
3. Pelacakan kesalahan membutuhkan waktu yang lama.
4. Konsumsi daya yang relatif tinggi.
5. Dokumentasi gambar lebih banyak.
6. Modifikasi sistem membutuhkan waktu yang lama.

Hal-hal yang dapat dikerjakan oleh PLC 


Sebagai kontrol urutan mempunyai fungsi:
1. Pengganti relay kontrol logika konvensional.
2. Pewaktu/pencacah (Timer / counter).
3. Pengganti pengontrol PCB card.
4. Mesin kontrol ( auto / semi auto/manual ).

Sebagai kontrol yang canggih mempunyai fungsi:


1. Operasi aritmatika.
2. Penanganan informasi.
3. Kontrol analog ( suhu, tekanan, dan lain-lain ).
4. PID ( Proporsional-Integral-Diferensial).
5. Kontrol motor servo.
6. Kontrol motor stepper.

Sebagai kontrol pengawasan mempunyai fungsi:


1. Proses monitor dan alarm.
2. Monitor dan diagnosa kesalahan.
3. Antarmuka dengan komputer (RS- 23C/ RS-422).
4. Antarmuka printer / ASCII.
5. Jaringan kerja otomatisasi pabrik.
6. Local Area Network.
7. Wibe Area Network.
8. FMS (Flexible Manufacturing System), CIM ( Computer
Integrated Manufacturing ), FA ( factory automation ).

Konfigurasi Programmable Logic Controller

PLC mempunyai konfigurasi yang terdiri dari 6 bagian utama


yaitu:
- Unit Power Supply
Unit ini berfungsi untuk memberikan tegangan pada blok CPU
PLC, biasanya berupa switching power supply.

- CPU (Central Processing Unit) PLC


Unit merupakan otak dari PLC, disinilah program akan diolah
sehingga sistem kontrol yang telah kita desain bekerja seperti
yang kita inginkan. CPU PLC sangat bervariasi macamnya
tergantung pada masing-masing merk dan tipe PLC-nya.
- Memori unit
RAM : Random Acces Memory
EPROM : Eraseable Progammable Read Only Memory
EEPROM : Electrical Eraseable Programmable Read Only
Memory.

- Input unit ( sebagai contoh PLC Omron )


Input digital: Input Point Digital
o DC 24 V input
o DC 5 V input / TTL (Transistor Transistor Logic)
o AC/DC 24 V input
o AC 110 V input
o AC 220 V input

Input analog : Input Point Linear


• 0 – 10 V DC
• -10 V DC – 10 V DC
• 4 – 20 mA DC

- Output unit
Output digital : Output Point Digital 1.
o Relay Output
o AC 110 V output
o AC 220 V output
o DC 24 V output,tipe PNP dan tipe NPN.

Output analog : Output Point Linier


• 0 – 1 V DC
• -10 V DC – 10 V DC
• 4 – 20 mA DC

- Peripheral
Yang termasuk dalam peripheral adalah :
1. SSS (Sysmac Support Software)
2. PROM writer
3. GPC (Graphic Programming Console)
4. FIT (Factory Intelegent Terminal)

Perangkat Keras Programmable Logic Controller


Programmable Logic Controller dapat berarti sebagai alat
pengendali logika yang dapat diprogram. PLC ini merupakan
perangkat kontrol yang menerima data input dari luar yang
ditransfer dalam bentuk keputusan yang bersifat logika dan
disimpan dalam memori. PLC mempunyai perangkat keras yang
berupa CPU (Central Processing Unit), modul input dan output,
memori serta piranti program.
Ketika PLC bekerja , saat itu juga PLC mengakses data input dan
output, menjalankan program instruksi, serta menjalankan
peralatan eksternal.

Central Processing Unit


Central Processing Unit (CPU) merupakan pusat pengolah dan
pengontrol data dari seluruh sistem kerja PLC. Proses yang
dilakukan oleh CPU ini antara lain adalah mengontrol semua
operasi, mengolah program yang ada dalam memori, serta
mengatur komunikasi antara input-output, memori dan CPU
melalui sistem BUS. CPU juga berfungsi menjalankan dan
mengolah fungsi-fungsi yang diinginkan berdasarkan program
yang telah ditentukan.

Memori
Agar PLC dapat bekerja sesuai harapan maka dibutuhkan suatu
program untuk menjalankannya. Program tersebut harus
disimpan dengan cara tertentu agar PLC dapat mengakses
perintah-perintah sesuai yang diinstruksikan. Disamping itu juga
diperlukan untuk menyimpan data sementara selama
pelaksanaan program.

Model Input Output


Model input output merupakan piranti yang menghubungkan
antara PLC dengan peralatan yang dikendalikannya. Sebagai
contoh pada PLC OMRON rata-rata mempunyai 16 built-in input
yang terpasang pada unit 0 CH ( zero channel ). Namun demikian
jumlah ini dapat ditambah dengan memasang unit ekspansi I/O.
Model input atau output tambahan ini dapat dipasang secara
bebas sesuai dengan kebutuhan.

Programming Console
Perangkat ini merupakan panel pemrograman yang didalamnya
terdapat RAM (Random Access Memory) yang berfungsi sebagai
tempat penyimpanan semi permanen pada sebuah program yang
sedang dibuat atau dimodifikasi. Program yang dituliskan ke
dalam console harus dalam bentuk mnemonic. Perangkat ini
dapat dihubungkan langsung ke CPU dengan menggunakan
kabel ekstention yang dapat dipasang dan dilepas setiap saat.
Apabila proses eksekusi program telah melewati satu putaran
maka panel (Programming Console) ini dapat dicabut dan
dipindahkan ke CPU lain, sedangkan CPU yang pertama tadi
masih tetap bisa untuk menjalankan programnya, tetapi harus
pada posisi RUN atau MONITOR

intruksi dasar untuk PLC Omron dapat dibaca di "sini"

semoga bermanfaat, http://dunia-listrik.blogspot.com

Tweet
Kategori: Sistem Kontrol
Solid State Relay (SS

PLC Dasar
PLC  (Progammable Logic Controller) DASAR
1)      Pengertian PLC (Progammable Logic Controller)
Dunia industri semakin pesat berkembang semakin membutuhkan otomatisasi sistem, untuk
menjawab hal tersebut maka munculah teknologi PLC (Progammable Logic Controller). PLC
adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan relai yang dijumpai
pada sistem kontrol proses konvensional (Eko Putra, Agfianto. 2004:1). PLC bekerja dengan
cara mengamati masukan (melalui sensor-sensor terkait), kemudian melakukan proses dan
melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan, yang berupa menghidupkan atau mematikan
keluarannya (logic, 0 atau 1, hidup atau mati). Pengguna membuat program (dengan
menggunakan ladder program atau diagram tangga) yang kemudian dijalankan oleh PLC yang
bersangkutan.
2)      Keuntungan Dari PLC (Progammable Logic Controller)
Ada beberapa keuntungan menggunakan PLC, diantaranya adalah sebagai berikut :
a)      Waktu implementasi proyek dipersingkat.
b)      Modifikasi lebih mudah tanpa biaya tambahan.
c)      Biaya proyek dapat dikalkulasi secara akurat.
d)     Training penguasaan teknik lebih cepat.
e)      Perancangan dengan mudah diubah dengan software, perubahan dan penambahan dapat dengan
mudah dilakukan dalam software.
f)       Aplikasi control yang luas serta maintenance atau perawatan yang mudah.
g)      Keandalan yang tinggi, perangkat controller standar, serta dapat menerima kondisi lingkungan
industri yang berat.
3)      Sistem PLC (Progammable Logic Controller)
Sistem PLC memiliki tiga komponen utama yaitu unit prosesor, bagian
masukan/keluaran, dan perangkat pemrograman. Fungsi kerja dari ketiga komponen tersebut
dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 1. Diagram kerja tiga komponen utama sistem PLC
a.      Unit Prosesor
Prosesor adalah bagian pemroses dari sistem PLC yang akan membuat keputusan
logika. Keputusan yang telah dibuat berdasarkan pada program yang telah disimpankan pada
memori. Prosesor adalah bagian dari Central Processing Unit(CPU) dari PLC yang akan
menerima, menganalisa, memproses dan memberikan informasi ke modul keluaran. Di dalam
CPU PLC dapat dibayangkan seperti kumpulan dari ribuan relai. Hal tersebut bukan berarti di
dalamnya terdapat banyak relai dalam ukuran yang sangat kecil tetapi berisi rangkaian
elektronika digital yang dapat difungsikan sebagai kontak NO dan NC relai.
Memori berfungsi sebagai tempat di mana informasi tersebut disimpan. Ada
bermacam-macam jenis serpih memori dalam bentuk Integrated Circuits (IC). Salah satu jenis
memori yang digunakan dalam CPU PLC adalah Random Access Memory(RAM). Satu kerugian
dari jenis memori tersebut adalah diperlukannya catu daya untuk menjaga agar memori tetap
bekerja. Pada aplikasi PLC diperlukan catu daya cadangan yang digunakan untuk menjaga agar
isi dari memori tidak hilang apabila tiba-tiba catu daya hilang.
Read Only Memory (ROM) adalah jenis memori yang semi permanent dan tidak
dapat diubah dengan pengubah program. Memori tersebut hanya digunakan untuk membaca saja
dan jenis memori tersebut tidak memerlukan catu daya cadangan karena isi memori tidak hilang
meskipun catu daya terputus.
Programmable Read Only Memory (PROM) adalah jenis lain dari memori yang
bekerja hampir menyerupai ROM, dengan satu pengecualian yaitu bisa diprogram. PROM
dirancang untuk diisi dengan program yang terprogram. Apabila data dapat diubah, maka dapat
diadakan pemrograman. Pemrograman ulang dari PROM, membutuhkan perlengkapan khusus
yaitu PROM Programmer di mana PLC sendiri tidak dapat melakukannya.
b.      Perangkat dan Modul Masukan
Perangkat masukan merupakan perangkat keras yang dapat digunakan untuk
memberikan sinyal kepada modul masukan. Sistem PLC dapat memiliki jumlah perangkat
masukan sesuai dengan sistem yang diinginkan. Fungsi dari perangkat masukan untuk
memberikan perintah khusus sesuai dengan kinerja perangkat masukan yang digunakan,
misalnya menjalankan atau menghentikan motor. Dalam hal tersebut seperti misalnya, perangkat
masukan yang digunakan adalah push button yang bekerja secara Normally Open (NO)
ataupun Normally Close (NC). Ada bermacam-macam perangkat masukan yang dapat digunakan
dalam pembentukan suatu sistem kendali seperti misalnya : selector switches, foot switches, flow
switches, sensors dan lain-lain. Gambar 2 memperlihatkan simbol-simbol perangkat masukan
yang sering digunakan pada sistem kendali.

Gambar 2. Simbol Perangkat Masukan PLC


Keterangan :
1.      NO Push Button
2.      NC Push Button
3.      NO Flow Switch
4.      NO Pressure Switch
c.       Perangkat dan Modul Keluaran
Perangkat keluaran adalah komponen-komponen yang memerlukan sinyal untuk
mengaktifkan komponen tersebut. Pada sistem PLC dapat mempunyai beberapa perangkat
keluaran seperti motor listrik, lampu indikator, sirine dan lain-lain. Gambar 3 dibawah ini
memperlihatkan contoh-contoh simbol dari perangkat keluaran yang sering digunakan.

Gambar 3. Contoh Simbol Perangkat Keluaran


Keterangan :
l Motor Listrik
l Lampu
l Sirine
d.      Catu Daya
Sistem PLC memiliki dua macam catu daya dibedakan berdasarkan fungsi dan
operasinya yaitu catu daya dalam dan catu daya luar. Catu daya dalam merupakan bagian dari
unit PLC itu sendiri sedangkan catu daya luar yang memberikan catu daya pada keseluruhan
bagian dari sistem termasuk di dalamnya untuk memberikan catu daya pada catu daya dalam dari
PLC. Catu daya dalam akan mengaktifkan proses kerja pada PLC. Besarnya tegangan catu daya
yang dipakai disesuaikan dengan karakteristik PLC. Bagian catu daya dalam pada PLC sama
dengan bagian-bagian yang lain di mana terdapat langsung pada satu unit PLC atau terpisah
dengan bagian yang lain.
e.       Pemograman PLC (Progammable Logic Controller)
Pemrograman PLC adalah memasukkan instruksi-instruksi dasar PLC yang telah
membentuk logika pengendalian suatu sistem kendali yang diinginkan. Bahasa pemrograman
biasanya telah disesuaikan dengan ketentuan dari pembuat PLC itu sendiri. Dalam hal ini setiap
pembuat PLC memberikan aturan-aturan tertentu yang sudah disesuaikan dengan pemrograman
CPU yang digunakan pada PLC tersebut. Program yang digunakan dalam pemrograman PLC
tergantung dari jenis atau merek PLC itu sendiri. Jika PLC yang akan dijadikan sebagai bahan
penelitian menggunakan PLC merek Omron maka program yang digunakan adalah Syswin.
Sedangkan seri Syswin yang digunakan adalah Syswin 3.4.
 Program yang akan dimasukkan ke dalam PLC sebagai perintah adalah
menggunakan Diagram Tangga (Ladder Diagram). Ladder logic adalah bahasa pemrograman
dengan bahasa grafik atau bahasa yang digambar secara grafik. Pemrogram dengan mudah
menggambar skematik diagram dari program pada layar. Hal tersebut menyerupai diagram dasar
yang digunakan pada logika kendali sistem kontrol panel di mana ketentuan instruksi terdiri dari
koil-koil, NO, NC dan dalam bentuk penyimbolan.
f.       Instruksi Dasar PLC dengan Menggunakan Ladder Diagram
1)      LD (Load) dan LD NOT (Load not)

Gambar 4. Simbol Diagram Ladder LD dan LD NOT


Load adalah sambungan langsung dari line dengan logika pensakelarannya seperti sakelar
NO sedangkan LD NOT logika pensakelarannya adalah seperti sakelar NC. Instruksi ini
dibutuhkan jika urutan kerja pada suatu sistem kendali hanya membutuhkan satu
kondisi logic saja untuk mengeluarkan satu keluaran.
2)      AND dan AND NOT
Gambar 5. Simbol Diagram Ladder AND dan AND NOT
Apabila memasukkan logika AND maka harus ada rangkaian yang berada di depannya,
karena penyambungannya seri. Logika pensaklarannya AND seperti sakelar NO dan AND NOT
seperti sakelar NC. Instruksi tersebut dibutuhkan jika urutan kerja pada suatu sistem kendali
membutuhkan lebih dari satu kondisi logicyang harus terpenuhi semuanya untuk memperoleh
satu keluaran.
3)      OR dan OR NOT
Gambar 6. Simbol Diagram Ladder OR dan OR NOT

OR dan OR NOT dimasukkan seperti sakelar yang posisinya paralel dengan rangkaian
sebelumnya. Instruksi tersebut dibutuhkan jika sequence pada suatu sistem kendali
membutuhkan salah satu saja dari beberapa kondisi logic yang terpasang paralel untuk
mengeluarkan satu keluaran. Logika OR logika pensakelarannya adalah seperti sakelar NO dan
OR NOT logika pensakelarannya seperti sakelar NC.
4)      OUT

Gambar 7. Simbol Diagram Ladder Out


Out digunakan sebagai keluaran dari beberapa instruksi yang terpasang sebelumnya yang
telah membentuk suatu logika pengendalian tertentu. Logika pengendalian dari instruksi OUT
sesuai dengan pemahaman pengendalian sistem PLC yang telah dibahas di atas di mana instruksi
OUT ini sebagai koil relai yang mempunyai konak di luar perangkat lunak. Sehingga jika OUT
memperoleh sinyal dari instruksi program yang terpasang maka kontak di luar perangkat lunak
akan bekerja.
5)      AND LD (And Load)
Gambar 8. Simbol Diagram Ladder And Load
Penyambungan AND LD terlihat pada gambar tersebut diatas, dimaksudkan untuk
mengeluarkan satu keluaran tertentu.
6)      OR LD (OR Load)

Gambar 9. Simbol Diagram Ladder OR Load


Sistem penyambungannya seperti gambar di atas pada prisnsipnya sama dengan AND
NOT, di mana untuk memberikan keluaran sesuai dengan instruksi yang telah terpasang pada
gambar tersebut.
7)      TIMER (TIM) dan COUNTER (CNT)
Nilai Timer/Counter pada PLC bersifat countdown (menghitung mundur) dari nilai awal
yang ditetapkan oleh program. Setelah hitungan mundur tersebut mencapai angka nol, maka
kontak NO Timer/Counter akan bekerja. Timermempunyai batas antara 0000 sampai dengan
9999 dalam bentuk BCD (Binary Code Decimal) dan dalam orde sampai 100 ms. Counter
mempunyai orde angka BCD dan mempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999.

Gambar 10. Simbol Diagram Ladder TIMER dan COUNTER


Keterangan :
N      : Nomor TIM/CNT
SV : Set Value
CP : Pulsa
R      : Reset
Diposkan oleh belajar elektro di 06.55 
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

2 komentar:
1.

Anne AaBen3 Mei 2014 00.25

R ABU , 22 J U LI 2009

1. Komponen PLC

PLC sesungguhnya merupakan sistem mikrokontroler khusus untuk


industri, artinya seperangkat perangkat lunak dan keras yang diadaptasi
untuk keperluan aplikasi dalam dunia industri. Elemen-elemen dasar
sebuah PLC ditunjukkan pada gambar berikut :
( klik gambar untuk mendapatkan gambar yang lebih besar)

2. Unit Pengolah PLC

Unit pengolah pusat atau CPU merupakan otak dari sebuah


kontroler PLC. CPU itu sendiri biasanya merupakan sebuah
mikrokontroler (versi mini mikrokontroler lengkap). Pada
awalnya merupakan mikrokontroler 8-bit seperti 8051, namun
saat ini bisa merupakan mikrokontroler 16 atau 32 bit. Biasanya
untuk produk-produk PLC buatan Jepang, mikrokontrolernya
adalah Hitachi dan Fujitsu, sedangkan untuk produk Eropa
banyak menggunakan Siemens dan Motorola untuk produk-
produk Amerika. CPU ini juga menangani komunikasi dengan
piranti eksternal, interkonektivitas antar bagian-bagian internal
PLC, eksekusi program, manajemen memori, mengawasi atau
mengamati masukan danmemberikan sinyal ke keluaran (sesuai
dengan proses atau program yang dijalankan). Kontroler PLC
memiliki suatu rutin kompleks yang digunakan untuk memeriksa
agar dapat dipastikan memori PLC tidak rusak, hal ini dilakukan
karena alasan keamanan. Hal ini bisa dijumpai dengan adanya
indikator lampu pada badan PLC sebagai indikator terjadinya
kesalahan atau kerusakan.
3. Memori sistem (saat ini banyak yang mengimplementasikan
penggunaan teknologi flash) digunakan oleh PLC untuk sistem
kontrol proses. Selain berfungsi untuk menyimpan “sistem
operasi”, juga digunakan untuk menyimpan program yang harus
dijalankan, dalam bentuk biner, hasil terjemahan diagram
tangga yang dibuat oleh pengguna atau pemrogram. Isi dari
memori Flash tersebut dapat berubah (bahkan dapat juga
dikosongkan atau dihapus) jika memang dikehendaki seperti itu.
Tetapi yang jelas, dengan penggunaan teknologi Flash, proses
penghapusan dan pengisian kembali memori dapat dilakukan
dengan mudah (dan cepat). Pemrograman PLC, biasanya,
dilakukan melalui kanal serial komputer yang bersangkutan.
Memori pengguna dibagi menjadi beberapa blok yang memiliki
fungsi khusus. Beberapa bagian memori digunakan untuk
menyimpan status masukan dan keluaran. Status yang
sesungguhnya dari masukan maupun keluaran disimpan sebagai
logika atau bilangan ‘0′ dan ‘1′ (dalam lokasi bit memori
tertentu). Masing- masing masukan dan keluaran berkaitan
dengan sebuah bit dalam memori. Sedangkan bagian lain dari
memori digunakan untuk menyimpan isi variabel- variabel yang
digunakan dalam program yang dituliskan. Misalnya, nilai
pewaktu atau nilai ppencacah bisa disimpan dalam bagian
memori ini.

RABU, 22 JULI 2009


1. Komponen PLC

PLC sesungguhnya merupakan sistem mikrokontroler khusus


untuk industri, artinya seperangkat perangkat lunak dan keras
yang diadaptasi untuk keperluan aplikasi dalam dunia industri.
Elemen-elemen dasar sebuah PLC ditunjukkan pada gambar
berikut :
(klik gambar untuk mendapatkan gambar yang lebih besar)

2. Unit Pengolah PLC

Unit pengolah pusat atau CPU merupakan otak dari sebuah kontroler PLC.
CPU itu sendiri biasanya merupakan sebuah mikrokontroler (versi mini
mikrokontroler lengkap). Pada awalnya merupakan mikrokontroler 8-bit
seperti 8051, namun saat ini bisa merupakan mikrokontroler 16 atau 32
bit. Biasanya untuk produk-produk PLC buatan Jepang, mikrokontrolernya
adalah Hitachi dan Fujitsu, sedangkan untuk produk Eropa banyak
menggunakan Siemens dan Motorola untuk produk- produk Amerika. CPU
ini juga menangani komunikasi dengan piranti eksternal, interkonektivitas
antar bagian-bagian internal PLC, eksekusi program, manajemen memori,
mengawasi atau mengamati masukan danmemberikan sinyal ke keluaran
(sesuai dengan proses atau program yang dijalankan). Kontroler PLC
memiliki suatu rutin kompleks yang digunakan untuk memeriksa agar
dapat dipastikan memori PLC tidak rusak, hal ini dilakukan karena alasan
keamanan. Hal ini bisa dijumpai dengan adanya indikator lampu pada
badan PLC sebagai indikator terjadinya kesalahan atau kerusakan.

3. Memori sistem (saat ini banyak yang mengimplementasikan penggunaan


teknologi flash) digunakan oleh PLC untuk sistem kontrol proses. Selain
berfungsi untuk menyimpan “sistem operasi”, juga digunakan untuk
menyimpan program yang harus dijalankan, dalam bentuk biner, hasil
terjemahan diagram tangga yang dibuat oleh pengguna atau pemrogram.
Isi dari memori Flash tersebut dapat berubah (bahkan dapat juga
dikosongkan atau dihapus) jika memang dikehendaki seperti itu. Tetapi
yang jelas, dengan penggunaan teknologi Flash, proses penghapusan dan
pengisian kembali memori dapat dilakukan dengan mudah (dan cepat).
Pemrograman PLC, biasanya, dilakukan melalui kanal serial komputer
yang bersangkutan. Memori pengguna dibagi menjadi beberapa blok yang
memiliki fungsi khusus. Beberapa bagian memori digunakan untuk
menyimpan status masukan dan keluaran. Status yang sesungguhnya dari
masukan maupun keluaran disimpan sebagai logika atau bilangan ‘0′ dan
‘1′ (dalam lokasi bit memori tertentu). Masing- masing masukan dan
keluaran berkaitan dengan sebuah bit dalam memori. Sedangkan bagian
lain dari memori digunakan untuk menyimpan isi variabel- variabel yang
digunakan dalam program yang dituliskan. Misalnya, nilai pewaktu atau
nilai ppencacah bisa disimpan dalam bagian memori ini.

Dasar- dasar PLC Siemens

Programmable Logic Controller (PLC), juga disebut sebagai


pengendali yang dapat diprogram, berada dalam keluarga komputer.
mereka adalah
digunakan dalam aplikasi komersial dan industri. Sebuah PLC monitor
masukan, membuat keputusan berdasarkan program, dan kontrol
output untuk mengotomatisasi proses atau mesin. Posting ini
untuk menyediakan Anda dengan informasi dasar tentang fungsi dan
konfigurasi PLC
PLC terdiri dari modul masukan atau inputan, Central Processing
Unit (CPU), dan modul outputan. Input menerima
berbagai sinyal digital atau analog dari perangkat berbagai device
(sensor) dan mengubahnya menjadi sinyal logika yang dapat
digunakan
oleh CPU. CPU membuat keputusan dan menjalankan kontrol
petunjuk berdasarkan instruksi program dalam memori. keluaran
modul mengkonversi instruksi kontrol dari CPU menjadi digital
atau sinyal analog yang dapat digunakan untuk mengontrol
perangkat kendali
(aktuator). Perangkat pemrograman digunakan untuk instruksi
input yang diinginkan
. Instruksi ini menentukan apa yang akan dilakukan PLC
untuk masukan tertentu. Sebuah perangkat antarmuka (interface)
operator 
memungkinkan proses informasi yang akan ditampilkan dan
kontrol parameter baru yang akan
di masukkan.

Pushbuttons (sensor), dalam contoh sederhana, terhubung ke


Input PLC, dapat digunakan untuk start dan stop motor yang
terhubung ke
PLC melalui motor starter (actuator).
Sebelum PLC, banyak tugas-tugas kontrol diselesaikan dengan
kontaktor atau relay kontrol. Hal ini sering disebut sebagai hardwire
kontrol. Diagram sirkuit harus dirancang, listrik
komponen ditentukan dan diinstal, dan daftar kabel dibuat.
Teknisi kemudian akan memberi pengawatan komponen yang diperlukan
untuk
melakukan tugas kontrol tersebut. Jika terjadi kesalahan, kabel harus
disambungkan kembali dengan benar. Jika terjadi perubahan fungsi atau
perluasan sistem, 
maka diperlukan penambahan komponen dan pengkabelan (pengawatan)
ulang.

Tugas yang sama, serta lebih kompleks, dapat dilakukan dengan


PLC. Kabel antara perangkat dan kontak relay dilakukan oleh program
PLC.
 Hardwire, meskipun masih diperlukan untuk menghubungkan
field device (misal sensor), tapi lebih sedikit jika dibandingkan tanpa
menggunakan PLC. 
Memodifikasi aplikasi dan koreksi kesalahan lebih mudah untuk di tangani.
Hal ini lebih mudah untuk membuat dan mengubah program dalam PLC
daripada untuk pengkabelan dan wiring ulang.

Berikut adalah beberapa keuntungan dari PLC :


• Ukuran fisik yang lebih kecil 
• Lebih mudah dan lebih cepat untuk melakukan perubahan sistem
(sequence)
• PLC mempunyai diagnostik yang terintegrasi dan fungsi override.
• Tersedia diagnostic terpusat.
• Aplikasi dapat segera didokumentasikan.
• Aplikasi dapat digandakan lebih cepat dan lebih murah.

Siemens membuat beberapa produk PLC dalam keluarga Simatics S7.


Yaitu: S7-200, S7-300, dan S7-400.

 S7-200 disebut sebagai PLC mikro karena ukuran bentuknya yang kecil
 The S7-200 memiliki desain brick yang berarti bahwa
power supply dan I / O yang yang menyatu jadi satu modul.  S7-200 dapat
digunakan pada aplikasi
kecil, aplikasi yang berdiri sendiri seperti lift, pencucian mobil dll. Hal ini
juga dapat digunakan pada 
aplikasi industri seperti pengolahan dan mesin kemasan.

S7-300 dan S7-400 PLC digunakan untuk aplikasi yang lebih lebih
kompleks, yang dapat digunakan
untuk lebih banyak I/O.  keduanya adalah PLC yang modular dan di
expand. Power supply dan I / O
terdiri dari modul terpisah yang terhubung ke CPU. Pemilihan PLC baik S7-
300 atau S7-400 tergantung pada kompleksitas fungsi dan ekspansi yang
mungkin ada di masa mendatang. 

Dasar-Dasar PLC
APRIL 20, 2010 LEAVE A COMMENT
FUNGSI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLERS (PLC)
Fungsi dan kegunaan dari PLC dapat dikatakan hampir tidak terbatas. Tapi
dalam prakteknya dapat dibagi secara umum dan khusus.
Secara umum fungsi dari PLC adalah sebagai berikut :
1. Kontrol Sekuensial.
PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk
keperluan pemprosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC
menjaga agar semua step / langkah dalam proses sekuensial berlangsung
dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant.
PLC secara terus menerus memonitor suatu sistem (misalnya temperatur,
tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan
sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi
batas) atau menampilkan pesan tersebut ke operator.
BAHASA PEMPROGRAMAN
Terdapat banyak pilihan bahasa untuk membuat program dalam PLC.
Masing-masing bahasa mempunyai keuntungan dan kerugian tergantung
dari sudut pandang kita sebagai user / pemprogram. Pada umumnya
terdapat 2 bahasa pemprograman sederhana dari PLC , yaitu
pemprograman diagram ladder dan bahasa instruction list (mnemonic
code). Diagram Ladder adalah bahasa yang dimiliki oleh setiap PLC.
LADDER DIAGRAM
Diagram Ladder menggambarkan program dalam bentuk grafik. Diagram
ini dikembangkan dari kontak-kontak relay yang terstruktur yang
menggambarkan aliran arus listrik. Dalam diagram ladder terdapat dua
buah garis vertical dimana garis vertical sebelah kiri dihubungkan dengan
sumber tegangan positip catu daya dan garis sebelah kanan dihubungkan
dengan sumber tegangan negatip catu daya.
Program ladder ditulis menggunakan bentuk pictorial atau simbol yang
secara umum mirip dengan rangkaian kontrol relay. Program ditampilkan
pada layar dengan elemen-elemen seperti normally open contact, normally
closed contact, timer, counter, sequencer dll ditampilkan seperti dalam
bentuk pictorial.
Dibawah kondisi yang benar, listrik dapat mengalir dari rel sebelah kiri ke
rel sebelah kanan, jalur rel seperti ini disebut sebagai ladder line (garis
tangga). Peraturan secara umum di dalam menggambarkan program
ladder diagram adalah :
1. Daya mengalir dari rel kiri ke rel kanan
2. Output koil tidak boleh dihubungkan secara langsung di rel sebelah kiri.
3. Tidak ada kontak  yang diletakkan disebelah kanan output coil
4. Hanya diperbolehkan satu output koil pada ladder line.
Dari penjelasan diatas dapat dipresentasikan dengan bahasa ladder
sebagai berikut:
Gambar 1. Diagram Ladder

Diantara dua garis ini dipasang kontak-kontak yang menggambarkan


kontrol dari switch, sensor atau output. Satu baris dari diagram disebut
dengan satu rung. Input menggunakan symbol  | | (kontak normally open)
dan |/| (kontak normally close). Output mempunyai symbol  [  ] yang terletak
paling kanan.
1. Prinsip-prinsip Ladder Diagram PLC
Untuk memperlihatkan hubungan antara satu rangkaian fisik dengan ladder
diagram yang mempresentasikannya, lihatlah rangkaian motor listrik pada
gambar dibawah ini.
Motor dihubungkan ke sumber daya melalui 3 saklar yang dirangkai secara
seri ditambah saklar over load sebagai pengaman. Motor akan menyala
bila seluruh saklar dalam kondisi menutup.

Gambar 2. rangkaian start – stop motor


Kesimpulan :
1. Ladder diagram tersusun dari dua garis vertical yang mewakili rel daya
2. Diantara garis vertikal tersebut disusun garis horizontal yang disebut
rung (anak tangga) yang berfungsi untuk menempatkan komponen kontrol
sistem.
2. Praktek memori Circuit (Latch)
Rangkaian yang bersifat mengingat kondisi sebelumnya seringkali
dibutuhkan dalam kontrol logic. Pada rangkaian ini hasil keluaran dikunci
(latching) dengan menggunakan kontak hasil keluaran itu sendiri, sehingga
walaupun input sudah berubah, kondisi output tetap.

Gambar 3. Latching Circuit


About these ads

Rate this:
 

1 Vote

Share this:

 Facebook

 Twitter

 Em

prinsip kerja PLC


Sebuah PLC berisi  CPU (central processing unit) atau otak dari plc yang berisi sebuah aplikasi
program, modul interface input dan output yang terhubung secara langsung ke field I/O devices
dan lebih lengkapnya PLC dapat diartikan  sebuah alat kontrol yang bekerja berdasarkan pada
pemrograman dan eksekusi instruksi logika. PLC mempunyai fungsi internal seperti timer,
counter dan shift register. PLC beroperasi dengan cara memeriksa input dari sebuah proses guna
mengetahui statusnya kemudian sinyal input ini diproses berdasarkan instruksi logika yang telah
diprogram dalam memori. Dan sebagai hasilnya adalah berupa sinyal output. Sinyal output inilah
yang dipakai untuk mengendalikan peralatan atau mesin. Antarmuka (interface) yang terpasang
di PLC memungkinkan PLC dihubungkan secara langsung ke actuator atau transducer tanpa
memerlukan relay.
Struktur PLC dapat dibagi ke dalam empat komponen utama :
1.    Antarmuka ( interface ) input
2.    Antarmuka ( interface ) output
3.    Prosessing Unit ( CPU- Central Prosessing Unit )
4.    Unit memori

Arus informasinya dalam PLC akan mengikuti jalur yang sederhana seperti dibawah ini :
1.CPU akan membaca unit memori “
2.    Memeriksa status “ Antarmuka input “
3.    Memperbaharui status “ CPU “
4.    Memperbaharui status “ Antarmuka output “
Sedangkan prinsip kerja plc dapat diuraikan sebagai berikut : PLC merupakan peralatan
elektronik yang dibangun dari mikroprosesor untuk memonitor keadaan dariperalatan input
untuk kemudian di analisa sesuai dengan kebutuhan perencanan ( programmer) untuk
mengontrol keadaan output. Sinyal input diberikan kedalam input card.
Ada 2 jenis input card, yaitu :
1. Analog input card
2. Digital input card
Setiap input mempunyai alamat tertentu sehingga untuk mendeteksinya mikroprosesor
memanggil berdasarkan alamatnya. Banyaknya input yang dapat diproses tergantung jenis PLC-
nya. Sinyal output dikluarkan PLC sesuai dengan program yang dibuat oleh pemakai
berdasarkan analisa keadan input.
Ada 2 jenis output card, yaitu :
1. analog output card
2. digital output card
setiap ouput card mempunyai alamat tertentu dan diproses oleh mikroprosesor menurut
alamatnya. Banyaknya output tergantung jenis PLC- nya. Pada PLC juga dipersiapkan internal
input dan output untuk proses dalam PLC sesuai dengan kebutuhan program. Dimana internal
input dan output ini hanya sebagai flag dalam proses. Di dalam PLC juga dipersiapkan timer
yang dapat dibuat dalam konfigurasi on delai , off delai, on timer, off timer dan lain- lain sesuai
dengan programnya. Untuk memproses timer tersebut, PLC memanggil berdasarkan alamatnya.
Untuk melaksanakan sebagai kontrol system, PLC ini didukung oleh perangkat lunak yang
merupakan bagian peting dari PLC. Program PLC biasanyaterdiri dari 2 jenis yaitu ladder
diagram dan instruksi dasar diagram, setiap PLC mempunyai perbedaan dalam penulisan
program.

PLC: Diagram Tangga (Ladder) Dasar


Sebuah diagram tangga atau Iadder diagram terdiri dari sebuah garis
menurun ke bawah pada sisi kiri dengan garis-garis bercabang ke kanan.
Garis yang ada di sebelah sisi kiri disebut sebagai palang bis (bus bar),
sedangkan garis-garis cabang (the branching lines) adalah baris instruksi
atau anak tangga. Sepanjang garis instruksi ditempatkan berbagai macam
kondisi yang terhubungkan ke instruksi lain di sisi kanan. Kombinasi logika
dari kondisi-kondisi tersebut menyatakan kapan dan bagaimana instruksi
yang ada di sisi kanan tersebut dikerjakan.

Gambar 1. Contoh Diagram tangga


Sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1 tersebut, sepanjang garis
instruksi bisa bercabang-cabang lagi kemudian bergabung lagi. Garis-garis
pasangan vertikal (seperti lambang kapasitor) itulah yang disebut kondisi.
Pasangan garis vertikal yang tidak ada garis diagonalnya disebut sebagai
Normal Terbuka – Normally Open atau NO serta terkait dengan instruksi
LOAD (LD), AND atau OR. Sedangkan pasangan garis vertikal yang ada
garis diagonal-nya dinamakan Normal Tertutup – Normally Close atau NC
serta terkait dengan instruksi-instruksi LD NOT, AND NOT atau OR NOT.
Angka-angka yang terdapat pada masing-masing kondisi di gambar 1
tersebut merupakan bit operan instruksi. Status bit yang berkaitan dengan
masing-masing kondisi tersebut yang menentukan kondisi eksekusi dari
instruksi berikutnya.
Instruksi LOAD (LD) dan LOAD NOT (LD NOT)
Kondisi pertama yang mengawali sembarang blok logika di dalam diagram
tangga berkaitan dengan instruksi LOAD (LD) atau LD NOT. (LD NOT).
Masing-masing instruksi ini membutuhkan satu baris kode mnemonik.
Contoh untuk instruksi ini ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar 2. Contoh instruksi LD dan LD NOT


Sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2, karena hanya instruksi LOAD
atau LD NOT saja yang ada di garis instruksi (instruction line), maka
kondisi eksekusi untuk instruksi yang di sebelah kanan-nya adalah ON jika
kondisi-nya ON. Untuk contoh diagram tangga tersebut, instruksi LD (yaitu
untuk normal terbuka), kondisi eksekusi akan ON jika IR000.00 juga ON;
sebaliknya, untuk instruksi LD NOT (yaitu untuk normal tertutup), kondisi
eksekusi akan ON jika IR000.00 dalam kondisi OFF.
Instruksi AND dan AND NOT
Jika terdapat dua atau lebih kondisi yang dihubungkan secara seri pada
garis instruksi yang sama, maka kondisi yang pertama menggunakan
instruksi LD atau LD NOT dan sisanya menggunakan instruksi AND atau
AND NOT. Pada gambar 3 ditunjukkan sebuah penggalan diagram tangga
yang mengandung tiga kondisi yang dihubungkan secara seri pada garis
instruksi yang sama dan berkaitan dengan instruksi LD, AND NOT dan
AND. Dan sama seperti sebelumnya, masing-masing instruksi tersebut
membutuhkan satu baris kode mnemonik.
Gambar 3. Contoh penggunaan AND dan AND NOT
Instruksi yang digambarkan paling kanan sendiri (gambar 3) akan
memiliki kondisi eksekusi ON jika ketiga kondisi di kiri-nya semuanya ON,
dalam hal ini IR000.00 dalam kondisi ON, IR010.00 dalam kondisi OFF
dan LR00.00 dalam kondisi ON.
Instruksi AND dapat dibayangkan akan menghasilkan ON jika kedua
kondisi yang terhubungkan dengan instruksi ini dalam kondisi ON semua,
jika salah satu saja dalam kondisi OFF, apalagi dua-duanya OFF, maka
instruksi AND akan selalu menghasilkan OFF juga.
Instruksi OR dan OR NOT
Jika dua atau lebih kondisi dihubungkan secara paralel, artinya dalam garis
instruksi yang berbeda kemudian bergabung lagi dalam satu garis instruksi
yang sama, maka kondisi pertama terkait dengan instruksi LD atau LD
NOT dan sisanya berkaitan dengan instruksi OR atau OR NOT. Pada
gambar IV.6 ditunjukkan tiga buah kondisi yang berkaitan dengan
instruksi LD NOT, OR NOT dan OR. Sekali lagi, masing-masing instruksi
ini membutuhkan satu baris kode mnemonik.

Gambar 4. Contoh penggunaan OR dan OR NOT


Blok instruksi ini akan memiliki kondisi ekskusi ON jika cukup salah satu
dari ketiga kondisi dalam keadaan ON, misalnya IR000.00 dalam kondisi
OFF, IR0100.00 dalam kondisi OFF atau LR00.00 dalam kondisi ON.
Dalam hal ini instruksi OR dapat dibayangkan akan selalu menghasilkan
kondisi eksekusi ON jika salah satu saja dari dua atau lebih kondisi yang
terhubungkan dengan instruksi ini dalam kondisi ON.
Penyederhanaan Pemahaman Ladder Diagram Untuk Pemograman PLC
Tweet

18
Ladder Diagram (LD) adalah salah satu bahasa pemograman PLC yang umum digunakan
setelah bahasa pemograman Function Block Diagram (FBD}, Structure
Text (ST), Instruction List (IL) /Statement List (SL) dan Sequential Function Chart (SFC).

Tidak semua PLC support bahasa-bahasa pemograman diatas. Ada yang hanya support LD
saja, ada juga yang support LD, FBD,SFC,ST tergantung dari PLC yang kita pakai.

Berikut bahasa pemrograman yang digunakan oleh beberapa merek PLC :

1. Allen bradley PLC-5 & SLC-500  : Ladder Diagram (LD)


2. Allen bradley Logix 5000 family  : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram (FBD),
Sequential Function Chart (SFC), Structure Text (ST)
3. Omron CX-Programmer V8.1 : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram (FBD),
Sequential Function Chart (SFC)
4. Schneider : Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram (FBD), Sequential Function
Chart (SFC)
5. Siemens :  Ladder Diagram (LD), Function Block Diagram (FBD), Sequential Function
Chart (SFC), Instruction List (IL)

Nah.. sebagai awal belajar bahasa pemograman PLC, ada baiknya mengetahui dulu pengertian
Ladder  Diagram. Ladder  Diagram merupakan tiruan dari logika yang diaplikasikan langsung
oleh relay. Ladder Diagram banyak mengurangi kerumitan yang dihadapi oleh teknisi untuk
menyelesaikan tujuannya. Tapi bagaimanakah Ladder Diagram itu bekerja? atau dengan kata
lain, bagaimana sebenarnya representasi dari Ladder Diagram itu sehingga bisa menyusun
logika-logika boolean?

Wahhh... masih bingung khan?

Oke deeh.. langsung saja dengan penjelasan sederhana saya yahh..! 


Ladder Diagram sederhana dapat disamakan dengan wiring diagram yang banyak terdapat di
blogElektro Mekanik ini. Sebagai contoh saya ambil sebuah gambar pada artikel saya
sebelumnya, seperti dibawah ini.

Wiring Diagram Star Delta

Dari gambar wiring diagram Star Delta tersebut, secara tidak langsung saya sudah memberikan
gambaran dasar tentang Ladder Diagram. Entah karena kebiasaan atau hal lainnya atau juga
kurangnya pengetahuan aturan standard internasional penggunaan simbol kontak NO NC, saya
tidak pernah menggambarkan kontak NO dan NC di blog saya ini dengan simbol mirip

saklar,   atau juga bisa jadi MCB  , baik dalam


wiring diagram komponen Relay, Kontaktor dan Timer.

Kembali kepembahasan semula... 


Dari gambar diagram diatas, kita terlebih dahulu memodifikasi diagram dengan tidak merubah
fungsi dan urutan kerja rangkaian. Seperti pada gambar dibawah ini.

Pada gambar diatas, tombol ON OFF ditempatkan dari line input dengan sejajar, hal ini sangat
direkomendasikan untuk nantinya dapat anda ketahui sendiri sebabnya. Dan untuk
membuatnya menjadi sebuah gambar Ladder Diagram, kita perlu mengganti simbol tombol ON
OFF dengan simbol NO NC standard, seperti pada gambar dibawah ini.

klik gambar untuk memperbesar

Dan untuk mendapatkan gambar Ladder Diagram yang tersirat, silahkan anda memutar-mutar
gambar dengan program pengolah gambar sederhana semisal "PAINT" di PC anda. Atau bila
anda menggambarnya di lembar sampul plastik transparant dengan spidol, lihat saja gambar
dibaliknya. dan putarlah ke arah kiri 90°. Hasilnya akan dapat terlihat seperti gambar dibawah
ini..

Setelah melihat gambar Ladder Diagram dasar yang didapat, coba bandingkan dengan gambar
ladder diagram yang banyak terdapat digoogle image search. Seperti pada gambar dibawah ini.

klik gambar untuk memperbesar


Inti dari pembahasan artikel ini adalah bagaimana menggambar atau membuat sebuah Ladder
Diagram dari pemahaman anda tentang sebuah wiring diagram rangkaian. Sebab untuk
mengetahui dasar pemograman PLC, anda dituntut untuk mengetahui dasar sebuah kerja
rangkaian pengendali. 

Sekedar tips..

Untuk bisa menguasai bahasa pemograman Ladder Diagram, mulailah mencoba berlatih
membuatnya dengan cara-cara seperti diatas. Dimulai dari sebuah wiring diagram yang
dimodifikasi input ON OFFnya menjadi sejajar, sampai dengan hasil akhir dari pembolak-
balikkan gambar. Jika anda telah terbiasa membuat wiring diagram seperti cara-cara diatas,
maka anda akan dengan mudah membuat sebuah Ladder Diagram dan memahami maksud
tujuan dan mempelajari instruksi-intruksi lainnya yang terdapat pada sebuah Ladder Diagram
yang telah jadi.

Demikian saja pembahasan tentang Penyederhanaan Pemahaman Pengertian Ladder


Diagram Untuk Pemograman PLC ini, semoga bermanfaat

______________________________
Sumber: http://electric-mechanic.blogspot.com

Simbol Ladder Diagram (Seri Belajar PLC)


 Oktober 21st, 2013   Musbikhin

Simbol Ladder Diagram

Materi ini melanjutkan seri belajar PLC dari seorang pemula yang mencoba jadi orang bermanfaat :), seperti pada postingan sebelumnya
yaitu pemrograman PLC, symbol ladder diagram digunakan digunakan pada pemrograman plc berbasis Grafis yaitu pada metode diagram tangga
atau ladder diagram,
Simbol ladder diagram ini terdiri dari berbagai simbol diantaranya yaitu :
 Load/LD
Input normally open yaitu input dengan kondisi awal dalam keadaan terbuka.

  Load Not/LD Not

Input normally close yaitu input dengan kondisi awal dalam keadaan tertutup/close

 AND

Menghubungkan dua atau lebih input dalam bentuk normally open secara seri

  AND Not

Menghubungkan dua atau lebih input dalam bentuk normally close.

  OR

 
 

Menghubungkan dua atau lebih input dalam bentuk normally open secara parallel

 OR Not

Menghubungkan dua atau lebih input dalam bentuk normally close secara parallel.

 OUT

Sebagai output, output akan on apabila kondisi semua input terpenuhi.

 END

Untuk mengakhiri semua instruksi pada logika pemrograman.

Tulisan terkait dengan Simbol Ladder Diagram (Seri Belajar PLC)

Pemrograman PLC (Seri Belajar PLC)


Konsep Logika ( Seri Belajar PLC )

Game Moto Racer

Daftar IC TTL dan CMOS Gerbang Logika Dasar


Share on facebookShare on twitterShare on emailShare on pinterest_shareMore Sharing Services0

 Posted in PLC

Prinsip Kerja Ladder Diagram dalam PLC


11022008
Dalam dunia kendali, Ladder Diagram sudah menjadi hal yang tidak asing lagi. Ladder Diagram adalah
metoda pemrograman yang umum digunakan pada PLC. Ladder Diagram merupakan tiruan dari logika
yang diaplikasikan langsung oleh relay. Ladder Diagram banyak mengurangi kerumitan yang dihadapi
oleh teknisi untuk menyelesaikan tujuannya. Tapi bagaimanakah Ladder Diagram itu bekerja? atau
dengan kata lain, bagaimana sebenarnya representasi dari Ladder Diagram itu sehingga bisa menyusun
logika-logika boolean?

Sebelum membahas ke permasalahan utama, ada baiknya kita mengerti dulu apa itu relay.  Relay adalah
peralatan sederhana yang menggunakan medan magnetik untuk mengontrol saklar, seperti pada
gambar berikut.

 
Gambar 01. Relay

Ketika tegangan diberikan pada masukan koil, arus yang tercipta menghasilkan medan magnetik. Medan
inilah yang akan menarik saklar metal ke arahnya dan akan menyentuh bagian saklar yang lain. Akibat
dari mekanisme ini adalah rangkaian yang sebelumnya rangkaian terbuka menjadi rangkaian tertutup.
Sifat relay yang seperti ini (menjadi rangkaian tertutup setelah diberikan tegangan) disebut dengan
normally open. Dengan demikian, normally closed relay adalah relay yang akan menjadi rangkaian
terbuka setelah diberikan tegangan. Umumnya, relay digambarkan oleh diagram skematik menggunakan
sebuah lingkaran yang menggambarkan koil masukan. Kontak output ditunjukkan oleh dua garis paralel.
Kontak normally open digambarkan dengan 2 garis dan akan terbuka (non-conducting) apabila tidak
diberikan energi. Normally closed adalah yang sebaliknya dan digambarkan oleh dua garis dengan garis
diagonal yang memotong kedua garis tersebut. Saat tidak diberikan energi, keadaan relay adalah
tertutup (conducting).

Relay digunakan agar keadaan satu sumber (terbuka atau tertutup) energi dapat mengatur keadaan
sumber energi (terbuka atau tertutup) lainnya yang biasanya memiliki arus yang lebih besar dan kedua
sumber energi ini saling terisolasi satu sama lain (tidak  terhubung secara langsung). Relay merupakan
komponen utama dalam PLC.Contoh sederhana dari penggunaan relay ditunjukkan oleh gambar berikut.

 
Gambar 02. Analogi Ladder Diagram

Pada sistem ini, relay pertama pada gambar kiri bersifat normally closed dan akan mengalirkan arus
terus hingga terdapat tegangan yang diaplikasikan pada relay ini (input A). Relay kedua adalah normally
open dan tidak akan mengalirkan arus sampai ada tegangan yang diaplikasikan ke relay ini (input B). Jika
arus mengalir pada kedua relay yang pertama, maka arus juga akan mengalir pada relay ketiga dan akan
menutup saklar pada output C. Rangkaian seperti ini umum digambarkan pada sk

ematik Ladder Diagram pada gambar tersebut. Secara logika, diagram ini dapat dibaca sebagai berikut: C
akan “on” ketika A “off” dan B “on”.

Dalam logika Boolean dirumuskan sebagai C = A’.B

Gambar 03. Skematik Gerbang Digital yang Ekivalen

 
Gambar berikut ini merupakan contoh yang lebih kompleks pada aplikasi dalam PLC, dengan 2 buah
tombol pada input.

Gambar 04. Contoh Aplikasi dalam PLC

About these ads

Loading...

« Metode Sliding Mode Control (1)Ladder Diagram vs Logika Boolean »

Anda mungkin juga menyukai