Anda di halaman 1dari 55

MODUL PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC)

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.

Tujuan Pembelajaran:
1. Menjelaskan pengertian, prisip kerja, struktur, dan macam-macam
input/output dari Programmable Logic Control (PLC).
2. Mengerti tentang bagian-bagian, spesifikasi, port teriminal dari PLC Omron
CP1L.
3. Memahami konsep dari gerbang logika dalam rangkaian PLC.
4. Mengerti cara konfigurasi dan memprogram ladder diagram pada CX
Programmer.
5. Mengerti Instruksi-Instruksi ladder diagram dalam CX Programmer.

1.1 Pengertian PLC


Programmable Logic Control (PLC) adalah suatu peralatan elektronik yang
bekerja secara digital, memiliki memori yang dapat diprogram menyimpan
perintah-perintah untuk melakukan fungsi-fungsi khusus seperti logic, sequening,
timing, counting, dan aritmatika untuk mengontrol berbagai jenis mesin atau proses
melalui analog atau digital input/output modules (National Electrical Manufacture
Association (NEMA) ICS3-1978 Part ICS3-304).
Jadi singkatya PLC adalah suatu peralatan kontrol yang dapat diprogram
untuk mengontrol proses atau operasi mesin. Kontrol program dari PLC adalah
menganalisa sinyal input kemudian mengatur keadaan output sesuai dengan
keinginan pemakai. Keadaan input PLC digunakan dan disimpan didalam memory
dimana PLC melakukan instruksi logika yang di program pada keadaan inputnya.
Peralatan input dapat berupa sensor photo elektrik, push button pada panel kontrol,
limit switch, relay, contactor, atau peralatan lainnya dimana dapat menghasilkan
suatu sinyal yang dapat masuk ke dalam PLC.
Peralatan output dapat berupa switch yang menyalakan lampu indikator, relay
yang menggerakkan motor atau peralatan lain yang dapat digerakkan oleh sinyal
output dari PLC. Selain itu PLC juga menggunakan memory yang dapat diprogram
untuk menyimpan instruksi–instruksi yang melaksanakan fungsi–fungsi khusus

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 1
seperti: logika pewaktuan, sekuensial dan aritmetika yang dapat mengendalikan
suatu proses melalui modul – modul I/O baik analog maupun digital.
Dengan kemampuan PLC yang seperti memiliki "otak" yaitu berupa
mikroprosesor, sering digunakan pada otomasi proses industri seperti pengawasan
dan pengontrolan mesin-mesin produksi. Bahasa pemrograman yang digunakan
untuk mengoperasikan PLC berbeda dengan Bahasa pemrograman biasa. Bahasa
yang digunakan adalah Ladder, yang hanya berisi inputproses-output. Disebut
Ladder, karena bentuk tampilan bahasa pemrogramannya memang seperti tampilan
tangga.

Gambar 1. Contoh bentuk dan brand PLC

1.2 Prinsip Kerja PLC


PLC merupakan peralatan elektronik yang dibangun dari mikroprosesor
untuk memonitor keadaan dari peralatan input untuk kemudian di analisa sesuai
dengan kebutuhan perencana (programmer) untuk mengontrol keadaan output.
Sinyal input diberikan kedalam input card.
Ada 2 jenis input card, yaitu:
1. Analog input card
2. Digital input card
Setiap input mempunyai alamat tertentu sehingga untuk mendeteksinya
mikroprosesor memanggil berdasarkan alamatnya. Banyaknya input yang dapat
diproses tergantung jenis PLC- nya. Sinyal output dikeluarkan PLC sesuai dengan
program yang dibuat oleh pemakai berdasarkan analisa keadan input.
Ada 2 jenis output card, yaitu:
1. Analog output card
2. Digital output card

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 2
Setiap ouput card mempunyai alamat tertentu dan diproses oleh
mikroprosesor menurut alamatnya. Banyaknya output tergantung jenis PLC- nya.
Pada PLC juga dipersiapkan internal input dan output untuk proses dalam PLC
sesuai dengan kebutuhan program. Dimana internal input dan output ini hanya
sebagai flag dalam proses. Di dalam PLC juga dipersiapkan timer yang dapat dibuat
dalam konfigurasi on delai, off delai, on timer, off timer dan lain- lain sesuai dengan
programnya. Untuk memproses timer tersebut, PLC memanggil berdasarkan
alamatnya. Untuk melaksanakan sebagai kontrol system, PLC ini didukung oleh
perangkat lunak yang merupakan bagian peting dari PLC. Program PLC
biasanyaterdiri dari 2 jenis yaitu ladder diagram dan instruksi dasar diagram, setiap
PLC mempunyai perbedaan dalam penulisan program.

1.2.1 Struktur Dasar PLC


Ada 4 struktur dasar PLC yaitu:
1. Central Processing Unit (CPU)
2. Memory
3. Input / Output
4. Power Supply

Gambar 2. Struktur PLC

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 3
1. Central Processing Unit (CPU)
CPU berfungsi untuk mengontrol dan mengawasi semua pengopersian
dalam PLC, melaksanakan program yang disimpan didalam memory. Selain itu
CPU juga memproses dan menghitung waktu memonitor waktu pelaksanaan
perangkat lunak dan menterjemahkan program perantara yang berisi logika dan
waktu yang dibutuhkan untuk komunikasi data dengan pemrogram.

2. Memory
Memory yang terdapat dalam PLC berfungsi untuk menyimpan program
dan memberikan lokasi–lokasi dimana hasil–hasil perhitungan dapat disimpan
didalamnya. PLC menggunakan peralatan memory semi konduktor seperti RAM
(Random Acces Memory), ROM (Read Only Memory), dan PROM
(Programmable Read Only Memory) RAM mempunyai waktu akses yang cepat
dan program – program yang terdapat didalamnya dapat deprogram ulang sesuai
dengan keinginan pemakainya. RAM disebut juga sebagai volatile memory,
maksudnya program program yang terdapat mudah hilang jika supply listrik
padam. Dengan demikian untuk mengatasiu supply listrik yang padam tersebut
maka diberi supply cadangan daya listrik berupa baterai yang disimpan pada
RAM. Seringkalo CMOS RAM dipilih untuk pemakaian power yang rendah.
Baterai ini mempunyai jangka waktu kira – kira lima tahun sebelum harus
diganti.

3. Input / Output
Sebagaimana PLC yang direncanakan untuk mngontrol sebuah proses atau
operasi mesin, maka peran modul input / output sangatlah penting karena modul
ini merupakan suatu perantara antara perangkat kontrol dengan CPU. Suatu
peralatan yang dihubungkan ke PLC dimana megirimkan suatu sinyal ke PLC
dinamakan peralatan input. Sinyal masuk kedalam PLC melalui terminal atau
melalui kaki – kaki penghubung pada unit. Tempat dimana sinyal memasuki
PLC dinamakan input poin, Input poin ini memberikan suatu lokasi didalam
memory dimana mewakili keadaannya, lokasi memori ini dinamakan input bit.
Ada juga output bit di dalam memori dimana diberikan oleh output poin pada

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 4
unit, sinyal output dikirim ke peralatan output. Setiap input / output memiliki
alamat dan nomor urutan khusus yang digunakan selama membuat program
untuk memonitor satu persatu aktivitas input dan output didalam program.
Indikasi urutan status dari input output ditandai Light Emiting Diode (LED) pada
PLC atau modul input / output, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
pengecekan proses pengoperasian input / output dari PLC itu sendiri.

4. Power Supply
PLC tidak akan beroperasi bila tidak ada supply daya listrik. Power supply
merubah tegangan input menjadi tegangan listrik yang dibutuhkan oleh PLC.
Dengan kata lain sebuah suplai daya listrik mengkonversikan suplai daya PLN
(220 V) ke daya yang dibutuhkan CPU atau modul input / output.

1.2.2 Input dan Output pada PLC


Nilai dari sinyal Input dan Output dari PLC tersebut, dibagi menjadi dua jenis,
yaitu:
• Sinyal Input dan Output dalam bentuk Digital
• Sinyal Input dan Output dalam bentuk Analog

Gambar 3. Jenis Sinyal Input/Output

Sinyal Input PLC dalam bentuk Digital adalah suatu nilai masukan informasi
(Input) yang hanya memiliki dua kondisi (Sinyal Biner). Nilai dalam bentuk Digital

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 5
ini biasanya hanya memiliki dua pilihan yang biasa dilambangkan dengan angka 0
(Low) dan 1 (High). Atau umumnya dapat diartikan sinyal yang diterima berupa
terhubung (On) atau terputus (Off). Karena hanya memiliki dua nilai, maka sinyal
digital ini tidak mudah terpengaruh oleh noise. Sinyal digital ini diterima PLC dari
suatu alat sistem kontrol Digital. Contoh peralatan yang mengirim sinyal digital
Input: Level Switch (Low Level, High Level), Limit Switch (Valve Actuator),
Proximity Switch, Contact Point NO/NC, Relay atau Contactor, Tombol, Push
button, emergency stop, selector switch, dan lainnya.
Sama halnya dengan sinyal Digital Input, Sinyal Output PLC dalam bentuk
Digital adalah nilai keluaran atau perintah yang dikirimkan PLC ke suatu alat yang
juga bekerja secara Digital. Sinyal Digital dapat diartikan suatu perintah yang hanya
memiliki dua kondisi (sinyal biner) yang dikirimkan ke sistem kontrol. Seperti
contohnya On-Off, buka-tutup, Run-stop pada suatu alat digital yang menerima
sinyal tersebut. Contoh peralatan yang menerima sinyal digital Output: Electro
motor, Pump, Valve, Machine, dan lainnya.
Sinyal Input PLC dalam bentuk Analog adalah suatu masukan informasi yang
memiliki beberapa kondisi Sinyal yang kontinyu (berkelanjutan) yang diterima oleh
PLC dari suatu alat Instrument Analog. Biasanya dinyatakan dalam gelombang
sinusoidal. Sinyal Analog dapat berupa rentang nilai antara 4mA - 20mA, 0V - 10V,
100ohm - 250ohm, dan berbagai rentang nilai lainnya. Input Analog memiliki dua
parameter penting yaitu amplitudo dan frekuensi. Contoh peralatan yang mengirim
sinyal Analog Input: Pressure Transmitter, Level Transmitter, Flow Transmitter,
Speed Indicator Controller (SIC), Temperature Transmitter, RTD (Resistance
Temperature Detector), dan lainnya.
Sama halnya dengan sinyal Analog Input, nilai sinyal Analog Output adalah
suatu perintah yang dikirimkan PLC ke suatu alat bersifat Analog berikutnya.
Sinyal Analog ini juga memiliki beberapa kondisi Sinyal yang kontinyu
(berkelanjutan) yang dikirimkan ke sistem kontrol Berbagai macam alat instrument
yang bekerja berdasarkan nilai Analog yang diterimanya. Jika digambarkan dengan
nyala LED maka dalam kondisi 1 LED hanya menyala redup, kondisi 2 LED
menyala dan kondisi 3 LED menyala terang sekali. Beberapa Contoh peralatan

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 6
yang menerima sinyal Analog Output, antara lain: Control Valve, Control Speed,
Inverter, VFD, VSD, dan berbagai alat instrument lainnya.
Perbedaan sinyal Input dan Output PLC antara sinyal dalam bentuk Digital
dan Analog dapat dilihat dari rentang perubahan atau kejadiannya. Jika pada sinyal
digital hanya memiliki dua rentang yaitu On-Off, sedangkan sinyal dalam bentuk
Analog memiliki rentang yang lebih Variatif dan berkelanjutan.

1.3 PLC Omron Sysmac CP1L


PLC Omron Sysmac CP1L adalah salah satu produk PLC dari Omron yang
terbaru. CP1L merupakan PLC tipe compact/paket yang tersedia dengan 10, 14, 20,
30, 40 atau 60 buah I/O (input/output). Sistem input outputnya berupa bit. Atau
lebih dikenal dengan PLC tipe relay karena hanya membaca masukan (input) dan
menghasilkan keluaran (output) dengan logika 1 atau 0.

Gambar 4. PLC Omron Sysmac CP1L

1.3.1 Bagian-bagian PLC Omron CP1L


Berikut bagian-bagian dari PLC Omron Sysmac tipe CP1L yang mempunyai
30 I/O points yaitu 18 input dan 12 output:

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 7
Gambar 5. Bagian-bagian PLC Omron CP1L

Tabel 1. Keterangan bagian PLC Omron CP1L

No Nama Keterangan
1 Battery Untuk mempertahankan waktu internal dan
memori RAM ketika power suplai mati
2 Peripheral USB Tempat penghubung ke komputer
port
3 Operation Indikator status operasi dari CP1L seperti power
indicators status, mode operasi, eror, dan komunikasi USB
4 Terminal block Penghubung kabel power suplai, ground, dan input
5 Input indicators Lampu indikator input, menyala jika kontak
terminal input terhubung kecuali untuk terminal
input analog
6 Expansion I/O unit Penghubung tambahan input/output PLC
connector
7 Output Indicators Lampu indikator output, menyala jika kontak
terminal output terhubung kecuali untuk terminal
output analog

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 8
8 External power Terminal untuk external power suplai sebesar 24
supply and output VDC dengan maksimal 300 mA, dan sebagai
terminal block penghubung kabel output
9 Memory cassette Tempat untuk menancapkan kaset memori
slot
10 Option board slot Tempat pemasangan board tambahan seperti RS-
232C, RS-422A/485, LCD option board, dan
Ethernet option board

Dan spesifikasi PLC Omron Sysmac CP1L dengan 30 I/O adalah sebagai
berikut:

Tabel 2. Spesifikasi PLC Omron CP1L

Item CPU Units with 30 I/O Points


Supply Voltage AC Power 100 to 240 VAC, 50/60 Hz
DC Power 24 VDC
Operating Voltage AC Power 85 t0 264 VAC
Range DC Power 20.4 to 26.4 VDC
Power AC Power 60 VV max
Consumtion DC Power 20 W max
Inrush Current AC Power 60 A max
DC Power 20 A maxw
External Supply 24 VDC
Power Supply Voltage
(AC Power Output 300 mA: Use for input device only. Cannot
supplies only) Capacity be used to drive outputs (when the external
power supply provides an overcurrent or is
short circuited.
Insulation resistance 20 MΩ min. (at 500 VDC) between the
external AC and Protective earth terminals

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 9
Dielectric Strength 2,300 VAC 50/80 Hz for 1 min between the
external AC and protective earth terminals,
leakage current: 10 mA max
Noice Immunity Conform to IEC6100-4-4; 2 KV (power
lines)
Vibration resistance 10 to 57 Hz, 0.075-mm Amplitude, 57 to
150 Hz, acceleration: 9,8 m/s2 in X, Y, and
Z directions for 80 minutes each (time
coefficient; 8 minutes x coefficient factor 10
= total time 80 minutes)
Shock Resistance 147 m/s2 three times each in X, Y, and Z
directions
Ambient Temperature Operating: 0° to 55° C
Storage: -20° - 75° C
Humidity 10% to90% (with condensation)
Atmosphere Must be free from corrosive gas
Terminal screw size M3
Power interrupt time AC Power supply: 10ms min. DC Power
supply: 2ms min. (A power interruption
occurs if power falls below 85% of the rated
voltage for longer than the power interrupt
time)
CPU unit weight AC Power 700 g max
DC Power 600 g max
Expansion I/O Unit Weight Units with 20 I/O points: 300 g max.
Units with 8 output points: 250 g max.
Units with 8 input points: 200 g max.
Expansion Unit Weight Analog I/O units: 150 g max Temperature
sensor units: 250 g max.
Compo bus I/O Link units: 200 g max.

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 10
1.3.2 Port Terminal Input Output PLC Omron CP1L
Port pada PLC CP1L 30 I/O terdiri dari 18 buah terminal input yaitu dari CIO
0.00 – 0.11 dan CIO 1.00 – 1.05. Untuk port outputnya terdapat 12 buah terminal
yaitu dari CIO 100.00 – 100.07 dan CIO 101.00 – 100.03. Pada port input terdapat
dua buah terminal untuk masukan suplai AC PLC yaitu pada terminal L1 dan L2/N.
Port input terhubung pada satu titik COM (common). Masukkan pada terminal
COM dapat berupa polaritas + atau negatif -.

Gambar 6. Port terminal input PLC Omron CP1L

Pada port output terdapat 4 buah titik COM. Masing masing titik COM
terhubung dengan titik output yang dibatasi dengan garis batas seperti yang terlihat
pada gambar dibawah ini.

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 11
Gambar 7. Port terminal output PLC Omron CP1L

Pada model AC power supply terdapat output 24 VDC pada terminal + dan -
. Suplai ini dapat digunakan untuk suplai VDC pada terminal input.

1.3.3 Pengalamatan Input dan Output PLC Omron CP1L


PLC Omron Sysmac tipe CP1L seri L20D mempunyai 20 I/O yaitu 12 alamat
input dan 8 alamat output, berikut alamat yang ada pada CP1L L20D:

Tabel 3. Tabel pengalamatan input dan output PLC Omron CP1L

No Alamat Input Alamat Output


CIO 0 CIO 1 CIO 100 CIO 101
1 0.00 100.00
2 0.01 100.01
3 0.02 100.02
4 0.03 100.03
5 0.04 100.04
6 0.05 100.05

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 12
7 0.06 100.06
8 0.07 100.07
9 0.08 101.00
10 0.09 101.01
11 0.10 101.02
12 0.11 101.03
13 1.00
14 1.01
15 1.02
16 1.03
17 1.04
18 1.05

1.4 Konfigurasi Software CX Programmer


Software aplikasi yang digunakan untuk memprogram semua jenis PLC
Omron adalah CX-Programmer yang dikembangkan juga oleh Omron Elektronik.
Pada modul ini akan menjelaskan cara pemrograman menggunakan CX-
Programmer versi 9.1. Tahap awal yang harus dilakukan adalah menginstall
software CX-Programmer 9.1. Setelah selesai proses penginstallannya kemudian
bisa langsung dicoba untuk mengaktifkannya. Cara mengaktifkannya khususnya
pada Windows 10 adalah sebagai berikut:
Taruh cursor ke kolom searching dan tulis kata “cx” maka akan langsung
mucul di hasil searching paling atas “CX Programmer” seperti tampilan pada
gambar berikut.

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 13
Gambar 8. Cari CX Progammer di searching

Untuk mempermudah pengaktifan aplikasi bisa membuat shortcut pada


tampilan desktop yang nantinya cukup double klik pada icon CX Programmer
seperti pada gambar berikut.

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 14
Gambar 9. Shortcut CX Progammer

Setelah aplikasi CX-Programmer dibuka maka akan muncul jendela seperti


pada gambar dibawah ini.

Gambar 10. Tampilan jendela CX programmer

Untuk membuat program baru klik icon “New” pada pojok kiri atas Lihat
gambar dibawah ini.

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 15
Gambar 11. Ikon new program

Setelah itu akan muncul kotak dialog pemilihan PLC seperti pada gambar
berikut. Kemudian pilih type PLC sebagai contoh “CP1L” dan kemudian klik
setting untuk memilih tipe CPU sebagai contoh “L” seperti gambar berikut. Setelah
itu klik OK.

Gambar 12. Pilihan tipe PLC Omron

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 16
Gambar 13. Pilihan tipe CPU

Setelah klik OK maka akan muncul seperti gambar berikut beserta


keterangannya.

Gambar 14. Bagian-bagian jendela CX Progammer

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 17
Tabel 4. Keterangan bagian-bagian jendela CX Programmer

No Nama Isi/Fungsi
1 Title Bar Menampilkan nama file yang sedang dibuat/sudah
tersimpan di CX-Programmer
2 Menus Pilihan item-item menu
3 Toolbars Pilihan icon-icon fungsi toolbar
4 Project Pengontrolan program dan data. Bisa untuk
Workspace/ mengkopi elemen data dengan drag dan drop
Project Tree diantara macam-macam projek.
5 Section Digunakan untuk membagi suatu program menjadi
beberapa blok. Setiap blok bia dibuat dan
ditampilkan.
6 Ladder Window Tampilan untuk membuat dan megedit suatu ladder
diagram
7 Information Menampilkan kunci-kunci shortcut dasar yang
Window digunakan di CX-Programmer
8 Symbol Bar Menampilkan nama, alamat, nilai, dan komen dari
simbol yang sedang dipilih oleh kursor
9 Output Window Menampilkan informasi error dan menampilkan
hasil pencarian untuk kontak dan koil pada daftar
tabel
10 Status Bar Menampilkan informasi seperti nama PLC, sedang
online atau offline, dan lokasi sel yang aktif.

1.4.1 Cara Memasukkan Simbol Ladder Diagram


Cara memasukkan simbol ladder diagram bisa dengan mengklik icon yang
ada di toolbar seperti pada gambar berikut atau juga bisa dengan menggunakan
shortcut yang ada di jendela informasi. Berikut shortcut dan penjelasan dari masing-
masing simbol yang sering dipakai.

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 18
Gambar 15. Simbol-simbol pada CX Programmer

Tabel 5. Keterangan dan shortcut simbol -simbol CX Programmer

No Nama Fungsi Shortcut


1 Contact NO Membuat tombol normally open “C”
2 Contact NC Membuat tombol normally close “/”
3 Contact NO OR Membuat tombol normally open secara “W”
parallel
4 Contact NC OR Membuat tombol normally close secara “X”
parallel
5 Line Vertical Membuat garis sambungan vertikal “Ctrl +
right/left”
6 Line Horizontal Membuat garis sambungan horisontal “Ctrl +
up/down”
7 Coil NO Membuat coil normally open “O”
9 Coil NC Membuat coil normally close “Q”
8 PLC Instruction Membuat instruksi seperti Timer, Counter, “I”
Mov, Scaling, Difu, IL – ILC dll

Setelah memasukkan simbol kedalam jendela ladder diagram yang


diinginkan atau setelah menekan tombol shortcut pada area yang diinginkan, yaitu
dengan ditunjukan balok warna biru pada jendela ladder diagram, maka setelah itu
akan diminta address/alamat dan komentar/nama seperti gambar berikut.

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 19
Gambar 16. Tampilan pengisian alamat dan nama program

1.4.2 Proses Membuat Ladder Diagram di CX Programmer


Berikut cara membuat ladder diagram sederhana di CX Programmer
1. Membuat push button Saklar

• Klik simbol kontak NO kemudian taruh pada ujung blok di Rung


0 atau ketik shortcut “C”
• Setelah muncul kotak dialog New Contact → ketik address 0.01, klik
OK
• Muncul kotak dialog Comment → ketik Saklar, klik OK

Gambar 17. Pemasangan kontak NO

2. Membuat koil Lampu

• Klik simbol koil kemudian taruh pada blok selanjutnya di Rung


0 atau ketik shortcut “O”

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 20
• Setelah muncul kotak dialog New Coil → ketik address 100.00, klik
OK
• Muncul kotak dialog Comment → ketik Lampu, klik OK

Gambar 18. Pemasangan koil

3. Membuat instruksi END

• Untuk mengakhiri rangkaian, klik taruh blok warna biru di ujung


Rung 1 atau ketik shortcut “I”
• Setelah muncul kotak dialog New Instruction → ketik address 100.00,
klik OK

Gambar 19. Pemasangan Instruksi END

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 21
4. Simpan program

• Simpan program tersebut dengan klik simbol Save atau dengan


shortcut “Ctrl+S” dan beri nama Rangkaian Sederhana.

Gambar 20. Penyimpanan program

5. Simulasi Program
• Sebelum mensimulasikan program pastikan dinding Rung tidak
berwarna merah yang menandakan dalam program ada yang error atau
belum selesainya progam
• Klik simbol Work Online Simulator atau dengan shortcut
“Ctrl+Shift+W”
• Setelah tunggu sebetar proses transfer, tampilan akan berubah sebagai
berikut

Gambar 21. Simulasi program

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 22
6. Menjalankan simulator
• Taruh kursor pada bagian ladder diagram yang akan dijalankan missal
bagian saklar
• Klik dua kali, kemudian ketik value 1 sebagai logika aktif/jalan atau
bisa juga dengan shortcut “Ctrl+J”
• Maka akan tampil warna hijau seperti aliran arus sampai ke bagian
lampu yang menandakan lampu dalam keadaan aktif

Gambar 22. Input nilai 1 pada kontak

Gambar 23. Simulasi program berjalan

7. Menonaktifkan simulator
• Untuk memberhentikan simulator, klik pada bagian yang mau
diberhentikan pada ladder diagram, kemudian ketik value 0 yang
menandakan logika nonaktif/berhenti atau ketik shortcut “Ctrl+K”
• Sedangkan untuk keluar dari simulator klik lagi simbol Work Online
Simulator atau dengan shortcut “Ctrl+Shift+W”

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 23
Gambar 24. Input nilai 0 pada kontak

Gambar 25. Simulasi program non aktif

Contoh 1.1
Program Sederhana: Start Stop Lampu
Sebuah lampu dinyalakan melaui tombol Start dan dimatikan melalui tombol
Stop.
Algoritma Kontrol
➢ Tekan tombol Start, maka lampu akan menyala
➢ Tekan tombol Stop, maka lampu akan mati.
Tabel Pegalamatan
Tabel pengalamatan adalah tabel yang berisi fungsi input-output dan alamat
masing-masing fungsi tersebut. Tabel pengalamatan berguna untuk membantu
Programmer mengidentifikasi input dan output sehingga akan mempersingkat
waktu pemrograman.

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 24
Tabel 6. Tabel pengalamatan start-stop lampu

No Alamat Tipe Nama Keterangan


1 0.00 Input Start Push Button NO
2 0.01 Input Stop Push Button NC
3 100.00 Output Lampu Contactor Coil

Ladder Diagram

Gambar 26. Rangkaian start-stop lampu

Gambar 27. Lacthing (penguncian) dalam ladder diagram

Pada warna merah diatas merupakan rangkaian parallel logika OR dengan


kombinasi atas NO sebagai tombol start dan yang bawah adalah NO juga namun
sebagai trigger internal dari koil lampu yang alamatnya juga sama dengan lampu.
Jadi ketika lampu diaktifkan maka kontak NO lampu juga akan aktif dengan input
1 maka akan ada aliran arus dari kontak NO lampu menuju ke koil lampu. Sehingga
lampu akan terus aktif meskipun tombol start sudah tidak aktif (logika 0). Istilah ini
dinamakan sebagai latching (penguncian).
Setelah disimulasikan akan terlihat ketika tombol Start diberi logika 1 aktif
maka lampu akan menyala/aktif, ketika tombol Start dilepas maka lampu tetap

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 25
menyala/aktif, dan ketika tombol Stop diberi logika 1 maka lampu akan off/nonaktif
seperti pada gambar berikut.

Gambar 28. Simulasi 1.1 ketika tombol start aktif

Gambar 29. Simulasi 1.1 ketika tombol start nonaktif

Gambar 30. Simulasi 1.1 ketika tombol stop aktif

1.4.3 Transfer Program ke PLC


Jika program (ladder) sudah diyakini benar, langkah berikutnya adalah
melakukan transfer program ke PLC.
Langkah persiapan: Pastikan bahwa
1. Program sudah benar dan disimpan ke komputer
2. Kabel data dari komputer ke PLC sudah terpasang
3. PLC sudah terhubung ke power supply (sudah aktif)
4. CX simulator tidak sedang aktif

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 26
Transfer program ke PLC:
1. Klik ikon Work Online, atau tekan tombol keyboard Ctrl + W
2. Klik menu PLC
3. Pilih Transfer
4. Pilih To PLC
5. Tunggu beberapa saat, ikuti perintah/pesan yang muncul pada monitor.

Gambar 31. Tahapan transfer program ke PLC

1.5 Gerbang Logika


Gerbang Logika (Logic Gates) adalah sebuah entitas untuk melakukan
pengolahan masaukan logik atau input-input yang berupa bilangan biner (hanya
terdapat 2 kode bilangan biner yaitu, angka 1 dan 0) dengan menggunakan Teori
Matematika Boolean sehingga dihasilkan sebuah sinyal keluaran logik atau sinyal
output yang dapat digunakan untuk proses berikutnya.
Ada tujuh jenis gerbang logika:
• Gerbang AND
Adalah gerbang yang dibentuk dari hasil perkalian. Apabila semua
/salah satu input bernilai logika 0, maka akan menghasilkan output logika 0.
Sedangkan jika semua input bernilai logika 1, maka akan menghasilkan
output logika 1. Berikut tabel kebenarannya gerbang AND.

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 27
Tabel 7. Logika AND

X Y Z
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1

• Gerbang OR
Adalah gerbang yang dibentuk dari hasil penjumlahan. Apabila semua
/salah satu input bernilai logika 1, maka akan menghasilkan output logika 1.
Sedangkan jika semua input bernilai logika 0, maka akan menghasilkan
output logika 0. Berikut tabel kebenarannya gerbang OR.

Tabel 8. Logika OR

X Y Z
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1

• Gerbang NOT
Adalah Gerbang yang di bentuk karena pernyataan negasi dari nilai
yang di inputkan. Fungsi Gerbang NOT adalah sebagai Inverter (pembalik).
Nilai output akan berlawanan dengan inputnya. Berikut tabel kebenarannya
gerbang NOT.

Tabel 9. Logika NOT

X Z
0 1
1 0

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 28
• Gerbang NAND
Adalah gerbang NOT AND yang dibentuk dari gerbang AND yang
kemudian hasilnya di negasikan. Apabila semua /salah satu input bernilai
logika 0, maka akan menghasilkan output logika 1. Sedangkan jika semua
input bernilai logika 1, maka akan menghasilkan output logika 0. Berikut
tabel kebenarannya gerbang NAND.

Tabel 10. Logika NAND

X Y Z
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0

• Gerbang NOR
Adalah gerbang NOT OR yang dibentuk dari gerbang OR yang hasilnya
di negasikan. Apabila semua /salah satu input bernilai logika 1, maka akan
menghasilkan output logika 0. Sedangkan jika semua input bernilai logika 0,
maka akan menghasilkan output logika 1. Berikut tabel kebenarannya
gerbang NOR.

Tabel 11. Logika NOR

X Y Z
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0

• Gerbang XOR
Adalah singkatan dari Exclusive OR. Apabila semua input mempunyai
nilai logika yang berbeda maka akan menghasilkan output logika 1.

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 29
Sedangakan jika nilai logika input sama, maka akan menghasilkan output
logika 0. Berikut tabel kebenarannya gerbang XOR.

Tabel 12. Logika XOR

X Y Z
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0

• Gerbang XNOR
Adalah singkatan dari Exclusive NOT OR merupakan kombinasi dari
Gerbang X-OR dan Gerbang NOT. Apabila semua input mempunyai nilai
logika yang sama maka akan menghasilkan output logika 1. Sedangakan jika
nilai logika input berbeda, maka akan menghasilkan output logika 0. Berikut
tabel kebenarannya gerbang XNOR.

Tabel 13. Logika XNOR

X Y Z
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 1

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 30
Berikut ladder diagram dari gerbang logika diatas dalam CX Programmer.

Gambar 32. Gerbang logika pada ladder diagram

1.6 Instruksi – Instruksi CX Programmer


1.6.1 KEEP (FUN 11)
Keep adalah special instruction yang terdapat di CX Programmer yang
berfungsi sebagai pengunci. KEEP sama dengan rangkaian pengunci, bedanya
KEEP lebih sederhana. Sintak peulisannya KEEP (spasi) alamat output, contoh
KEEP 7.00.
Cara mengunci menggunakan KEEP adalah sebagai berikut
1. Pasang kontak NO dengan alamat 0.00 dan beri nama Start pada Rung 0.
2. Pasang instruksi KEEP, ketik KEEP 7.00, dan beri nama Internal Relay lihat
Gambar 33.

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 31
3. Pindahkan kursor di bawah push button Start, pasang kontak NO dengan
alamat 0.01 dan beri nama Reset.
4. Pasang kontak NO dengan alamat 7.00 (alamat Internal Relay pada KEEP)
pada Rung 1.
5. Pasang koil dengan alamat 100.00 dan beri nama Lampu.

Hasil ladder diagram seperti ditunjukkan pada Gambar 34.

Gambar 33. Instruksi keep

Gambar 34. Hasil ladder diagram instruksi keep

Cara kerja dari Instruksi KEEP adalah ketika tombol Start aktif maka akan
mengakrifkan KEEP dan otomatis KEEP akan mengaktifkan Internal Relay dengan
alamat yang sama lihat pada Gambar 35. Ketika Internal Relay aktif maka lampu
juga akan aktif. Meskipun tombol Start dinonaktifkan, Instruksi KEEP tetap aktif.
Ketika tombol Reset diaktifkan maka KEEP akan nonaktif dan lampu juga akan
nonaktif lihat pada Gambar 36.

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 32
Gambar 35. Simulasi keep ketika tombol start aktif

Gambar 36. Simulasi keep ketika tombol reset aktif

1.6.2 TIMER
Program timer pada PLC berfungsi untuk mengatur waktu aktif/nonaktif dari
output/koil sesuai yang diinginkan. Sintak penulisan Timer adalah: TIM (spasi)
alamat timer (spasi) #waktu. Misal TIM 0000 #50 artinya Timer 00 dengan seting
waktu 50 X 0,1 detik = 5 detik. Contoh Aplikasi: Lampu menyala selama 5 detik,
kemudian mati.
Cara membuat ladder adalah sebagai berikut:
1. Buatlah ladder rangkaian start-stop lampu pada Rung 0 seperti Gambar 26.
2. Pindahkan kursor pada Rung 1, pasang kontak NO dengan alamat merujuk ke
alamat koil.
3. Pasang Instruksi Timer, ketik TIM 000 #50, dan beri nama Timer seperti
Gambar 37.

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 33
Gambar 37. Instruksi timer

4. Pasag kontak NC Timer setelah kontak Stop, kemudian isikan T00


setelah itu muncul dialog comment yang otomatis sudah terisi nama
Timer.

Gambar 38. Kontak NC dengan alamat timer

Cara kerja dari Instruksi Timer adalah jika tombol Start aktif maka akan
terlihat aliran arus menuju ke Koil dan Timer. Ketika tombol Start nonaktif maka
Koil akan tetap teraliri arus namun Timer sudah menghitung Countdown sampai 5
detik lihat Gambar 39. Setelah 5 detik kontak NC dengan alamat T0000 akan aktif
dan secara otomatis akan menutup arus menuju Koil dan Koil pun menjadi tidak
aktif lihat Gambar 40.

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 34
Gambar 39. Simulasi timer ketika tombol start aktif dan nonaktif

Gambar 40. Simulasi timer ketika kontak NC timer aktif

1.6.3 UP COUNTER
Secara makna, counter berarti penghitung. Pada PLC Omron, fungsi counter
adalah untuk menghitung berapa kali masukan pada suatu sistem yang diinginkan.
Sintak penulisan adalah: CNT (spasi) alamat (spasi) #nilai counter. Contoh
CNT 0000 #3 maksudnya Counter 00 akan aktif setelah diberi masukkan sebanyak
tiga kali. Contoh aplikasi counter Menyalakan lampu setelah tombol ditekan 3 kali.
Langkah membuat ladder adalah sebagai berikut:
1. Pasang kontak NO dengan alamat 0.00 dan beri nama Start sambung dengan
garis sampai menyisakan satu blok pada Rung 0
2. Pasang kontak NO dibawahnya dengan alamat 0.01 dan beri nama Reset
untuk mereset counter, dan disambung dengan garis sampai menyisakan satu
blok.
3. Pasang Instruksi Counter, ketik CNT 0000 #3, beri nama Counter 3x lihat
Gambar 41.

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 35
Gambar 41. Instruksi up couter

4. Pasang kontak NO sebagai relay dari Counter3x dengan alamat C0000, dan
pasang koil output dengan alamat 100.00 dan beri nama Lampu pada Rung
1 lihat Gambar 42.

Gambar 42. Hasil ladder diagram instruksi up counter

Cara kerja dari Instruksi Up Counter adalah pada awal disimulasikan akan
tampak hitungan counter yang masih bernilai 3, ketika tombol Start diaktifkan dan
kemudian dinonaktifkan akan nampak nilai Counter berkurang satu menjadi 2.
Dengan pola yang sama dilakukan 3 kali sampai nilai counter menjadi 0 maka
kemudian Counter akan mengaktifkan kontak NO dengan alamat C0000 yang
otomatis akan mengaktifkan Lampu lihat Gambar 43. Untuk membuat hitungan
Counter kembali 0, aktifkan tombol Reset dan nonaktifkan kembali, maka akan
tampak hitungan Counter kembali semula yaitu bernilai 3 lihat Gambar 44.

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 36
Gambar 43. Simulasi up counter ketika tombol start aktif 3x

Gambar 44. Simulasi up counter ketika tombol reset aktif

1.6.4 UP/DOWN COUNTER


Hampir sama dengan up counter, pada up/down counter juga berfungsi
sebagai penghitung jumlah masukan. Akan tetapi dengan up/down counter, nilai
masukan bisa ditambah maupun dikurangi secara berurutan. Cara memprogram
up/down counter sama dengan up counter akan tetapi perintah CNT diganti dengan
CNTR.
Langkah pemrograman:
1. Pasang kontak NO dengan alamat 0.00 dan beri nama Counter Up pada Rung
0.
2. Pasang Instruksi Counter Up/Down, ketik CNTR 0000 #5, dan beri nama
Counter 5x.
3. Pasang kontak NO dengan alamat 0.01 dan beri nama Counter Down.
4. Pasang kontak NO dengan alamat 0.02 dan beri nama Reset.
5. Pasang kontak NO dengan alamat C0000 pada Rung 1.

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 37
6. Pasang koil NO dengan alamat 100.00 dan beri nama Lampu lihat Gambar
45.

Gambar 45. Hasil ladder diagram up/down counter

Cara kerja dari Instruksi Up/Down Counter adalah seperti mengitung dengan
nilai yang diinginkan namun bisa dikurangi. Jika Counter Up diaktifkan sekali
maka Counter akan menghitung sebagai nilai bertambah satu. Jika Counter Down
diaktfikan sekali maka Counter akan mengurangi nilai yang ada dengan satu nilai
lihat Gambar 46. Ketika sudah mencapai nilai yang diinginkan maka kontak C0000
akan aktif dan mengaktifkan Lampu lihat Gambar 47.

Gambar 46. Simulasi up/down counter ketika tombol up dan down aktif

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 38
Gambar 47. Simulasi up/down counter ketika NO counter aktif

1.6.5 CLOCK/PULSE
Pada PLC Omron, terdapat bit-bit khusus yang mempunyai fungsi-fungsi
khusus. Salah satu bit khusus pada PLC omron adalah CLOCK/PULSE yang terus
menerus akan berkedip selama dalam jeda waktu tertentu.
Langkah pemrograman:
1. Buat rangkaian ladder Start Stop dengan Relay pada Rung 0 seperti pada
Gambar 26.
2. Pasang kontak NO dengan alamat Relay pada Rung 1.
3. Pasang kontak NO dengan alamat P kemudian tekan tombol panah Down atau
Up untuk menyeting waktu berkedip yang diinginkan:
• P_0_02s artinya mengahasilkan pulsa dengan lebar 0,02 detik
• P_0_1s artinya mengahasilkan pulsa dengan lebar 0,1 detik
• P_1m artinya mengahasilkan pulsa dengan lebar 1 menit.
4. Pasang koil output dari masing-masing pulse:
• Alamat 100.00 untuk Lampu 1
• Alamat 100.01 untuk Lampu 2
• Alamat 100.02 untuk Lampu 3
Hasil rangakaian ladder diagram penggunaan Pulse untuk membuat lampu
berkedip sebagai berikut.

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 39
Gambar 48. Hasil ladder diagram rangkaian pulse

Cara kerja dari Instruksi Pulse adalah ketika tombol Start aktif dan
mengaktifkan Relay, kemudian otomatis kontak P_0_02s akan mengaktifkan
Lampu 1 dengan berkedip setiap 0.02 detik. Sedangkan kontak P_0_1s akan
mengaktifkan Lampu 2 dengan berkedip setiap 0.1 detik dan kontak P_1m akan
mengaktifkan Lampu 3 dengan berkedip setiap 1 detik.

Gambar 49. Simulasi pulse ketika kontak NO pulse aktif

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 40
1.7 Studi Kasus
Contoh 1.2
Studi Kasus 1: Switch House
Sebuah lampu menerangi tangga rumah antara lantai 1 dan lantai 2. Di lantai
1 dan 2 ada switch yang bisa menyalakan dan mematikan lampu tersebut.

Gambar 50. Ilustrasi mekanisme switch house

Langkah Pemograman
• Buat rangkaian gerbang logika XOR
• Pasang kontak NO untuk switch lantai 1 dan kontak NC untuk switch lantai 2.
• Di akhir blok beri output lampu.
• Pasang kontak NC untuk switch lantai 1 dan pasang kontak NO untuk switch
lantai 2 masih pada Rung 0.

Tabel Pengalamatan

Tabel 14. Tabel pengalamatan mekanisme switch house

Input Device Output Device


Saklar 1 0.00 Lampu 100.00
Saklar 2 0.01

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 41
Ladder Diagram

Gambar 51. Hasil ladder diagram mekanisme switch house

Contoh 1.3
Studi Kasus 2: Traffic Light
• Sebuah lampu lalu lintas dengan tiga lampu Merah, Hijau, Kuning.
• Setelah tombol Start diaktifkan lampu Merah aktif selama 15 detik.
• Setelah itu lampu Hijau aktif selama 10 detik sekaligus mematikan lampu
Merah.
• Setelah itu lampu Kuning aktif selama 5 detik sekaligus mematika lampu Hijau.
• Pola yang sama berlanjut secara otomatis, ketika tombol stop diaktifkan maka
akan mematikan lampu Merah yang otomatis mematikan semua lampu.

Gambar 52. Ilustrasi mekanisme traffic light

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 42
Langkah Pemograman
• Pasang push button start stop dengan pengunci internal relay.
• Pasang kontak NO relay dan kontak NC waktu 1 sambung ke output Lampu
Merah.
• Pasang kontak NO waktu 1 dan kontak NC waktu 2 sambung ke output Lampu
Hijau.
• Pasang kontak NO waktu 2 dan kontak NC waktu 3 sambung ke output Lampu
Kuning.
• Pasang kontak NO relay dan kontak NC waktu 3 sambung ke Instruksi timer 1
dengan setting 15 detik (untuk mematikan lampu merah dan menyalakan lampu
hijau).
• Pasang kontak NC waktu 1 sambung ke Instruksi timer 2 dengan setting 10 detik
(untuk mematikan lampu hijau dan menyalakan lampu kuning).
• Pasang kontak NC waktu 2 sambung ke Instruksi timer 3 dengan setting 5 detik
(untuk mematikan lampu kuning dan menyalakan lampu merah).

Tabel Pengalamatan

Tabel 15. Tabel pengalamatan mekanisme traffic light

Input Device Output Device


Start 0.00 Lampu Merah 100.00
Stop 0.01 Lampu Hijau 100.01
Lampu Kuning 100.02

Timer Internal Relay


Waktu 1 T0001 TIM 0001 #150 IR 5.00
Waktu 2 T0002 TIM 0002 #100
Waktu 3 T0003 TIM 0003 #50

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 43
Timing Diagram

Tabel 16. Timing diagram mekanisme traffic light

Lampu
Waktu 15 10 5
Timer T0001 T0002 T0003

Ladder Diagram

Gambar 53. Hasil ladder diagram mekanisme traffic light

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 44
Contoh 1.4
Studi Kasus 3: Safety Crane
• Sebuah crane warehouse yang mempunyai remote control.
• Jika tombol Start ditekan maka Crane siap dioperasikan,lampu Hijau menyala.
• Jika tombol Stop ditekan maka Crane berhenti bekerja dan diam di tempat,
lampu indikator Merah menyala. tombol Stop bisa direset menggunakan tombol
Start.
• Jika tombol Emergency ditekan maka Crane berhenti bekerja dan diam di
tempat, lampu indikator Merah menyala. Tombol Emergency bisa direset
menggunakan tombol Start.
• Jika sensor berat Overload maka lampu indikator Merah berkedip, Crane
berhenti. Overload direset menggunakan tombol Start. Catat: ketika terjadi
beban lebih, maka tombol OL akan ON terus kecuali bebannya sudah dikurangi.
Jadi meskipun sudah di-reset, asalkan beban belum dikurangi maka tombol OL
tetap aktif dan Crane tidak bisa dioperasikan.
• Tombol Operasi Maju-Mundur, Kiri-Kanan, dan Naik turun masing-masing
saling mengunci hanya bisa beroperasi salah satu.

Gambar 54. Ilustrasi mekanisme safety crane

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 45
Langkah Pemograman
• Pasang kontak NO Start mengaktifkan internal relay IR Start (address 6.00)
melalui KEEP pada Rung 0. KEEP akan direset oleh sensor OL dan internal
relay IR-Stop (address 6.01).
• Pasang kontak Stop dan Emergency untuk mengkatifkan internal relay IR Stop
serta pasang latchingnya IR Stop pada Rung 1. IR Stop dinonaktifkan
menggunan NC dari tombol Start.
• Pasang kontak NO sensor OL dan Pulse 1 detik untuk mengaktifkan lampu
Merah secara berkedip, dan pasang IR Stop secara parallel untuk mengaktifkan
lampu Merah tanpa berkedip pada Rung 2.
• Pasang kontak NO IR Start untuk mengaktifkan lampu Hijau pada Rung 3.
• Pasang kontak NO IR Start dan NO masing-masing tombol serta dikombinasikan
kontak NC dari kebalikan arahnya pada Rung 4, masing tombol arah
mengaktifkan gerak crane sesuai arah tombolnya.

Tabel Pengalamatan

Tabel 17. Tabel pengalamatan mekanisme safety crane

Input Device Output Device


Start 0.00 M Maju 100.00
Stop 0.01 M Mundur 100.01
Emergency 0.02 M Kiri 100.02
Overload (LD) 0.03 M Kanan 100.03
Maju 0.04 M Naik 100.04
Mundur 0.05 M Turun 100.05
Kiri 0.06 Hijau 100.06
Kanan 0.07 Merah 100.07
Naik 0.08
Turun 0.09 Internal Relay
IR Start 6.00
IR Stop 6.01

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 46
Ladder Diagram

Gambar 55. Hasil ladder diagram mekanisme safety crane

Contoh 1.5
Studi Kasus 4: Conveyor
• Saat start ditekan, buzzer akan menyala selama 3 kali.
• Setelah buzzer menyala 3 kali, konveyor 1 bekerja.

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 47
• Jika sensor pada konveyor 1 mendeteksi terdapat 3 barang yang lewat, konveyor
1 akan mati dan konveyor 2 akan hidup.
• Jika sensor pada konveyor 2 mendeteksi terdapat 3 barang yang lewat, konveyor
2 akan mati dan konveyor 1 akan kembali menyala.
• Jika tombol stop ditekan, konveyor 1 harus mati dahulu, baru kemudian
konveyor 2 agar tidak ada barang yang tertinggal di konveyor.
• Jika emergency ditekan, maka konveyor akan langsung mati keseluruhan.

Gambar 56. Ilustrasi mekanisme conveyor

Langkah Pemograman
• Buat rangkaian Start-Stop untuk mengontrol IR-Start disisipi dengan tombol
Emergency pada Rung 0.
• Pasang kontak NO IR-Start mengontrol Buzzer ditambahkan Pulse 1 detik pada
Rung 1.
• Pasang kontak NO relay dari Buzzer yang menjadi inputan bagi Counter 1 dan
pasang kontak NO Emergency untuk meresetnya pada Rung 2.
• Pasang kontak NC Counter 1 untuk mematikan Buzzer pada Rung 1

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 48
• Pasang kontak NO Counter 1 untuk mengaktifkan Conveyor 1 pada Rung 3.
• Pasang kontak NO Sensor 1 sebagai inputan bagi Counter 2 dan pasang kontak
NO Emergency untuk meresetnya pada Rung 4.
• Pasang kontak NC Counter 2 untuk mematikan Conveyor 1 pada Rung 3.
• Pasang kontak NO Counter 2 untuk mengaktifkan Conveyor 2 pada Rung 5.
• Pasang kontak NO Sensor 2 sebagai inputan bagi Counter 3 dan pasang kontak
NO Emergency untuk meresetnya pada Rung 6.
• Pasang kontak NO Counter 3 untuk mereset Counter 2, sehingga Conveyor 2
kembali bekerja pada Rung 4.
• Pasang kontak NC Counter 3 untuk mematikan Conveyor 2 pada Rung 5.
• Pasang kontak NC Counter 3 untuk membatu mereset Counter 3 pada Rung 6.
• Tombol Stop digunakan untuk mengontrol Internal Relay Stop, selanjutnya
- Kontak NC dari IR-501 digunakan untuk mematikan Conveyor 1.
- Kontak NO dari IR-501 digunakan untuk menghidupkan Conveyor 2 dan
mereset Counter 1 dan Counter 3.

Tabel Pengalamatan

Tabel 18. Tabel pengalamatan mekanisme conveyor

Input Device Output Device


Start 0.00 Buzzer 100.00
Stop 0.01 Conveyor 1 100.01
Emergency 0.02 Conveyor 2 100.02
Sensor 1 0.03
Sensor 2 0.04

Counter Internal Relay


Counter 1 C0000 CON 0001 #3 IR-Start 5.00
Counter 2 C0001 CON 0002 #3 IR-Stop 5.01
Counter 3 C0002 CON 0003 #3

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 49
Ladder Diagram

Gambar 57. Hasil ladder diagram mekanisme conveyor

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 50
1.8 Soal-soal Latihan
1. Buatlah tabel pengalamatan dan program ladder diagram dari sistem Buzzer
Quiz dengan ketentuan sebagai berikut:
• Peserta kuis terdiri dari 3 orang
• Jika peserta 1 telah menekan bel, maka peserta 2 dan 3 tidak bisa menekan
bel begitu juga sebaliknya.
• Buzzer bunyi dengan irama: beep (jeda 0,02 detik).
• Buzzer akan terus berirama selama 3 detik lalu reset akan secara otomatis
bekerja.

Gambar 58. Ilustrasi mekanisme buzzer quiz

2. Buatlah tabel pengalamatan dan program ladder diagram dari sistem


Automatic Car Wash dengan ketentuan sebagai berikut:
• Jika tombol start ditekan maka Spray Valve akan membuka,
• Motor Conveyor aktif menggerakkan mobil masuk ke mesin,
• Setelah mobil masuk ke mesin (sensor mendeteksi adanya mobil), Brush
Motor aktif
• Brush motor berhenti jika mobil sudah keluar dari mesin (sensor tidak
mendeteksi adanya mobil)

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 51
• Jika tombol stop ditekan, maka motor Conveyor berhenti bekerja

Gambar 59. Ilustrasi mekanisme automatic car wash

3. Buatlah tabel pengalamatan dan ladder diagram dari sistem Car Garage Door
dengan ketentuan sebagai berikut:
• Mobil datang mendekat ke garasi Sensor-1 mendeteksi mobil yang
dikenal, pintu bergerak membuka sampai limit switch-1 on, atau sensor-2
berubah dari HIGH menjadi LOW
• Selama Mobil bergerak masuk melewati pintu garasi maka sensor-2
menjadi HIGH, setelah badan mobil masuk seluruhnya ke garasi maka
sensor-2 berubah menjadi LOW
• Setelah sensor-2 LOW atau limit switch-1 ON, maka pintu bergerak
menutup sampai limit switch-2 on.
• Mobil mau keluar garasi Sensor-3 mendeteksi mesin mobil hidup, maka
pintu bergerak membuka sampai limit siwtch-1 on, atau sensor-2 berubah
dari HIGH menjadi LOW.
• Mobil bergerak keluar melewati pintu garasi maka sensor-2 statusnya
menjadi HIGH, setelah badan mobil seluruhnya berada diluar garasi maka
sensor-2 berubah menjadi LOW.

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 52
• Setelah sensor-2 LOW atau limit switch-1 on, maka pintu bergerak
menutup sampai limit switch-2 on.

Gambar 60. Ilustrasi mekanisme car garage door

4. Buatlah tabel pengalamatan dan ladder diagram dari sistem Conveyor Belt
dengan ketentuan sebagai berikut:
• Digunakan untuk memindahkan barang dari Gudang-A ke Gudang-B.
Conveyor ini memiliki tiga buah motor listrik dan tiga buah sensor.
• Motor-1 selalu berputar memindahkan barang dari dalam Gudang A ke
Conveyor-2.
• Jika sensor-1 mendeteksi adanya barang maka motor-2 diaktifkan untuk
menggerakkan Conveyor-2.
• Jika sensor-2 mendeteksi adanya barang maka Conveyor-3 diaktifkan,
lima detik kemudian Conveyor-2 dimatikan.
• Jika sensor-3 mendeteksi adanya barang maka Conveyor-3 dimatikan.
• Motor-1 dimatikan menggunakan tombol Power (NC) dibuka.

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 53
Gambar 61. Ilustrasi mekanisme conveyor belt

5. Buatlah tabel pengalamatan dan ladder diagram dari sistem Intersection


Traffic Lights dengan ketentuan sebagai berikut:
• Perempatan jalan yang menghubungkan jalan dari arah Utara, Selatan,
Timur, Barat
• Masing-masing arah dilengkapi dengan tiga lampu: Merah, Hijau, dan
Kuning
• Lampu lalu lintas dari arah jalan utara menyala bersamaan dengan lampu
lalu lintas dari arah jalan selatan
• Lampu lalu lintas dari arah jalan timur menyala bersamaan dengan lampu
lalu lintas dari arah jalan barat
• Setiap siklus diawali dengan semua lampu merah menyala selama 7 detik
(untuk menjamin di perempatan tidak ada kendaraan yang berjalan).
• Siklus utara-selatan jalan Lampu merah timur-barat menyala
• Lampu merah utara-selatan menyala selama 7 detik
• Lampu hijau utara-selatan menyala selama 50 detik
• Lampu kuning utara-selatan menyala 3 detik
• Siklus timur-barat jalan Lampu merah utara-selatan menyala
• Lampu merah timur-barat menyala selama 7 detik

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 54
• Lampu hijau timur-barat menyala selama 50 detik
• Lampu kuning timur-barat menyala 3 detik

Gambar 62. Ilustrasi mekanisme intersection traffic lights

Zakki Fuadi Emzain, M.Sc.


Kontrol Otomatis & Mekatronika 55

Anda mungkin juga menyukai