Anda di halaman 1dari 34

Kegiatan Pembelajaran 3:

Merancang instalasi pengontrolan motor listrik dengan


pemograman (PLC).

A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta diklat mampu :
1. Mengidentifikasi peralatan sistem kendali PLC
2. Menjelaskan cara kerja sistem kendali PLC
3. Mengidentifikasi struktur PLC
4. Merancang program kendali PLC sederhana
5. Memasukkan program ke dalam PLC
6. Mengecek kebenaran program
7. merancang instalasi pengontrolan motor listrik dengan pemograman PLC

B. Indikator Pencapaian Kompetensi


Mampu merancang instalasi pengontrolan motor listrik dengan
pemograman PLC

C. Uraian Materi
1. Sistem Kendali PLC
Hingga akhir tahun 1970, sistem otomasi mesin dikendalikan oleh
relay elektromagnet. Dengan semakin meningkatnya perkembangan
teknologi, tugas-tugas pengendalian dibuat dalam bentuk pengendalian
terprogram yang dapat dilakukan antara lain menggunakan PLC
(Programmable Logic Controller). Dengan PLC, sinyal dari berbagai
peralatan luar diinterfis sehingga fleksibel dalam mewujudkan sistem
kendali. Disamping itu, kemampuannya dalam komunikasi jaringan
memungkinkan penerapan yang luas dalam berbagai operasi pengendalian
sistem.

Dengan program yang disimpan dalam memori PLC, dalam eksekusinya,


PLC dapat memonitor keadaan sistem melalui sinyal dari peralatan input,

63
kemudian didasarkan atas logika program menentukan rangkaian aksi
pengendalian peralatan output luar.
PLC dapat digunakan untuk mengendalikan tugas-tugas
sederhana yang berulang-ulang, atau di-interkoneksi dengan yang lain
menggunakan komputer melalui sejenis jaringan komunikasi untuk
mengintegrasikan pengendalian proses yang kompleks.
Cara kerja sistem kendali PLC dapat dipahami dengan diagram blok seperti
ditunjukkan pada Gambar berikut:

Gambar 3.1. Diagram blok PLC

Dari gambar terlihat bahwa komponen sistem kendali PLC terdiri


atas PLC, peralatan input, peralatan output, peralatan penunjang, dan catu
daya. Penjelasan masing-masing komponen sebagai berikut :
a) PLC
PLC terdiri atas CPU (Central Processing Unit), memori, modul
interface input dan output program kendali disimpan dalam memori
program. Program mengendalikan PLC sehingga saat sinyal iput dari
peralatan input on timbul respon yang sesuai. Respon ini umumnya
mengonkan sinyal output pada peralatan output.
CPU adalah mikroprosesor yang mengkordinasikan kerja sistem
PLC. ia mengeksekusi program, memproses sinyal input/ output, dan
mengkomunikasikan dengan peralatan luar.
64
Memori adalah daerah yang menyimpan sistem operasi dan data
pemakai. Sistem operasi sesungguhnya software sistem yang
mengkordinasikan PLC. Program kendali disimpan dalam memori
pemakai.
Ada dua jenis memori yaitu : ROM (Read Only Memory) dan
RAM (Random Access Memory). ROM adalah memori yang hanya
dapat diprogram sekali. Penyimpanan program dalam ROM bersifat
permanen, maka ia digunakan untuk menyimpan sistem operasi. Ada
sejenis ROM, yaitu EPROM (Erasable Programmable Read Only
Memory) yang isinya dapat dihapus dengan cara menyinari
menggunakan sinar ultraviolet dan kemudian diisi program ulang
menggunakan PROM Writer.
Interfis adalah modul rangkaian yang digunakan untuk
menyesuaikan sinyal pada peralatan luar. Interfis input menyesuaikan
sinyal dari peralatan input dengan sinyal yang dibutuhkan untuk operasi
sistem. Interfis output menyesuaikan sinyal dari PLC dengan sinyal
untuk mengendalikan peralatan output.
b) Peralatan Input
Peralatan input adalah yang memberikan sinyal kepada PLC dan
selanjutnya PLC memproses sinyal tersebut untuk mengendalikan
peralatan output. Peralatan input itu antara lain :
Berbagai jenis saklar, misalnya tombol, saklar togel, saklar batas,
saklar level, saklar tekan, saklar proximity.
Berbagai jenis sensor, misalnya sensor cahaya, sensor suhu,
sensor level,
Rotary encoder
c) Peralatan Output
Sistem otomasi tidak lengkap tanpa ada peralatan output yang
dikendalikan. Peralatan output itu misalnya :
Kontaktor
Motor listrik
Lampu
Buzer

65
d) Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang adalah peralatan yang digunakan dalam
sistem kendali PLC, tetapi bukan merupakan bagian dari sistem secara
nyata. Maksudnya, peralatan ini digunakan untuk keperluan tertentu
yang tidak berkait dengan aktifitas pegendalian. Peralatan penunjang
itu, antara lain :
Berbagai jenis alat pemrogram, yaitu komputer, software ladder,
konsol pemrogram, programmable terminal, dan sebagainya.
Berbagai software ladder, yaitu : SSS, LSS, Syswin, dan CX
Programmer.
Berbagai jenis memori luar, yaitu : disket, CD ROM, flash disk.
Berbagai alat pencetak dalam sistem komputer, misalnya printer,
plotter.
e) Catu Daya
PLC adalah sebuah peralatan digital dan setiap peralatan digital
membutuhkan catu daya DC. Catu daya ini dapat dicatu dari luar, atau
dari dalam PLC itu sendiri. PLC tipe modular membutuhkan catu daya
dari luar, sedangkan pada PLC tipe compact catu daya tersedia pada
unit.
a. Komponen Unit PLC
Unit PLC dibuat dalam banyak model/ tipe. Pemilihan suatu tipe harus
mempertimbangkan : yang dibedakan menurut
jenis catu daya
jumlah terminal input/ output
tipe rangkaian output
1)
2) Jenis Catu Daya
PLC adalah sebuah peralatan elektronik dan setiap peralatan elektronik
untuk dapat beroperasi membutuhkan catu daya. Ada dua jenis catu
daya untuk disambungkan ke PLC yaitu AC dan DC.
3) Jumlah I/O
Pertimbangan lain untuk memilih unit PLC adalah jumlah terminal I/O
nya. Jumlah terminal I/O yang tersedia bergantung kepada merk PLC.

66
Misalnya PLC merk OMRON pada satu unit tersedia terminal I/O
sebanyak 10, 20, 30, 40 atau 60. Jumlah terminal I/O ini dapat
dikembangkan dengan memasang Unit I/O Ekspansi sehingga
dimungkinkan memiliki 100 I/O.
Pada umumnya, jumlah terminal input dan output megikuti perbandingan
tertentu, yaitu 3 : 2. Jadi, PLC dengan terminal I/O sebanyak 10 memiliki
terminal input 6 dan terminal output 4.

b. Tipe Rangkaian Output


PLC dibuat untuk digunakan dalam berbagai rangkaian kendali.
Bergantung kepada peralatan output yang dikendalikan, tersedia tiga tipe
rangkaian output yaitu : output relay, output transistor singking dan output
transistor soucing.
Di bawah ini diberikan tabel yang menunjukkan jenis catu daya,
jumlah I/O, dan tipe rangkaian output.

Tabel 4. Jenis catu daya, jumlah I/O, dan tipe rangkaian output.

67
Gambar 3.2 Jumlah I/O pada PLC

Penjelasan Komponen
1. Terminal input catu daya
Hubungkan catu daya (100 s.d 240 VAC atau 24 VDC) ke
terminal ini
2. Terminal Ground Fungsional
Pastikan untuk membumikan terminal ini (hanya untuk PLC tipe
AC) untuk meningkatkan kekebalan terhadap derau (noise) dan
mengurangi resiko kejutan listrik.
3. Terminal Ground Pengaman
Pastikan untuk membumikan terminal ini untuk mengurangi
resiko kejutan listrik
4. Terminal catu daya luar
PLC tertentu, misalnya CPM2A dilengkapi dengan terminal
output catu daya 24 VDC untuk mencatu daya peralatan input.
5. Terminal input
Sambunglah peralatan input luar ke terminal input ini.
6. Terminal Output
Sambunglah peralatan output luar ke terminal output ini.
68
7. Indikator status PLC
Indikator ini menunjkkan status operasi PLC, seperti
ditunjukkan pada tabel berikut ini :
Tabel 5: Indikator Status PLC
Indikator Status Arti
PWR ON Daya sedang dicatukan ke PLC
(hijau) OFF Daya tidak sedang dicatu ke PLC
RUN ON PLC beroperasi dalam mode
(hijau) RUN atau MONITOR
OFF PLC beroperasi dalam mode
PROGRAM, atau terjadi
kesalahan fatal
COMM Berkedip Data sedang ditransfer melalui
(kuning) port peripheral atau port RS-
232C
OFF Data tidak sedang ditransfer
melalui port peripheral atau port
RS-232C
ERR/ALM ON Terjadi kesalahan fatal
(merah) Berkedip Terjadi kesalahan tidak fatal
OFF Operasi berlangsung normal

8. Indikator input
Indikator input menyala saat terminal input yang sesuai ON.
Indikator input menyala selama refreshing input/ output.
Jika terjadi kesalahan fatal, indikator input berubah sebagai
berikut :
Tabel 6. Indikator Input
Kesalahan fatal Indikator input
Kesalahan unit CPU, Padam
kesalahan bus I/O, atau terlalu
banyak unit I/O
Kesalahan memori atau Indikator akan berubah
kesalahan FALS (sistem fatal) sesuai status sinyal input,
tetapi status input tidak
akan diubah pada memori.

69
9. Indikator output
Indikator output menyala saat terminal output yang sesuai on.
10. Analog Control
Putarlah control ini untuk setting analog (0 s.d 200) pada IR 250
dan IR 251.
11. Port peripheral
Sambungan PLC ke peralatan pemrogram : Konsol
Pemrogram, atau komputer
12. Port RS 232C
Sambungan PLC ke peralatan pemrogram : Konsol
Pemrogram, komputer, atau Programmable Terminal.
13. Saklar komunikasi
Saklar ini untuk memilih apakah port peripheral atau port RS-
232C akan menggunakan setting komunikasi pada PC Setup
atau settng standar.

Port peripheral dan port RS-232C beroperasi sesuai


dengan setting komunikasi pada PLC setup, kecuali
OFF
untuk Konsol Pemrogram yang disambung ke port
peripheral.
Port peripheral dan port RS-232C beroperasi sesuai
dengan setting komunikasi standar, kecuali untuk
ON
Konsol Pemrogram yang disambung ke port
peripheral.

14. Bateray
Bateray ini memback-up memori pada unit PLC.
15. Konektor ekspansi
Tempat sambungan PLC ke unit I/O ekspansi atau unit
ekspansi (unit I/O analog, unit sensor suhu).

70
c. Spesifikasi PLC
Penggunaan PLC harus memperhatikan spesifikasi teknisnya.
Mengabaikan hal ini dapat mengakibatkan PLC rusak atau beroperasi
secara tidak tepat (mal-fungsi).
Berikut ini diberikan spesifikasi unit PLC yang terdiri atas spesifikasi
umum, spesifikasi input, dan spesifikasi output.
1. Spesifikasi Umum
Butir Spesifiasi
Tegangan catu AC 100 s.d 240 VAC, 50/60 Hz
DC 24 VDC
Tegangan operasi AC 85 s.d 264 VAC
DC 20,4 s.d 26,4 VDC
Penggunaan daya AC 60 VA maks
DC 20 W maks
Catu daya luar Tegangan catu 24 VDC
Kapasitas output 300 mA
Tahanan isolasi 20 M minimum
Kuat dielektrik 2300 VAC 50/60 Hz selama 1 menit
Suhu ruang 0o s.d 55o
Ukuran sekerup terminal M3
Berat AC 650 g
DC 550 g

2. Spesifikasi Input
Butir Spesifikasi
+10%
Tegangan input 24 VDC /-15%
Impedansi input 2,7 k
Arus input 8 mA
Tegangan/ arus on 17 VDC input, 5 mA
Tegangan/ arus off 5 VDC maks, 1 mA
Tunda on 10 ms
Tunda off 10 ms
Konfigurasi rangkaian input

71
3. Spesifikasi Output
Butir Spesifikasi
Kapasitas switching 2 A, 250 VAC (cos = 1)
maksimum 2 A, 24 VDC
Kapasitas switching 10 mA, 5 VDC
minimum
Usia kerja relay Listrik : 150.000 operasi (beban resistif 24 VDC)
100.000 operasi (beban induktif)
Mekanik : 20.000.000 operasi
Tunda on 15 ms maks
Tunda off 15 ms maks
Konfigurasi rangkaian
output

2.
Operasi PLC dikategorikan dalam tiga mode yaitu : PROGRAM,
MONITOR, dan RUN. Pilihan mode operasi harus dipilih dengan tepat
sesuai dengan aktifitas dalam sistem kendali PLC.
Mode PROGRAM digunakan untuk membuat dan mengedit
program, menghapus memori, atau mengecek kesalahan program. Pada
mode ini, program tidak dapat dieksekusi/ dijalankan.
Mode MONITOR digunakan menguji operasi sistem, seperti
memonitor status operasi, melaksanakan instruksi force set dan force reset
bit I/O, merubah SV (Set Value) dan PV (Present Value) timer dan counter,
merubah data kata, dan mengedit program online.
Mode RUN digunakan untuk menjalankan program. Status operasi
PLC dapat dimonitor dari peralatan pemrogram, tetapi bit tdk dapat di
paksa set/ reset dan SV/PV timer dan counter tidak dapat diubah.

72
a. Jenis-Jenis Alat Pemrogram

Ada beberapa jenis alat untuk memasukkan program ke dalam


PLC yaitu komputer yang dilengkapi dengan software ladder misalnya
CX-Programmer, Konsol Pemrogram, dan Programmable Terminal.
Dengan software ladder CX-Programmer, program yang dimasukkan ke
dalam PLC dapat berbentuk diagram ladder atau kode mneumonik,
tetapi Konsol Pemrogram hanya dapat memasukkan program dalam
bentuk kode mneumonik.

b. Sambungan Alat Pemrogram


PLC dapat disambung ke Konsol Pemrogram atau komputer
dengan software ladder seperti CX-Programmer, SSS (Sysmac Support
Software), atau Syswin, dan Programmable Terminal.
c. Sambungan Konsol Pemrogram
Hubungkan Konsol Pemrogram ke port peripheral PLC. Konsol
Pemrogram tidak dapat disambung ke port RS-232C. PLC akan
otomatis berkomunikasi dengan Konsol Pemrogram tanpa
memandang metode komunikasi yang dipilih pada saklar komunikasi
PLC.

Gambar 3.3. Sambungan Konsol Pemrogram


d. Sambungan Komunikasi Host Link
Komunikasi Host Link adalah komunikasi antara PLC dan
komputer yang didalamnya diinstal software ladder. Komputer dapat
disambung ke port peripheral atau port RS-232C PLC. Port peripheral

73
dapat beroperasi dalam mode Host Link atau mode peripheral bus.
Port RS-232C beroperasi hanya dalam mode Host Link
Komputer dapat disambung ke port peripheral PLC dengan
adapter RS- 232C : CQM1-CIF02 atau CPM1-CIF01.

Gambar 3.4. Sambungan komunikasi Host Link

e. Sambungan Komunikasi NT Link


Komunikasi NT Link adalah komunikasi antara PLC dan
Programmable Terminal.
Pada Link NT 1:1, PLC dapat disambung langsung ke
Programmable Terminal yang disambung ke port RS-232C. Ia tidak
dapat disambung ke port peripheral.

Gambar 3.5. Sambungan komunikasi NT Link

3. Teknik Pemrograman PLC


Program kendali PLC terdiri atas tiga unsur yaitu : alamat,
instruksi, dan operand. Alamat adalah nomor yang menunjukkan lokasi,
instruksi, atau data dalam daerah memori. Instruksi harus disusun secara
74
berurutan dan menempatkannya dalam alamat yang tepat sehingga
seluruh instruksi dilaksanakan mulai dari alamat terendah hingga alamat
tertinggi dalam program.
Instruksi adalah perintah yang harus dilaksanakan PLC. PLC
hanya dapat melaksanakan instruksi yang ditulis menggunakan ejaan yang
sesuai. Oleh karena itu, pembuat program harus memperhatikan tata cara
penulisan instruksi.
Operand adalah nilai berupa angka yang ditetapkan sebagai data
yang digunakan untuk suatu instruksi. Operand dapat dimasukkan sebagai
konstanta yang menyatakan nilai angka nyata atau merupakan alamat data
dalam memori.

4. Perancangan Instalasi Motor dengan Pemograman PLC


Untuk membuat program kendali PLC ditempuh melalui langkah-
langkah sistematis sebagi berikut :
Menguraikan urutan kendali
Pembuatan program diawali dengan penguraian urutan kendali. Ini
dapat dibuat dengan menggunakan kalimat-kalimat logika, gambar-
gambar, diagram waktu, atau bagan alir (flow chart).
Menetapkan bit operand untuk peralatan input/ output.
Bit operand untuk peralatan input/ output mengacu pada daerah memori
PLC yang digunakan. Bit operand dapat dipilih secara bebas sejauh
berada pada daerah memori yang dialokasikan. Tetapi, penggunaan
secara bebas sering menjadikan ketidak-konsistenan sehingga
menjadikan program kendali keliru. Oleh sebab itulah penggunaan bit
operand harus ditetapkan sebelum program dibuat. Inventarisir semua
peralatan input dan output yang akan disambung ke PLC, kemudian
tetapkan bit operandnya.
Jumlah bit oprand yang tersedia bergantung kepada tipe PLC yang
dispesifikasikan menurut jumlah input-outputnya. Perbandingan jumlah
bit input dan output pada umumnya 3 : 2. Misalnya PLC dengan I/O 10
memiliki bit input sejumlah 6 dan bit output 4. Di bawah ini diberikan
contoh daerah memori PLC OMRON CPM1A-10CDRA.

75
Tabel 7. Daerah memori PLC OMRON CPM1A-10CDRA
Daerah Data Words Bit
Input 0 0.00 0.11
IR (Internal Relay) Output 10 10.00 10.07
Kerja (internal) 200 231 200.00 231.15
TR (Temporarilly Relay) TR0 TR7
Timer/counter TC0 TC7

Membuat program kendali


Program kendali PLC dapat dibuat dengan diagram ladder atau kode
mneumonik. Pemilihan tipe program sesuai dengan jenis alat
pemrogram yang akan digunakan untuk memasukkan program ke dalam
PLC. Jika diguinakan komputer pilihlah diagram ladder dan jika
digunakan konsol pemrogram gunakan kode mneumonik.

5. Program Kendali Motor


Terdapat berbagai macam operasi motor induksi, suatu motor
yang paling banyak digunakan sebagai penggerak mesin industri.
Tetapi, hanya ada beberapa prinsip operasi motor induksi yaitu :
Operasi motor satu arah putaran
Operasi motor dua arah putaran
Operasi motor dua kecepatan
Operasi motor start bintang segitiga
Operasi beberapa motor kendali kerja berurutan
Program Kendali Motor Satu arah Putaran
Urutan Kendali Motor, Jika tombol Start ditekan, motor berputar
searah jarum jam, dan jika kemudian tombol Start dilepaskan1),
motor tetap berputar dalam arah yang sama. Jika tombol Stop
ditekan, motor berhenti berputar. Adapun penetapan Bit I/O adalah
sebagai berikut:

76
Tabel 8. Penetapan Bit I/O Motor Satu Arah Putaran
Alat Bit
No Fungsi
input/output operand
1 Tombol Stop 0.00 Menghentikan operasi motor
2 Tombol Start 0.01 Menjalankan motor
2)
3 Kontaktor 10.00 Menghubungkan motor ke
jaringan

Keterangan :
1) Kecuali untuk operasi yang sangat khusus, secara umum
operasi menjalankan motor adalah dengan menekan tombol
Start dan jika kemudian tombol ini dilepas motor akan tetap
berputar. Maka, selanjutnya untuk menjalankan motor cukup
disebutkan dengan menekan tombol Start saja.
2) Motor berdaya kecil dapat disambung langsung ke PLC. Tetapi,
untuk motor berdaya cukup dengan arus nominal diatas
kemampuan PLC harus menggunakan kontaktor sebagai
penghubung motor ke jaringan.

Gambar 3.6. Program Kendali Motor Satu Arah Putaran

Program Kendali Motor Dua Arah Putaran


a. Urutan Kendali Motor
Jika tombol Forward (FWD) ditekan, motor berputar
searah jarum jam dan jika yang ditekan tombol Reverse (REV),

77
motor berputar berlawanan arah jarum jam. Tombol STOP
digunakan untuk menghentikan operasi motor setia saat.
b. Penetapan Bit I/O
Tabel 9 Penetapan Bit I/O Motor Dua Arah Putaran
Alat Bit
No Fungsi
input/output operand
1 Tombol Stop 0.00 Menghentikan operasi
motor
2 Tombol Fwd 0.01 Menjalankan motor searah
jarum jam
3 Tombol Rev 0.02 Menjalankan motor
berlawanan arh jarum jam
4 Kontaktor K1 10.00 Kontaktor putaran searah
jarum jam
5 Kontaktor K2 10.01 Kontaktor putaran
berlawanan arh jarum jam

c. Program Kendali PLC

Gambar 3.7. Program Kendali Motor Dua Arah Putaran

Program Kendali Motor Dua Kecepatan


a. Urutan Kendali Motor
Jika tombol LOW ditekan, motor berputar dalam
kecepatan rendah, dan jika kemudian tombol High ditekan

78
motor berputar dalam kecepatan tinggi. Motor tidak dapat
distart langsung pada kecepatan tinggi dan pada kecepatan
tinggi motor tidak dapat dipindahkan ke kecepatan rendah.
Tombol Stop untuk menghentikan operasi motor.

b. Penetapan Bit I/O


Tabel 10. Penetapan Bit I/O Motor Dua Kecepatan
Alat Bit
No Fungsi
input/output operand
1 Tombol Stop 0.00 Menghentikan operasi
motor
2 Tombol Low 0.01 Menjalankan motor
Speed kecepatan rendah
3 Tombol High 0.02 Menjalankan motor
Speed kecepatan tinggi
4 Kontaktor K1 10.00 Kontaktor kecepatan
rendah
5 Kontaktor K2 10.01 Kontaktor kecepatan tinggi
6 Kontaktor K3 10.00 Kontaktor kecepatan tinggi

c. Program Kendali PLC

Gambar 3.8. Program Kendali Motor Dua Kecepatan

Program Kendali Motor Sistem Start Bintang Segitiga


a. Urutan Kendali Motor

79
Jika tombol Start ditekan, motor berputar dalam
sambungan bintang. Lima detik kemudian, motor berputar
dalam sambungan segitiga. Tombol Stop untuk menghentikan
operasi motor setiap saat.

b. Penetapan Bit I/O


Tabel 15. Penetapan Bit I/O Sistem Star Bintang Segitiga
Alat Bit
No Fungsi
input/output operand
1 Tombol Stop 0.00 Menghentikan operasi
motor
2 Tombol Start 0.01 Menjalankan motor
3 Kontaktor K1 10.00 Kontaktor utama
4 Kontaktor K2 10.01 Kontaktor bintang
5 Kontaktor K3 10.02 Kontaktor segitiga

c. Program Kendali PLC

Gambar 3.9. Program Kendali Motor Start Bintang Segitiga

80
6. Keselamatan Kerja Pemasangan Unit PLC
Memasang PLC pada tempat yang tepat akan menaikkan keandalan dan
usia kerjanya. Terapkan petunjuk pemasangan unit seperti yang tercantum
pada manual sebagai berikut :
1. Jangan memasang PLC pada tempat-tempat dengan kondisi sebagai
berikut :
Terkena sinar matahari langsung.
Suhu di bawah 0oC atau di atas 55 oC.
Kelembaban di bawah 10% atau di atas 90%.
Terjadi pengembunan sebagai akibat perubahan suhu.
Mengandung gas korosif atau mudah terbakar.
Berdebu.
Terkana kejutan atau getaran.
Terkena percikan air, minyak, atau bahan kimia.
2. Berikan perisai saat memasang PLC pada tempat sebagai berikut :
Terkena muatan listrik statis.
Terkena medan elektromagnet yang kuat.
Terkena pancaran radiasi.
Dekat dengan jaringan catu daya.
Dalam memasang pastikan ada ventilasi untuk pendinginan
Berikan ruang yang cukup untuk sirkulasi udara.
Jangan memasang PLC di atas perlengkapan yang
membangkitkan panas seperti heater, transformer, atau resistor
berukuran besar.
Pasang kipas atau sistem pendingin saat suhu ruang melebihi 55
o
C.
Jangan memasang PLC pada panel atau kabinet perlengkapan
tegangan tinggi.
Berikan jarak + 200 mm antara PLC dan jaringan daya terdekat.
Berikan tempat yang lapang untuk operasi dan pemeliharaan PLC.

81
PLC harus dipasang dalam posisi seperti ditunjukkan pada gambar di
bawah ini untuk menjamin pendinginan yang tepat.

Gambar 3.10. Posisi Pemasangan PLC

Lepaslah label untuk menghindari pemanasan lebih.


Jangan memasang pengawatan I/O PLC pada pipa yang sama
dengan jaringan daya.

a) Keselamatan Kerja Pengawatan I/O


1. Kawatilah rangkaian kendali secara terpisah dengan rangkaian catu
daya PLC sehingga tidak terjadi turun tegangan saat perlengkapan
lain di-on-kan.
2. Jika digunakan beberapa PLC, kawatilah PLC pada rangkaian
terpisah untuk menjaga tidak terjadi turun tegangan atau operasi
pemutus rangkaian yang tidak tepat.
3. Kawat catu daya dipilin untuk menjaga noise dari jaringan catu
daya. Gunakan transformer isolasi 1:1 untuk mengurangi noise
listrik.
4. Dengan mempertimbangkan kemungkinan turun tegangan,
gunakan jaringan daya yang besar.

82
Gambar 3.11. Penyambungan Catu daya PLC

5. Sebelum menyambung catu daya, pastikan bahwa tegangan yang


tersambung sudah tepat AC atau DC. Rangkaian internal PLC akan
rusak jika daya AC dicatu ke PLC yang memerlukan catu daya DC.
6. Terminal input catu daya terletak pada bagian atas PLC, sedangkan
terminal pada bagian bawah PLC untuk peralatan luar. Rangkaian
internal PLC akan rusak jika daya AC dicatu ke terminal output catu
daya PLC.
7. Kencangkan sekrup catu daya AC, sekrup yang kendor dapat
mengakibatkan kebakaran atau malfungsi.
8. Gunakan selalu terminal crimp untuk jaringan daya PLC. Jangan
menyambung kawat serabut telanjang secara langsung ke terminal.
9. Kawatilah input ke PLC dan Unit Ekspansi seperti ditunjukkan pada
gambar berikut. Terminal catu daya dapat dikawati bersama dengan
output PLC yang menggunakan catu daya AC.

83
Gambar 3.12. Pengawatan input

10. Jika output 24 VDC berbeban lebih atau terhubung singkat,


tegangan akan drop dan mengakibatkan outputnya OFF. Tindakan
pengamanan luar harus diberikan untuk menjamin keselamatan
sistem.
11. Kawatilah output PLC seperti ditunjukkan pada diagram berikut ini.

Gambar 3.13. Pengawatan output

12. Rangkaian output internal dapat rusak saat beban yang


tersambung ke output terhubung singkat, maka pasanglah
sekering pengaman pada tiap rangkaian output.

84
13. Berikanlah rangkaian Emergency Stop, rangkaian insterlock,
rangkaian pembatas, dan tindakan pengamanan sejenis pada
rangkaian kendali luar (yaitu bukan pada PLC) untuk menjamin
keselamatan pada sistem jika terjadi ketidak-normalan yang
disebabkan oleh mal-fungsi PLC atau faktor luar lainnya yang
mempengaruhi operasi PLC. Jika tidak, dapat mengakibatkan
kecelakaan serius.
Diagram berikut menunjukkan contoh rangkaian interlock.

Gambar 3.14. Rangkaian interlock

Pada rangkaian interlock di atas, MC1 dan MC2 tidak dapat ON


pada saat yang sama meskipun output 01005 dan 01006 keduanya
ON.

14. Saat menyambung beban induktif ke output, sambunglah


pengaman surja atau dioda yang disambung paralel dengan
beban.

Gambar 3.15. Pengaman output


85
b) Pengawatan I/O Program Kendali Motor
Pengawatan I/O untuk berbagai program kendali motor
ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 3.16. Pengawatan I/O Program Kendali Motor


Satu Arah Putaran

Gambar 3.17. Pengawatan I/O Program Kendali Motor


Dua Arah Putaran

86
Gambar 3.18. Pengawatan I/O Program Kendali Motor
Dua Kecepatan

Gambar 3.19. Pengawatan I/O Program Kendali Motor


Sistem Start Bintang Segitiga

87
7. Pengawatan Beban Sistem Kendali Motor
Pengawatan beban pada sistem kendali PLC sama seperti pengawatan
beban pada rangkaian kendali elektromagnet karena perbedaan kedua
sistem kendali hanya terletak pada sistem kendalinya.

M3F

Gambar Pengawatan motor Gambar Pengawatan motor


operasi satu arah putaran operasi dua arah putaran

Gambar 3.20. Pengawatan Motor Operasi Satu dan Dua Arah Putaran

88
Gambar 3.19. Pengawatan Motor Sistem Start Bintang Segitiga

Gambar 3.22. Pengawatan Motor Operasi Dua Kecepatan

89
8. Pengecekan Pengawatan
Mengecek Pengawatan Input
Pengawatan input dapat dicek tanpa menggunakan alat pemrogram.
Begitu PLC dihubungkan ke catu daya, dengan meng-on-kan peralatan
input, maka indikator input yang sesuai akan menyala. Jika tidak
demikian, berarti terjadi kesalahan penyambungan peralatan input.
Mengecek Pengawatan Output
Pengawatan output dapat dicek menggunakan alat pemrogram baik
dengan Konsol Pemrogram atau software ladder. Operasi yang
digunakan adalah Force Set/Reset. Operasi ini dapat dilakukan dalam
mode operasi PROGRAM atau MONITOR.

Pengecekan Menggunakan CX-Programmer


Lakukan prosedur berikut untuk mengecek pengawatan output
menggunakan CX-Programmer. Prosedur ini akan benar jika pengawatan
I/O sesuai dengan program kendali yang ada pada PLC. Jika tidak, respon
yang diberikan oleh peralatan luar tidak sama dengan indikator output
PLC.
(a) Pasanglah pengawatan komunikasi Host Link
(b) Hubungkan PLC ke catu daya yang sesuai.
(c) Jalankan software CX-Programmer.
(d) Tampilkan program ladder yang sesuai dengan pengawatan I/O
yang disambung.
(e) Lakukan transfer program dari komputer ke PLC. Jika program yang
dimaksud telah ada pada PLC, lakukan transfer program dari PLC
ke komputer.
(f) Set mode operasi ke MONITOR.
(g) Klik kanan output (coil) pada diagram ladder yang akan dicek,
kemudian klik Force>On, maka indikator output dan peralatan
output yang sesuai on. Jika tidak demikian, maka sambungan
antara output PLC dan perlatan output tidak benar.
(h) Klik kanan output (coil) pada diagram ladder yang akan dicek,
kemudian klik Force>Cancel, maka indikator output dan peralatan
output yang sesuai off.
90
(i) Lakukan langkah 7 dan 8 diatas untuk output yang lain.
Pengecekan Menggunakan Konsol Pemrogram
(a) Set PLC pada mode operasi MONITOR
(b) Tekan CLR untuk membawa ke alamat awal.
(c) Tekan OUTPUT>MONTR untuk memonitor instruksi output.
(d) Tekan SET untuk memaksa bit output on.
(e) Tekan SHIFT>SET/RSET untuk memaksa bit output off.
(f) Tekan NOT atau Tekan SET>RSET>NOT untuk mengembalikan bit
ke status aslinya.

9. Menguji Coba Program Kendali PLC


Setelah program ditransfer ke dalam PLC dan sebelum sistem
kendali PLC dioperasikan secara normal, terlebih dahulu harus dilakukan
operasi uji coba. Operasi uji coba digunakan untuk mengecek eksekusi
program dan operasi input output. Untuk operasi ini PLC diset pada mode
operasi MONITOR. Peralatan output tetap off meskipun bit outputnya on.
Pada mode operasi MONITOR, program dapat dieksekusi dan
operasi I/O dapat diaktifkan. Tetapi, masih dimungkinkan untuk menulis/
memodifikasi memori dari alat pemrogram. Dalam mode MONITOR, dapat
dilakukan operasi :
Melakukan memaksa bit on atau off (force set/ reset)
Merubah nilai setelan waktu timer/ counter
Merubah data pada semua daerah memori.
Menyunting on-line program ladder
Prosedur uji coba program kendali PLC sebagai berikut :
1) Mengecek sambungan pengawatan I/O
Operasi yang digunakan untuk mengecek sambungan
pengawatan I/O adalah Force Set/Reset yaitu operasi untuk
memaksa suatu bit on atau off. Bit yang dipaksa on atau off statusnya
tidak bergantung kepada sistem kendali.
Pastikan tidak ada efek pada peralatan sebelum menggunakan
operasi Force Set/ Reset.

91
Misalkan, program kendali PLC berikut telah dimasukkan ke
dalam PLC dan pengawatan I/O telah disambung. Langkah-langkah
pengecekan sambungan pengawatan I/O sebagai berikut :

Gambar 3.22. Sambungan Pengawatan I/O

Menggunakan CX-Programmer
a. Beralih ke operasi on-line
b. Set mode operasi PLC pada MONITOR.
c. Lakukan operasi Force>On bit output 10.00 untuk memaksa bit
output 10.00 on. Indikator output 00 pada PLC menyala dan K1
on.
d. Lakukan operasi Force>Off bit output 10.00 untuk memaksa bit
output 10.00 off. Indikator output 01 pada PLC padam dan K1 off.

92
e. Lakukan operasi Force Cancel bit output 10.00 untuk
mengembalikan status asli bit output 10.00 (atau membebaskan
bit output 10.00 dari paksaan on).
f. Ulangi langkah c s.d e untuk bit output 10.01

Menggunakan Konsol Pemrogram


Set mode operasi PLC pada MONITOR.
Tekan CLR untuk membawa ke alamat awal.
Tekan SHIFT>CONT/#>1>0>0>0>MONTR untuk memonitor bit
output 10.00
Tekan SET untuk memaksa bit yang ditampilkan on.
Tekan SHIFT>SET/RSET untuk memaksa bit yang ditampilkan off.
Tekan NOT atau SET/RSET>NOT untuk mengembalikan status
asli.

Menjalankan sistem kendali tanpa peralatan I/O


Menggunakan CX-Programmer
Beralih ke operasi on-line
Set mode operasi PLC pada MONITOR.
Lakukan operasi Force On bit input 0.01. Operasi ini seperti
sedang menekan tombol Start. Program dieksekusi seperti dalam
operasi normal.
Lakukan operasi Force Off bit input 0.01. Operasi ini seperti
sedang melepas tombol Start. Eksekusi program tetap
berlangsung terus, karena operasi program sekarang tidak lagi
bergantung kepada status bit 0.01.
Lakukan operasi Force Cancel untuk membebaskan bit input dari
operasi paksa. Eksekusi program tetap berlangsung.
Lakukan operasi Force On bit input 0.00. Operasi ini seperti
sedang menekan tombol Stop. Eksekusi program berhenti.
Lakukan operasi Force Cancel terhadap bit input 0.00.

93
Menggunakan Konsol Pemrogram
Set mode operasi PLC pada MONITOR.
Tekan CLR untuk membawa ke alamat awal.
Tekan SHIFT>CONT/#>1>MONTR untuk memonitor bit 0.01.
Tekan SET untuk memaksa bit input yang ditampilkan on. Operasi
ini seperti sedang menekan tombol Start. Program dieksekusi
seperti dalam operasi normal.
Tekan SHIFT>SET/RSET untuk memaksa bit yang ditampilkan off.
Operasi ini seperti sedang melepas tombol Start. Eksekusi
program tetap berlangsung terus, karena operasi program
sekarang tidak lagi bergantung kepada status bit 0.01.
Tekan NOT atau SET/RSET>NOT untuk mengembalikan status
asli. Eksekusi program tetap berlangsung.
Tekan SHIFT>CONT/#>0>MONTR untuk memonitor bit 0.00.
Operasi ini seperti sedang menekan tombol Stop. Eksekusi
program berhenti.
Tekan NOT atau SET/RSET>NOT untuk mengembalikan status
asli.
Catatan :
Jangan sampai lupa untuk melakukan operasi Force Cancel
setelah operasi Force Set/Reset. Jika tidak, dalam
pengoperasian normal, program tidak dieksekusi secara normal
meskipun program yang dimaksud benar.
Jika dikehendaki, Jalannya arus pada diagram ladder dapat
dimonitor sehingga mudah diketahui proses eksekusi program
kendali. Gunakan operasi monitoring setelah beralih ke operasi
on-line dengan prosedur sebagai berikut : Klik PLC > Monitor >
Monitoring.
Jika dalam monitoring program ditemui kesalahan dalam
penetapan bit operand, jenis kontak NC atau NO, kendali waktu
Timer/Counter dapat dilakukan penyuntingan program sambil
mengeksekusi program. Operasi ini disebut penyuntingan on-
line.
94
D. Aktivitas Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Aktifitas pembelajaran
dimulai dengan membaca seluruh bagian dari kegiatan pembelajaran ini,
disarankan anda membaca secara berurutan, sehingga anda mengetahui
tujuan dan indikator capaian kompetensi. Belajar dengan menggunakan
modul ini dituntut kemandirian dan kejujuran anda terhadap diri sendiri.
Beberapa kegiatan yang juga harus anda lakukan:

1. Membaca dan mempelajari bahan referensi sebagai penunjang materi


yang akan diberikan.
2. Apabila ada bagian-bagian yang belum anda kuasai sesuai yang
diharapkan, ulangi kembali dengan tidak tergesa-gesa.
3. Jawablah pertanyaan pada bagian Latihan/Kasus/Tugas pada lembar
jawaban dan lembar kerja yang sudah disediakan
4. Jika saudara dapat menjawab pertanyaan pada bagian
Latihan/Kasus/Tugas dengan baik, maka saudara dapat melanjutkan
pembelajaran ke kegiatan pembelajaran 2.
Aktifitas Pembelajaran KB 3: Menguji coba Program PLC untuk
rancangan Instalasi motor.

Apakah yang dimaksud dengan operasi uji coba program ?

Untuk apa operasi uji coba program perlu dilakukan ?

Dalam mode operasi manakah uji coba program PLC dapat dilakukan

Perintah apakah yang digunakan dalam menguji coba program


kendali PLC ?

Hal-hal apakah yang dapat dilakukan dalam uji coba program ?

Untuk apa melakukan operasi Force Set/Reset bit output ?

Untuk apa melakukan operasi Force Set/Reset bit input ?

Apa yang akan terjadi jika tidak dilakukan operasi Force Cancel
setelah melakukan operasi Force Set/Reset suatu bit I/O ?

95
Lembar Kerja Kegiatan Pembelajaran 2

Alat

......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
.....

Bahan

......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
...................

Keselamatan Kerja

......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
............................

Langkah Kerja

......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
..............

Kesimpulan dan Rekomendasi

......................................................................................................................
......................................................................................................................
............................................................................

96

Anda mungkin juga menyukai