A. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta diklat mampu :
1. Mengidentifikasi peralatan sistem kendali PLC
2. Menjelaskan cara kerja sistem kendali PLC
3. Mengidentifikasi struktur PLC
4. Merancang program kendali PLC sederhana
5. Memasukkan program ke dalam PLC
6. Mengecek kebenaran program
7. merancang instalasi pengontrolan motor listrik dengan pemograman PLC
C. Uraian Materi
1. Sistem Kendali PLC
Hingga akhir tahun 1970, sistem otomasi mesin dikendalikan oleh
relay elektromagnet. Dengan semakin meningkatnya perkembangan
teknologi, tugas-tugas pengendalian dibuat dalam bentuk pengendalian
terprogram yang dapat dilakukan antara lain menggunakan PLC
(Programmable Logic Controller). Dengan PLC, sinyal dari berbagai
peralatan luar diinterfis sehingga fleksibel dalam mewujudkan sistem
kendali. Disamping itu, kemampuannya dalam komunikasi jaringan
memungkinkan penerapan yang luas dalam berbagai operasi pengendalian
sistem.
63
kemudian didasarkan atas logika program menentukan rangkaian aksi
pengendalian peralatan output luar.
PLC dapat digunakan untuk mengendalikan tugas-tugas
sederhana yang berulang-ulang, atau di-interkoneksi dengan yang lain
menggunakan komputer melalui sejenis jaringan komunikasi untuk
mengintegrasikan pengendalian proses yang kompleks.
Cara kerja sistem kendali PLC dapat dipahami dengan diagram blok seperti
ditunjukkan pada Gambar berikut:
65
d) Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang adalah peralatan yang digunakan dalam
sistem kendali PLC, tetapi bukan merupakan bagian dari sistem secara
nyata. Maksudnya, peralatan ini digunakan untuk keperluan tertentu
yang tidak berkait dengan aktifitas pegendalian. Peralatan penunjang
itu, antara lain :
Berbagai jenis alat pemrogram, yaitu komputer, software ladder,
konsol pemrogram, programmable terminal, dan sebagainya.
Berbagai software ladder, yaitu : SSS, LSS, Syswin, dan CX
Programmer.
Berbagai jenis memori luar, yaitu : disket, CD ROM, flash disk.
Berbagai alat pencetak dalam sistem komputer, misalnya printer,
plotter.
e) Catu Daya
PLC adalah sebuah peralatan digital dan setiap peralatan digital
membutuhkan catu daya DC. Catu daya ini dapat dicatu dari luar, atau
dari dalam PLC itu sendiri. PLC tipe modular membutuhkan catu daya
dari luar, sedangkan pada PLC tipe compact catu daya tersedia pada
unit.
a. Komponen Unit PLC
Unit PLC dibuat dalam banyak model/ tipe. Pemilihan suatu tipe harus
mempertimbangkan : yang dibedakan menurut
jenis catu daya
jumlah terminal input/ output
tipe rangkaian output
1)
2) Jenis Catu Daya
PLC adalah sebuah peralatan elektronik dan setiap peralatan elektronik
untuk dapat beroperasi membutuhkan catu daya. Ada dua jenis catu
daya untuk disambungkan ke PLC yaitu AC dan DC.
3) Jumlah I/O
Pertimbangan lain untuk memilih unit PLC adalah jumlah terminal I/O
nya. Jumlah terminal I/O yang tersedia bergantung kepada merk PLC.
66
Misalnya PLC merk OMRON pada satu unit tersedia terminal I/O
sebanyak 10, 20, 30, 40 atau 60. Jumlah terminal I/O ini dapat
dikembangkan dengan memasang Unit I/O Ekspansi sehingga
dimungkinkan memiliki 100 I/O.
Pada umumnya, jumlah terminal input dan output megikuti perbandingan
tertentu, yaitu 3 : 2. Jadi, PLC dengan terminal I/O sebanyak 10 memiliki
terminal input 6 dan terminal output 4.
Tabel 4. Jenis catu daya, jumlah I/O, dan tipe rangkaian output.
67
Gambar 3.2 Jumlah I/O pada PLC
Penjelasan Komponen
1. Terminal input catu daya
Hubungkan catu daya (100 s.d 240 VAC atau 24 VDC) ke
terminal ini
2. Terminal Ground Fungsional
Pastikan untuk membumikan terminal ini (hanya untuk PLC tipe
AC) untuk meningkatkan kekebalan terhadap derau (noise) dan
mengurangi resiko kejutan listrik.
3. Terminal Ground Pengaman
Pastikan untuk membumikan terminal ini untuk mengurangi
resiko kejutan listrik
4. Terminal catu daya luar
PLC tertentu, misalnya CPM2A dilengkapi dengan terminal
output catu daya 24 VDC untuk mencatu daya peralatan input.
5. Terminal input
Sambunglah peralatan input luar ke terminal input ini.
6. Terminal Output
Sambunglah peralatan output luar ke terminal output ini.
68
7. Indikator status PLC
Indikator ini menunjkkan status operasi PLC, seperti
ditunjukkan pada tabel berikut ini :
Tabel 5: Indikator Status PLC
Indikator Status Arti
PWR ON Daya sedang dicatukan ke PLC
(hijau) OFF Daya tidak sedang dicatu ke PLC
RUN ON PLC beroperasi dalam mode
(hijau) RUN atau MONITOR
OFF PLC beroperasi dalam mode
PROGRAM, atau terjadi
kesalahan fatal
COMM Berkedip Data sedang ditransfer melalui
(kuning) port peripheral atau port RS-
232C
OFF Data tidak sedang ditransfer
melalui port peripheral atau port
RS-232C
ERR/ALM ON Terjadi kesalahan fatal
(merah) Berkedip Terjadi kesalahan tidak fatal
OFF Operasi berlangsung normal
8. Indikator input
Indikator input menyala saat terminal input yang sesuai ON.
Indikator input menyala selama refreshing input/ output.
Jika terjadi kesalahan fatal, indikator input berubah sebagai
berikut :
Tabel 6. Indikator Input
Kesalahan fatal Indikator input
Kesalahan unit CPU, Padam
kesalahan bus I/O, atau terlalu
banyak unit I/O
Kesalahan memori atau Indikator akan berubah
kesalahan FALS (sistem fatal) sesuai status sinyal input,
tetapi status input tidak
akan diubah pada memori.
69
9. Indikator output
Indikator output menyala saat terminal output yang sesuai on.
10. Analog Control
Putarlah control ini untuk setting analog (0 s.d 200) pada IR 250
dan IR 251.
11. Port peripheral
Sambungan PLC ke peralatan pemrogram : Konsol
Pemrogram, atau komputer
12. Port RS 232C
Sambungan PLC ke peralatan pemrogram : Konsol
Pemrogram, komputer, atau Programmable Terminal.
13. Saklar komunikasi
Saklar ini untuk memilih apakah port peripheral atau port RS-
232C akan menggunakan setting komunikasi pada PC Setup
atau settng standar.
14. Bateray
Bateray ini memback-up memori pada unit PLC.
15. Konektor ekspansi
Tempat sambungan PLC ke unit I/O ekspansi atau unit
ekspansi (unit I/O analog, unit sensor suhu).
70
c. Spesifikasi PLC
Penggunaan PLC harus memperhatikan spesifikasi teknisnya.
Mengabaikan hal ini dapat mengakibatkan PLC rusak atau beroperasi
secara tidak tepat (mal-fungsi).
Berikut ini diberikan spesifikasi unit PLC yang terdiri atas spesifikasi
umum, spesifikasi input, dan spesifikasi output.
1. Spesifikasi Umum
Butir Spesifiasi
Tegangan catu AC 100 s.d 240 VAC, 50/60 Hz
DC 24 VDC
Tegangan operasi AC 85 s.d 264 VAC
DC 20,4 s.d 26,4 VDC
Penggunaan daya AC 60 VA maks
DC 20 W maks
Catu daya luar Tegangan catu 24 VDC
Kapasitas output 300 mA
Tahanan isolasi 20 M minimum
Kuat dielektrik 2300 VAC 50/60 Hz selama 1 menit
Suhu ruang 0o s.d 55o
Ukuran sekerup terminal M3
Berat AC 650 g
DC 550 g
2. Spesifikasi Input
Butir Spesifikasi
+10%
Tegangan input 24 VDC /-15%
Impedansi input 2,7 k
Arus input 8 mA
Tegangan/ arus on 17 VDC input, 5 mA
Tegangan/ arus off 5 VDC maks, 1 mA
Tunda on 10 ms
Tunda off 10 ms
Konfigurasi rangkaian input
71
3. Spesifikasi Output
Butir Spesifikasi
Kapasitas switching 2 A, 250 VAC (cos = 1)
maksimum 2 A, 24 VDC
Kapasitas switching 10 mA, 5 VDC
minimum
Usia kerja relay Listrik : 150.000 operasi (beban resistif 24 VDC)
100.000 operasi (beban induktif)
Mekanik : 20.000.000 operasi
Tunda on 15 ms maks
Tunda off 15 ms maks
Konfigurasi rangkaian
output
2.
Operasi PLC dikategorikan dalam tiga mode yaitu : PROGRAM,
MONITOR, dan RUN. Pilihan mode operasi harus dipilih dengan tepat
sesuai dengan aktifitas dalam sistem kendali PLC.
Mode PROGRAM digunakan untuk membuat dan mengedit
program, menghapus memori, atau mengecek kesalahan program. Pada
mode ini, program tidak dapat dieksekusi/ dijalankan.
Mode MONITOR digunakan menguji operasi sistem, seperti
memonitor status operasi, melaksanakan instruksi force set dan force reset
bit I/O, merubah SV (Set Value) dan PV (Present Value) timer dan counter,
merubah data kata, dan mengedit program online.
Mode RUN digunakan untuk menjalankan program. Status operasi
PLC dapat dimonitor dari peralatan pemrogram, tetapi bit tdk dapat di
paksa set/ reset dan SV/PV timer dan counter tidak dapat diubah.
72
a. Jenis-Jenis Alat Pemrogram
73
dapat beroperasi dalam mode Host Link atau mode peripheral bus.
Port RS-232C beroperasi hanya dalam mode Host Link
Komputer dapat disambung ke port peripheral PLC dengan
adapter RS- 232C : CQM1-CIF02 atau CPM1-CIF01.
75
Tabel 7. Daerah memori PLC OMRON CPM1A-10CDRA
Daerah Data Words Bit
Input 0 0.00 0.11
IR (Internal Relay) Output 10 10.00 10.07
Kerja (internal) 200 231 200.00 231.15
TR (Temporarilly Relay) TR0 TR7
Timer/counter TC0 TC7
76
Tabel 8. Penetapan Bit I/O Motor Satu Arah Putaran
Alat Bit
No Fungsi
input/output operand
1 Tombol Stop 0.00 Menghentikan operasi motor
2 Tombol Start 0.01 Menjalankan motor
2)
3 Kontaktor 10.00 Menghubungkan motor ke
jaringan
Keterangan :
1) Kecuali untuk operasi yang sangat khusus, secara umum
operasi menjalankan motor adalah dengan menekan tombol
Start dan jika kemudian tombol ini dilepas motor akan tetap
berputar. Maka, selanjutnya untuk menjalankan motor cukup
disebutkan dengan menekan tombol Start saja.
2) Motor berdaya kecil dapat disambung langsung ke PLC. Tetapi,
untuk motor berdaya cukup dengan arus nominal diatas
kemampuan PLC harus menggunakan kontaktor sebagai
penghubung motor ke jaringan.
77
motor berputar berlawanan arah jarum jam. Tombol STOP
digunakan untuk menghentikan operasi motor setia saat.
b. Penetapan Bit I/O
Tabel 9 Penetapan Bit I/O Motor Dua Arah Putaran
Alat Bit
No Fungsi
input/output operand
1 Tombol Stop 0.00 Menghentikan operasi
motor
2 Tombol Fwd 0.01 Menjalankan motor searah
jarum jam
3 Tombol Rev 0.02 Menjalankan motor
berlawanan arh jarum jam
4 Kontaktor K1 10.00 Kontaktor putaran searah
jarum jam
5 Kontaktor K2 10.01 Kontaktor putaran
berlawanan arh jarum jam
78
motor berputar dalam kecepatan tinggi. Motor tidak dapat
distart langsung pada kecepatan tinggi dan pada kecepatan
tinggi motor tidak dapat dipindahkan ke kecepatan rendah.
Tombol Stop untuk menghentikan operasi motor.
79
Jika tombol Start ditekan, motor berputar dalam
sambungan bintang. Lima detik kemudian, motor berputar
dalam sambungan segitiga. Tombol Stop untuk menghentikan
operasi motor setiap saat.
80
6. Keselamatan Kerja Pemasangan Unit PLC
Memasang PLC pada tempat yang tepat akan menaikkan keandalan dan
usia kerjanya. Terapkan petunjuk pemasangan unit seperti yang tercantum
pada manual sebagai berikut :
1. Jangan memasang PLC pada tempat-tempat dengan kondisi sebagai
berikut :
Terkena sinar matahari langsung.
Suhu di bawah 0oC atau di atas 55 oC.
Kelembaban di bawah 10% atau di atas 90%.
Terjadi pengembunan sebagai akibat perubahan suhu.
Mengandung gas korosif atau mudah terbakar.
Berdebu.
Terkana kejutan atau getaran.
Terkena percikan air, minyak, atau bahan kimia.
2. Berikan perisai saat memasang PLC pada tempat sebagai berikut :
Terkena muatan listrik statis.
Terkena medan elektromagnet yang kuat.
Terkena pancaran radiasi.
Dekat dengan jaringan catu daya.
Dalam memasang pastikan ada ventilasi untuk pendinginan
Berikan ruang yang cukup untuk sirkulasi udara.
Jangan memasang PLC di atas perlengkapan yang
membangkitkan panas seperti heater, transformer, atau resistor
berukuran besar.
Pasang kipas atau sistem pendingin saat suhu ruang melebihi 55
o
C.
Jangan memasang PLC pada panel atau kabinet perlengkapan
tegangan tinggi.
Berikan jarak + 200 mm antara PLC dan jaringan daya terdekat.
Berikan tempat yang lapang untuk operasi dan pemeliharaan PLC.
81
PLC harus dipasang dalam posisi seperti ditunjukkan pada gambar di
bawah ini untuk menjamin pendinginan yang tepat.
82
Gambar 3.11. Penyambungan Catu daya PLC
83
Gambar 3.12. Pengawatan input
84
13. Berikanlah rangkaian Emergency Stop, rangkaian insterlock,
rangkaian pembatas, dan tindakan pengamanan sejenis pada
rangkaian kendali luar (yaitu bukan pada PLC) untuk menjamin
keselamatan pada sistem jika terjadi ketidak-normalan yang
disebabkan oleh mal-fungsi PLC atau faktor luar lainnya yang
mempengaruhi operasi PLC. Jika tidak, dapat mengakibatkan
kecelakaan serius.
Diagram berikut menunjukkan contoh rangkaian interlock.
86
Gambar 3.18. Pengawatan I/O Program Kendali Motor
Dua Kecepatan
87
7. Pengawatan Beban Sistem Kendali Motor
Pengawatan beban pada sistem kendali PLC sama seperti pengawatan
beban pada rangkaian kendali elektromagnet karena perbedaan kedua
sistem kendali hanya terletak pada sistem kendalinya.
M3F
Gambar 3.20. Pengawatan Motor Operasi Satu dan Dua Arah Putaran
88
Gambar 3.19. Pengawatan Motor Sistem Start Bintang Segitiga
89
8. Pengecekan Pengawatan
Mengecek Pengawatan Input
Pengawatan input dapat dicek tanpa menggunakan alat pemrogram.
Begitu PLC dihubungkan ke catu daya, dengan meng-on-kan peralatan
input, maka indikator input yang sesuai akan menyala. Jika tidak
demikian, berarti terjadi kesalahan penyambungan peralatan input.
Mengecek Pengawatan Output
Pengawatan output dapat dicek menggunakan alat pemrogram baik
dengan Konsol Pemrogram atau software ladder. Operasi yang
digunakan adalah Force Set/Reset. Operasi ini dapat dilakukan dalam
mode operasi PROGRAM atau MONITOR.
91
Misalkan, program kendali PLC berikut telah dimasukkan ke
dalam PLC dan pengawatan I/O telah disambung. Langkah-langkah
pengecekan sambungan pengawatan I/O sebagai berikut :
Menggunakan CX-Programmer
a. Beralih ke operasi on-line
b. Set mode operasi PLC pada MONITOR.
c. Lakukan operasi Force>On bit output 10.00 untuk memaksa bit
output 10.00 on. Indikator output 00 pada PLC menyala dan K1
on.
d. Lakukan operasi Force>Off bit output 10.00 untuk memaksa bit
output 10.00 off. Indikator output 01 pada PLC padam dan K1 off.
92
e. Lakukan operasi Force Cancel bit output 10.00 untuk
mengembalikan status asli bit output 10.00 (atau membebaskan
bit output 10.00 dari paksaan on).
f. Ulangi langkah c s.d e untuk bit output 10.01
93
Menggunakan Konsol Pemrogram
Set mode operasi PLC pada MONITOR.
Tekan CLR untuk membawa ke alamat awal.
Tekan SHIFT>CONT/#>1>MONTR untuk memonitor bit 0.01.
Tekan SET untuk memaksa bit input yang ditampilkan on. Operasi
ini seperti sedang menekan tombol Start. Program dieksekusi
seperti dalam operasi normal.
Tekan SHIFT>SET/RSET untuk memaksa bit yang ditampilkan off.
Operasi ini seperti sedang melepas tombol Start. Eksekusi
program tetap berlangsung terus, karena operasi program
sekarang tidak lagi bergantung kepada status bit 0.01.
Tekan NOT atau SET/RSET>NOT untuk mengembalikan status
asli. Eksekusi program tetap berlangsung.
Tekan SHIFT>CONT/#>0>MONTR untuk memonitor bit 0.00.
Operasi ini seperti sedang menekan tombol Stop. Eksekusi
program berhenti.
Tekan NOT atau SET/RSET>NOT untuk mengembalikan status
asli.
Catatan :
Jangan sampai lupa untuk melakukan operasi Force Cancel
setelah operasi Force Set/Reset. Jika tidak, dalam
pengoperasian normal, program tidak dieksekusi secara normal
meskipun program yang dimaksud benar.
Jika dikehendaki, Jalannya arus pada diagram ladder dapat
dimonitor sehingga mudah diketahui proses eksekusi program
kendali. Gunakan operasi monitoring setelah beralih ke operasi
on-line dengan prosedur sebagai berikut : Klik PLC > Monitor >
Monitoring.
Jika dalam monitoring program ditemui kesalahan dalam
penetapan bit operand, jenis kontak NC atau NO, kendali waktu
Timer/Counter dapat dilakukan penyuntingan program sambil
mengeksekusi program. Operasi ini disebut penyuntingan on-
line.
94
D. Aktivitas Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Aktifitas pembelajaran
dimulai dengan membaca seluruh bagian dari kegiatan pembelajaran ini,
disarankan anda membaca secara berurutan, sehingga anda mengetahui
tujuan dan indikator capaian kompetensi. Belajar dengan menggunakan
modul ini dituntut kemandirian dan kejujuran anda terhadap diri sendiri.
Beberapa kegiatan yang juga harus anda lakukan:
Dalam mode operasi manakah uji coba program PLC dapat dilakukan
Apa yang akan terjadi jika tidak dilakukan operasi Force Cancel
setelah melakukan operasi Force Set/Reset suatu bit I/O ?
95
Lembar Kerja Kegiatan Pembelajaran 2
Alat
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
.....
Bahan
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
...................
Keselamatan Kerja
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
............................
Langkah Kerja
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
..............
......................................................................................................................
......................................................................................................................
............................................................................
96