Anda di halaman 1dari 112

BASIC PLC TWIDO

PENGANTAR PLC
(Programmable
Logic Controller)
PLC

• Programmable Logic Controller diperkenalkan pertama kali pada


1969 oleh Richard E.Morley yang merupakan pendiri Modicon
Corporation.
Modicon adalah kependekan dari Modular Digital Controller

• Pemrograman
– Dahulu: divais pemrograman hanya untuk merek spesifik PLC.
– Sekarang: PC dengan software berbasis windows.

Schneider Electric Automation Business


Diagram Blok Dasar Kotak Hitam (Black
Box)

INPUTS PLC OUTPUTS

CPU

Schneider Electric Automation Business


PLC (Programmable Logic Controller) ?

• Merupakan “komputer khusus” untuk aplikasi di industri,


digunakan untuk memonitor & mengontrol proses industri
untuk menggantikan hard-wired control (rangkaian
relay/kontaktor) dan memiliki bahasa pemrograman
sendiri.

• Berbeda dengan Personal Computer, dalam PLC sudah


dilengkapi unit input-output digital yang bisa langsung
dihubungkan ke perangkat luar (switch, sensor, relay, dll)
bahkan ada yang sudah memiliki ADC/DAC built-in.

Schneider Electric Automation Business


Inside a PLC
Communications
Port

C C
I i Central O i
n r u r
p c Processor t c
u u Unit p u
t i u i
t (CPU) t t CR
s s

High High
Voltage Isolation Voltage
Isolation MEMORY Barrier
Barrier
program data

Low Voltage

AC Power Supply or DC Power Supply

Schneider Electric Automation Business


Perbedaan Utama antara PLC & Komputer

• Perbedaan utama antara PLC dan komputer:


PLC dirancang untuk instalasi dan perawatan oleh
teknisi elektrik industri yang tidak harus mempunyai
skill elektronika tinggi.

• Troubleshooting dalam PLC disederhanakan:


• Fault indicators
• Run / Stop indicators
• Input / Output status indicators

Schneider Electric Automation Business


Hard-wired Control
• Sebelum ditemukan PLC, tugas pengontrolan dilakukan
oleh kontaktor dan relai yang dirangkai bersama dengan
kabel.
• Rangkaian harus didesain dan digambar dulu, kemudian
menetapkan spesifikasi dan instalasi pengkabelannya.
• Teknisi harus mengerjakan pemasangan dan
pengkabelan sesuai gambar teknik tersebut.
• Jika salah dalam mendesain atau ada modifikasi,
designer dan teknisi harus merombak dan mengerjakan
instalasi lagi.

 Pemborosan waktu dan biaya

Schneider Electric Automation Business


Contoh hard-wired Control

PB1 PB2
PB1(LIGHTS LAMP) PB1(TURNS OFF LAMP)

RELAY COIL

RELAY
RELAY CONTACTS LAMP

(B) Wiring Diagram

(A) Schematic Diagram

Hard-wired relay type of control

Schneider Electric Automation Business


Kemampuan PLC

• PLC menggantikan logika dan pengerjaan sirkit


kontrol relay yang merupakan instalasi
langsung.
• Rangkaian kontrol cukup dibuat secara
software.
Pengkabelan hanya diperlukan untuk
menghubungkan peralatan input dan output.
• Hal ini mempermudah dalam mendisain dan
memodifikasi rangkaian, karena cukup dengan
mengubah program PLC.

Schneider Electric Automation Business


Contoh Sistem Kontrol dengan PLC

Input

Schneider Electric Automation Business


Contoh Aplikasi PLC (1)

• Manufaktur otomotif
• Pabrik semen
• Pengendali lift/elevator
• Pengairan/irigasi
• Pengendali pembangkit listrik
• Penggilingan (mesin giling)
• Pengontrol lampu lalu lintas
• Sistem keamanan
• Pengendali robot
• Pabrik minuman ringan
• dll

Schneider Electric Automation Business


Contoh Aplikasi PLC (2)

Schneider Electric Automation Business


Contoh Aplikasi PLC (3)

Schneider Electric Automation Business


Apa yang Dapat Dikerjakan PLC ? (1)

1. Sequence Control :
- pengganti relay control logic
- timers/counters
- pengganti pengendali yang berupa papan
rangkaian elektronik
- pengendali mesin dan proses

Schneider Electric Automation Business


Apa yang Dapat Dikerjakan PLC ? (2)

2. Sophisticated Control :
- arithmatic operations (+,-,x,:)
- information handling
- analog control (suhu, tekanan,dll)
- PID controller
- servo-motor control
- stepper-motor control

Schneider Electric Automation Business


Apa yang Dapat Dikerjakan PLC ? (3)

3. Supervisory Control :
- process monitoring & alarm
- fault diagnostic & monitoring
- interfacing with computer (RS232)
- printer/ASCII interfacing
- factory automation networking
- LAN

Schneider Electric Automation Business


Memory

• Seperti halnya sistem komputer, memory PLC terdiri


atas RAM dan ROM.
• Kapasitas memory antara satu PLC dengan yang
lain berbeda-beda tergantung pada type dan pabrik
pembuatnya.
• Beberapa pabrik menyatakan ukuran memory
dalam byte, ada juga yang kilobyte, dan ada pula
yang dinyatakan dengan jumlah intruksi yang dapat
disimpan.

Schneider Electric Automation Business


RAM

• Program yang ditulis umumnya disimpan dalam RAM


yang ada di dalam PLC sehingga dapat diubah/diedit
melalui programming unit.
• Kerugian penyimpanan di RAM adalah program dan
data akan hilang ketika power supply mati.
• Untuk mengatasi hal ini, RAM dapat diback-up dengan
battery lithium, sehingga meskipun power supply mati,
program dan data tidak hilang.
• Umumnya bila battery tidak rusak, program dan data
bisa disimpan selama 5 tahun.

Schneider Electric Automation Business


ROM
• Supaya program dalam RAM bisa dieksekusi
harus ada ‘Operating System’ PLC.
• Operating system ini dibuat oleh pabrik pembuat
PLC yang disimpan dalam ROM dan hanya dapat
dibaca oleh processor.
• Dalam beberapa PLC tidak menggunakan ROM
tapi EPROM atau EEPROM.
• Pengguna dapat juga menyimpan program di
sebagian tempat di EEPROM atau dikenal
sebagai Flash Memory.

Schneider Electric Automation Business


Input Unit

• Mendeteksi ketika sinyal diterima dari sensor.


• Mengkonversi sinyal input menjadi level
tegangan yang bisa diterima processor.
• Mengisolasi PLC dari fluktuasi tegangan atau
arus sinyal input.
• Mengirim sinyal ke indikator input PLC
sehingga bisa diketahui input mana yang
sedang menerima sinyal.

Schneider Electric Automation Business


Contoh Input

Photo-electric sensor
Limit switch

Proximity sensor

Schneider Electric Automation Business


Output Unit
• Output unit pada PLC juga berfungsi sebagai interface
terhadap peralatan luar.
• Output PLC bertindak sebagai switch terhadap power
supply untuk mengoperasikan peralatan output (misal :
pilot lamp, relay, dll)
• Komponen yang biasa dipakai PLC sebagai bagian
output unit adalah relay untuk AC/DC, TRIAC untuk AC
saja, dan Transistor atau FET untuk DC saja.

Schneider Electric Automation Business


Contoh Output

Lampu indikator

Motor starter

Relay

Schneider Electric Automation Business


Bahasa Pemrograman

Ada 5 metode / type bahasa pemrograman yang bisa


dipakai, merujuk pada Standard IEC-61131-3*, meski
tidak semua disupport oleh suatu PLC:
1. Ladder Diagram languages (LD)
2. Instruction List languages (IL) / Statement List (SL)
3. Sequential Function Chart (SFC) / Grafcet languages
4. Function Block Diagram (FBD)
5. High-level languages : biasanya Visual Basic

*IEC: International Electrotechnical Commission


Schneider Electric Automation Business
Mengapa Ladder Diagram (LD) ?

• Ladder Diagram dan Instruction List adalah yang paling umum


dan populer dipakai.
• Ladder diagram relatif paling mudah dipahami karena secara
umum simbol yang digunakan mirip dengan gambar dalam
rangkaian relay/kontaktor.
• Secara logika, listrik mengalir dari rel/garis di kiri ke rel/garis di
kanan.
• Jalur dari kiri ke kanan ini dikenal dengan istilah Ladder-line.
• Instruction List mirip seperti listing perintah dalam assembler.
• High-level languages yang paling populer digunakan adalah BASIC
yang sekarang menjadi Visual Basic.
• Karena yang paling umum dan disupport oleh semua PLC adalah
Ladder, nantinya hanya dibahas Ladder Diagram (LD).

Schneider Electric Automation Business


Konsep Pemrograman PLC

• Menggunakan cara berpikir logika (benar/salah, 1/0)


• Program berdasarkan hubungan/fungsi antara input
dan output
• Proses eksekusi program PLC adalah sekuensial
(proses scanning)
• Pengalamatan I/O dan memory adalah aspek
penting dalam pemrograman.

Schneider Electric Automation Business


Pemilihan PLC

 Pemilihan PLC diturunkan dari


kebutuhan aplikasi

 Perhatikan batasan kemampuan PLC

 Inventarisasi jenis sinyal/tegangan yang


ditangani (analog/digital, AC/DC)

Schneider Electric Automation Business


Batasan Pemilihan PLC

• Jumlah dan jenis input


• Jumlah dan jenis output
• Jumlah memory yang tersedia
• Kecepatan
• Komunikasi antar PLC
• Cara/teknik pemrograman

Schneider Electric Automation Business


Pendekatan Sistematik
dalam Mendesain Sistem dengan PLC (1)

1. Memahami kebutuhan sistem kendali yang


diinginkan.
2. Menyusun flowchart sistem kendalinya.
3. Mendaftar semua input & output yang berhubungan
dengan terminal I/O PLC.
4. Menterjemahkan flowchart ke ladder diagram.
5. Memprogram desain ladder diagram ke PLC.
6. Simulasi program dan debug software.

Schneider Electric Automation Business


Pendekatan Sistematik
dalam Mendesain Sistem dengan PLC (2)

7. Jika masih bermasalah, kembali edit program.


8. Bila sudah OK, hubungkan semua perangkat input
dan output.
9. Cek semua koneksi input dan output.
10. Tes program dengan menjalankannya.
11. Jika terjadi trouble, edit kembali.
12. Bila sudah OK, simpan program ke PLC.
13. Jangan lupa, dokumentasikan semua gambar dan
program yang dibuat

Schneider Electric Automation Business


Keuntungan Menggunakan PLC dalam
Otomatisasi

 Waktu implementasi proyek lebih cepat


 Mudah dalam modifikasi
 Kalkulasi biaya proyek lebih akurat
 Memerlukan waktu training lebih pendek
 Perubahan disain lebih mudah (dengan software)
 Aplikasi kendali yang luas
 Perawatan mudah
 Reliabilitas tinggi
 Relatif tahan terhadap kondisi lingkungan yang
buruk

Schneider Electric Automation Business


Panel Pengendali Sebelum Menggunakan PLC :

Schneider Electric Automation Business


Panel Pengendali Setelah Menggunakan PLC :

Schneider Electric Automation Business


PLC vs Smart Relay

PLC → Twido Modular & Compact Smart Relay → Zelio

Schneider Electric Automation Business


Perbedaan antara PLC dan Smart Relay

PLC :
1. Dapat melakukan fungsi-fungsi aritmatik.
2. Dapat melakukan operasi-operasi pemindahan
memory.
3. Dapat melakukan fungsi-fungsi yang komplek seperti :
sequence, LIFO, FIFO, PWM, dll.

Smart Relay :
Hanya dapat melakukan fungsi-fungsi logika dan
beberapa fungsi dasar seperti timer dan counter.

Schneider Electric Automation Business


BASIC PLC TWIDO

SOFTWARE
TwidoSuite
• TwidoSuite adalah software untuk memprogram PLC
Twido yang dibuat oleh Schneider Telemecanique.
• Software ini dapat digunakan untuk memprogram
semua type PLC Twido :
– Compact (TWDLCAA10DRF, dll)
– Modular (TWDLMDA20DTK, dll)
• Namun sebelum memrogram PLC kita harus
melakukan konfigurasi terlebih dahulu.

Schneider Electric Automation Business


Twidosuite

Tujuan konfigurasi adalah menentukan parameter-parameter


yang sesuai dengan kemampuan PLC dan juga sesuai
dengan kebutuhan kita, misalnya :
1. Type PLC yang dipakai
2. Penggunaan memory
3. Mode operasi
4. Port komunikasi yang dipakai
5. Modul-modul tambahan yang terhubung dengan PLC :
Real Time Clock (RTC), modul I/O tambahan, dll.

Schneider Electric Automation Business


TwidoSuite, Computer and Twido

TwidoSuite Serial port (COM)

TSXPCX 1031

Schneider Electric Automation Business


Overview

Schneider Electric Automation Business


Create A New Project (1)

Schneider Electric Automation Business


Create a New Project (2)
Project information main pane

Nama project

Tempat menyimpan file

Actions frame

Schneider Electric Automation Business


Describe application
Product catalog pane

Graphic pane
Schneider Electric Automation Business
Program application
Application steps bar Program substeps bar Taskbar

Error list box


Schneider Electric Automation Business
BASIC PLC TWIDO

ADDRESSING
Pengalamatan I/O :

Format umum :

% I,Q x . y . z

I : Input
Q : Output
x : Master (0) / Slave (1-7) controller
y : Base (0) / Expansion (1-7) I/0
z : I/O channel number

Schneider Electric Automation Business


Contoh :
• %I0.0.5 : input bit no. 5 dari base controller.
• %Q0.3.4 : output bit no. 4 dari modul I/O
tambahan dengan alamat modul tambahan 3
untuk Master CPU.
• %I3.0.1 : input bit no. 1 on remote I/O
controller at remote link add number 3 for the
base controller.

Schneider Electric Automation Business


Pengalamatan Bit :

Format umum :

% M, S, or X i

M : Internal bits
S : System bits
X : Step bits
i : Number

Schneider Electric Automation Business


Contoh :
• %M25 = internal bit number 25
• %S20 = sistem bit number 20
• %X6 = step bit number 6

Schneider Electric Automation Business


Pengalamatan Word :

Format umum :

% M, K, or S W i

M : Internal words
K : Constant words
S : System words
W : Word (16 bit)
i : number

Schneider Electric Automation Business


Contoh :
• %MW15 = internal word number 15
• %KW26 = constant word number 26
• %SW30 = system word number 30

Schneider Electric Automation Business


BASIC PLC TWIDO

LADDER DIAGRAM
PROGRAMMING
Diagram Ladder Program

1. Dinyatakan dalam suatu bentuk umum simbolik


untuk relay yang dikontrol oleh rangkaian elektrik.

2. Program ditampilkan pada layar dan elemen-elemen


seperti kontak Normally Open, kontak Normally
Close, timer, counter, sequencer (rotary switch),
dll, dan dinyatakan dalam bentuk gambar.

3. Listrik mengalir dari sisi kiri ke sisi kanan, disebut


dengan ladder line (terdiri dari beberapa rung).

Schneider Electric Automation Business


Aturan Umum Menggambarkan suatu
Program Diagram Ladder

1. Aliran listrik/tenaga dari rel kiri ke rel kanan.


2. Suatu coil keluaran tidak dihubungkan
langsung ke rel (rail) sebelah kiri.
3. Tidak ada kontak yang ditempatkan di kanan
dari suatu coil keluaran.
4. Hanya satu dari coil keluaran dalam suatu
ladder line.
5. Tiap coil keluaran umumnya hanya satu kali
dalam suatu program.

Schneider Electric Automation Business


Prinsip Diagram Ladder PLC (1)

• Untuk mengerti mekanika dari diagram ladder,


perlu untuk mengetahui hubungan antara diagram
ladder dan rangkaian logika.
• Contoh :
Hardwired: in2 bergantung terhadap masukan in1

Schneider Electric Automation Business


Prinsip Diagram Ladder PLC (2)

• Rangkaian Logika: in1 dan in2 independent

Perbedaan antara hardwired dan rangkaian logika


dijembatani oleh diagram ladder.
Diagram ladder : power = 1; (1 and in1) and in2

Schneider Electric Automation Business


Simple Introductory Program

• Hardwired :

Schneider Electric Automation Business


BASIC PLC TWIDO

BASIC
INSTRUCTION SET

•TIMER
• COUNTER
BASIC PLC TWIDO

TIMER
Timer (1)

1. Digunakan sebagai pengatur waktu proses.


2. Dapat digunakan sebagai komponen tundaan (delay)  timer
on delay.
3. Umumnya merupakan kotak fungsi yang dapat diatur
memberikan suatu keluaran kondisi On selama selang waktu
tertentu  timer off delay.
4. Dapat digunakan untuk membuat pulsa dengan lebar
tertentu  timer pulsa (ini termasuk ke fitur tambahan, hanya
terdapat pada PLC tertentu saja).

Schneider Electric Automation Business


Timer (2)

• Dalam timer terdapat : input, konstanta timer, output.

• Input berfungsi men-start aktifnya timer untuk mulai


menghitung waktu.

• Konstanta timer memberikan nilai berapa lama timer


aktif.

• Output memberikan keluaran logika 1 atau 0 bila


waktu yang dinyatakan dalam konstanta timer telah
tercapai.

Schneider Electric Automation Business


Timer (3)

Dalam hard-wired circuit,


timer berupa komponen
fisik yang dapat diset nilai
konstanta waktunya.

Schneider Electric Automation Business


Contoh Timer

Timer analog Timer digital

Schneider Electric Automation Business


Contoh Rangkaian Timer
• Saklar S1 (NO) seri dengan timer TR1 (on-delay) yang di-set
5 detik.
• Setelah S1 ditutup, TR1 bekerja menunda “ON” selama 5
detik. Setelah 5 detik TR1 kontak untuk menyalakan lampu
PL1.

Schneider Electric Automation Business


Jenis Timer (1)

Timer secara umum ada dua jenis :


ON-Delay
t

OFF-Delay

t = konstanta timer (nilai preset yang


diberikan)

Schneider Electric Automation Business


Jenis Timer (2)

• Pada PLC Twido ada tambahan timer pulsa

t = konstanta timer

Schneider Electric Automation Business


Jenis Timer (3)

• Dari kedua jenis tadi dikembangkan beberapa fitur


tambahan, misal : timer bisa diaktifkan dengan trigger
saja baik untuk ON-Delay ataupun OFF-Delay.

• Penambahan fungsi memory (Retentive Timer),


sehingga meskipun daya input yang diberikan hilang,
timer tidak me-reset ke nilai 0.

• Pada PLC Twido dikembangkan jenis timer yang lain


yaitu timer yang membentuk pulsa.

Schneider Electric Automation Business


Jenis Timer (4)

• Dalam diagram ladder, timer biasa digambarkan


dalam bentuk kotak.

Schneider Electric Automation Business


Instruksi Timer yang Ada pada Twido PLC

Diagram Ladder

Schneider Electric Automation Business


Keterangan Blok Fungsi Timer

Parameter Label Value


Timer Number %TMi PLC Compact : 0 s/d 63

PLC Modular : 0 s/d 127

Jenis TON On-delay (by difault)

TOF Off-delaly

TP Pulse

Time Base TB 1 Min (default), 1 s, 100 ms, 1ms

Current Value %TMi.V Alamat ini akan increment dari 0 hingga nilai preset tercapai ketika timer aktif. Nilai pada
alamat ini dapat dibaca tetapi tidak dapat ditulis.
Preset Value %TMi.P Alamat ini dapat diisi dengan nilai antara 0-9999. nilai pada alamat ini dapat dibaca dan
ditulis. Perioda = %TMi.P x TB.
Data Editor Adj Y : yes, nilai preset dapat diubah dari data editor

N : no, nilai preset tidak dapat diubah dari data editor

Setting Input (atau IN Timer mulai aktif saat rising edge (TON dan TP) dan falling edge (TOF)
perintah)
Timer Output Q Nilai output ini akan bernilai 1 sesuai dengan fungsi dari jenis timernya.

Schneider Electric Automation Business


Contoh Program Timer untuk PLC Twido (1)

1. Timer On_delay  timer ini aktif jika input-nya high.


output akan aktif (high) setelah 5 detik.
- output lampu 1 (%Q0.0)
- input saklar toggle (%I0.8)

Schneider Electric Automation Business


Contoh Program Timer untuk PLC Twido (2)

2. Timer Off_delay  timer akan aktif jika input-nya low.


Output-nya akan aktif (high) selama 5 detik.
- output lampu 2 (%Q0.1)
- input saklar toggle (%I0. 9)

Schneider Electric Automation Business


Contoh Program Timer untuk PLC Twido (3)

3. Pulsa (monastable)  aktif jika input-nya high.


Output akan berbentuk pulsa selama 5 detik.
- output lampu 3 (%Q0.2)
- input saklar toggle (%I0.10)

Schneider Electric Automation Business


BASIC PLC TWIDO

COUNTER
Counter

1. Berfungsi untuk menghitung jumlah perubahan input.


2. Dapat untuk membatasi banyaknya perubahan input.
3. Ada dua jenis counter: menghitung naik (up-counter) dan
turun (down-counter).
4. Dalam kehidupan sehari-hari terdapat juga counter mekanik
dan elektronik.
5. Counter akan mengeluarkan nilai logika 0 atau 1 bila nilai
preset telah tercapai.
6. Ada juga step counter dimana perubahan input akan
ditampilkan pada setiap alamat output tertentu.

Schneider Electric Automation Business


Contoh Fisik Counter

Schneider Electric Automation Business


Contoh Aplikasi 1

Aplikasi counter dalam pengemasan barang

Schneider Electric Automation Business


Contoh Aplikasi 2

Up-counter
digunakan untuk
sortir dalam
proses produksi,
misalnya dengan
mengambil 1
sample tiap 1000
unit.

Schneider Electric Automation Business


Contoh Aplikasi 3

Counter bisa juga


mengukur panjang,
dengan cara
menghitung berapa
gigi/satuan panjang.

Schneider Electric Automation Business


Contoh Aplikasi 4 (1)

Isi counter
menunjukkan
jumlah barang
yang masih
dalam “proses”
(jumlah yang
masuk dikurangi
yang keluar).

Schneider Electric Automation Business


Contoh Aplikasi 4 (2)

• Salah satu contoh dari aplikasi yang ke-4 adalah


tempat parkir.
• Setiap kendaraan yang masuk dihitung.
• Setiap kendaraan yang keluar juga dihitung.
• Hasilnya jumlah kendaraan yang parkir diketahui
(masuk dikurangi keluar).
• Bila jumlahnya mencapai kapasitas area parkir,
maka ada tanda/lampu yang menyatakan parkir
penuh.

Schneider Electric Automation Business


Counter di PLC

• Counter dalam PLC bekerja seperti halnya counter


mekanik atau elektronik yaitu membandingkan nilai
yang terkumpul dengan nilai pengesetan dan hasil
pembandingan dipakai sebagai keluaran.
• Dalam aplikasi-aplikasi yang menggunakan counter
secara umum bekerja sebagai berikut :
1. Menghitung hingga ke suatu nilai preset, setelah
tercapai akan menghasilkan suatu event.
2. Membuat suatu event tetap terjadi, sampai counter
mencapai nilai preset baru berhenti.

Schneider Electric Automation Business


Diagram Ladder Counter pada PLC Twido

Schneider Electric Automation Business


Keterangan Ladder :

Parameter Label Value


Counter Number %Ci 0 s/d 31
Current Value %Ci.V Nilai pada alamat ini akan di increment atau decrement
tergantung input dari CU atau CD. Nilai pada alamat ini dapat
dibaca tetapi tidak dapat ditulis.
Preset Value %Ci.P Nilainya diantara 0-9999. nilai alamat ini dapat dibaca dan ditulis.
Data Editor Y/N Y: yes, nilai presetnya dapat diubah dari data editor
N: no, nilai presetnya tidak dapat diubah dari data editor
Reset input (or insturction) R Jika diberi input 1 maka %Ci.V = 0
Set input (or instruction) S Jika diberi input 1 maka %Ci.V = %Ci.P
Upcount input (or instruction) CU Setiap ada input rising edge maka nilai %Ci.V akan di increment
Downcount input (or CD Setiap ada input rising edge maka nilai %Ci.V akan di decrement
instruction)
Underflow output E Output akan aktif jika %Ci.V bernilai negatif (%Ci.V sudah
bernilai 0 lalu CD diberi rising edge maka nilai %Ci.V = 9999)
Preset output reached D Output akan bernilai 1 jika dan hanya jika %Ci.V = %Ci,P
Overflow output F Output akan aktif jika %Ci.V bernilai 10000 (%Ci.V sudah
bernilai 9999 lalu CU diberi rising edge maka nilai %Ci.V = 0)
Schneider Electric Automation Business
Contoh Program Counter untuk PLC Twido

Program counter di bawah ini bertujuan untuk memahami karakteristik dari


blok counter.

Schneider Electric Automation Business


BASIC PLC TWIDO

MATH
FUNCTION
COMPARISON INSTRUCTION

• Comparison instruction digunakan untuk


membandingkan dua buah operand
• Tabel di bawah berisi jenis-jenis comparison
instruction

Schneider Electric Automation Business


• Contoh perintah compare digunakan pada
timer dan counter :

Schneider Electric Automation Business


• Syntax for Comparison instructions

Blok perintah compare akan aktif jika inputnya high.


Outputnya akan high ketika perintah compare yang
diminta bernilai benar.
Block CMP
Inp Output
ut

Schneider Electric Automation Business


ARITMETIC INSTRUCTION
• Perintah ini digunakan untuk melakukan operasi aritmatik
diantara dua operand atau hanya satu operand.
• Tabel dibawah berisi jenis-jenis operasi aritmatik yang dapat
dilakukan.

Schneider Electric Automation Business


• Syntax

Catatan : untuk instruksi SQRT tidak dapat menggunakan


nilai immediate
Perintah aritmetik akan aktif jika inputnya bernilai 1.
Operate block

Inp
ut

Schneider Electric Automation Business


• Contoh

Schneider Electric Automation Business


SHIFT INSTRUCTION
• Perintah ini digunakan untuk memindahkan posisi suatu
bit pada suatu operand ke kanan atau ke kiri.
• Syntax

Perintah Shift akan aktif jika inputnya bernilai 1.


Operate block

Inp
ut

Schneider Electric Automation Business


Tabel di bawah menampilkan jenis perintah shift yang dapat digunakan
:

Schneider Electric Automation Business


• Contoh :

Schneider Electric Automation Business


SCHEDULE BLOCKS

• Schedule blocks digunakan untuk


mengendalikan aksi penentuan bulan, hari dan
waktu.
• Maximum schedule blocks yang dapat
dikonfigurasi adalah 16 buah
• PLC harus memiliki modul RTC untuk
menggunakan Schedule Block

Schneider Electric Automation Business


Parameter-parameter yang perlu diisi pada
schedule block adalah :

Schneider Electric Automation Business


TIME / DATE STAMPING
• Sistem words %SW49 hingga %SW53 berisi waktu saat
ini (sebagai referensi) dalam format BCD. Referensi
waktu juga dapat di-set melalui operator display.

• %SW49 → MSB 00 LSB hari


(1=senin,2=selasa,3=rabu,…,7=minggu)
• %SW50 → MSB 00 LSB detik
• %SW51 → MSB jam LSB menit
• %SW52 → MSB bulan LSB hari
• %SW53 → MSB abad LSB tahun
• Date and time of last stop terdapat pada sistem words
%SW54 hingga %SW57 dalam format BCD
Schneider Electric Automation Business
Contoh : hari Senin 17:01:30 , 17 July 2006

Word Value (hex) Artinya

%SW 49 0001 Hari Senin (1)

%SW 50 0030 Detik ke 30

%SW 51 1701 Menit ke 1,


Jam 17
%SW 52 0717 17 Juli

%SW 53 2006 Tahun 2006


Schneider Electric Automation Business
STEP COUNTER FUNCTION BLOCK

• Fungsinya hampir sama dengan counter biasa, hanya


pada step counter setiap step-nya ditandai dengan
suatu output tertentu (%SCi.j)
• Diagram ladder untuk fungsi step counter

Schneider Electric Automation Business


Parameter-parameter yang terdapat pada
blok fungsi step counter :

Parameter Label Value (nilai)


Step Counter number %SCi i = 0 s/d 7
Step Counter bit %SCi.j j = 0 s/d 255 → nilai yang
menunjukkan banyaknya step
Reset input (or instruction) R Jika diberi rising edge maka step
counter kembali ke step nol.
Increment input (or CU Jika diberi rising edge maka akan
instruction) meng-increment step counter bit.
Decrement input (or CD Jika diberi rising edge maka akan
instruction) meng- decrement step counter bit.

Schneider Electric Automation Business


Contoh:

Schneider Electric Automation Business


PULSE WIDTH MODULATION (PWM)

• Fungsi blok PWM menghasilkan sinyal kotak pada


output yang sudah ditentukan (%Q0.0 atau %Q0.1).
Dengan fungsi PWM ini kita dapat mementukan
perioda sinyal dan duty cycle-nya.
• Output (%Q0.0 atau %Q0.1) dapat dipakai atau
digunakan untuk fungsi yang sama dengan blok
fungsi PLS.
• PWM dapat dikonfigurasi perioda nya dengan
mengatur nilai preset dan nilai time base melalui
rumus : T=%PWMi.P * TB

Schneider Electric Automation Business


Blok fungsi PWM pada diagram ladder :

Schneider Electric Automation Business


Parameter-parameter yang terdapat pada blok fungsi PWM :

Parameter Label Deskripsi


Time base TB 0.142 ms, 0.57 ms, 10 ms, 1 s (default value)
Preset %PWM.P 0< %PWMi.P <= 32767 untuk time base 10 ms
atau 1 s
0< %PWMi.P <= 255 untuk time base 0.57 ms atau
0.142 ms
0 = jika tidak digunakan
Duty Cycle %PWM.R Nilai ini menunjukkan persentasi lamanya high (1)
dalam 1 periode. Dapat ditunjukkan dengan
persamaan : Tp = T * (%PWMi.R/100).
%PWMi.R = mengatur nilai duty cycle dari
periodanya ( 0<= %PWMi.R <= 100)
Pulse generation IN Blok PWM akan bekerja jika IN-nya diberi nilai 1.
input
Schneider Electric Automation Business
Contoh :

Schneider Electric Automation Business


PULSE GENERATOR OUTPUT (PLS)

• Fungsi blok %PLS digunakan untuk membuat


sinyal kotak dengan perioda tertentu.
• Perbedaan antara %PWM dan %PLS :
Pada %PLS duty cycle-nya selalu 50%
sedangkan pada %PWM dapat diatur antara 0% -
100%.
• Kita dapat mengkonfigurasi perioda dengan
mengatur nilai preset dan nilai time base melalui
rumus : T=%PLSi.P * TB

Schneider Electric Automation Business


Diagram Ladder dari Pulse Generator

Schneider Electric Automation Business


Keterangan blok Pulse Generator
Fungsi Objek Deskripsi
Time Base TB 0.142 ms, 0.57 ms, 10 ms, 1 s
Preset Period %PLSi.P 0< %PLSi.P <= 32767 untuk time base 10 ms atau 1 s
0< %PLSi.P <= 255 untuk time base 0.142 ms atau 0.57 ms
0 = tidak digunakan

Number or pulses %PLSi.N Mengatur banyaknya pulsa yang dihasilkan : 0< %PLSi.N <=
32767. Perintah ini hanya untuk PLS0.
Adjustable Y/N Jika Y maka nilai %PLSi.P dan %PLS0.N dapat diubah-ubah.

Pulse generation IN Jika inputnya diberi nilai 1 maka blok fungsi PLS aktif
input
Reset input R Jika resetnya diberi 1 maka nilai %PLS0.N, %PLSi.O dan
%PLSi.D akan di-nol-kan.
Current pulse %PLSi.O Jika bernilai 1, ini menunjukkan blok fungsi PLS sedang
output generation menghasilkan pulsa.
Pulse generation %PLSi.D Jika bernilai 1, ini menunjukkan pembangkit pulsa telah
done output selesai bekerja (nilai %PLS0.N telah tercapai)

Schneider Electric Automation Business


Diagram waktu untuk fungsi %PLS :

Schneider Electric Automation Business


Fast Counter (%FCi)
• Fast Counter dapat membaca perubahan input maksimal
5 KHz.
• Terdapat 2 jenis yaitu : Up-counter dan Down-counter.
• Ladder blok fungsi Fast Counter :

Schneider Electric Automation Business


Keterangan blok fungsi fast
counter

Schneider Electric Automation Business

Anda mungkin juga menyukai