Anda di halaman 1dari 12

OHMMETER DAN MULTIMETER

DOSEN PENGAMPU : DR. KARYA SINULINGGA M,Si

NAMA KELOMPOK VI :FRANSISKA ADELINA SIMANJUNTAK

PIMPY SHELIA SIGALINGGING

RAZITA SYAHIRA LUBIS

KELAS : FISIKA DIK A

MATA KULIAH : ALAT UKUR FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Ohm-meter adalah alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan mengalirnya arus listrik
dalam suatu konduktor. Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm. Alat
ohm-meter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu
hambatan listrik (R), yang kemudian dikalibrasikan ke satuan ohm.

Desain asli dari ohmmeter menyediakan baterai kecil untuk menahan arus listrik. Ini
menggunakan galvanometer untuk mengukur arus listrik melalui hambatan. Skala dari galvanometer
ditandai pada ohm, karena voltase tetap dari baterai memastikan bahwa hambatan menurun, arus yang
melalui meter akan meningkat. Ohmmeter dari sirkui itu sendiri, oleh karena itu mereka tidak dapat
digunakan tanpa sirkuit yang terakit.

Tipe yang lebih akurat dari ohmmeter memiliki sirkuit elektronik yang melewati arus constant (I) melalui
hambatan, dan sirkuti lainnya yang mengukur voltase (V) melalui hambatan. Menurut persamaan berikut,
yang berasal dari hukum Ohm, nilai dari hambatan (R) dapat ditulis dengan:

V=IR

menyatakan potensial listrik (voltase/tegangan) dan I menyatakan besarnya arus listrik yang mengalir.

Untuk pengukuran tingkat tinggi tipe meteran yang ada di atas sangat tidak memadai. Ini karena pembacaan
meteran adalah jumlah dari hambatan pengukuran timah, hambatan kontak dan hambatannya diukur. Untuk
mengurangi efek ini, ohmmeter yang teliti untuk mengukur voltase melalui resistor. Dengan tipe dari
meteran ini, setiap arus voltase turun dikarenakan hambatan dari gulungan pertama dari timah dan hubungan
hambatan mereka diabaikan oleh meteran. Teknik pengukuran empat terminal ini dinamakan pengukuran
Kelvin, setelah metode William Thomson, yang menemukan Jembatan Kelvin pada tahun 1861 untuk
mengukur hambatan yang sangat rendah. Metode
Multimeter lebih dipilih ketimbang alat ukur yang lain karena simpel dan bisa digunakan untuk mengukur
banyak satuan listrik meskipun hanya dengan satu alat yakni multimeter saja. Dalam perkembangannya
multimeter selalu mengalami perubahan, tentu saja perubahan yang dimaksud akan membawa multimeter
menuju ke alat ukur yang lebih cermat serta mudah dalam penggunaannya. Pada dasarnya multimeter
merupakan gabungan alat ukur dari volt meter, ohm meter dan ampere meter. Tapi sekarang ternyata
multimeter masih diciptakan lagi dengan versi terbarunya. Jika dahulu orang hanya mengenal multmeter
analog maka akhir-akhir ini perkembangan multimeter menunjukkan multimeter versi yang terbaru yakni
multimeter digital. multimeter digital tentunya lebih baik dari multimeter analog, dengan akurasi
pengukuran yang tinggi dan kemudahan dalam penggunaan serta pembacaan data hasil ukur
membuat multimeter digital mulai disenangi dan menyebabkan multimeter analog ditinggalkan. Meskipun
demikian masih banyak pula orang yang menggunakan multimeter analog karena merasa sudah terbiasa dan
selain itu harganya lebih murah daripada harus membeli multimeter versi digital.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian ohmeter?

2. Apa pengertian multimeter ?

C. TUJUAN

1. Mengetahui cara kerja dari multimeter

2. Mengetahui jenis-jenis multimeter dan ohmmeter

3. Mengetahui cara kerja ohmmeter

D. MANFAAT

1. Dapat mengetahui cara kerja dari multimeter

2. Mengetahui jenis-jenis multimeter dan ohmmeter

3. Mengetahui cara kerja ohmmeter


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 MULTIMETER

A. Pengertian Multimeter

Multimeter atau sering juga disebut dengan istilah multitester merupakan salah satu toolkit penting
bagi para praktisi elektronika. Multimeter adalah gabungan dari beberapa alat ukur elektronik yang
dikemas dalam satu kemasan. Pada umumnya setiap “multimeter” minimal memiliki 3 fungsi ukur
yaitu sebagai alat ukur arus (Ampere Meter), alat ukur tegangan (Volt Meter) dan alat ukur resistansi
(Ohm Meter). Karena 3 fungsi ukur tersebut selalu dimiliki oleh multimeter / multitester maka sering
juga disebut sebagai AVO meter. Akan tetapi sesuai perkembangan teknologi maka multimeter pada
saat ini ada yang telah memiliki fungsi lain sebagai alat ukur kapasitansi kapasitor, sebagai alat ukur
frekuensi dan sebagai alat ukur faktor penguatan transistor.

Jenis-jenis Multimeter

Multimeter ada 2 jenis, yaitu multimeter analog dan multimeter digital

1.Multimeter Analog

Multimeter analog merupakan jenis multimeter / multitester yang menggunakan display ukur (meter)
dengan tipe jarum penunjuk. Sehingga untuk membaca hasil ukur harus dilakukan dengan cara melihat
posisi jarum penunjuk pada meter dan melihat posisi saklar selektor pada posisi batas ukur kemudian
melakukan perhitungan secara manual untuk mendapatkan hasil ukurnya. Kondisi atau proses
pembacaan hasil ukur yang masih manual inilah yang menyebabkan multimeter / multitester janis ini
dinamakan sebagai multimeter analog. Multimeter analog lebih banyak dipakai untuk kegunaan sehari-
hari, seperti para tukang servis TV atau komputer kebanyakan menggunakan jenis yang analog ini.
Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih simple. Sedangkan
kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi
sebaiknya menggunakan multimeter digital.
Multimeter analog terdiri dari bagian-bagian penting, diantaranya adalah sebagai berikut:
Cara Menggunakan Multimeter Analog :
Multimeter analog dapat digunakan dengan cara-cara berikut ini:
1. Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol apabila kedua
penjoloknya dihubungkan. Putarlah penala mekanik apabila jarum belum tepat pada angka nol (0).
2. Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke arah DC mA apabila akan
mengukur arus DC, ke arah AC V untuk mengukur tegangan AC, dan ke arah DC V untuk mengukur
tegangan DC.
3. Untuk mengukur tahanan (resistor), sakelar pemilih diarahkan ke sekala ohm dan nolkan dahulu
dengan menggabungkan probe positif dan negatif. Apabila belum menunjukkan angka nol cocokkan dengan
memutar ADJ Ohm.
4. Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan penjolok warna hitam ke jolok negatif.
5. Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan negatifnya karena bisa
menyebabkan alat ukurnya rusak.

2. Multimeter Digital
Multimeter digital memiliki akurasi yang tinggi, dan kegunaan yang lebih banyak jika dibandingkan dengan
multimeter analog. Yaitu memiliki tambahan-tambahan satuan yang lebih teliti, dan juga opsi pengukuran
yang lebih banyak, tidak terbatas pada ampere, volt, dan ohm saja. Multimeter digital biasanya dipakai pada
penelitian atau kerja-kerja mengukur yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga
bengkel-bengkel komputer dan service center yang memakai multimeter digital.
Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Jadi bila melakukan pengukuran
tegangan yang bergerak naik-turun, sebaiknya menggunakan multimeter analog.

Cara Menggunakan Multimeter Digital :

Cara menggunakannya sama dengan multimeter analog, hanya lebih sederhana dan lebih cermat dalam
penunjukan hasil ukurannya karena menggunakan display 4 digit sehingga mudah membaca dan
memakainya.

1. Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap dipakai.

2. Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan dengan alat ukur.

3. Catat angka yang tertera pada multimeter digital.

4. Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya terpasang terbalik karena display
dapat memberitahu.

Prinsip Kerja Multimeter

Multimeter merupakan salah satu alat ukur kumparan putar yang bekerja atas dasar prinsip dari adanya
suatu kumparan listrik, yang ditempatkan pada medan magnet, yang berasal dari suatu magnet pemanen.
Arus yang dialirkan melalui kumparan akan menyebabkan kumparan tersebut berputar. Alat ukur kumparan
putar tidak hanya dapat digunakan untuk mengukur arus searah, akan tetapi juga dapat digunakan untuk arus
bolak-balik. Magnet permanan yang memiliki kutub utara dan selatan dan diantara kutub-kutub tersebut
ditempatkan suatu silinder inti besi. Hal tersebut akan menyebabkan terbentuknya medan magnet yang rata
pada celah diantara kutub magnet dan silinder inti besi besi, yang masuk melalui kutub-kutub ke dalam
silinder, secara radial sesuai dengan arah-arah panah. Dalam celah udara ini ditempatkan kumparan yang
dapat melalui sumbu. Bila arus searah yang tidak diketahui besarnya mengalir melalui kumparan tersebut,
suatu gaya elektromagnetik/yang mempunyaiarah tertentu akan dikenakan pada kumparan putar, sebagai
hasil antara arus dan medan magnet. Arah dari gaya dapat ditentukan menurut ketentuan dari tori fleming.
Besarnya dari gaya ini dapat diturunkan dengan mudah. Pada setiap ujung dari sumbu, ditempatkan pegas
yang salah satu ujungnya melakt padanya sedangkan ujung yang lain pada dasar tetap. Setiap pegas akan
memberikan gaya reaksinya yang berbanding lurus dengan besar sudut rotasi dari sumbu dan berusaha untuk
menahan perputaran. Jadi, dengan kata lain pegas membaerikan pada sumbu yang berlawanan arahnya.

Prosedur Penggunaan Multimeter


Sebelum digunakan pastikan multimeter tersebut dalam keadaan masih berfungsi dengan mengecek baterai
pada multimeter tersebut. Arahkan saklar pemilih pada posisi off. Lalu pasang test pin positif dan negative.
Sebelum melakukan pengukuran (tegangan DC, tegangan AC, dan Arus DC), posisikan jarum skala pada
angka nol (disebelah kiri). Jika belum menunjuk angka nol, atur dengan pengatur jarum skala secara pelan-
pelan agar tidak rusak.

Untuk pengukuran tahanan, arahkan saklar pemilih pada batas ukur Ohm meter terlebih dahulu, lalu
hubungkan test pin positif (+) dan test pin negative (-) hingga ujung test pin saling bersentuhan, setelah itu
atur jarum skala hingga menunjuk angka nol disebelah kanan dengan menggunakan knop pengatur nol ohm.
Perlu di ingat bahwa setiap batas ukur Ohm meter, Jarum skala tidak selalu menunjuk ke angka nol, untuk
itu perlu di set dengan benar setelah mengganti batas ukur yang akan digunakan. Bila proses pengukuran
sudah selesai atau multimeter sedang tidak digunakan, maka jangan lupa mengatur saklar pemlih pada posisi
mati (off) agar baterai yang digunakan tidak cepat habis.

Cara Mengukur dan Membaca Skala pada Multimeter

Berikut ini cara menggunakan Multimeter untuk mengukur beberapa fungsi dasar Multimeter seperti Volt Meter
(mengukur tegangan), Ampere Meter (mengukur Arus listrik) dan Ohm Meter (mengukur Resistansi atau Hambatan)

1. Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage)

Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV


Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin mengukur 6 Volt, putar saklar
selector ke 12 Volt (khusus Analog Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala tegangan
yang lebih tinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe Merah pada terminal Positif (+) dan Probe
Hitam ke terminal Negatif (-). Hati-hati agar jangan sampai terbalik.
Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.
2. Cara Mengukur Tegangan AC (AC Voltage)

Atur Posisi Saklar Selektor ke ACV


Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin mengukur 220 Volt, putar saklar
selector ke 300 Volt (khusus Analog Multimeter)
**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala tegangan
yang tertinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk Tegangan AC, tidak ada polaritas Negatif
(-) dan Positif (+)
Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

3. Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere)

Atur Posisi Saklar Selektor ke DCA


Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika Arus yang akan diukur adalah 100mA maka
putarlah saklar selector ke 300mA (0.3A). Jika Arus yang diukur melebihi skala yang dipilih, maka sekering
(fuse) dalam Multimeter akan putus. Kita harus menggantinya sebelum kita dapat memakainya lagi.
Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban,
Kemudian hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita putuskan tersebut. Probe Merah ke
Output Tegangan Positif (+) dan Probe Hitam ke Input Tegangan (+) Beban ataupun Rangkaian yang akan
kita ukur. Untuk lebih jelas, silakan lihat gambar berikut ini.
Baca hasil pengukuran di Display Multimeter

4. Cara Mengukur Resistor (Ohm)

Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω)


Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya diawali ke tanda “X” yang artinya
adalah “Kali”. (khusus Multimeter Analog)
Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik.
Baca hasil pengukuran di Display Multimeter. (Khusus untuk Analog Multimeter, diperlukan pengalian
dengan setting di langkah ke-2)
2.2. OHMMETER

A. PENGERTIAN OHMMETER

Ohmmeter adalah suatu perangkat yang difungsikan untuk mengukur jumlah listrik yang dihasilkan dari
suatu pergeseran. Gerakan pergeseran tersebut seperti suatu elektron yang melewati sebuah konduktor atau
penghantar listrik. Hal ini juga dikenal dengan istilah hambatan listrik dengan nilai yang diberi satuan Ohm.

Pengukuran semacam ini selaras dengan ‘Hukum Ohm’ yang berbunyi bahwa arus listrik pada suatu
rangkaian pasti selalu berbanding lurus dengan jumlah tegangan. Hukum ini digagas pertama kali oleh
Fisikawan asal Jerman bernama Georg Simon Ohm.

B. JENIS OHMMETER

Terdapat dua jenis Ohm-meter yang bisa digunakan oleh para ahli elektro. Berikut ini penjelasan lengkapnya
mengenai detail dari masing-masing jenis.

1. Ohm-meter Analog.

Alat ukur jenis analog memiliki model penghitungan yang lebih manual dan simpel untuk dibaca. Terdapat
jarum ukur yang nantinya berhenti pada angka tertentu. Anda harus membacanya dengan lebih jeli dan detail
tentang angka yang diarahkan oleh jarum penunjuk. Alat ukur ini biasanya lebih sering digunakan oleh
tukang service TV dan komputer.

2. Ohm-meter Digital.

Jenis yang kedua yaitu digital yang memiliki tingkat akurasi jauh lebih detail dan akurat. Nilai Hambatan
yang dihasilkan oleh jenis digital memiliki tambahan satuan yang jauh lebih terperinci. Pilihan
pengukurannya pun jauh lebih variatif dibandingkan dengan model analog. Hanya saja, model ini memiliki
kekurangan yaitu susah melakukan monitoring terutama saat Voltase tidak stabil atau naik turun.

C. FUNGSI OHMMETER

Alat ini memiliki fungsi yang lebih spesifik dibandingkan Multitester yang lain. Ohm-meter lebih
menitikberatkan pada fungsi Hambatan atau Resistensi saja. Secara rinci, fungsinya adalah mengukur suatu
Hambatan listrik yang menjadi daya yang akan menahan aliran listrik pada sebuah konduktor. Alat ini
menggunakan perangkat galvanometer yang mampu melihat besarnya arus listrik. Hasil akhirnya akan
dikalibrasikan ke dalam satuan khusus yaitu Ohm.
Selain berfungsi untuk mengatur Hambatan, Ohm-meter juga dapat mendeteksi adanya kerusakan yang
terjadi pada suatu rangkaian listrik. Diantara fungsi deteksi ini ialah mampu mengecek apakah terdapat
saklar, kabel, ataupun sekring yang terbakar atau putus. Selanjutnya dapat dilakukan tindakan perbaikan
pada titik yang rusak.

D. BAGIAN OHMMETER

Sekrup.

Bagian ini bertujuan untuk mengatur kedudukan jarum meter. Sebelum memulai kegiatan pengujian,
biasanya jarum penunjuk harus diletakkan pada posisi nol. Pemutaran sekrup ini bisa dibantu dengan obeng
pipih yang kecil.

Tombol ‘Zero Ohm Adjust Knob’.

Tombol ini digunakan untuk mengatur jarum meter agar berada pada angka nol atau Zero. Bagian ini
memiliki peran yang penting untuk mendapatkan nilai akurasi yang tinggi.

Saklar Pemilih.

Bagian ini juga sering disebut dengan istilah ‘Range Selector Switch’. Tujuannya tak lain untuk memilih
batas ukuran serta posisi pengukurannya.

Lubang Kutub Positif dan Negatif.

Fungsi dari lubang tersebut adalah untuk memasukkan test lead atau ujung kabel. Untuk kabel yang
berwarna merah, tancapkan pada kutub yang (+). Sedangkan kabel yang berwarna hitam ditancapkan pada
kutub (-).

Probe (+) dan (-).

Probe di sini adalah test lead atau kabel yang yang terdiri dari dua jenis yaitu hitam dan merah. Keduanya
memiliki arah kutub yang berlawanan yaitu positif dan negatif.

E. CARA KERJA OHMMETER

Cara kerja dari alat ukur yang satu ini cukup simple dan sederhana dengan cara menghasilkan aliran internal
arus. Alat yang menggunakan tenaga baterai ini akan mengukur resistensi atau hambatan yang terjadi antara
dua arah yang terdapat pada perangkat.

Ujung kabel yang berwarna merah dihubungkan ke kutub (+). Sedangkan warna yang hitam harus
dihubungkan ke kutub yang (-). Ketika arus mulai mengalir dari komponen baterai melalui suatu unit, saat
itulah Ohm-meter mulai mengukur penurunan Voltase serta nilai Hambatan.
Ohmmeter dapat digunakan dalam jangka panjang dalam kondisi baik jika difungsikan dengan benar dan
tepat. Hindari pemakaian alat ukur ini pada kondisi dimana masih terdapat aliran listrik pada obyek yang
diukur. Simpanlah pada tempat yang aman dan jauh dari pengaruh medan magnet dari benda-benda di
sekelilingnya.

Anda mungkin juga menyukai