Anda di halaman 1dari 14

“MINI RISET ”

HUKUM OHM

Dosen Pengampu : Drs. Pintor Simamora, M.Si

KELOMPOK VII :

DEVANI ANINDITA YOLANDA NIM : 4191240001

NUR SYUHADA SILALA NIM : 4191240007

RAHMAT ROBIN BHAKTI NIM : 4193240003

FISIKA NONDIK 2019

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Fisika Umum “Mini Riset”. Kami
berterimah kasih kepada Bapak dosen yang sudah memberikan bimbingannya.

Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu kami
minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan kami juga mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.

Kami ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan
bagi pembaca.

Medan, 4 November 2019

Penyusun

Kelompok VII
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

D. Manfaat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

BAB IV PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum

B. Pembahasan

BAB V PENUTUP

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Apabila suatu penghantar diberikan potensial yang berbeda diantara kedua ujungnya,
maka dalam penghantar itu akan timbul arus listrik. Hukum Ohm menjelaskan hubungan antara
tegangan listrik dengan kuat arus listrik. Orang yang pertama kali menyatakan hubungan antara
tegangan dengan kuat arus listrik adalah George Simon Ohm.

Dalam sebuah rangkaian listrik biasanya terdapat istilah yang dikenal dengan arus listrik,
tegangan dan hambatan.. Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar
mampu dialiri elektron bebas secara terus menerus. Aliran inilah yang disebut dengan arus.
Sedangkan tegangan adalah beda potensial yang ada di antara titik rangkaian listrik tersebut.
Untuk menemukan hubungan di antara istilah-istilah yang ada dalam sebuah rangkaian listrik
diperlukan sebuah praktikum yang dapat membuktikannya.

Hukum Ohm dalam kehidupan sehari-hari sudah sering dijumpai. Seperti pada
penggunaan alat-alat listrik seperti lampu, TV, dan kulkas juga alat elektrik lainnya yang harus
disesuaikan dengan tegangan. Hukum Ohm memberikan informasi mengenai kuat arus atau
tegangan suatu alat listrik. Bila alat listrik diberi tegangan listrik yang lebih kecil dari
seharusnya, arus akan mengecil sehingga alat itu tidak bekerja normal (misalnya lampu akan
redup).

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam laporan ini adalah :

1. Bagaimana hubungan antara tegangan dan kuat arus pada rangkaian seri dan paralel?

2. Bagaimanakah perbedaan nilai hambatan antara rangkaian seri dan paralel?

3. Bagaimana pengaruhnya jika posisi Voltmeter (V) dan Amperemeter (A) dipindah?

4. Bagaimana hubungan Voltmeter dan Amperemeter pada rangkaian seri dan paralel?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari laporan ini adalah :

1. Untuk mengetahui hubungan antara tegangan dan kuat arus pada rangkaian seri dan
paralel.

2. Untuk mengetahui perbedaan nilai hambatan pada rangkaian seri dan paralel.
3. Untuk mengetahui pengaruh jika Voltmeter dan Amperemeter dipindah.

4. Untuk mengetahui hubungan Voltmeter dan Amperemeter pada rangkaian seri dan
paralel.

5. Untuk memenuhi tugas mata kulia Fisika Umum

D. Manfaat

Hukum Ohm dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti pada penggunaan alat-
alat listrik yang ada di rumah, misalnya lampu, TV, dan kulkas. Benda-benda tersebut harus
disesuaikan dengan tegangannya. Karena bila benda tadi diberi tegangan yang lebih kecil dari
seharusnya, arus akan mengecil sehingga alat tersebut tidak bekerja secara normal (misalnya
lampu akan mengecil).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Hukum Ohm

Hukum ohm berbunyi sebagai berikut: besarnya kuat arus yang timbul pada suatu
pengantar berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan antara kedua ujung pengantar
tersebut

Hukum ohm menggambarkan bagaimana arus, tegangan, dan tahanan berhubungan.


George ohm menentukan secara eksperimental bahwa jika tegangan yang melewati sebuah
tahanan bertambah nilainya maka arusnya juga akan bertambah nilainya. Begitu juga sebaliknya.
Hukum ohm dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut

V= I . R

V= tegangan

R= tahanan

I= kuat arus

Hukum ohm juga menyatakan bahwa pada tegangan yang konstan, jika nilai tahanan di
perkecil maka akan diperoleh arus yang lebih kuat. Begitu juga sebaliknya dan dapat ditulis
sebagai berikut :

I= V/R

Hukum ohm dapat diterapkan dalam rangkaian tahana seri.Yang di maksud dengan
rangkaian tahanan seri adalah tahanan di hubungkan ujung tahanan yang ada pada rangkaian ke
ujung atau dalam suatu rantai. Untuk mencari arus yang mengalir pada rangkaian seri dengan
tahanan lebih dar satu, diperlukan jumalah total nilai tahanan tahanan tersebut. Hal ini dapat di
mengerti karena setiap tahanan yang ada pada rangkaian seri akan memberikan hambatan bagi
arus untuk mengalir (rusdianto,1999:19).

Resistor merupakan elemen pasif yang paling sederhana. Kita akan memulai bahasan
kita dengan memperhatikan hasil kerja fisikawan jerman, georg simon ohm, yang pada tahun
1827 mempublikasikan sebuah pamflet yang memaparkan hasil-hasil dari usahanya mengukur
arus dan tegangan serta hubungan matematika di antara keduanya. Salah satu hasil yang
diperoleh adalah pernyatan tentang relasi fundamental yang saat ini kita sebut sebagai hukum
ohm. Meskipun hal ini telah ditemukan 46 tahun sebelumnya di inggris oleh henry cavendish.
Pamflet yang dipublikasikan oleh georg simon ohm banyak menerima kritik yang tak pantas dan
menjadi bahan tawaan selama beberapa tahun setelah di publikasi pertamanya akhirnya karya itu
diterima beberapa tahun setelahnya.
Hukum ohm menyatakan bahwa tegangan pada terminal-terminal material penghantar
berbanding lurus terhadap arus yang mengalir melalui material ini, secara matematika hal ini
dirumuskan sebagai :

V=IR

Dimana konstan proporsionalitas atau kesebandinagn R disebut resistansi.Satuan untuk


resistansi adalah ohm, dan bisa disingkat dengan huruf besar omega, Ω (durbin, 2005:22).

Elektron –elektron bebas bergerak dalam suatu medan listrik yang memperagakan
periode yang sama sebagai lettice-nya. Selama gerakan gerakan mereka, elektron-elektron bebas
ini sering sekali disebarkan oleh medan. Uraian yang sesuai untu gerakan elektron jenis ini harus
menggunakan metode mekanika kuantum.Disini uraian yang termasuk sederhana sudah
mencukupi. Ketika tidak terdapat medan listrik eksternal, elekton-elektron tersebut bergerak
kesegala arah dantidak ada transportasi muatan netto atau arus listrik. Tetapi jika digunakan
sebuah medan listrik eksternal, terjadi aliran gerakan dari gerakan-gerakan elektron sembarang
sehingga terjadi arus listrik. Tampaknya alamiah untuk menganggap kekuatan dari arus tersebut
sesuai dengan medan listrik.

Untuk membuktikan hubungan ini, kita meninjau hasil-hasil percobaan yang telah
dilakukan. Salah satu hukum fisika yang mungkin paling dikenal oleh para mahasiswa adalah
hukum ohm, yang menyatakan bahwa untuk suatu konduktor logam pada suhu konstan,
perbandingan antara perbedaan antara perbedaan potensial ∆V antara dua titik dari konduktor
dengan arus listrik I yang melaui konduktor tersebut adalah konstan. Konstan ini disebut tahanan
listrik R dari konduktor antara dua titik. Jadi hukum ohm bisa dinyatakan sebagai:

∆V = R atau I = ∆V

I R

Dari persamaan kelihatan bahwa R dinyatakan dalam satuan SI sebagai volt ampere atau m2 kg
s-1 C-2 , dan disebut ohm (Ω). Jadi satu ohm adalah tahanan suatu konduktor yang dilewati arus
satu ampere ketika perbedaan potensialnya dijaga satu volt diujung-ujung konduktor tersebut
(alonso, 1992:76).

Kuat Arus Listrik

Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu
penghantar.Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan arah dengan arah gerak
elektron.Muatan listrik dalam jumlah tertentu yang menembus suatu penampang dari suatu
penghantar dalam satuan waktu tertentu disebut sebagai kuat arus listrik.Jadi kuat arus listrik
adalah jumlah muatan listrik yang mengalir dalam kawat penghantar tiap satuan waktu. Jika
dalam waktu t mengalir muatan listrik sebesar Q, maka kuat arus listrik I adalah:
I = Q/t

I = Kuat arus listrik (coulomb/sekon=Ampere, A)

Q = muatan listrik (coulomb)

T = waktu (sekon)

Para ahli telah melakukan perjanjian bahwa arah arus listrik mengalir dari kutub positif
ke kutub negatif.Jadi arah arus listrik berlawanan dengan arah aliran elektron.

Beda Potensial atau Tegangan Listrik

Terjadinya arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif dan aliran elektron dari kutub
negatif ke kutub positif, disebabkan oleh adanya beda potensial antara kutub positif dengan
kutub negatif, dimana kutub positif mempunyai potensial yang lebih tinggi dibandingkan kutub
negatif.

Beda potensial antara kutub positif dan kutub negatif dalam keadaan terbuka disebut gaya
gerak listrik dan dalam keadaan tertutup disebut tegangan jepit.

Hubungan Antara Kuat Arus Listrik dan Tegangan Listrik

Hubungan antara V dan I pertama kali ditemukan oleh seorang guru Fisika berasal dari
Jerman yang bernama George Simon Ohm. Dan lebih dikenal sebagai hukum Ohm yang
berbunyi: Besar kuat arus listrik dalam suatu penghantar berbanding langsung dengan beda
potensial (V) antara ujung-ujung penghantar asalkan suhu penghantar tetap.

Hasil bagi antara beda potensial (V) dengan kuat arus (I) dinamakan hambatan listrik atau
resistansi (R) dengan satuan ohm.

R = V/I atau V = I.R

Keterangan: R = hambatan listrik (ohm = Ω)

I = kuat arus listrik (Ampere = A)

V = beda potensial atau tegangan (volt = V)


Resistor

Dua atau lebih resistor yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga muatan yang sama
harus mengalir melalui keduanya dikatakan bahwa resistor itu terhubung secara seri. Karena
muatan tidak terkumpul pada satu titik dalam kawat yang dialiri arus konstan, jika suatu muatan
∆Q mengalirke R1 selama interval waktu tertentu, sejumlah muatan ∆Q harus mengalir keluar
R2 selama interval yang sama. Kedua resistor haruslah membawa arus I yang sama. Resistansi
ekivalen untuk resistor yang tersusun seri adalah penjumlahan resistansi awal.

Dua resistor yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga beda potensial yang sama antara
keduanya yang dikatakan bahwa mereka dihubungkan secara paralel. Catat bahwa resistor-
resistor dihubungkan pada kedua ujungnya dengan sebuah kawat. Resitansi ekivalen dari
kombinasi resistor paralel didefinisikan sebagai resistensi Req tersebut, dimana arus total I
menghasilkan tegangan jatuh V. (Tipler, 1998: 154-155)
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

Alat

1. Multimeter 1 buah

2. Power Supply DC 1 buah

3. Kabel penghubung

4. Papan rangkaian

Bahan

1. Baterai besar dan kecil masing – masing satu buah

2. Resistor

Cara Kerja

1. Baterai diletakan diatas meja dengan multimeter.

2. Baterai dihubungkan dengan kabel penghubung ke multimeter pertama beterai kecil


setelah itu baterai besar.

3. Dicatat berapa tengangan dan hambatan yang di dapat.

4. Setelah itu multimeter dan baterai di hubungkan dengan power supply,tengangan pada
power suplly diatur bervariasi 1,0, 2,0 3,0 v.

5. Pada multimeter di catat berapa hambatan yang dihasilkan.

6. Kemudian dihitung berapa arus yang di dapat.

7. Tabelkan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1. Baterai besar dan kecil

No Baterai Tegangan (Volt) Kuat Arus (Ampere) Hambatan (Ohm)

1 Besar 1.56 0.1752 A 8,90

2 Kecil 1.6 0.1724 A 9,28

2. Power supply

No Tegangan (Volt) Kuat Arus (Ampere) Hambatan (Ohm)

1 1,0 0.059 16,83

2 2,0 0.1728 11,57

3 3,0 0.49916 6,01

Pembahasan:

Pada pratikum ini ada hubungan sangat penting antara tegangan, arus dan hambatan.
Hubungan tersebut disebut hukum ohm. Hubungan dalam hukum ohm ini yaitu Besarnya arus
listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya beda potensial (Tegangan). Untuk sementara
tegangan dan beda potensial dianggap sama walau sebenarnya kedua secara konsep berbeda.
Secara matematika di tuliskan I ∞ V atau V ∞ I, Untuk menghilangkan kesebandingan ini maka
perlu ditambahkan sebuah konstanta yang kemudian di kenal dengan Hambatan (R) sehingga
persamaannya menjadi V = I.R. Dimana V adalah tegangan (volt), I adalah kuat arus (A) dan R
adalah hambatan (Ohm). Selain itu perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan
suatu bilangan konstan yang disebut hambatan listrik. Secara matematika di tuliskan V/I = R atau
dituliskan V = I.R.

Pada percobaan ini diuji besar hambatan yang dimiliki dua buah baterai yang berukuran
berbeda tetapi memiliki tegangan yang sama, yaitu sebesar 1.558 Volt. Hasil yang diperoleh
adalah baterai kecil memiliki kuat arus sebesar 0.254 Ampere dan hambatan sebesar 6.115 Ω.
Sedangkan baterai besar memiliki kuat arus 0.404 ampere dan hambatan 3.88 Ω. Hasil yang
diperoleh selaras dengan teori, bahwa semakin besar luas penampang maka semakin kecil
hambatannya. Sehingga kuat arus yang dihasilkanpun semakin besar pula.

Pada percobaan tersebut dapat diketahui bahwa Hukum Ohm menyatakan bahwa kuat
arus listrik (I) sebanding dengan beda potensial yang diberikan dan berbanding terbalik dengan
hambatan rangkaian (R) dapat disimbolkan dengan :

V=IR

Berdasarkan grafik diatas, menunjukan bahwa semakin besar tegangan maka semakin
besar pula hambatannya.hal ini sesuai dengan besarnya nilai R berbanding lurus dengan besarnya
nilai v dan berbanding terbalik dengan besarnya I.Semakin besar tegangan listrik maka hambatan
penghantar listrik tersebut akan semakin besar.
BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

1. Nilai hambatan pada rangkaian seri lebih besar daripada rangkaian paralel.

2. Hubungan antara tegangan dan kuat arus berbanding lurus, jika tegangan bertambah,
maka kuat arus bertambah.

3. Jika posisi amperemeter dan Voltmeter dan Amperemeter dipindah, maka akan
memberikan nilai kuat arus yang berbeda, hingga nilai hambatannya juga berbeda.

4. Hubungan antara Voltmeter dan Amperemeter pada rangkaian seri memberikan kuat arus
yang lebih besar daripada rangkaian paralel.
DAFTAR PUSTAKA

Alonso, dkk. 1979. Dasar-dasar fisika universitas. Jakarta: Erlangga

Durbin, dkk. 2005. Rangkaian listrik. Jakarta: Erlangga.

Esvandiari.2006.Smart Fisika SMA.Puspa Suara:Jakarta.

Rusdianto, eduard. 1999. Penerapan konsep dasar listrik dan elektronika. Yogyakarta: kanisius

Anda mungkin juga menyukai