Volmeter digunakan untuk mengukur tegangan (tekanan listrik) antara dua titik dalam sirkuit
listrik.
Voltmeter bisa digunakan untuk mengukur tingkat tegangan yang ada dalam batterei.
Voltmeter juga digunakan untuk mengukur turunnya tegangan dalam sirkuit.
Skala Voltmeter
Voltmeter digunakan untuk test otomotif yang mempunyai skala yang menunjukkan lebih
dari satu tingkat tegangan.
Diagram 13. Sambungan Voltmeter
Mengukur Tegangan
Jika nilainya tidak diketahui, pilihlah nilai tertinggi pada saklar putar. Hal ini akan mencegah
rusaknya meter tersebut. Hubungkan Voltmeter positif (+) (merah) pada batterei positif (+)
Ammeter
Ammeter dihubungkan seri dengan sirkuit. Putuskan sirkuit, kemudian sambung kembali
dengan Ammeter.
Penggunaan Ammeter
Sirkuit yang akan ditest diatur dalam keadaan “OFF” (putuskan sirkuit dengan batterei atau
Hubungkan jarum penduga/probe positif + (merah) pada pada input +supply (sisi baterai) dan
Jika pembacaan meter berada di bawah range, matikan rangkaian dan pindahkan saklar putar
pada tingkat yang lebih kecil. Dengan demikian akan diperoleh hasil pembacaan yang lebih
akurat.
Hitung pembacaan meter dengan membaca skala range dan pembagian skala.
gambar di bawah.
12
fungsinya :
dan K W.
b. Posisi ACV (Volt AC) berarti AVO Meter berfungsi sebagai
Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe AVO meter yang
13
tepat pada angka 0 pada skala DCmA , DCV atau ACV posisi jarum
nol di bagian kiri (lihat gambar 2 a), dan untuk skala ohmmeter
posisi jarum nol di bagian kanan (lihat gambar 2 b). Jika belum
(a) (b)
DC
14
dikalikan dengan 1 K W.
dengan batas ukur yang lebih besar dari tegangan yang akan
diukur, dan test lead hitam pada kutub (-) AVO meter
15
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bila jarum sudah
ukur yang paling besar misal 1000 V. Kedua test lead AVO
500 mA. Kedua test lead AVO meter dihubungkan secara seri
c. Rangkuman
(V/Ohm).
2. Tentukan object pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yg berkapasitas 3,7V.
DC Volt -- (Tegangan searah) : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, dsb (Terdapat
Polaritas + dan -)
Umumnya yg digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran ponsel, dll dipilih
yg DC Volt --
Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai2 yg tertera pada bagian DC Volt tsb. Contoh:
Gunakan skala yg tepat utk pengukuran, misal Battere 3,6 Volt gunakan skala pada 20V.
Jika menggunakan skala 2 V akan muncul angka 1 (pertanda overload/ melebihi skala)
Jika menggunakan skala 200V akan terbaca hasilnya namun tdk akurat mis terbaca : 3,6V
Jika menggunakan 750V bisa saja namun hasilnya kaan terbaca 3 atau 4 volt (Dibulatkan lsg
tanpa koma)
Setelah object pengukuran sdh ada, dan skala sdh dipilih yg tepat, maka lakukan pengukuran
dgn menempelkan kbl merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif batere. Akan
Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun ada tanda negatif didepan hasilnya.
Beda dgn Multitester Analog. Jika kbl terbalik jarum akan mentok kekiri.
NB : jika Multitester ada tombol DH, artinya Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan
200K artinya akan mengukur hambatan yg nilainya max. 200.000 Ohm (200K Ohm)
2M artinya akan menguur hambatan yg nilainya 2.000.000 Ohm (2000K Ohm atau 2 Mega
Ohm)
Bila tdk tau besaran nilai yg mau diukur, dianjurkan pilih skala tengah misalnya skala 20K.
Jika hasilnya digit dibelakang koma kurang akurat, maka turunkan skala.
Pd skala 2K hasilnya 0,378 itu artinya hambatan yg terukur adalah 0,378 K Ohm alias 378
Pd skala 20K hasilnya 1 , artinya object yg mau diukur melebihi skala 20K,maka naikan
skala menjadi 200K, hasilnya menjadi 38,78 itu artinya hambatan yg terukur adalah sebesar
38,78 KOhm
Pada pengukuran tegangan PLN, maka skala dipindahkan ke bagian AC Volt (~) lalu skala ke
750 V.
Colok kabel merah dan hitam ke masing2 lobang stop kontak, bolak balik boleh. Namun
Hasil yg akan muncul mis: 216 artinya tegangan PLN tsb sebesar 216 Volt.
Jika memakai skala 200, maka hasilnya akan 1 pertanda over load alias melebihi skala 200
Volt tsb.