Anda di halaman 1dari 44

Besaran dan Satuan Listrik

Pengukuran dilakukan dengan membandingkan nilai besaran yang diukur


dengan besaran sejenis yang dipakai sebagai satuan. Untuk melakukan
pekerjaan Elektronik, seperti memperbaiki peralatan dan menguji rangkaian
elektronika selalu diperlukan alat ukur, karena dengan alat ukur dapat diketahui :
Besaran arus listrik dalam satuan ampere (A)
Besaran tegangan listrik dalam satuan volt (V)
Besaran resistansi (hambatan) dalam satuan ohm ()
Simbol dan Satuan Listrik
Untuk keperluan perhitungan listrik dan penulisan berbagai rumusan,
digunakan simbol serta satuan dalam kelistrik sebagaimana dinyatakan dalam
tabel 1.1.
Tabel 1.1 : Simbol dan Satuan Listrik
Ungkapan Numerik dalam Elektronika
Agar rumus dan perhitungan menjadi lebih praktis, angka yang yang besar
sekali maupun yang kecil sekali diberikan dalam bentuk ungkapan ringkas
sebagai berikut :
GIGA (G) = 1.000.000.000
MEGA (M) = 1.000.000
KILO (k) = 1.000
MILLI (m) = 0.001
MIKRO () = 0.000.001
NANO (n) = 0.000.000.001
PIKO (p) = 0.000.000.000.001
Sebagai catatan, dalam penulisan, berbagai singkatan di atas sering
digunakan sebagai pengganti tanda baca koma, misalnya 1,5K dituliskan 1K5
dan sebagainya.
Ukuran Standar Kelistrikan

Ukuran standar dalam pengukuran sangat penting, karena sebagai acuan


dalam peneraan alat ukur yang diakui oleh komunitas internasional. Ada enam
besaran yang berhubungan dengan

1. Standar ampere
Menurut ketentuan Standar Internasional (SI) adalah arus konstan yang
dialirkan pada dua konduktor didalam ruang hampa udara dengan jarak 1
meter, diantara kedua penghantar menimbulkan gaya = 2 x 10-7 newton/m
panjang.
2. Standar resistansi
Menurut ketentuan SI adalah kawat alloy manganin resistansi 1 yang memiliki
tahanan listrik tinggi dan koefisien temperature rendah, ditempatkan dalam
tabung terisolasi yang menjaga dari perubahan temperatur atmosfer.
3. Standar Tegangan
Ketentuan SI adalah tabung gelas Weston mirip huruf H memiliki dua
elektrode, tabung elektrode positip berisi elektrolit mercury dan tabung
electrode negatip diisi elektrolit cadmium, ditempatkan dalam suhu ruangan.
Tegangan electrode Weston pada suhu 20C sebesar 1.01858 V.
4. Standar Kapasitansi
Menurut ketentuan SI, diturunkan dari standart resistansi SI dan standar
tegangan SI, dengan menggunakan sistem jembatan Maxwell, dengan diketahui
resistansi dan frekuensi secara teliti akan diperoleh standar kapasitansi (Farad).
5. Standar Induktansi
Menurut ketentuan SI, diturunkan dari standar resistansi dan standar
kapasitansi, dengan metode geometris, standar induktor akan diperoleh.
6. Standart temperature
Menurut ketentuan SI, diukur dengan derajat Kelvin besaran derajat kelvin
didasarkan pada tiga titik acuan air saat kondisi menjadi es, menjadi air dan
saat air mendidih. Air menjadi es sama dengan 0Celsius = 273,16Kelvin, air
mendidih 100C.
7. Standar luminasi cahaya
Menurut ketentuan SI adalah Kandela yaitu yang diukur berdasarkan benda
hitam seluas 1 m2 yang bersuhu hk lebur platina ( 1773 oC ) akan

memancarkan cahaya dalam arah tegak lurus dengan kuat cahaya sebesar 6
x 105 kandela.

Alat Ukur (AVO-meter)


Alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus disebut amperemeter,
sedangkan alat ukur tegangan disebut voltmeter dan alat ukur resistansi disebut
ohmmeter (lihat gambar 1.1). Adapun alat ukur yang mempunyai kemampuan
ketiga fungsi tersebut di atas biasa disebut AVO-meter.
AVO-meter sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika
karena dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat.
Untuk

menghindari

kesalahan

operasional

(yang

sangat

mungkin

dapat

merusakkan alat, para pemakai diharuskan mengenal terlebih dahulu jenis-jenis


AVO-meter dan bagaimana cara menggunakannya).
Gambar 1.1
Jenis AVO-meter
Berdasarkan prinsip kerjanya ada dua jenis AVO-meter yaitu (lihat gambar 1.2) :
1. AVO-meter analog/moving coil
2. AVO-meter digital
Kedua jenis itu tentu saja berbeda satu dengan lainnya, tetapi ada beberapa
kesamaan dalam hal operasionalnya, misal sumber tenaga yang dibutuhkan
berupa baterai DC dan probe/kabel penyidik warna merah dan hitam. Pada AVOmeter digital, hasil pengukuran dapat terbaca langsung berupa angka-angka
(digit), sedangkan AVO-meter analog tampilannya menggunakan pergerakan
jarum

untuk menunjukkan skala. Untuk memperoleh hasil ukur, harus dibaca

berdasarkan range atau divisi. AVO-meter analog lebih umum digunakan karena
harganya lebih murah daripada jenis AVO-meter digital.
Gambar 1.2
AVO-meter analog terdiri dari beberapa bagian, yaitu :

1. Jarum penunjuk skala dan cermin. Jarum dipasang pada kumparan penggerak
(moving coil) sehingga dapat bergerak-gerak berdasarkan arus yang masuk
ke dalam moving coil. Jarum berfungsi untuk menunjukkan besaran arus,
jarum akan bergerak dan berhenti pada skala yang sesuai dengan besaran
yang diukur. Cermin pemantul pada papan skala digunakan sebagai panduan
untuk ketepatan membaca. Pembacaan skala dilakukan dengan cara tegak
lurus, yaitu bayangan jarum pada cermin harus satu garis dengan jarum
penunjuk, maksudnya agar tidak terjadi penyimpangan dalam membaca.
2. Papan skala dengan batas ukur 0.5, 2.5, 10, 50, 250, dan 1000 volt AC(~) dan
DC(=).
Gambar 1.3
Demikian juga dengan AVO-meter digital, yang bagiannya terdiri atas :
1. Layar ukur yang terdiri atas deretan sevent segment yang menunjukkan angka
hasil pengukuran.
2. Display sevent segment
3. Selector Switch (saklar pemilih) digunakan untuk menentukan batas ukur,
dan besaran listrik yang akan diukur apakah tegangan DC/AC, arus DC/AC,
atau resistansi.
4. Terminal ukur yang terdiri atas COM berfungsi sebagai terminal negatif atau
ground, VO sebagai terminal ukur tegangan dan resistansi, A dan mA
merupakan terminal pengukuran arus.
Cara kerja AVO-meter
AVO-meter dapat digunakan sebagai alat ukur tegangan baik tegangan arus
searah (DC), maupun bolak-balik (AC). Cara penggunaannya adalah sebagai
berikut :
Gambar 1.4
Pengukuran tegangan DC.
Pengukuran tegangan DC dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Letakkan selector switch (saklar pemilih) pada posisi tegangan DC (V=).
2. Pilihlah batas ukur (0.5, 2.5, 10, 50, 250, 1000) yang sama atau lebih besar
dari tegangan yang akan diukur. Misalnya tegangan yang akan diukur 4 V,

maka batas ukur yang harus dipilih adalah 10 V; tidak boleh memilih batas
yang lebih kecil, karena jarum penunjuk akan bergerak melewati batas
maksimim dan dapat merusak moving coil.
3. Sambungkan
disambungkan

kabel
pada

probe
bagian

pada

sumber

bagian

positif

tegangan,
sedangkan

kabel

merah

kabel

hitam

disambungkan pada bagian negatif. Cara pemasangan seperti itu disebut


hubungan paralel. Apabila pemasangan kabel polaritasnya terbalik, maka
meter akan bergerak ke kiri.
4. Bacalah papan skala sesuai dengan angka di mana jarum penunjuk berhenti.
Cara yang paling tepat dalam membaca adalah secara tegak lurus pada
tempat di mana jarum tampak satu garis dengan banyangannya pada cermin
pemantul, agar tidak terjadi kesalahan baca (paralaks). Cara yang sama
berlaku juga untuk AVO-meter digital; sedikit yang membedakan antara AVOmeter

analog dengan digital adalah untuk yang digital apabila polaritas tegangan
terbalik maka nilai yang terukur bernilai negatif.
Pengukuran tegangan AC.
Pengukuran tegangan AC dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Letakkan selector switch (saklar pemilih) pada posisi tegangan AC (V~).
2. Pilihlah batas ukur (0.5, 2.5, 10, 50, 250, 1000) untuk AVO-meter analog atau
(2, 20, 200, 700 untuk AVO-meter digital). Batas ukur yang dipilih harus yang
sama atau lebih besar dari tegangan yang akan diukur, misalnya tegangan
yang akan diukur 18 V, batas ukur yang harus dipilih adalah 50 V untuk AVOmeter analog dan 20 V untuk AVO-meter digital. Tidak boleh memilih batas
yang yang lebih kecil, karena jarum penunjuk akan bergerak melewati batas
maksimim dan dapat merusak moving coil.
3. Sambungkan kabel probe pada sumber tegangan secara paralel. Untuk
tegangan AC kabel merah dan hitam dapat bebas disambungkan kepada
sumber tegangan positif atau negatif, karena tegangan AC tidak mempunyai
polaritas.

4. Bacalah papan skala sesuai dengan angka di man jarum penunjuk berhenti.
Untuk AVO-meter analog, bacalah hasilnya pengukuran secara tegak lurus
agar tidak terjadi kesalahan baca (paralaks).
Gambar 1.5
AVO-meter sebagai ampere-meter DC.
Mengukur arus agar berbeda dengan mengukur tegangan, yaitu rangkaian
untuk mengukur arus dipasang dengan cara seri dengan beban. Beban dapat
berupa resistor, lampu, atau lainnya. Selanjutnya akan ditinjau pengukuran
dengan beban resistor dengan cara pengukuran adalah se4bagai berikut :
1. Atur selector pada posisi arus DC (A=).
2. Atur posisi selector pada posisi batas ukur yang lebih tinggi dari arus yang
akan diukur, batas ukur dapat dipilih yang paling tinggi agar tidak merusak
alat. Pengaruh pemilihan batas ukur yang terlalu jauh dari arus yang akan
diukur hanya mengakibatkan pembacaan yang kurang akurat.
Gambar 1.6 hal 7
3. Hubungkan kabel secara seri dengan beban. Beban dapat diseri pada kabel
negatif atau pada kabel positif. Apabila pemasangan kabel polaritasnya
terbalik, maka meter akan bergerak ke kiri pada AVO-meter analog, atau
bernilai negatif untuk AVO-meter digital.
4. Baca penunjuk arus pada papan skala arus DC (A=) sesuai posisi jarum, atau
angka yang ditampilkan pada AVO-meter digital.
Gambar 1.7
AVO-meter sebagai Ohm-meter.
Pengukuran resistansi berguna untuk mengetahui kondisi suatu komponen
dalam keadaan rusak atau baik, serta untuk menentukan berapakah besar nilai
resistansinya. Misalkan sebuah resistor mempunyai kode warna : coklat, hitam,
merah, dan toleransi emas artinya resistor tersebut mempunyai nilai resistansi
sebesar 1000 ohm dengan toleransi 5%, maksudnya resistor tersebut masih
dikatakan baik bila setelah diukur nilainya masih di antara 5% dari 1000 ohm,
atau antara 950 sampai 1050 ohm. Cara mengukurnya sebagai berikut :

Gambar 1.8
1. Atur selector switch pada posisi ohm.
2. Pilih batas ukur (range) apakah x1, x10, x100, atau x1000 (sesuaikan dengan
nilai resistor).
3. Terlebih dahulu, hubung singkat kabel penyidik agar jarum meter bergerak ke
kanan dan dapat diatur supaya menunjuk pada skala maksimim dengan
memutar tombol Zero Adjust, maksudnya agar pembacaan meter sesuai
dengan skala dan range yang dipakai.
4. Mulailah mengukur resistor dengan menghubungkan kabel penyidik pada
kedua kaki resistor secara paralel, dengan mengabaikan warna kabel.
5. Baca papan skala dengan angka dimana jarum meter berhenti, dan kalikan
pembacaan dengan batas ukur. Misalnya jarum menunjukkan pada skala 10
dan batas ukur menggunakan x100, maka nilai resistor tersebut adalah 1000
ohm.
Dimensi Besaran
Dimensi besaran diwakili dengan simbol, misalnya M, L, T yang mewakili
massa (mass), panjang (length) dan waktu (time). Ada dua macam dimensi yaitu
Dimensi Primer dan Dimensi Sekunder. Dimensi Primer meliputi M (untuk
satuan massa), L (untuk satuan panjang) dan T (untuk

satuan waktu). Dimensi Sekunder adalah dimensi dari semua Besaran Turunan
yang dinyatakan dalam Dimensi Primer. Contoh : Dimensi Gaya : M L T -2 atau
dimensi Percepatan : L T-2.Semuabesaran fisis dalam mekanika dapat dinyatakan
dengan tiga besaran pokok (Dimensi Primer) yaitu panjang, massa dan waktu.
Sebagaimana terdapat Satuan Besaran Turunan yang diturunkan dari Satuan
Besaran Pokok, demikian juga terdapat

Dimensi

Primer dan Dimensi

Sekunder yang diturunkan dari Dimensi Primer.


Manfaat Dimensi dalam Fisika antara lain : (1) dapat digunakan untuk
membuktikan dua besaran sama atau tidak. Dua besaran sama jika keduanya
memiliki dimensi yang sama atau keduanya termasuk besaran vektor atau
skalar, (2) dapat digunakan untuk menentukan persamaan yang pasti salah atau

mungkin benar, (3) dapat digunakan untuk menurunkan persamaan suatu


besaran fisis jika kesebandingan besaran fisis tersebut dengan besaran-besaran
fisis lainnya diketahui.
Satuan dan dimensi suatu variabel fisika adalah dua hal berbeda. Satuan
besaran fisis didefinisikan dengan perjanjian, berhubungan dengan standar
tertentu (contohnya, besaran panjang dapat memiliki satuan meter, kaki, inci,
mil, atau mikrometer), namun dimensi besaran panjang hanya satu, yaitu L. Dua
satuan yang berbeda dapat dikonversikan satu sama lain (contohnya: 1 m =
39,37 in; angka 39,37 ini disebut sebagai faktor konversi), sementara tidak ada
faktor konversi antarlambang dimensi.
Hubungan antara watt, volt & ampere
Watt adalah satuan daya listrik.
Volt adalah satuan tegangan listrik.
Ampere adalah satuan arus listrik
Hubungannya adalah daya listrik terbentuk dari dua komponen arus dan
tegangan, dimana hubungannya adalah P = V.I, dimana P adalah unsur daya
listrik V adalah tegangan dan I adalah arus. Jadi, semakin besar arus listrik dan
semakin besar tegangannya, maka daya listrik semakin besar. Untuk listrik
rumah tangga, biasanya standar tegangannya adalah sama (220 Volt di
Indonesia, dan di negara tertentu ada yang 110 Volt), sedangkan arusnya
tergantung dari daya yang dibutuhkan masing-masing alat listrik di rumah.

Satuan
Satuan didefinisikan sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran.
Setiap besaran mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam dua
besaran yang berbeda mempunyai satuan yang sama. Apa bila ada dua besaran
berbeda kemudian mempunyai satuan sama maka besaran itu pada hakekatnya

adalah sama. Sebagai contoh Gaya (F) mempunyai satuan Newton dan Berat (w)
mempunyai satuan Newton.
Arus listrik searah
Bahwa elektron-elektron bergerak atau berpindah dari rambut ke penggaris
plastik sehingga penggaris tersebut bermuatan negatif. Untuk mengalir dari satu
tempat ke tempat lain, elektron membutuhkan jalan yang tidak putus.
Listrik sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia sehari-hari di seluruh
dunia. Sebagian besar dari kita bergantung pada peralatan listrik untuk
membuat hidup kita lebih aman, lebih sehat, lebih mudah, dan lebih nyaman.
Lampu lalu lintas, penerangan listrik, VCD player, pesawat TV, tape recorder,
dan alat-alat rumah tangga yang lain seperti rice cooker, seterika listrik, mesin
cuci, dan lain sebagainya, merupakan sebagian kecil dari peralatan listrik
tersebut. Arus listrik didefinisikan sebagai jumlah muatan elektron yang
mengalir suatu penghantar per satuan waktu.
# Hambatan Kawat Penghantar
Besar hambatan suatu kawat penghantar sebanding dengan panjang
kawatnya, artinya makin panjang penghantar, makin besar hambatannya dan
berbanding terbalik dengan luas penampang kawat, artinya makin kecil luas
penampang, makin besar hambatannya. Hambatan juga bergantung pada jenis

R =besar
l hambatan kawat dapat ditulis sebagai
bahan kawat. Secara matematis,
A

(2.1)

Dengan R, , l, dan A berturut-turut adalah nilai hambatan penghantar (),


hambatan

jenis

penghantar

(/m),

panjang

penghantar

(m),

dan

luas

penampang kawat penghantar (m2).


Nilai hambatan suatu penghantar tidak bergantung pada beda
potensialnya; beda potensialnya hanya dapat mengubah kuat arus yang melalui
penghantar itu. Jika penghantar yang
dilalui sangat panjang, kuat arusnya akan berkurang. Hal itu terjadi karena
diperlukan energi yang sangat besar untuk mengalirkan arus listrik pada

penghantar

panjang

(dikatakan

tegangan

listrik

turun);

makin

panjang

penghantar, makin besar pula penurunan tegangan listriknya.


Hambatan Jenis
Hambatan jenis adalah tolak ukur suatu materi menahan beda potensial yang
diberikan kepadanya, setiap material memiliki hambatan jenis yang berbedabeda pula. Hambatan jenis dfarai beberapa jenis material yang diukur pada
temperatur 20 oC. ditunjukkan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 : Hambatan jenis dari beberapa jenis
material yang diukur pada temperatur 20oC
Hukum Ohm
Aliran arus listrik dalam suatu rangkaian tidak berakhir pada alat listrik.
Tetapi melingkar kembali ke sumber arus. Pada dasarnya alat listrik bersifat
menghambat arus listrik. Hubungan antara arus listrik, tegangan, dan hambatan
dapat diibaratkan seperti air yang mengalir pada suatu saluran. Orang pertama
kali meneliti hubungan antara arus listrik, tegangan, dan hambatan adalah
Georg Simon Ohm (1787 1854) (fisikawan asal Jerman). Hubungan tersebut
lebih dengan sebutan hukum ohm.
Setiap arus yang mengalir melalui suatu penghantar selalu mengalami
hambatan. Jika hambatan listrik dilambangkan dengan R (), beda potensial V
(V), dan kuat arus I (A), maka hubungan antara R, V, I secara matematis dapat
ditulis sebagai :

R = V/I atau V = IR
(2.2)

Sebuah penghantar dikatakan mempunyai nilai hambatan 1 jika tegangan


1 V di antara kedua ujungnya mampu mengalirkan arus listrik sebesar 1 A
melalui konduktor itu. Sebuah resistor dapat dibuat agar mempunyai nila
hambatan tertentu. Jika dipasang pada rangkaian sederhana, resistor berfungsi
untuk mengfurangi kuat arus. Namun, jika dipasang pada rangkaian yang rumit,
seperti radio, televisi, komputer, resistor dapat berfungsi sebagai pengatur kuat
arus.
Resistor sederhana dapat dibuat dari bahan nikrom (campuran antara nikel,
besi, krom, dan karbon). Selain itu, resistor dapat dibuat dari bahan karbon. Nilai
hambatan suatu resistor dapat diukur secar langsung dengan ohmmeter.

Biasanya,

ohmmeter

dipasang

bersama-sama

dengan

amperemeter

dan

voltmeter dalam satu perangkat yang disebut multimeter. Selain dengan


ohmmeter, nilai hambatan resistor dapat diukur secara tidak langsung dengan
metode amperemeter-voltmeter. Yaitu dengan membuat perbandingan nulai
tegangan (V) yang terukur oleh voltmeter dengan kuat arus (I) yang terukur oleh
amperemeter.
Hukum Joule
James Prescott Joule (1818 1889) adalah seorang ilmuan Inggris yang
merumuskan hukum kekekalan energi, yaitu Energi tidak dapat diciptakan
ataupun dimusnahkan. Ia berhasil membuktikan bahwa panas (kalori) tak lain
adalah suatu bentuk energi. Karena itu ia berhasil mematahkan teori kalorik
yang menyatakan bahwa panas merupakan zat alir.
Pengertian Energi, Energi Potensial, dan Energi Kinetik
Energi suatui benda adalah tersebut untuk melakukan suatu usaha. Dalam
ilmu fisika energi terbagi dalam berbagai jenis, antara lain energi potensial,
energi kinetik/kinetis, energi panas, energi air, energi batu bara, energi minyak
bumi, energi listrik, energi matahari, energi angin, energi kimia, energi nuklir,
energi gas bumi, energi ombak dan gelombang, energi mekanik/mekanis, energi
cahaya, dan lain sebagainya.
Satuan energi adalah joule atau disingkat J. Joule adalah satuan unit yang
didefenisikan sebagai besarnya energi yang dibutuhkan untuk memberi gaya
sebesar satu Newton sejauh satu meter. Karena itu, 1 joule sama dengan 1
newton meter (simbol : Nm). Nama joule diambil dari penemunya James Prescott
Joule yang diperkenalkan pertama kali oleh Dr. Mayer of Heilbronn.
Di dalam ilmu fisika, perhitungan besar energi lebih tertuju pada perubahan
energi yang terjadi pada suatu benda/materi. Energi sebuah materi bisa dihitung
melalui proses atau sesab-sebab tertentu, misalnya energi benda yang bergerak,
energi hasil pembakaran, energi proses kimia, energi listrik dan lain-lain. Untuk
memudahkan perhitungan energi suatu materi, para ilmuan ilmu fisika dan kimia
sepakat untuk menggunakan rumus pendekatan Joule.
1 joule = 1 kg m2/s2 = 1 newton meter (simbol : Nm)

Satu newton adalah besarnya gaya yang diperlukan untuk membuat benda
bermassa satu kilogram mengalami percepatan sebesar atu meter per detik.
Definisi joule lainnya adalah :
Pekerjaan yang dibutuhkan untuk memindahkan muatan listrik sebesar satu
coulumb melalui perbedaan potensial satu volt, atau satu coulumb volt
(simbol : CV).

Pekerjaan untuk menghasilkan daya satu watt terus-menerus selama satu


detik, atau satu watt sekon (simbol : Ws).
Satu joule mendekati :
6.241506363 x 1018 eV (elektron volt).
0.239 kal (kalori). Kalori adalah satuan panas untuk menaikkan suhu
temperatur air 1 derajat Celsius. Satuan ini sebesar 4,2 joule.
2.7778 x 10-7 kwh (kilowatt-hour)
2.7778 x 10-4 wh (watt-hour)
9.8692 x 10-3 liter-atmosfer
Dengan adanya satuan untuk mengukur besaran energi ini, memudahkan
manusia untuk mengembangkan peralatan dan teknologi yang berhubungan
dengan pemanfaatan energi. Misalnya berapa joule energi yang dihasilkan dari
seliter bensin, atau beberapa joule energi yang dihasilkan dari 1 kg TNT.
Termasuk kekuatan pukulan manusia juga bisa dihitung, misalnya anda memukul
sebuah dinding, bahkan sampai kekuatan suara kita (suara diukur dengan
satuan desibel). Untuk memanfaatkan energi, manusia perlu usaha atau kerja
untuk merubah suatu bentuk energi menjadi bentuk energi lain.
Untuk mengubah suatu bentuk energi ke bentuk energi yang lain sering
diperlukan alat bantu (teknologi), misalnya :
Air yang mengalir (entah dari sungai yang dibendung, waduk atau air terjun),
bisa menggerakkan baling-baling (yang lebih canggih turbin), putaran balingbaling lalu memutar kumparan listrik sehingga energinya berubah menjadi
energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan lalu bisa dirubah untuk berbagai
keperluan lain seperti kebutuhan rumah tangga kita. Dari energi listrik bisa
dirubah menjadi energi panas, untuk menyetrika, untuk memasak dan lainlain. Energi listrik bisa manjadi energi gerak misalnya pada kipas.

Minyak bumi diambil dari dalam bumi, salah satunya menjadi bensin, yang
sering

kita

gunakan

pada

kendaraan

bermotor

kita.

Melalui

proses

pembakaran dan ledakan dalam mesin kendaraan kita, muncul energi yang
mampu menggerakkan motor kita.
Yang paling hebat yang sudah ditemukan adalah energi yang ada di dalam
atom dan dirubah menjadi energi nuklir. Selain untuk pembangkit listrik juga
dapat untuk membuat bom nuklir.

Energi potensial atau energi diam.


Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda akibat adanya
pengaruh tempat atau kedudukan dari benda tersebut. Energi potensial disebut
juga dengan energi diam karena benda yang ada dalam keadaan diam dapat
memiliki energi. Jika benda tersebut bergerak, maka benda itu mengalami
perubahanenergi potensial menjadi energi gerak, misalnya buah kelapa yang
siap jatuh dari pohonnya, cicak
di hplafon rumah, dan lain sebagainya. Secara
Ep = mg
matematis energi ini dapat dinyatakan dalam rumusan :
(5.1)
Dengan Ep, m, g, dan h berturut-turut adalah energi potensial, massa benda,
percepatan gravitasi, dan tinggi benda (dari tanah).
Energi kinetik atau kinetis.
Energi kinetik adalah energi suatu benda karena pengaruh gerakannya.
Benda yang bergerak memiliki energi kinetik, yang secara matematis dapat
dinyatakan sebagai :

Ek = mv2
(5.2)

Dengan Ek, m, dan v berturut-turut adalah energi kinetik, massa benda yang
bergerak, dan kelajuan benda yang bergerak itu.
Hukum Kekekalan Energi
Energi tidak dapat diciptakan dan juga tidak dapat dimusnahkan. Jadi
perubahan bentuk suatu energi dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain tidak

Em = Ep + Ek

mengubah jumlah atau besar energi secara keseluruhan. Secara matematis hal
itu dapat dinyatakan sebagai :
(5.3)
Dengan Em adalah energi mekanis yang merupakan energi total sistem.
Hukum Kekekalan Energi (Hukum I termodinamika) berbunyi : Energi dapat
berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tapi tidak bisa diciptakan ataupun
dimusnahkan (konversi energi). Karena energi bersifat kekal, maka energi yang
da di alam semesta ini jumlahnya tidak pernah berubah, tidak bertambah dan
berkurang, yang ada hanyalah perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk yang
lain.

Daya
Persamaan daya atau biasa disebut dengan hukum Joule didefinisikan
sebagai :

P = IE

(5.4)

Dengan I adalah arus listrik dan E adalah energi listrik. Bila persamaan di
atas untuk rangkaian DC disatukan atau dipadu dengan persamaan pada hukum
ohm E = IR maka akan diperolehP: = I2R
(5.5)
Di sisi lain, jika pers.(5.5) disulihkan (disubstitusikan) ke pers.(5.4) maka akan
diperoleh bentuk lain bagi persamaan daya yang hanya melibatkan energi dan
hambatan listrik, yaitu :

P = E2/R
(5.6)

Daya dengan satuan watt biasa diberi symbol W.


Hukum Kekekalan Massa
Massa diartikan sebagai sifat fisika suatu benda, yang secara umum
dapat digunakan untuk mengukur banyaknya materi yang terdapat dalam suatu
benda. Dalam sistem internasional (SI), massa diukur dalam satuan kilogram (kg).
Alat yang digunakan untuk mengukur massa biasanya adalah timbangan. Tetapi
massa berbeda dengan berat, karena massa selalu sama di setiap tempat,

misalnya massa kita ketika di bumi sama dengan massa di bulan, akan tetapi
berat kita di bumi dengan di bulan
Berbeda. Berat (F/force) = massa (m) dikalikan dengan gaya gravitasi (g)
atau F = mg. Gaya gravitasi bumi juga tidak merata di stiap permukaan bumi,
contohnya berat suatu benda di atas permukaan laut akan lebih besar daripada
beratnya pada puncak gunung yang tinggi. Hal ini disebabkan karena percepatan
gravitasi di kutub lebih besar daripada di khatulistiwa, dan percepatan gravitasi di
atas laut lebih besar daripada di tempat yang lebih tinggi (karena jaraknya ke
pusat bumi lebih jauh).
Hukum kekekalan massa dikemukakan oleh Antoine Laurent Lavoisier (1743
1794) yang berbunyi : Dalam suatu reaksi, massa zat sebelum dan sesudah
reaksi adalah sama, dengan kata lain massa tidak dapat diciptakan dan tidak
dapat dimusnahkan. Artinya selama reaksi terjadi tidak ada atom-atom pereaksi
dan

hasil

reaksi

yang

hilang.

Pernyataan

yang

umum

digunakan

untuk

menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk tetapi
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi di dalam
suatu sistem tertutup, massa reaktan harus sama dengan massa produk.
Hukum kekekalan massa digunakan secara luas dalam berbagai bidang
seperti kimia, teknik kimia, mekanika, dan dinamika fluida. Kalu hukum
kekekalan massa memang benar, maka massa dari materi yang ada di dunia ini
berarti tidak pernah berubah. Makhluk hidup tumbuh menjadi semakin besar,
berarti ada penambahan massa yang diambil dari massa materi yang lain.
Begitu juga setiap bayi yang lahir, berati ada energi dan massa di alam semesta
ini yang beralih ke dalam diri si bayi.
Hukum kekekalan massa dan energi menunjukkan bahwa dunia dan alam
semesta ini merupakan sistem yang tertutup, yang berbagai perubahan di
dalamnya tidak mempengaruhi jumlah energi dan massa. Perubahan jumlah
manusia,

hewan,

tumbuhan,

bumi

dan

planet-planet

lainnya,

hanyalah

merupakan perpindahan bentuk energi dan massa dari bentuk satu ke bentuk
lainnya. Pengetahuan ini menunjukkan bahwa diri kita selalu terhubung ke
semua bentuk energi dan massa yang ada di lingkungan kita sampai ke alam
semesta. Tubuh kita merupakan bagian dari rangkaian sistem energi dan massa
yang mengisi jagat raya ini. Tubuh kita adalah simpanan atau kandungan dari
materi dan energi.

Satuan energi juga merupakan penggabungan dari daya dan waktu


(sebagaimana yang telah disebutkan di atas). Satu joule adalah nilai untuk satu
watt per detiknya. Jika kita menyalakan lampu sebesar 100 watt selama satu
jam akan menghabiskan 360.000 joule energi. Tubuh yang lemas setelah makan
menjadi kuat dan baterai yang soak jika diisi lagi (di-carge) siap dipakai kembali.
Dari contoh tadi dapat dikatakan bahwa benda yang memiliki energi dapat
melakukan kerja. Dengan kata lain energi adalah kemampuan untuk melakukan
kerja (usaha). Satuan energi menurut Satuan Internasional (SI) adalah joule,
satuan energi yang lain adalah erg, kalori dan kWh. Satuan kWh biasa digunakan
untuk menyatakan energi listrik, dan kalori biasanya untuk energi kimia.
Konversi beberapa satuan energi diberikan sebagai berikut :
1 kalori = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori
1 joule = 1 watt sekon
1 kWh = 3.600.000 joule
Kalor
Kalor adalah satu bentuk energi yang dapat diterima atau dilepaskan oleh
suatu benda. Satuan kalor adalah joule atau kalori. Kalor didefinisikan sebagai
energi panas yang dimiliki oleh suatu zat.
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda
yaitu dengan mengukur suatu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor
yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya
rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang
dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung pada 3 faktor :
1. massa zat
2. jenis zat (kalor jenis)
3. perubahan suhu
Secara matematis kalor dapat dirumuskan sebagai :

Q = mc(T2 T1)

(5.7)

Dengan Q, m, c, dan T = T2 T1 berturut-turut adalah kalor yang dibutuhkan


(J), massa benda (kg), kalor jenis (J/kgC), dan perubahan suhu (C).
Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu.
2. Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten). Persamaan yang
digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = mu dan Q = mL, dengan u
adalah kalor uap (K/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg).
Dalam pembahasan kalor ada dua konsep yang hampir sama tetapi
berbeda yaitu kapasitas kalor (H) dan kalor jenis (c). Kapasitas kalor adalah
banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1
derajat celcius. Secara matematis kapasitas kalor dinyatakan sebagai :

H=

(5.8)

Q
T2 T1

Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan


suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan
besar kalor jenis adalah kalorimeter. Rumusannya diberikan oleh :

c=

(5.9)

Q
atau c = H / m
m(T2 T1)

Hubungan antara kalor dengan energi listrik


Kalor merupakan bentuk energi sehingga dapat berubah dari satu
bentuk ke bentuk yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi
listrik dapat berubah menjadi energi kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat
berubah menjadi energi listrik. Dalam pembahasan ini hanya akan diulas tentang
hubungan energi listrik dan energi kalor. Alat yang digunakan mengubah energi
listrik menjadi energi kalor adalah ketel listrik, pemanas listrik, dll. Besarnya
energi listrik yang diubah atau W
diserap
= Q sama dengan besar kalor yang dihasilkan.
Sehingga secara matematis dapat dirumuskan sebagai :
(5.10)
Untuk

menghitung

energi

listrik

digunakan

persamaan

sebagai

berikut :

W = Pt atau W = Vlt

(5.11)

Dengan W, P, t, I, dan V berturut-turut adalah energi listrik (J), daya


listrik (W), waktu (s), arus (A), dan tegangan (V).
Bila rumus kalor yang digunakan adalah sebagaimana pers.(5.7) maka
pers.(5.11) dan (5.12) diperoleh kaitan :

P.t = mc (T2 T1)

(5.12)

Asas Black.
Menurut asas black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda
kemudian disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang
bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti
sampai terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis
hal itu dapat dirumuskan sebagai
Q lepas := Q terima
(5.13)
Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang
menerima kalor adalah benda yang bersuhu lebih rendah. Bila persamaan
tersebut dijabarkan maka
m1cakan
Ta) = m2c2(T: a T2)
1(T1 diperoleh
(5.14)
Catatan : Yang harus selalu diingat adalah pada suhu tinggi digunakan (T 1
Ta) dan untuk yang bersuhu rendah digunakan (T a T2).

Daya Listrik Arus Bolak-balik


Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam rangkaian
listrik. Satuan SI daya listrik adalah watt. Arus listrik yang mengalir dalam
rangkaian dengan hambatan listrik menimbulkan kerja. Peranti mengkonversi
kerja ini ke dalam berbagai bentuk energi yang berguna, seperti panas (seperti
pada pemanas listrik), cahaya (seperti pada bola lampu), energi kinetik (motor
listrik), dan suara (loudspeaker). Listrik dapat diperoleh dari pembangkit listrik
atau penyimpan energi seperti baterai.
Listrik arus bolak-balik (listrik AC (alternating current)) adalah arus listrik
yang besar dan arahnya berubah-ubah secara bolak-balik. Berbeda dengan listrik
arus searah yang arus arahnya tidak berubah-ubah. Bentuk gelombang listrik arus

bolak-balik

biasanya

berbentuk

gelombang

sinusoida,

karena

ini

yang

memungkinkan pengaliran energi yang paling efisien. Namun dalam berbagai


aplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang lain pun dapat digunakan, misalnya
bentuk gelombang segitiga (triangular wave) atau bentuk gelombang segiempat
(square wave). Secara umum, listrik bolak-balik disalurkan dari sumbernya
(misalnya PLN) ke kantor-kantor atau rumah-rumah penduduk. Namun ada pula
contoh lain seperti sinyal-sinyal radio atau audio yang disalurkan melalui kabel,
yang juga merupakan listrik arus bolak-balik. Di dalam aplikasi ini, tujuan utama
yang paling penting adalah pengambilan informasi yang termodulasi atau terkode
di dalam sinyal arus bolak-balik tersebut.
Arus Listrik
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu.
Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik lainnya. Pada
zaman dulu, arus konvensional didefinisikan sebagai aliran muatan positif,
sekalipun kita sekarang tahu bahwa arus listrik itu dihasilkan dari aliran elektron
yang bermuatan negatif ke arah yang sebaliknya. Satuan SI untuk arus listrik
adalah ampere (A).
Pengertian Faktor Daya / Faktor Kerja
Faktor daya atau faktor kerja adalah perbandingan antara daya aktif (watt)
dengan daya semu/daya total (VA), atau cosinus sudut antara daya aktif dan daya
semu/daya total. Daya reaktif yang tinggi akan meningkatkan sudut ini dan
sebagai hasilnya faktor daya akan menjadi lebih rendah. faktor daya selalu lebih
kecil atau sama dengan satu. Jadi daya reaktif (VAR) harus serendah mungkin
untuk keluaran kW yang sama dalam rangka meminimalkan daya total (VA). Faktor
daya/faktor kerja menggambarkan sudut fase
antara daya aktif dan daya semu. Faktor daya yang rendah merugikan karena
mengakibatkan arus beban tinggi. Perbaikan faktor daya dapat dilakukan dengan
menggunakan kapasitor, yaitu dengan memasang kapasitor pengkoreksi faktor daya
pada

sistem

distribusi

listrik

(instalasi

listrik).

Kapasitor

bertindak

sebagai

pembangkit daya reaktif dan oleh karenanya akan mengurangi jumlah daya reaktif.
Keuntungan Perbaikan Faktor Daya dengan Penambahan Kapasitor

1. Bagi konsumen, khususnya perusahaan atau industri :


Diperlukan hanya sekali investasi untuk pembelian dan pemasangan
kapasitor dan tidak ada biaya terus menerus.
Mengurangi biaya listrik bagi perusahaan, sebab daya reaktif (kVAR)
tidak lagi dipasok oleh perusahaan utilitas sehingga kebutuhan total
(kVA) berkurang dan nilai denda yang dibayar jika beroperasi pada
faktor daya rendah dapat dihindarkan.
Mengurangi

kehilangan

distribusi

(kWh)

dalam

jaringan/instalasi

pabrik.
Tingkat tegangan pada beban akhir meningkat sehingga meningkatkan
kinerja motor.
2. Bagi utilitas pemasok listrik
Komponen reaktif pada jaringan dan arus total pada sistim ujung akhir
berkurang.
Kehilangan daya I2R dalam sistim berkurang karena penurunan arus.
Kemampuan

kapasitas

jaringan

distribusi

listrik

meningkat,

mengurangi kebutuhan untuk memasang kapasitas tambahan.


Perumusan Daya Listrik Arus Bolak Balik
Dalam listrik AC ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban
yang memiliki impedasi (Z), yaitu :
Daya semu (S, volt-ampere (VA))
Daya aktif (P, watt (W))
Daya reaktif (jQ, volt-ampere-reaktif (VAR))
Untuk rangkaian listrik AC, gelombang tegangan dan arus berbentuk
sinusoida, yang berarti besarnya daya setiap saat tidak sama. Daya yang
merupakan daya rata-rata diukur dengan satuan watt. Daya ini membentuk
energi aktif persatuan waktu dan dapat diukur dengan kWh meter dan juga
merupakan nyata atau daya aktif (daya poros, daya yang sebenarnya) yang
digunakan oleh beban untuk melakukan tugas tertentu. Sedangkan daya semu
dinyatakan dengan satuan volt-

ampere (VA), yang menyatakan kapasitas peralatan listrik, seperti yang tertera
pada peralatan generator dan tranformator.
Pada suatu instalasi, khususnya di pabrik/industri juga terdapat beban
tertentu seperti motor listrik, yang membutuhkan bentuk lain dari daya, yaitu
daya reaktif (VAR) untuk membuat medan magnet. Dengan kata lain, daya reaktif
adalah daya yang terpakai sebagai energi pembangkit fluks magnetik sehingga
timbul magnetasi. Daya ini dikembalikan ke sistem karena efek induksi
elektromagnetik itu sendiri, sehingga daya ini sebenarnya merupakan beban
(kebutuhan) pada suatu sistim tenaga listrik.
Pada sistem arus bolak-balik, ketiga jenis daya itu terkait melalui
persamaan matematis :

S = P + jQ
(6.1)

Dengan daya semu (S) merupakan hasil penjumlahan daya aktif (P)
dengandaya rektif (jQ) secara vektoris. Daya semu merupakan hasil perkalian
langsung antara tegangan kerja dengan arus konsumsi peralatan listrik yang
terpasang, atau :

S=VxI

(6.2)

Pada rangkaian arus DC, daya listrik sesaat dihitung menggunakan Hukum
Joule, sesuai nama fisikawanBritania James Joule, yang pertama kali menunjukkan
bahwa energi listrik dapat berubah menjadi energi mekanik, dan sebaliknya.

P = VI

(6.3)

Dengan P, V, dan I berturut-turut adalah daya (dalam watt atau W), beda
potensial (dalam volt atau V), dan arus (dalam ampere atau A).
Daya listrik mengalir di manapun medan listrik dan magnet berada di tempat
yang sama. Dalam kasus umum pers.(6.3) harus diganti dengan perhitungan yang
lebih rumit, yaitu integral hasil kali vektor medan listrik dan medan magnet dalam
ruang tertentu :

P = s E H dA

(6.4)

Yang hasilnya merupakan besaran skalar, karena merupakan integral


permukaan bagi vektor Poynting.

Listrik Statis Masa Kini


Pengetahuan manusia tentang listrik statis (listrik tak mengalir) merupaka
dasar listrik mengalir yang sangat penting saat ini. Meskipun demikian, pengertian
tentang listrik statis lama menjadi pengetahuan yang dianggap tidak memiliki
penerapan yang berarti dalam praktek. Keadaan ini sudah berubah akhir-akhir ini.
Manusia makin sadar akan parahnya pengotoran (polusi) lingkungan yang
ditimbulkan oleh debu (abu) yang dihasilkan bahan-bahan bakar seperti batu bara.
Sebagai contoh, sebuah pembangkit listrik yan berukuran sadang saja, yang
menggunakan batu bara, dapat menghasilkan sekitan 30 ton abu setiap jam.
Untuk mengurangi pengotoran udara oleh abu pembakaran batu bara itu orang
menggunakan pengendap elektrostatis yang mampu mengendapakan di sekitar
99% abu yang dihasilkan sehingga sangat mengurangi pengotoran udara seperti
pembakaran seperti itu. Untuk itu digunakan saringan kawat yang dimuati negatif
dan lempeng-lempeng logam yang dimuati positif. Hasil pembakaran mula-mula
melewati saringan kawat itu, sehingga sebagian terbesar

partikel-partikel hasil

pembakaran memperoleh muatan negatif. Partikal-partikel itu lalu melewati


lempeng-lempeng bermuatan positif, ditarik dan dinetralkan oleh lempeng itu.
Butir-butir

abu

yang

menempel

pada

lempeng

dilepaskan

dengan

jalan

menggetarkan lempeng-lempeng itu sehingga abu jatuh ke tempat pengumpul.


Teknik pengecatan juga ada yang menggunakan muatan listrik statis.
Cat yang disemprotkan diberi muatan yang berlawanan dengan benda yang dicat,
sehingga butur-butir cat yang menyemprot tertarik ke benda yang akan dicat.
Dengan cara ini tidak banyak cat yang terbuang.
Pengetahuan tentang elektostatik juga penting dalam membuat
tabung-tabung elektronik yang disebut tabung sinar katode yang digunakan
sebagai layar televisi dan alat yang disebut osiloskop. Mesin fotokopi dan
pencetak laser untuk komputer juga menggunakan muatan elektrostatik, demikian
pula halnya dengan pengeras suara dan mikrofon elektrostatik.
Konduksi, Induksi, dan Hukum Coulumb
Dari pelajaran di SLTP anda tentu sudah mengetahui berbagai cara memuati
benda sehingga bermuatan listrik. Anda juga mengetahui bahwa besar gaya listrik

antara dua benda bermuatan bergantung pada jarak kedua benda itu, dan bahwa
zat atau bahan dapat digolong-golongkan menjadi konduktor (atau penghantar),
isolator (penyekat), dan semikonduktor. Marilah kita tinjau hal-hal ini

sedikit lebih

jauh

daripada

yang anda sudah

pelajari

selama

ini untuk

meningkatkan pemahaman anda akan sifat listrik zat.

F = k Q1Q2
r2

(3.1)

Perhatikanlah kesamaan antara persamaan (3.1) dengan persamaan


untuk gaya gravitasi F = G m 1m2. Dapat diturunkan bahwa k pada persamaan
(3.1) mempunyai
r2
satuan N m2/C2.
Percobaan-percobaan juga menunjukkan bahwa gaya antara dua muatan
juga bergantung pada zat tempat beradanya muatan-muatan itu. Bila muatan
dinyatakan dalam coulumb, jarak dinyatakan dalam meter, dan muatan-muatan
yang berinteraksi ada di dalam ruang hampa, k memiliki nilai sebesar 9,00 x 10 9 N
m2/C2. untuk udara nilai k boleh dikatakan sama dengan nilai untuk ruang hampa.
Dibandingkan dengan tetapan gravitasi G yang besarnya di sekitar 6,67 x 10 -11 N
m2 kg-1, nilai k sangatlah besar. Bila persamaan (3.1) diterapkan untuk muatanmuatan yang besarnya masing-masing 1 C, yang berjarak 1 m satu sama lain,
gaya antara kedua muatan adalah 9,00x10 9 N m2/C2 x 1Cx1C = 9,00 x 109 N, atau
9 miliar N! Jadi muatan yang 1m2 Besar. Karena itu muatan listrik biasanya
dinyatakan dalam mikrocoloumb, atau C.1 C = 10-6C.
Bila persamaan hukum coulumb dalam bentuk seperti persamaan (3.1)
digunakan

dalam

berbagai

perhitungan,

persamaan

itu

ternyata

banyak

menimbulkan perhitungan-perhitungan yang mengandung faktor yang dianggap


mengganggu. Untuk mengurangi timbulnya faktor itu, tetapan k perlu diganti
dengan

,
4

sehingga persamaan (3.1) menjadi : F =

Q 1Q2

r2

(3.1a)

dimasukkan ke dalam tetapan untuk memperhitungkan pengaruh zat tempat


muatan-muatan berada. disebut permitivitas medium tempat muatan berada.
Khusus untuk ruang hampa, permitivitas diberi lambang 0. satuannya dapat
diturunkan dari persamaan (3.1a), yaitu C2N-1m-2. satuan yang lebih umum
digunakan ialah farad / meter atau Fm-1.

Medan dan Potensial Listrik


Konsep medan gravitasi digunakan oleh ilmuwan untuk menjelaskan
interaksi gravitasi antara dua massa. Sebuah benda yang ada di dalam medan
gravitasi mengalami gaya gravitasi dari medan gravitasi itu. Sejalan dengan itu,
untuk interaksi listrik juga digunakan konsep medan seperti yang akan diuraikan
berikut ini, yang dalam hal interaksi listrik disebut medan listrik.
1.

Medan Listrik
Perbincangan berikut ini sejalan dengan perbincangan mengenai

medan

gravitasi,

akan

tetapi

dengan

pendekatan

yang

agak

berbeda.

Bayangkanlah sebuah ruang kosong yang di dalamnya tidak ada muatan listrik.
Jika di dalamnya tidak ada muatan listrik. Jika ke dalam ruang itu dibawa sebuah
muatan listrik, muatan itu tidak mengalami gaya listrik, di titik mana pun muatan
itu diletakkan. Di setiap titik di dalam ruang itu sebuah benda bermuatan listrik
tidak mengalami gaya listrik.
Kemudian, bayangkanlah sebuah muatan listrik sebesar Q di bawa ke dalam
ruang itu (gambar 3.13.b). Keberadaan muatan Q ini mengubah keadaan ruang
itu. Keadaan ruang itu sekarang menjadi sedemikian sehingga sebuah muatan
lain, misalnya muatan Q1, akan mendapat gaya listrik (F), di titik mana pun
muatan itu diletakkan. Arah gaya ini bergantung pada jenis muatan yang
menimbulkan medan, dan pada jenis muatan yang diletakkan di dalam medan itu.
Jika jenis muatan-muatan itu berlawanan, gaya itu gaya tarik-menarik. Jika
jenisnya sama, gaya itu gaya tolak-menolak.

Gambar 3.13
Ilmuan mengatakan bahwa ruang tempat beradanya Q telah berubah
menjadi medan gaya listrik, yang dengan singkat disebut medan listrik. Ruang itu
disebut medan gaya, sebab di tiap titik di dalam ruang itu muatan listrik
mengalami gaya, yaitu gaya listrik. Dengan demikian medan listrik adalah ruang
yang di tiap titik di dalamnya muatan listrik mengalami gaya listrik.
Ruang yang diubah keadaannya oleh muatan Q tadi tidaklah terbatas
ukurannya seperti yang digambarkan pada gambar 3.13. Menurut Hukum
Coulumb, pengaruh suatu muatan terhadap muatan lain ditentukan oleh
persamaan F = k Q1Q2.
r2
Dari persamaan ini tersimpulkan bahwa pada jarak yang sangat jauh pun
pengaruh itu masih ada, meskipun mungkin sangat kecil sehingga sangat sulit
mengetahui adanya. Akan tetapi di dalam

praktek pengaruh itu tidak terlalu jauh, sebab muatan yang dapat dadakan
biasanya terbatas besarnya.
Bila Q mengubah ruang menjadi medan listrik, maka Q1 yang juga
berada di dalam ruang itupun mengubah ruang itu manjadi medan listrik juga,
yang menyebabkan Q mengalami gaya listrik, seperti pada gambar 3.14. Jadi,
medan listrik yang ditimbulkan oleh Q menyebabkan Q 1 mengalami gaya listrik.
Terjadilah interaksi antaraQ dan Q1.
Gambar 3.14
Perubahan yang telah terjadi di dalam ruang itu tidak dapat diamati
secara langsung oleh indra kita. Adanya perubahan atau adanya medan listrik,
disimpulkan dari kenyataan bahwa di tiap titik di dalam ruang itu benda
bermuatan mengalami gaya listrik. Jika suatu muatan listrik mengalami gaya
listrik di dalam suatu ruang, ruang itu adalah medan listrik.
Ada cara lain untuk memperlihatkan perubahan yang terjadi di dalam
ruang tempat beradanya muatan listrik, atau untuk memperlihatkan medan listrik.
Pada sebuah bejana kaca yang dangkat, misalnyamisalnya gelas petri yang diisi
minyak kastrol diapungkan biji-biji rumput. Di antara dua titik (tempat) pada
minyak itu diadakan medan listrik dengan mencelupkan elektrod-elektrod yang

dihubungkan dengan generator van de Graaf (gambar 3.15), biji-biji rumput akan
mengatur dirinya dalam pola-pola yang bentuknya bergantung pada bentuk
elektrod yang digunakan. Pola itu memperlihatkan bentuk medan listrik di
antara elektrod-elektrod itu.
Gambar 3.15
2. Kuat Medan
Muatan listrik yang diletakkan di dalam medan listrik mengalami gaya
listrik. Besar gaya yang dialami sebuah muatan listrik di dalam medan pada
umumnya berbeda-beda dari satu titik ke titik lainnya. Besar kecilnya gaya yang
dialami oleh sebuah muatan listrik di dalam medan listrik digunakan sebagai
ukuran akan kekuatan suatu medan, yang diistilahkan dengan istilah kuat
medan atau intensitas medan. Kuat medan atau intensitas medan di berbagai titik
di dalam medan listrik pada umumnya berbeda-beda.
Para ilmuwan mendefinisikan kuat medan di suatu titik di dalam
medan listrik sebagai gaya yang dialami oleh satu satuan muatan positif apabila
muatan itu diletakkan di titik yang dimaksud. Perhatikan bahwa kuat medan
didefinisikan sebagai gaya yang dialami muatan positif, yang

berarti bahwa kuat medan adalah besaran vektor. Marilah kita beri arti
definisi ini dengan menggunakan lambang-lambang.
Umpamakan titik P pada gambar 3.17 adalah titik di dalam medan listrik
yang ditimbulkan oleh suatu muatan (muatan yang menimbulkan medan tidak di
gambar!). umpamakan di titik P itu diletakkan sebuah muatan positif sebesar Q
coulumb. Karena P ada di dalam medan listrik, Q mandapat gaya listrik. Misalkan
gaya itu adalah F dengan arah seperti pada gambar. Gaya yang dialami oleh satu
satuan muatan di titik P. tentulah sama dengan F : Q =
definisi
Q

di

atas

inilah menurut

kuat

medan

Q
di titik P itu. Bila kuat medan di titik itu kita beri lambang , maka :

(3.2)

F
Q

Gambar 3.17 hal 46


Persamaan (3.2) ini adalah rumus definisi untuk kuat medan di suatu titik
yang di tempat itu muatan positif sebesar Q mengalami gaya listrik sebesar F.
Satuan kuat medan dalam SI menurut rumus definisi itu adalah newton/coulumb,
atau N/C.
Karena gaya per satuan muatan, maka adalah besaran vektor yang
mempunyai arah sama dengan arah F. marilah kita beri lambang E* kepada vektor
kuat medan ini. Arah E di suatu titik dalam medan listrik sama dengan arah gaya F
yang dialami muatan positif yang diletakkan di titik itu.
Bila kepada kita diberitahukan kuat medan di suatu titik, kita dapat
menghitung besarnya gaya yang akan dialami sebuah muatan sebesar Q yang
diletakkan di titik itu. Sebab =

F /Q , jadi F = Q. Jika dan Q diketahui, kita

dapat

menghitung F.
Barapakah kuat medan yang ditimbulkan oleh sebuah muatan titik

sebesar Q di titik P ada pada jarak r dari Q? untuk menghitung kuat medan di P,
misalkan di P diletakkan sebuah muatan titik sebesar Q 1. Menurut Hukum
Coulumb, gaya yang dialami Q1 adalah F = k QQ1 . Dengan menggantikan F pada

=k

persamaan (3.2) dengan

Q
nilai ini, persamaan (3.2) dapat ditulis dalam bentuk lain, yaitu
r2 :

r2
(3.3)

Persamaan ini menyatakan besarnya kuat medan di suatu titik di


dalam medan listrik yang ditimbulkan oleh muatan titik sebesar Q pada jarak r
dari muatan itu.
Marilah kita tinjau medan listrik di sekitar sebuah muatan titik positif sebesar Q
(gambar 3.18). Ambillah sebuah titik A sebarang di medan listrik itu. umpamakan
jarak A dari Q adalah r A. Untuk mengetahui besar dan arah kuat medan di P,
bayangkan sebuah muatan titik sebesar +1C di situ. Menurut hukum coulumb
gaya ini besarnya k

(lihat juga persamaan (3.3) di atas!). Inilah besar kuat

medan di titik

rA2

A. arahnya adalah arah gaya itu, yang dalam hal ini arah QA, sebab muatan Q
muatan positif. Seandainya Q itu muatan negatif, arah itu tentulah AQ yang
merupakan kebalikan arah QA!

Gambar 3.18
Kita gambar kuat medan ini dengan menggunakan sebuah vektor
(anak panah) EA pada gambar 3.18. marilah membuat sebuah garis lurus melalui
Q dan A seperti gambar. Jika kita ambil sebuah titik sebarang B pada garis itu,
kuat medan di B, EB, memiliki arah sama dengan arah EA, tetapi dengan nilai k
Q . Jadi vektor EB terletak
pada garis itu. Perbedaannya ialah EA > EB. Ini karena rB > rA, sehingga k Q < k Q.
rB2

rA2

Hal ini digambarkan pada gambar 3.18.


Demikian juga halnya dengan titik-titik lain pada garis QA itu. Kuat medan di
setiap titik pada garis itu memiliki arah sama dengan arah garis QA. Jadi garis QA
adalah tempat kedudukan titik-titik di dalam medan listrik itu, yang memiliki kuat
medan yang arahnya sama dengan arah garis itu.
Garis lai yang ditarik dari Q misalnya QC juga bersifat seperti garis QA.
Kuat medan di tiap titik pada garis QC memiliki arah sama dengan arah garis itu.
Setiap garis yang ditarik dari Q memiliki sifat seperti yang disebut di atas, yaitu
setiap titik pada garis itu kuat medannyamemiliki arah sama dengan arah garis
itu. Garis-garis seperti itu adalah garis-garis medan, dalam hal ini garis-garis
medan listrik. Ini merupakan cara lain mendefinisikan garis medan (listrik). Garis
medan listrik ialah garis di dalam medan listrik yang menjadi tempat kedudukan
titik-titik yang arah kuat medannya sama dengan arah garis itu.
Untuk sebuah muatan titik positif, garis-garis medannya merupakan
garis-garis lurus radial, yang memencar dari titik itu ke segala arah, seperti
gambar 3.19 a. untuk sebuah muatan titik negatif garis-garis medannya
merupakan garis-garis radial juga, akan tetapi arahnya menuju ke muatan titik itu,
seperti gambar 3.19 b.

Gambar 3.19
Garis radial yang dibuat pada gambar 3.19 itu terbatas banyaknya.
Sesungguhnya garis radial yang dapat dibuat tidak terhingga banyaknya. Setiap
titik pada garis itu memiliki kuat medan yang berbeda-beda.
Gambar 3.20
Suaru medan listrik sering terjadi oleh adanya dua ataui lebih muatan
listrik. Medan listriknya merupakan resultan medan muatan-muatan listrik yang

manimbulkan medan itu. Kuat medannya pun demikian. Marilah kita tinjau medan
listriknya yang ditimbulkan oleh dua muatan titik +Q 1 dan Q2 seperti pada
gambar 3.20. Tinjau sebuah titik A sebarang di dalam medan listrik di sekitar
kedua muatan itu. Kuat medan yang disebabkan oleh muatan +Q 1 di titik itu
adalah EA1 dengan arah +Q1A. Kuat medan yang disebabkan oleh muatan Q di
titik A adalah EA2 dengan arah Q2A. Resultan kedua kuat medan komponen ini
ialah EA (gambar 3.2). Dengan notasi vektor dapat ditulis E A = EA1 + EA2. Kuat
medan di satu titik adalah jumlah vektor kuat-kuat medan komponen. Medan
resultan di titik B juga ditentukan dengan cara seperti untuk titik A.
Cara menentukan kuat medan listrik di dalam medan yang ditimbulkan
oleh lebih banyak lagi muatan-muatan listrik serupa dengan yang dilakukan di
atas. Bila di satu titik masing-masing muatan menimbulkan kuat medan E 1, E2, E3,
... , maka kuat medan resultan E di titik itu adalah :
E = E1 + E2 + E3 + ...
Di dalamnya medan listrik yang ditimbulkan oleh lebih daripada satu muatan
selalu dapat dibuat garis-garis yang sedemikian bentuknya sehingga di tiap titik
pada garis itu arah medannya sama dengan arah garis singgung di titik itu. Garisgaris ini adalah garis-garis medan pada medan listrik listrik yang ditimbulkan oleh
muatan-muatan itu. Bila ada dua muatan itu sama besar dan berlawanan jenis,
bentuk garis-garis medan itu kira-kira seperti gambar 3.21.
Garis-garis

gaya

yang

digambar

pada

gambar

3.21

terbatas

banyaknya. Sama dengan medan yang ditimbulkan oleh sebuah muatan titik,
sesungguhnya pada medan yang ditimbulkan oleh dua muatan (atau lebih dari
dua muatan) listrik dapat digambarkan tak terhingga banyaknya garis-garis
medan.
Gambar 3.21

Apabila sebuah muatan titik dilatakkan di dalam medan listrik, dan muatan
itu dapat bergerak bebas, muatan itu akan bergerak di sepanjang garis medan.
Muatan positif bergerak dengan arah sesuai dengan arah garis medan.
Gambar 3.22 berikut ini memperlihatkan garis-garis medan dua
muatan positif yang sama besarnya.

Gambar 3.22
Pada medan tertentu, misalnya medan listrik yang ditimbulkan oleh
dua keping sejajar yang masing-masing bermuatan sama besar dan berlawanan
jenis, medan listrik itu berbentuk garis-garis sejajar, sejajar, kecuali di tepitepinya (gambar 3.23). Medan listrik yang demikian disebut medan listrik yang
homogen atau serba sama. Pada mesin listrik homogen kuat medan di tiap titik
sama, baik besar maupun arahnya.
Gambar 3.23
3.

Potensial Listrik
Pengetahuan anda tentang medan gravitasi dapat digunakan untuk

memahami berbagai hal penting dalam medan listrik. Misalnya, jika pada
pembahasan medan gravitasi kita berbicara tentang energi potensial gravitasi,
maka pada pembahasan medan listrik kita berbicara tentang energi potensial
listrik.

Energi Potensial Gravitasi


Gambar 3.24

Sebuah benda (massa) yang berada di dalam gravitasi memiliki sejumlah


energi potensial terhadap suatu tempat yang kita sebut acuan. Benda di dalam
medan gravitasi memiliki energi potensial gravitasi karena di setiap titik di
dalam medan gravitasi itu benda kena pengaruh gaya, yaitu gaya gravitasi.
Sebagai contoh, sebuah benda bermassa m yang ada di P pada ketinggian h di
atas tanah memiliki energi potensial sebesar E p = mgh terhadap tanah (gambar
3.24). Jika benda berada di Q yang tingginya h 1 dari tanah, energi potensial
benda itu Ep1 = mgh1. karena h > h1, jelaslah bahwa Ep > Ep1. ini berarti bahwa
diperlukan energi untuk memindahkan benda dari Q ke P. Besarnya energi yang
diperlukan tentulah Ep Ep1 = E.
Bila sebuah benda dilepaskan di dalam medan gravitasi dan benda
dapat bergerak bebas, benda bergerak ke tempat yang lebih rendah. Di tempat
yang lebih rendah

energi

potensialnya lebih kecil (randah). Jadi benda cenderung bergerak dari tempat
yang energi potensialnya tinggi ke tempat yang energi potensialnya rendah.

Pada waktu benda bergerak dari tempat benda memiliki energi potensial tinggi
ke tempat benda memiliki energi potensial rendah terjadi perubahan energi,
yaitu dari energi potensial menjadi energi kinetik. Akan tetapi jumlah energi
benda, yaitu jumlah energi kinetik dan energi potensialnya tetap.

Energi Potensial Listrik

Sama halnya dengan massa di dalam medan gravitasi, setiap benda


bermuatan (setiap muatan) yang berada di dalam medan listrik memiliki energi
potensial ditinjau terhadap acuan tertentu. Sebab benda bermuatan itu selalu
mengalami gaya listrik di dalam medan itu. Energi potensial yang dimiliki benda
karena berada di dalam medan listrik disebut energi potensial listrik benda yang
di maksud. Jadi, massa pada medan gravitasi analog (sama) dengan muatan
pada medan listrik.

Hubungan antara watt, volt & ampere


1.Watt adalah satuan daya listrik.
2.Volt adalah satuan tegangan listrik.
3.Ampere adalah satuan arus listrik
Hubungannya adalah daya listrik terbentuk dari dua komponen arus dan
tegangan, dimana hubungannya adalah P = V.I, dimana P adalah unsur daya
listrik V adalah tegangan dan I adalah arus. Jadi, semakin besar arus listrik dan
semakin besar tegangannya, maka daya listrik semakin besar. Untuk listrik
rumah tangga, biasanya standar tegangannya adalah sama (220 Volt di
Indonesia, dan di negara tertentu ada yang 110 Volt), sedangkan arusnya
tergantung dari daya yang dibutuhkan masing-masing alat listrik di rumah.
Satuan
Satuan didefinisikan sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran.
Setiap besaran mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam dua
besaran yang berbeda mempunyai satuan yang sama. Apa bila ada dua besaran
berbeda kemudian mempunyai satuan sama maka

besaran itu pada hakekatnya adalah sama. Sebagai contoh Gaya (F) mempunyai
satuan Newton dan Berat (w) mempunyai satuan Newton.
Arus listrik searah
Bahwa elektron-elektron bergerak atau berpindah dari rambut ke penggaris
plastik sehingga penggaris tersebut bermuatan negatif. Untuk mengalir dari satu
tempat ke tempat lain, elektron membutuhkan jalan yang tidak putus.
Listrik sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia sehari-hari di seluruh
dunia. Sebagian besar dari kita bergantung pada peralatan listrik untuk
membuat hidup kita lebih aman, lebih sehat, lebih mudah, dan lebih nyaman.
Lampu lalu lintas, penerangan listrik, VCD player, pesawat TV, tape recorder,
dan alat-alat rumah tangga yang lain seperti rice cooker, seterika listrik, mesin
cuci, dan lain sebagainya, merupakan sebagian kecil dari peralatan listrik
tersebut. Arus listrik didefinisikan sebagai jumlah muatan elektron yang
mengalir suatu penghantar per satuan waktu.
A.Sumber-sumber Arus
1.Pengantar ke Arus Listrik
Muatan listrik yang dapat bergerak dengan bebas akan mengalir jika
ada beda poitensial listrik diantara dua titik didalam medium tempet muatan
berada.Muatan positif bergerak dari tempet yang
potensialnya tinggi ketempat potensialnya rendah.Muatan negative akan
bergerak pada arah yang sebaliknya.
a.Arus Sekejap
Muatan listrik mengalir dari kapasitor yang bermuatan ke kapasitor
yang tak bermuatan.Aliran muatan hanya berlangsung sekejap.Segera setelah
elektroskop bermuatan dihubungkan dengan elektroskop tak bermuatan,daundaun elektroskop menyimpang sama besar,dan arus berhenti mengalir
(gambar 4.1)

Pada gambar 4.1a elektroskop A bermuatan ,elektroskop B netral.Pada gam bar


4.1b elektroskop B dihubungkan dengan elektroskop B.Elektroskop B mekar.Kita
menyimpulkan bahwa ada arus yang mengalir dari mekarnya daun elektroskop
yang netral.Kita menyimpulkan bahwa arus berhenti mengalir dari tidak adanya
perubahan pada penyimpangan daun-daun elektroskop.pengamatan adanya
arus tidak dapat dilakukan secara langsung,
Gambar 4.3
Lempeng A kapasitor yang bermuatan positif dapat dianalogi kan dengan
bejana A yang diisi banyak air,yang berarti bertekanan tinggi.Lempeng B yang
bermuatan negative dapat dianalogikan dengan bejana B yang berisi air lebih
sedikit,yang berarti bertekanan sedikit rendah.Saklar K disambungkan dapat
dianalogikan dengan kran K dibuka.Air mengalir dari A ke B analog dengan
muatan positif mengalir dari lempeng B kelempeng A.Lampu L menyala
dianalogikan dengan turbin T berputar.Potensial diseluruh bagian rangkain sama
dianalogikan dengan air di A dan di B sudah sama tinggi,atau tekanan di A sama
dengan tekanan di B ,Air berhenti mengalir.Ini analog dengan berhentinya
muatan mengalir.
Arus listrik hanya mengalir dalam waktu yang sangat singkat seperti
yang tidak dapat mengalir secara berkelanjutan,yang mengalir sama
berkelanjutan.
b.Arus Berlanjut
Agar air dari bejana A dapat mengalir ke bejana B,perlu ada alat yang
dapt membuat agar permukaan air di A selalu lebih tinggi dari pada permukaan
air di B.salah satu alat yang dapat digunakan ialah sebuah pompa yang
memompa air yang sudah ada di B kembali ke A seperti pada gambar 4.4a.
Pompa yang digunakan dapat disebut sumber tekanan,sebab pompa itu
menyebabkan ajegnya perbedaan tekanan di antara bejana A dan bejana B.
Untuk menjalankan pompa yang dimaksud diatas secara berkelanjutan
diperlukan pemasokan energy secara berkelanjutan pila.Diperlukan sumber
energy yang dapat memberikan energy berkelanjutan untuk menjalankan
pompa.energi ini diperlukan untuk mempertahankan energy kinetic air,sebab
ada gesekan antara air dan pipa yang cenderung memperkecil energy kinetic

air.perlu diketahui bahwa pada systemyang disebut diatas banyaknya air tidak
berubah.tidak ada air yang ditambah ataupun dikurangkan dari system itu.
Gambar 4.4

Analog dengan aliran air agar muatan listrik dapat dapat diteruskan mengalir,
perlu ada alat yang dapat mengadakan beda potensial secara bekelanjutan
diantara A dan B pada gambar 4.4 hal 63.
Alat yang dimaksut dapat kita namakan Pompa Listrik atau pompa
muatan listrik . Anda mengetahui bahwa alat seperti ada, dan banyak
macamnya seperti yang akan diuraikan sebentar lagi. Salah satu contoh yang
paling umum dikenal adalah elemen kering atau batu baterai pompa muatan
listrik ini lebih dikenal dengan nama sumber arus atau sumber tegangan. Untuk
mengalirkan muatan melalui alat listrik pun diperlukan energy sumber arus
memasok energy untuk keperluan ini.
Hendaklah disadari bahwa rangkaian listrik itu adalah netral. Yang terjadi di
dalam rangkaian bukan penimbulan muatan seperti hanya dengam pemuatan
venda pada listrik tak mengalir, melainkan hanya pengaliran muatan- muatan
yang sudah ada pada setiap benda (konduktor). Pada umumnya hanya elktron
elektron bebas yang bergerak mengalir kedalam rangkaian, kecuali jika arus
mengalir melalui larutan yang di sebut larutan elekrolit. Dalam hal yang
demikian aliran muatan dapat berupa ion positif dan ion negative.
Hal penting lain yang perlu anda pahami mengenai arus berkelanjutan ialah
bahwa pada arus berkelanjutan muatan listrik mengalir di dalam suatu
lingkaran tertutup sama hal nya dengan aliran air pada pipa seperti yang di
gambarkan 4.4 mulai dari suatu titik, misalnya titik A di luar sumber arus, arus
listrikk mengalir di titik B yang potensial nya lebih rendah. Didalam sumber arus
listrik mengalir dari potenssial rendah k pot ensial tinggi kembali ke A. begitu
seterus nya, arus mengalir berputar-putar di dalam suatu rangkaian tertutup.
Keseluruhan rangkaian merupakan benda netral.
C. KUat Arus
Untuk menyatakan besar atau kecilnya aliran muatan atau arus listrik
menggunakan konsep kuat arus. Dahulu kuat arus di defenisikan sebagi

banyaknya muatan yang mengalir persatuan waktu. Jika dalam waktu t mengalir
muatan sebesar Q, kuat arus I adalah: I = Q/t
BIla muatan Q dinyatakan dalam coulomb, dan waktu t dinyatakan dalam
sekon, I mempunyai satuan Coulomb/sekon, yang lebih sering disebut ampere,
disingkat A.
SEbelum tahun 1960 muatan listirk diambil sebagai satuan dasar. Akan tetapi
sejak tahun 1960 coulumb tidak lagi dipakai sebagai satuan dasar untuk listrik
yang digunakan satuan dasar untuk listrik adalah kuat arus. Karena itu didefinisi
kuat arus seperti dinyatakan oleh persamaan (4.1) di atas tidak digunakan lagi
untuk mendefinisikan arus. Sekarang kuat arus didefinisikan atas dasar

gaya magnetik yang ditimbulkan oleh dua penghantar beraliran listrik. Meskipun
demikian, persamaan (4.1) masi akan kita gunakan ntuk memahami arus pada
tingkat ini.
d. Gaya Gerak Listrik (GGL) Sumber
Sumber arus memiliki dua ujung terminal yang di sebut kutub. Salah satu
utub mempunyai potensial lebih tinggi disebut kutub positip; kutub yang lain
disebut kutub negative. Antara kutub positif dan kutub negatife terdapat beda
potensial. Bila kedua kutub dihubungkan dengan suatu penghantar, electronelektron bebas di dalam penghantar itu mengalir kekutub negative ke kutub
positif. Sebelum otang mengenal teori electron sudah lumrah orang menggap
bahwa yang mengalir muatan positif ke negative. Kebiasaan ini sampai saat ini
tetap dipertahankan, sebab orang berpendapat tidak banyak manfaat nya untuk
mengubah kebiasaan iri. Jadi yang biasa disebut arah
arus ialah arah gerak muatan positif seandainya yang mengalir itu muatan
positif . Arah arus ialah ara dari kutub positif ke kutub negative.
Ggladalh penyebab alirnya arus. Ggl biasannya di beri lambang E. sama
dengan pada listrik tak mengalir, pada si ggl dinyatakan dalam volt, sebab ggl
adalah beda potensial . jika ditinjau dari segi energy,ggl adalah energy yang
harus dikeluarkan oleh sumber tegangan untuk memindahkan satu satuan uatan
untuk satu kali mengelilingi rangkaian (lingkaran) tertutup. Jika ggl sumber
adalah EV, berarti bahwa untuk memindahkan muatan sebesar QC dari satu titik
itu lagi sumber arus harus mengeluarkan energy sebesar QVJ.

Watt
Watt (simbol: W) adalah satuan turunan SI untuk daya. 1 Watt didefinisikan
sebagai 1 joule dibagi 1 detik (1 J/d), atau dalam satuan listrik , satu volt ampere
(1 VA). Dia merupakan rating ("rate") dari joule per detik di mana energi diubah,
digunakan atau habis.
Persamaan

Namun, rating V-A hanya sama dengan watt bila dia digunakan untuk alat
yang menyerap seluruh energi, seperti "coil" pemanas listrik atau lampu
"incandescent". Dengan penyedia tenaga komputer, rating watt nyata hanya
60% sampai 70% rating V-A. Satuan watt ini dinamakan untuk mengenang James
Watt untuk sumbangannya bagi pengembangan mesin uap, dan diadopsi oleh
"Second Congress" "British Association for the Advancement of Science" pada
1889 dan oleh Confrence Gnrale des Poids et Mesures ke-11 pada 1960.

James Watt
James Watt (Greenock, Skotlandia, 19 Januari 1736 Birmingham, Inggris, 19
Agustus 1819) ialah seorang insinyur besar dari Skotlandia, Britania Raya. Ia
berhasil menciptakan mesin uap pertama yang efisien. Ternyata mesin uap ini
merupakan salah satu kekuatan yang mendorong terjadinya Revolusi Industri,
khususnya di Britania dan Eropa pada umumnya. Untuk menghargai jasanya,
nama belakangnya yaitu watt digunakan sebagai nama satuan daya, misalnya
daya mesin dan daya listrik.
Sistem Satuan Internasional
Sistem Satuan Internasional (nama aslinya dalam bahasa Perancis:
Systme International d'Units atau SI) adalah sistem satuan atau besaran yang
paling umum digunakan. Pada awalnya sistem ini merupakan sistem MKS, yaitu
panjang (meter), massa (kilogram), dan waktu (detik/sekon). Sistem SI ini secara
resmi digunakan di semua negara di dunia kecuali Amerika Serikat (yang
menggunakan Sistem Imperial), Liberia, dan Myanmar. Dalam sistem SI terdapat
7 satuan dasar/pokok SI dan 2 satuan tanpa dimensi. Selain itu, dalam sistem SI

terdapat standar awalan-awalan (prefix) yang dapat digunakan untuk


penggandaan atau menurunkan satuan-satuan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Sutopo,S.si,m.si&Triawansah Putra,S.T.2010.Kumpulan Percobaan
sederhana.Unsri:Palembang.
Trusto Raharjo.2006.Fisika Dasar Bagian Listrik.Lembaga
Pendidikan:Surakarta.
http://www.slideshare.net/lendraharahap/besaran-satuan-presentation
http://www.pdfqueen.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Besaran
http://id.wikipedia.org/wiki/Kuat_arus_listrik
http://www.scribd.com/doc/2474093/Fisika-Besaran-dan-Satuan
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/01/teori-dasar-listrik.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Satuan
http://id.wikipedia.org/wiki/Ampere
http://id.wikipedia.org/wiki/Watt
http://id.answers.yahoo.com/question/
http://id.wikipedia.org/wiki/Satuan_turunan_SI
http://id.wikipedia.org/wiki/Satuan_Internasional
http://id.wikipedia.org/wiki/Arus_listrik

1.

2
B

dl
d

F
q0
q0E
A
E

4.

6.

750 resistor yang ditunjukkan dari kode warnanya.

Gambar 1.1

Gambar 1.7

Gambar 3.18

Gambar 1.8

Gambar 3.19

Gambar 1.2

Gambar 1.3

Gambar 1.4

Gambar 3.13

Gambar 3.20

Gambar 3.14

Gambar 3.21

Gambar 1.5

Gambar 3.15

Gambar 3.17
Gambar 1.6

Gambar 3.22

Gambar 3.23

Anda mungkin juga menyukai