Anda di halaman 1dari 31

Artikel By Admin 13 November 2021

Seiring dengan perkembangan kendaraan belakangan ini, kelistrikan pada sebuah mobil makin
lama semakin rumit. Untuk itu, perlu pemeriksaan lebih detail untuk memastikan kelistrikan
kendaraan berada dalam kondisi yang optimal.

Untuk memeriksa kelistrikan diperlukan beberapa alat pendukung, salah satunya adalah
AVOmeter. Ini adalah alat ukur khusus untuk kelistrikan yang jika dibandingkan dengan alat
ukur listrik lainnya, AVO meter terbilang lengkap. Sebab, AVOmeter dapat mengukur beberapa
hal sekaligus. AVO sendiri merupakan sebuah singkatan dari Ampere (satuan arus listrik), Volt
(satuan tegangan listrik, baik itu arus AC maupun DC), dan Ohm (satuan resistansi atau
hambatan listrik).

Fungsi Avometer

AVOmeter adalah untuk mengukur arus listrik, tegangan listrik (AC dan DC), sekaligus
resistensi. Jadi, bisa dibilang bahwa AVOmeter merupakan multimeter atau multitester. Teknisi
alat elektronik dan teknisi instalasi listrik sangat sering menggunakan alat ini, termasuk pula
teknisi mobil. Ini karena mobil modern juga merupakan benda elektronik yang memiliki sistem
kelistrikan di dalamnya.

Selain itu, fungsi AVOmeter juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain yang masih
berhubungan dengan kelistrikan, seperti:

·         Mengukur tegangan listrik jenis AC (pada instalasi listrik bangunan).

·         Mengukur tegangan listrik jenis DC (pada aki atau baterai).

·         Mengukur arus listrik DC. Khusus untuk fungsi ini, AVOmeter analog mampu mengukur
arus hingga 250mA, sedangkan AVOmeter digital bisa mencapai 10A.

·         Mengukur tingkat konektivitas sebuah kabel atau connector.

·         Menentukan kualitas transistor.


·         Mengukur tingkat resistensi atau hambatan sebuah resistor.

·         Mengukur kualitas capacitor.

Jenis-jenis AVOmeter

Jika dilihat dari cara penggunaannya, AVOmeter dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu analog
(manual) dan digital (otomatis). Berikut penjelasan mengenai masing-masing jenis AVOmeter.

 AVOmeter analog

Ciri khas dari AVOmeter analog adalah tampilan display yang dilengkapi dengan jarum
penunjuk hasil pengukuran. Untuk mengetahui hasil pengukuran, Anda harus melihat angka
yang ditunjuk jarum tersebut.

Fungsi AVOmeter analog cocok untuk mengukur sinyal yang kekuatannya fluktuatif. Selain itu,
model ini juga lebih terjangkau jika dibandingkan dengan AVOmeter digital. Sayangnya, cara
membaca hasil pengukuran pada AVOmeter analog terbilang sulit. Anda harus teliti melihat
jarum penunjuk hasil untuk mendapat hasil yang akurat.

 AVOmeter digital

Selanjutnya ada AVOmeter digital. AVOmeter digital merupakan pengembangan dari


AVOmeter analog. Jika tampilan display model analog berupa jarum penunjuk hasil, maka
model digital dilengkapi dengan layar yang menampilkan angka. Kebanyakan AVOmeter digital
yang beredar saat ini mampu menampilkan hasil pengukuran hingga 4 digit.

Adanya layar yang menampilkan hasil pengukuran tentu memudahkan pembacaan. Selain itu,
model digital juga dilengkapi dengan fitur auto polaritas sehingga kesalahan pada terminal probe
positif (+) dan negatif (-) tidak menjadi masalah berarti. Namun, alat ini hanya bisa berfungsi
jika diisi dengan daya (biasanya menggunakan baterai).
Fungsi AVOmeter sangat beragam karena pada dasarnya alat ukur tersebut merupakan alat
multimeter. Pada sebuah mobil, AVOmeter digunakan untuk mengetahui besaran arus listrik
pada sistem kelistrikan.

Meski Anda memiliki AVOmeter, disarankan untuk tidak sembarangan melakukan perbaikan
kelistrikan mobil sendiri. Hal ini karena sangat berbahaya bagi diri anda maupun mobil. Salah
sedikit, mobil bisa mengalami konsleting dan mengalami kerusakan yang lebih parah. Bahkan,
dalam kondisi ekstrem konsleting bisa membuat mobil terbakar.

Untuk itu pastikan untuk melakukan perawatan di bengkel resmi Suzuki dengan mengunjungi
website nya di https://www.indomobilsuzukidealer.co.id/ . Di bengkel ini juga telah dilengkapi
dengan beragan perlengkapan yang pastinya akan memudahkan perawatan kelistrikan.

Ntrux 12 April 2011

BAB I
PENDAHULUAN

Multimeter adalah alat pengukur listrik yang juga sering disebut sebagai VOM (Volt-Ohm
Meter), dapat digunakan untuk mengukur tegangan (Volt meter), hambatan (Ohm meter)
maupun arus (Ampere meter). Terdapat dua jenis multimeter, yaitu multimeter non elektronis
dan multimeter elektronis.
Multimeter non elektronis
Multimeter jenis bukan elektronik kadang-kadang disebut juga AVO-meter, VOM
(Volt-Ohm-Meter), Multitester, atau Circuit Tester. Pada dasarnya alat ini merupakan
gabungan dari alat ukur searah, tegangan searah, resistansi, tegangan bolak-balik.
Spesifikasi yang harus diperhatikan terutama adalah:
– batas ukur dan skala pada setiap besaran yang diukur: tegangan searah (DC volt),
tegangan bolak-balik (AC volt), arus searah (DC amp, mA, µA), arus bolak-balik
(AC amp) resistansi (ohm, kilo ohm).
– sensitivitas yang dinyatakan dalam ohm-per-volt pada pengukuran tegangan
searah dan bolak-balik.
– Ketelitian yang dinyatakan dalam %
– Daerah frekuensi yang mampu diukur pada pengukuran tegangan bolak-balik
(misalnya antara 20 Hz sampai dengan 30 KHz).
– Batere yang diperlukan

Multimeter elektronis
Multimeter ini dapat mempunyai nama: Viltohymst, VTM + Vacuum Tube Volt Meter, Solid
State Multimeter = Transistorized Multimeter. Alat ini mempunyai fungsi seperti multimeter non
elektronis. Adanya rangkaian elektronis menyebabkan alat ini mempunyai beberapa kelebihan.

Multimeter dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu multimeter analog dan digital.
Multimeter analog menggunakan peraga jarum moving coil dan besaran ukur berdasarkan arus
(elektronis dan non elektronis). Sedangkan multimeter digital menggunakan peraga bilangan
digital dan besaran ukur berdasarkan tegangan yang dikonversi ke sinyal digital.

multimeter analog multimeter digital


Multimeter analog terdiri dari bagian-bagian penting, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Papan skala
2. Jarum penunjuk skala
3. Pengatur jarum skala
4. Knop pengatur nol ohm
5. Batas ukur ohm meter
6. Batas ukur DC volt (dcv)
7. Batas ukur AC volt (acv)
8. Batas ukur ampere meter DC
9. Saklar pemilih (dcv, acv, ohm, ampere dc)
10. Test pin positif (+)
11. Test pin negatif (-)

BAB II
MULTIMETER

Fungsi

Fungsi dasar dari multimeter antara lain yaitu sebagai:

Alat ukur arus searah


Ammeter arus searah (DC ammeter) dipergunakan untuk mengukur arus searah. Alat ukur ini
dapat berupa amperemeter, milliamperemeter dan galvanometer.
Dalam mempergunakan ammeter arus searah perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:
– Ammeter tidak boleh dipasang sejajar (paralel) dengan sumber daya
– Ammeter harus dipasang seri dengan rangkaian yang diukur arusnya
– Polaritas (tanda + dan -)

rangkaian dasar ammeter searah

Misalkan M adalah milliamperemeter dengan batas ukur 1 mA dan resistansi dalam = RM


Kita pasang suatu resistor RP paralel dengan meter M.
Dari rangkaian,dapat dilakukan perhitungan berikut:

Arus yang diukur adalah:

Misalkan IM adalah batas ukur meter M = 1 mA dan dipilih RP =” ” “1” /”9″ RM


Maka arus yang diukur adalah:

Jadi, dengan memilih harga RP tertentu, kita dapat mengatur besarnya arus IX yang diukur.
Resistor RP disebut resistor parallel atau “shunt” dari suatu rangkaian ammeter.

Alat ukur tegangan searah


Suatu alat ukur tegangan searah umumnya terdiri dari: meter dasar (Amperemeter) dan rangkaian
tambahan untuk memperoleh hubungan antara tegangan searah yang diukur dengan arus searah
yang mengalir melalui meter dasar. Meter dasar merupakan suatu alat yang bekerja (merupakan
stator), dan suatu kumparan yang akan dilalui arus yang bebas bergerak dalam medan magnet
tetap tersebut.
rangkaian dasar voltmeter searah

Dari gambar ini dapat diperoleh:


VX = IM RS + IM RM
Dengan :
VX = tegangan yang diukur
RS = resistor seri
RM = resistansi dalam meter
M = meter dasar (berupa mA-meter)
Bila IM adalah batas ukur meter M atau skala penuh maka RS harus dipilih sehingga VX
merupakan batas ukur dari seluruh rangkaian sebagai voltmeter.
Alat ukur tegangan bolak-balik
Pada dasarnya voltmeter bolak-balik terdiri dari: rangkaian penyearah, meter dasar (misalnya
µA-meter searah) dan resistor seri.
rangkaian dasar voltmeter bolak balik
Untuk a, arus searah:

Atau VX (harga efektif) ≈ 1,11 IM (RS + RM)


Skala multimeter ssebagai voltmeter bolak-balik umumnya ditera (dikalibrasi) untuk bentuk
gelombang sinusoida murni. Dengan demikian meter akan menunjukan harga yang salah bila
kita mengukur tegangan bolak-balik bukan sinus murni.

Alat ukur resistansi


Secara umum suatu rangkaian ohmmeter terdiri dari meter dasar berupa
miliammeter/mikroammeter arus searah, beberapa buah resistor dan potensiometer serta suatu
sumber tegangan searah/batere. Kita mengenal dua macam ohmmeter, yaitu ohmmeter seri dan
ohmmeter paralel.
rangkaian dasar ohmmeter

V adalah sumber tegangan searah/batere dan RM adalah resistansi dalam meter dasar M
Mula-mula diambil RX = nol atau A-B dihubungkan sehingga diperoleh arus melalui meter M
adalah:

Pada keadaan tersebut R2 diatur agar meter M menunjukan harga maksimum. Imaks = arus skala
penuh (full-scale).

Bila diambil RX = tak terhingga atau A-B dalam keadaan terbuka maka diperoleh IM=0
Sekarang dimisalkan suatu resistor RX dipasang pada A-B maka arus melalui M adalah:

Dalam persamaan tersebut IM = arus yang mengalir melalui meter M dan RX = resistansi yang
diukur.

Multimeter dapat juga dipergunakan untuk mengukur besaran-besaran (atau sifat-sifat


komponen) secara tidak langsung).
Beberapa contoh diantaranya adalah:
a. mengukur polaritas dan baik buruknya dioda secara sederhana
b. mengetahui baik buruknya transistor secara sederhana
c. mengukur kapasitansi
d. mengukur induktansi
e. bila pada multimeter ditambahkan rangkaian tertentu, multimeter tersebut dapat
berfungsi sebagai:
– “ Transistor tester”
– Wattmeter
– Pengukur suhu

Prosedur Penggunaan Multimeter


Sebelum digunakan pastikan multimeter tersebut dalam keadaan masih berfungsi dengan
mengecek baterai pada multimeter tersebut.
Arahkan saklar pemilih pada posisi off. Lalu pasang test pin positif dan negative.
Sebelum melakukan pengukuran (tegangan DC, tegangan AC, dan Arus DC), posisikan jarum
skala pada angka nol (disebelah kiri). Jika belum menunjuk angka nol, atur dengan pengatur
jarum skala secara pelan-pelan agar tidak rusak.
Untuk pengukuran tahanan, arahkan saklar pemilih pada batas ukur Ohm meter terlebih dahulu,
lalu hubungkan test pin positif (+) dan test pin negative (-) hingga ujung test pin saling
bersentuhan, setelah itu atur jarum skala hingga menunjuk angka nol disebelah kanan dengan
menggunakan knop pengatur nol ohm. Perlu di ingat bahwa setiap batas ukur Ohm meter, Jarum
skala tidak selalu menunjuk ke angka nol, untuk itu perlu di set dengan benar setelah mengganti
batas ukur yang akan digunakan.
Bila proses pengukuran sudah selesai atau multimeter sedang tidak digunakan, maka jangan lupa
mengatur saklar pemlih pada posisi mati (off) agar baterai yang digunakan tidak cepat habis.

Cara Pemasangan Multimeter

Pengukuran tegangan, tahanan dan arus


Mengukur Besarnya tegangan

Untuk multimeter/Avometer analog batas ukur untuk voltmeter AC adalah :


0 s.d 10 volt posisi saklar adalah 10 ACV
0 s.d 250 volt posisi Switch atau sakelar adalah 250 ACV
0 s.d 500 volt posisi Switch atau sakelar adalah 500 ACV
0 s.d 1000 volt posisi Switch atau sakelar adalah 1000 ACV
Berikut ini adalah cara mudah mengukur tegangan AC menggunakan multimeter.
Switch atau sakelar kita putar kita arahkan pada posisi voltmeter AC (ACV).
Perkirakan tegangan yang akan diukur. Misal : 220 volt.
Sesuaikan posisi Switch atau sakelar dengan batas ukurnya, untuk perkiraan seperti langkah no.2
maka batas ukur yang dipakai adalah 250 ACV.
Kedua kabel (lead test) kita masukkan pada stop kontak dan multimeter dihubungkan ke kedua
kutub sumber elektrik AC tanpa memandang kutub positif atau negatif.
Jarum bergerak ke kanan kemudian baca harga yang ditunjukkan oleh jarum pada busur skala.
Untuk tegangan DC maka batas ukur pada multimeter adalah :
0 s.d 10 volt posisi saklar adalah 10 DCV
0 s.d 250 volt posisi Switch / sakelar adalah 250 DCV
0 s.d 500 volt posisi Switch / sakelar adalah 500 DCV
0 s.d 1000 volt posisi Switch / sakelar adalah 1000 DCV
Cara mengukur tegangan batu baterai adalah sebagai berikut :
Perkirakan berapa besar tegangan batu batera. Misalnya : 1,5 volt.
Switch atau sakelar kita putar pada posisi 10 DCV.
Tempelkan kabel merah pada kutub positif (+) dan kabel hitam pada kutub negatif (-) (tidak
boleh terbalik).
Jarum bergerak ke kanan. Baca harga yang ditunjukkan jarum pada busur skala.

Rumus dari pengukuran Vdc :

VDC = Tegangan DC
BU = Batas Ukur
SM = Skala maksimum yang dipakai
JP = Jarum Penunjuk

Cara menghitung :
Misalnya Batas Ukur yang digunakan 10 VDC dengan Skala Maksimum 10 VDC dan jarum
diatas menunjuk pada angka 4 lebih 2 kolom kecil masing-masing kolom kecil bernilai 0,2
karena antara angka 4 dan 5(tidak tertulis), terbagi jadi (5 kolom kecil) Sehingga JP=4,4
VDC = (BU/SM)JP
=(10/10)4,4
nilai terukur=4,4VDC

Mengukur Besarnya Arus


Untuk melakukan pengukuran arus DC dengan menggunakan avometer, marilah kita lihat
langkah-langkah di bawah ini :
Putar sakelar sesuai dengan besarnya arus yang diperkirakan. Misalnya : 0,5 Ampere. Maka
sakelar kita putar pada posisi 500 DC mA.
Kabel merah kita tempelkan pada kutub positif (+), kabel hitam pada kutub negatif (-) baterai.
(tidak boleh terbalik)
3) Baca harga yang ditunjuk oleh jarum pada busur skala.

Batas pengukuran arus DC pada avomter adalah sebagai berikut :


0 s.d 0,25 mA posisi sakelar adalah 0,25 DC mA.
0 s.d 25 mA posisi sakelar adalah 25 DC mA.
0 s.d 500 mA posisi sakelar adalah 500 DC mA.

Mengukur Besarnya Tahanan


Dalam mengukur tahanan dengan menggunakan Avometer/multimeter batas ukur untuk
multimeter minimal 0,2 ohm sampai beberapa mega ohm. Untuk jangkauan ada 3 macam,
dimana besarnya adalah pengalian range dengan harga yang ditunjuk jarum pada busur skala.
Contoh : Sakelar kita putar pada posisi x 10 ohm. Kemudian jarum menunjuk angka 15. Maka
besarnya tahanan adalah 15 x 10 ohm = 150 ohm.

Tiga macam jangkauan (Range) adalah :


Sakelar pada posisi x 1 Ω (ohm)
Sakelar pada posisi x 10 Ω (ohm)
Sakelar pada posisi x 1000 Ω (ohm)

Berikut langkah –langkah untuk mengukur besarnya tahanan.


Putar sakelar sesuai dengan perkiraan besarnya jangkaun tahanan.
Tempelkan kedua ujung kabel pada multimeter (ujung kabel merah dan hitam saling
bersentuhan).
Putar pengatur nol hingga jarum betul-betul menunjuk nol tepat pada busur skala.
Lepaskan kedua kabel yang ujungnya ditempelkan tadi sehingga jarum sakala kembali ke kiri.
Tempelkan kedua kabel multimeter tadi (kabel merah dan hitam) pada kaki-kaki tahanan.
Baca harga yang ditunjukkan jarum pada busur skala.
Kita Kalikan harga yang ditunjukkan jarum tersebut dengan jangkauan yang dipergunakan.

Pemakaian Multimeter

Untuk mengukur tegangan DC, tegangan AC, maupun arus listrik, atur posisi jarum skala
terlebih dahulu agar menunjuk angka nol di sebelah kiri. Sedangkan untuk mengukur tahanan,
atur posisi jarum skala agar menunjuk angka nol di sebelah kanan.
Mengukur Tegangan Listrik DC
• Arahkan saklar pemilih pada DCV (bisa digunakan untuk menguji accu maupun baterai).
• Untuk mengukur tegangan baterai, test pin (+) dihubungkan ke kutub positif baterai dan test pin
(-) dihubungkan ke kutub negatif baterai.
• Untuk mengukur tegangan pada titik pengukuran (TP) pada handphone, test pin (+)
dihubungkan ke TP, dan test pin (-) dihubungkan ke chasis handphone.

Tabel pengukuran tegangan listrik DC


Misal jarum meter menunjuk pada angka 3.

Mengukur Tegangan Listrik AC


• Arahkan saklar pemilih pada ACV
• Hubungkan kedua test pin multimeter, masing-masing pada kedua titik yang akan diukur tanpa
memperhatikan kutub positif dan negatif (boleh bolak-balik).
• Baca garis skala ACV pada kedudukan jarum penunjuk.

Untuk mengetahui hasil pengukuran tegangan listrik AC sama seperti yang ditunjukkan pada
tabel untuk DC, bedanya hanya di VDC jadi VAC.

Mengukur Arus Listrik


Untuk mengukur arus, alat ukur dirangkai seri antara sumber dengan beban.
Langkah-langkah kerjanya :
• Arahkan saklar pemilih pada DC mA.
• Atur skala lebih besar dari arus yang diukur.
• Hubungkan test pin (+) pada kutub positf (+) Sumber Arus (Baterai / Power Supply) dan test
pin (-) hubungkan ke konektor positif (+) beban dalam hal ini handphone.
Tabel pengukuran arus listrik
Misal jarum meter menunjuk pada angka 3.

Mengukur Tahanan Listrik


Jarum skala akan bergerak ke kanan saat pengukuran hambatan listrik. Semakin kecil hambatan
listrik yang diukur, maka semakin besar arus yang lewat resistor. Dan jarum penunjuk semakin
kuat bergerak ke kanan sehingga mendekati angka nol ohm. Arus listrik yang lewat pada resistor
berasal dari dalam multimeter itu sendiri.
Langkah-langkah pengukuran :
• Arahkan saklar pemilih pada Ohm meter.
• Untuk kalibrasi multimeter, kabel merah dan hitam dihubungkan langsung, kemudian tepatkan
jarum penunjuk pada nol Ohm dengan cara memutar knop pengatur nol ohm.
• Hubungkan kedua test pin multimeter masing-masing pada ujung kedua kaki tahanan.

Tabel pengukuran hambatan listrik


Misal jarum meter menunjuk pada angka 3.


BAB III
KESIMPULAN

Multimeter merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan, tahanan dan
arus.
Hakim Đ-ßrõtĥĕrs 
Data diunggah
pada Feb 22, 2015

 
1 . A V O m e t e r
Avometer adalah alat ukur Listrik yang memungkinkan kita untuk mengukur
besarnya besaran listrik yang ada pada suatu rangkaian, baik itu tegangan, arus, maupun nilai ha
mbatan/tahanan. AVOmeter
adalah singkatan dari Ampere,VoltdanOhm Meter, jadi hanya terdapat 3komponen
yang bisa diukur dengan AVOmeter. Terdapat dua jenis AVOmeter, yaitu AVOmeter Analog
dan AVOmeter Digital.
1.1AVOmeter Analog
A.Bagian-bagian Avometer Analog
1.Scale (Skala Maksimum / SM)
a d a l a h b a t a s n i l a i t e r t i n g g i y a n g d a p a t   d i u k u r o l e h AVOmeter.-
Skala Maksimumuntukmengukur resistansi, nilainya dari kanan ke kiri-Skala
Maksimum untuk mengukur arus dan tegangan  AC atauDC, nilainya dari kiri
kekanan

stefardianarikajayaDiposkan pada8 Oktober 2018TagTEKNIK ELEKTRO

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga paper
yang berjudul multimeter ini dapat selesai tepat waktu. Tidak lupa saya juga mengucapkan
banyak terimakasih kepada Politeknik Negeri Bali, yang memfasilitasi mahasiswa dengan buku
buku di perpustakaan yang dapat menunjang proses belajar serta pembuatan dari paper ini
sendiri dan harapan saya semoga paper ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya
yakin masih banyak kekurangan dalam paper yang berjudul multimeter ini, Oleh karena itu saya
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan paper
ini.
                                                                                     

BAB I Pendahuluan
1.1   Latar Belakang
Pendidikan vokasi pada umumnya lebih condong ke bidang praktikum. Politeknik Negeri Bali
(PNB) yang lebih dikenal dengan nama Poltek Bali merupakan lembaga pendidikan tinggi
bidang vokasi yang lebih mengedepankan praktik daripada teori. Pembelajaran di PNB
menerapkan pola praktik sesuai dengan tuntutan industri (60%-70%) dan teori (30%-40%) agar
lulusan mampu mengisi kebutuhan industri baik dalam negeri maupun luar negeri. Mahasiswa
politeknik negeri bali dipersiapkan untuk menghadapi persaingan global, Khususnya mahasiswa
Teknik Elektro, prodi D3 Teknik Listrik. Mahasiswa Politeknik Negeri Bali dibekali dengan
pengetahuan mendasar mengenai alat alat ukur listrik. Proses pengukuran system tenaga listrik
merupakan prosedur standar yang harus dilakukan, karena akan memperoleh besaran besaran
yang diinginkan.
Alat alat ukur listrik adalah segala jenis alat yang digunakan untuk mengukur besaran-besaran
listrik baik berupa tegangan, arus, tahanan (Resistansi), frekuensi dan lain sebagainya. Ada
begitu banyak alat ukur yang masing masing memiliki fungsi yang hampir sama namun berbeda
secara mekanis. adapun model alat ukur adalah sebagai berikut :
1.      Mekanisme kumparan berputar atau moving coil mechanism. Alat ini terdiri dari suatu magnit
dan satu atau lebih kumparan yang berputar appabila dialiri arus. Hanya dipakai untuk listrik
arus searah, contohnya : Ampere meter DC, Voltmeter DC, Ohm Meter
2.      Mekanisme magnit bergerak, moving magnet mechanism. Alat ini terdiri dari satu atau lebih
magnet yang dapat bergerak. Bila dialiri arus, kumparan akan menimbulkan medan magnet yang
dapat mempengaruhi medan magnet tadi. Alat jenis ini hanya dipakai untuk listrik arus searah
(DC) contohnya : Ampere meter, Volt Meter, Ohm meter.
3.      Mekanisme besi bergerak, moving mechanism. Alat ini terdiri dari elemen besi bergerak secara
elektromagnetik dalam suatu kumparan tetap dialiri arus listrik. Alat ini berguna untuk listrik
arus searah (DC) dan arus bolak balik (AC). Contohnya Ampere meter AC, Ampere meter DC,
Volt Meter.
4.      Mekanisme Elektrodinamik, alat ini terdiri dari kumparan tetap yang menghasilkan medan
magnet di udara dan satu atau lebih kumparan yang bergerak secara elektrodinamik bila ia dialiri
arus listrik. Ada dua macam yakni alat yang tanpa besi dan alat yang menggunakan besi
(ferrodynamic). Alat ii hanya dipakai untuk arus bolak bailk contohnya : Watt Meter
5.      Mekanisme Imbas, alat ini terdiri dsdari kumparan tetap yang dialiri arus dengan konduktor
yang berbentuk silinder atau piringan, yang dapat bergerak karena arus imbas secara
elektromagnetik. Alat ini hanya digunakan untuk arus bolak-balik contohnya : KWH Meter
Konvensional.
6.      Mekanisme elektrostatik. Alat ini terdiri dari beberapa elektroda teteap dan satu atau lebih
elektroda lawan yang bergerak secara elektrostatis apabila tegangan dipasang, contohnya :
Ampere meter AC dan DC
7.      Mekanisme dua logam bimetallic mechanism. Alat ini mempunyai elemen dua logam yang
menjadi panas bila dialiri arus sehingga elemen tersebut melengkung dan menunjukan nilai arus.
alat ini dipakai untuk arus searah dan bolak balik contohnya : Ampere Meter
8.      Mekanisme tongkat bergetar, vibrating reel mechanism, alat ini terdiri dari tongkoat tongkat
yang bergetar disebabkan resonansi elektromagnetik atau elektrostatik. Alat ini hanya dipakai
utuk arus bolak balik contoh : Frekuensi meter.
9.      Mekanisme pengarah arus, rectifier instruments. Alat ini menggunakan kumparan yang
bergerak yang dihubung seri dengan pengarah (pengubah) arus yang mengubah arus bolak balik
menjad arus searah. Contoh Ampere meter dan Volt Meter.
10.  Mekanisme astatik, alat ini mempunyai dua bagian system astatik yang dihubungkan sedemikian
rupa sehingga ia membantu satu sama lain apabila dialiri arus. hal ini mengimbangi akibat dari
medan magnet dari luar. Alat ini dipakai untuk arus searah dan arus bolak balik, contohnya watt
meter elektrodinamik.
11.  Mekanisme di filter, alat ini mempunyai sitem penampis filter dan dipakai untuk mengamankan
alat dari akibat medan elektrik dan medan mekanik.
Alat ukur sangat diperlukan dalam dunia kelistrikan. Banyak besaran listrik yang perlu di ukur
secara presisi. Besaran yang umumnya di ukur dalam rangkaian listrik adalah arus listrik,
tegangan listrik, tahanan listrik. Alat ukur yang umum dipakai adalah Multitester atau lebih
dikenal dengan sebutan AVO meter. Multimeter ada dua jenis yakni multitester analog dan
multitester digital, yang masing-masing mempunyai fungsi yang sama namun berbeda secara
mekanis. Multitester juga sering digunakan untuk memeriksa kondisi dari barang-barang
elektronika.
1.2   Rumusan Masalah
1.      Pengertian Multitester
2.      Fungsi dari multimeter
3.      Cara menggunakan multitester
1.3   Tujuan
1.      Mengetahui pengertian multitester
2.      Mengetahui fungsi kerja multitester
3.      Mengetahui dan bisa menggunakan multitester
1.4   Manfaat
1.      Pembaca dapat mengetahui apa itu multimeter
2.      Pembaca dapat mengetahui apa saja fungsi dari multimeter
3.      Pembaca dapat mengetahui cara menggunakan multimeter
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Multitester
Multimeter/AVO Meter adalah merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengukur
besaran listrik baik arus listrik, tegangan listrik, dan nilai tahanan (resistansi). Dalam
pengaplikasiannya selian digunakan untuk mengukur arus, tegangan dan hambatan, multitester
sering juga digunakan untuk memeriksa keaadaan dari komonen komponen elektronika.
Mulanya multitester hanya menggunakan system analog. Seiring perkembangan teknologi
multitester juga mengalami perkembangan. Multitester ada dua jenis yakni multitester analog
dan multitester digital.
Multimeter analog merupakan jenis multitester yang menggunakan display ukur (meter)
dengan tipe jarum penunjuk. Sehingga untuk membaca hasil ukur harus dilakukan dengan cara
melihat posisi jarum penunjuk pada meter dan melihat posisi saklar selektor pada posisi batas
ukur kemudian melakukan perhitungan secara manual untuk mendapatkan hasil ukurnya.
Kondisi atau proses pembacaan hasil ukur yang masih manual inilah yang menyebabkan
multitester janis ini dinamakan sebagai multimeter analog. Multimeter juga bisa digunakan untuk
mengecek rangkaian pada panel instalasi penerangan dan instalasi tenaga dan
mengecekkebocoran arus pada kumparan motor.
 

Iklan
LAPORKAN IKLAN INI

Multimeter digital atau sering juga disebut sebagai digital multitester sama merupakan
jenis multimeter yang talah menggunakan display digital sebagai penampil hasil ukurnya. Hasil
ukur yang ditampilkan pada multitester digital merupakan hasil yang telah sesuai, sehingga tidak
perlu dilakukan lagi perhitungan antara hasil ukur dan batas ukur.

Bagian-Bagian Multimeter
Bagian-bagian multimeter dan kontrol indikator yang terdapat pada sebuah multimeter
diperlihatkan pada gambar berikut.
Papan Skala Multimeter
Papan skala multimeter digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan skala terdapat
skala-skala; tahanan/resistan (resistance) dalam satuan Ohm (Ω), tegangan (ACV dan DCV),
kuat arus (DCmA), dan skala-skala lainnya.
Saklar Jangkauan Ukur/ Batas Ukur Multimeter
Saklar jangkauan ukur (batas ukur) digunakan untuk menentukan posisi kerja Multimeter, dan
batas ukur (range). Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan (dalam Ω), saklar
ditempatkan pada posisi Ω, demikian juga jika digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-
DCV), dan kuat arus (mA-μA). Satu hal yang perlu diingat, dalam mengukur tegangan listrik,
posisi saklar harus berada pada batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur.
Misal, tegangan yang akan diukur 220 ACV, saklar harus berada pada posisi batas ukur 250
ACV. Demikian juga jika hendak mengukur DCV.
Sekrup Pengatur Posisi Jarum (Preset) Multimeter
Sekrup pengatur posisi jarum (preset pada multimeter digunakan untuk menera jarum penunjuk
pada angka nol (sebelah kiri papan skala). Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zerro
Adjustment) Tombol pengatur jarum posisi nol (Zerro Adjustment) digunakan untuk menera
jarum penunjuk pada angka nol sebelum Multimeter digunakan untuk mengukur nilai
tahanan/resistan. Dalam praktek, kedua ujung kabel probe dipertemukan, tombol diputar untuk
memosisikan jarum pada angka nol.
Lubang Kabel Probe Multimeter
Lubang probe multimeter merupakan tempat untuk menghubungkan kabel probe dengan
Multimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau out dan (-) atau common. Pada Multimeter yang
lebih lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur hfe transistor (penguatan arus searah/DCmA
oleh transistor berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk mengukur kapasitas kapasitor.
Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan multimeter adalah :
A.    Batas Ukur (Range) Multimeter

1. Batas Ukur (Range) Kuat Arus : biasanya terdiri dari angka-angka; 0,25 – 25 – 500 mA.
Untuk batas ukur (range) 0,25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 0,25 mA.
Untuk batas ukur (range) 25, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 25 mA. Untuk
batas ukur (range) 500, kuat arus yang dapat diukur berkisar dari 0 – 500 mA.
2. Batas Ukur (Range) Tegangan (ACV-DCV) : terdiri dari angka; 10 – 50 – 250 – 500 –
1000 ACV/DCV. Batas ukur (range) 10, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur
adalah 10 Volt. Batas ukur (range) 50, berarti tegangan maksimal yang dapat diukur
adalah 50 Volt, demikian seterusnya.
3. Batas Ukur (Range) Ohm : terdiri dari angka; x1, x10 dan kilo Ohm (kΩ). Untuk batas
ukur (range) x1, semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada
satuan Ω). Untuk batas ukur (range) x10, semua hasil pengukuran dibaca pada papan
skala dan dikali dengan 10 (pada satuan Ω). Untuk batas ukur (range) kilo Ohm (kΩ),
semua hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada papan skala (pada satuan kΩ), Untuk
batas ukur (range) x10k (10kΩ), semua hasil pengukuran dibaca pada papan skala dan
dikali dengan 10kΩ.
Namun pada multimeter digital sekarang sudah tidak ada batas ukur. Multimeter bisa langsung
digunakan untuk mengukur besaran listrik dengan mengarahkan range switch ke besaran yang
akan diukur.
B.     Baterai Multimeter
Baterai pada Multimeter dipakai baterai kering (dry cell) tipe UM-3, digunakan untuk
mencatu/mengalirkan arus ke kumparan putar pada saat Multimeter digunakan untuk mengukur
komponen (minus komponen terintegrasi/Integrated Circuit/IC). Baterai dihubungkan secara seri
dengan lubang kabel probe/ (+/out) dimana kutub negatip baterai dihubungkan dengan terminal
positip dari lubang kabel probe. Sehingga kondisi kapasitas dayapada baterai multimeter perlu
diperhatikan.
C.    Kriteria sebuah Multimeter tergantung pada :
Kekhususan kepekaan, ditentukan oleh tahanan/resistan (resistance) dibagi dengan tegangan,
misalnya 20 kΩ/v untuk DCV dan 8 kΩ/v untuk ACV. (20 kΩ/v → I = E/R = 1/20.000 = ½ x 10-
4A = 0,05mA = 50 μA). Multimeter menggunakan arus sebesar 50 mikro-Ampere (50 μA) untuk
alat pengukur (meter) dan akan menarik arus maksimal 50 μA dari rangkaian yang diukur.
Secara teoritis, untuk mempermudah pembelajaran, pengukur tegangan (Voltmeter), pengukur
kuat arus (Ampere-meter), dan pengukur nilai tahanan /resistance (Ohm-meter) ditampilkan
dengan simbol-simbol seperti yang terdapat pada gambar berikut.

2.2  Fungsi Multitester
Multitester baik analog maupun digital memiliki fungsi yang sama yakni, mengukur besaran
listrik yakni arus listrik bolak balik (AC), arus listrik searah (DC), tegangan AC maupun DC, dan
tahanan. Selain itu multimeter juga digunakan untuk memeriksa kondisi komponen pada alat-alat
elektronika. Dalam multiteser udah tersedia berbagai pilihan besaran listrik yang mau diukur.
Fungsi tambahannya sebagai penguji (tester) transistor untuk menentukan hfe transistor
(kemampuan transistor menguatkan arus listrik searah sampai beberapa kali), penguji dioda, dan
kapasitas kapasitor dalam hubungannya dengan pekerjaan perbaikan (repair) alat-alat elektronik.
2.3  Cara menggunakan multitester
Pengoprasian multitester analog dan digital sedikit berbeda. Multitester digital bisa
melakukan pengukuran yang presisi tanpa melakukan kalibrasi terlebih dahulu. Berbeda halnya
dengan multimeter analog. Sebelum mulai menggunakan multitester analog harus di lakukang
kalibrasi terlebih dahulu. Tujuan melakukan kalibrasi adalah untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang presisi. Cara melakukan kalibrasi pada multitester adalah :
1.      Hidupkan terlebih dahulu multitester
2.      Arahkan range switch ke besaran Ohm dengan skala 1kΩ
3.      Hubungkan terminal positif dan negatif sesuaikan jarum pada multitester hingga tepat berada
di angka 0
4.      Setelah tepat berada pada angka 0, lepaskan kembali terminal positif dan negatif multitester
5.      Multi tester siap digunakan
A.    Mengukur tegangan DC         
1.              Atur Selektor pada posisi DCV.
2.              Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan
yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
3.              Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi
tertinggi supaya multimeter tidak  rusak.
4.              Hubungkan secara parallel multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe warna merah
pada posisi (+) dan probe  warna hitam pada titik(-) tidak boleh terbalik.
5.              Baca hasil ukur pada multimeter sesuai dengan skala yang telah di gunakan tadi
B.     Mengukur tegangan AC
1.              Atur Selektor pada posisi ACV.
2.              Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan
yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
3.              Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya 
4.              Hubungkan secara paralel probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek. Pemasangan
probe multimeter boleh terbalik.
5.              Baca hasil ukur pada multimeter sesuai dengan skala yang digunakan.
C.    Mengukur kuat arus DC
1.              Atur Selektor pada posisi DCA.
2.              Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus yang
di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
3.              Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh multimeter
karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan putus dan multimeter
sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.
4.              Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat  pengukuran tegangan DC dan AC,
karena mengukur arus berarti  kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan
dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.
5.              Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada
input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
6.              Baca hasil ukur pada multimeter.
D.    Mengukur nilai hambatan sebuah resistor tetap
1.              Atur Selektor pada posisi Ohm
2.              Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.
3.              Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum
nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
4.              Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor
5.              Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan nilai
yang ditunjukkan oleh gelang warna resistor
E.     Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)
1.              Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2.              Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur.
3.              Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum
nantinya dikalikan dengan angka  pengali sesuai batas ukur.
4.              Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
5.              Sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan
pastikan penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.
F.     Mengecek hubung-singkat / koneksi
1.              Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2.              Pilih skala batas ukur X 1 (kali satu).
3.              Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung kabel/terminal yang akan dicek
koneksinya.
4.              Baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang ditunjukkan maka
semakin baik konektivitasnya.
5.              Jika jarum multimeter tidak menunjuk kemungkinan kabel atau  terminal tersebut putus.
G.    Mengecek diode
1.              Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2.              ilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3.              Hubungkan  probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.
4.              Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek, led akan menyala.
5.              Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar  5-20K) berarti dioda baik,
jika tidak menunjuk berarti dioda  rusak putus.
6.              Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+) pada anoda dan probe (-) pada
katoda.
7.              Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti  dioda baik, jika bergerak
berarti dioda rusak bocor tembus  katoda-anoda.
H.    Mengecek transistor NPN
1.              Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2.              Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3.              Hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .
4.              Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik,
jika tidak menunjuk berarti  transistor rusak putus B-C.
5.              Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+)  pada basis dan probe (-) pada
kolektor.
6.              Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak
berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
7.              Hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
8.              Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar  5-20K) berarti transistor baik,
jika tidak menunjuk berarti  transistor rusak putus B-E.
9.              Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada
emitor.
10.          Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak
berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
11.          Hubungkan  probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
12.          Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak
berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
13.          Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) padakolektor tidak
diperlukan.
I.       Mengecek transistor PNP
1.              Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
2.              Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
3.              Hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
4.              Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik,
jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
5.              Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada
kolektor.
6.              Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak
berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
7.              Hubungkan  probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
8.              Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik,
jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
9.              Lepaskan kedua probe lalu hubungkan  probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada
emitor.
10.          Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak
berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
11.          Hubungkan  probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.
12.          Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak
berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
13.          Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak
diperlukan.
J.      Mengecek Kapasitor Elektrolit (Elko).
1.              Atur Selektor pada posisi Ohmmeter..
2.              Pilih skala batas ukur X 1 untuk nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk untuk nilai elko diatas
100uF-1000uF, X 100 untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K untuk nilai elko dibawah 10uF.
3.              Hubungkan  probe multimeter (-) pada kaki (+) elko dan probe (+) pada kaki (-) elko.
4.              Pastikan jarum multimeter bergerak kekanan sampai nilai tertentu (tergantung nilai
elko)lalukembali ke posisi semula.
5.              Jika jarum bergerak dan tidak kembali maka dipastikan elko bocor.
6.              Jika jarum tidak bergerak maka elko kering / tidak menghantar
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Berdasarkan paparan tentang multimeter di atas dapat saya simpulkan bahwa multimeter
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besaran listrik seperti rus, tegangan, dan
hambatan selain digunakan untuk mengukur besaran listrik multimeter juga bisa digunakan
untuk memeriksa komponen komponen elektronika, memeriksa rangkaian pada panel instalasi
penerangan dan instalasi tenaga serta untuk memeriksa kebocoran pada gulungan/kumparan
motor listrik.
3.2  Saran
Menyadari bahwa paper yang saya buat masih jauh dari kata sempurna, kedepannya saya akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang paper di atas dengan sumber – sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau
saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan paper
yang telah di jelaskan.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Multimeter
Prih Sumardjati, dkk. Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik. Jakarta : Direktur Pembina Sekolah
Menengah Kejuruan.
Iman Sugandi Cs. 2000. Panduan Instalasi Listrik, Gagasan Usaha Penunjang Listrik 2000.
Jakarta : Yayasan PUIL
Theraja Linsley. 2004. Instalasi Listrik Dasar. Jakarta : Erlangga

SUZUKI INDONESIA 2021


Fungsi Avometer: Bagian, Jenis, dan Cara
Kerjanya

Avometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur hambatan, tegangan dan arus
listrik.
Fungsi avometer ini sangat banyak dan dimanfaatkan oleh teknisi untuk melakukan tiga
jenis pengukuran listrik dengan satu alat. Berikut ini adalah ulasan lengkap mengenai
avometer.

Fungsi Avometer
Fungsi dari avometer ini sangat kompleks untuk melakukan pengukuran tegangan listrik
pada beberapa aspek. Avometer ini banyak dimanfaatkan sebagai alat ukur yang
digunakan pada bidang kelistrikan otomotif dan elektronika lainnya.
Baca Juga : Mobil Jarang Digunakan Lebih Awet, Benarkah?
Berdasarkan namanya, avometer merupakan kombinasi alat ukur berupa ampere, volt, dan
ohm meter. Berikut ini adalah ulasan mengenai fungsi dari avometer atau multimeter
berdasarkan kegunaan dari ketiga jenis alat ukur yang ada di dalamnya.

 Volt Meter
Fungsi voltmeter yang ada pada avometer digunakan untuk mengukur tegangan listrik
dalam rangkaian dengan satuan volt. Klasifikasi tegangan listrik yang bisa diukur
menggunakan avometer ini adalah mulai dari tekanan sangat rendah hingga rendah.
Anda bisa mengukur tegangan listrik menggunakan avometer dengan menghubungkan
kedua kabel dengan tekanan berbeda. Pada saat menggunakan alat ini Anda harus
mengetahui batas ukur tegangan agar tidak mudah rusak.

 Ohm Meter

Baca Juga : Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Menderek Mobil


Ohm meter yang ada pada avometer ini mempunyai kegunaan utama untuk mengukur
besarnya tahanan atau hambatan. Di samping itu, ohm meter pada alat ini berguna untuk
mencari tahu apakah komponen pada suatu rangkaian dalam kondisi terhubung atau tidak.
Pemasangan avometer untuk mengukur tekanan ini adalah dengan menghubungkan kedua
kabel probe ke ujung resistor. Anda bisa menjaga ketahanan avometer ini dengan cara
memperhatikan rangkaian yang akan diukur agar alat ini bisa bertahan lama.

 Ampere Meter
Satu lagi fungsi dari avometer terutama pada bagian amperemeter pada alat ini adalah
untuk mengukur besaran arus listrik. Anda bisa mengukur aliran arus listrik pada rangkaian
tertutup dengan satuan mili ampere menggunakan avometer tersebut.
Baca Juga : Ayo Mengenal Apa Itu Pajak Progresif Kendaraan Bermotor
Arus listrik yang bisa diukur menggunakan avometer ini relatif kecil dan secara spesifik
untuk DC.
Anda bisa menghubungkan avometer dengan memasang seri kabel probe pada suatu
rangkaian. Sebelum memasang kabel probe ini Anda harus memutus rangkaian terlebih
dahulu.

Bagian-Bagian Avometer
Ada beberapa bagian penting di dalam alat ukur kelistrikan tersebut untuk memaksimalkan
kinerjanya.
Setiap bagian dari avometer dibekali dengan fungsi masing-masing yang saling berkaitan.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai bagian-bagian avometer yang perlu Anda ketahui.

 Mirror/Cermin
Fungsi cermin dalam avometer ini adalah melakukan pengukuran berdasarkan petunjuk
dari jarum meter. Anda harus memposisikan pandangan tegak lurus dengan avometer agar
bisa mendapatkan hasil yang tepat sesuai dengan tanda tanpa adanya bayangan di cermin.

 Zero Connection
Zero connection merupakan bagian yang mempunyai fungsi untuk mengenolkan jarum
pada posisi kiri. Alat ini akan bekerja pada saat avometer mulai mengukur arus dan
tegangan listrik pada suatu rangkaian.

 Batas Ukur
Avometer juga mempunyai bagian untuk membatasi nilai maksimal yang bisa diukur. Batas
ukur ini juga dilengkapi dengan beberapa petunjuk yang dibedakan menjadi beberapa blok.
Beberapa petunjuk tersebut berguna untuk mengukur AC, DC, dan resistansi.

 Measuring Terminal
Bagian selanjutnya pada multimeter adalah measuring terminal sebagai konektor dengan
rangkaian yang akan ditiru. Measuring terminal ini terdiri dua kutub positif dengan warna
merah dan negatif yang ditandai dengan warna hitam.

 Scale (Skala Maksimum)


Scale adalah bagian yang berguna untuk menampilkan batas nilai tertinggi pada panel
pengukuran. Batas skala maksimum untuk mengukur resistansi nilainya bisa dilihat dari
arah kanan ke kiri. Sementara untuk mengukur tegangan, DC, dan AC dapat dilihat dari kiri
ke kanan.

 Pointer (Jarum Meter)


Fungsi jarum pada avometer adalah sebagai petunjuk dalam pengukuran, sehingga Anda
bisa langsung membaca hasilnya.

 Ohm Adjustment
Ohm meter adalah bagian dari avometer yang berguna untuk mengenolkan jarum pada
posisi kanan saat proses pengukuran hambatan.

 Range Selector
Satu lagi bagian dari alat ini adalah range sektor yang mempunyai fungsi untuk memilih
batasan tegangan, arus, dan hambatan.
Jenis-Jenis Avometer
Hal berikutnya yang harus dipahami setelah mengetahui fungsi avometer adalah jenis-
jenisnya. Alat ukur kelistrikan ini dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan pada prinsip
kerjanya. Berikut ini adalah penjelasan mengenai masing-masing jenis avometer.

 Avometer Analog
Avometer analog disebut sebagai jenis manual, di mana cara membaca skalanya
ditunjukkan dengan jarum agar Anda bisa mengetahui hasilnya. Ketepatan pengukuran
analog ini dipengaruhi oleh cara pengguna dalam membaca hasilnya.
Jenis avometer ini mempunyai tingkat pengukuran maksimum hanya sebatas skala pointer
saja, sehingga dibilang sangat terbatas. Anda bisa memanfaatkan avometer digital untuk
mengukur rangkaian yang sinyalnya tidak stabil.

 Avometer Digital
Jenis avometer digital ini akan menunjukkan hasil pengukuran dalam bentuk angka yang
langsung muncul. Alat ini mempunyai tingkat keakuratan lebih tinggi, jadi Anda tidak perlu
membaca angka berdasarkan petunjuk jarum yang bisa berpotensi tidak akurat.
Kelebihan avometer digital lainnya adalah auto polaritas untuk meminimalisir kesalahan
dalam menyambung terminal.
Namun, kinerja alat ini berdasarkan pada kondisi baterainya, sehingga Anda harus
memastikan posisinya selalu penuh agar performanya bisa maksimal.
 

Cara Kerja Avometer


Cara kerja avometer ini berdasarkan pada fungsinya untuk mengukur tegangan, hambatan,
dan arus listrik. Berikut ini adalah ulasan mengenai petunjuk cara kerja dalam
menggunakan avometer.

 Mengukur Tegangan AC
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk mengukur tegangan AC adalah mengatur
posisi selektor ke ACV. Apabila Anda menggunakan multimeter analog, maka harus
memilih nilai tegangan pada selector di posisi 300 volt.
Hal berikutnya adalah menghubungkan probe ke terminal yang akan diukur tanpa
membingungkan posisi positif dan negatifnya. Selanjutnya tahan probe tersebut agar Anda
bisa mendapatkan hasil yang ditunjukkan dan mulai membacanya.

 Mengukur Hambatan
AvoMeter dalam pengukuran hambatan ini bekerja untuk mengetahui apakah kabel yang
sedang digunakan ini dalam kondisi putus atau tidak. Alat ini biasanya digunakan untuk
melakukan hambatan pada kelistrikan body.
Anda harus menentukan perkiraan nilai hambatan terlebih dahulu dan mengawalinya
dengan tanda x pada avometer analog. Lalu, hubungkan probe ke resistor dan tahan
keduanya hingga mendapatkan hasil yang di display pada layar.

 Mengukur Tekanan DC
Cara kerja avometer selanjutnya adalah untuk mengukur tegangan DC, salah satunya
adalah pada mobil. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pengukuran tekanan DC
adalah pada saat menghubungkan probe merah ke terminal positif dan hitam ke negatif.

 Mengukur Arus Listrik


Satu lagi cara kerja avometer yang perlu Anda ketahui, yaitu untuk mengukur arus listrik
untuk perbaikan kelistrikan pada bodi mobil. Anda bisa menggunakan soket apabila ingin
mendapatkan hasil pengukuran yang tepat.
Fungsi avometer untuk mengukur hambatan, tegangan, dan arus listrik mempunyai banyak
manfaat untuk beberapa bidang pekerjaan. Anda bisa mempelajari cara kerja avometer
terlebih dahulu agar bisa menggunakan alat ini secara maksimal.

 Serviceacjogja.pro

Dalam kehidupan sehari hari tentu tak lepas dari penggunaan listrik dan benda benda elektronik. Oleh
sebab itu, muncul beberapa pekerjaan ataupun industri yang berhubungan dengan dua hal tersebut.

Biasanya akan membutuhkan alat ukur listrik dalam menjalankan rutinitas dalam bekerja, salah satunya
adalah Avometer.

Alat pengukur arus dan tegangan listrik ini dibandrol dengan harga yang bervariatif. Harga avometer ini
tentu sesuai dengan jenis avo meternya.

Biasanya avometer digital mempunyai harga yang lebih mahal dibandingkan avometer analog.

Simak ulasan tentang apa itu avometer, jenis, cara kerja serta bagian-bagiannya berikut ini.

Pengertian Avometer
Avometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik, hambatan dan juga arus listrik.

Avometer mempunyai nama atau sebutan lain, yaitu multimeter karena memang alat ini multifungsi.

Alat ukur yang satu ini merupakan alat yang paling sering digunakan oleh banyak teknisi.

Hal tersebut dikarenakan kepraktisan yang diberikan oleh alat ini, dimana teknisi bisa melakukan tiga
pengukuran hanya dengan satu alat saja.
flick
r.com
Nama avometer sendiri sebenarnya merupakan singkatan dari tiga fungsi dari alat ini sendiri.

Simbol A merupakan Ampere (satuan arus listrik), V merupakan Volt (satuan tegangan listrik) dan O
merupakan Ohm (satuan hambatan listrik).

Selanjutnya ada kata “meter” dimana merupakan satuan dari suatu ukuran.

Jenis Avometer atau Multitester dan Cara Kerjanya


Kira-kira apa perbedaan avometer dan multitester? Sebenarnya yang membedakan hanya istilah
penyebutannya saja.
per
bedaan Avometer Digital dan analog
Secara fungsional, avometer atau multitester ini adalah alat pengukur arus dan tegangan listrik.

Jika ditinjau dari prinsip kerjanya, maka jenis avo meter dibagi menjadi dua, yaitu analog dan juga digital.

Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai kedua jenis dari avometer tersebut.

1. Avometer/Multitester Analog
Avometer analog merupakan avometer yang menggunakan jarum sebagai penunjuk ukuran dari
rangkaian listrik yang diukur.

Jenis ini bisa dikatakan sebagai jenis avometer manual dimana anda harus membaca skala yang ditunjuk
jarum untuk mengetahui hasil ukur.

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat ketepatan pengukuran avometer analog ini adalah
penggunanya sendiri.

Hal ini dikarenakan kemampuan pengguna dalam membaca skala pada layar avometer ini sangat
mempengaruhi hasil yang didapat.

Pengukuran menggunakan avometer analog ini sangat terbatas, karena memiliki tingkat maksimum
ukuran selebar skala pointer.

Walaupun demikian, alat ukur listrik yang satu ini sangat baik untuk mengukur sinyal yang tidak stabil.

Meski demikian tetap dibutuhkan ketelitian saat mengamati hasil ukuran yang ditunjukkan oleh jarum.
Jika tidak teliti, maka hasil dari pengukuran bisa saja salah atau kurang akurat.

Prinsip kerja dari jenis analog ini terletak pada kumparan yang ditempatkan diantara dua kutub magnet.

Nah, kumparan tersebut memiliki jarum yang berguna sebagai penunjuk hasil yang bergerak saat dialiri
listrik.

Listrik tersebut dialiri dari ujung avometer yang berwarna hitam untuk terminal negatif dan merah untuk
terminal positif.

Sebaiknya anda jangan sampai salah menghubungkan ujung avometer ini dengan terminal objek. Hal ini
supaya objek tersebut dapat diukur.

2. Avometer Digital
Avometer digital merupakan jenis dari avometer yang hasil dari pengukurannya dapat langsung muncul
dalam bentuk angka digital.

Oleh sebab itu, tingkat keakuratannya lebih tinggi jika dibandingkan dengan avometer analog.

Tetapi harga dari jenis avo meter yang satu ini lebih mahal, sehingga banyak yang lebih memilih jenis
analog.

Selain memiliki tingkat keakuratan yang tinggi, avometer jenis ini juga memiliki kelebihan yang lain.

Kelebihan tersebut adalah sudah dilengkapi dengan auto polaritas, sehingga anda tidak perlu khawatir
apabila salah dalam menyambungkan terminal.

Walau demikian, kinerja dari avometer digital sangat bergantung pada kondisi baterai.
Sangat disarankan untuk menggunakan avometer digital dalam kondisi baterai penuh untuk performa
yang maksimal.

Prinsip Kerja Avometer dan Bagian-bagianya


Prinsip kerjanya adalah avometer ini mengambil daya dari baterai agar bisa digunakan.

Alat ini mempunyai dua buah kawat yang digunakan untuk menghubungkan dengan objek yang akan
diukur.

Arus listrik yang mengalir melalui kawat tersebut akan diubah menjadi sebuah informasi digital dan akan
muncul pada layar dalam bentuk angka.

Baca Juga: Prinsip Kerja Galvanometer

Sedangkan bagian-bagian avo meter terdiri dari beberapa komponen berikut ini:

1. Meter Korektor
2. Range Selector Switch
3. Terminal + dan –
4. Pointer (Jarum Meter)
5. Mirror (Cermin)
6. Scale Meter (Skala Meter)
7. Zero Adjustment (Pengatur Jarum)
8. Angka Batas Ukur
9. Kotak Meter

Dengan memahami pengertian avometer dan prinsip kerjanya, maka anda bisa lebih mudah belajar cara
menggunakan avometer.

Semoga artikel ini bisa membantu anda untuk lebih memahami dan menguasai alat satu ini.

https://panduanteknisi.com/pengertian-avometer-dan-fungsinya.html

Anda mungkin juga menyukai