Anda di halaman 1dari 48

PENGUKURAN DAN

ALAT UKUR LISTRIK


Tujuan Perkuliahan:
Siswa mampu menjelaskan berbagai
macam teknik pengukuran & cara
kerja alat ukur listrik secara global.
Materi Perkuliahan
 Besaran & satuan
 Instrumen penunjuk arus searah (dc)
 Instrumen penunjuk arus bolak-balik (ac)
 Multimeter (AVO meter)
 Pengukuran daya listrik
Besaran & Satuan
 Arus listrik : ampere A
 Tegangan : volt V
 Tahanan : ohm 
 Daya : watt W
volt-ampere VA
volt-ampere reaktif VAR
 Energi : watt-hour Wh
Instrumen Penunjuk Arus Searah
 PMMC (Permanent Magnet Moving Coil)

T = B nA I
Defleksi
sebanding
dengan arus
Respon Dinamik
Kesalahan Pengukuran
 Medan magnit luar
 Temperatur lingkungan
 Pemanasan sendiri
 Pergeseran dari titik nol
 Gesekan-gesekan
 Umur
 Letak dari alat ukur
 Efek pembebanan (pemakaian daya sendiri)
PMMC + Rectifier
Nilai Puncak, Rata-rata, &
Efektif Sinyal AC
 Faktor bentuk = harga efektif
harga rata-rata
 Faktor puncak = harga puncak
harga efektif
Harga Harga Harga Faktor Faktor
Bentuk gelombang
puncak rata-rata efektif bentuk puncak
0,637 A 0,707 A
Sinus A 1,11 1,41
2A/ A/2
0,500 A 0,577 A
Segi tiga A 1,15 1,73
A/2 A/3
segi empat A A A 1 1
Elektrodinamometer
T = B nA I
dengan B = k. I

T = torsi
B = rapat fluksi
magnetik
n = banyaknya lilitan
kumparan
A = luas penampang
kumparan
 Pengukuran ac dan dc
 Torsi sebanding dengan kuadrat arus
 Defleksi sebanding dengan kuadrat arus
Instrumen besi putar

 Jenis:
 Tarikan (attraction)
 Tolakan (repulsion)
 Pengukuran ac dan dc
 T = K() Im2
Perbandingan beberapa jenis
instrumen
Transformator Instrumen
Pengelompokan transformator instrumen
berdasarkan pemakaiannya:
 Transformator arus (current transformer, CT)

 Transformator potensial (potential transformer, PT)

Transformator-transformator ini melakukan dua


fungsi penting:
 Memperbesar rangkuman alat ukur arus bolak-balik (ac)
seperti halnya shunt atau tahanan pengali pada alat
ukur arus searah (dc)
 Mengisolir alat ukur dari jala-jala listrik tegangan tinggi
Amperemeter

 Pemasangan: seri terhadap komponen


yang akan diukur arusnya
Konstruksi Amperemeter
(mengubah batas ukur)
 Amperemeter dengan tahanan
dalam Rm dan batas ukur Im akan
dinaikkan batas ukurnya menjadi I
 diperlukan resistor shunt (Rs)
yang terhubung secara paralel
terhadap amperemeter tersebut.
 Rs = Im.Rm/(I – Im)
Petunjuk Pemakaian
Amperemeter
 Perhatikan data-data alat ukur
 Pemasangan seri terhadap rangkaian
 Short circuit harus dihindari
 Mode pengukuran harus tepat (ac atau dc)
 Kalibrasi pengukuran dc = rata-rata
 Kalibrasi pengukuran ac = efektif (rms)
 Polaritas harus benar pada mode pengukuran dc
 Batas ukur tidak boleh lebih kecil dari arus yang akan diukur.
 Gunakan batas ukur yang paling dekat dengan nilai arus yang
diukur.
 Cara pembacaan harus benar
 Ampermeter yang baik memiliki tahanan dalam sangat kecil
(idealnya 0)
Metode Pengukuran Arus Listrik
lainnya
Transformator-Instrumen Arus
Voltmeter
 Pemasangan: paralel terhadap komponen
yang akan diukur tegangannya
Konstruksi Voltmeter
(mengubah batas ukur)
 Voltmeter dengan tahanan dalam Rm dan
batas ukur Vm akan dinaikkan batas
ukurnya menjadi V  diperlukan tahanan
pengali (Rs) yang terhubung secara seri
terhadap voltmeter tersebut.
 Rs = Rm(V – Vm)/Vm = (V – Vm)/Im
Petunjuk Pemakaian Voltmeter
 Perhatikan data-data alat ukur
 Pemasangan paralel terhadap rangkaian
 Short circuit tidak menjadi masalah
 Mode pengukuran harus tepat (ac atau dc)
 Kalibrasi pengukuran dc = rata-rata
 Kalibrasi pengukuran ac = efektif (rms)
 Polaritas harus benar pada mode pengukuran dc
 Batas ukur tidak boleh lebih kecil dari tegangan yang akan diukur.
 Gunakan batas ukur yang paling dekat dengan nilai tegangan yang
diukur.
 Cara pembacaan harus benar
 Voltmeter yang baik memiliki tahanan dalam sangat besar
Pengukuran Tegangan
Metode Potensiometer
Transformator-Instrumen Tegangan
Voltmeter-Amperemeter

Arus lemah Arus kuat


IR = Ia VR = Vv
VR = Vv – IaRa IR = Ia – V/Rv
jika Vv >> IaRa  VR  Vv jika Ia >> V/Rv  IR  Ia
 Jika pada (a) dan (b) penunjukan amperemeter sama, gunakan
rangkaian (b)  umumnya pada jaringan tenaga (arus kuat)
 Jika pada (a) dan (b) penunjukan voltmeter sama, gunakan
rangkaian (a)  umumnya pada jaringan elektronika (arus lemah)
Pengukuran Resistansi
 Metode Voltmeter-Amperemeter
 Metode Ohmmeter
 Metode Jembatan Wheatstone
Pengukuran Resistansi Metode
Voltmeter-Amperemeter

 Hukum Ohm: R = V/A


 Jika dari kedua rangkaian dihasilkan pembacaan arus yang tidak
berubah untuk Load yang sama, maka yang cocok rangkaian kiri
 Jika dari kedua rangkaian dihasilkan pembacaan tegangan yang tidak
berubah untuk Load yang sama, maka yang cocok rangkaian kanan
Pengukuran Resistansi Metode
Ohmmeter
 Analog : hasil = penunjukan x faktor pengali
 Digital : hasil = penunjukan
Ohmmeter Analog
 Penunjukan terbaik pada
daerah ½ defleksi penuh
 Penting:
 Setiap mengubah faktor
pengali, lakukan zero-
adjustment sebelum
dilakukan pengukuran
 Tahanan dalam ohmmeter
ditunjukkan oleh skala yang
tertera pada defleksi ½
penuh.
 Jangan terlalu lama dalam
membaca hasil pengukuran
Ohmmeter Analog
Metode Jembatan Wheatstone
 Kondisi setimbang (arus yang
melewati amperemeter = 0) jika
dipenuhi persyaratan:
 R1Rx = R2R3
 Rx = R2R3/R1
 Rx resistor yang akan diukur
 R1 dan R3 resistor tetap yang telah
diketahui nilainya
 R2 resistor variabel yang dapat
diatur nilainya
Multimeter (AVO meter)
Osiloskop

Contoh: VOLTS/DIV = 2 dan SEC/DIV = 5 m


Maka sinyal terukur:
Tegangan = 6 x 2 V = 12 Vpp
Perioda = 4 x 5 ms = 20 ms = 20 x 10-3 s
atau Frekuensi = 1/(20 x 10-3 s) = 50 Hz
Pengukuran Daya Listrik
 Pengukuran Daya DC
 Pengukuran Daya AC
 Apparent (VA)
 Active Power (Watt)
 Reactive Power (VAR)
 Daya (p) = (kerja)/(waktu) = w/t
 Daya (p) = (beda potensial) x (arus listrik)
=v.i
Daya pada Rangkaian DC

 P = V.I
 P = I2.R

 P = V2/R

Koreksi terhadap efek pembebanan :


 P = V .I = V(A – V/R ) = VA – V2/R
L L V V
Pengukuran Daya DC

(a) Arus lemah (b) Arus kuat


(impedansi tinggi) (impedansi rendah)
Daya pada Rangkaian AC
 Suatu beban dialiri arus i(t) sehingga pada kedua ujung
beban tersebut terdapat beda potensial sebesar v(t).
i(t) = Im sin (t + ), v(t) = Vm sin t
 Daya rata-rata:

 Faktor daya (power factor):


 Pf = daya aktif / daya apparent
 Daya aktif = daya rata-rata yang diserap oleh unsur
resistif suatu beban= daya nyata
Segitiga Daya
 Active Power : P = Vrms Irms cos 

 Reactive Power : Q = Vrms Irms sin 

 Apparent Power : S = Vrms Irms

 S2 = P2 + Q2
 pf = P/S
Wattmeter Elektrodinamometer

 B  k. ic
 ic = ip + iL
 Jika R >> Rload 
iL >> ip  ic  iL
Pemasangan Wattmeter

Arus kuat Arus lemah


(Impedansi rendah) (Impedansi tinggi)
Wattmeter Terkompensasi

 B  k (ic – ip) = k. iL
 rata-rata = K. Prata-rata
Voltmeter-Amperemeter-Wattmeter
V,I,W meter kesalahan minimum
 Tugas:
 Hitung P, S, Q, dan pf jika diketahui:
 A-meter = 5 A
 V-meter = 200 V
Rv = 100 k
 W-meter = 800 W
R = 100 k
 Rangkaian pengukuran daya & faktor daya untuk
beban impedansi rendah ? (arus kuat)
 Pengukuran daya & faktor daya untuk beban
impedansi tinggi ? (arus lemah)
Pemasangan Transformator
Metoda 3 Voltmeter
 pf = cos 
 V32 = V12 + V22 + 2V1V2 cos 
 W = V1I cos 
= V1(V2/R) cos 
= (V32 – V12 – V22)/2R
Metoda 3 Amperemeter
 pf = cos 
 I32 = I12 + I22 + 2I1I2 cos 
 W = VI1 cos 
= (I2R)I1 cos 
= (I32 – I12 – I22)R/2
Sistem 3 Fasa
 P = W1 + W2
 Untuk beban setimbang: P = 3 VI cos  = 1,732 VI cos 
 pf > 0,5 
 Kedua wattmeter menunjukkan
harga positif.

 pf < 0,5 
 Salah satu wattmeter
menunjukkan harga positif
sedangkan wattmeter lainnya
menunjukkan harga negatif.
Trafo pada Sistem 3 Fasa

 2 PT
 2 CT
 2 Wattmeter
V-A-W meter Sistem 3 Fasa
 2 CT
 2 PT
 2 W-meter
 2 V-meter
 2 A-meter
Materi UAS
 Transducer & alat ukur:
 Temperatur
 Massa & Berat
 Tekanan
 Flow
 Besaran Listrik:
 Arus
 Tegangan
 Tahanan
 Daya

Anda mungkin juga menyukai