Anda di halaman 1dari 11

NAMA: PRISLA RAHMA M.S.

PERCOBAAN 01 NIM : 3.31.16.0.20


PEMAKAIAN KELAS: LT-1A
MULTIMETER
POLITEKNIK NEGERI Dosen Pengampu : Djodi Antono, B.
SEMARANG Tech, M. Eng

A. Dasar Teori

1.1 AMPEREMETER
Ampere meter arus searah atau sering disebut ampere meter DC adalaha alat ukur yang
berfungsi untuk mengetahui besarnya arus listrik (DC) yang mengalir pada suatu beban
listrik atau rangkaian elektronika. Ampere meter menggunakan gerak d’Arsonval yaitu
gerakan dasar PMMC (permanent magnet moving coil) atau sering juga dikenal dengan
galvanometer PMMC.

Tahanan Shunt (Shunt resistor)


Gerakan dasar dari sebuah ampermeter arus searah adalah galvanometer PMMC. Karena
gulungan kumparan dari sebuah gerakan dasar adalah kecil dan ringan dia hanya dapat
mengalirrkan arus yang kecil. Bila yang akan diukur adalah arus besar, sebagian besar dari
arus tersebut perlu dialirkan ke sebuah tahanan yang disebut shunt. alat ukur arus dc,merawat
ampere meter,ampere meter,ampere meter dc,dc ammeter,teori ampere meter,rangkaian
ampere meter,ampere meter shunt,shunt ayrton,tahanan ayrton,teori shunt ayrton,pengertian
shunt ayrton,rumus resistansi ayrton,formula tahanan ayrton,rumus arus ayrton,rumus
tahanan ayrton.

I Im

Is

1
Tahanan shunt dapat ditentukan dengan menerapkan analisa rangkaian konvensional
terhadap gambar diatas
dimana :
Rm = tahanan dalam alat ukur
Rs = tahanan shunt
Im = arus defleksi skala penuh dari alat ukur
Is = arus shunt
I = arus skala penuh ampermeter termasuk arus shunt.
Karena tahanan shunt paralel terhadap alat ukur (ampermeter), penurunan tegangan pada
tahanan shunt dan alat ukur harus sama dan dituliskan
Vshunt = Valat ukur
IsRs = ImRm
Tahanan shunt yang digunakan dalam sebuah alat ukur dasar bisa terbuat dari sebuah kawat
tahanan bertemperatur konstan yang ditempatkan di dalam instrumen atau sebuah shunt luar
yang memiliki tahanan yang sangat rendah.
Shunt Ayrton Batas ukur sebuah ampermeter arus searah (dc) masih dapt diperbesar dengan
menggunakan sejumlah tahanan shunt yang dipilih melalui sakelar rangkuman. Alat ukur
seperti ini disebut ampermeter rangkuman ganda. Alat ini ditunjukkan pada berikut.
Rangkaian ini memiliki empat shunt Ra, Rb, Rc, dan Rd yang dihubungkan paralel terhadap
alat ukur agar menghasilkan empat batas ukur yang berbeda. Saklar S adalah sebuah sakelar
posisi ganda dari jenis menyambung sebelum memutuskan (make-before break), sehingga
alat pencatat tidak akan rusak, oleh karena tidak terlindungnya rangkaian tanpa sebuah shunt
sewaktu pengubahan batas ukur.
Shunt universal atau shunt ayrton dalam gambar diatas mencegah kemungkinan pemakaian
alat ukur tanpa tahanan shunt. Keuntungan yang diperoleh adalah nilai tahanan total yang
sedikit lebih besar. Shunt Ayrton ini memberikan kemungkinan yang sangat baik untuk
menerapkan teori dasar rangkaian listrik dalam sebuah rangkaian praktis.

1.2 VOLTMETER
Voltmeter DC merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda potensial
tegangan DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika. Konsep yang
digunakan dalam sebuah volt meter DC hampir sama dengan konsep pada ampere meter.
Pada volt meter arus searah atau DC volt meter tahanan shunt atau shunt resistor dipasang

2
seri dengan kumparan putar magnet permanen (permanent magnet moving coil) PMMC yang
berfungsi sebagai pengali (multiplier).
Tahanan Pengali (Multiplier Resistor)
Penambahan sebuah tahanan seri atau pengali (multiplier), mengubah gerakan d’arsonval
menjadi sebuah voltmeter arus searah. Tahanan pengali membatasi arus kealat ukur agar
tidak melebihi arus sakala penuh (Idp). Sebuah voltmeter arus searah mengukur beda
potensial antara dua titik dalam sebuah rangkaian arus searah dan dengan demikian
dihubungkan paralel terhadap sebuah sumber tegangan atau komponen rangkaian. Biasanya
terminal-termianal alat ukur ini diberi tanda positif dan negatif karena polaritas harus
ditetapkan. dimana :
V = Im (Rs + Rm)
Dengan :
Im = arus defleksi dari alat ukur
Rm = tahanan dalam alat ukur
Rs = tahanan pengali
V = tegangan rangkuman maksimum dari instrumen
Biasanya untuk batas ukur sampai 500 V pengali dipasang didalam kotak voltmeter. Untuk
tegangan yang lebih tinggi, pengali tersebut dipasang pada sepasang probe kutub diluar kotak
yakni untuk mencegah kelebihan panas dibagian dalam voltmeter.
Voltmeter Rangkuman Ganda
Penambahan sejumlah pengali beserta sebuah saklar rangkuman membuat instrumen mampu
digunakan bagi sejumlah rangkuman tegangan. Sebuah voltmeter rangkuman ganda yang
menggunakan sebuah sakelar empat posisi (V1, V2, V3, dan V4 ) dan empat pengali (R1, R2,
R3, dan R4). Nilai dari pada tahanan-tahanan pengali dapat ditentukan dengan metoda
sebelumnya, atau dengan metoda sensitivitas.
Sensitivitas voltmeter Sensitivitas (S) adalah kebalikan dari defleksi skala penuh alat ukur
yaitu: S = 1 / Idp Sensitivitas (S) dapat digunakan pada metode sensitivitas untuk
menentukan tahanan pengali voltmeter arus searah. R = (S x V) – Rm
Dimana :
S = sensitivitas voltmeter,ohm/volt
V = rangkuman tegangan yang ditentukan oleh posisi sakelar
Rm= tahanan-dalam alat ukur (ditambah tahanan seri)
Rs = tahanan pengali

3
B. Gambar Rangkaian

Gb. 2.3 Pengukuran Tahanan dalam Amperemeter

V 47Ω

Gb. Tabel 2.1 R = 47 ohm

V 220Ω

Gb. Tabel 2.2 R = 220 ohm

Gb. 2.3 Pengukuran Tahanan dalam Amperemeter

V1 47Ω V2

Gb.Tabel 2.3 R = 47 ohm

4
Gb. 2.3 Pengukuran Tahanan dalam Amperemeter

R2

R3 R1 V2

V1

Tabel 2.3 R1 = 820 R2 = 680 ohm, R3 = 820 ohm

R2

R3 R1 V2

V1

Tabel 2.3 R1 = 820 R2 = 330 ohm, R3 = 270 ohm

5
C. Langkah Percobaan
3.1 Membuat rangkaian seperti pada gambar percobaan 2.3
3.2 Menghidupkan power supply dengan mengOnkan catu daya dan mengatur
tegangan sebesar 10 volt.
3.3 Mencatat besar arus yang mengalir pada rangkaian tersebut pada tabel 2.1.
3.4 Ukur besarnya tegangan pada amperemeter untuk menentukan tahanan dalam
amperemeter tersebut.
3.5 Mengulangi langkah 3.3 dan 3.4 untuk tegangan catu daya 10 V dan 5 V.
3.6 Mengganti nilai tahananR menjadi 220 ohm.
3.7 Mengulangi langkah 3..3 sampai dengan 3.5 .
3.8 Membuat rangkaian seperti pada gambar percobaan 2.4
3.9 Menghidupkan power supply dengan mengOnkan catu daya dan mengatur
tegangan sebesar 10 volt.
3.10 Mencatat hasil pengukuran V1 dan V2 pada tabel 2.2
3.11 Membuat rangkaian seperti pada gambar 2.5
3.12 Menghidupkan power supply dengan mengOnkan catu daya dan mengatur
tegangan sebesar 10 volt.
3.13 Mencatat hasil penunjukan V1 dan V2 pada tabel 2.3
3.14 Mengulangi langkah 3.12 dan 3.13 untuk tegangan 10 V dan 5 V.
3.15 Mengulangi langkah 3.8 sampai dengan 3.12 untuk R2 = 330 kΩ dan R3 = 270
kΩ serta R1 tetap
3.16 Memasukan data ke dalam tabel 2.5

D. Hasil Percobaan

Tabel 2.1 R = 47 ohm

Tegangan
Tegangan Arus melalui R Tahanan Dalam RA
Catu Daya
(volt) (mA) (V/mA)
( volt )
12 0,3 240 mA 0,00125
10 0,35 210 mA 0,00166
5 0,117 92,5 mA 0,00126

6
Tabel 2.2 R = 220 ohm

Tegangan
Tegangan Arus melalui R Tahanan Dalam RA
Catu Daya
(volt) (mA) (V/mA)
( volt )
12 0,066 55 mA 0,0012
10 0,055 45 mA 0,0012
5 0,092 22,5 mA 0,0041

Tabel 2.3 R = 47 ohm

Tegangan
Tegangan Tegangan
Catu Daya
(volt) (volt)
( volt )
12 11 9,75
10 10 9,5
5 5,2 4,8

Tabel 2.4 R2 = 680 kΩ, R3 = 820 kΩ

Tegangan V1 V2
Catu Daya (seri dengan R2 dan R3 ) (paralel dengan R1)
( volt ) ( volt ) (volt)
12 12 13
10 10 10
5 5,1 4,9

Tabel 2.5 R2 = 330 kΩ, R3 = 270 kΩ

Tegangan V1 V2
Catu Daya (seri dengan R2 dan R3 ) (paralel dengan R1)
( volt ) ( volt ) (volt)
12 0,04 13
10 0,03 10
5 0,016 4,7

7
E. Pembahasan Hasil Percobaan
 Untuk pengukuran hambatan dalam ampermeter
Dapat dilihat dari tabel hasil pengamatan diatas dapat diketahui nilai hambatan dalam
ampermeter pada setiap 3 kali percobaan adalah berbanding lurus dengan Tegangan. Dan
berbanding terbalik dengan arus.

𝑽
𝑹𝒗 =
𝑰

Dapat dilihat bahwa hambatan dalam pada ampermeter bergantung pada arus dan
tegangan yang diberikan.

 Untuk pengukuran hambatan dalam voltmeter


Dapat dilihat dari table hasil pengamatan diatas yaitu hambatan dalam berbanding lurus
dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan kuat arus.
Dapat dilihat juga nilai V1 dan V2 (Tabel 2.4 dan 2.5) nilainya mendekati nilai tegangan
catu daya. Dihitung dengan rumus :

𝑽𝒅𝒄 𝑽𝒅𝒄
𝑰= =
𝑹𝒕𝒐𝒕 𝑹𝟐 + 𝑹𝟑 + 𝑹𝒅

Dari perhitungan rumus di atas dapat kita ketahui bahwa tahanan dalam pada
amperemeter yang digunakan untuk mengukur hambatan 47 Ohm berbeda beda meskipun
menggunakan amperemeter yang sama. Seharusnya hambatan dalam tersebut sama
seperti amperemeter yang digunakan untuk mengukur hambatan 220 Ohm. Hal tersebut
dapat terjadi karena disebabkan oleh beberapa hal yakni :
a) Kondisi Alat yang sudah tidak baik
b) Tegangan sumber yang belum sesuai dengan tegangan yang ditentukan
c) Human Error (Kesalahan manusia)
d) Ketelitian alat ukur
e) Usia alat ukur
f) Toleransi yang dimiliki oleh resistor

8
F. Pertanyaan dan Jawaban
1. Tentukan tahanan dalam Amperemeter
Jawab :
Tahanan dalam amperemeter secara teori sangatlah kecil idealnya adalah 0
Seperti perhitungan berikut :
 Untuk R = 47 Ohm
 Vdc = 12 V
𝑽 𝟎, 𝟑
𝑹𝑨 = = = 𝟏, 𝟐𝟓 𝛀
𝑰 𝟎, 𝟐𝟒
 Vdc = 10 V
𝑽 𝟎, 𝟑𝟓
𝑹𝑨 = = = 𝟏, 𝟔𝟕 𝛀
𝑰 𝟎, 𝟐𝟏
 Vdc = 5 V
𝑽 𝟎, 𝟏𝟏𝟕
𝑹𝑨 = = = 𝟏, 𝟐𝟔 𝛀
𝑰 𝟎, 𝟎𝟗𝟐𝟓

 Untuk R = 220 Ohm


 Vdc = 12 V
𝑽 𝟎, 𝟎𝟔𝟔
𝑹𝑨 = = = 𝟏, 𝟐 𝛀
𝑰 𝟎, 𝟎𝟓𝟓
 Vdc = 10 V
𝑽 𝟎, 𝟎𝟓𝟓
𝑹𝑨 = = = 𝟏, 𝟐 𝛀
𝑰 𝟎, 𝟎𝟒𝟓
 Vdc = 5 V
𝑽 𝟎, 𝟎𝟗𝟐
𝑹𝑨 = = = 𝟒, 𝟏 𝛀
𝑰 𝟎, 𝟎𝟐𝟐𝟓

2. Tentukan tahanan dalam Voltmeter


Jawab :
Tahanan dalam Voltmeter secara teori sangat besar idealnya tak terhingga ~
Seperti perhitungan berikut :
 Untuk R1 = 820 Ohm , R2 = 680 Ohm , R3 = 820 Ohm dan V = 12 Volt
𝑽𝒅𝒄
𝑽𝟐 = 𝑰 × 𝑹𝒅 = × 𝑹𝒅
𝑹𝟐 + 𝑹𝟑 + 𝑹𝒅
𝟏𝟐
𝟏𝟑 = × 𝑹𝒅
𝟔𝟖𝟎 + 𝟖𝟐𝟎 + 𝑹𝒅
𝟏𝟐
13 = 𝟏𝟓𝟎𝟎+𝑹𝒅 × 𝑹𝒅
𝟏𝟑(𝟏𝟓𝟎𝟎 + 𝑹𝒅) = 𝟏𝟐𝑹𝒅

9
𝟏𝟗𝟓𝟎𝟎 + 𝟏𝟑𝑹𝒅 = 𝟏𝟐𝑹𝒅
𝑹𝒅 = 𝟏𝟗𝟓𝟎𝟎 Ω

 Untuk R1 = 820 Ohm , R2 = 330 kΩ , R3n = 270 kΩ, Ohm dan V = 12 Volt
𝑽𝒅𝒄
𝑽𝟐 = 𝑰 × 𝑹𝒅 = × 𝑹𝒅
𝑹𝟐 + 𝑹𝟑 + 𝑹𝒅
𝟏𝟐
𝟏𝟑 = × 𝑹𝒅
𝟑𝟑𝟎𝒌 + 𝟐𝟕𝟎 + 𝑹𝒅
𝟏𝟐
𝟏𝟑 = × 𝑹𝒅
𝟔𝟎𝟎𝒌 + 𝑹𝒅
𝟏𝟑(𝟔𝟎𝟎𝒌 + 𝑹𝒅) = 𝟏𝟐𝑹𝒅
7800k + 13 Rd = 12 Rd
Rd = 7800k

10
G. Kesimpulan
1. Berdasarkan analisa data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa untuk
menentukan hambatan dalam amperemeter dapat digunakan cara pengukuran
langsung dengan menggunakan voltmeter dimana amperemeter dan voltmeter
dipasang secara paralel.
2. Kedua hambatan dalam pada Amperemeter dan Voltmeter memiliki prinsip yang
sama yakni berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan arus
tersebut
3. Dari percobaan di atas dapat kita ketahui bahwa hambatan dalam pada Ampermeter
DC secara hasil perhitungan hasil percobaan dengan secara hampir sama yakni sangat
kecil idealnya 0
4. Untuk tahanan dalam voltmeter secara hasil perhitungan hasil percobaan dengan
teorinya hampir sama yakni sangat besar atau idealnya tak terhingga

H. Daftar Pustaka
http://syifarifianti.blogspot.co.id/2014/04/voltmeter-dan-amperemeter.html
https://www.slideshare.net/kincun/hambatan-dalamamperemeterdanvoltmeter

11

Anda mungkin juga menyukai