Anda di halaman 1dari 58

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Oleh
Achmad Hardito

POLITEKNIK NEGRI SEMARANG


2009

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN


DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN ........................................................................................

Pengertian Alat Ukur Dan Pengukuran .....................................................................

Pengelompokan Alat Ukur ........................................................................................

2. SISTEM DIMENSI SATUAN DAN STANDAR .........................................

Satuan Sistem International .......................................................................................

Analisa Dimensi ........................................................................................................

Besaran-Besaran Listrik Standar ...............................................................................

3. KESALAHAN DALAM PENGUKURAN ..................................................

Jenis-Jenis Kesalahan ................................................................................................

Perhitungan Kesalahan Sistematis .............................................................................

10

Penjulahan dua komponen atau lebih ........................................................................

10

Pengurangan ..............................................................................................................

12

Perkalian ...................................................................................................................

13

Pembagian .................................................................................................................

14

Hubungan Parallel .....................................................................................................

14

4. ALAT UKUR ...............................................................................................

15

Alat Ukur Azas Kumparan Putar ...............................................................................

15

Mekanisme Kumparan Putar magnet Permanen .......................................................

18

5. AMPERMETER DAN VOLTMETER DC .................................................

22

Ampermeter ..............................................................................................................

22

Voltmeter ...................................................................................................................

23

Shunt Aryston ............................................................................................................

26

Cara Menentukan Skala Pada Voltmeter Dan Ampermeter .......................................

29

Redaman Dan Pergerakan .........................................................................................

31

Ohm Meter ................................................................................................................

33

6. ALAT UKUR AZAS BESI PUTAR .............................................................

35

Konstruksi Dan Prinsip Kerja ....................................................................................

35

Ampermeter Dan Voltmeter ......................................................................................

37

Sebagai Ampermeter .................................................................................................

37

Sebagai Voltmeter .....................................................................................................

39

7. ALATUKUR AZAS BESI PUTAR ..............................................................

41

8. ALAT UKUR AZAS INDUKSI ...................................................................

44

ii

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN


Tipe Ferasis ...............................................................................................................

45

Tipe Shaded pole ......................................................................................................

49

9. WATTMETER ..............................................................................................

50

10. KWH-METER ............................................................................................

51

KATA PENGANTAR

iii

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Dengan mengucap syukur kepada allah SWT, atas segala kemudahan dan keridhoanya sehingga
kami bisa menyelesaikan buku ALAT UKUR DAN PENGUKURAN pada program studi di
jurusan Teknik Elektro Politeknik Negri Semarang. Dengan selesainya penyusunan buku ini
diharapkan bisa memberikan sumbangan dan memperkaya perbendaharaan pada perpustakaan di
Politeknik Negri Semarang, Serta dengan buku ini akan memberi kemudahan kepada mahasiswa
dalam mencari buku referensi yang tepat.
Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada teman-teman pengajar atas masukan dan kritik
serta bantuannya untuk menambahkan beberapa materi sehingga buku ini menjadi lebih kaya
akan ilmu pengetahuan.
Akhirnya penulis ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak terutama
kepada : Allah SWT, Istri dan Anak2 ku yang tercinta, Teman-teman dosen dan mahasiswa yang
telah medorong semangat untuk menjadikan buku ini ada.

Penulis

iv

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

1.

PENDAHULUAN.

1.1. Pengertian alat ukur dan pengukuran.


Pengukuran adalah suatu perbandingan antara suatu besaran dengan besaran lain yang
sejenis secara eksperimen dan salah satu besaran dianggap sebagai standar. Dalam
pengukuran listrik terjadi juga pembandingan, dalam pembandingan ini digunakan
suatu alat bantu (alat ukur). Alat ukur ini sudah dikalibrasi , sehingga dalam
pengukuran listrikpun telah terjadi pembandingan. Sebagai contoh pengukuran
tegangan pada jaringan tenaga listrik dalam hal ini tegangan yang akan diukur
diperbandingkan dengan penunjukan dari voltmeter.
Pada pengukuran listrik dapat dibedakan dua hal:
a. Pengukuran besaran listrik, seperti arus (ampere), Tegangan (Volt), Daya Listrik
(watt), dll
b. Pengukuran besaran nonlistrik, seperti suhu, kuat cahaya, tekanan dll.
Dalam melakukan pengukuran pertama harus ditentukan cara pengukurannya. Cara dan
pelaksanaan pengukuran itu dipilih sedemkian rupa sehingga alat ukur yang ada dapat
digunakan dan diperoleh efisiensi setinggi tingginya. Jika cara pengukuran dan alatnya
sudah ditentukan , penggunaanya harus dengan baik pula. Setiap alat harus diketahui
dan diyakini cara kerjanya. Dan harus diketahui pula apakah alat alat yang akan
digunakan dalam keadaan baik dan mempunyai kelas ketelitian sesuai dengan
keperluannya.
Alat ukur listrik yaitu peralatan yang memungkinkan untuk mengamati besaran-besaran
listrik, instrumentasi perlu dipelajari agar dalam pemakaian tidak terjadi kesalahan dan
yang perlu diperhatikan dalam pengukuran adalah:
-

Alat ukur tidak boleh membebani/mempengaruhi yang diukur atau disebut


mempunyai impedansi masuk yang besar.

Mempunyai keseksamaan yang tinggi, yaitu alat harus mempunyai ketepatan dan
ketelitian yang tinggi (mempunyai accuracy error dan precision error yang
tinggi).
1

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Mempunyai kepekaan (sensitifitas) yang tinggi, yaitu batas input signal yang
sekecil-kecilnya sehingga mampu membedakan gejala-gejala yang kecil.

Mempunyai stabilitas yang tinggi sehingga menolong dalam pembacaan dan


tidak terganggu karena keadaan yang tidak dikehendaki.

Kemampuan baca (realibilitas) yang baik, hal ini banyak tergantung dari skala
dan alat penunjukan serta piranti untuk menghindari kesalahan paralak.

Kemantapan (reabilitas) alat tinggi, yaitu alat yang dapat dipercaya


kebenarannya untuk jangka waktu yang lama.

Hal-hal yang penting diperhatikan pada pengukuran listrik


Cara pengukuran harus benar
Pada pengukuran listrik terdapat beberapa cara Pilih cara yang ekonomis.
- Alat ukur, harus dalam keadaan baik
- Secara periodic harus dicek (kalibrasi)
- Penyimpanan, transportasi alat harus diperhatikan.
- Operator (orang) harus teliti.
- Keadaan dimana dilakukan penelitian harus diperhatikan.
- Jika diperlukan laporan, maka pencatatan hasil pengukuran perlu mendapatkan
perhatian.
- Untuk catatan digunakan buku tersendiri
- Gunakan FORMULIR tetentu

1.2. PENGELOMPOKAN ALAT UKUR

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

TIK :

Dalam pengelompokan ini untuk memudahkan pengaturan pemakaian,


penyimpanan dan keperluan-keperluan lain. Memudahkan dalam tertib
administrasi.

Alat ukur dikelompokan menjadi beberapa macam antara lain:


Menurut macam arus:
a. Arus searah (DC)
b. Arus bolak balik (AC)
c. Arus AC dan DC
- Menurut Instrumen sebagai pengukur besaran:
a. Amper meter
b. Volt meter
c. Ohmmeter
d. Wattmeter
e. Frequensimeter
f. Cos meter
Menurut Azas kerja
g. Analog : Kumparan putar, elektrodinamis, besi putar, induksi, elektrostatis dll
h. Digital : Mekanik, Elektronik.
Menurut Sifat penggunaan
i. Portable
j. Papan hubung (tetap)
k. Menurut kecermatan pemakaian

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

l. Instrumen presisi : biasa digunakan dalam laboratorium.


m. Instrumentasi praktis: kerja lapangan, reparasi,industri.
2.

SISTEM DIMENSI SATUAN DAN STANDAR

TIK : Mahasiswa diharapkan tidak akan terjadi kekeliruan dalam menuliskan satuan dari
besaran dan diharapkan dengan mengetahui satuan maka tidak terjadi kesalahan
penggunaan rumus.
2.1. Satuan Sistem International
Alat ukur adalah alat yang dapat digunakan untuk mendapatkan/mengetahui hasil
perbandingan antara suatu besaran/ukuran yang ingin diketahui dengan standar yang
dipakai. Fungsi penting dari alat ukur baik alat ukur listrik maupun mekanik adalah
untuk mengetahui nilai yang telah ditentukan sebagai batasan layak atau tidaknya
peralatan/jaringan akan dioperasikan.
Dalam pengukuran kita membandingkan suatu besaran dengan besaran standar sehingga
dalam pengukuran perlu mengetahui besaran, satuan dan dimensi
- Besaran dasar: besaran yang tidak tergantung dengan besaran lain
- Besaran turunan: besaran yang diturunkan dari besaran dasar . jadi merupakan
kombinasi dari besaran dasar.
- Besaran pelengkap: besaran yang diperlukan untuk membentuk besaran
turunan.
Tabel-1 Besaran Dasar Dan Satuan International

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Tabel-2 Perkalian Faktor 10 (satuan SI)

2.2. Analisa Dimensi


Besaran-besaran mekanis dapat dinyatakan dalam tiga bentuk besaran : massa, panjang,
dan waktu. Besaran-besaran lainnya merupakan kombinasi antara tiga besaran satuan
mekanis dasar sebagai contoh adalah:
[V] = [L] / [T] Dalam persamaan ini:
V menyatakan dimensi kecepatan
L menyatakan dimensi panjang
T menyatakan dimensi waktu

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Pernyataan diatas menyatakan bahwa kecepatan dapat dihasilkan dari pembagian


panjang dan jarak terhadap waktu.
Besaran muatan listrik [Q] dapat dinyatakan sebagai besaran dimensi dasar ke empat
dari urutan [M], [L], [T]. dari keempat dimensi dasar diatas maka dapat dikembangkan
dimensi besaran lainnya sebagai contoh:
- Gaya [F]

= [M] x [percepatan]
= [M] x [L] / [T]2
= [M L T-2 ] dengan satuan Kg.m/detik2 atau Newton.

-Kerja/usaha

[W] = [F] x [jarak]


= [MLT-2] x [L]
= [ML2T-2] dengan satuan Kg m2 / dt2 atau Joule atau Nm.

- Arus [I]

= [Q]/[T]
= [QT-1] dengan satuan Coulomb/detik atau Amper.

-Perbedaan Potensial [V] = [W]/[Q]


= [ML2T-2]/[Q]
= [ML2T-2Q-1] dengan satuan Kg m2 /dt2 Coulomb atau Volt.
Tabel-3. Besaran Dasar Dan Satuan Internasional

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Latihan soal
1.

Tahanan [R] = [V]/[I]

2.

Daya [P] = [W]/[T]

3.

Flux magnetic [] = [V] x [T]

4.

Induktansi = [V]/[I]/[T]

5.

Gaya Pemagnitan [H] = [I]/[L]

6.

Induktansi [C] = [Q]/[V]

2.3. Besaran-besaran Listrik Standar


Amper : adalah besarnya arus listrik dalam tiap kawat lurus dengan panjang tak terbatas
serta sejajar pada jarak pisah satu meter, dimana timbul gaya sebesar 2x10 -7
Newton pada setiap meter kawat yang terletak pada ruang vakum.
Volt

: Perbedaan potensial listrik antara dua titik dari suatu kawat penghantar yang
dialiri arus konstan sebesar satu amper, jika daya yang didisipasikan antara dua
buah titik tersebut sebesar satu watt.

Ohm

: Tahanan listrik antara dua buah titik dari suatu penghantar dimana terdapat
perbedaan potensial yang konstan sebesar satu Volt dan besar arus yang
mengalir dalam penghantar tersebut sebesar satu amper, dimana penghantar
tersebut tidak berada dalam gaya gerak listrik (ggl).

Coulomb : Adalah besaran muatan listrik yang dipindahkan selama satu detik oleh arus
sebesar satu amper.
Farrad : Kapasitansi dari suatu kapasitor yang terbuat dari dua buah plat, diantara plat
muncul beda tegangan satu volt jika ia dimuati muatan listrik sebesar satu
coulomb.

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Weber : Adalah fluximagnetig yang terbentuk dalam sebuah kumparan dengan satu
lilitan yang menghasilkan gaya gerak listrik dalam kumparan tersebut sebesar
satu volt dengan laju penurunan fluksi menuju nol secara uniform dalam satu
detik.
Tesla

: Adalah kerapatan fluksi dari fluksi magnet yang besarnya satu weber setiap
luasan dalam m2 (1 Wb/m2).

Tabel-4. Konstanta Fisik

Besaran

Simbol

Nilai

Unit Mks

Unit Cgs

10 8 m/sec

10 10 cm/sec

1,6021917

10 19 C

10 20 emu

4,803250

10 10 esu
10 12 erg

Kecepatan cahaya

2,9979250

Muatan electron

Electron volt

1,602197

10 19 J

Ekivalen dengan

2,41717659

10 14 Hz

Ekivalen dengan

8,065465

105m-1

Ekivalen dengan

1,160485

104K

Konstanta Plank

6,626196

10-34 J-sec

10-27 erg-sec

-1(hc/2e)

h/e

4,135708

10-15 J-sec

10-7 erg-sec/emu

Bilangan Avogadro

6,022169

1026 kmole-1

1023 mole-1

Satuan masa atom

Amu

1,660531

10-27 Kg

10-24 g

Masa diam electron

me

9,109558

10-31 Kg

10-28 g

10 3 cm 1

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Masa diam proton

me *

5,485930

10-4 amu

10-4 amu

mp

1,672614

10-27 Kg

10-24 g

mp *

1,00727661

amu

amu

1011 c/kg

107 emu/g

Perbandinan masa
Proton dengan

1,836.109
Mp/me

Masa elektron
Perbandingan
Muatan elektron

e/me

1,7588028

Dengan masanya
1017esu/g

5,272759 .
Kuantum fluksi
2,067854

10-15 T/-m2

10-7 G-cm2

1,380662

10-23 J/K

10-16 erg/K

k/e

8,617087

10-5 V/K

6,6732

10-11 N-m2/kg2

Magnet
Konstanta Boltzmann

Konstanta Gravitasi

10-8 dyncm2/kg2

3. KESALAHAN DALAM PENGUKURAN


TIK : Dapat menyebutkan dan menjelaskan jenis jenis kesalahan dalam alat ukur dan
pengukuran.
3.1. Jenis-Jenis Kesalahan:
a. Kesalahan-kesalahan umum ( gross-error ) diakibatkan oleh kesalahan manusia dalam
pembacaan alat ukur, setting alat ukur, salah menaksir dan alat yang tidak sesuai.
9

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

b. Kesalahan-kesalahan sistematis ( systematic-error ) adanya kekurangan dalam


instrument dan lingkungan.
c. Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja/acak ( Random-error) penyebab kesalahan
ini tidak dapat secara langsung diketahui. Kesalahan ini bisa disebabkan oleh
perubahan parameter yang mendadak.
Kesalahan pada alat ukur umumnya dinyatakan dalam klas ketelitian yang dinyatakan
dengan klas 0,1, 0,5, 1.0 dst . Alat ukur dinyatakan mempunyai ketelitian klas 0.1 bila
kesalahan maksimum ialah 1 % dari skala penuh efektif. Tergantung dari besar
kecilnya ketelitian tersebut alat-alat ukur dibagi menjadi:
- Alat cermat atau presisi, alat ukur dengan ketelitian tinggi (< 0,5%).
- Alat kerja, alat ukur dengan ketelitian menengah ( 1- 2%)
- Alat ukur kasar, alat ukur dengan ketelitian rendah ( 3%)

Tabel-5. Klas Ketelitian Alat Ukur Dan Penggunaanya

10

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

3.2. Perhitungan Kesalahan Sistematis


3.2.1. Penjumlahan Dua Komponen Atau Lebih
Misal dalam penghitungan hasil akhir adalah Y, dimana hasil akhir tersebut merupakan
jumlah dari hasil pengukuran yang terdiri dari tiga hasil pengukuran U, V, dan W yang
masing masing mempunyai kesalahan U, V, W
Hasil Nominalnya Y = U+V+W,
harga maksimum yang mungkin adalah: Y = U+U+V+V+W+W
dan harga minimumnya adalah Y = U-U+V-V+W-W ; sehingga kesalahan Y
Y

= (U+V+W) ; Kesalahan ini disebut kesalahan mutlak.

Y/Y = (U+V+W)/ (U+V+W) x 100% ; Kesalahan ini disebut kesalahan relatif.


= (U/Y + V/Y + W/Y ) x 100% ; masing masing komponen.
Contoh:
Dikatahui:
R1= 1000 5%, R2= 2K2 10% , R3= 3K3 5%
Tentukan : a. kesalahan mutlak RT
11

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

b. Kesalahn relative RT
a. Kesalahan mutlak/absolud RT ; R = ( R1 + R2 + R3 )
= ( 5% x 1000 + 10% x 2200 + 5% x 3300 )
= ( 50 + 220 + 165 )
= 435
b. Kesalahan relative RT ; R/R = (435 / 6500 ) x 100 % = 6,7 %
Latihan:
1. Ampermeter A1 = 50 mA 5% (BU : 50 mA)
A2 = 100 mA 5% (BU : 100 mA)
Hitung arus total beserta kesalahan mutlak dan relatifnya?
2.

Voltmeter

V1 = 100 volt 5% (BU : 100 V)

V2 = 200 volt 10% (BU : 200 V)


Hitung tegangan sumber beserta kesalahannya ?
3.2.2. Pengurangan
Y= U V
Ymak = ( U + U ) ( V V )
= ( Umak - Vmin)
Ymin = ( U U ) ( V + V )
= Umin V mak
Maka : Y = ( U + V )
CONTOH
1).

A1 : 100 mA 5% (BU : 100 mA0


A2 : 50 mA 5%% (BU : 50 mA)
12

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN


I

Hitung I & I rel.


Jawab: I
I

= I 1 I2
= (I1 + I2)
= (5% x 100 mA + 5% x 50 mA)
= (5 + 2,5) = 7,5 mA

I
7,5mA
7,5mA

x100% 15%
I
(100 50)mA 50mA

2).

V5 terbaca 9 volt dan V1 = 5 volt


V5 dengan batas ukur 12 volt klas 2%
V1 dengan batas ukur 12 volt klas 1%
Tentukan kesalahan mutlak dengan relative V2 nya.
Jawab:
Kesalahan mutlak V2

= (V3 + V1)
= (2% x 12 v + 1% x 12v)
= 0,36 volt

Kesalahan relative

V2
0,36

x100% 9%
V2
9,5

3.2.3 Perkalian
Y=UV

dimana :

U U, V V

Ymak = Y + Y = ( U + U ) ( V + V )
= UV + UV +VU + UV diabaikan
Ymin = (U U ) ( V V)
13

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

= UV UV VU + UV diabaikan
Jadi Y

= ( UV + VU)

Y/Y = ( U/U + V/V) x 100%


= ( U relative + V relative )
CONTOH
Ampermeter BU : 10 mA, klas 5%, terbaca 10 mA
Voltmeter BU : 100 V, klas 5%; terbaca 100 volt.
Dit:

a). Absolut error dayanya


b). Relatif error dayanya

Jawab:
P VT 100 x10.10 3 1 watt

a) P = (VI + IV)
= (100 volt x 5% x 10.10-3 + 10.10-3A x 5% x 100V)
= (0,05 watt + 0,05 W) = 0,1 watt
b)

P
0,1
100% 10%
P
I

3.2.4.PEMBAGIAN
Y

U U
U

V
V

U UV

V2
V
Y
U V

Y
V
U

3.2.5.HUBUNGAN PARALLEL

14

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Rumus umum : Z

Z
7
X
Y
X
dy

Dimana:
z

: f (x, y)

: kesalahan mutlak z

: kesalahan mutlak x

: kesalahan mutlak y
z/y: diferesiasi parsial terhadap x yang dianggap konstan

y/z : diferesiasi parsial terhadap y yang dianggap konstan

4.
TIK:

ALAT UKUR
-Mahasiswa dapat menyebut bagian bagian dari kumparan putar.
-Mahasiswa dapat menjelaskan cara kerja kumparan putar.

4.1. Alat Ukur Azas Kumparan Putar


4.1.1. Prinsip Kerja
Yang dimaksud alat ukur kumparan putar adalah alat ukur yang bekerja atas dasar
prinsip dari adanya kumparan listrik yang ditempatkan pada beban magnet yang berasal
dari suatu magnet permanent .
Didalam alat ukur kumparan putar terdapat magnet permanent, yang mempunyai kutubkutub diantaranya ditempatkan disuatu silinder inti besi yang menyebabkan dicelah
udaranya terbentuk medan magnet yang rata, masuk kekutub-kutub tersebut kedalam
silinder secara radial sesuai dengan arah panah pada gambar. Dicelah udara ditempatkan
kumparan putar yang berputar melalui sumbu tiang poros.
Bila arus tidak diketahui besarnya mengalir melalui kumparan tersebut, suatu gaya
elektromagnetik f yang mempunyai arah tertentu akan dikenakan pada kumparan putar
15

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

sebagai hasil interaksi antara arus dan medan magnet. Arah gaya f ditentukan menurut
hukum tangan kiri Fleming, momen gerak ini diimbangi dengan momen lawan dari
pegas dan posisi seimbang statis di tunjukan oleh jarum pada skala ukurnya.

Gambar-1. Alat ukur kumparan putar

Gambar-2. Prinsip kerja meter

Keterangan gambar-1:
1. Magnet tetap 2. Kutub sepatu 3. Inti besi lunak 4. Kumparan putar 5. Pegas spiral
6. Jarum petunjuk 7. Rangka kumparan 8. Tiang poros.
prinsip yang mengatur cara kerja diterapkan secara sama terhadap jenis yang lebih baru
yakni mekanisme kumparan putar magnet permanen (PMMC, Permanent Magnet
Moving-coil Mechanicm).
F= BNIl (Newton)
TD = 2 BNI l d/2 (Newtonmeter) => Deflection Torque (torsi simpangan)
= 2 BNI l d = BNIA
TD = BNIA (Nm).
Persamaan diatas menunjukan bahwa torsi yang dibangkitkan berbanding lurus dengan
kerapatan fluksi medan di dalam mana kumparan berputar, arus dalam kumparan dan
konstanta-konstanta kumparan (luas dan jumlah lilitan). Karena kerapatan fluksi dan
luas kumparan merupakan parameter-parameter yang tetap bagi sebuah instrument, torsi
yang dibangkitkan merupakan indikasi langsung dari arus di dalam kumparan. Torsi ini

16

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

menyebabkan defleksi (penyimpangan) jarum ke keadaan tetap ( Steady state) yang


dimana diimbangi oleh torsi pegas pengontrol.
Tc = k dimana k= konstanta pegas
= sudut rotasi
Pada kondisi seimbang ( jarum berhenti => 0 ) Tc = TD
K 0 = BNIA
0 = BNIA/k => BNA = Konstan
Jika BNA/k = k i
Jadi 0 = ki I skala linier 0 I
Persamaan tersebut juga menunjukan bahwa perencanaan hanya dapat mengubah nilai
torsi pengatur dan jumlah lilitan kumparan guna mengukur suatu arus skala penuh.
Umumnya luas kumparan praktis adalah antara 0,5 sampai 2,5 cm 2, sedang kerapatan
fluksi pada instrument-instrumen modern berkisar antara 1500-5000 gauss (0,15 0,5
Wb/m2). Jadi, tersedia pilihan mekanisme yang banyak bagi perencanaaan yang
memenuhi terhadap pemakaian dalam pengukuran.
Contoh :
Milliamper azas kumparan putar menngunakan kumparan berbentuk bujur sangkar
dengan sisi 1,5 Cm. Besar medan magnit dalam celah udara ( kerapatan fluk) = 0,04
Tesla. Banyaknya lilitan 100
a. Tentukan torsi simpangan/penggerak jika arus konstan pada kumparan
sebesar 1mA?
b. Jika perderajad rotasi , pegas menghasilkan torsi control 7,5 x 10
Hitung sudut rotasi dari soal diatas ?
Jawab:
B = 0,04 T

A = 1,5 x 1,5 Cm2 = 2,25 10-4 m2


17

-9

Nm.

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

I = 1 mA = 1. 10-3 A

N = 100 lilitan

a. TD = BNIA
= 0,04 x 100 x 1.10-3 x 2,25 10-4
= 9 10-7 Nm.
b. 1o ~ Tc = 7,3 10-9 Nm ~ k = 7,5 10-9 Nm/10
Tc = Td = k 0 ~ 0 = TD/k = 9 10-9 Nm / 7,510-9 Nm/10
0 = 9 10-7/ 7,5 10-9 x 10 = 1200

Latihan:
1. Voltmeter kumparan putar memberikan arus simpangan skala penuh I fs = 5 mA,
N=100, A= 3x 2,5 cm2 . Torsi control untuk full scale deflection = 4,9 10-5 Nm .
Hitung kerapatan flux pada celah udara ?
2. Instrumen azas kumparan putar dipakai sebagai voltmeter mempunyai coil 150
belitan dengan lebar 4 cm dan panjang 4 cm. Kerapatan flux pada celah 0,12
Wb/m2. Hitung torsi simpangannya jika untuk membaca pada skala penuh 300V.
Tahanan total instrument 200 k.
3. Voltmeter kumparan putar menghasilkan simpangan skala penuh 44 0 , pegas
pengontrol menghasilkan torsi 18 10-7 Nm/ 10, Jika jumlah belitan 100, luas coil
= 3x3 cm2 dan kerapan flux 0,08 wb/m2 . Berapakah besarnya arus pada
kumparan tersebut?
4.2. Mekanisme Kumparan Putar Magnet Permanen
Gerakan dasar kumparan putar magnet permanen yang di tunjukan pada gambar 1 sering
disebut gerak dArsonval. Desain ini memungkinkan magnet besar di dalam suatu ruang
tertentu dan digunakan bila diinginkan fluksi paling besar didalam senjang udara. Dia
adalah instrument dengan kebutuhan daya yang sangat rendah dan arus yang kecil yang
penyimpangan skala penuh (full scale deflection).
18

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Gambar-3 Mekanisme Kumparan Putar Luar


Pengamatan terhadap gambar-3 menunjukan sebuah magnet permanen berbentuk sepatu
kuda dengan potongan-potongan kutub besi lunak yang menempel kepadanya. Antara
potongan-potongan tersebut terdapat sebuah silinder besi lunak yang berfungsi untuk
menghasilkan medan magnet yang serba sama (homogen) di dalam senjang udara antara
kutub-kutub silinder. Kumparan dililitkan pada sebuah kerangka logam ringan dan
dipasang sedemikian hingga dapat berputar secara bebas didalam senjang udara. Jarum
penunjuk yang dipasang dibagian atas kumparan bergerak sepanjang skala yang telah
terbagi-bagi dan menunjukan defleksi sudut kumparan dan berarti menunjukan arus
melalui kumparan tersebut.
Bagian terbentuk Y adalah pengatur nol (zero adjust) dan dihubungkan di ujung pegas
pengatur depan (front control spring). Sebuah pasak eksentrik (accentricpin). Yang
menembus kotak instrument memegang bagian bebentuk Y tersebut sehingga posisi nol
jarum dapat diatur dari luar. Dua pegas konduktif (conductive sping) dari fosfor
perunggu yang umumnya berkekuatan sama, menghasilkan gaya terkalibrasi untuk
melawan torsi kumparan putar. Prestasi pegas yang konstan diperlukan untuk
mempertahankan ketelitian instrument. Ketebalan pegas diperiksa secara presisi untuk
mencegah kondisi pegas yang permanen (elastisitasnya hilang). Arus disalurkan dari
dan ke kumparan oleh pegas-pegas pengatur.

19

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Gambar-4 perincian sebuah kumparan putar pada gerak magnet permanan


Keseluruhan system yang berputar dibuat setimbang statis oleh tiga buah beban
keseimbangan (balance wight) untuk semua posisi penyimpangan(defleksi) seperti
ditunjukan gambar-3. Jarum, pegas dan titik putar (pivot) dirakit ke peralatan kumparan
dengan menggunakan alas titik putar dan sebuah elemen kumparan yang dapat berputar
disangga oleh jewel bearing. Beberapa system bantalan yang berbeda ditunjukan
pada Gambar-5.

Gambar-5. Perincian bantalan-bantalan instrument


(a) bantalan jewel berbentuk V
(b) bantalan jewel tipe spring back
20

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Jewel berbentuk V seperti ditunjukan pada gambar 5(a) dipakai secara umum dalam
bantalan-bantalan intrumen. Titik putar, bantalan dalam lubang di dalam beban mekanis
dan getaran yang aklan dialami oleh instumen. Jari-jari lubang di dalam jewel sedikit
lebih besar dari jari-jari titik putar, sehingga permukaanya mengalami kontak berbentuk
lingkaran hanya beberapa micron jauhnya. Desain jewel V dalam gambar-5 (a)
mempunyai gesekan yang paling kecil diantara semua bantalan praktis. Walaupun
elemen instrument yang berputar dirancang seringan mungkin, luas permukaan kontak
antara titik putar dan jewel menghasilkan tegangan dalam orde 10 kg/ mm 2 . Jika berat
elemen yang berputer masih bertambah lagi, permukaan yang kontaqk tidak akan
bertambah secara sebanding sehingga regangan pun lebih besar. Regangan yang
dihasilkan oleh percepatan yang relatif sedang (seperti suara berisik) dapat berakibat
merusak titik putar. Instrumen-instrumen yang dilindungi secara khusus (dibuat kokoh)
menggunakan bantalan jewel dengan pegas penahan (incobloc) seperti ditunjukan pada
gambar-5(b). Dia ditempatkan pada posisi normalnya oleh pegas dan bebas bergerak
secara aksial bila mekanisme ini makin sering mengalami goncangan.
Tanda-tanda skala pada instrument dasar PMMC biasanya terpusah secara linier sebab
torsi berbanding langsung dengan arus kumparan. Berarti instrument dasar PMMC
merupakan peralatan DC yang pembacaannya linier. Gaya yang dibutuhkan oleh gerak
dArsonval secara menakjubkan adalah kecil nilainya adalah 25 mikron Watt. Umumnya
ketelitian instrument ini adalah oerde 2 - 5% pembacaan scala penuh.
Jika arus bolak balik frekuensi rendah dialirkan ke kumparan putar, penyimpangan
jarum akan naik selama setengah periode berikutnya. Tanda frekuensi jala-jala (60Hz)
dan yang lebih besar, jarum tidak mampu mengikuti pertukaran arah yang cepat
sehingga akan bergetar ringan sekitar harga nol. Dengan demikian, instrument PMMC
tidak sesuai untuk pengukuran arus bolak-balik, kecuali arus tersebut disearahkan
sebelum memasukannya ke kumparan.
Sistem magnetic didalam mana magnetnya sendiri berfungsi sebagai inti (core) magnet.
Magnet-magnet ini memiliki keuntungan yang nyata yaitu relative tidak terpengaruh
oleh medan-medan magnet luar, meniadakan efek shunt magnetic dalam kontruksi panel
baja sehingga beberapa alat ukur yang bekerja berdekatan dapat saling mempengaruhi
pembacaan masing-masing tanpa adanya gangguan. Kebutuhan akan pelindung
21

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

magnetic (shielding) dalam bentuk selubung besi, juga ditiadakan dalam konstuksi
magnet inti. Perincian dari alat ukur magnet ini dengan pelindung sendiri ditunjukan
dalam gambar-6.

Gambar-6 Detail konstruksi dari mekanisme kumparan putar magnet inti


(a) Magnet dengan sepatu kutubnya dikelilingi oleh yoke
(b) Gerak yang telah dirakit
(c) Pandangan potongan yoke, inti dan sepatu kutub
Pelindung yang dimiliki sendiri menjadikan mekanisme magnet ini sangat bermanfaat
terutama dalam pemakaian pesawat udara dan ruang angkasa, tempat sejumlah
instrument harus dipasang saling berdekatan satu sama lain. Sebuah contoh cara
pemasangan ini ditemukan pada indicator jarum silang (cross printer) sebanyak lima.
Mekanisme berada di dalam satu selumbung untuk membentuk satu-kesatuan peragaan.
Jelas, peniadaan selubung-selubung besi dan penurunan beban yang sesuai merupakan
keuntungan besar bagi

instrument-instrumen pesawat udara dan ruang angkasa.

Laihan soal
1. Sebutkan bagian bagian dari kumparan putar. Gambar dan beri keterangan !
2. Jelaskan cara kerja dari kumparan putar!

22

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

5. AMPERMETER DAN VOLTMETER DC


5.1. Ampermeter.

Gambar-7a. Gulungan Kumparan

Gambar-7b Gulungan kumparan


Setelah dialiri arus

Gerakan dasar dari sebuah ampermeter

arus searah adalah galvanometer. Karena

gulungan kmparan dari sebuah gerakan dasar adalah kecil dan ringan seperti gambar-7a
kemampuan kumparan dialiri arus besarnya Ifs maka juga mampu diberi tegangan
sebesar Vfs besarnya Vfs= Ifs x Rd seperti gambar-7b, bila yang akan diukur adalah arus
besar maka diperlukan sebuah tahanan untuk mengalirkan arus tersebut, tahanan
tersebut disebut tahanan Shunt terlihat pada gambar-7c.

Gambar-7c Diagram rangkaian perluasan pada Ammeter


Tahanan shunt dapat ditentukan dengan menerapkan analisa rangkaian konvensional
terhadap gambar-7c. Karena tahanan shunt parallel terhadap alat ukur (ampermeter).
Tahanan shunt yang digunakan dalam sebuah alat ukur bisa terbuat dari sebuah kawat
tahanan bertemperatur konstan yang ditempatkan didalam instrument atau sebuah shunt
luar (manganin atau konstantan) yang memiliki tahanan yang sangat rendah. Tahanan
shunt ini terdiri dari lempengan-lempengan bahan resistif yang disusun berjarak sama
dan masing-masing ujungnya dilas kesebuah batang tembaga besar dan berat. Bahan
23

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

tahanan ini mempunyai koefisien temperature yang sangat rendah dan memberikan
efektermolistik yang kecil terhadap tembaga.shunt luar jenis ini biasanya digunakan
untuk mengukur arus yang sangat besar.
Cara penyambungan dalam penggunaan ammeter dengan cara diseri dengan beban.
Seperti yang diperlihatkan pada gambar-7d.

Gambar-7d Cara pemasanagan alat Ammeter


5.2. Voltmeter.
Penambahan

sebuah tahanan seri atau pengali(multiplier), mengubah gerakan

dArsonval menjadi sebuah voltmeter arus searah, seperti ditunjukan pada gambar-5a.
Tahanan pengali membatasi arus searah mengukur beda potensial antara dua titik dalam
sebuah rangkaian arus searah dan dengan demikian dihubungkan parallel terhadap
sebuah sumber tegangan atau komponen rangkaian. Biasanya terminal terminal alat ukur
ini diberi tanda positif dan negative karena polaritas harus ditentukan.
Nilai tahanan pengali yang diperlukan akan memperbesar batas ukur tegangan.

Gambar-7e. rangkaian tahanan pengali pada voltmeter.

24

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Pada rangkaian gambar diatas :


Vfs = Ifs ( Rs + Rd) besarnya Rs = (Vfs Ifs Rd )/Ifs = Vfs /Ifs -Rd
Keterangan: Ifs = arus defleksi dari alat ukur
Rd = tahanan dalam alat ukur
Rs = tahanan pengali
Vfs = Tegangan rangkaian maksimum dari instrument
Biasanya untuk batas ukur sedang sampai 500 volt pengali dipasang didalam kotak
voltmeter. Untuk tegangan yang lebih tinggi, pengali tersebut dipasang pada sepasang
apitan kutub diluar kotak untuk mencegah kelebihan panas dibagian dalam kotak
voltmeter.
Untuk penggunaan voltmeter dengan cara memasang alat ukur secara parallel dengan
beban, seperti pada gambar-7f.

Gambar-6f. Cara penyambungan alat ukur voltmeter.


Contoh:
Alt ukur kumparan putar mempunyai kemampuan arus simpangan skala penuh (Ifs)
5mA dangan tahanan dalam dari kumparan sebesar 0,5 . Berapakah besarnya tahanan
yang diperlukan dan bagaimana cara menghubungkannya jika
a. Digunakan sebagai Ammeter dengan batas ukur 100 mA?
b. Digunakan sebagai Voltmeter dengan batas ukur 100 Volt ?
Jawab:
Ifs = 5 mA
25

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Rd = 0,5
Jadi

Vfs = Ifs x rd
= 5 mA x 0,5
= 2,5 mV

a. Sebagai ampermeter dengan BU 100 mA

Rsh = Vsh / Ish = 2,5 mV/ (I-Ifs)


= 2,5 mV/ 95 mA = 0,026
Atau Rsh = Rd/n-1
Rsh = 0,5 / ((100/5))-1= 0,5/19=0,026

b. Sebagai Voltmeter dengan BU = 100V


Rs=Vrs/Ifs= (V-Vfs)/Ifs= (100V-2,5mV)/5ma
= 99997,5V/5mA=19999,5
Atau
Rs=Rd(n-1)=0,5(100V/2,5mV-1)=0,5(40000-1)
Rs=19999,5

Latihan
1. Dari gambar dibawah, cari harga Rsh1 dan Rsh2 ?

26

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

2. Cari harga Rs1 dan Rs2?

5.3. Shunt Ayrton


Batas ukur sebuah ampermeter arus searah (dc) masih dapat diperbesar dengan
menggunakan sejumlah tahanan shunt yang dipilih melalui saklar rangkuman ( range
switch ). Alat ukur seperti ini disebut ampermeter rangkuman ganda (multirange
ammeter ). Alat ini ditunjukan pada gambar-9a. Rangkaian ini memiliki empat shunt
Ra,Rb,Rc dan Rd yang dihubungkan pararel terhadap alat ukur agar menghasilkan empat
belas ukur (rangkuman ) yang berbeda. Saklar S adalah sebuah saklar posisi ganda dari
jenis menyambung sebelum memutuskan (make-before-break), sehingga alat pencatat
tidak akan rusak, tidak terlindung dalam rangkaian tanpa sebuah shunt sewaktu
pengubahan batas ukur.
Shunt universal atau shunt Ayrton dalam gambar-8b mencegah kemungkinan pemakaian
alat ukur tanpa tahanan shunt. Keuntungan yang diperoleh adalah nilai tahanan total
yang sedikit lebih besar. Shunt aryton ini memberikan kemungkinan yang sangat baik
untuk menerapkan teori dasar rangkaian listrik dalam sebuah rangkaian praktis.

27

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Gambar-9a diagram skema amperemeter rangkuman ganda sederhana

Gambar-9b shunt universal atau Aryton


Contoh :
Rancangan sebuah shunt aryton yang menghasilkan amperemeter dengan batas ukur
(rangkuman) 1A, 5A dan 10A. gerakan dArsonval yang digunakan pada konfigurasi
gambar-12 mempunyai tahanan dalam Rm = 50 dan defleksi penuh 1mA.
Penyelesaian :
Pada batas ukur 1A; Ra + Rb + Rc pararel terhadap 50. Karena gerakan alat ukur
memerlukan 1 mA untuk defleksi penuh diperlukan shunt untuk mengalirkan arus
sebesar 1A 1mA = 999mA
Pada batas ukur 5A : Ra + Rb pararel terhadap Rc + Rm (50). Dalam hal ini arus 1 mA
akan mengalir melalui Rm + Rc dan 4999 mA melalui Ra + Rb sehingga di dapat :
Pada batas ukur 10 A : dalam posisi ini R a menjadi shunt dan Rb + Rc seri dengan RM.
Arus , melalui Rm adalah 1mA dan melalui shunt (Ra) adalah sisanya sebesar 9999mA.
Dengan mengulangi persamaan sebelumnya, diperoleh :
Dengan penyelesaian ketiga persamaan simultan ini (I,II dan III) diperoleh :
4,999 x (1) : 4,999 Ra + 4,999 Rb + 4,999 Rc = 250,2
28

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

(II) : 4,999 Ra + 4,999 Rb Rc = 50


Dengan mengurangkan (II) dari (I) diperoleh :
5,000 Rc = 200,2
Rc = 0,04004
Dengan cara sama,
9,999 x (I) : 9,999 Ra + 9,999 Rb + 9,999 Rc = 500,45
(III) : 9,999Ra Rb Rc = 50
Dengan kemungkinan (III) dari (1),diperoleh :
10,000 Rb + 10,000 Rc 450,45
Substitusikan harga Rc yang telah diperoleh ke dalam persamaan ini memberikan :
10,000 Rb = 450,45 400,4
Rb = 0,005005
Ra = 0,005005
Perhitungan ini menunjukan bahwa untuk arus besar nilai tahanan shunt bias
menjadi lebih keci.
Ampermeter arus searah secara komersil tersedia dalam berbagai rangkuman dari 20 A
sampai 50A skala penuh dengan shunt yang berada di dalam alat ukur, dan sampai 50 A
dengan shunt luar. Amperemeter presisi jam laboratorium dilengkapi dengan kart
kalibrasi, sehingga pembacaan untuk setiap kesalahan pada skala dapur . Tindakan
pencegahan yang harus diperhatikan bila menggunakan sebuah amperemeter adalah :
(a) Periksa polaritas yang tepat. Polaritas yang terbalik menyebabkan defleksi yang
berlawanan yang dapat merusak jarum penunjuk .
(b) Bila mengugunakan alat ukur rangkuman ganda, mula mula gunakan
rangkuman yang trtinggi; kemudian turunkan sampai diperoleh defleksi yang
29

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

sesungguhnya. Untuk memperbesar ketelitian pengukuran, gunakan rangkuman


yang akan menghasilkan pembacaan terdekat ke skala penuh.
(c) Jangan sekali- sekali menghubungkan amperemeter ke sumber tegangan. Karena
tahanannya yang rendah akan mengalirkan arus yang tinggi sehingga merusak
alat tersebut. Sebuah ampermeter harus selalu dihubungkan seri terhadap beban
yang mampu membatasi arus.

5.4. Cara Menentukan Skala Pada Volt dan Amper Meter

Gambar-10 Grafik torsi simpagan terhadap arus


Cara Menentukan Skala (V & A) meter
IFS = 5 mA menghasilkan TD TD5
TD5 sebesar 5
Suatu missal 5 besarnya = 600

30

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Gambar-10b Penunjuk jarum pada alat ukur


Maka arus sebesar:
1 mA TD1 1 =

60 0
.12
5

2 mA TD2 2 = 21 = 240
3 mA TD3 3 = 31 = 360
4 mA TD4 4 = 41 = 480
5 mA TD5 5 = 51 = 600
Jika kita gunakan sebagai voltmeter maka skala tersebut kita gantikan dengan skala volt
yang besarnya : I yang mengalir x tahanan dalam alat ukur.
Suatu missal tahanan dalam sebesar 1 maka skalanya:

Cara membaca Skala


Skala-skala tersebut (A & V) dapat diperluas batasnya yang perluasannya dengan cara
menambah tahanan seperti perhitungan sebelunya sehingga skala.

31

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Contoh:BU : 50mA, Jarum menunjuk angka 2 Berarti yang diukur : 2mA x

BU : 50V misal Jarum angka 2 Terbaca : 2mA x

50mA
5mA

50mA
5mA

5.5. REDAMAN DAN PERGERAKAN


TIK= Mahasiswa bisa mengamati proses redaman pada alat ukur secara manual
Peredam dari alat ukur azas kumparan putar ini dihasilkan dari kerangka kumparannya
Eddy current damper. (Peredam arus Eddy / arus pusar redaman elektromagnetis)
Sebelum ke redaman arus pusar kita ambilkan contoh sebuah redaman mekanis pada
sebuah timbangan tepung yang menggunakan pegas.

Gambar-11 Proses Redaman


Redaman alat ukur kumparan putar:
Ggl induksi E = ZN/60 P/A Volt

B , 7 = kumparan 1 = kerangka
A

n = Putaran (rpm)

32

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

P = kutub, A = cabang parallel belitan = 2 2 sisi kerangka I pusar =


E
R

Gambar-12c. Gelombang dari suatu redaman

5.6. OHM Meter Kumparan Putar

33

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

contoh:
V = 1,5 volt ra + RFIXED + Rvas = Rd = 100
Cara menentukan skala:

o I TD
IFS TD mak 0

1,5V

I FS 100 15mA Rx 0 AB di HS

Missal 15 mA = 600
Rx= 0 IFS / = 600

34

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

1 / 2 skala

Rx .... ?

15
mA 7,5mA
2
60 0

30 0
5

1,5V
Rd
7,5mA
200 100 100

Rx

Rx = Rd = 100 atau

o Skala I = 0; = 0
1,5V
V

0 A
Rx

Rx =

= terminal AB di open!!
o Bagaimana menentukan / meletakkan angka-angka 1, 2, 3, 4, 5,
10, 50 dan sebagainya?
1,5V
1,5V

14,......mA
Rd Rx 101
14,....

x 600 59,....0
15
1,5V
Rx 5 I
mA;
60 0 ...
105
15
1,5V
Rx 10 I

110
1,5V
10
Rx 50 I
10mA;
x 60 0 40 0
150
15
1,5V
5
Rx 200 I
5mA;
x 60 0 20 0
300
15
Rx 1 I

5. ALAT UKUR AZAS BESI PUTAR


TIK : Mahasiswa diharapakan bisa mengetahui cara keja alat ukur besi putar
Mahiswa bisa memahami diagram rankaian pada alaut ukur besi putar
Alat ukur besi putar dapat digolongkan kedalam dua jenis / tipe:
1. Tipe tarikan / attraction type.
2. Tipe tolakan / repulsion type.
6.1. Konstruksi & Prinsip Kerja
35

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Gambar-12 Besi putar

Pada jenis tarikan besi bergerak bersama-sama dengan poros yang berbentuk
piringan dari besi lunak. Piringan ini ditempatkan sedikit keluar dari belitan. Jika I
(arus) mengalir kedalam kumparan maka medan didalam kumparan akan lebih kuat
dari medan magnit yang diluar akibatnya piringan akan tertarik kedalam.

Pada jenis tolakan terdapat dua buah batang / kepingan dari besi yang ditempatkan
dalam kumparan. Kepingan besi yang satu diikatkan pada bagian yang diam /
kerangka kumparan sedangkan besi yang satunya dihubungkan dengan bagian yang
bergerak yaitu poros. Jika arus (I) dialirkan pada kumparan maka akan timbul medan
magnit. Kedua besi yaitu besi yang diam dan besi yang dapat bergerak di magnitisir
dengan arah yang sama, sehingga timbul kutub-kutub yang sama pada kedua besi
tersebut akibatnya terjadilah tolakan.
Adanya torsi dari alat ukur besi putar dapat diturunkan sebagaiberikut:
Arus yang mengalir dalam kumparan I. Induktansi kumpatan L dan simpangan yang
terjadi . Dengan bertambahnya arus sebesar da dan kumparannya sebesar dL.
Akibat penambahan arus dI mengakibatkan penambahan tegangan:
e

d
dL
dI
( LI ) I
L
dt
dt
dt

Energy listrik yang diberikan:


eI dt I 2 dL IL dI

Energy tersimpan berubah dari:


36

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN


1 2
I L
2

ke

1
( I dI ) 2 ( L dL)
2

Maka besarnya perubahan energy tersimpan


1
1
( I dI ) 2 ( L dL) I 2 L
2
2

Dengan mengabaikan bentuk-bentuk urutan yang lebih tinggi pada harga yang kecil
maka persamaan menjadi:
I L d I + I2 dL
Dari Prinsip konservasi energy:
Energy listrik yang diberikan : perubahan pada energy tersimpan + kerja mekanis
I2 dL + I L d I = (I L d I + I2 dL) + Tda
Tda = I2 dL atau T = I2

dL
da

Dimana:
T = dalam Nm
I

= dalam amper

L = dalam tleny
a

= dalam radian

6.2. Ampermeter & Voltmeter Besi Putar


6.2.1. Sebagai Ampermeter

37

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

DC
R
Rsh
XL 0
n 1

Untuk AC XL = 2fL = L
IFS x (R + j L) = Ish (Rsh + j Lsh)
I FS Rih jLsh Zsh

I sh
R jL
Z

Perbandingan bagian dari arus tersebut akan tergantung dari frekuensi jika timeurutan dari kumparan instrument dan kumparan shunt adalah sama yaitu:

L Lsh

R Rih

Factor pengganti (Perhiasan besar ukur)


N

I
I FS

N 1

I FS I sh
I
1 ih
I FS
I FS

R
R
Rsh
Rih
n 1

Contoh soal.
1. Ampermeter azas besi putar dengan data
Z R = q1 dan L = 0,4 H dengan kemampuan arus simpangnya penuhnya
10 mA.
38

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Akan diperluas batas ukurnya menjadi 100 mA.


Tentukan Zsh dimana frekuensi arus yang diukur 50 Hz.
R
Rsh
0,1
10 1
Rsh
0,1
9
Rsh
0,1
1
Rsh

9
90
Rsh
Lsh
L
R
0,1 / 9
4

x0,4
H
0,1
90
N 1

2. Berapakah besarnya tegangan kumparan alat tersebut (pada Z) dan besarnya


tegangan pada Zsh.
Jawab:
V z V FS I FS ( R JXL)
10mA x (0,1 2 .50.0,4)
10ma (0,1 125,6) 10ma x 125,7 1257( mA)
1,257 volt
1

V Zih I sh 90mA
2 .50.4 / 90
90

90mA
1256 / 90 1mA(1 1256)
90

1mA(1257) 1,257 Volt

6.2.2. Sebagai Voltmeter


Alat Ukur besi putar ini sederhana dan kuat dalam konsruksi, juga dapat pula dipakai
alat yang mempunyai sudut yang sangat besar. Gaya Elektromagnetis dapat
dibangkitkan dengan berbagai cara yaitu cara tolakan dan tarika.

39

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Gambar -13 Rangkaian Impedansi pada alat ukur besi putar


Untuk pengukuran tegangan DC, induktansi dari kumparan tetap tidak berpengaruh.
Untuk memperbesar skala pada Voltmeter disini dapat dilakukan dengan menambah
tahanan yang dipasang seri dengan impedansi dari voltmeter.

Gambar-14. Gambar rangkaian impedansi dengan R seri


Jika batas ukur sekarang menjadi (n+1) kali batas ukur semula. Sedangkan untuk
pengukuran tegangan DC bila ditambahkan dengan kapasitor yang dipasang secara
paralel dengan Rs untuk menghilangkan pengaruh frekuensi harga C didapatkan
persamaan C= 0,14 L/Rs2
Dimana Rs= Tahanan yang dipasang seri dengan impedansi dalam dari voltmeter
L = Induktansi dari Voltmeter
C= Kapasitor yang dipasang paralel dengan Rs untuk menghilangkan frekuensi
dari

jala-jala.

40

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Gamabar-9c Rangkaian Penghilang frekuensi pada voltmeter

7. ALAT UKUR AZAS ELEKTRODINAMIK

Gambar-16 Diagaram rangkaian alat ukur Elektrodinamik


Alat ukur elektrodinamik adalah alat ukur moving coil namun medan magnitnya bukan
dihasilkan dari magnet permanent tetapi dari kumparan tetap.
Arus yang lewat kumparan tetap adalah I1 dan dan pada kumparan bergerak adalah I2.
Kuat medan magnit dan juga kerapatan fluk sebanding dengan I1
Jadi B = KI1
Kita asumsikan bahwa moving coil berbentuk persegi panjang(dapat juga berbentuk
lingkaran) dengan ukuran l x b. Maka gaya pada masing-masing sisi dari kumparan yang
mempunyai N belitan adalah :

41

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

F = BNI2 l Nuwton
Momen putar atau torsi simpangan pada kumparan adalah :
TD = BNI1 lb = BNI2 lb Nm
Jika KNlb = K1 Maka TD = K1 K2 K3
Dengan demikian Torsi simpangan sebanding dengan arus yang mengalir pada
kumparan tetap dan arus pada moving coil ( kumparan bergerak ).
Jika alat ukur kita gunakan pengontrol dengan pegas maka:
Tc = Kc
Saat seimbang Tc = TD
Kc = K1 I1 I2

K2 = K1/Kc

Salah satu alat ukur arus bolak-balik yang paling penting adalah elektrodinamometer.
Dia sering digunaka sebagai voltmeter dan ampermeter akurat bukan hanya pada
frekuensi jala-jala (power line), tetapi juga dalam daerah frekuensi audio yang rendah.
Dengan sedikit modifikasi, elektrodinamometer dapat digunakan sebagai pengukur daya
(wattmeter), pengukur VAR (VAR meter, pengukur faktor daya (power factor meter) atau
pengukur frekuensi (frequency meter). Gerak elektrodinamometer dapat juga berfungsi
sebagai alat ukur alih (transfer instrument), sebab alat ini dapat dikalibrasi pada arus
searah dan digunakan langsung pada arus bolak-balik, menyatakan cara langsung yang
pasti untuk menyamakan pengukuran tegangan dan arus (dc dan ac )
Kalau gerak dArsonval menggunakan magnet permanen untuk menghasilkan medan
magnet, elektrodinamometer memanfaatkan arus yang akan diukur guna menghasilkan
fluksi medan yang diperlukan. Gambar-10 menunjukkan skema alat ini. Sebuah
kumparan yang stasioner (diam) dibuat menjadi dua bagian yang sama membentuk
medan magnet didalam mana kumparan itu berputar. Kedua kumparan ini dihubungkan
seri ke kumparan yang stasioner (diam) dibuat menjadi dua bagian yang sama
membentuk medan magnet di dalam mana kumparan itu berputar. Kedua kumparan ini
dihubungkan seri kekumparan yang berputar dan dialiri oleh arus yang diukur.
42

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Kumparan-kumparan yang diam ditempatkan agak berjahuan memberikan tempat pada


poros kumparan berputar. Kumparan berputar menggerakan jarum yang diimbangi oleh
beban-beban lawan. Perputaran jarum dikontrol oleh pegas-pegas pengatur sama halnya
seperti konstruksi dArsonval. Keseluruhan peralatan dibungkus oleh penutup yang telah
dilaminasi guna melindungi alat ukur dari medan magnet tersebar (stray magnetic field)
yang dapat mempengaruhi operasinya. Redaman dilengkapi dengan baling-baling
alumunium yang bergerak didalam sektor berbentuk rongga-rongga (chamber). Seluruh
peralatan ini dibuat kuat dan kokoh guna mempertahankan kesetabilan dimensi-dimensi
mekanis dan mempertahankan kalibrasi yang tetap sempurna. Pandangan potongan
elektrodinamometer ditunjukan pada gambar-17

Gambar-17 Gambar maya sebuah elektrodinamometer


Bekerjanya alat ukur ini dapat dipahami dengan meninjau kembali persamaan torsi yang
dibangkitkan oleh sebuah kumparan yang tergantung didalam medan magnet.
Persamaan sebelumnya menyatakan
T = B x Ax I x N
Keterangan :

T = torsi
B = kerapatan fluksi
43

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

A = luas penampang
N = jumlah lilitan
Jika elektrodinamometer semata-mata direncanakan hanya untuk pemakaian arus searah,
skla kuadratnya mudah mati : yaitu tanda-tanda skala yang banyak pada nilai-nilai arus
yang sangat rendah, dan menyebar maju pada nilai arus yang frekuensinya lebih tinggi.
Pada pengukuran arus bolak-balik, torsi yang dibangkitkan setiap saat sebanding dengan
kuadrat arus sesaat (I2). Nilai dari I2 selalu positif dan akibatnya dihasilkan torsi yang
bergetar. Namun gerakan jarum tidak dapat mengikuti perubahan torsi yang cepat
sehingga dia menempati suatu posisi dalam mana torsi rata-rata diimbangi oleh torsi
pegas-pegas pengatur. Dengan demikian defleksi alat ukur merupakan fungsi rata-rata
kuadrat arus. Skala elektrodinamometer biasanya dikalibrasi dalam akar kuadrat arus
rata-rata, dan berarti alat ukur membaca nilai rms atau nilai efektif (effective value) arus
bolak-balik.
Sifat-sifat pengalihan elektrodinamometer menjadi jelas bila kita membandingkan nilai
efektif arus bolak-balik terhadap arus searah berdasrkan efek pemanasan atau
pengalihan dayanya. Suatu arus bolak-balik yang menghasilkan panas didalam sebuah
tahanan yang besarnya diketahui pada laju rata-rata yang sama dengan arus searah (I),
menurut definisi akan mempunyai nilai sebesar I amper. Laju rata-rata pengeluaran
panas oleh arus searah sebesar I amper didalam sebuah tahanan R adalah I 2R watt. Laju
rata-rata pengeluaran panas oleh arus bolak-balik I amper selama satu periode dalam
tahan R yang sama adalah. Berarti bedasarkan definisi

dan selanjutnya arus I ini

adalah disebut nilai rms (root mean square) atau nillai efektif dari arus bolak-balik dan
sering disebut nilai arus searah ekivalen.
Jika elektrodinamometer dikalibrasi untuk arus satu amper dan pada skala diberi tanda
yang menyatan nilai satu amper meter ini, maka arus bolak-balik yang akan
menyebabkan jarum menyimpang ke tanda skala untuk satu amper dc tersebut harus
memiliki nilai rms sebesar 1 A. Dengan demikian kita dapat mengalihkan pembacaan
yang dihasilkan oleh arus searah ke nilai bolak-balik yang sesuai dan karena itu
menetapkan hubungan antara dc dan ac. Karena itu elektrodinamometer menjadi sangat

44

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

bermanfaat sebagai sebuah instrument kalibrasi dan sering digunakan unutuk keperluan
ini karena ketelitian yang dimilikinya.
Namun demikian, elektrodinamometer mempunyai kekurangan-kekurangan tertentu.
Salah satunya adalah konsumsi daya yang besar sebagai akibat langsung dari
kontruksinya. Arus yang diukur tidak hanya harus mengalir melalui kumparan putar
tetapi juga harus menghasilkan fluksi medan. Untuk memperoleh medan magnet yang
cukup kuat diperlukan ggm(gaya gerak magnet) yang tinggi dan untuk itu sumber harus
menyalurkan arus dan daya yang tinggi. Berlawanan dengan konsumsi daya yang besar,
medan magnet jauh lebih lemah dari yang dihasilkan oleh gerak dArsonval yang setaraf
sebab tidak terdapat besi didalam rangkaian (seluruh lintasan fluksi berisi udara).
Beberapa alat ukur telah dirancang menggunakan baja laminasa khusus bagi sebagian
lintasan fluksi, tetapi penggunaan logam ini menimbulkan masalah kalibrasi oleh
frekuensi

dan

bentuk

gelombang.

Nilai

khas

dari

nilai

kerapatan

fluksi

elektrodinamometer adalah dalam rangkuman sekitar 60 gauss. Ini memberikan


perbandingan yang tidak menyenangkan terhadap gerak dArsonval yang baik memiliki
rapat fluksi tinggi (1000-4000 gauss). Rapat flusi yang rendah dengan cepat
mempengaruhi fluksi yang dibangkitkan dan dengan demikian sensivitas alat ukur ini
secara khasnya adalah sangat rendah. Penambahan sebuah tahanan seri mengubah
elektrodinamometermenjadi voltmeter. Yang juga dapat digunakan untuk tegangan
searah dan bolak-balik. Berdasarkan alas an yang telah disebutkan sebelumnya,
sensivitas voltmeter elektrodinamometer adalah rendah yakni sekitar 10 30 ohm per
volt (terhadap 20/V pada alat ukur dArsonval). Reaktansi dan tahanan kumparankumparan juga bertambah terhadap pertambahan frekuensi sehingga pemakaian
voltmeter elektrodinamometer terbatas untuk daerah frekuensi rendah. Namun alat ini
sangat akurat untuk frekuensi jala-jala dank arena itu sering digunakan sebagaij standar
sekunder.
Gerak elektrodinamometer (juga tanpa shunt) dapat dianggap sebagai ampermeter, tetapi
untuk merencanakan sebuah kumparanputar yang dapat membaea arus lebih dari sekitar
100mA menjadi agak sulit. Arus yang lebih besar ini harus dialirkan kekumparan putar
melalui kawat-kawat besar, yang akan kehilangan fleksibilitasnya. Sebuah shunt bila
digunakan biasanya hanya ditempatkan pararel terhadap kumparan yang berputar.
45

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Kemudian kumparan-kumparan yang diam dibuat dari kawat besar yang dapat
mengalirkan arus yang besar dan adalah layak untuk membangun ampermeter sampai 20
A. nilai-nilai arus yang lebih besar biasanya diukur dengan menggunakan sebuah
transformator arus dan sebuah ampere-ampere standart 5A ac.
8.

ALAT UKUR AZAS INDUKSI

TIK: Diharapkan mahasiswa mengetahui prinsip kerja alat induksi dan penggunaan alat
ini dalam kehidupan sehari-hari

Gambar-18 Alat ukur azas Induksi


Alat ukur induksi merupakan alat ukur yang momen geraknya ditibulkan oleh suatu
fluks magnit dan arus bolak-balik alat lazim untuk mengukur energi (KWh meter)
walaupun ada juga untuk arus maupun tegangan.
Arus energi mempunyai dua fluks magnet yang dihasilkan dari suatu arus mengalir pada
kumparan . Kedua magnet fluks tersebut memotong piringan. Piringan dipotong oleh
dua fluks magnet 1 dan 2 pada titik P1 dan P2. Fluks ke-1 1 menyebabkan arus pusar
I1

. Arus pusar ini melalui titik P1 dan P2 interaksi yang terjadi antara I 1 dan 1

menyebabkan momen gerak 1 ( Mg1) demikian juga 2 menyebabkan momen arus


46

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

pusar 2 (I2) yang melalui P1 dan interaksi arus pusar 2 (I 2) yang melalui P1 dan
interaksi arus pusar 2 (I2) dan fluks 2 (2) menyebabkan momen gerak 2 (Mg2).
Tegangan efektif yang terjadi : E1 = W.
Arus pusar ini berbeda sudut fasanya terhadap tegangan induksi sebesar demikian juga
di 2 dimana tegangan E2 tertinggal 90o terhadap 2 dan I2 tertinggal terhadap E2 sudut
fasanya antara I1 dan 2 adalah 90o + .
Mg1 = K.1 .2 . cos (90o + .)
Beda sudut fasa antara I2 dan 2 adalah 90o + + .
Resultan Kedua momen tersebut menyebabkan berputarnya piringan.
Mg = Mg1 Mg2
Mg = K . 1 . 2 sin cos
Untuk mendapatkan momen bergerak yang besar diusahakan :
1.

sin = 1 maka beda fasa sudut antara 1 dan 2 adalah 90o

2.

cos = 1 maka ada beda sudut fasa antara I dan E

Ada 2 macam tipe AUI, yaitu


8.1.

Tipe Ferasis

47

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Gambar-19 Gabar Alat Besi Putar Tipe Ferasis dan Diagram Vektor
Seperti dalam gambar terpasang 2 pasang kumparan. Pasangan kumparan pertama
dihubungkan seri dengan induktor besar. Kedua pasang kumparan tersebut
dihubungkan dengan tegangan yang sama. Arus yang mengalir pada kumparan
pertama (IR) mempunyai beda sudut fasa sebesar terhadap arus kumparan kedua
( IL), harga hampir mendekati 90o
Fluksi yang timbul akan merupakan medan putar, medan putar ini akan
menyebabkan arus pusar pada motor. Dan interaksi medan putar dengan arus pusar
akan mengakibatkan, momen gerak yang memutar rotor-rotor tersebut akan berputar
searah putaran medan putar seperti KWh meter. Tetapi bila rotor tersebut akan
berhenti pada saat terjadi keseimbangan. Dimana :
V

: Tegangan sumber

: Arus yang melalui I seri dengan R

IL

: Arus yang melalui kumparan 2 seri dihasilkan L

2 : Fluksi magnetik yang menhasilkan IR


L : Fluksi magnetik yang menghasilkan IL
ER : Tegangan induksi karena R
EL : Tegangan induksi karena L
IER : Arus pusar karena ER
IER : Arus pusar karena EL
Momen yang ditimbulkan adalah :
Mg = K . 1 . 2 sin cos
Mg = K . IR . IL sin cos
Harga IR dan IL sebanding dengan arus I dan juga sebanding dengan tegangan

48

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

V
Untuk Ampermeter
Mg = K . I2 . sin cos
Momen lawan Me- S
= I2 Sin Cos

Untuk Volt meter


Mg = KV2 sin Cos
= V2 sin Cos

8.2. Tipe Shaded Pole

Gambar-20 Alat ukur Tipe Shaded Pole

49

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Pada tipe ini memakai piringan satu kumparan yang menimbulkan fluks magnet agar
sistem ini terdapat 2 fluks yang mempunyai beda fasa tertentu, maka fluks utama
tersebut dibagi dua dengan membagi pada intinya.
Untuk membuat beda fasanya disalah satu dari bagian inti yang terbagi dua tersebut
ditambah cincin/ring tembaga keadaan ini disebut Shaded pole.
Laihan soal
1.

Sebutkan bagian bagian dari kumparan putar. Gambar dan beri keterangan !

2.

Jelaskan cara kerja dari kumparan putar!

3.

Jelaskan cara kerja alat ukur azas induksi

9. WATTMETER
Alat ukur ini untuk mengetahui besarnya daya nyata (daya aktif). Pada wattmeter
terdapat Spoel/belitan arus dan spoel/belitan tegangan, sehingga cara penyambungan
watt pada umumnya merupakan kombinasi cara penyambungan voltmeter dan ampere
meter sebagaimana pada gambar dibawah in:

50

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

Gambar-21 Pemasangan Wattmeter


Jenis lain dari wattmeter berdasarkan besarannya adalah
-

kW-meter (kilo Wattmeter)

MW-meter (mega wattmeter)

Alat untuk mengukur daya pada beban atau pada rangkaian daya itu adalah nilai
rata-rata pada beban atau pada rangkaian daya itu adalah nilai rata-rata dari perkalian
yaitu nilai sesaat dari tegangan dan arus pada beban atau rangkaian tersebut.

gambar -22 Rangkaian Wattmeter


Rangkaian potensial wattmeter dibuat bersifat resistif, sehingga arus dan tegangan
pada rangkaian tersebut satu fasa iV satu fasa dengan e karena
Zv = Rv
Wattmeter yang didasarkan atas instrumens elektrodinamik
Torsi pada alat ini adalah : Td = K dM/d .i1.i2
Maka

Td = K.dM/d.iV.i

Dimana iV = e/Zv = e/ Rv
51

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

iTd = KdM/d . e/Rv

10. KWH Meter


Kwh-meter digunkan untuk mengukur energi arus bolak-balik, merupakan alt ukur yang
sanat penting, untuk Kwh yang diproduksi, disalurkan atau pun Kwh yang dipakai
konsumen-konsumen listrik. Alat ukur ini sangat populer dikalangan masyarakat umum,
karena banyak terpasang pada rumah-rumah penduduk (konsumen listrik) dan
menentukan besar kecilnya rekening listrik si pemakai.
Mengingat sangat pentingnya arti Kwh meter ini baik bagi PLN ataupun si pemakai,
maka agr diperhatikan benar cara penyambungan ala ukur ini.
Gambar penyabunga adalah sebagai berikut

Gambar -23 kwh meter

52

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

53

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN

DAFTAR PUSTAKA
* Sapiie, Soedjana & Osamu Nishito 1976, Pengukuran Dan Alat-Alat Ukur Listrik.
Jakarta

Pradanya Pratama.

* Sahat Pakpahan. Ir Intrumen Elektronik dan Pengukuran 1993. Jakarta

54

Anda mungkin juga menyukai