Oleh
Achmad Hardito
10
10
Pengurangan ..............................................................................................................
12
Perkalian ...................................................................................................................
13
Pembagian .................................................................................................................
14
14
15
15
18
22
Ampermeter ..............................................................................................................
22
Voltmeter ...................................................................................................................
23
26
29
31
33
35
35
37
37
39
41
44
ii
45
49
9. WATTMETER ..............................................................................................
50
51
KATA PENGANTAR
iii
Dengan mengucap syukur kepada allah SWT, atas segala kemudahan dan keridhoanya sehingga
kami bisa menyelesaikan buku ALAT UKUR DAN PENGUKURAN pada program studi di
jurusan Teknik Elektro Politeknik Negri Semarang. Dengan selesainya penyusunan buku ini
diharapkan bisa memberikan sumbangan dan memperkaya perbendaharaan pada perpustakaan di
Politeknik Negri Semarang, Serta dengan buku ini akan memberi kemudahan kepada mahasiswa
dalam mencari buku referensi yang tepat.
Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada teman-teman pengajar atas masukan dan kritik
serta bantuannya untuk menambahkan beberapa materi sehingga buku ini menjadi lebih kaya
akan ilmu pengetahuan.
Akhirnya penulis ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak terutama
kepada : Allah SWT, Istri dan Anak2 ku yang tercinta, Teman-teman dosen dan mahasiswa yang
telah medorong semangat untuk menjadikan buku ini ada.
Penulis
iv
1.
PENDAHULUAN.
Mempunyai keseksamaan yang tinggi, yaitu alat harus mempunyai ketepatan dan
ketelitian yang tinggi (mempunyai accuracy error dan precision error yang
tinggi).
1
Mempunyai kepekaan (sensitifitas) yang tinggi, yaitu batas input signal yang
sekecil-kecilnya sehingga mampu membedakan gejala-gejala yang kecil.
Kemampuan baca (realibilitas) yang baik, hal ini banyak tergantung dari skala
dan alat penunjukan serta piranti untuk menghindari kesalahan paralak.
TIK :
TIK : Mahasiswa diharapkan tidak akan terjadi kekeliruan dalam menuliskan satuan dari
besaran dan diharapkan dengan mengetahui satuan maka tidak terjadi kesalahan
penggunaan rumus.
2.1. Satuan Sistem International
Alat ukur adalah alat yang dapat digunakan untuk mendapatkan/mengetahui hasil
perbandingan antara suatu besaran/ukuran yang ingin diketahui dengan standar yang
dipakai. Fungsi penting dari alat ukur baik alat ukur listrik maupun mekanik adalah
untuk mengetahui nilai yang telah ditentukan sebagai batasan layak atau tidaknya
peralatan/jaringan akan dioperasikan.
Dalam pengukuran kita membandingkan suatu besaran dengan besaran standar sehingga
dalam pengukuran perlu mengetahui besaran, satuan dan dimensi
- Besaran dasar: besaran yang tidak tergantung dengan besaran lain
- Besaran turunan: besaran yang diturunkan dari besaran dasar . jadi merupakan
kombinasi dari besaran dasar.
- Besaran pelengkap: besaran yang diperlukan untuk membentuk besaran
turunan.
Tabel-1 Besaran Dasar Dan Satuan International
= [M] x [percepatan]
= [M] x [L] / [T]2
= [M L T-2 ] dengan satuan Kg.m/detik2 atau Newton.
-Kerja/usaha
- Arus [I]
= [Q]/[T]
= [QT-1] dengan satuan Coulomb/detik atau Amper.
Latihan soal
1.
2.
3.
4.
Induktansi = [V]/[I]/[T]
5.
6.
: Perbedaan potensial listrik antara dua titik dari suatu kawat penghantar yang
dialiri arus konstan sebesar satu amper, jika daya yang didisipasikan antara dua
buah titik tersebut sebesar satu watt.
Ohm
: Tahanan listrik antara dua buah titik dari suatu penghantar dimana terdapat
perbedaan potensial yang konstan sebesar satu Volt dan besar arus yang
mengalir dalam penghantar tersebut sebesar satu amper, dimana penghantar
tersebut tidak berada dalam gaya gerak listrik (ggl).
Coulomb : Adalah besaran muatan listrik yang dipindahkan selama satu detik oleh arus
sebesar satu amper.
Farrad : Kapasitansi dari suatu kapasitor yang terbuat dari dua buah plat, diantara plat
muncul beda tegangan satu volt jika ia dimuati muatan listrik sebesar satu
coulomb.
Weber : Adalah fluximagnetig yang terbentuk dalam sebuah kumparan dengan satu
lilitan yang menghasilkan gaya gerak listrik dalam kumparan tersebut sebesar
satu volt dengan laju penurunan fluksi menuju nol secara uniform dalam satu
detik.
Tesla
: Adalah kerapatan fluksi dari fluksi magnet yang besarnya satu weber setiap
luasan dalam m2 (1 Wb/m2).
Besaran
Simbol
Nilai
Unit Mks
Unit Cgs
10 8 m/sec
10 10 cm/sec
1,6021917
10 19 C
10 20 emu
4,803250
10 10 esu
10 12 erg
Kecepatan cahaya
2,9979250
Muatan electron
Electron volt
1,602197
10 19 J
Ekivalen dengan
2,41717659
10 14 Hz
Ekivalen dengan
8,065465
105m-1
Ekivalen dengan
1,160485
104K
Konstanta Plank
6,626196
10-34 J-sec
10-27 erg-sec
-1(hc/2e)
h/e
4,135708
10-15 J-sec
10-7 erg-sec/emu
Bilangan Avogadro
6,022169
1026 kmole-1
1023 mole-1
Amu
1,660531
10-27 Kg
10-24 g
me
9,109558
10-31 Kg
10-28 g
10 3 cm 1
me *
5,485930
10-4 amu
10-4 amu
mp
1,672614
10-27 Kg
10-24 g
mp *
1,00727661
amu
amu
1011 c/kg
107 emu/g
Perbandinan masa
Proton dengan
1,836.109
Mp/me
Masa elektron
Perbandingan
Muatan elektron
e/me
1,7588028
Dengan masanya
1017esu/g
5,272759 .
Kuantum fluksi
2,067854
10-15 T/-m2
10-7 G-cm2
1,380662
10-23 J/K
10-16 erg/K
k/e
8,617087
10-5 V/K
6,6732
10-11 N-m2/kg2
Magnet
Konstanta Boltzmann
Konstanta Gravitasi
10-8 dyncm2/kg2
10
b. Kesalahn relative RT
a. Kesalahan mutlak/absolud RT ; R = ( R1 + R2 + R3 )
= ( 5% x 1000 + 10% x 2200 + 5% x 3300 )
= ( 50 + 220 + 165 )
= 435
b. Kesalahan relative RT ; R/R = (435 / 6500 ) x 100 % = 6,7 %
Latihan:
1. Ampermeter A1 = 50 mA 5% (BU : 50 mA)
A2 = 100 mA 5% (BU : 100 mA)
Hitung arus total beserta kesalahan mutlak dan relatifnya?
2.
Voltmeter
= I 1 I2
= (I1 + I2)
= (5% x 100 mA + 5% x 50 mA)
= (5 + 2,5) = 7,5 mA
I
7,5mA
7,5mA
x100% 15%
I
(100 50)mA 50mA
2).
= (V3 + V1)
= (2% x 12 v + 1% x 12v)
= 0,36 volt
Kesalahan relative
V2
0,36
x100% 9%
V2
9,5
3.2.3 Perkalian
Y=UV
dimana :
U U, V V
Ymak = Y + Y = ( U + U ) ( V + V )
= UV + UV +VU + UV diabaikan
Ymin = (U U ) ( V V)
13
= UV UV VU + UV diabaikan
Jadi Y
= ( UV + VU)
Jawab:
P VT 100 x10.10 3 1 watt
a) P = (VI + IV)
= (100 volt x 5% x 10.10-3 + 10.10-3A x 5% x 100V)
= (0,05 watt + 0,05 W) = 0,1 watt
b)
P
0,1
100% 10%
P
I
3.2.4.PEMBAGIAN
Y
U U
U
V
V
U UV
V2
V
Y
U V
Y
V
U
3.2.5.HUBUNGAN PARALLEL
14
Rumus umum : Z
Z
7
X
Y
X
dy
Dimana:
z
: f (x, y)
: kesalahan mutlak z
: kesalahan mutlak x
: kesalahan mutlak y
z/y: diferesiasi parsial terhadap x yang dianggap konstan
4.
TIK:
ALAT UKUR
-Mahasiswa dapat menyebut bagian bagian dari kumparan putar.
-Mahasiswa dapat menjelaskan cara kerja kumparan putar.
sebagai hasil interaksi antara arus dan medan magnet. Arah gaya f ditentukan menurut
hukum tangan kiri Fleming, momen gerak ini diimbangi dengan momen lawan dari
pegas dan posisi seimbang statis di tunjukan oleh jarum pada skala ukurnya.
Keterangan gambar-1:
1. Magnet tetap 2. Kutub sepatu 3. Inti besi lunak 4. Kumparan putar 5. Pegas spiral
6. Jarum petunjuk 7. Rangka kumparan 8. Tiang poros.
prinsip yang mengatur cara kerja diterapkan secara sama terhadap jenis yang lebih baru
yakni mekanisme kumparan putar magnet permanen (PMMC, Permanent Magnet
Moving-coil Mechanicm).
F= BNIl (Newton)
TD = 2 BNI l d/2 (Newtonmeter) => Deflection Torque (torsi simpangan)
= 2 BNI l d = BNIA
TD = BNIA (Nm).
Persamaan diatas menunjukan bahwa torsi yang dibangkitkan berbanding lurus dengan
kerapatan fluksi medan di dalam mana kumparan berputar, arus dalam kumparan dan
konstanta-konstanta kumparan (luas dan jumlah lilitan). Karena kerapatan fluksi dan
luas kumparan merupakan parameter-parameter yang tetap bagi sebuah instrument, torsi
yang dibangkitkan merupakan indikasi langsung dari arus di dalam kumparan. Torsi ini
16
-9
Nm.
I = 1 mA = 1. 10-3 A
N = 100 lilitan
a. TD = BNIA
= 0,04 x 100 x 1.10-3 x 2,25 10-4
= 9 10-7 Nm.
b. 1o ~ Tc = 7,3 10-9 Nm ~ k = 7,5 10-9 Nm/10
Tc = Td = k 0 ~ 0 = TD/k = 9 10-9 Nm / 7,510-9 Nm/10
0 = 9 10-7/ 7,5 10-9 x 10 = 1200
Latihan:
1. Voltmeter kumparan putar memberikan arus simpangan skala penuh I fs = 5 mA,
N=100, A= 3x 2,5 cm2 . Torsi control untuk full scale deflection = 4,9 10-5 Nm .
Hitung kerapatan flux pada celah udara ?
2. Instrumen azas kumparan putar dipakai sebagai voltmeter mempunyai coil 150
belitan dengan lebar 4 cm dan panjang 4 cm. Kerapatan flux pada celah 0,12
Wb/m2. Hitung torsi simpangannya jika untuk membaca pada skala penuh 300V.
Tahanan total instrument 200 k.
3. Voltmeter kumparan putar menghasilkan simpangan skala penuh 44 0 , pegas
pengontrol menghasilkan torsi 18 10-7 Nm/ 10, Jika jumlah belitan 100, luas coil
= 3x3 cm2 dan kerapan flux 0,08 wb/m2 . Berapakah besarnya arus pada
kumparan tersebut?
4.2. Mekanisme Kumparan Putar Magnet Permanen
Gerakan dasar kumparan putar magnet permanen yang di tunjukan pada gambar 1 sering
disebut gerak dArsonval. Desain ini memungkinkan magnet besar di dalam suatu ruang
tertentu dan digunakan bila diinginkan fluksi paling besar didalam senjang udara. Dia
adalah instrument dengan kebutuhan daya yang sangat rendah dan arus yang kecil yang
penyimpangan skala penuh (full scale deflection).
18
19
Jewel berbentuk V seperti ditunjukan pada gambar 5(a) dipakai secara umum dalam
bantalan-bantalan intrumen. Titik putar, bantalan dalam lubang di dalam beban mekanis
dan getaran yang aklan dialami oleh instumen. Jari-jari lubang di dalam jewel sedikit
lebih besar dari jari-jari titik putar, sehingga permukaanya mengalami kontak berbentuk
lingkaran hanya beberapa micron jauhnya. Desain jewel V dalam gambar-5 (a)
mempunyai gesekan yang paling kecil diantara semua bantalan praktis. Walaupun
elemen instrument yang berputar dirancang seringan mungkin, luas permukaan kontak
antara titik putar dan jewel menghasilkan tegangan dalam orde 10 kg/ mm 2 . Jika berat
elemen yang berputer masih bertambah lagi, permukaan yang kontaqk tidak akan
bertambah secara sebanding sehingga regangan pun lebih besar. Regangan yang
dihasilkan oleh percepatan yang relatif sedang (seperti suara berisik) dapat berakibat
merusak titik putar. Instrumen-instrumen yang dilindungi secara khusus (dibuat kokoh)
menggunakan bantalan jewel dengan pegas penahan (incobloc) seperti ditunjukan pada
gambar-5(b). Dia ditempatkan pada posisi normalnya oleh pegas dan bebas bergerak
secara aksial bila mekanisme ini makin sering mengalami goncangan.
Tanda-tanda skala pada instrument dasar PMMC biasanya terpusah secara linier sebab
torsi berbanding langsung dengan arus kumparan. Berarti instrument dasar PMMC
merupakan peralatan DC yang pembacaannya linier. Gaya yang dibutuhkan oleh gerak
dArsonval secara menakjubkan adalah kecil nilainya adalah 25 mikron Watt. Umumnya
ketelitian instrument ini adalah oerde 2 - 5% pembacaan scala penuh.
Jika arus bolak balik frekuensi rendah dialirkan ke kumparan putar, penyimpangan
jarum akan naik selama setengah periode berikutnya. Tanda frekuensi jala-jala (60Hz)
dan yang lebih besar, jarum tidak mampu mengikuti pertukaran arah yang cepat
sehingga akan bergetar ringan sekitar harga nol. Dengan demikian, instrument PMMC
tidak sesuai untuk pengukuran arus bolak-balik, kecuali arus tersebut disearahkan
sebelum memasukannya ke kumparan.
Sistem magnetic didalam mana magnetnya sendiri berfungsi sebagai inti (core) magnet.
Magnet-magnet ini memiliki keuntungan yang nyata yaitu relative tidak terpengaruh
oleh medan-medan magnet luar, meniadakan efek shunt magnetic dalam kontruksi panel
baja sehingga beberapa alat ukur yang bekerja berdekatan dapat saling mempengaruhi
pembacaan masing-masing tanpa adanya gangguan. Kebutuhan akan pelindung
21
magnetic (shielding) dalam bentuk selubung besi, juga ditiadakan dalam konstuksi
magnet inti. Perincian dari alat ukur magnet ini dengan pelindung sendiri ditunjukan
dalam gambar-6.
Laihan soal
1. Sebutkan bagian bagian dari kumparan putar. Gambar dan beri keterangan !
2. Jelaskan cara kerja dari kumparan putar!
22
gulungan kmparan dari sebuah gerakan dasar adalah kecil dan ringan seperti gambar-7a
kemampuan kumparan dialiri arus besarnya Ifs maka juga mampu diberi tegangan
sebesar Vfs besarnya Vfs= Ifs x Rd seperti gambar-7b, bila yang akan diukur adalah arus
besar maka diperlukan sebuah tahanan untuk mengalirkan arus tersebut, tahanan
tersebut disebut tahanan Shunt terlihat pada gambar-7c.
tahanan ini mempunyai koefisien temperature yang sangat rendah dan memberikan
efektermolistik yang kecil terhadap tembaga.shunt luar jenis ini biasanya digunakan
untuk mengukur arus yang sangat besar.
Cara penyambungan dalam penggunaan ammeter dengan cara diseri dengan beban.
Seperti yang diperlihatkan pada gambar-7d.
dArsonval menjadi sebuah voltmeter arus searah, seperti ditunjukan pada gambar-5a.
Tahanan pengali membatasi arus searah mengukur beda potensial antara dua titik dalam
sebuah rangkaian arus searah dan dengan demikian dihubungkan parallel terhadap
sebuah sumber tegangan atau komponen rangkaian. Biasanya terminal terminal alat ukur
ini diberi tanda positif dan negative karena polaritas harus ditentukan.
Nilai tahanan pengali yang diperlukan akan memperbesar batas ukur tegangan.
24
Rd = 0,5
Jadi
Vfs = Ifs x rd
= 5 mA x 0,5
= 2,5 mV
Latihan
1. Dari gambar dibawah, cari harga Rsh1 dan Rsh2 ?
26
27
30
60 0
.12
5
2 mA TD2 2 = 21 = 240
3 mA TD3 3 = 31 = 360
4 mA TD4 4 = 41 = 480
5 mA TD5 5 = 51 = 600
Jika kita gunakan sebagai voltmeter maka skala tersebut kita gantikan dengan skala volt
yang besarnya : I yang mengalir x tahanan dalam alat ukur.
Suatu missal tahanan dalam sebesar 1 maka skalanya:
31
50mA
5mA
50mA
5mA
B , 7 = kumparan 1 = kerangka
A
n = Putaran (rpm)
32
33
contoh:
V = 1,5 volt ra + RFIXED + Rvas = Rd = 100
Cara menentukan skala:
o I TD
IFS TD mak 0
1,5V
I FS 100 15mA Rx 0 AB di HS
Missal 15 mA = 600
Rx= 0 IFS / = 600
34
1 / 2 skala
Rx .... ?
15
mA 7,5mA
2
60 0
30 0
5
1,5V
Rd
7,5mA
200 100 100
Rx
Rx = Rd = 100 atau
o Skala I = 0; = 0
1,5V
V
0 A
Rx
Rx =
= terminal AB di open!!
o Bagaimana menentukan / meletakkan angka-angka 1, 2, 3, 4, 5,
10, 50 dan sebagainya?
1,5V
1,5V
14,......mA
Rd Rx 101
14,....
x 600 59,....0
15
1,5V
Rx 5 I
mA;
60 0 ...
105
15
1,5V
Rx 10 I
110
1,5V
10
Rx 50 I
10mA;
x 60 0 40 0
150
15
1,5V
5
Rx 200 I
5mA;
x 60 0 20 0
300
15
Rx 1 I
Pada jenis tarikan besi bergerak bersama-sama dengan poros yang berbentuk
piringan dari besi lunak. Piringan ini ditempatkan sedikit keluar dari belitan. Jika I
(arus) mengalir kedalam kumparan maka medan didalam kumparan akan lebih kuat
dari medan magnit yang diluar akibatnya piringan akan tertarik kedalam.
Pada jenis tolakan terdapat dua buah batang / kepingan dari besi yang ditempatkan
dalam kumparan. Kepingan besi yang satu diikatkan pada bagian yang diam /
kerangka kumparan sedangkan besi yang satunya dihubungkan dengan bagian yang
bergerak yaitu poros. Jika arus (I) dialirkan pada kumparan maka akan timbul medan
magnit. Kedua besi yaitu besi yang diam dan besi yang dapat bergerak di magnitisir
dengan arah yang sama, sehingga timbul kutub-kutub yang sama pada kedua besi
tersebut akibatnya terjadilah tolakan.
Adanya torsi dari alat ukur besi putar dapat diturunkan sebagaiberikut:
Arus yang mengalir dalam kumparan I. Induktansi kumpatan L dan simpangan yang
terjadi . Dengan bertambahnya arus sebesar da dan kumparannya sebesar dL.
Akibat penambahan arus dI mengakibatkan penambahan tegangan:
e
d
dL
dI
( LI ) I
L
dt
dt
dt
ke
1
( I dI ) 2 ( L dL)
2
Dengan mengabaikan bentuk-bentuk urutan yang lebih tinggi pada harga yang kecil
maka persamaan menjadi:
I L d I + I2 dL
Dari Prinsip konservasi energy:
Energy listrik yang diberikan : perubahan pada energy tersimpan + kerja mekanis
I2 dL + I L d I = (I L d I + I2 dL) + Tda
Tda = I2 dL atau T = I2
dL
da
Dimana:
T = dalam Nm
I
= dalam amper
L = dalam tleny
a
= dalam radian
37
DC
R
Rsh
XL 0
n 1
Untuk AC XL = 2fL = L
IFS x (R + j L) = Ish (Rsh + j Lsh)
I FS Rih jLsh Zsh
I sh
R jL
Z
Perbandingan bagian dari arus tersebut akan tergantung dari frekuensi jika timeurutan dari kumparan instrument dan kumparan shunt adalah sama yaitu:
L Lsh
R Rih
I
I FS
N 1
I FS I sh
I
1 ih
I FS
I FS
R
R
Rsh
Rih
n 1
Contoh soal.
1. Ampermeter azas besi putar dengan data
Z R = q1 dan L = 0,4 H dengan kemampuan arus simpangnya penuhnya
10 mA.
38
9
90
Rsh
Lsh
L
R
0,1 / 9
4
x0,4
H
0,1
90
N 1
V Zih I sh 90mA
2 .50.4 / 90
90
90mA
1256 / 90 1mA(1 1256)
90
39
jala-jala.
40
41
F = BNI2 l Nuwton
Momen putar atau torsi simpangan pada kumparan adalah :
TD = BNI1 lb = BNI2 lb Nm
Jika KNlb = K1 Maka TD = K1 K2 K3
Dengan demikian Torsi simpangan sebanding dengan arus yang mengalir pada
kumparan tetap dan arus pada moving coil ( kumparan bergerak ).
Jika alat ukur kita gunakan pengontrol dengan pegas maka:
Tc = Kc
Saat seimbang Tc = TD
Kc = K1 I1 I2
K2 = K1/Kc
Salah satu alat ukur arus bolak-balik yang paling penting adalah elektrodinamometer.
Dia sering digunaka sebagai voltmeter dan ampermeter akurat bukan hanya pada
frekuensi jala-jala (power line), tetapi juga dalam daerah frekuensi audio yang rendah.
Dengan sedikit modifikasi, elektrodinamometer dapat digunakan sebagai pengukur daya
(wattmeter), pengukur VAR (VAR meter, pengukur faktor daya (power factor meter) atau
pengukur frekuensi (frequency meter). Gerak elektrodinamometer dapat juga berfungsi
sebagai alat ukur alih (transfer instrument), sebab alat ini dapat dikalibrasi pada arus
searah dan digunakan langsung pada arus bolak-balik, menyatakan cara langsung yang
pasti untuk menyamakan pengukuran tegangan dan arus (dc dan ac )
Kalau gerak dArsonval menggunakan magnet permanen untuk menghasilkan medan
magnet, elektrodinamometer memanfaatkan arus yang akan diukur guna menghasilkan
fluksi medan yang diperlukan. Gambar-10 menunjukkan skema alat ini. Sebuah
kumparan yang stasioner (diam) dibuat menjadi dua bagian yang sama membentuk
medan magnet didalam mana kumparan itu berputar. Kedua kumparan ini dihubungkan
seri ke kumparan yang stasioner (diam) dibuat menjadi dua bagian yang sama
membentuk medan magnet di dalam mana kumparan itu berputar. Kedua kumparan ini
dihubungkan seri kekumparan yang berputar dan dialiri oleh arus yang diukur.
42
T = torsi
B = kerapatan fluksi
43
A = luas penampang
N = jumlah lilitan
Jika elektrodinamometer semata-mata direncanakan hanya untuk pemakaian arus searah,
skla kuadratnya mudah mati : yaitu tanda-tanda skala yang banyak pada nilai-nilai arus
yang sangat rendah, dan menyebar maju pada nilai arus yang frekuensinya lebih tinggi.
Pada pengukuran arus bolak-balik, torsi yang dibangkitkan setiap saat sebanding dengan
kuadrat arus sesaat (I2). Nilai dari I2 selalu positif dan akibatnya dihasilkan torsi yang
bergetar. Namun gerakan jarum tidak dapat mengikuti perubahan torsi yang cepat
sehingga dia menempati suatu posisi dalam mana torsi rata-rata diimbangi oleh torsi
pegas-pegas pengatur. Dengan demikian defleksi alat ukur merupakan fungsi rata-rata
kuadrat arus. Skala elektrodinamometer biasanya dikalibrasi dalam akar kuadrat arus
rata-rata, dan berarti alat ukur membaca nilai rms atau nilai efektif (effective value) arus
bolak-balik.
Sifat-sifat pengalihan elektrodinamometer menjadi jelas bila kita membandingkan nilai
efektif arus bolak-balik terhadap arus searah berdasrkan efek pemanasan atau
pengalihan dayanya. Suatu arus bolak-balik yang menghasilkan panas didalam sebuah
tahanan yang besarnya diketahui pada laju rata-rata yang sama dengan arus searah (I),
menurut definisi akan mempunyai nilai sebesar I amper. Laju rata-rata pengeluaran
panas oleh arus searah sebesar I amper didalam sebuah tahanan R adalah I 2R watt. Laju
rata-rata pengeluaran panas oleh arus bolak-balik I amper selama satu periode dalam
tahan R yang sama adalah. Berarti bedasarkan definisi
adalah disebut nilai rms (root mean square) atau nillai efektif dari arus bolak-balik dan
sering disebut nilai arus searah ekivalen.
Jika elektrodinamometer dikalibrasi untuk arus satu amper dan pada skala diberi tanda
yang menyatan nilai satu amper meter ini, maka arus bolak-balik yang akan
menyebabkan jarum menyimpang ke tanda skala untuk satu amper dc tersebut harus
memiliki nilai rms sebesar 1 A. Dengan demikian kita dapat mengalihkan pembacaan
yang dihasilkan oleh arus searah ke nilai bolak-balik yang sesuai dan karena itu
menetapkan hubungan antara dc dan ac. Karena itu elektrodinamometer menjadi sangat
44
bermanfaat sebagai sebuah instrument kalibrasi dan sering digunakan unutuk keperluan
ini karena ketelitian yang dimilikinya.
Namun demikian, elektrodinamometer mempunyai kekurangan-kekurangan tertentu.
Salah satunya adalah konsumsi daya yang besar sebagai akibat langsung dari
kontruksinya. Arus yang diukur tidak hanya harus mengalir melalui kumparan putar
tetapi juga harus menghasilkan fluksi medan. Untuk memperoleh medan magnet yang
cukup kuat diperlukan ggm(gaya gerak magnet) yang tinggi dan untuk itu sumber harus
menyalurkan arus dan daya yang tinggi. Berlawanan dengan konsumsi daya yang besar,
medan magnet jauh lebih lemah dari yang dihasilkan oleh gerak dArsonval yang setaraf
sebab tidak terdapat besi didalam rangkaian (seluruh lintasan fluksi berisi udara).
Beberapa alat ukur telah dirancang menggunakan baja laminasa khusus bagi sebagian
lintasan fluksi, tetapi penggunaan logam ini menimbulkan masalah kalibrasi oleh
frekuensi
dan
bentuk
gelombang.
Nilai
khas
dari
nilai
kerapatan
fluksi
Kemudian kumparan-kumparan yang diam dibuat dari kawat besar yang dapat
mengalirkan arus yang besar dan adalah layak untuk membangun ampermeter sampai 20
A. nilai-nilai arus yang lebih besar biasanya diukur dengan menggunakan sebuah
transformator arus dan sebuah ampere-ampere standart 5A ac.
8.
TIK: Diharapkan mahasiswa mengetahui prinsip kerja alat induksi dan penggunaan alat
ini dalam kehidupan sehari-hari
. Arus pusar ini melalui titik P1 dan P2 interaksi yang terjadi antara I 1 dan 1
pusar 2 (I2) yang melalui P1 dan interaksi arus pusar 2 (I 2) yang melalui P1 dan
interaksi arus pusar 2 (I2) dan fluks 2 (2) menyebabkan momen gerak 2 (Mg2).
Tegangan efektif yang terjadi : E1 = W.
Arus pusar ini berbeda sudut fasanya terhadap tegangan induksi sebesar demikian juga
di 2 dimana tegangan E2 tertinggal 90o terhadap 2 dan I2 tertinggal terhadap E2 sudut
fasanya antara I1 dan 2 adalah 90o + .
Mg1 = K.1 .2 . cos (90o + .)
Beda sudut fasa antara I2 dan 2 adalah 90o + + .
Resultan Kedua momen tersebut menyebabkan berputarnya piringan.
Mg = Mg1 Mg2
Mg = K . 1 . 2 sin cos
Untuk mendapatkan momen bergerak yang besar diusahakan :
1.
2.
Tipe Ferasis
47
Gambar-19 Gabar Alat Besi Putar Tipe Ferasis dan Diagram Vektor
Seperti dalam gambar terpasang 2 pasang kumparan. Pasangan kumparan pertama
dihubungkan seri dengan induktor besar. Kedua pasang kumparan tersebut
dihubungkan dengan tegangan yang sama. Arus yang mengalir pada kumparan
pertama (IR) mempunyai beda sudut fasa sebesar terhadap arus kumparan kedua
( IL), harga hampir mendekati 90o
Fluksi yang timbul akan merupakan medan putar, medan putar ini akan
menyebabkan arus pusar pada motor. Dan interaksi medan putar dengan arus pusar
akan mengakibatkan, momen gerak yang memutar rotor-rotor tersebut akan berputar
searah putaran medan putar seperti KWh meter. Tetapi bila rotor tersebut akan
berhenti pada saat terjadi keseimbangan. Dimana :
V
: Tegangan sumber
IL
48
V
Untuk Ampermeter
Mg = K . I2 . sin cos
Momen lawan Me- S
= I2 Sin Cos
49
Pada tipe ini memakai piringan satu kumparan yang menimbulkan fluks magnet agar
sistem ini terdapat 2 fluks yang mempunyai beda fasa tertentu, maka fluks utama
tersebut dibagi dua dengan membagi pada intinya.
Untuk membuat beda fasanya disalah satu dari bagian inti yang terbagi dua tersebut
ditambah cincin/ring tembaga keadaan ini disebut Shaded pole.
Laihan soal
1.
Sebutkan bagian bagian dari kumparan putar. Gambar dan beri keterangan !
2.
3.
9. WATTMETER
Alat ukur ini untuk mengetahui besarnya daya nyata (daya aktif). Pada wattmeter
terdapat Spoel/belitan arus dan spoel/belitan tegangan, sehingga cara penyambungan
watt pada umumnya merupakan kombinasi cara penyambungan voltmeter dan ampere
meter sebagaimana pada gambar dibawah in:
50
Alat untuk mengukur daya pada beban atau pada rangkaian daya itu adalah nilai
rata-rata pada beban atau pada rangkaian daya itu adalah nilai rata-rata dari perkalian
yaitu nilai sesaat dari tegangan dan arus pada beban atau rangkaian tersebut.
Td = K.dM/d.iV.i
Dimana iV = e/Zv = e/ Rv
51
52
53
DAFTAR PUSTAKA
* Sapiie, Soedjana & Osamu Nishito 1976, Pengukuran Dan Alat-Alat Ukur Listrik.
Jakarta
Pradanya Pratama.
54