Anda di halaman 1dari 5

Praktikum Rangkaian Listrik 2

Jobsheet 7
Pengukuran Daya dengan beban R, L dan C
Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara mengukur daya 1 phasa dengan beban R
2. Mencari nilai faktor daya 1 phase dengan beban R
3. Mencari nilai tegangan, arus serta daya reaktif yang terukur pada rangkaian AC
1 phasa dengan beban R
Komponen dan Instrumen
 DL 2109T1A, alat mengukur nilai arus
 DL 2109T27, alat mengukur nilai cos φ .
 DL 2109T2VB, alat mengukur nilai tegangan
 DL 2109T26, alat mengukur nilai daya aktif atau daya reaktif
 DL 1017R, sebagai beban R
 DL 10281, power supply.
 Kabel
Dasar Teori
Daya adalah laju energi per satu satuan waktu. Pada rangkaian dc daya didefinisikan
sebagai perkalian antar arus dan tegangan atau dapat dituliskan dalam hubungan
matematis berikut ini:

P = V.I.......................................................................................................(10.1)

Dengan hubungan terhadap beban resistif maka daya juga dapat dirumuskan
sebagai berikut:

V2
P = R ...................................................................................................(10.2)
Namun ketika kita berbicara mengenai rangkaian listrik dengan sumber ac maka
komponen daya tidak lagi sesederhana pada sistem dc. Daya terbagi atas 3
komponen yaitu :
Praktikum Rangkaian Listrik 2

1. Daya aktif (P)


2. Daya reaktif (Q)
3. Daya semu (S)
Daya aktif adalah daya yang timbul pada beban yang bersifat resistif dan dinyatakan
dalam satuan Watt. Daya aktif ini dapat diukur dengan alat ukur Wattmeter.

P = V.I cos φ .............................................................................................(10.3)

Daya reaktif adalah daya yang timbul akibat adanya beban yang bersifat induktif
atau pun bersifat kapasitif. Hal ini timbul karena pada sistem ac terdapat komponen
frekuensi yang menyebabkan komponen-komponen bersifat induktif dan kapasitif
menimbulkan atau menyerap daya reaktif. Daya reaktif dinyatakan dengan satuan
VAr dan dapat diukur dengan alat VAr meter.

Q = V.I Sin φ ..............................................................................................(10.4)

Daya semu merupakan kombinasi antar kedua komponen daya di atas dan
hubungannya dinyatakan secara fasor. Daya semu dapat dihitung dari hasil perkalian
antara tegangan dan arus pada jala-jala listrik. Satuan daya semu adalah VA

S = V.I.......................................................................................................(10.5)

Langkah Percobaan
1. Susunlah rangkaian seperti gambar 10.1
2. Hidupkan power supply
3. Tekan on pada DL 2109T27 dan DL 2109T26
4. Putar knob di DL 10281 sesuai nilai persen pada tabel 10.1
5. Kemudian catat nilai tegangan tanpa beban dan nilai tegangan setelah diberi
beban ( nilai arus, tegangan, daya dan nilai cos φ ) pada tabel 10.1.
Praktikum Rangkaian Listrik 2

Gambar 10.1 Rangkaian pengukuran daya AC rangkaian listrik 1 phasa

Hasil Pengukuran

Tabel 9. Beban R
R:
Parameter Daya
No %
Tegangan Arus Cos Phi P S Q
1 10 50.6 0.047 1 2.38 2.38 0
2 20 97.7 0.092 1 9 9 0
3 30 140 0.131 1 18.2 18.2 0
4 40 185 0.174 1 32.2 32.2 0
5 50 233 0.219 1 51 51 0

Tabel 9. Beban L
L:
Parameter Daya
No %
Tegangan Arus Cos Phi P S Q
1 10 48 0.035 0 0 1.7 1.7
2 20 98 0.071 0 0 6.9 6.9
3 30 143 0.107 0 0 14.6 14.6
4 40 190 0.137 0 0 26 26
5 50 236 0.170 0 0 40.1 40.1

Tabel 9. Beban C
Praktikum Rangkaian Listrik 2

C:
Parameter Daya
No %
Tegangan Arus Cos Phi P S Q
1 10 56 0.033 0 0 1.8 1.8
2 20 100 0.060 0 0 5.8 5.8
3 30 145 0.088 0 0 12.8 12.8
4 40 190 0.116 0 0 22 22
5 50 231 0.142 0 0 32.8 32.8

Tugas
1. Apa yang anda ketahui tentang faktor daya dan mengapa kita perlu mengetahui
nilai faktor daya suatu rangkaian?
2. Bagaimana hubungan antara daya semu dan daya aktif berdasarkan hasil
pengukuran?
3. Buatlah grafik daya aktif,daya semu dan daya reaktif terhadap perubahan knob

dalam satu grafik!


Analisis
1. Faktor Daya merupakan karakteristik dari arus bolak balik (AC : Alternating
Current) yang dapat didefinisikan sebagai rasio dari daya kerja terhadap total
daya. Kita perlu mengetahui nilai faktor daya suatu rangkaian agar dapat
mengetahui seberapa efisien daya kerja (P) yang dapat digunakan. Misalnya
sebuah beban dengan power faktor tertulis 1,0 adalah beban yang paling efisien
dari total daya yang tersedia (S) sementara beban untuk power factor yang
tertulis misalkan 0,6 adalah beban yang memiliki kerugian tinggi. Hal ini akan
mempengaruhi tagihan listrik dari pemasok tenaga listrik.

2. Hubungan antara daya semu dan daya aktif berdasarkan hasil pengukuran.
a. Beban Resistif (R)
Pada beban R, nilai cos phi terukur adalah 1. Atau dengan kata lain faktor
dayanya = 1. Artinya pada rangkaian murni Resistif, semua daya dimanfaatkan
menjadi daya aktif (P).

b. Beban Induktif (L)


Praktikum Rangkaian Listrik 2

Pada beban L, nilai cos phi terukur adalah 0. Atau dengan kata lain faktor
dayanya = 0. Artinya pada rangkaian murni Induktif, tidak ada daya aktif yang
dapat digunakan sebagai daya kerja. Hanya tersedia daya reaktif (Q).

c. Beban Kapasitif (C)


Pada beban C, nilai cos phi terukur adalah 0. Atau dengan kata lain faktor
dayanya = 0. Artinya pada rangkaian murni Kapasitif, tidak ada daya aktif yang
dapat digunakan sebagai daya kerja. Hanya tersedia daya reaktif (Q).

3. Grafik daya aktif, daya semu dan daya reaktif terhadap perubahan knob.

50

40
Daya (Watt)

30
Beban R (P & S)
20 Beban L (Q & S)
Beban C (Q & S)

10

0
0 10 20 30 40 50
Knob (%)

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai