Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 11, No.

1, Mei 2019 19

PROSES PEMBUATAN MINYAK PELUMAS MINERAL


MINYAK BUMI

Alfiansyah Aji Pratama1

Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri


e-mail:alfiansyahapratama313@gmail.com

ABSTRAK: Minyak Pelumas mineral (base mineral oil) merupakan salah satu produk dari fraksi minyak bumi
(crude oil) yang telah melalui berbagai proses pengilangan di kilang. Agar dapat memperoleh fraksi minyak pelumas
dari minyak bumi diperlukan berbagai macam proses untuk memperoleh sifat penting dari minyak pelumas. Karena
kandungan dalam minyak bumi yang memiliki senyawa hidro karbon dalam jumlah banyak dan sangat kompleks.
Untuk memperoleh minyak pelumas dengan kualitas bagus maka diperlukan unit proses yang banyak dan saling
terintegrasi satu dengan yang lainnya supaya dalam pelumas tidak mengandung sifat jelek untuk nantinya
digunakan pada mesin atau komponen mekanik maupun kendaraan bermotor.

Kata kunci: pelumas, minyak bumi, proses, mesin

1. PENDAHULUAN pelumas (oli) terdapat dalam bagian


minyak bimu yang mempunyai daerah didih
Minyak bumi adalah suatu campuran cairan yang paling tinggi, yaitu sekitar 400oC
yang terdiri dari berjuta-juta senyawa kimia, keatas. Fraksi minyak pelumas (oli)
yang paling banyak adalah senyawa dipisahkan dari residu hasil distilasi minyak
hidrokarbon yang terbentuk dari bumi dengan dengan distilasi hampa
dekomposisi yang dihasilkan oleh fosil (Hardjono, 2001).
tumbuh-tumbuhan dan hewan (William, Pelumas merupakan zat kimia yang
1995). Menurut (Jasji, 1996) Minyak bumi umumnya berupa cairan yang diberikan di
merupakan senyawaan kimia yang terdiri antara dua benda bergerak dengan tujuan
dari unsur-unsur karbon, hidrogen, sulfur, untuk mengurangi gaya gesek. Sedangkan
oksigen, halogenida dan logam. Senyawa pelumasan adalah tindakan menempatkan
yang hanya terdiri dari unsur karbon dan pelumas antara permukaan yang saling
hydrogen dikelompokan kedalam senyawa bergeser untuk mengurangi keausan dan
hidrokarbon. friksi (Sukirno, 2010).
Sifat-sifat minyak bumi sangat bervariasi Konsumsi pelumas di Indonesia bertambah
dan jenis produk yang dapat dihasilkan 1,8 % dari tahun 2010 ke tahun 2014
juga dapat sangat banyak. Suatu operasi (Badan Pusat Statistik, 2014). Konsumsi
yang tentu dioperasi di dalam semua kilang pelumas meningkat sebanding
adalah destilasi yang memisahkan minyak peningkatan industri otomotif. Salah satu
bumi kedalam fraksi fraksinya berdasarkan penggunaan pelumas paling utama adalah
daerah didihnya. Operasi lainnya dapat pelumas mesin yang dipakai pada mesin
sedikit atau banyak jumlahnya, dapat pembakaran dalam (internal combustion).
sederhana atau kompleks, tergantung Minyak pelumas mesin atau yang lebih
pada produk-produk yang akan dibuat dikenal sebagai oli mesin banyak ragam
(Hardjono, 2001). dan macamnya. Bergantung pada jenis
Terdapat beberapa macam cara penggunaan mesin itu sendiri yang
penggolongan produk jadi yang dihasilkan membutuhkan oli yang tepat untuk
oleh kilang minyak. Diantaranya produk jadi menambah atau mengawetkan usia pakai
kilang minyak dapat dibagi menjadi produk (life time) mesin. Keadaan optimum
bahan bakar minyak (BBM) dan produk pelumasan logam dapat dicapai jika
bukan bahan bakar minyak (BBBM). permukaan logam yang bersentuhan
Produk jadi BBBM berupa LPG, pelarut, dilapisi secara sempurna oleh minyak
minyak pelumas (oli), gemuk, aspal, malam pelumas, guna mendapatkan minyak
parafin, hitam karbon dan kokas. Minyak pelumas yang sempurna. Karakteristik dan
20 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 11, No.1, Mei 2019

jenis oli yang digunakan harus diperhatikan 5. Titik nyala


(Mujiman, 2011). 6. Titik didih
Pelumas mesin yang banyak beredar di 7. Sifat asam
pasaran saat ini secara komersial adalah
jenis pelumas dengan bahan dasar minyak
mineral dan minyak sintetis. Pelumas 2.2. Klasifikasi Pelumas Berdasarkan
berbahan dasar minyak mineral berasal Kekentalan
dari minyak mentah yang biasanya terdiri Klasifikasi pelumas berdasarkan
dari senyawa parafin, naftalena, dan kekentalan Berdasarkan viskositas atau
aromatik (Nugrahani, 2007). Minyak kekentalan yang dinyatakan dalam nomor-
mineral ini memiliki sifat tidak berwarna, nomor Society of Automotive Engineer
transparan, tidak berbau, dan tersusun dari (SAE). Angka SAE yang lebih besar
campuran senyawa organik sederhana. menunjukkan minyak pelumas yang lebih
Kelebihan dari minyak pelumas berbahan kental. Contohnya adalah oli monograde
dasar mineral adalah memiliki sifat fisik dan dan oli multigrade. Oli monograde, yaitu oli
kimia yang mudah dikontrol, harganya yang indeks kekentalannya dinyatakan
murah dibandingkan minyak pelumas hanya satu angka misalnya DEO SAE 30.
berbahan dasar sintetis, mudah dicampur Sedangkan oli multigrade, yaitu oli yang
engan bahan aditif untuk menambah indeks kekentalannya dinyatakan dalam
kualitas pelumas. Minyak pelumas lebih dari satu angka. Contoh DEO SAE
berbahan sintetis merupakan minyak 15W-40.
pelumas yang biasanya ditambah dengan
senyawa kimia tertentu yang tidak ada 2.3. KARAKTERISTIK MUTU PELUMAS
dalam minyak mineral. Semakin
banyaknya jenis pelumas saat ini, tentu Oli atau minyak pelumas memiliki ciri-ciri
membuat konsumen dihadapkan pada fisik antara lain :
berbagai pilihan pelumas, karena pada
a. Viskositas
umumnya produsen pelumas mengklaim
Viskositas atau kekentalan suatu
pelumas mereka yang paling baik.
minyak pelumas adalah pengukuran
Konsumen sangat membutuhkan produk
dari mengalirnya bahan cair dari
pelumas yang bermutu tinggi dan tersedia
minyak pelumas, dihitung dalam
pada saat dibutuhkan. Hasil yang ingin
ukuran standar. Makin besar
dicapai dari karya tulis ini merupakan untuk
perlawanannya untuk mengalir, berarti
mengetahui bagaimana proses pembuatan
makin tinggi viskositasnya, begitu pula
minyak pelumas mineral (base mineral oil).
sebaliknya.
b. Indeks viskositas
2. PEMBAHASAN
Tinggi rendahnya indeks ini
2.1. Minyak Pelumas menunjukkan ketahanan kekentalan
minyak pelumas terhadap perubahan
Bahan dasar pelumas adalah menyiapkan suhu. Makin tinggi angka indeks
pemilihan minyak bumi oleh proses dan minyak pelumas, makin kecil
proses yang dipilih adalah proses khusus perubahan viskositas-nya pada
yang memenuhi sifat yang dikehendaki. penurunan atau kenaikan suhu. Nilai
Dan bahan kimia yang ditambahkan, indeks viskositas ini terbagi dalam 3
digunakan untuk memberi sifat yang golongan, yaitu: • High Viscosity Index
dikehendaki pada bahan dasar pelumas (HVI) di atas 80. • Medium Viscosity
yang kurang baik atau untuk memenaikan Index (MVI) 40–80. • Low Viscosity
dan memperbaiki sifat yang ada Sifat – Index (LVI) di bawah 40.
sifat yang penting yang diperhatikan yaitu:
1. Kekentalan Viskositas Indeks (VI) yang tinggi, makin
2. Perubahan kekentalan terhadap rendah perubahan viskositas bila diberikan
perubahan suhu perubahan panas VI minyak alami
3. Titik beku memberikan nilai jarak yang negative untuk
4. Tahanan terhadap oksidasi minyak jenis napten memberikan kurang
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 11, No.1, Mei 2019 21

lebih 100 untuk minyak jenis parafin. tahan terhadap oksidasi dan segala
Minyak diproses khusus dan bahan kimia akibatnya.
yang ditambahkan dapat memunyai a. Titik nyala
viskositas indeks 130 dan sangat tinggi. Titik nyala dari minyak mempunyai
Aditive seperti halnya Polyisobutilen dan pengaruh yang kecil terhadap unjuk
asam polymethacrilik ester dicampur kerja mesin dan memberi pelayanan
dengan sempurna dengan bahan dasar utama dalam indikator emisi hidro
pelumas untuk memperbaiki sifat karbon atau sumber minyak dalam
perubahan viscositasnya terhadap pencampuran contohnya
suhu.dari minyak jadi. Pelumas kendaraan bagaimanapun suatau campuran
harus cukup tipis pada suhu rendah untuk minyak kekentalan yang tinggi dan
mengijinkan start yang mudah dan yang rendah akan memberikan
kekentalan yang cukup pada suhu operasi viskositas campuran atau ditekan
kendaraan ( 180 sampai 250 0F atau 80 dengan mencampur minyak yang
sampai 12000C) Untuk menurunkan utama titik nyala yang rendah
gesekan dan kebocoran dengan menujukan emisi hidrokarbon yang
memberikan lapisan cairan secara kontinyu besar selama pemakaian.
antara kedua permukaan logam. Titik beku b. Suhu Titik Didih
adalah suhu terendah dimana minyak akan Trayek didih yang sangat tinggi dari
tetap mengalir dibawah kondisi suhu fraksi menunjukan tingginya berat
standar yang di tentukan pada 5 0F atau molekul komponen. Dan untuk
30C ditetpkan sebagai titik bekudari minyak dberikan oleh minyak mentah
. Pada kendaraan bermotor titik beku yang menunjukan kekentalan yang tinggi.
rendah adalah hal yangsangat penting Trayek didih dan kekentalan dari fraksi
untuk mencapai kasus untuk start dan yang adalah faktor yang besar dalam
diperlukan dalam kemapuan untuk di start pemilihan fraksi minyak untuk
dalam kondisi dingin. Ada dua bentuk titik mencampur bahan dasar minyak
beku yaitu titik beku kekentalan dan titik pelumas dalam unit distilasi vakum.
beku lilin. Titik beku kekentalan derajat
yang mendkati sebagi temperatur bila
diturunkan dan kekentalan minyak naik. 2.4. Proses Minyak Pelumas
Sampai minyak tidak bisa mengalir kondisi Proses yang pertama kali dalam
dibawah suhu pengujian Titik beku lilin pengolahan minyak pelumas. Adalah
terjadi sbagai mana kristal wax mengendap proses pemisahan pada distilasi atmosfer.
dari larutan dan menyak membeku. Dari masing masing fraksi sesuai
Tambahan bahan yang menyebabkan sifat spesifikasi kekentalanya dan trayek didih.
kristal lilin dapat digunakan pada suhu titik Bahan dasar Minyak pelumas berat di
beku yang rendah dari minyak bahan dasar peroleh darimenara distilasi vakum bagian
jenis parafin.Ini adalah suhu starting kristal bawah dengan aspaltin damar, dan bahan
dari parafin wax. Tahanan terhadap bahan yang tidak disukai.
oksidasi Suhu yang tinggi terhadap operasi Bahan fraksi pelumas yang baik dari
mesin pembakaran dalam menghasilkan minyak mentah yang mengandung
reaksi oksidasi pada pelumas motor. Hal ini komponen yang tidak disukai untuk
adalah kenyataan yang khusus untuk dibentuk menjadi minyak pelumas. Hal ini
minyak yang hadir dalam kaitanya dengan harus dihilangkan atau dirombak dengan
kepala torak dimana suhunya berkisar 500 melalui proses seperti liquid ektraktion,
samapi dengan 750 0F (280 sampai pengkristalan, pemilihan jenis hidrokraking
dengan 400 0C)Proses oksidasi dan atau proses penjenuhan .karakterstik
menyebabkan terbentuknya coke dan yang tidak disukai termasuk titik tuang yang
lapisan bahan dari aspaltik dari bahan tinggi. Perubahan viscositas yang tinggi
dasar parafin dan lumpur dari bahan dasar akibat suhu ( VI rendah). Kestabilan
naphtenik. Aditiv anti oksidan sepeerti terhadap oksidasi yang rendah Titik beku
senyawa phenol dan zing ditio phospat yang tinggi asam organik yang tinggi dan
ditambahkan untuk mencapur minyak agar kadar karbon yang tinggi dan
kecenderungan pembentukan
22 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 11, No.1, Mei 2019

sludge.Proses proses yang digunakan yang dikehendaki . Pjase ekstrak


untuk merubah sifat tersebut adalah: mengandung minyak sebesar 15 - 20 %
berat yang tercampur dengan pelarut.
1. Pelarut aspal untuk menurunkan Bahan baku yang sangat berat
indikasi pemebntukan karbon dan meggunakan perbandingan yang sangat
lumpur tinggi untuk plarut propane.
2. Pelarut ekstraksi dan hidro kraking Phase rafinat mengandung 30 samapi 50
untuk memperbaiki viscositas indek % volume propan dan bukan laurtan murni
3. Pelarut dewaksing dan hidrokaraking tetapi merupakan endapan emulsi antara
yang selektiv untuk menurunkan titik propane dan aspaltik Sebagaimana kilang
beku dan titik tuang yang sangat baik seksi dasar ekstraksi dari
4. Hidrotreating dan clay treting untuk proses yang umum adalah sangat
memperbaiki warna dan kestabilan sederhana yang terdiri atas menara
terhadap oksigen selinder dengan bafel jenis besi yang
5. Hidro treating dan clay treating untuk diletakan berbariis horisontaal atau
menurunkan asam organik. terdapatbafel yang berlubang lubang yang
Meskipun pengaruh utama dari proses digunakan untuk memperoleh aliran yang
sebagai mana dijelaskan diatas ada juga berlawanan antar minyak dan pelarut
pengaruh sekundair suatu contoh beberapa unit menggunakan rotating disc
mesikipun hasil utama dari proses contraktor (RDC) untuk tujuan tersebut.
dewaxing adalah rendahnya titik beku dari Umpan dari dasar menara vacum
minyak sulven dewaxing juga menurunkan dimasukan mendekati puncak kolom.
VI dari minyak secara nyata. Untuk akibat Mereka akan melarutkan minyak dari
ekonomi sebagai mana satu proses terkait residu dan terbawa kepuncak menara
proses yang lain pada umumnya antara residu dan titik umpan dan puncak
diharapkan ekstraksi pada diaspalting, menara, spiral pemanas digunakan untuk
dewaxing, dan proses akhir menaikan suhu dari propan dan ekstrak,
.Bagaimanapun proses dewaxing dan jadi akan menurunkan daya larut dari
finising adalah Acuan yang berulang-ulang minyak kedalam propan Kasus ini sama
yang umumnya proses dikembangkan dengan minyak dilepaskan dari fase
dalam biaya dan dilengkapi dengan ekstrak yang menggambarkan aliran reflux.
keinginan yang sama. Aliran reflux menuju kebawah menara dan
menaikan ketajaman pemisahan antara
2.4.1. Propan Deaspalting minyak bagian dari residu dan sebagian
aspalten dan resin. Aspal dan resin
Bahan baku distilat berat untuk
meninggalkan botom menara disebut
memproduksi bahan dasar pelumas dapat
rafinat dan campuran minyak dan propan
dikirim searah dengan unit ekstraksi yang
meninggalkan puncak disebut ekstrak.
menggunakan pelarut tetapi hasil bawah
System perolehan solven dari proses
menara distilasi atmosfer dan distilasi
propan deaspalting sebagai mana semua
vacum meminta prosesdiaspalting untuk
proses ekstraksi adalah sangat besar
menghilangkan aspalten dan damar
biaya operasinnya dibanding proses
sebelum di lanjutkan proses ekstraksi yang
treating sytem dua tingkat atau teknik
menggunakan pelarut. Dalam kasus yang
superentikal digubakan untuk memperoleh
sama aliran distilat yang mempunyai titik
propan dari rafinat dan dalam phase
didih tinggi dapat juga mengandung
ekstrak.
senyawa aspalten yang cukup dan damar
untuk memperbaiki digunakan proses
deaspalting. Propan adalah solven yang
umum digunakan dalam proses
deaspalting tetapi dapat juga digunakan
etana atau butana diharapkan untuk
mencapai sifat pelarut yang dikehendaki.
Bahan baku dikontakkan dengan 4 sampai
8 kali volume cairan propan pada temprtur
Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 11, No.1, Mei 2019 23

atau ethan dalam reaksinya. Seperti halnya


British petroleum (BP) Proses produksi
propan , butan dan pentan dalam
perbandingan 2:4:3 dalam satuan berat.
Kondisi rekasi untuk mobil dan BP proses
timbul Sesuai dengan type jarak yang
dikehendaki sebagai berikut: Yield dari
minyak yang bebas dari wax seperti halnya
pour point yang sama dari bahan umpan
yang sangat tinggi dari 0 samapi 15 % lebih
besar dari pelarut dewaxing ( SDW)
Gambar 2.1 Proses Pembuatan Bahan dengan naiknya kesulitan yang ditimbulkan
Dasar Pelumas dari pemisahan minyak dari wax dalam
prses SDW.
Menara propan deaspalting dioperasikan
pada tekanan tinggi yang cukup untuk Umpan pada proses hydrocraking yang
memelihara pelarut dalam kondisi cair selektif adalah minyak yang diekstrak dari
biasanya tekananya 500 psig ( 3448 kPa). unit aromatik ektraksi keuntungan dapat
Aspalt di peroleh kembali dari rafinat dapat dicapai atas pelarut lingkungan unit
dicampur dengan aspalt yang lain untuk dewaxing termasuk
mendapatkan bahan bakar berat atau di a. Minyak yang dihasilkan mempunyai
umpankan pada unit coking. Produk kandungan rendah pada pour poinya
minyak berat dari residu vakum disebut dari bahan baku paraffin
bahan baku rengkahan adalah mempunyai b. Biaya kapital yag rendah
kekentalan yang tinggi bila dicampur yang c. Yield bahan baku minyak pelumas
telah diproses kelanjutanya. Dan yang menguntungkan
digunakan untuk digunakan untuk d. Operasi pemisahan hydrocracking
pelumasan beban berat seperti pada truk tidak ditentukan
automobil dan pelayanan pada pesawat
terbang. 2.4.3. Hydro Finishing

2.4.2. Pemilihan Hydrocracking Hydro finishing dari bahan baku


pelumas tanpa wax adalah diperlukan
Ada pemilihan proses hydrocracking untuk untuk memisahkan senyawa kimia yang
memishakan minyak dari wax Salah aktif yang mempunyai sifat warna yang
satunya menggunakan satu katalis hanya tidak stabil dari minyak pelumas. Banyak
untuk menurunkan pour point dan yang operasi hydrocracking menggunakan
lain menggunakan dua katalis untuk katalis cobalt molibdenum dan
menurunkan pour point dan memperbaiki dioperasikan pada kondisi tajam dengan
kestabilan terhadap oksigen . Untuk menentukan perbaikan warna yang
operasi menurunkan pour point kedua diutamakan.Senyawa organik nitrogen
proses yang menggunakan bentuk katalis memberikan akibat samping yang sangat
zeolit yang selektif akan melakukan serius terhadap warna dan wana yang tidak
perengkahan normal parafin dan parafin stabil dari minyak dan mereka harus
cabang yang pendek, zeolit dengan dipisahkan dalam jumlah yang besar atau
diameter terbuka 6A memberikan craking dari operasinya. Aliran prosesnya adalah
yang sangat cepat untuk normal parafin sama seperti halnya untuk bentuk unit
dengan penurunan kecepatan sebanding hydrocraking kondisi operasi yang mewakili
dengan jumlah yang membesar. Proses diantaranya : Biasanya yield akhir minyak
pelumas kendaraan menggunakan fix bed kurang lebih 98 % dari minyak dewaxing
reaktor yang menggunakan dua katalis dan yang diumpankan.
aliran proses sebagai manan pada hidro
kraking . ketajaman operasi dikendalikan 2.4.5. Finishing By Clay ContactinG
oleh temparatur out let furnace ( suhu Berbagai pabrik yang memproduksi minyak
rekator ) terutama pembentukan methan pelumas menggunakan cara
24 Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 11, No.1, Mei 2019

mengkontakan activated clay dengan Lumas Dasar Pelumas Mesin


minyak dewaxing pada suhu yang Kendaraan Bermotor. Lembaran
bervariasi untuk memperbaiki kestabilan Publikasi Lemigas.
minyak yang diproduksi dalam pelayanan Nugrahani, R.A.. 2007. Perancangan
pemakaian dalam mesin pada senyawa Proses Pembuatan Pelumas Dasar
polar ( aromatik sulfur dan Nitrogen yang Sintetis Dari Minyak Jarak Pagar
terkandung adalam molekulnya) diadsorbsi (Jatropha curcas L.) melalui
pada clay dan dipisahkan menggunakan Modifikasi Kimiawi. Disertasi
penyaringan. Clay bekas di buang dan Program Doktor. IPB.
operasi hambatan yang umum disebabkan Siskayanti, R., Engkos, M.K. 2017. Analisis
oleh clay pencuci ditempatkan kembali oleh Pengaruh Bahan Dasar terhadap
hydrofinishing. Indeks Viskositas Pelumas Berbagai
Kekentalan. Jurnal Rekayasa
Proses, Vol. 11, No. 2, 2017, hal. 94
DAFTAR PUSTAKA 100. Universitas Muhammadyah
Arisandi. M, Darmanto, Priangkoso. T,. Jakarta.
2012. Analisa Pengaruh Bahan Mulyono. Bahan Dasar Minyak Pelumas
Dasar Pelumas Terhadap Viskositas Mineral. Forum Teknologi Pusdiklat
Pelumas Dan Konsumsi Bahan Migas.
Bakar. UNWAHAS P.A Asseff ,Petroleum Additives And Their
Antoniuswijaya , 2008, Jenis-Jenis Oli Juni Functions, April 1966 Lubrisolcorp
25, 2008 @ 7:14 am. Alexa, 2008, Cleveland Ohio.
Pengujian Pelumas Kendaraan , J.D. Bushnell and R.J Fioco, Hydrocarbon
Jurnal Teknik Mesin Fakultas process 119-123 1980.
Teknologi Industri Universitas Kristen J.D. Hargrove G.J. Ekes and A.H.
Petra. Ricardson, Oil and Gas, J 77(2) 103-
Anton, 1985, Teknologi Pelumas, Jurnal 105
PPPTMG Lemigas Jakarta. Sukirno. 2010. Kuliah Teknologi Pelumas
Supraptono, 2004, Bahan Bakar Dan 3. Departemen Teknik Kimia Fakultas
Pelumas. Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Teknik Universitas Negeri Semarang. Mujiman, 2011, Pengukuran nilai viskositas
Diana N.T., Retno F., Ariatmi N.R,. 2017. oli MESRAN SAE 10-SAE50 untuk
Pengaruh Blending Minyak Nabati pendingin transformator distribusi
Pada Pelumas Dari Minyak Mineral dengan penampil LCD, Jurnal
Terhadap Stabilitas Oksidasi Dan Teknologi Technoscientia, 4(1),
Ketahanan Korosi Logam. 1979-8415
Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dermawan, D., Pertiwi, D.S., Siddik, A.,
Karina, R.M., Yuliani, C. 2010. Pahlevi, S.R., 2011, Pengembangan
Kompatibilitas Campuran Minyak Minyak Lumas Biobased Formulasi
Lumas Dasar Jenis Mineral dengan dengan Ashless Antiwear Agent,
Minyak Nabati sebagai Minyak Prosiding Seminar Rekayasa Kimia
dan Proses, ISSN : 1411-4216

Anda mungkin juga menyukai