Prinsip dasar dari sebuah mesin listrik adalah konversi energi elektromekanik,
yaitu konversi dari energi listrik ke energi mekanik atau sebaliknya dari energi
mekanik ke energi listrik. Alat yang dapat mengubah (mengkonversi) energi mekanik
ke energi listrik disebut generator, dan apabila mesin melakukan proses konversi
sebaliknya yaitu dari energi listrik ke energi mekanik disebut motor.
Mesin listrik mulai dikenal tahun 1831 dengan adanya penemuan oleh
Michael Faraday mengenai induksi elektromagnetik yang menjadi prinsip kerja motor
listrik. Percobaan mengenai konsep mesin listrik di laboratoriumlaboratorium terus
dilakukan sampai tahun 1870 saat Thomas Alfa Edison memulai pengembangan
generator arus searah secara komersial untuk mendukung distribusi tenaga listrik
yang berguna bagi penerangan listrik di rumah-rumah.
Meskipun konsep mesin listrik yang digunakan saat ini tidak berbeda dari
sebelumnya,
tetapi
perbaikan
dan
proses
pengembangan
tidak
berhenti.
Konversi energi baik dari energi listrik menjadi energi mekanik ( motor )
maupun sebaliknya dari energi mekanik menjadi energi listrik ( generator )
berlangsung melalui medium medan magnet. Energi yang akan diubah dari satu
sistem ke sistem lainnya, sementara akan tersimpan pada medium medan magnet
untuk kemudian dilepaskan menjadi energi sistem lainnya. Dengan demikian medan
magnet disini selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan energi juga sekaligus
sebagai medium untuk mengkopel proses perubahan energi.
Dengan mengingat hukum kekekalan energi, proses konversi energy
elektromekanik dalam hal ini sebagai aksi motor dapat dinyatakan sebagai berikut :
Energi listrik sebagai input = Energi mekanik sebagai output
+ Energi yang diubah menjadi panas
+ Energi tersimpan pada medan magnet
Ada tiga hal pokok yang menjadi dasar kerja
sebuah mesin listrik, yaitu:
Gerakan realtif antara fluk magnet dengan kawat penghantar listrik. Dalam hal
ini boleh magnetnya tetap,sedangkan kawat penghantarnya yang bergrak atau
sebaliknya. Konstruksi sebuah mesin arus searah dapat dibagi atas:
Bagian Stator:
Rangka generator atau motor
Inti kutub magnet dan lilitan penguat magnet
Sikat komutator
Bagian Rotor
Komutator
Jangkar
Lilitan jangkar
magnet diantara kumparan kawat penghantar. Tenaga mekanis dapat berasal dari
tenaga panas tenaga potensial air .
Proses terbentuknya listrik pada generator ialah arus penguat yang melalui
kawat penghantar akan masuk pada jangkar, berdasarkan hukum oersted
yaitu
disekitar kawat penghantar yang dialiri arus listrik maka akan timbul medan magnet.
Akibat adanya medan magnet maka akan menimbulkan adanya fluks. Arah dari
medan tersebut ditentukan oleh hukum maxwell yang mengatakan bahwa jika arus
listrik yang mengalir dalam kawat arahnya menjauhi kita maka medan magnet yang
terbentuk disekitar kawat arahnya searah dengan jarum jam, demikian pula
sebaliknya.
Fluks yang berasal dari medan akan menembus jangkar , akibat adanya gerak
relatif pada jangkar maka akan mengakibatkan timbulnya arus listrik yang bolak balik
pada jangkar yang nantinya akan di searahkan pada komutator. Dari prisip kerja dari
generator tersebut diperolehlah energi output dari generator yaitu berupa arus listrik
searah.
Telah diketahui bahwa terbentuknya ggl pada generator berdasar percobaan
faraday yang mengatakanbahwa kumparan yang digerakkan dalam medanmagnet di
dalam kawat kumparan tersebut akan terbentuk GGL.
Arah ggl yang terbangkit pada penghantar jangkar berhubungan dengan arah
medan magnit dan arah gerakan penghantar itu sendiri. Peraturan tangan kanan dari
Flemming dapat digunakan untuk menentukan hubungan ketiga besaran tersebut
diatas.
Dari prisip kerja dari generator tersebut diperolehlah energi output dari
generator yaitu berupa arus listrik searah. Adapun bentuk penyearahannya dapat
dilihat sebagai berikut:
Motor listrik arus searah merupakan suatu alat yang berfungsi mengubah daya
listrik arus searah menjadi daya mekanik. Motor listrik arus searah mempunyai
prinsip kerja berdasarkan percobaan Lorents yang menyatakan.Jika sebatang
penghantar listrik yang berarus berada di dalam medan magnet maka pada kawat
penghantar tersebut akan terbentuk suatu gaya.Gaya yang terbentuk sering
dinamakan gaya Lorents. Untuk menentukan arah gaya dapat digunakan kaidah
tangan kiri Flemming atau kaidah telapak tangan kiri. Gambar 1 melukiskan
konstruksi kaidah tangan kiri Flemming.
Jika ibu jari, jari tengah dan jari telunjuk disusun seperti gambar 1, garis gaya
magnet sesuai dengan arah jari telunjuk, arus yang mengalir pada penghantar searah
dengan jari tengah maka, gaya yang terbentuk pada kawat penghantar akan searah
dengan arah ibu jari. Jika digunakan kaidah telapak tangan kiri, maka didalam
menentukan arah gaya dapat dikerjakan sebagai berikut :
Telapak tangan kiri direntangkan sedemikian rupa sehingga ibu jari dengan
keempat jari yang lain saling tegak lurus. Jika garis gaya magnet menembus tegak
lurus telapak tangan, arah arus sesuai dengan arah keempat jari tangan, maka ibu jari
akan menunjukkan arah gaya yang terbentuk pada kawat penghantar. Hubungan
antara garis gaya magnet, arah arus dan gaya yang terbentuk pada kawat penghantar
dapat dilukiskan seperti gambar 2.
Untuk dua buah penghantar yang berarus seperti gambar 3 berada dalam medan
magnet maka pada masing-masing kawat akan timbul suatu gaya.
Jika penghantar yang dialiri arus listrik ditempatkan di dalam medan magnit
akan menimbulkan gaya pada tiap sisi-sisi penghantar. Hal ini menyebabkan putaran
dan dikenal sebagai aksi/kerja motor.
E=Cn
Dimana:
E
: besarnya ggl
: konstanata mesin
: putaran
: fluks
Karena tegangan pemakaian dan ggl lawan berlawanan arah satu sama lain,
jumlah tegangan pada jangkar adalah selisih dari kedua tegangan ini. Dengan
demikian arus jangkar dapat dihitung dengan persamaan :
Dimana :
Ia = arus jangkar
Vt = tegangan terminal
Eg = ggl lawan
Ra = tahanan jangkar
Jika ggl lawan turun, arus naik dan sebaliknya. Ggl lawan dapat diatur dengan
mengubah medan magnit dan/atau dengan mengubah kecepatan motor.
Tidak ada perbedaan kunstruksi antara motor DC dengan generator DC.
Perbedaannya hanya pada pemakaiannya. Sebuah mesin DC bila diputar dengan
penggerak mula dapat membangkitkan ggl dan mensuplai arus kepada rangkaian luar.
Mesin yang sama bila dihubungkan dengan sumber tegangan yang sesuai, dapat
digunakan sebagai motor. Kerja motor terjadi apabila sebatang penghantar yang
dialiri arus ditempatkan di dalam medan magnit. Gaya yang terjadi akan
menghasilkan torsi atau menyebabkan timbulnya putaran bila penghantar tersebut
bebas berputar.
Besarnya gaya yang terjadi tergantung pada besarnya kerapatan fluksi, arus
pada penghantar dan panjang penghantar yang berada di dalam medan magnit.
Besarnya Torsi yang digunakan pada poros sebuah mesin DC dapat dihitung dengan
persamaan berikut ini :
T = F.r Newton meter
dimana :
T = Torsi dalam Newton meter
F = gaya dalam Newton
r = jari-jari dalam meter
Pada generator, gaya diberikan pada poros untuk memutarkan jangkar. Dalam
halnya dengan motor, gaya dihasilkan bila penghantar yang dialiri arus listrik
ditempatkan di dalam medan magnit. Motor menghasilkan torsi sebagai akibat adanya
interaksi antara medan magnit yang ditimbulkan oleharus jangkar dengan medan
magnit dari kutub-kutub magnit. Untuk motor dalam prakteknya, secara umum
besarnya torsi berbanding lurus dengan fluksi medan dan arus jangkar. Kecuali pada
motor seri.
Hubungan yang ada antara arus pada penghantar, medan magnit dan arah gaya
ditentukan oleh peraturan tangan kiri Flemming. Ini adalah peraturan yang digunakan
bila mesin bekerja sebagai motor.
LAMPIRAN
Pertanyaan-pertanyaan:
TUGAS MAKALAH
OLEH:
KELOMPOK 5
SUL SANDY AK
RAFSANJANI
AGUSTINO
A. RAHADI IQZAL