Anda di halaman 1dari 15

SUPERKONDUKTOR

TBE

Muhammad Fadhil Rabbani


Kelas F
185060307111010
Apa itu superkonduktor?

Apa itu superkonduktor? Berdasarkan bahasa, ”konduktor” artinya suatu bahan yang dapat
menghantarkan listrik (conduct = hantar), dan ”super” artinya luar biasa. Sehingga superkonduktor itu
adalah suatu bahan yang bisa menghantarkan listrik dengan sangat hebat dan memiliki tahanan listrik
nol.

Superkonduktor adalah suatu material yang tidak memiliki hambatan dibawah suatu nilai suhu
tertentu. Suatu superkonduktor dapat saja berupa suatu konduktor, semikonduktor ataupun suatu
insulator pada keadaan ruang. Suhu dimana terjadi perubahan sifat konduktivitas menjadi
superkonduktor disebut dengan temperatur kritis (Tc).

Jika tahanan listrik ini nol maka arus yang dialirkan tidak akan kehilangan energi, dengan kata lain
efisiensi arus menjadi sangat tinggi. Hal tersebut dapat terjadi jika temperatur bahan tersebut berada
di bawah temperatur kritis (Tc).
Suhu Kritis
• Perubahan watak bahan dari keadaan normal ke keadaan superkonduktor dapat
dianalogikan misalnya dengan perubahan fase air dari keadaan cair ke keadaan
padat. Perubahan watak seperti ini sama-sama mempunyai suatu suhu transisis,
pada transisi superkonduktor suhu ini disebut sebagai suhu kritik Tc, pada transisi
fase ada yang disebut titik didih (dari fase cair ke gas) dan titik beku (dari fase cair
ke padat). Pada transisi feromagnetik suhu transisinya disebut suhu Curie. Besaran
fisis yang berkaitan dengan transisi superkonduktor adalah resistivitas bahan, mari
kita lihat grafik resistivitas sebagai fungsi suhu mutlak pada gambar berikut.

• Pada suhu T > Tc bahan dikatakan berada dalam keadaan normal, ia memiliki
resistansi listrik. Transisi ke keadaan normal ini bukan selalu berarti menjadi
konduktor biasa yang baik, pada umumnya malah menjadi penghantar yang jelek,
bahkan ada yang ekstrim menjadi isolator! Untuk suhu T < Tc bahan berada dalam
keadaan superkonduktor. Di dalam eksperimen, pengukuran resistivitasnya
dilakukan dengan menginduksi suatu sampel bahan berbentuk cincin, ternyata arus
listrik yang terjadi dapat bertahan sampai
Perkembangan Bahan Superkonduktor

Bahan Tc (K) Ditemukan tahun

Raksa Hg (α ) 4,2 1911


Timbal Pb 7,2 1913
Niobium nitrida 16,0 1960-an

Niobium-3-timah 18,1 1960-an

Al0,8Ge0,2Nb3 20,7 1960-an

Niobium germanium 23,2 1973


Lanthanum barium
tembaga oksida 28 1985
Yttrium barium tembaga

oksida (1-2-3 atau YBCO) Thalium 93 1987


barium kalsium
tembaga oksida 125 1987
Sifat dan karakteristik bahan superkonduktor
1. Sifat Kelistrikan

Bahan logam tersusun dari kisi-kisi dan basis serta elektron bebas. Ketika
medan listrik diberikan pada bahan, elektron akan mendapat percepatan.
Medan listrik akan menghamburkan elektron ke segala arah dan menumbu
k atom-atom pada kisi. Hal ini menyebabkan adanya hambatan listrik pada
logam konduktor. Pada bahan superkonduktor terjadi juga interaksi antara
elektron dengan inti atom. Namun elektron dapat melewati inti tanpa meng
alami hambatan dari atom kisi. Pada superkonduktor elektron membentuk
pasangan Cooper (Cooper pair) dalam satu keadaan kuantum pada tingkat
energi terendah. Proses ini dikenal sebagai Kondensasi Bose-Einstein. Alir
anCooper pair ini bergerak sebagai satu entitas. Untuk mengeluarkan satu
Cooper pair dari aliran ini, elektron harus didorong ke energi quantum state
yang lebih tinggi. Sementara, tabrakan dengan ion logam tidak melibatkan
cukup energi untuk melakukannya. Oleh karena itu, arus listrik dapat meng
alir tanpa kehilangan energi.
Sifat dan karakteristik bahan superkonduktor

2. Sifat Kemagnetan

Sifat lain dari superkonduktor yaitu bersifat diamagnetisme sempurna. Jik


a sebuah superkonduktor ditempatkan pada medan magnet, maka tidak
akan ada medan magnet dalam superkonduktor. Hal ini terjadi karena su
perkonduktor menghasilkan medan magnet dalam bahan yang berlawana
n arah dengan medan magnet luar yang diberikan. Efek yang sama dapat
diamati jika medan magnet diberikan pada bahan dalam suhu normal ke
mudian didinginkan sampai menjadi superkonduktor. Pada suhu kritis, me
dan magnet akan ditolak. Efek ini dinamakan Efek Meissner; membuat se
buah magnet melayang diatas superkonduktor. Gejala tersebut dinamaka
n gejala levitasi. Gejala levitasi ini dimanfaatkan dalam pembuatan kereta
supercepat MAGLEV.
Sifat dan karakteristik bahan superkonduktor

3. Sifat Quantum Superkonduktor


Teori dasar Quantum untuk superkonduktor dirumuskan melalui tulisan
Bardeen, Cooper dan Schriefer pada tahun 1957. Teori dinamakan teori B
CS. Fungsi gelombang BCS menyusun pasangan partikel dan Ini adalah b
entuk lain dari pasangan partikel yang mungkin dengan Teori BCS. Teori B
CS menjelaskan bahwa: Interaksi tarik menarik antara elektron dapat men
yebabkan keadaan dasar terpisah dengan keadaan tereksitasi oleh energi
gap.
Interaksi antara elektron, elektron dan kisi menyebabkan adanya energi g
ap yang diamati. Mekanisme interaksi yang tidak langsungini terjadi ketika
satu elektron berinteraksi dengan kisi dan merusaknya. Elektron kedua m
emanfaatkan keuntungan dari deformasi kisi. Kedua elektron ini berontera
ksi melalui deformasi kisi.
Sifat dan karakteristik bahan superkonduktor
4. Efek Meissnen
Ketika superkonduktor ditempatkan di medan magnet luar yang lemah,
medan magnet akan menembus superkonduktor pada jarak yang sangat
kecil dan dinamakan London Penetration Depth. Pada bahan superkond
uktor umumnya London Penetration Depth sekitar 100 nm. Setelah itu m
edan magnet bernilai nol. Peristiwa ini dinamakan Efek Meissner dan me
rupakan karakteristik dari superkonduktor. Efek Meissner adalah efek di
mana superkonduktor menghasilkan medan magnet. Efek Meissner ini s
angat kuat sehingga sebuah magnet dapat melayang karena ditolak oleh
superkonduktor. Medan magnet ini juga tidak boleh terlalu besar. Apabila
medan magnetnya terlalu besar, maka efek Meissner ini akan hilang dan
material akan kehilangan sifat superkonduktivitasnya.
Tipe-tipe superkonduktor
1. Superkonduktor Tipe I
Superkonduktor tipe I menurut teori BCS (Bardeen, Cooper, dan Schrieffer
) dijelaskan dengan menggunakan pasangan elektron (yang sering disebut
pasangan Cooper). Pasangan elektron bergerak sepanjang terowongan p
enarik yang dibentuk ion-ion logam yang bermuatan positif. Akibat dari ada
nya pembentukan pasangan dan tarikan ini arus listrik akan bergerak deng
an merata dan superkonduktivitas akan terjadi. Superkonduktor yang berk
elakuan seperti ini disebut superkonduktor jenis pertama yang secara fisik
ditandai dengan efek Meissner, yakni gejala penolakan medan magnet lua
r (asalkan kuat medannya tidak terlalu tinggi) oleh superkonduktor. Bila ku
at medannya melebihi batas kritis, gejala superkonduktivitasnya akan men
ghilang. Maka pada superkonduktor tipe I akan terus – menerus menolak
medan magnet yang diberikan hingga mencapai medan magnet kritis. Ke
mudian dengan tiba-tiba bahan akan berubah kembali ke keadaan normal.
Bahan superkonduktor tipe 1 kebanyakan adalah unsur-unsur tunggal.
Tipe-tipe superkonduktor
2. Superkonduktor Tipe II
Superkonduktor tipe II ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS karena apabila superko
nduktor jenis II ini dijelaskan dengan teori BCS, efek Meissner nya tidak terjadi. Abrisokov
berhasil memformulasikan teori baru untuk menjelaskan superkonduktor jenis II ini. Ia me
ndasarkan teorinya pada kerapatan pasangan elektron yang dinyatakan dalam parameter
keteraturan fungsi gelombang. Abrisokov dapat menunjukkan bahwa parameter tersebut d
apat mendeskripsikan pusaran (vortices) dan bagaimana medan magnet dapat memenetr
asi bahan sepanjang terowongan dalam pusaran-pusaran ini. Lebih lanjut ia pun dengan s
ecara mendetail dapat memprediksikan jumlah pusaran yang tumbuh seiring meningkatny
a medan magnet. Teori ini merupakan terobosan dan masih digunakan dalam pengemban
gan dan analisis superkonduktor dan magnet.

Superkonduktor tipe II akan menolak medan magnet yang diberikan. Namun perubahan si
fat kemagnetan tidak tiba-tiba tetapi secara bertahap. Pada suhu kritis, maka bahan akan
kembali ke keadaan semula. Superkonduktor Tipe II memiliki suhu kritis yang lebih tinggi
dari superkonduktor tipe I. Kelompok superkonduktor tipe II, biasanya berupa kombinasi u
nsur molybdenum (Mo), niobium (Nb), timah (Sn), vanadium (V), germanium(Ge), indium (
In) atau galium (Ga). Sebagian merupakan senyawa, sebagian lagi merupakan larutan pa
datan.
Perkembangan penemuan bahan superkonduktor

Dalam beberapa tahun terakhir para ilmuwan telah menemukan berbagai macam bahan yang dapat m
enjadi superkonduktor. Bahan-bahan tersebut antara lain:

a. Mercury (1911): Superkonduktor pertama ditemukan oleh Heike Kamerlingh Onnes. Ia menggunakan
helium cair untuk mendinginkan mercury di bawah suhu transisi superkonduktor yaitu 4,2 Kelvin.

b. Niobium Alloy (1941): Penggunaan superkonduktor dalam industri terjadi setelah tahun 1961. Saat i
tu, para ilmuwan menemukan bahwa niobium tin (Nb3Sn), yang menjadi superkonduktor pada suhu 18,
3 Kelvin, dapat membawa arus yang tinggi dan tahan terhadap medan magnet besar.

c. Niobium germanium (1971): Bahan ini (Nb3Ge) memegang rekor temperatur transisi tertinggi an ta
ra tahun 1971 hingga tahun 1986.

d. Heavy Fermion (1979): Superkonduktor Heavy Fermion seperti uranium platina (UPt3) sangat luar b
iasa karena memiliki secara efektif memiliki electron ratusan kali massa biasa mereka. Teori konvension
al tidak dapat menjelaskan sifat superconductivity materi ini.
Perkembangan penemuan bahan superkonduktor

e. Cuprates (1986): Cuprates merupakan superkonduktor suhu tinggi yang pertama. Bahan-bahan k
eramik ini dapat didinginkan dengan nitrogen cair, yang mendidih pada suhu 77 Kelvin.

f. Fullerenes (1991): Solid kristal terbuat dari buckyballs (C60) yang menjadi superkonduktor ketika
didoping dengan atom logam alkali seperti kalium, rubidium dan cesium.

g. HgBa2Ca2Cu3O8 (1995 ): Didoping dengan talium, cuprate ini memiliki paling suhu transisi tertin
ggi pada tekanan atmosfer. Pada tekanan tinggi bahan ini menjadi superkonduktor pada suhu 164 Kelvi
n.

h. Magnesium diboride (2001): Suhu transisi yang luar biasa tinggi dari magnesium diboride merup
akan kasus luar biasa dari superkonduktor konvensional.

i. Iron pnictides (2006): Hideo Hosono merupakan penemu senyawa ini. Senyawa ini merupakan je
nis kedua superkonduktor suhu tinggi.
Pemanfaatan superkonduktor
• Kereta MagLev (Magnetic Levitation Train)
Superkonduktor dapat digunakan dalam pembuatan teknologi transportasi, seperti kereta
supercepat. Di Jepang, kereta api supercepat ini diberi nama “The Yamanashi MLX01 M
agLev Train”, dimana kereta ini dapat melayang diatas magnet superkonduktor. Dengan
melayang, maka gesekan antara roda dengan rel dapat dihilangkan dan akibatnya keret
a dapat berjalan dengan sangat cepat, sampai 343 mph (550 km/jam).
Pemanfaatan Superkonduktor

• Generator listrik super-efisien


Suatu perusahaan amerika, American Superkonduktor Corp, diminta untuk memasang s
uatu sistem penstabil listrik yang diberi nama Distributed Superconducting Magnetic Ene
rgy Storage System (D-SMES). Satu unit D-SMES dapat menyimpan energi listrik sebes
ar 3 MegaWatt yang dapat digunakan untuk menstabilkan listrik apabila terjadi gangguan
listrik.
Pemanfaatan superkonduktor

• Kabel Listrik Super efisien


Untuk transmisi listrik dapat digunakan kabel dari bahan superkonduktor dengan pending
in nitrogen untuk menggantikan kabel tembaga. Menurut perhitungan, arus yang dapat di
transmisikan akan jauh meningkat, karena 250 pon kabel superkonduktor dapat mengga
ntikan 18.000 pon kabel tembaga.

Anda mungkin juga menyukai