Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM MULTIMETER

Dosen pengampu : Dra. Ida Wahyuni, M.Pd.


Mata Kuliah : Fisika Umum

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V
ALMAS HABIBAH M BR PANE (4213131077)
CHINTYA EGLESYES (4213131054)

EMMA TRESIA SIMAMORA (4213331009)

ERSADA BR SEMBIRING (4213331018)

RISMA NURHASANAH (4213131051)

PRODI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
I. JUDUL PRAKTIKUM : Hukum Ohm Dan Rangkaian Hambatan Seri – Paralel
II. TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Membuktikan hukum Ohm
2. Mengenali sifat-sifat rangkaian seri dan pararel.
III. LANDASAN TEORI :
A. Pengertian Multimmeter
Multimeter atau sering juga disebut dengan istilah multitester merupakan salah satu toolkit
penting bagi para praktisi elektronika. Multimeter adalah gabungan dari beberapa alat ukur
elektronik yang dikemas dalam satu kemasan. Dengan multimeter maka kita bisa mengetahui
apakah aliran listrik yang kita ukur bermasalah atau tidak. Tentunya jika bermasalah akan dapat
membuat kita segera untuk memperbaikinya untuk mencegah korsleting listrik bahkan kebakaran.
Alat ukur multimeter yang sering disebut juga dengan nama multitester atau AVOmeter
memiliki beberapa bagian penting dengan fungsi dan kegunaan berbeda-beda juga. Alat ini
sebenarnya sangat mudah sekali kita temui ditoko – toko elektronik dengan berbagai merk dan tipe
serta dapat dibeli dengan harga yang sangat terjangkau sekali. Alat ukur multimeter ini adalah alat
ukur dasar yang umum digunakan oleh para teknisi, pratikan dan juga orang awam di rumah-
rumah.
B. Bagian – Bagian Multimeter
1. Jarum Petunjuk Multimeter Sebagai penunjuk besaran yang diukur.
2. Skala Sebagai skala pembacaan meter, yaitu : skala
tegangan skala arus dan skala resistor.
3. Zero Adjust Screw Untuk mengatur kedudukan jarum penunjuk
dengan cara memutar sekrupya ke kanan atau
ke kiri dengan menggunakan oben pipih kecil.
4. Zero Ohm Adjust Knob Untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi
nol. Caranya, saklar pemilih diputar pada
posisi (ohm), test lead + (merah) dihuungkan
ke test lead – (hitam), kemudian tombol
pengatur diputar ke kiri atau ke kanan sehingga
jarum menunjuk pada 0 Ohm.

1
5. Lubang Kutub + (Positif Terminal) Sebagai tempat masuknya test lead kutub (+)
yang berwarna merah.
6. Positif terminal (20 A DC only) Sebagai tempat masuknya test lead kutub
(+) yang berwarna merah ketika mengukur
Arus DC dari 0-20 Ampere
7. Range Selector Switch Untuk memilih posisi pengukuran dan batas
ukurannya. Ada 4 yaitu : DCV, DC mA, ACV,
dan Ohm
8. Lubang Kutub negative (-) Sebagai tempat masuknya test lead kutub (-)
yang berwarna hitam.
C. Jenis – Jenis Multimeter
a. Multimeter Analog

Gambar 2.1 Multimeter Analog


Multimeter Analog merupakan multi meter dengan penunjukan jarum ukur, multi meter
jenis ini pada saat ini banyak digunakan karena harganya lebih murah, namum pembacaan hasil
ukur lebih sulit karena sekala ukur pada display cukup banyak. Multimeter Analog atau yang biasa
disebut multimeter jarum adalah alat pengukur besaran listrik yang menggunakan tampilan dengan
jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan probe . Multimeter ini tersedia dengan
kemampuan untuk mengukur hambatan ohm, tegangan (Volt) dan arus (mA). Analog tidak
digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen, tetapi kebanyakan hanya
digunakan untuk baik atau jeleknya komponen pada waktu pengukuran atau juga digunakan untuk
memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok
yang ada.
b. Multimeter Digital

2
Gambar 2.2 Multimeter Digital
Multimeter digital hampir sama fungsinya dengan multimeter analog tetapi multimeter
digital menggunakan tampilan angka digital. Multimeter digital pembacaan pengukuran besaran
listrik yang lebih tepat jika dibanding dengan multimeter analog, sehingga multimeter digital
dikhususkan untuk mengukur suatu besaran nilai tertentu dari sebuah komponen secara mendetail
sesuai dengan besaran yang diinginkan.
Cara mengukur tegangan DC
1. Atur posisi skalar ke DC volt , jika tidak mengetahui tinggi tengah yang diukur, maka
disarankan untuk memilih tegangan skala tinggi utnuk menghindari kerusakan pada
multimeter. Hubungkan probe terminal tegangan ke alat yang akan diukur. Priba merah pada
terminal positif (+) dan Oribe hitam ke terminal negatif (-). Hati-hati jangan sampai terbalik.
2. Baca hasil pengukuran pada display multimeter
Cara mengukur Arus listrik (Ampere)
1. Atur posisi saklar selektror ke DCA.
2. Putuskan jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban.
3. Kemudian hubungkan probe multimeter ke terminal jalur yang kita putuskan tersebut. Probe
merah ke output tegangan positif (+) dan probe hitam ke input tegangan (+) beban maupun
rangkaian yang kita ukur.
4. Baca hasil pengukuran pada display muttimeter
Cara mengukur hambatan ohm
1. Atur posisi saklar selektor ke ohm.
2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan ohm yang akan diukur. Biasanya diawali dengan tanda
"x" yang artinya adalah "kali" (khusus multimeter analog).
3. Hubungkan probe ke komponen resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik.
4. Baca hasil pengukuran pada display multimeter.

3
IV. ALAT DAN BAHAN :
No Nama Alat dan Bahan Jumlah
1 Resistor 3 Buah
2 Multimeter 1 Buah
3 Project Board 1 Buah
4 Jepit buaya 2 Buah
5 Catu Daya 1 Buah
V. PROSEDUR KERJA:
Hukum Ohm
1. Persiapkan alat dan bahan sesuai dengan daftar alat dan bahan dengan menggunakan resistor
dengan warna cincin merah, merah, merah, emas!
2. Susunlah rangkaian seperti di bawah ini :

Gambar 2.3 Rangkaian Hukum Ohm


3. Tegangan sumber diatur sebesar 3 Volt.
4. Ukurlah arus yang melewati resistor
5. Ukurlah beda tegangan pada resistor.
6. Ulangi langkah 3 – 5 untuk sumber tegangan sebesar 4,5 Volt dan 6 Volt.
Rangkaian Seri
1. Persiapkan alat dan bahan sesuai dengan daftar alat dan bahan dengan menggunakan 3 resistor
masing-masing :
R1= cokelat, merah, merah, emas
R2= cokelat, merah, merah, emas
R3= merah, merah, merah, emas
2. Susunlah rangkaian seperti di bawah ini :

4
R1 R2 R3

V1 V2 V3

A
Gambar 2.4 Rangkaian Seri
3. Atur tegangan sumber sebesar 3 Volt
4. Ukurlah beda potensial pada masing-masing hambatan.
5. Ukurlah besar kuat arus pada masing-masing hambatan
6. Ulangi langkah 4 dan 5 untuk tegangan sumber sebesar 6 Volt.
Rangkaian Paralel
1. Persiapkan alat dan bahan sesuai dengan daftar alat dan bahan dengan menggunakan 3 resistor
masing-masing:
R1= cokelat, merah, merah, emas
R2= cokelat, merah, merah, emas
R3= merah, merah, merah, emas
2. Susunlah rangkaian seperti di bawah ini :

Gambar 2.5 Rangkaian Paralel


3. Atur tegangan sumber sebesar 3 Volt
4. Ukurlah besar kuat arus pada masing-masing hambatan
5. Ukurlah beda potensial pada masing-masing hambatan.
6. Ulangi langkah 4 dan 5 untuk tegangan sumber sebesar 6 Volt.

5
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN:
• Hukum Ohm

Hambatan R ( Tegangan V Kuat Arus I (Ampere)


No Ohm ) ( Volt )
Teori Praktek Teori Praktek Teori (Vt/Rt) Praktek

1. 4,7Ω 48,48Ω 9V 8V 1,91A 16,5 mA (0,165 A)

0,55 mA
2. 12 KΩ 14,545Ω 9V 8V 0,75 A
(55 10 ^-3 A)

• Rangkaian seri

No T/P R1 R2 R3 Rtot Vtot V1 V2 V3 Itot I1 I2 I3


1,2 1,2 2,2
1. Teori 4,6k 9v 3v 3v 3v 6,4A 2,5A 2,5A 1,36A
kΩ kΩ kΩ Ω
- - -
Praktek - - - - - - - - -

1,2 1,2 2,2


2. Teori kΩ kΩ kΩ 4,6k 18 6v 6v 6v 12,72A 5A 5A 2,72A

V
- - -
Praktek - - - - - - - - -

6
Pembahasan
➢ Pada percobaan I , yaitu mengenai hokum ohm yang dilakukan pada resistor 1 dan 2 dilakukan
percobaan menghitung besar hambatan,diperoleh:
R1= Teori (4,7Ω), dan Praktek (48,48Ω)
R2= Teori (12 KΩ), dan Praktek (14,545Ω)
Nilai diatas diperoleh dengan cara melihat papan skala hambatan, kemudian melihat selektor apa
yang diguanakn (x10 ohm). Kemudian perhatikan papan skala dibagian ohm dan pada pengukuran
tersebut, berapa besar hamabatan yang terjadi. Selanjutnya pada waktu yang sama, didaptakan
hasil pengukuran tegangan pada masing-masing resistor, yiatu:
R1= Teori (9V), dan Praktek (8V)
R2= Teori (9V), dan Praktek (8V)
Nilai diatas didapatkan dengan cara melihat papan skala dengan batas ukurnya, kemudian lihat
selektor batas ukur yang digunakan. Dan terakhir, didapatkan juga pengukuran kuat arus, yaitu
pada masingmasing resistor:
R1= Teori (1,91A), dan Praktek (16,5 mA(0,165 A))
R2= Teori (0,75 A), dan Praktek (0,55 mA (55. 10^-3 A)
Nilai diatas didapat dengan cara menggunakan batas ukur 10 ampere yaitu dengan memperhatikan
papan skala dibagian 10 DCA,dan letak selektor batas ukur di 10 ampere.Kemudian lihat jarum
dimana jarum itu menunjuk, maka itulah besar kuat arus yang mengalir.

➢ Pada percobaan II yakni percobaan rangkaian seri dengan masing masing resistor diperoleh :
R1= cokelat (1), merah (2), merah(102), emas (±5%)
R2= cokelat (1), merah (2), merah (102), emas (±5%)
R3= merah (2), merah (2), merah (102), emas (±5%)
Hambatan pada resistor diperoleh dari perhitungan secara teori yaitu:
R1= 1200 Ω (1,2 k Ω),
R2= 1200 Ω (1,2 k Ω),
R3= 2200 Ω (2,2 k Ω)
yang menggunakan rumus :

Untuk mendapatkan hambatan totalnya kita menggunakan rumus R total pada rangkaian seri
yaitu:
7
Maka diperoleh hambatan totalnya yakni 4600 Ω (4,6k Ω ) dengan V total adalah 9 Volt,karena
pada percobaan 1 diberikan masing - masing tegangan sebesar 3 volt. Untuk mencari nilai kuat
arus listrik maka dapat menggunakan rumus:

Maka I1= 2,5 A, I2= 2,5 A, I3= 1,36 A dan kuat arus total yakni sebesar 6,4 A.Pada percobaan yang
kedua dengan gelang resistor yang sama namun dengan tegangan yang berbeda yakni 6 Volt maka
diperoleh:
R1= 1200 Ω (1,2 k Ω)
R2= 1200 Ω (1,2 k Ω)
R3= 2200 Ω (2,2 k Ω).
Sehingga total hambatan yakni sebesar 4600 Ω (4,6 Ω),Volt totalnya yaitu 18 Volt dan I1 = 5 A,
I2 = 5A dan I3 = 2,72 sehingga Itotal adalah 12,72A.

➢ Pada percobaan III yaitu pada rangkaian paralel dengan masing-masing resistor yakni :
R1= cokelat (1), merah (2), merah (102), emas (±5%)
R2= cokelat (1), merah (2), merah (102), emas (±5%)
R3= merah (2), merah (2), merah (102), emas (±5%)
Dengan menggunakan rumus :

Maka diperoleh :
R1= 1200 Ω (1,2 k Ω), R2= 1200 Ω (1,2 k Ω), R3= 2200 Ω (2,2 k Ω). Untuk mendapatkan
hambatan total kita menggunakan rumus hambatan rangkaian paralel yaitu :

maka diperoleh R total pada percobaan 1 yakni sebesar 1500 Ω (1,5 k Ω). Untuk tegangan pada
perobaan ini yakni menggunakan masing-masing tegangan 3 volt sehingga jumlah tegangan
totalnya adalah 9 volt. Dengan demikian didapat nilai I1= 2 A, I2= 2 A, I3= 1,36 A dan Kuat arus
totalnya adalah 5,36 A.

8
VII. KESIMPULAN:
Multimeter adalah sebuah alat ukur listrik yang mengukur tegangan [volmeter, baik untuk
tegangan AC(gelombang bolak-balik) atau DC (searah)], Hambatan (Ohm meter) serta kuat arus
(ampere-meter).Karena kemampuan multimeter sebagai Amper meter (A) , Volt meter (V) dan
Ohm meter (O) maka alat ini juga sering disebut AVO meter.
Dengan kita melakukan praktikum ini,kita dapat mengetahui tentang multimeter,fungsi dari
multimeter,bagian – bagian dari multimeter ,jenisnya dan kita juga mampu menerapkan
penggunaan multimeter kedalam kehidupan sehari hari kita.
VIII. SARAN:
Setiap kita membaca hasil pengukuran diusahakan secara tepat, dengan melihat jarum penunjuk ke
range tertentu.
IX. DAFTAR PUSTAKA:
Barmawi, Malvino. (1995). Prinsip-Prinsip Elektronik. Jakarta. Penerbit Erlangga
Melville B. Stout. (1986). Basic Electrical Meauserement. New Delhi : Prentice Hall of India
Millman, Jacob. (1986). Mikro Elektronika Sistem Digital dan Rangkaian Analog. Jakarta.
Penerbit Erlangga.
Prawiroredjo, K. ( 2006). Pemahaman dan Penggunaan Alat Ukur Multimeter Analog
SebagaiPengenalan Teknik Elektronika. LEMDIMAS, 67 - 71
Sugiri. (2004). Elektronika Dasar dan Peripheral computer. Yogyakarta. Penerbit Andi
Woollard, Barry. (2002). Elektronika Praktis. Jakarta. Penerbit PT. Pradnya Paramita

9
X. LAMPIRAN:

10
11

Anda mungkin juga menyukai