1.1 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengerti bagian-bagian serta bisa menggunakan alat ukur
Avo meter.
2. Mahasiswa dapat menentukan nilai dari Hambatan, Kapasitor, Arus, dan
Tegangan. dari sebuah rangkaian komponen elektronik dengan
menggunakan Avo meter.
1.2 DasarTeori
Avo meter adalah alat test yang sangat berguna, dengan mengoperasikan
sakelar banyak posisi, meter dapat secara cepat dan mudah di jadikan sebagai
voltmeter, sebuah ammeter atau sebuah ohmmeter. Alat ini mempunyai
berbagai penetapan pada setiap mempunyai pilihan AC atau DC. Avo meter
terbagi atas 2 jenis yaitu Avo meter analog dan Avo meter Digital. Pada
praktikum pertama ini akan mempraktekkan tentang bagaimana mengukur
menggunakan Avo meter analog.
1
Avometer Analog atau Multimeter Jarum adalah alat pengkur besaran listrik yang
menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur
dengan probe. Analog tidak di gunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran
nilai komponen tetapi kebanyakan hanya di gunakan untuk baik atau jeleknya
komponen pada waktu pengukuran atau juga di gunakan untuk memeriksa suatu
rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok
yang ada.
2
Ohm, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang
mengalir :
Bentuk umum dari resistor adalah berbentuk bulat panjang dan terdapat
beberapa lingkaran warna atau cincin warna pada body resistor. Ada 4 atau
5 lingkaran lingkaran warna yang ada pada body resistor.
Hitam - 0 0
Coklat 1 1 1 0 1%
Merah 2 2 2 00 2%
Orange 3 3 3 000
Kuning 4 4 4 0000
Hijau 5 5 5 00000
Biru 6 6 6 000000
Ungu/Violet 7 7 7 0000000
Abu-Abu 8 8 8 00000000
Putih 9 9 9 000000000
Emas - - - 0,1 5%
3
1.3.2 Alat dan Bahan
Table 1.2 alat dan bahan
Avo Meter 1
Resistor 5
4
1.3.4 Data Pengamatan:
Table 1.3 data pengamatan
Merah : 2
Hitam : 0
Merah : 10^2(100)
Emas : 5%
Gambar 1.2 Percobaan 1
2k ±± 5%,Ukuran
Pada Avo meter menunjukkan angka = 2400 Ω
Merah : 2
Ungu : 7
Merah : 10^2(100)
Emas : 5%
2700± 5%,Ukuran
5
C. Percobaan Pada resistor 3:
Orang : 3
Putih : 9
Merah : 10^2(100)
Emas : 5%
3900 ± 5%,Ukuran
6
merupakan batas dari nilai tahanan resistor tersebut. Dari data diatas dapat
disimpulkan bahwa ke 5 resistor tersebut keadaannya masih bagus.
1.4 Kesimpulan
Dari hasil beberapa percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa
pengunaan Avo meter analog dapat digunakan untuk mengukur nilai
tahanan, nilai tegangan baik tegangan AC maupun DC, dan nilai arus yang
mengalir pada suatu rangkain. Namun hasil yang ditunjukkan oleh Avo
meter Analog dengan Avo meter digital berbeda, dalam Avo meter analog
kita harus menghitung secara menual dengan memasukkan data-data
pengamatan seperti nilai yang ditunjuk oleh jarum penunjuk, skala yang
dipilih dan batasan maximum skala, data-data dalam hasil pengamatan
tersebut dimasukkan kedalam rumus yang ditunjukkan dalam mencari nilai-
nilai yang akan kita cari, baik itu nilai tahana, nilai tegangan, dan nilai arus
listrik.
7
PERAKTIKUM II
PENGUKURAN DENGAN CAPASITANSI METER
2.1 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengerti cara-cara mengukur kapasitor dengan
kapasitansi meter.
2. Mahasiswa dapat menentukan nilai dari kapasitor dari sebuah rangkaian
komponen elektronik dengan menggunakan Kapasitansi meter.
LCR Meter adalah alat ukur yang dapat mengukur nilai L (Induktansi /
Inductance, untuk mengukur Induktor atau Coil), C (Kapasitansi /
Capacitance, untuk mengukur Kapasitor atau Kondensator) dan R
(Resistansi / Resistance, untuk mengukur Hambatan atau Resistor)
sedangkan Multimeter adalah alat ukur gabungan yang mendapat
mengukur Arus, Tegangan, Hambatan (Resistansi) dan juga menguji
beberapa macam Komponen Elektronika seperti Dioda, Kapasitor,
Transistor dan Resistor.
Saat ini, telah banyak jenis Multimeter Digital yang telah mempunyai
fungsi untuk mengukur nilai Kapasitor sehingga kita tidak perlu
membeli alat khusus untuk mengukur nilai Kapasitansi Kapasitor dan
tentunya Multimeter sebagai alat ukur gabungan memiliki batas tertentu
8
dalam Mengukur Kapasitansi sebuah Kapasitor. Kapasitor yang
mempunyai Kapasitansi yang besar terutama pada Kapasitor Elektrolit
(ELCO) tidak semuanya dapat diukur nilainya oleh sebuah Multimeter
Digital. Seperti contoh pada salah satu Multimeter dengan merek
SANWA yang bertipe CD800a, batas pengukuran Kapasitansi
Kapasitor hanya berkisar antara 50nF sampai 100µF.
9
2.3.2 Prosedur Pengukuran
A. Berikut ini adalah Cara menguji Kapasitor Elektrolit (ELCO) dengan
Capasitansi meter Analog :
Nilai Kapasitansi
Komponen
yang Tertera
Kapasitor 1 22µF/25V
Kapasitor 2 10µF/25V
Kapasitor 3 22µF/25V
10
2.3.2Analisa Data
2.4 Kesimpulan
Dari hasil percobaan pengukuran diatas dapat disimpulkan bahwa hasil
pengukuran kapasitor menggunakan capasitansi meter digital dengan cara
menancapkan probe positif dan negatef kapasitor pada capasitansi meter
digital ternyata nilainya tidak jauh berbeda. Telah dibukukan hasil analisis
pengukuran tersebut dengan nilai yang tertera pada kapasitor tidak berbeda
jauh karena kapasitro juga memiliki toleransi sehingga mungkin akan ada
selisih yang sedikit antara nilai kapasitor yang tertera dengan hasil nilai
kapasitor yang diukur.
11
PERAKTIKUM III
PENGUKURAN DENGAN INDUKTANCE METER
3.1 Tujuan
12
impedansi. Meteran LCR juga dapat digunakan untuk menilai variasi
induktansi sehubungan dengan posisi rotor dalam mesin magnet
permanen (namun harus berhati-hati karena beberapa meter LCR bisa
rusak oleh dihasilkan EMF yang dihasilkan dengan memutar rotor di
mesin magnet permanen).
Pegangan LCR meter biasanya memiliki uji frekuensi dari 100 Hz, 120
Hz, 1kHz, 10kHz, dan 100kHz untuk akhir meter atas. Resolusi layar dan
pengukuran kemampuan jangkauan biasanya akan berubah dengan uji
frekuensi.
Benchtop LCR meter biasanya memiliki uji frekuensi lebih dari 100 kHz.
Mereka kemungkinan sering termasuk untuk menempatkan di tegangan
atau arus DC pada pengukuran sinyal AC. End meter yang lebih rendah
menawarkan kemungkinan untuk memasok tegangan DC eksternal ini
atau arus sementara perangkat akhir yang lebih tinggi dapat memasok
mereka secara internal. Pada waktunya benchtop meter memungkinkan
penggunaan perlengkapan khusus untuk mengukur komponen SMD,
kumparan inti udara atau transformer.
13
3.3 Pengukuran LCR Meter Sebagai Induktance meter
3.3.1 Pengertian Induktor
14
3.3.2 Simbol Induktor
15
Iron Core Inductor – Menggunakan bahan Besi sebagai Intinya
Ferrite Core Inductor – Menggunakan bahan Ferit sebagai Intinya
Torroidal Core Inductor – Menggunakan Inti yang berbentuk O Ring
(bentuk Donat)
Laminated Core Induction – Menggunakan Inti yang terdiri dari
beberapa lapis lempengan logam yang ditempelkan secara paralel.
Masing-masing lempengan logam diberikan Isolator.
Variable Inductor – Induktor yang nilai induktansinya dapat diatur
sesuai dengan keinginan. Inti dari Variable Inductor pada umumnya
terbuat dari bahan Ferit yang dapat diputar-putar.
Fungsi Induktor (Coil) dan Aplikasinya
RLC meter 1
Inductor 2
16
4. Kemudian ukur komponen-komponen tersebut dengan menggunakan
RLC Meter.
5. Catatlah hasil pengukuran tersebut.
6. Bandingkan hasil penghitungan secara manual dengan pengukuran
menggunakan RLC Meter.
17
3.3.8 Analisa Data
Dari percobaan diatas terdapat beberapa perbedaan hasil percobaan
antara lain:
Table 3.3 analisis data
Merek Hasil
Komponen Spesifikasi yang Tercantum
Induktor Pengukuran
3.4 Kesimpulan
18
PERAKTIKUM IV
PENGUKURAN DENGAN MEGGER
4.1 Tujuan
19
dipakai untuk mengecek instalisi rumah dan bahkan untuk mengecek
ketahanan SUTM atau saluran udara tegangan menengah. kalau kita amati
dengan seksama hampir sama dengan multi
meter yang dimana kalau kita ingin mengecek ketehanan listrik skala yang
dipakai harus lebih besar dengan tegangan yang ingin dicek sebagai
contohnya:
Tahanan Isolasi adalah bahan yang tidak bisa atau sulit melakukan
perpindahan muatan listrik. Dalam bahan isolatorvalensi
elektronnya terikat kuat pada atom-atomnya. Bahan-bahan ini
dipergunakan dalam alat-alat elektronika sebagai isolator, atau
penghambat mengalirnya arus listrik. Isolator berguna pula sebagai
penopang beban atau pemisah antara konduktor tanpa membuat adanya
arus mengalir ke luar atau atara konduktor. Istilah ini juga dipergunakan
untuk menamai alat yang digunakan untuk menyangga kabel transmisi
listrik pada tiang listrik.
20
Gambar 4.2 Tahanan isolasi kabel
antara dua saluran kawat pada peralatan listrik ditetapkan paling sedikit
adalah 1000 x harga tegangan kerjanya. Misal tegangan yang digunakan
adalah 220 V, maka besarnya tahanan isolasi minimal sebesar : 1000 x 220
= 220.000 Ohm atau 220 KOhm. Ini berarti arus yang diizinkan di dalam
tahanan isolasi 1 mA/V. Apabila hasil pengukuran nilai lebih rendah dari
syarat minimum yang sudah ditentukan, maka saluran/kawat tersebut
kurang baik dan tidak dibenarkan kalau digunakan. Waktu melakukan
pengukuran tahanan isolasi gunakan tegangan arus searah (DC) sebesar
100 V atau lebih, hal ini dimaksudkan untuk dapat mengalirkan arus yang
cukup besar dalam tahanan isolasi. Di samping untuk menentukan
besarnya tahanan isolasi, nilai tegangan ukur yang tinggi juga untuk
menentukan kekuatan bahan isolasi dari saluran yang akan digunakan.
21
Walaupun bahan-bahan isolasi yang digunakan cukup baik dan
mempunyai tahanan isolasi yang tinggi, tetapi masih ada tempat-tempat
yang lemah lapisan isolasinya, maka perlu dilakukan pengukuran.
Megger Analog/Digital 1
22
11. On kan kembali megger dan baca tampilan pada skalanya yang
ditunjuk.
Merah
Biru
Hitam
Kuning
23
4.3.5 Pengolahan Data
A.Pengukuran kabel merah dan hitam B. Pengukuran kabel biru dan kuning
24
4.3.6 Analisa Data
Dari percobaan diatas terdapat beberapa perbedaan hasil percobaan
antara lain:
Table 4.3 analisis data
Merah Biru Hitam Kuning
4.4 Kesimpulan
Dari hasil percobaan pegukuran isolasi kabel dengan megger diatas dengan
cara mengukur satu persatu atau sepasang demi sepasang kabel merah, biru,
hitam, dan kuning yang telah diukur didapatkan hasil kabel tersebut masih dan
mampu untuk memenuhi syarat sebagai isolasi kabel motor listrik, karena nilai
tahanan dalam tahanan isolasi kabel tersebut > 220 KΩ. Sehingga kabel
tersebut masih dapat digunakan dengan layak.
25
PERAKTIKUM V
PENGUKURAN DENGAN EARTH TESTER
5.1 Tujuan
26
Earth Tester merupakan salah satualat yang dapat digunakan untuk
mengukur tahanan tanah, yang mempunyai skalalogaritma dan
pengukuran yang mudah dan sempurna. Earth Tester ini terdiri dari
suatutransistor pengukur sumber daya dan sistem galvanometer AC.
27
5.3 Pengukuran Earth Tester sebagai pengukur grounding
5.3.1 Pengertian Grounding
Pada dasarnya grounding atau pembumian di gunakan untuk
mengamankan alat listrik atau elektronika dari induksi listrik ketika
terjadi konsleting yang diakibatkan oleh sambaranpetir. Hal ini bisa
kita lihat dengan jelas di gedung-gedung bertingkat yang menggunakn
sistem pembumian atau grounding. Sekarang mungkin timbul
pertanyaan kenapa peralatan grounding menggunakan tembaga? karena
tembaga merupakan koduktor yang paling efektif untuk dilalui arus
listrik itulah kenapa semua perangkat grounding menggnakan tembaga,
selain itu tembaga juga tidak mudah berkarat, tembaga sangat cocok
sekali digunakan di semua kondisi, baik digunakan ditanah yang kering
atau digunakan tanah yang lembab atau berair.
Syarat utama sebuah grounding itu baik adalah tahanan grounding itu
sama dengan 0 Ohm ini adalah tahanan grounding ideal, tetapi
kenyataannyaboleh sampai 5 Ohm. Jadi bila terjadi hubungan pendek
atau short circuit suatu peralatan listrik, maka dengan cepat kebocoran
28
itu dibuang ke bumi atau grounding. Bila gounding tidak bagus, maka
peralatan bisa terbakar dan bisa membahayakan keselamatan orang
Penangkal petir tidak akan bekerja / berfungsi tanpa sistem grounding
(pentanahan) yang benar (maksimal nilai resistansi 5 Ohm).
29
Gambar 5.4 Contoh grounding menara dengan coaxial cable
Pada sistem tenaga listrik, sistem tidak lagi dibiarkan terapung atau
sistem delta, tetapi titik netral sistem itu diketanahkan melalui tahanan
atau reaktansi. Pengetanahan itu umumnya dilakukan dengan
menghubungkan titik netral transformator daya dengan tanah. Lakukan
pemilihan lokasi penanaman grounding road, rencanakan berapa titik
yang akan ditanamkan. Pemasangan grounding road yang makin
banyak akan menghasilkan sistim pentanahan yang baik. Jika anda akan
memasang beberapa buah grounding road usahakan jangan terlalu
berdekatan, supaya pembumian menyebar dan untuk menjaga bila salah
satu grounding rod sitim pembumiannya tidak bagus maka bisa
dibumikan oleh grounding rod lainnya.
Earth tester 1
Grounding 1
30
5.3.5 Prosedur Pengukuran
Berikut cara mengukur Grounding menggunakan Earth Tester:
2. Memasang earth tester dan dua elektrodanya yang ditancapkan ke
tanah dengan jarak 5 meter untuk masing-masing probe. Dan
panjang probe harus sejajar. Atau satu barisan
31
5.3.6 Pengolahan Data
A. Proses Penjepitan probe E pada Ground B. Proses penanaman Probe P
32
E. Proses Kalibari Earth Tester
33
Pada percobaan diats bisa dilihat bahwa hasil dari pengukuran Grounding pada
daerah sekitar Cepu adalah 6.7 Ω.
5.4 Kesimpulan
Dari hasil perobaan pengukuran diatas dengan cara mengambil sampel
pengukuran grounding di STTR cepu dapat disimpulkan bahwa hasil dari
pengukuran grounding pada daerah sekitar cepu adalah 6.7Ω ini berarti
daerah grounding di sekitar cepu sangat bisa dikategorikan Tipe grounding
yang jelek karena dengan adanya syarat dari PUIL maksimal hambatan
grounding harus dibawah 5Ω.
34
PERAKTIKUM VI
PENGUKURAN DENGAN TANG AMPERE
6.1 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengerti cara mengukur dengan menggunakan alat ukur
Tang Ampere.
2. Mahasiswa dapat mengetahui berapa arus yang mengalir dari PLN untuk
instalasi di STTR cepu.
Tang Ampere atau dikenal juga dengan Clamp Meter atau Ampere Meter
adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur arus, tegangan, daya
dan tahanan dalam jumlah yang besar, tanpa memutus sirkit. Tang
ampere digunakan untuk mengukur arus listrik pada saat melakukan
perawatan atau perbaikan AC. Untuk mengukur arus listrik caranya
cukup masukkan salah satu kabel (positif atau negative) ke dalam mulut
tang ampere. Lihat hasil yang terukur pada skala tang ampere.
35
di dalam system. Mengukur hambatan harus terbebas dari sumber
tegangan. Sebelum mengukur hambatan jangan lupa hubungan listrik
harus dilepas terlebih dahulu. Tusukkan kabel yang ada batu baterainya
kepada tang ampere. Jika ujung yang lain dari kabel tersebut dengan
ujung merah dilekatkan, jarum penunjuk skala harus menunjuk 0 Ohm
(tidak ada hambatan). Apabila jarum tidak menunjuk 0 Ohm, penunjuk
jarum harus diputar sampai jarum menunjuk 0. Setelah itu baru tang
ampere dapat mulai dipakai. Tang ampere banyak dipakai untuk
mengukur hubungan kabel dalam suatu rangkaian listrik, mengukur
hambatan listrik, untuk mencari terminal C, S, dan R dari motor listrik.
36
Gambar 6.2 Block Diagram sistem Tang Ampere
37
besar beda potensial listrik antara dua titik tersebut maka semakin besar
pula arus yang mengalir. Dari aliran arus listrik inilah diperoleh tenaga
listrik yang disebut dengan daya.
Dalam aplikasinya, arus listrik terjadi saat muatan pada tegangan listrik
dialirkan melalui beban. Contohnya saat kita menyalakan televisi maka
arus listrik rumah kita mengalir dari titik phase ke titik netral. Dalam
hal ini televisi dianggap sebagai beban yang dialiri oleh arus listrik dan
tenaga atau daya yang ditimbulkan karena aliran listrik inilah yang
menyebabkan televisi bisa menyala.
38
6.3.2 Alat dan Bahan
Tang Ampere 1
39
6.3.4 Data Pengamatan
40
6.3 Kesimpulan
Dari data hasil percobaan Pengukuran diatas dapat kita simpulkan bahwa
dengan menggunakan tang ampere kita dapat mengukur arus tanpa harus
memutus kabel sehingga mengukur dengan tang ampere bisa lebih
memudahkan kita dan diatas kita dapat mengetahui berapa Arus yang
mengalir di STTR Cepu dari PLN (R=17,1A , S=37,5A , T=40,8A) 3 Phase
yang lalu didistribusikan ke beberapa tempat yang terbagi menjadi 4
bagian tempat di STTR, yang dimana beberapa tempat tersebut antara lain
: R. Kantor, R Teknik Sipil, R.Teknik Elektro, dan R. Teknik Mesin dan
di berbagai tempat ruangan tersebut masing-masing telah dialiri arus listrik
yang dimana ini membuktikan bahwa disetiap ruangan di STTR cepu
dialiri arus listirk dengan lancer dan tidak ada jalur distribusi yang
terputus, dikarenakan disetiap jalur terdapat arus yang mengalir.
41
PERAKTIKUM VII
PENGUKURAN DENGAN OSILOSKOP
7.1 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengertahui Bagian-bagian pada Osiloskop
2. Mahasiswa dapat mengertahui cara kalibrasi pada Osiloskop
7.2 Dasar Teori
7.2.1 Pengertian Osiloskop
42
7.2.3 Bagian-Bagian Osiloskop
43
CH-B : tampilan bentuk gelombang channel-B/saluran B.
DUAL : pada batas ukur (range) antara 0,5 sec/DIV – 1 msec (milli
second)/DIV, kedua frekuensi dari kedua saluran (CH-A dan CH-
B) akan saling berpotongan pada frekuensi sekitar 200k Hz. Pada
batas ukur (range) antara 0,5 msec/DIV – 0,2 µ sec/DIV saklar
jangkauan ukur kedua saluran (channel/CH) dipakai bergantian.
ADD : CH-A dan CH-B saling dijumlahkan. Dengan menekan
tombol PULL INVERT akan diperoleh SUB MODE.
4. VOLTS/DIV variabel untuk saluran (channel)/CH-A.
5. VOLTS/DIV pelemah vertikal (vertical attenuator) untuk saluran
(channel)/CH-A.
Jika tombol “VARIABLE” diputar ke kanan (searah jarum jam),
pada layar monitor akan tergambar tergambar tegangan per “DIV”.
Pilihan per “DIV” tersedia dari 5 mV/DIV – 20V/DIV.
6. Pengatur posisi vertikal untuk saluran (channel)/CH-A.
7. Pengatur posisi horisontal.
8. SWEEP TIME/DIV.
9. SWEEP TIME/DIV VARIABLE.
10. EXT.TRIG untuk men-trigger sinyal input dari luar.
11. CAL untuk kalibrasi tegangan pada 0,5 V p-p (peak to peak) atau
tegangan dari puncak ke puncak.
12. COMP.TEST saklar untuk merubah fungsi Oscilloscope sebagai
penguji komponen (component tester). Untuk menguji komponen,
tombol SWEEP TIME/DIV di “set” pada posisi CH-B untuk mode X-
Y. tombol AC-GND-DC pada posisi GND.
13. TRIGGERING LEVEL.
14. LAMPU INDIKATOR.
15. SLOPE (+), (-) penyesuai polaritas slope (bentuk gelombang).
16. SYNC untuk mode pilihan posisi saklar pada; AC, HF REJ, dan TV.
17. GND terminal ground/arde/tanah.
44
18. SOURCE penyesuai pemilihan sinyal (syncronize signal selector).
Jika tombol SOURCE pada
posisi :
INT : sinyal dari channel A (CH-A) dan channel B (CH-B) untuk
keperluan pen-trigger-an/penyulutan saling dijumlahkan,
CH-A : sinyal untuk pen-trigger-an hanya berasal dari CH-A,
CH-B : sinyal untuk pen-trigger-an hanya berasal dari CH-B,
AC : bentuk gelombang AC akan sesuai dengan sumber sinyal
AC itu sendiri,
EXT : sinyal yang masuk ke EXT TRIG dibelokkan/dibengkokkan
disesuaikan dengan sumber sinyal.
19. POWER ON-OFF.
20. FOCUS digunakan untuk menghasilkan tampilan bentuk gelombang
yang optimal.
21. INTENSITY pengatur kecerahan tampilan bentuk gelombang agar
mudah dilihat.
22. TRACE ROTATOR digunakan utuk memposisikan tampilan garis
pada layar agar tetap berada pada posisi horisontal. Sebuah obeng
dibutuhkan untuk memutar trace rotator ini.
23. CH-B POSITION tombol pengatur untuk penggunaaan CH-B/channel
(saluran) B.
24. VOLTS/DIV pelemah vertikal untuk CH-B.
25. VARIABLE.
26. VERTICAL INPUT input vertikal untuk CH-B.
27. AC-GND-DC untuk CH-B kegunaannya sama seperti penjelasan yang
terdapat pada nomor 2.
28. COMPONET TEST IN terminal untuk komponen yang akan diuji.
45
Elektron dipancarkan dari katoda akan menumbuk bidang gambar yang
dilapisi oleh zat yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini berfungsi
sebagai anoda. Arah gerak elektron ini dapat dipengaruhi oleh medan
listrik dan medan magnetik. Umumnya osiloskop sinar katoda
mengandung medan gaya listrik untuk mempengaruhi gerak elektron
kearah anoda. Medan listrik dihasilkan oleh lempeng kapasitor yang
dipasang secara vertikal, maka akan terbentuk garis lurus vertikal
dinding gambar. Selanjutnya jika pada lempeng horizontal dipasang
tegangan periodik, maka elektron yang pada mulanya bergerak secara
vertikal, kini juga bergerak secara horizontal dengan laju
tetap.Sehingga pada gambar terbentuk grafik sinusoidal.
46
7.3 Cara Mengkalibrasi Osiloskop
7.3.1 Alat Dan Bahan
Table 7.1 alat dan bahan
Osiloskop 1
Kabel Rol 1
47
7.3.3 Analisa Data
48
DAFTAR PUSTAKA
49
Harianty,3 November 2011,” LAPORAN PRAKTIKUM ARUS SEARAH
(DC)”, http://misshariatyronald0.blogspot.co.id/2011/11/laporan-
praktikum-arus-searah-dc.html
50
Arman,mitajaya,30 Agustus 2014,”EARTH TESTER”,
https://armanbacktrak5.wordpress.com/2014/08/30/earth-tester/
Lampiran
51
52
53
54
55
56
57