Anda di halaman 1dari 57

PERAKTIKUM 1

PENGUKURAN DENGAN AVO METER ANALOG

1.1 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengerti bagian-bagian serta bisa menggunakan alat ukur
Avo meter.
2. Mahasiswa dapat menentukan nilai dari Hambatan, Kapasitor, Arus, dan
Tegangan. dari sebuah rangkaian komponen elektronik dengan
menggunakan Avo meter.

1.2 DasarTeori
Avo meter adalah alat test yang sangat berguna, dengan mengoperasikan
sakelar banyak posisi, meter dapat secara cepat dan mudah di jadikan sebagai
voltmeter, sebuah ammeter atau sebuah ohmmeter. Alat ini mempunyai
berbagai penetapan pada setiap mempunyai pilihan AC atau DC. Avo meter
terbagi atas 2 jenis yaitu Avo meter analog dan Avo meter Digital. Pada
praktikum pertama ini akan mempraktekkan tentang bagaimana mengukur
menggunakan Avo meter analog.

gambar 1.1 avo meter

1
Avometer Analog atau Multimeter Jarum adalah alat pengkur besaran listrik yang
menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur
dengan probe. Analog tidak di gunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran
nilai komponen tetapi kebanyakan hanya di gunakan untuk baik atau jeleknya
komponen pada waktu pengukuran atau juga di gunakan untuk memeriksa suatu
rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok
yang ada.

1.2.1 Fungsi Avo meter/Multimeter Analog


1. Mengukur nilai Hambatan.
2. Mengukur nilai Arus.
3. Mengukur nilai tegangan DC
4. Mengukur nilai Transistor
5. Mengukur nilai tegangan AC
6. Mengukur nilai Dioda

1.2.3 Bagian – bagian Avo meter/Multimeter Analog


1. Selector switch pengatur kedudukan jarum penunjuk.
2. Zero adjustment jarum penunjuk pada kedudukan zero.
3. Lubang kutub.
4. Probe Hitam dan merah
5. Kotak meter.
6. Jarum penunjuk meter.
8. PapanSkala.

1.3 Pengukuran Avo sebagai Ohm meter


1.3.1 Pengertian Resistor

Resistor adalah komponen yang terbuat dari bahan isolator yang


didadalmnya terdapat muatan-muatan bebas yang mengandung nilai
tertentu sesuai dengan nilai hambatan yang diinginkan. Berdasarkan hukum

2
Ohm, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang
mengalir :

Bentuk umum dari resistor adalah berbentuk bulat panjang dan terdapat
beberapa lingkaran warna atau cincin warna pada body resistor. Ada 4 atau
5 lingkaran lingkaran warna yang ada pada body resistor.

Table 1.1 gelang warna

Cincin Cincin Cincin Cincin Cincin


Kode Warna V
1 II III IV

Hitam - 0 0

Coklat 1 1 1 0 1%

Merah 2 2 2 00 2%

Orange 3 3 3 000

Kuning 4 4 4 0000

Hijau 5 5 5 00000

Biru 6 6 6 000000

Ungu/Violet 7 7 7 0000000

Abu-Abu 8 8 8 00000000

Putih 9 9 9 000000000

Emas - - - 0,1 5%

Perak - - - 0,01 10%

Tak Berwanrna - - - 20%

3
1.3.2 Alat dan Bahan
Table 1.2 alat dan bahan

Alat dan bahan Jumlah

Avo Meter 1

Resistor 5

1.3.3 Prosedur Pengukuran:


Berikut cara mengukur tahanan resistif menggunakan Avo meter:
1. Menghubungkan probe merah dan hitam pada Avo meter
2. Memutar jangkah selector switch kearah symbol Ohm (Ω)
3. Tiap Kali jangkah selector switch dipindah pada posisi (x1 Ω, x10,
x100, x1k, atau x10k) Maka harus selalu melakukan kalibrasi agar
pengukuran resistansinya akurat.
4. Mengkalibrasi dengan cara menghubungkan probe merah dan hitam
maka jarum penunjuk akan menyimpang keposisi Nol.
5. Apabila jarum penunjuk belum sampai keposisi Nol maka dapat
Memutar knop zero adjustment ohm meter hingga jarum penunjuk
menunjuk pada angka Nol.
6. Jika knop zero adjustment ohm meter sudah diputar-putar tetapi jarum
penunjuk tidak mau sampai keposisi nol maka batu batterai yang ada di
Avometer/Multimeter harus diganti.
7. Lalu sambungkan dua probe hitam dan merah kepada kaki-kaki resistor
secara parallel seperti pada gambar (Probe dibolak-balik tidak masalah)
8. Setelah Probe terhubung maka jarum penunjuk pada layar
Avometer/Multimeter akan bergerak dan menunjukkan nilai
resistansinya.

4
1.3.4 Data Pengamatan:
Table 1.3 data pengamatan

Cincin Cincin Cincin Cincin Hasil


Komponen
1 2 3 4 pengukuran
Resistor 1 Merah Hitam Merah Emas 2k±5%
Resistor 2 Merah Ungu Merah Emas 2k7±5%
Resistor 3 Ornge Putih Merah Emas 3k9±5%

1.3.5 Pengolahan Data


A. Percobaan Pada resistor 1:

Merah : 2
Hitam : 0
Merah : 10^2(100)
Emas : 5%
Gambar 1.2 Percobaan 1
2k ±± 5%,Ukuran
Pada Avo meter menunjukkan angka = 2400 Ω

B. Percobaan Pada resistor 2:

Merah : 2
Ungu : 7
Merah : 10^2(100)
Emas : 5%
2700± 5%,Ukuran

Gambar 1.3 Percobaan 2

Pada Avo meter menunjukkan angka = 3000 Ω

5
C. Percobaan Pada resistor 3:

Orang : 3
Putih : 9
Merah : 10^2(100)
Emas : 5%
3900 ± 5%,Ukuran

Gambar 1.4 Percobaan 3

Pada Avo meter menunjukkan angka =3900

1.3.6 Analisa Data


Dari percobaan diatas terdapat beberapa perbedaan hasil percobaan antara
perhitungan menggunakan rumus maupun menggunakan alat ukur.
Table 1.4 analisis data
Hasil
Komponen Hasil Pengukuran
Perhitungan
Resistor 1 2k±5% 2400Ω
Resistor 2 2k7±5% 3000Ω
Resistor 3 3k9±5% 3900Ω

Perbedaan pada pengukuran dengan rumus ini dikarenakan sifat resistor


Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didisain untuk
mengatur tegangan listrikdan arus listrik dengan resistensi tertentu
(tahanan) dapat memproduksi tegangan listrik diantara kedua kutubnya,
nilai tegangan terhadap resistensi berbanding dengan arus yangmengalir
berdasarkan hukum ohm. Penulisan nilai resistor bergantung dengan sistem
kode warna dan kode angka. yang mempunyai sifat toleransi yang artinya
didalam resistor terdapat range minimum dan range maximum yang

6
merupakan batas dari nilai tahanan resistor tersebut. Dari data diatas dapat
disimpulkan bahwa ke 5 resistor tersebut keadaannya masih bagus.

1.4 Kesimpulan
Dari hasil beberapa percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa
pengunaan Avo meter analog dapat digunakan untuk mengukur nilai
tahanan, nilai tegangan baik tegangan AC maupun DC, dan nilai arus yang
mengalir pada suatu rangkain. Namun hasil yang ditunjukkan oleh Avo
meter Analog dengan Avo meter digital berbeda, dalam Avo meter analog
kita harus menghitung secara menual dengan memasukkan data-data
pengamatan seperti nilai yang ditunjuk oleh jarum penunjuk, skala yang
dipilih dan batasan maximum skala, data-data dalam hasil pengamatan
tersebut dimasukkan kedalam rumus yang ditunjukkan dalam mencari nilai-
nilai yang akan kita cari, baik itu nilai tahana, nilai tegangan, dan nilai arus
listrik.

7
PERAKTIKUM II
PENGUKURAN DENGAN CAPASITANSI METER

2.1 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengerti cara-cara mengukur kapasitor dengan
kapasitansi meter.
2. Mahasiswa dapat menentukan nilai dari kapasitor dari sebuah rangkaian
komponen elektronik dengan menggunakan Kapasitansi meter.

2.2 Dasar Teori


2.2.1 Pengertian Capasitansi meter

Untuk mengukur nilai dari sebuah Kapasitor (Kondensator), kita


memerlukan sebuah alat ukur yang dinamakan dengan Capacitance
Meter (Kapasitansi Meter). Capacitance Meter adalah alat ukur yang
khusus hanya mengukur nilai Kapasitansi sebuah Kapasitor. Selain
Capacitance Meter, terdapat juga alat ukur gabungan yang dapat
mengukur beberapa macam komponen elektronika, diantaranya adalah
LCR Meter dan Multimeter.

LCR Meter adalah alat ukur yang dapat mengukur nilai L (Induktansi /
Inductance, untuk mengukur Induktor atau Coil), C (Kapasitansi /
Capacitance, untuk mengukur Kapasitor atau Kondensator) dan R
(Resistansi / Resistance, untuk mengukur Hambatan atau Resistor)
sedangkan Multimeter adalah alat ukur gabungan yang mendapat
mengukur Arus, Tegangan, Hambatan (Resistansi) dan juga menguji
beberapa macam Komponen Elektronika seperti Dioda, Kapasitor,
Transistor dan Resistor.

Saat ini, telah banyak jenis Multimeter Digital yang telah mempunyai
fungsi untuk mengukur nilai Kapasitor sehingga kita tidak perlu
membeli alat khusus untuk mengukur nilai Kapasitansi Kapasitor dan
tentunya Multimeter sebagai alat ukur gabungan memiliki batas tertentu

8
dalam Mengukur Kapasitansi sebuah Kapasitor. Kapasitor yang
mempunyai Kapasitansi yang besar terutama pada Kapasitor Elektrolit
(ELCO) tidak semuanya dapat diukur nilainya oleh sebuah Multimeter
Digital. Seperti contoh pada salah satu Multimeter dengan merek
SANWA yang bertipe CD800a, batas pengukuran Kapasitansi
Kapasitor hanya berkisar antara 50nF sampai 100µF.

Untuk menguji apakah Komponen Kapasitor dapat berfungsi dengan


baik, kita juga dapat menggunakan Multimeter Analog dengan Skala
Resistansi (Ohm). Multimeter Analog tidak dapat mengetahui dengan
pasti nilai Kapasitansi dari sebuah Kapasitor, tetapi cukup bermanfaat
untuk mengetahui apakah Kapasitor tersebut dalam Kondisi baik
ataupun rusak (seperti Bocor ataupun Short (hubungan pendek)

2.3 Pengukuran Kapasitansi meter


2.3.1 Pengertian Kapasitor
Kapasitor adalah perangkat komponen elektronika yang berfungsi untuk
menyimpan muatan listrik dan terdiri dari dua konduktor yang dipisahkan oleh
bahan penyekat (dielektrik) pada tiap konduktor atau yang disebut
keping. Kapasitor biasanya disebut dengan sebutan kondensator yang merupakan
komponen listrik dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan muatan
listrik.
Prinsip kerja kapasitor pada umunya hampir sama dengan resistor yang juga
termasuk ke dalam komponen pasif. Komponen pasif adalah jenis komponen yang
bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Kapasitor sendiri terdiri dari dua lempeng
logam (konduktor) yang dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator). Penyekat atau
isolator banyak disebut sebagai bahan zat dielektrik

9
2.3.2 Prosedur Pengukuran
A. Berikut ini adalah Cara menguji Kapasitor Elektrolit (ELCO) dengan
Capasitansi meter Analog :

1. Atur posisi skala Selektor ke Ohm (Ω) dengan skala x1K


2. Hubungkan Probe Merah (Positif ) ke kaki Kapasitor Positif
3. Hubungkan Probe Hitam (Negatif) ke kaki Kapasitor Negatif
4. Periksa Jarum yang ada pada Display Multimeter Analog,
Kapasitor yang baik : Jarum bergerak naik dan kemudian kembali
lagi.
Kapasitor yang rusak : Jarum bergerak naik tetapi tidak kembali lagi.
Kapasitor yang rusak : Jarum tidak naik sama sekali.

B. Cara mengukur Kapasitor dengan Kapasitansi meter Digital yang


memiliki fungsi Kapasitansi Meter cukup mudah, berikut ini caranya :

1. Atur posisi skala Selektor ke tanda atau Simbol Kapasitor


2. Hubungkan Probe ke terminal kapasitor.
Baca Nilai Kapasitansi Kapasitor tersebut

Tabel 2.1 Data pengamatan :

Nilai Kapasitansi
Komponen
yang Tertera

Kapasitor 1 22µF/25V

Kapasitor 2 10µF/25V

Kapasitor 3 22µF/25V

10
2.3.2Analisa Data

Dari percobaan terdapat beberapa perbedaan hasil percobaan antara lain:


Table 2.2 analisis data

Nilai Kapasitansi Hasil


Komponen
yang Tertera Pengukuran

Kapasitor 1 22µF/25V 23.8 µF

Kapasitor 2 10µF/25V 10.94 µF

Kapasitor 3 22µF/25V 23.7 µF

Pada percobaan pengukuran data terlihat bahwa hasil pengukuran tidak


jauh berbeda dengan nilai kapasitas yang tertera pada kapasitor, hal ini
membuktikan bahwa selisih darinilai kapasitas yang tertera tidak jauh
berbeda dengan hasil pengukuran, sehingga dapat dipastikan bahwa nilai
pengukuran hamper mendekati benar.

2.4 Kesimpulan
Dari hasil percobaan pengukuran diatas dapat disimpulkan bahwa hasil
pengukuran kapasitor menggunakan capasitansi meter digital dengan cara
menancapkan probe positif dan negatef kapasitor pada capasitansi meter
digital ternyata nilainya tidak jauh berbeda. Telah dibukukan hasil analisis
pengukuran tersebut dengan nilai yang tertera pada kapasitor tidak berbeda
jauh karena kapasitro juga memiliki toleransi sehingga mungkin akan ada
selisih yang sedikit antara nilai kapasitor yang tertera dengan hasil nilai
kapasitor yang diukur.

11
PERAKTIKUM III
PENGUKURAN DENGAN INDUKTANCE METER

3.1 Tujuan

1. Mahasiswa dapat mempergunakan RLC Meter.

2. Mahasiswa terampil mempergunakan RLC Meter dengan baik dan


benar.

3. Mahasiswa dapat menggunakan RLC Meter pada Komponen-


komponen yang telah ditentukan.

4. Mahasiswa dapat menghitung secara manual nilai dari komponen-


komponen tersebut tanpa menggunakan RLC Meter.

5. Mahasiswa dapat menghitung nilai dari komponen-komponen tersebut


dengan menggunakan RLC Meter.

3.2 Dasar Teori


3.1.1 Pengertian LCR meter
LCR meter adalah bagian dari peralatan tes elektronik yang
digunakan untuk mengukur inductance (L),capacitance (C),
dan resistance (R) dari komponen. Dalam versi sederhana dari nilai-nilai
alat ini sebenarnya dari kuantitas ini tidak diukur, melainkan dengan
impedansi yang diukur secara internal dan dikonversi untuk ditampilkan
dengan kapasitansi yang sesuai atau nilai induktansi. Bacaan akan cukup
akurat jika kapasitor atau induktor perangkat yang diuji tidak memiliki
komponen resistif signifikan impedansi. Desain yang lebih canggih
mengukur induktansi atau kapasitansi, dan juga resistansi seri setara
kapasitor dan faktor Q komponen induktif.

Biasanya perangkat yang diuji disambungkan ke sumber tegangan


AC. Meteran mengukur tegangan dan menemukan arus melalui DUT.
Dari rasio tersebut meteran dapat menentukan besarnya

12
impedansi. Meteran LCR juga dapat digunakan untuk menilai variasi
induktansi sehubungan dengan posisi rotor dalam mesin magnet
permanen (namun harus berhati-hati karena beberapa meter LCR bisa
rusak oleh dihasilkan EMF yang dihasilkan dengan memutar rotor di
mesin magnet permanen).

Gambar 3.1 LCR meter

Pegangan LCR meter biasanya memiliki uji frekuensi dari 100 Hz, 120
Hz, 1kHz, 10kHz, dan 100kHz untuk akhir meter atas. Resolusi layar dan
pengukuran kemampuan jangkauan biasanya akan berubah dengan uji
frekuensi.

Benchtop LCR meter biasanya memiliki uji frekuensi lebih dari 100 kHz.
Mereka kemungkinan sering termasuk untuk menempatkan di tegangan
atau arus DC pada pengukuran sinyal AC. End meter yang lebih rendah
menawarkan kemungkinan untuk memasok tegangan DC eksternal ini
atau arus sementara perangkat akhir yang lebih tinggi dapat memasok
mereka secara internal. Pada waktunya benchtop meter memungkinkan
penggunaan perlengkapan khusus untuk mengukur komponen SMD,
kumparan inti udara atau transformer.

13
3.3 Pengukuran LCR Meter Sebagai Induktance meter
3.3.1 Pengertian Induktor

Selain Resistor dan Kapasitor, Induktor juga merupakan komponen


Elektronika Pasif yang sering ditemukan dalam Rangkaian Elektronika,
terutama pada rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi Radio.
Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah Komponen Elektronika
Pasif yang terdiri dari susunan lilitan Kawat yang membentuk sebuah
Kumparan. Pada dasarnya, Induktor dapat menimbulkan Medan Magnet
jika dialiri oleh Arus Listrik. Medan Magnet yang ditimbulkan tersebut
dapat menyimpan energi dalam waktu yang relatif singkat. Dasar dari
sebuah Induktor adalah berdasarkan Hukum Induksi Faraday.

Gambar 3.2 Induktor

Kemampuan Induktor atau Coil dalam menyimpan Energi Magnet


disebut dengan Induktansi yang satuan unitnya adalah Henry (H). Satuan
Henry pada umumnya terlalu besar untuk Komponen Induktor yang
terdapat di Rangkaian Elektronika. Oleh Karena itu, Satuan-satuan yang
merupakan turunan dari Henry digunakan untuk menyatakan
kemampuan induktansi sebuah Induktor atau Coil. Satuan-satuan turunan
dari Henry tersebut diantaranya adalah milihenry (mH) dan microhenry
(µH). Simbol yang digunakan untuk melambangkan Induktor dalam
Rangkaian Elektronika adalah huruf “L”.

14
3.3.2 Simbol Induktor

Berikut ini adalah Simbol-simbol Induktor :

Gambar 3.3 Simbol Induktor

Nilai Induktansi sebuah Induktor (Coil) tergantung pada 4 faktor,


diantaranya adalah :

 Jumlah Lilitan, semakin banyak lilitannya semakin tinggi Induktasinya


 Diameter Induktor, Semakin besar diameternya semakin tinggi pula
induktansinya
 Permeabilitas Inti, yaitu bahan Inti yang digunakan seperti Udara, Besi
ataupun Ferit.
 Ukuran Panjang Induktor, semakin pendek inductor (Koil) tersebut
semakin tinggi induktansinya.

3.3.3 Jenis-jenis Induktor (Coil)

Berdasarkan bentuk dan bahan inti-nya, Induktor dapat dibagi


menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :

 Air Core Inductor – Menggunakan Udara sebagai Intinya

15
 Iron Core Inductor – Menggunakan bahan Besi sebagai Intinya
 Ferrite Core Inductor – Menggunakan bahan Ferit sebagai Intinya
 Torroidal Core Inductor – Menggunakan Inti yang berbentuk O Ring
(bentuk Donat)
 Laminated Core Induction – Menggunakan Inti yang terdiri dari
beberapa lapis lempengan logam yang ditempelkan secara paralel.
Masing-masing lempengan logam diberikan Isolator.
 Variable Inductor – Induktor yang nilai induktansinya dapat diatur
sesuai dengan keinginan. Inti dari Variable Inductor pada umumnya
terbuat dari bahan Ferit yang dapat diputar-putar.
Fungsi Induktor (Coil) dan Aplikasinya

Fungsi-fungsi Induktor atau Coil diantaranya adalah dapat menyimpan


arus listrik dalam medan magnet, menapis (Filter) Frekuensi tertentu,
menahan arus bolak-balik (AC), meneruskan arus searah (DC) dan
pembangkit getaran serta melipatgandakan tegangan.

3.3.4 Alat dan bahan

Table 3.1 alat dan bahan

Alat dan bahan Jumlah

RLC meter 1

Inductor 2

3.3.5 Prosedur Pengukuran


Berikut cara mengukur inductor menggunakan RLC meter:
1. Siapkan peralatan yang akan digunakan.
2. Siapkan komponen-komponen yang akan diukur.
3. Hitunglah secara manual komponen-komponen tersebut.

16
4. Kemudian ukur komponen-komponen tersebut dengan menggunakan
RLC Meter.
5. Catatlah hasil pengukuran tersebut.
6. Bandingkan hasil penghitungan secara manual dengan pengukuran
menggunakan RLC Meter.

3.3.6 Data Pengamatan

Table 3.2 data pengamatan

Komponen Merek Induktor Spesifikasi yang Tercantum

Induktor 1 Philips 1 36 Watt

Induktor 2 Philips 2 10 Watt

3.3.7 Pengolahan Data

A. Pengukuran pada Induktor 1 B. Pengukuran pada Induktor 2

Gambar 3. 4 pengukuran inductor 1 gambar 3.5 pengukuran induktor 2

17
3.3.8 Analisa Data
Dari percobaan diatas terdapat beberapa perbedaan hasil percobaan
antara lain:
Table 3.3 analisis data

Merek Hasil
Komponen Spesifikasi yang Tercantum
Induktor Pengukuran

Induktor 1 Philips 1 36 watt 0,957 H

Induktor 2 Philips 2 10 Watt 1,905 H

Pada percobaan pengukuran data diatas terlihat bahwa hasil pengukuran


induktansi pada merek yang sama tidak menjamin bahwa nilai induktansinya
sama karena walaupun juka dibandingkan dengan merek yang sama dan
mempunyai spesifikasi yang sama namun tetep saja nilai dari induktansi
tersebut tetap berbeda.

3.4 Kesimpulan

Dari hasil percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil


pengukuran inductor dengan menggunakan LCR meter dengan cara
menyambungkan masing-masing kutub pada inductor diperoleh hasil
perbandingan pengukuran sample induktor dengan merek dan spesifikasi yang
berbeda maka nilai induktansinya tentu berbeda, namun tidak sedikit pula yang
nilai induktansinya mendekati sama, hal ini disebabkan mungkin karena isi dari
lilitan atau mungkin diameter dari coil pada inductor itu sendiri mungkin
berbeda jadi walaupun dengan spesifikasi dan merk yang sama masih tetap saja
mempunyai nilai induktansi yang berbeda.

18
PERAKTIKUM IV
PENGUKURAN DENGAN MEGGER

4.1 Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengerti cara-cara mengukur dengan alat ukur megger


2. Mahasiswa dapat langsung mempraktekan cara megukur alat ukur megger
Instalasi listrik dan menganalisis hasil pengukurannya.

4.2 Dasar Teori

4.2.1 Pengertian Megger

Megger adalah istilah alat yang dimana megger merupakan singkatan


dari Mega Ohm Meter. jadi buat anda teknik listrik tentu sudah tidak asing
lagi dengan peralatan ini. fungsi dari megger ini sendiri hampir sama
dengan avo meter. yang mungkin dulunya megger ini diciptakan dari
pengaplikasian avo meter. namun dari sekian alat yang pernah saya
gunakan hanya magger ini saja yang bisa membuat saya pusing karena
mungkin jarangnya memakai alat ini atau mungkin kurangnya paham
pengetahuan saya sendiri.

Gambar 4.1 Megger

4.2.2 Fungsi Megger

Fungsi Magger adalah sebagai alat untuk mengukur isolator atau


ketahanan dari generator, motor dan juga trafo. pada umumnya alat ini

19
dipakai untuk mengecek instalisi rumah dan bahkan untuk mengecek
ketahanan SUTM atau saluran udara tegangan menengah. kalau kita amati
dengan seksama hampir sama dengan multi

meter yang dimana kalau kita ingin mengecek ketehanan listrik skala yang
dipakai harus lebih besar dengan tegangan yang ingin dicek sebagai
contohnya:

Misalkan kita ingin mengecek isolator generator listrik yang mempunyai


tegangan kisarah 350 volt maka untuk mengeceknya kita harus
menggunakan skala yang lebih besar dari 350 volt. yaitu skala 500 Volt.
dan yang perlu diperhatikan lagi adalah pastikan kalau alat atau instalasi
yang diukur harus terbebsas dari aliran atau daya listrik untuk
mendapatkan ukuran yang maksimal.

4.3 Pengukuran Megger sebagai Pengukur Tahanan Isolasi.

4.3.1 Pengertian Tahanan isolasi listrik

Tahanan Isolasi adalah bahan yang tidak bisa atau sulit melakukan
perpindahan muatan listrik. Dalam bahan isolatorvalensi
elektronnya terikat kuat pada atom-atomnya. Bahan-bahan ini
dipergunakan dalam alat-alat elektronika sebagai isolator, atau
penghambat mengalirnya arus listrik. Isolator berguna pula sebagai
penopang beban atau pemisah antara konduktor tanpa membuat adanya
arus mengalir ke luar atau atara konduktor. Istilah ini juga dipergunakan
untuk menamai alat yang digunakan untuk menyangga kabel transmisi
listrik pada tiang listrik.

20
Gambar 4.2 Tahanan isolasi kabel

Beberapa bahan, seperti kaca, kertas, atau Teflon merupakan bahan


isolator yang sangat bagus. Beberapa bahan sintetis masih "cukup bagus"
dipergunakan sebagai isolator kabel. Contohnya plastik atau karet. Bahan-
bahan ini dipilih sebagai isolator kabel karena lebih mudah dibentuk /
diproses sementara masih bisa menyumbat aliran listrik pada voltase
menengah (ratusan, mungkin ribuan volt). Pengukuran tahanan isolasi
untuk perlengkapan listrik dapat menggunakan megger, yang mana
pengoperasiannya pada waktu perlengkapan rangkaian listrik tidak bekerja
atau tidak dialiri arus listrik. Secara umum bahan isolasi yang digunakan
sebagai pelindung dalam saluran listrik atau sebagai pengisolir bagian satu
dengan bagian lainnya harus memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan. Harga tahanan isolasi

antara dua saluran kawat pada peralatan listrik ditetapkan paling sedikit
adalah 1000 x harga tegangan kerjanya. Misal tegangan yang digunakan
adalah 220 V, maka besarnya tahanan isolasi minimal sebesar : 1000 x 220
= 220.000 Ohm atau 220 KOhm. Ini berarti arus yang diizinkan di dalam
tahanan isolasi 1 mA/V. Apabila hasil pengukuran nilai lebih rendah dari
syarat minimum yang sudah ditentukan, maka saluran/kawat tersebut
kurang baik dan tidak dibenarkan kalau digunakan. Waktu melakukan
pengukuran tahanan isolasi gunakan tegangan arus searah (DC) sebesar
100 V atau lebih, hal ini dimaksudkan untuk dapat mengalirkan arus yang
cukup besar dalam tahanan isolasi. Di samping untuk menentukan
besarnya tahanan isolasi, nilai tegangan ukur yang tinggi juga untuk
menentukan kekuatan bahan isolasi dari saluran yang akan digunakan.

21
Walaupun bahan-bahan isolasi yang digunakan cukup baik dan
mempunyai tahanan isolasi yang tinggi, tetapi masih ada tempat-tempat
yang lemah lapisan isolasinya, maka perlu dilakukan pengukuran.

4.3.2 Alat Dan Bahan

Table 4.1 alat dan bahan

Alat dan bahan Jumlah

Megger Analog/Digital 1

Kabel Motor 3 Phaese 1

4.3.3 Prosedur Pengukuran


A. Berikut cara Mensetting awal Megger:
1. Check dahulu baterai apakah dalam kondisi normal atau tidak.
2. Check Mekanikal zero dalam kondisi megger off, posisi jarum
penunjuk harus berada diposisi berimpit dengan garis skala. Bila
tidak bisa tepat silahkan arhakan pointer zero ke 10 pada alat ukur.
3. Silahkan lakukan pada zero check
4. Tempatakan kabel test pada terminal megger, serta hubungkan
ujung yang lain.
5. Pilihlah saklar pada posisi 500.
6. Letakkan saklar skala pada skala 1.
7. Silahkan atur ke posisi On, maka jarum akan bergerak ketika itu
harus menunjukkan tepat ke pada angka nol, bila pengecekan tidak
tepat atur pointer. Bila pengecekan dengan pengaturan pointer
tidak juga berhasil silahkan periksa atau mengganti baterai.
8. Off lagi megger dan ulangi poin pengecekan elektrikal zero seperti
tadi.
9. Pasang lagi kabel test ke peralatan yang sedang diukur .
10. Pilih saklar sesuai tegangan kerja alat yang diukur.

22
11. On kan kembali megger dan baca tampilan pada skalanya yang
ditunjuk.

B. Berikut adalah cara mengukur Tahanan isolasi dengan menggunakan


megger:
1. Pasang masing-masing probe merah pada lubang L dan probe
hitam pada lubang E
2. Tekan tobol power ON/OFF
3. Atur batas-jangkau skala 2 MΩ ~ 20 MΩ atau 200
MΩ ~ 2000MΩ dengan menekan tombol pilihan batas-jangkau
“RANGE”.
4. Hubungkan titik ukur dengan kedua prob (+) dan (-) pada masing-
masing kabel yang akan diukur tentu saja dengan warna yang
berbeda tergantung pada objek yang diukur tahanan isolasinya dan
berkisar antara beberapa saat setelah terjadi kontak s.d. 30detik
atau lebih. Pembacaan nilai tahanan yang optimal adalah posisi
jarum setelah tombol “ON” ditekan ditambah 60 detik / 1 menit.

4.3.4 Data Pengamatan

Berikut adalah tabel pengukuran kabel pada motor listrik:

Table 4.2 data pengamatan

Merah Biru Hitam Kuning

Merah

Biru

Hitam

Kuning

23
4.3.5 Pengolahan Data

A.Pengukuran kabel merah dan hitam B. Pengukuran kabel biru dan kuning

Gambar 4.3 Percobaan 1 Gambar 4.4 Percobaan 2

C. Pengukuran kabel biru dan hitam D. Pengukuran kuning dan hitam


\

Gambar 4.5 Percobaan 3 Gambar 4.6 Percobaan 4E.


Pengukuran kabel kuning biru F. Pengukuran kabel kuning merah

Gambar 4.7 Percobaan 5 Gambar 4.8 Percobaan 6

24
4.3.6 Analisa Data
Dari percobaan diatas terdapat beberapa perbedaan hasil percobaan
antara lain:
Table 4.3 analisis data
Merah Biru Hitam Kuning

Mereah 1930 MΩ 1810 MΩ 1970 MΩ

Biru 1930 MΩ 1870 MΩ 1786 MΩ

Hitam 1810 MΩ 1871 MΩ 1082 MΩ

Kuning 1970 MΩ 1386 MΩ 1082 MΩ

Pada percobaan pengukuran data diatas terlihat bahwa hasil


pengukuran isolator tahanan kabel diatas masih memenuhi syarat
karena lebih besar dari batas tahanan minimum 220 KΩ yang telah
ditentukan oleh PUIL.

4.4 Kesimpulan

Dari hasil percobaan pegukuran isolasi kabel dengan megger diatas dengan
cara mengukur satu persatu atau sepasang demi sepasang kabel merah, biru,
hitam, dan kuning yang telah diukur didapatkan hasil kabel tersebut masih dan
mampu untuk memenuhi syarat sebagai isolasi kabel motor listrik, karena nilai
tahanan dalam tahanan isolasi kabel tersebut > 220 KΩ. Sehingga kabel
tersebut masih dapat digunakan dengan layak.

25
PERAKTIKUM V
PENGUKURAN DENGAN EARTH TESTER

5.1 Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengerti cara mengukur dengan menggunakan alat ukur


Eart tester.
2. Mahasiswa dapat mengerti berapa grounding pada daerah cepu dan
sekitarnya dengan memprakteka
3. n cara mengukur menggunakan alat ukur Earth tester.

5.2 Dasar Teori


5.1.1 Pengertian Earth Tester

Grounding System (pembumian) – Alat pengukur resistansi grounding


atau sering disebut dengan Earth Tester. Mungkin alat ini terlihat asing
di masyarakat awam, tapi bagi orang listrik atau pun spesialis penyalur
petir alat ini sangat familiar, bahkan untuk seseorang yang berprofesi
sebagai spesialist penyalur petir alat ini wajib untuk dimiliki. Apa itu
Earth Tester?Earth Tester adalah alat pengukur resistansi grounding
(pembumian).

Gambar 5.1 Earth tester

26
Earth Tester merupakan salah satualat yang dapat digunakan untuk
mengukur tahanan tanah, yang mempunyai skalalogaritma dan
pengukuran yang mudah dan sempurna. Earth Tester ini terdiri dari
suatutransistor pengukur sumber daya dan sistem galvanometer AC.

5.1.2 Fungsi Earth tester

Alat ukur earth tester digunakan untuk mengukur pentanahan dalam


sistempengaman dalam instalasi listrik. Besarnya tahanan tanah sangat
penting untukdiketahui sebelum dilakukan pertanahan dalam sistem
pengamanan dalam instalasilistrik. Untuk mengetahui besar tahanan
tanah pada suatu area digunakan alat ukurdengan penampil analog.
Hasil pengukuran secara analog sering terjadi kesalahandalam
pembacaan hasil pengukurannya. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut,maka dirancanglah suatu alat ukur tahanan tanah digital yang
memiliki kemudahandalam pembacaan nilai tahanan yang diukur

5.1.3 Prinsip Kerja Earth tester


Perancangan alat ukur tahanan tanah digital ini menggunakan tiga
batangelektroda yang ditanahkan yaitu elektroda E (Earth), elektroda P
(Potensial) danelektroda C (Curren). Tujuan penggunaan tiga batang
elektroda tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana tahanan dapat
mengalirkan arus listrik. Alat ukur tahanantanah ini terdiri dari beberapa
blok diagram rangkaian, antara lain rangkaian osilator,rangkaian
tegangan input, rangkaian arus input, mikrokontroler danrangkaian
penampil. Sebelum hasil pengukuran di tampilkan ke LCD, data
diolahdirangkaian mikrokontroler. Keuntungan dengan manggunakan
mikrokontuler iniyaitu keluaran dari rangkaian input ini debelum masuk
ke LCD bisa diatur. Sehingga , perancangan alat ukur tahanan tanah
digital ini dapat mengukur tahanantanahdengan teliti dan akura

27
5.3 Pengukuran Earth Tester sebagai pengukur grounding
5.3.1 Pengertian Grounding
Pada dasarnya grounding atau pembumian di gunakan untuk
mengamankan alat listrik atau elektronika dari induksi listrik ketika
terjadi konsleting yang diakibatkan oleh sambaranpetir. Hal ini bisa
kita lihat dengan jelas di gedung-gedung bertingkat yang menggunakn
sistem pembumian atau grounding. Sekarang mungkin timbul
pertanyaan kenapa peralatan grounding menggunakan tembaga? karena
tembaga merupakan koduktor yang paling efektif untuk dilalui arus
listrik itulah kenapa semua perangkat grounding menggnakan tembaga,
selain itu tembaga juga tidak mudah berkarat, tembaga sangat cocok
sekali digunakan di semua kondisi, baik digunakan ditanah yang kering
atau digunakan tanah yang lembab atau berair.

Gambar 5.2 Contoh Grounding

5.3.2 Syarat Grounding

Syarat utama sebuah grounding itu baik adalah tahanan grounding itu
sama dengan 0 Ohm ini adalah tahanan grounding ideal, tetapi
kenyataannyaboleh sampai 5 Ohm. Jadi bila terjadi hubungan pendek
atau short circuit suatu peralatan listrik, maka dengan cepat kebocoran

28
itu dibuang ke bumi atau grounding. Bila gounding tidak bagus, maka
peralatan bisa terbakar dan bisa membahayakan keselamatan orang
Penangkal petir tidak akan bekerja / berfungsi tanpa sistem grounding
(pentanahan) yang benar (maksimal nilai resistansi 5 Ohm).

Gambar 5.3 Contoh grounding road dari tembaga

5.3.3 Fungsi Grounding


grounding berfungsi sebagai sarana pengarah arus petir yang bisa
menyebar ke segala arah yang kemudian langsung diarahkan ke dalam
tanah. Yang perlu diperhatikan dalam perancangan sistem pentanahan
adalah tidak timbulnya bahaya tegangan yang mengalir. Namun
demikian baik-buruknya sistem pentanahan sangat menentukan
rancangan sistem penangkal petir internal, semakin tinggi nilai
resistansi suatu pentanahan, akan menyebabkan semakin tinggi pula
tegangan yang terdapat pada penyama potensial (Potensial Equalizing
Bonding), sehingga upaya proteksi internalnya akan akan kurang
efektif. Dengan demikian kita harus menyadari bahwa betapa perlunya
sistem pentanahan untuk menghindari resiko kerugian yang lebih besar
dari bahaya sambaran petir

29
Gambar 5.4 Contoh grounding menara dengan coaxial cable

Pada sistem tenaga listrik, sistem tidak lagi dibiarkan terapung atau
sistem delta, tetapi titik netral sistem itu diketanahkan melalui tahanan
atau reaktansi. Pengetanahan itu umumnya dilakukan dengan
menghubungkan titik netral transformator daya dengan tanah. Lakukan
pemilihan lokasi penanaman grounding road, rencanakan berapa titik
yang akan ditanamkan. Pemasangan grounding road yang makin
banyak akan menghasilkan sistim pentanahan yang baik. Jika anda akan
memasang beberapa buah grounding road usahakan jangan terlalu
berdekatan, supaya pembumian menyebar dan untuk menjaga bila salah
satu grounding rod sitim pembumiannya tidak bagus maka bisa
dibumikan oleh grounding rod lainnya.

5.3.4 Alat dan Bahan


Table 5.1 alat dan bahan
Alat dan bahan Jumlah

Earth tester 1

Grounding 1

30
5.3.5 Prosedur Pengukuran
Berikut cara mengukur Grounding menggunakan Earth Tester:
2. Memasang earth tester dan dua elektrodanya yang ditancapkan ke
tanah dengan jarak 5 meter untuk masing-masing probe. Dan
panjang probe harus sejajar. Atau satu barisan

Gambar 5.5 Contoh pengukuran Earth tester

3. Lalu sambungkan kedua elektroda dengan earth tester


4. Menekan tombol “push” secara terus menerus
5. Melakuka kalibrasi/adjustmen dengan menggunakan tombol
adjustment sampai skala 100
6. Masih menekan tombol “push”, dan memindahkan selector ke 200Ω
- 2000Ω
7. Earth tester menampilkan angka hasil pengukuran (tombol “push”
masih terus dutekan).
8. (Standart Maksimum tanah grounding 5Ω)

31
5.3.6 Pengolahan Data
A. Proses Penjepitan probe E pada Ground B. Proses penanaman Probe P

Gambar 5.6 probe E gambar 5.7 probe P

C. Proses Penanaman Probe C D. Proses Pensejajaran Probe E,P,C

Gambar 5.8 probe C gambar 5.9 probe EPC

32
E. Proses Kalibari Earth Tester

Gambar 5.10 proses kalibari earth tester

5.3.8 Analisa Data

Hasil pengukuran denga menggunakan range skala 2000Ω

Gambar 5.11 Hasil Pengukuran 1

33
Pada percobaan diats bisa dilihat bahwa hasil dari pengukuran Grounding pada
daerah sekitar Cepu adalah 6.7 Ω.

5.4 Kesimpulan
Dari hasil perobaan pengukuran diatas dengan cara mengambil sampel
pengukuran grounding di STTR cepu dapat disimpulkan bahwa hasil dari
pengukuran grounding pada daerah sekitar cepu adalah 6.7Ω ini berarti
daerah grounding di sekitar cepu sangat bisa dikategorikan Tipe grounding
yang jelek karena dengan adanya syarat dari PUIL maksimal hambatan
grounding harus dibawah 5Ω.

34
PERAKTIKUM VI
PENGUKURAN DENGAN TANG AMPERE

6.1 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengerti cara mengukur dengan menggunakan alat ukur
Tang Ampere.
2. Mahasiswa dapat mengetahui berapa arus yang mengalir dari PLN untuk
instalasi di STTR cepu.

6.2 Dasar Teori


6.2.1 Pengertian Tang Ampere

Tang Ampere atau dikenal juga dengan Clamp Meter atau Ampere Meter
adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur arus, tegangan, daya
dan tahanan dalam jumlah yang besar, tanpa memutus sirkit. Tang
ampere digunakan untuk mengukur arus listrik pada saat melakukan
perawatan atau perbaikan AC. Untuk mengukur arus listrik caranya
cukup masukkan salah satu kabel (positif atau negative) ke dalam mulut
tang ampere. Lihat hasil yang terukur pada skala tang ampere.

Gambar 6.1 Tang Ampere

Tang ampere juga bisa digunakan untuk mengetahui hambatan


refrigerant di dalam system pendingin. Nilai arus listrik yang terukur
pada tang ampere bisa digunakan sebagai patokan hambatan refrigerant

35
di dalam system. Mengukur hambatan harus terbebas dari sumber
tegangan. Sebelum mengukur hambatan jangan lupa hubungan listrik
harus dilepas terlebih dahulu. Tusukkan kabel yang ada batu baterainya
kepada tang ampere. Jika ujung yang lain dari kabel tersebut dengan
ujung merah dilekatkan, jarum penunjuk skala harus menunjuk 0 Ohm
(tidak ada hambatan). Apabila jarum tidak menunjuk 0 Ohm, penunjuk
jarum harus diputar sampai jarum menunjuk 0. Setelah itu baru tang
ampere dapat mulai dipakai. Tang ampere banyak dipakai untuk
mengukur hubungan kabel dalam suatu rangkaian listrik, mengukur
hambatan listrik, untuk mencari terminal C, S, dan R dari motor listrik.

6.2.2 Prinsip kerja Tang ampere


A. Tang Ampere Analog
Setelah arus mengalir dalam kumparan dengan tegangan tertentu
maka akan langsung diolah oleh komponen-komponen penyusun
Clamp Meter (Tang Ampere) Analog dan di kirim ke Display.
Prinsip kerja Display ini adalah menggunakan prinsip kerja alat ukur
kumparan putar. Alat ukur kumparan putar ialah alat ukur yang
berkerja atas dasar prinsip dari adanya suatu kumparan listrik, yang
ditempatkan pada medan magnet, yang berasal dari suatu magnet
permanen. Arus yang di alirkan melalui kumparan akan
menyebabkan kumparan tersebut berputar. Ketika kumparan
berputar maka jarum penunjuk berputar sesuai dengan besarnya arus
listrik yang masuk kedalam kumparan pada alat ukur kumparan
putar.
B. Tang Ampere Digital
Setelah arus mengalir dalam kumparan dengan tegangan tertentu
maka akan langsung diolah oleh komponen-komponen penyusun
Clamp Meter (Tang Ampere) Digital. Gambar dibawah ini
menunjukkan blok diagram dari sistem yang dibuat.

36
Gambar 6.2 Block Diagram sistem Tang Ampere

Induktor merupakan clamp yang menerima input berdasarkan hukum Faraday.


Tegangan yang diukur perlu dimasukkan ke dalam sebuah rangkain buffer karena
masalah impedansi yang tepat. Hal ini bertujuan untuk menghindari drop tegangan
pada sistem. Karena tegangan yang dihasilkan kecil, maka perlu dikuatkan oleh
sebuah amplifier. Tegangan yang dihasilkan sampai tahap ini masih berupa AC,
padahal ICL 7107 (ICL 7107 adalah sebuah ADC/Analog Digital Converter yang
keluarannya dapat langsung ditampilkan ke 3½ 7- segment. IC ini menerima input
tegangan maksimal 2V) hanya menerima sinyal DC. Dengan adanya kondisi ini,
diperlukan sebuah penyearah. Penyearah yang dipakai harus menggunakan
precision rectifier karena apabila menggunakan diode saja akan terdapat tegangan
yang hilang. Selain itu sinyal yang terukur juga termasuk kecil.

6.3 Pengukuran Tang Ampere Sebagai Ampere meter


6.3.1 Pengertian Arus Listrik
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrikyang disebabkan dari
pergerakan elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam
sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus listrikdapat diukur dalam satuan
Coulomb/detik atau Ampere. Arus listrik terjadi karena adanya media
penghantar antara dua titik yang mempunyai beda potensial. Semakin

37
besar beda potensial listrik antara dua titik tersebut maka semakin besar
pula arus yang mengalir. Dari aliran arus listrik inilah diperoleh tenaga
listrik yang disebut dengan daya.

Gambar 6.3 Arus listrik

Dalam aplikasinya, arus listrik terjadi saat muatan pada tegangan listrik
dialirkan melalui beban. Contohnya saat kita menyalakan televisi maka
arus listrik rumah kita mengalir dari titik phase ke titik netral. Dalam
hal ini televisi dianggap sebagai beban yang dialiri oleh arus listrik dan
tenaga atau daya yang ditimbulkan karena aliran listrik inilah yang
menyebabkan televisi bisa menyala.

38
6.3.2 Alat dan Bahan

Table 6.1 alat dan bahan

Alat dan bahan Jumlah

Tang Ampere 1

6.3.3 Prosedur Pengukuran


Berikut cara mengukur Arus menggunakan Tang Ampere:
1. Menekan tombol hold (induksi)
2. Memutar swicth ke arah Arms(ampere) Arus AC atau Arus DC
3. Menekan tombol di sebelah kanan untuk membuka magnit yang
berbentuk seperti tang.
4. Mengklemkan atau mengalungkan tang ampere pada kabel.

Gambar 6.4 Contoh Pengukuran Tang Ampere


5. Tang Ampere akan menampilkan nilai arus hasil pengukuran.

39
6.3.4 Data Pengamatan

Gambar 6.5 Panel Listrik STTR Cepu

6.3.5 Pengolahan Data


A. Pengukuran Sumber (R) PLN B. Pengukuran Sumber (S) PLN

Gambar 6.6 Percobaan 1 Gambar 6.7 Percobaan

40
6.3 Kesimpulan
Dari data hasil percobaan Pengukuran diatas dapat kita simpulkan bahwa
dengan menggunakan tang ampere kita dapat mengukur arus tanpa harus
memutus kabel sehingga mengukur dengan tang ampere bisa lebih
memudahkan kita dan diatas kita dapat mengetahui berapa Arus yang
mengalir di STTR Cepu dari PLN (R=17,1A , S=37,5A , T=40,8A) 3 Phase
yang lalu didistribusikan ke beberapa tempat yang terbagi menjadi 4
bagian tempat di STTR, yang dimana beberapa tempat tersebut antara lain
: R. Kantor, R Teknik Sipil, R.Teknik Elektro, dan R. Teknik Mesin dan
di berbagai tempat ruangan tersebut masing-masing telah dialiri arus listrik
yang dimana ini membuktikan bahwa disetiap ruangan di STTR cepu
dialiri arus listirk dengan lancer dan tidak ada jalur distribusi yang
terputus, dikarenakan disetiap jalur terdapat arus yang mengalir.

41
PERAKTIKUM VII
PENGUKURAN DENGAN OSILOSKOP

7.1 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengertahui Bagian-bagian pada Osiloskop
2. Mahasiswa dapat mengertahui cara kalibrasi pada Osiloskop
7.2 Dasar Teori
7.2.1 Pengertian Osiloskop

Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan


bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop
dilengkapi dengan tabung sinar katode Peranti pemancar elektron
memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan
elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop
menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan.
Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat
dipelajari.

7.2.2 Fungsi Osiloskop


a) Untuk menyelidiki gejala yang bersifat periodik.
b) Untuk melihat bentuk gelombang kotak dari tegangan
c) Untuk menganalisis gelombang dan fenomena lain dalam rangkaian
elektronika
d) Dapat melihat amplitudo tegangan, periode, frekuensi dari sinyal
yang tidak diketahui
e) Digunakan untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-
ubah terhadap waktu, yang ditampilkan pada layar
f) Mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran.
g) Mengukur keadaan perubahan aliran (phase) dari sinyal input
h) Mengukur Amlitudo Modulasi yang dihasilkan oleh pemancar radio
dan generator pembangkit sinyal
i) Mengukur tegangan AC/DC dan menghitung frekuensi

42
7.2.3 Bagian-Bagian Osiloskop

Gambar 7.1 Bagian-Bagian Osiloskop

Keterangan gambar panel kontrol Osilokop Dual Trace diatas :

1. VERTICAL INPUT : merupakan input terminal untuk channel-


A/saluran A.
2. AC-GND-DC : Penghubung input vertikal untuk saluran A.
 Jika tombol pada posisi AC, sinyal input yang mengandung
komponen DC akan ditahan/di-blokir oleh sebuah kapasitor.
 Jika tombol pada posisi GND, terminal input akan terbuka, input
yang bersumber dari penguatan internal di dalam Oscilloscope
akan di-grounded.
 Jika tombol pada posisi DC, input terminal akan terhubung
langsung dengan penguat yang ada di dalam Oscilloscope dan
seluruh sinyal input akan ditampilkan pada layar monitor.
3. MODE
 CH-A : tampilan bentuk gelombang channel-A/saluran A.

43
 CH-B : tampilan bentuk gelombang channel-B/saluran B.
 DUAL : pada batas ukur (range) antara 0,5 sec/DIV – 1 msec (milli
second)/DIV, kedua frekuensi dari kedua saluran (CH-A dan CH-
B) akan saling berpotongan pada frekuensi sekitar 200k Hz. Pada
batas ukur (range) antara 0,5 msec/DIV – 0,2 µ sec/DIV saklar
jangkauan ukur kedua saluran (channel/CH) dipakai bergantian.
 ADD : CH-A dan CH-B saling dijumlahkan. Dengan menekan
tombol PULL INVERT akan diperoleh SUB MODE.
4. VOLTS/DIV variabel untuk saluran (channel)/CH-A.
5. VOLTS/DIV pelemah vertikal (vertical attenuator) untuk saluran
(channel)/CH-A.
 Jika tombol “VARIABLE” diputar ke kanan (searah jarum jam),
pada layar monitor akan tergambar tergambar tegangan per “DIV”.
Pilihan per “DIV” tersedia dari 5 mV/DIV – 20V/DIV.
6. Pengatur posisi vertikal untuk saluran (channel)/CH-A.
7. Pengatur posisi horisontal.
8. SWEEP TIME/DIV.
9. SWEEP TIME/DIV VARIABLE.
10. EXT.TRIG untuk men-trigger sinyal input dari luar.
11. CAL untuk kalibrasi tegangan pada 0,5 V p-p (peak to peak) atau
tegangan dari puncak ke puncak.
12. COMP.TEST saklar untuk merubah fungsi Oscilloscope sebagai
penguji komponen (component tester). Untuk menguji komponen,
tombol SWEEP TIME/DIV di “set” pada posisi CH-B untuk mode X-
Y. tombol AC-GND-DC pada posisi GND.
13. TRIGGERING LEVEL.
14. LAMPU INDIKATOR.
15. SLOPE (+), (-) penyesuai polaritas slope (bentuk gelombang).
16. SYNC untuk mode pilihan posisi saklar pada; AC, HF REJ, dan TV.
17. GND terminal ground/arde/tanah.

44
18. SOURCE penyesuai pemilihan sinyal (syncronize signal selector).
Jika tombol SOURCE pada
posisi :
 INT : sinyal dari channel A (CH-A) dan channel B (CH-B) untuk
keperluan pen-trigger-an/penyulutan saling dijumlahkan,
 CH-A : sinyal untuk pen-trigger-an hanya berasal dari CH-A,
 CH-B : sinyal untuk pen-trigger-an hanya berasal dari CH-B,
 AC : bentuk gelombang AC akan sesuai dengan sumber sinyal
AC itu sendiri,
 EXT : sinyal yang masuk ke EXT TRIG dibelokkan/dibengkokkan
disesuaikan dengan sumber sinyal.
19. POWER ON-OFF.
20. FOCUS digunakan untuk menghasilkan tampilan bentuk gelombang
yang optimal.
21. INTENSITY pengatur kecerahan tampilan bentuk gelombang agar
mudah dilihat.
22. TRACE ROTATOR digunakan utuk memposisikan tampilan garis
pada layar agar tetap berada pada posisi horisontal. Sebuah obeng
dibutuhkan untuk memutar trace rotator ini.
23. CH-B POSITION tombol pengatur untuk penggunaaan CH-B/channel
(saluran) B.
24. VOLTS/DIV pelemah vertikal untuk CH-B.
25. VARIABLE.
26. VERTICAL INPUT input vertikal untuk CH-B.
27. AC-GND-DC untuk CH-B kegunaannya sama seperti penjelasan yang
terdapat pada nomor 2.
28. COMPONET TEST IN terminal untuk komponen yang akan diuji.

7.2.4 Cara Kerja Osiloskop


Komponen utama osiloskop adalah tabung sinar katoda ( CRT ). Prinsip
kerja tabung sinar katoda adalah sebaga berikut:

45
Elektron dipancarkan dari katoda akan menumbuk bidang gambar yang
dilapisi oleh zat yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini berfungsi
sebagai anoda. Arah gerak elektron ini dapat dipengaruhi oleh medan
listrik dan medan magnetik. Umumnya osiloskop sinar katoda
mengandung medan gaya listrik untuk mempengaruhi gerak elektron
kearah anoda. Medan listrik dihasilkan oleh lempeng kapasitor yang
dipasang secara vertikal, maka akan terbentuk garis lurus vertikal
dinding gambar. Selanjutnya jika pada lempeng horizontal dipasang
tegangan periodik, maka elektron yang pada mulanya bergerak secara
vertikal, kini juga bergerak secara horizontal dengan laju
tetap.Sehingga pada gambar terbentuk grafik sinusoidal.

Sebuah benda bergetar sekaligus secara harmonik, getaran harmonik


(super posisi) yang berfrekuensi dan mempunyai arah getar sama akan
menghasilkan satu getaran harmonik baru berfrekuensi sama dengan
amplitudo dan fase tergantung pada amplitudo dan frekuensi setiap
bagian getaran harmonik tersebut. Hal itu berdasarkan metode
penambahan trigonometri atau lebih sederhananya lagi dengan
menggunakan bilangan kompleks. Bila dua getaran harmonik super
posisi yang berbeda, frekuensi terjadi getaran yang tidak lagi periodik.

Basis waktu secara periodik menggerakkan bintik cahaya dari kiri


kekananmelalui permukaan layar. Tegangan yang akan diperiksa
dimasukkan ke Y atau masukan vertikal osiloskop, menggerakkan
bintik keatas dan kebawah sesuai dengan nilai tegangan yang
dimasukkan. Selanjutnya bintik tersebut menghasilkan jejak berkas
gambar pada layar yang menunjukkan variasi tegangan masukan
sebagai fungsi dari waktu. Bila tegangan masukan berkurang dengan
laju yang cukup pesat gambar akan kelihatan sebagai sebuah pola yang
diam pada layar.

46
7.3 Cara Mengkalibrasi Osiloskop
7.3.1 Alat Dan Bahan
Table 7.1 alat dan bahan

Alat dan bahan Jumlah

Osiloskop 1

Kabel Rol 1

7.3.2 Prosedur Pengukuran


Berikut adalah prosedur cara mengkalibrasi Osiloskop
1. Nyalakan Osiloskop
2. Pasang probe pada CH 2 atau On 1
3. Putar selector volt/div bagian bawah pada posisi 5
4. Putar selector time/div pada posisi 5
5. Posisikan selector AC/GND/DC pada posisi DC
6. Akan muncul gelombang kotak pada layar, jika gelombang
bergerak, putar tringger sampai berhenti.
7. Jika gelombang tidak menunjukkan 1 kotak, putar selector
volt/div bagian atas untuk menaikkan/menurunkan gelombang
dan putar variable untuk memanjangkan gelombang atau
memendekkan gelombang.
8. Atur sampai gelombang bergambar 1 kotak/sambungan
osiloskop dengan fungtion generator utuk mengetahui gambar
gelombang baik gambar gelombang sinusoide, gergaji atau
kotak.

47
7.3.3 Analisa Data

Gambar 7.2 Osiloskop setelah dikalibrasi


7.4 Kesimpulan
Dari hasil percobaan kalibrasi diatas dapat disimpulkan bahwa cara-cara
dalam mengkalibrasi tergolong cukup mudah karena yang hanya perlu kita
lakukan adalah memutar-mutas selector dengan mencocokan gambar
gelombang pada osiloskop sehingga dapat membentuk gelombang yang
searah atau gelombang yang dapat mudah dimengerti.

48
DAFTAR PUSTAKA

 Diantoro,Rika, 25 Maret, 2014,”MAKALAH TANG AMPERE”,


https://rikadiantoro.wordpress.com/2014/03/25/makalah-tangmeter/

 Abadi,Rajawali Intan, 01 Oktober 2014,” Cara Kerja Clamp Meter (Tang


Ampere)”, http://rajawali-intan.blogspot.co.id/2014/10/cara-kerja-clamp-
meter-tang-ampere.html

 Faiksaefudin,10 November 2014,”PENGENALAN OSILOSKOP”,


https://faiksmk1.wordpress.com/2014/11/10/pengenalan-osiloskop/

 Moh.Duro,13 Desember 2012 ,“Osiloskop dan Fungsinya”, http://dien-


elcom.blogspot.co.id/2012/12/oscilloscope-dan-fungsinya.html

 15 Agustus, 2015, “Osiloskop, Kegunaan dan Cara Kerjanya”


http://alatukur.web.id/osiloskop-kegunaan-dan-cara-kerjanya/

 Zhonniwa,Wina,”Makalah AVO Meter”,


http://www.academia.edu/7674834/MAKALAH_AVO_METER_edited

 Lubis,Maulana Ihsan,11 November 2012,”LAPORAN PRAKTIKUM


ALAT UKUR DAN PENGUKURAN”,
http://lpratikum.blogspot.co.id/2012/11/laporan-alkur.html

 Kho,Dickson,27 Juli 2014,” Cara Menghitung Nilai Resistor”,


http://teknikelektronika.com/cara-menghitung-nilai-resistor/

 Purnomo,Eko,5 September 2015, “PENGERTIAN ARUS LISTRIK”,


http://www.nulis-ilmu.com/2015/05/pengertian-arus-listrik.html

49
 Harianty,3 November 2011,” LAPORAN PRAKTIKUM ARUS SEARAH
(DC)”, http://misshariatyronald0.blogspot.co.id/2011/11/laporan-
praktikum-arus-searah-dc.html

 M.Rusli,” LAPORAN PRAKTIKUM-2 LISTRIK MAGNET


PENGUKURAN KAPASITOR PELAT SEJAJAR DAN
PERMITTIVITAS RELATIF”,
http://www.academia.edu/7113648/LAPORAN_PRAKTIKUM-
2_LISTRIK_MAGNET_PENGUKURAN_KAPASITOR_PELAT_SEJAJ
AR_DAN_PERMITTIVITAS_RELATIF

 Kho,Dickson,18 Agustus 2014,” Pengertian dan Fungsi Induktor beserta


Jenis-jenisnya”, http://teknikelektronika.com/pengertian-dan-fungsi-
induktor-beserta-jenis-jenis-induktor/

 Abdillah,Margiono,4 Oktober 2013,” Prosedur Pengukuran/Pengujian


Tahanan Isolasi Dengan Megger”
http://margionoabdil.blogspot.co.id/2013/10/prosedur-
pengukuranpengujian-tahanan.html

 Sijabat,Jetta Anwar,29 Maret 2013, “ TEKNIK PENGUKURAN”,


http://jettaanwarsijabat.blogspot.co.id/2013/03/teknik-pengukuran_28.html
 Edward, Sonya Yolanda,January 14, 2014,” CARA MENGUKUR
GROUNDING DENGAN EARTH TESTER DAN INSTALASI
GROUNDING”, http://onyaedward.blogspot.co.id/2014/01/cara-
mengukur-grounding-dengan-earth.html

 Petir,Gudang,“Cara Mengukur Resistansi Grounding”,


http://gudangpetir.com/mengukur-resistansi-ground/

50
 Arman,mitajaya,30 Agustus 2014,”EARTH TESTER”,
https://armanbacktrak5.wordpress.com/2014/08/30/earth-tester/

Lampiran

51
52
53
54
55
56
57

Anda mungkin juga menyukai