Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


Bardasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil percobaan pengukuran dalam
tabel berikut.

Tabel 4.1. Pengukuran Tegangan DC


Besar Tegangan DC
No. Sumber Tegangan DC Volt (v)
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
1. Baterai 6 Volt 5,8 5,9 5,8
2. Baterai 1,5 Volt 1,45 1,475 1,475
3. Baterai 1,5 Volt 1,45 1,45 1,45

Tabel 4.2. Pengukuran Tegangan AC


Besar Tegangan AC
No. Sumber Tegangan AC Volt (v)
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
1. Colokan Listrik (PLN) 1 215 215 215
2. Colokan Listrik (PLN) 2 215 215 215
3. Colokan Listrik (PLN) 3 215 215 215

Tabel 4.3. Pengukuran Hmbatan (Resistansi)


Besar Hambatan
No. Sumber Hambatan Ohm (Ω)
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
1. Resistor 2.000 Ohm 1.600 1.700 1.700
2. Resistor 470 Ohm 420 440 440
3. Resistor 470 Ohm 420 420 420

Tabel 4.4. Pengujian Bola Lampu


Jarum pada papan skala
No. Uji Bola Lampu
Bergerak Tidak bergerak
1. Bola Lampu 1 ✓ -
2. Bola Lampu 2 - ✓
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pecobaan yanag telah diperoleh, maka dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Fungsi Multimeter
Multimeter analog merupakan jenis multimeter yang menggunakan display ukur (meter)
dengan tipe jarum penunjuk. Sehingga untuk membaca hasil ukur harus dilakukan dengan cara
melihat posisi jarum penunjuk pada meter dan melihat posisi saklar selektor pada posisi batas ukur
kemudian melakukan perhitungan secara manual untuk mendapatkan hasil ukurnya. Kondisi atau
proses pembacaan hasil ukur yang masih manual inilah yang menyebabkan multimeter atau
multitester jenis ini dinamakan sebagai multimeter analog.
Secara umum, fungsi multimeter analog dan fungsi multimeter digital adalah sama. Hal yang
membedakan antara multimeter analog dan multimeter digital terletak pada display pada kedua
jenis multimeter tersebut yakni multimeter analog dan multimeter digital. Saat melakukan
pengukuran menggunakan multimeter analog, perhitungannya harus dilakukan secara manual.
Sementara multimeter digital tidak perlu melaukan perhitungan lagi karena hasil perhitungan
sudah muncul secara otomatis di display multimeter digital tersebut. Adapun fungsi pengggunaan
multimeter secara spesifik yaitu:
❖ Mengukur Arus Listrik
Fungsi multimeter digital dan analog yang pertama yakni adalah berfungsi untuk mengukur arus
listrik. Alat ukur ini memiliki dua jenis ampere yakni arus arus DC (Direct Current) dan arus AC
(Alternating Current). Pada fungsi ampere meter ini saklar selektor berfungsi sebagai batas ukur
maksimum, oleh karena itu arus yang akan diukur harus diprediksikan dibawah batas ukur
multimeter yang digunakan. Hal ini bertujuan untuk menghindari kerusakan pada multimeter.
❖ Mengukur Tegangan Listrik
Fungsi multimeter digital dan analog selanjutnya yakni dapat mengukur tegangan listrik.
Umumnya, setiap multimeter memiliki saklar selector berfungsi sebagai penentu batas maksimum
pengukuran. Sehingga, dapat diperkirakan dahulu tinggi tegangan dari suatu rangkaian listrik.
❖ Mengukur Hambatan Listrik
Fungsi multimeter digital dan analog berikutnya yakni adalah dapat mengukur hambatan listrik.
Pada fungsi tersebut, untuk multimeter analog saklar selektor berfungsi sebagai multiplier
sedangkan pada fungsi multimeter digital saklar selektor berfungsi sebagai bats ukur maksimum
suatu resistansi yang dapat dihitung oleh multimeter tersebut.
❖ Fungsi Hfe
Hfe Meter tidak selalu terdapat pada setiap multimeter, fungsi Hfe meter ini digunakan untuk
mengetahui nilai faktor penguatan transistor. Pada fungsi ini pada umumnya multimeter yang
memiliki fungsi Hfe meter dapat diguanakan untuk mengukur faktor penguatan transistor tipe NPN
dan PNP.
❖ Mengukur Nilai Kapasitansi
Fungsi multimeter digital dan analog yang berikutnya yakni adalah berfungsi untuk mengukur nilai
kapasitansi. Multimeter mampu mengukur nilai kapasitansi pada kapasitor. Pengukuran ini dapat
dilakukan dengan menggunakan tipe digital maupun analog. Pada multimeter analog yang telah
memiliki fungsi kapasitansi meter saklar selektor berfungsi sebagai multiplier atau faktor pengali
dari nilai yang ditunjukan oleh jarum meter. Sedangkan pada multimeter digital dengan fungsi
kapasitansi meter maka saklar selektor berfungsi sebagai batas ukur maksimum.
❖ Mengukur Frekuensi Sinyal
Fungsi multimeter digital dan analog berikutnya yakni adalah berfungsi untuk memgukur
frekuensi sinyal. Frekuensi meter hanya terdapat pada tipe multimeter digital tertentu. Fungsi
frekuensi meter ini digunakan untuk mengetahui frekuensi suatu sinyal atau isyarat pada suatu
rangkaian elektronika.
2. Tegangan DC
Pada percobaan pengukuran Tegangan DC, praktikan menggunakan 3 (tiga) buah baterai
sebagai sumber Tegangan DC. Baterai yang digunakan bervariasi dengan merk yang berbeda-
beda. Baterai pertama memiliki tegangan 6 volt, beterai kedua tegangan 1,5 volt, dan baterai ketiga
1,5 volt. Percobaan ini dilakukan sebanayak 3 kali pengulangan untuk memperoleh hasil yang
lebih akurat.
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mnyiapkan terlebih dahulu multimeter analog
lengkap dengan kabel probe pisitif negatif nya. Setelah kabel probe dan multimeter telah lengkap,
dipasangkan kabel probe sesuai SOP. Kabel probe merah dipasangkan pada tanda pisitif, dan kabel
probe hitam pada tanda negatif. Sebelum melakukan pengujuian tegangan, terlebih dahulu di
kalibrasi multimeter yang akan digunakan. Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang
membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen ukur atau sistem pengukuran,
atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan
dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu.
Untuk melakukan kalibrasi multimeter yang akan digunakan untuk pengukutan besarnya
tegangan DC dapat dilakukan dengan Langkah-langkah berikut:
1. Posisikan Selektor pada Skala Volt AC, biasanya ada di kiri atas, ada tulisan berwarna
putih VDC..
2. Siapkan obeng min atau tespen.
3. Atur posisi jarum agar menunjukkan angka nol sebelah kiri pada skala VDC, dengan cara
memutar kumparan putar (bulatan kecil dibawah jarum ) Multitestes dengan obeng min
4. Volt meter DC siap untuk digunakan
Setelah multimeter telah dikalibrasi, selanjutnya di arahkan posisi saklar ke DCV lalu
ditentukan skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Karena ingin mengukur 6
Volt, putar saklar selector ke 10 Volt. Pada pengukuran baterai 1,5 volt, saklar diarahkan ke 2,5
volt. Namun jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk
memilih skala tegangan yang lebih tinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.
Selanjutnya dihubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe Merah pada
terminal Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif (-). Hati-hati agar jangan sampai
terbalik.dan dibaca hasil pengukuran di Display Multimeter.
Pada pengukuran tegangan baterai 6 volt, jarum
penunjuk pada display multimeter menunjukkan
angka mendekati 6. Skala Ukur (posisi selektor yang
diatur adalah 10 Volt DC, Batas ukur yang
digunakan pada penunjukkan jarum adalah 10.
Jumlah Garis dari titik 0 s/d 10 adalah 50, maka:
10
Nilai tiap index = = 0,2 Volt
50
Jumlah index dari titik 0 hingga index yang ditunjuk
jarum penunjuk adalah 29. Maka hasil pengukuran
adalah
Hasil pengukuran = 29 x 0,2 = 5,8 Volt
Pengulangan dilakukan sebanayak 3 kali dengan langkah-langkah yang sama dan diperoleh hasil
pengukuran sebesar 5,8 volt, 5,9 volt dan 5,8 volt. Maka rata-rata hasil pengukuran adalah
5,8+5,9+5,8
Nilai rata-rata hasil pengukuran = = 5,83 Volt
3
Pada pengukuran tegangan baterai 1,5 volt,
jarum penunjuk pada display multimeter mendekati
angka 30. Skala Ukur (posisi selektor yang diatur)
adalah 2,5 Volt DC, Batas ukur yang digunakan pada
penunjukkan jarum adalah 50. Jumlah Garis dari titik
0 s/d 2,5 adalah 50, maka:
2,5
Nilai tiap index = = 0,05 Volt
50
Jumlah index dari titik 0 hingga index yang ditunjuk
jarum penunjuk adalah 29. Maka hasil pengukuran
adalah
Hasil pengukuran = 29 x 0,05 = 1,45 Volt
Pengulangan dilakukan sebanayak 3 kali dengan langkah-langkah yang sama dan diperoleh hasil
pengukuran sebesar 1,45 volt, 1,475 volt dan 1,475 volt. Maka rata-rata hasil pengukuran adalah
1,45+1,475+1,475
Nilai rata-rata hasil pengukuran = = 1,466 Volt
3
Pada pengukuran tegangan baterai 1,5 volt,
jarum penunjuk pada display multimeter mendekati
angka 30. Skala Ukur (posisi selektor yang diatur)
adalah 2,5 Volt DC, Batas ukur yang digunakan
pada penunjukkan jarum adalah 50. Jumlah Garis
dari titik 0 s/d 2,5 adalah 50, maka:
2,5
Nilai tiap index = = 0,05 Volt
50
Jumlah index dari titik 0 hingga index yang ditunjuk
jarum penunjuk adalah 29. Maka hasil pengukuran
adalah
Hasil pengukuran = 29 x 0,05 = 1,45 Volt
Pengulangan dilakukan sebanayak 3 kali dengan langkah-langkah yang sama dan diperoleh hasil
pengukuran sebesar 1,45 volt, 1,45 volt dan 1,45 volt. Maka rata-rata hasil pengukuran adalah
1,45+1,45+1,45
Nilai rata-rata hasil pengukuran = = 1,45 Volt
3
3. Tegangan AC
Pada percobaan pengukuran Tegangan AC, praktikan menggunakan 3 (tiga) colokan listrik
(PLN) sebagai sumber Tegangan AC. Colokan yang digunakan berasal dari titik yang berbeda-
beda. Sumber tegangan AC yang berasal dari PLN secara teori sekitar 220 volt. Percobaan ini
dilakukan sebanayak 3 kali pengulangan untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.
Untuk melakukan kalibrasi multimeter yang akan digunakan untuk pengukutan besarnya
tegangan AC dapat dilakukan dengan Langkah-langkah berikut:
1. Posisikan Selektor pada Skala Volt AC, biasanya ada di kanan atas, yang berwarna merah
dan ada tulisan VAC.
2. Siapkan obeng min atau tespen.
3. Atur posisi jarum agar menunjukkan angka nol sebelah kiri pada skala VAC, dengan cara
memutar kumparan putar (bulatan kecil dibawah jarum ) Multitestes dengan obeng min
4. Volt meter AC siap untuk digunakan.
Setelah multimeter telah dikalibrasi, selanjutnya di arahkan posisi saklar ke ACV lalu
ditentukan skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Karena ingin mengukur
tegangan PLN 220 Volt, maka diputar saklar selector ke 250 Volt. Namun jika tidak mengetahui
tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala tegangan yang lebih tinggi
untuk menghindari terjadi kerusakan pada multimeter. Selanjutnya dihubungkan probe ke terminal
tegangan yang akan diukur. Untuk Tegangan AC, tidak ada polaritas Negatif (-) dan Positif (+)
maka tidak perlu memilih kutub positif-negatifnya. Kemudian dibaca hasil pengukuran di Display
Multimeter.
Pada pengukuran tegangan listrik 220 volt (colokan
1), jarum penunjuk pada display multimeter melewati
angka 200. Skala Ukur (posisi selektor yang diatur)
adalah 250 Volt AC, Batas ukur yang digunakan pada
penunjukkan jarum adalah 250. Jumlah Garis dari titik 0
s/d 250 adalah 50, maka:
250
Nilai tiap index = = 5 Volt
50
Jumlah index dari titik 0 hingga index yang ditunjuk
jarum penunjuk adalah 43. Maka hasil pengukuran
adalah
Hasil pengukuran = 43 x 5 = 215 Volt
Pengulangan dilakukan sebanayak 3 kali dengan langkah-langkah yang sama dan diperoleh hasil
pengukuran sebesar 215 volt, 215 volt dan 215 volt. Maka rata-rata hasil pengukuran adalah
215+215+215
Nilai rata-rata hasil pengukuran = = 215 Volt
3

Pada pengukuran tegangan listrik 220 volt (colokan


2), jarum penunjuk pada display multimeter melewati
angka 200. Skala Ukur (posisi selektor yang diatur)
adalah 250 Volt AC, Batas ukur yang digunakan pada
penunjukkan jarum adalah 250. Jumlah Garis dari titik 0
s/d 250 adalah 50, maka:
250
Nilai tiap index = = 5 Volt
50
Jumlah index dari titik 0 hingga index yang ditunjuk
jarum penunjuk adalah 43. Maka hasil pengukuran
adalah
Hasil pengukuran = 43 x 5 = 215 Volt
Pengulangan dilakukan sebanayak 3 kali dengan langkah-langkah yang sama dan diperoleh hasil
pengukuran sebesar 215 volt, 215 volt dan 215 volt. Maka rata-rata hasil pengukuran adalah
215+215+215
Nilai rata-rata hasil pengukuran = = 215 Volt
3
Pada pengukuran tegangan listrik 220 volt (colokan
3), jarum penunjuk pada display multimeter melewati
angka 200. Skala Ukur (posisi selektor yang diatur)
adalah 250 Volt AC, Batas ukur yang digunakan pada
penunjukkan jarum adalah 250. Jumlah Garis dari titik 0
s/d 250 adalah 50, maka:
250
Nilai tiap index = = 5 Volt
50
Jumlah index dari titik 0 hingga index yang ditunjuk
jarum penunjuk adalah 43. Maka hasil pengukuran
adalah
Hasil pengukuran = 43 x 5 = 215 Volt
Pengulangan dilakukan sebanayak 3 kali dengan langkah-langkah yang sama dan diperoleh hasil
pengukuran sebesar 215 volt, 215 volt dan 215 volt. Maka rata-rata hasil pengukuran adalah
215+215+215
Nilai rata-rata hasil pengukuran = = 215 Volt
3

4. Hambatan (Resistansi)
Pada percobaan pengukuran Hambatan (resistansi), praktikan menggunakan 3 (tiga) buah
Resistor sebagai sumber hambatan. Resistor yang digunakan bervariasi dengan besar Ohm yang
berbeda-beda. Resistor pertama memiliki hambatan 2.000 Ohm, resistor kedua memiliki hambatan
470, dan resistor ketiga yang memiliki hambatan 470. Percobaan ini dilakukan sebanayak 3 kali
pengulangan untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.
Untuk melakukan kalibrasi multimeter yang akan digunakan untuk pengukutan besarnya
tegangan DC dapat dilakukan dengan Langkah-langkah berikut:
1. Posisikan skala selektor pada Ohm meter, biasanya ada di posisi kanan bawah, dan ada
simbol
2. Pilihlah salah satu skala selektor dari skala yang ada (1 X, 10 X, 100X, 1KX, 10KX).
3. Hubungkan Probe merah ke connector merah pada multitester, dan probe hitam pada
connector hitam (common) pada multitester.
4. Hubung singkatkan kedua ujung probe ( Hitam dan Merah).
5. Lihat Pada Layar pembacaan meter, jarum akan bergerak ke kanan.
6. Tepatkan jarum pada angka nol, skala paling atas (skala Ohm meter) menggunakan knop
Zero Adjustment
7. Multitester Analog yang difungsikan sebagai ohm meter telah selesai dikalibrasi dan siap
digunakan.
Setelah multimeter telah dikalibrasi, selanjutnya di arahkan posisi saklar ke lalu ditentukan
skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω),
kemudian pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya diawali ke tanda
“X” yang artinya adalah “Kali”. Karena ingin mengukur 2.000 ohm, putar saklar selector ke x100
Ohm. Pada pengukuran resistor 470 ohm, saklar diarahkan ke x10. Namun jika tidak mengetahui
tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala tegangan yang lebih tinggi.
Selanjutnya dihubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Hubungkan probe ke
komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik dan baca hasil pengukuran di Display
Multimeter.
Pada pengukuran resistor 2.000 ohm (resistor 1),
jarum penunjuk pada display multimeter menunjukkan
angka mendekati 20. Skala Ukur (posisi selektor yang
diatur adalah dikali (x) 100 Ω, maka:
Nilai tiap index = dikali ( x ) 100 Ohm
Jumlah index dari titik 0 hingga index yang ditunjuk
jarum penunjuk adalah 16. Maka hasil pengukuran adalah
Hasil pengukuran = 16 x 100 = 1.600 Ohm
Pengulangan dilakukan sebanayak 3 kali dengan langkah-
langkah yang sama dan diperoleh hasil pengukuran
sebesar 1.600 ohm, 1.700 ohm, dan 1.700 ohm. Maka
rata-rata hasil pengukuran adalah
1.600+1.700+1.700
Nilai rata-rata hasil pengukuran = = 1.666 Ohm
3
Pada pengukuran resistor 470 ohm (resistor 2), jarum
penunjuk pada display multimeter menunjukkan angka
mendekati 50. Skala Ukur (posisi selektor yang diatur
adalah dikali (x) 10 Ω, maka:
Nilai tiap index = dikali ( x ) 10 Ohm
Jumlah index dari titik 0 hingga index yang ditunjuk
jarum penunjuk adalah 42. Maka hasil pengukuran adalah
Hasil pengukuran = 42 x 100 = 420 Ohm
Pengulangan dilakukan sebanayak 3 kali dengan langkah-
langkah yang sama dan diperoleh hasil pengukuran
sebesar 420 ohm, 440 ohm, dan 440 ohm. Maka rata-rata
hasil pengukuran adalah
420+440+440
Nilai rata-rata hasil pengukuran = = 433 Ohm
3
Pada pengukuran resistor 470 ohm (resistor 3), jarum
penunjuk pada display multimeter menunjukkan angka
mendekati 50. Skala Ukur (posisi selektor yang diatur
adalah dikali (x) 10 Ω, maka:
Nilai tiap index = dikali ( x ) 10 Ohm
Jumlah index dari titik 0 hingga index yang ditunjuk
jarum penunjuk adalah 42. Maka hasil pengukuran
adalah
Hasil pengukuran = 42 x 100 = 420 Ohm
Pengulangan dilakukan sebanayak 3 kali dengan
langkah-langkah yang sama dan diperoleh hasil
pengukuran sebesar 420 ohm, 440 ohm, dan 440 ohm.
Maka rata-rata hasil pengukuran adalah
420+420+420
Nilai rata-rata hasil pengukuran = = 420 Ohm
3

5. Uji kerusakan bola lampu


Pada percobaan pengujian bola lampu, praktikan menggunakan 2 (dua) buah bola lampu kecil
yang akan diuji menggunakan multimeter. Bola lampu yang dugunakan sama, baik dari ukuran,
dan merk. Kemudian disiapkam multimeter dan saklar diarahkan ke posisi ohm. Selanjutnya
dihubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Hubungkan probe ke komponen bola
lampu, tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik dan perhatikan apakah jarum penunjuk bergerak di
Display Multimeter. Apabila Jarum penunjuk bergerak, hal ini menandakan lampu yang kita uji
masih berfungsi dengan baik, dan apabila jarum tidak penunjukkan pergerakan, maka bola lampu
tersebut mengalami kerusakan.

Percobaan bola lampu pertama Percobaan bola lampu kedua


Pada percobaan bola lampu pertama, kabel probe diarahkan ke masing masing sisi lampu.
Setelah kabel probe menenpel, jarum penunjuk pada display multimeter bergerak cepat. Maka
dapat diketahui bahwa bola lampu pertama dalam keadaan bagus dan masih dapat berfungsi.
Pada percobaan bola lampu kedua, kabel probe diarahkan ke masing masing sisi lampu.
Setelah kabel probe menenpel, jarum penunjuk pada display multimeter tidak menunjukkan
pergerakan. Maka dapat diketahui bahwa bola lampu kedus dalam keadaan rusak dan tidak dapat
berfungsi lagi.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Multimeter berfungsi untuk mengukur tegangan DC, mengukur tegangan AC dan mengukur
nilai hambatan sebuah resistor.
2. Pengukuran Tegangan DC menggunakan multimeter terbilang berhasil dan memperoleh hasil
pengukuran sebesar 5,83 volt pada baterai 1, pada baterai kedua sebesar 1,46 volt, dam pada
baterai ketiga sebesar 1,45 volt.
3. Pengukuran Tegangan AC menggunakan multimeter terbilang berhasil dan memperoleh hasil
pengukuran sebesar 215 volt pada colokan 1, pada colokan kedua sebesar 215 volt, dan pada
colokan ketiga sebesar 215 volt.
4. Pengukuran Hambatan (rsistansi) menggunakan multimeter terbilang berhasil dan
memperoleh hasil pengukuran sebesar 1.600 Ohm pada resistor 1, pada resistor kedua sebesar
433 Ohm, dan pada resistor ketiga sebesar 420 Ohm.
5. Pada pengujian bola lampu, diperolah bahwa bola lampu pertama masih dalam keadaan bagus
dan masih dapat berfungsi dengan baik, sedangkan bola lampu kedua dalam keadaan rusak
dan tidak dapat berfungsi dengan baik lagi.

5.2 Saran

Sebaiknya dalam penggunaan alat ukur diharapkan tidak secara sembarangan, apalagi
dengan menempatkan saklar pemilih batas ukur yang bukan pada tempatnya. Karena akan
berakibat kerusakan pada alat ukur multimeter tersebut. Setiap pembacaan hasil pengukuran
diusahakan secara tepat, dengan melihat jarum penunjuk ke range tertentu.
Sebelum menggunakan alat ukur sebaiknya melakukan penyetelan terlebih dahulu. Pada
saat pembacaan alat ukur sebaiknya secara sejajar dengan mata sehingga didapat kepastian suatu
ukuran, dan dilakukan secara berulang-ulang. Pencatatan harus dilakukan secara cermat dan
seksama. Selain itu apabila kita mengukur suatu besaran listrik sebaiknya kita ketahui terlebih
dahulu apa yang akan kita ukur, apakah itu mengukur tegangan, arus, atau hambatan.
LAMPIRAN

Tugas Setelah Percobaan


1. Bagaimanakah besar kuat arus dan tegangan pada setiap resistor pada saat diukur
menggunakan multimeter ? Jelaskan!
Jawaban:
2. Kesalahan apa saja yang dapat terjadi pada saat pengukuran kuat arus dan tegangan
menggunakan multimeter ?
Jawaban:
• Pembacaan alat ukur tidak benar
• Penyetelan yang tidak tepat
• Pemakaian yang tidak sesuai
• Salah penaksiran
DAFTAR PUSTAKA
Dokument pribadi
http://ilmutrik-tipsadribaraka.blogspot.com/2011/08/pengertian-dan-fungsi-
multimeter.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+Adri
BarakaDotcom+%28Adri+Baraka+dotCom%29

Anda mungkin juga menyukai