Anda di halaman 1dari 7

AKTIFITAS BELAJAR 14

PENGUKURAN BESARAN LISTRIK


Rangkuman Materi : Alat Ukur Digital

DISUSUN OLEH:

NAMA : FRANSISKUS HOTTUA MALAU


NIM : 218120036
KELAS : TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2022
ALAT UKUR DIGITAL
Alat ukur digital merupakan alat ukur yang memperagakan suatu pengukuran dalam
bentuk angka diskret sebagai pengganti defleksi jarum penunjuk pada skala kontinu dalam
alat ukur analog.

Alat ukur digital saat sekarang banyak dipakai dengan berbagai kelebihannya, murah,
mudah dioperasikan dan praktis. Multimeter digital mampu menampilkan beberapa
pengukuran untuk arus miliAmper, temperature °C, tegangan miliVolt, resistansi Ohm,
frekuensi Hz, daya listrik mW sampai kapasitansi nF gambar-6. Pada dasarnya
data/informasi yang akan diukur bersifat analog. Blok diagram alat ukur digital terdiri
komponen sensor, penguat sinyaI analog, Analog to Digital converter, mikroprosesor, alat
cetak dan display digital.

Gambar: Tampilan penunjuk digital

A. Prinsip Kerja Alat Ukur Digital

Sensor mengubah besaran listrik dan non elektrik menjadi tegangan, karena tegangan
masih dalam orde mV perlu diperkuat oleh penguat input. Sinyal input analog yang sudah
diperkuat, dari sinyal analog diubah menjadi sinyal digital dengan (ADC) Analog to Digital
akan diolah oleh perangkat PC atau mikroprosessor dengan program tertentu dan hasil
pengolahan disimpan dalam sistem memori digital. Informasi digital ditampilkan dalam
display atau dihubungkan dicetak dengan mesin cetak. Display digital akan menampilkan
angka diskrit dari 0 sampai angka 9 ada tiga jenis, yaitu 7-segmen, 14- segmen dan dot
matrik 5x7 gambar-8. Sinyal digital terdiri atas 0 dan 1, ketika sinyal 0 tidak bertegangan
atau OFF, ketika sinyal 1 bertegangan atau ON.

B. Pengukuran Berbasis Digital

Pengukuran adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengidentifikasi besar kecilnya
obyek atau gejala (Hadi, 1995). Pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara; 1)
menggunakan alat-alat yang standar, 2) menggunakan alat-alat yang tidak standar.
Pengukuran berbasis digital tentunya tidak lepas dari penggunaan alat ukur yang telah
menggunakan system digital.

Dengan alat ukur digital kesalahan pembacaan dihilangkan oleh penunjukan langsung
dengan angka dari besaran yang diukur, dan titik desimal ditunjukan pula secara langsung
untuk memudahkan pengukuran. Ada beberapa keunggulan alat ukur digitaldalam
melakukan pengukuran besaran, antara lain:

Mudah dalam pembacaan


Menghindari kesalahan paralaks
Respon cepat
Fasilitas penyimpanan hasil pengukuran

C. Bagian Alat Ukur Digital

Pengkondisi Analog to Digital Pengkondisi


Pengolah Data
Sinyal Converter Sinyal

 Pengkondisi Sinyal

Pengkondisian sinyal merupakan suatu konversi sinyal menjadi bentuk yang lebih sesuai
yang merupakan antarmuka dengan elemen-elemen lain dalam suatu kontrol proses. Prinsip
kerja sensor ialah mengubah suatu besaran non elektris yang terukur menjadi suatu besaran
elektris.

Sensor dengan sinyal keluaran digital dikondisikan dengan rangkaian pengkondisi sinyal
digital yang umumnya berupa level converter (pengkonversi level tegangan). Contoh
konversi level tegangan misalnya, 9 V menjadi 5 V, 5 V menjadi 3,3 V, 3,3 V menjadi 5 V,
3,3 V menjadi 0 V, dan sebagainya. Berikut ini adalah contoh level converter.
Rangkaian ini dapat dijelaskan, jika SW1 terhubung ke ground, maka transistor Q1 mati
dan Q2 aktif sehingga tegangan keluaran (Out) bernilai 0 Volt. Jika SW1 terhubung ke +3,3
Volt, maka Q1 aktif dan Q2 mati sehingga tegangan keluaran bernilai +5 Volt. Rangkaian di
bawah ini juga termasuk rangkaian level converter.

 Analog to Digital Converter (ACD)

ADC adalah kepanjangan dari Analog To Digital Converter yang berfungsi untuk
mengubah input analog menjadi kode – kode digital. ADC banyak digunakan sebagai
Pengatur proses industri, komunikasi digital dan rangkaian pengukuran/atau pengujian.

Urutan proses ADC dalam mengubah sinyal Analog menjadi sinyal Digital adalah
mengambil sampel sinyal analog, mengukur dan mengubahnya menjadi nilai Digital yang
berbentuk nilai Biner. Dengan demikian, ADC mengubah sinyal analog yang diterimanya
menjadi data keluaran (output) yang berbentuk serangkaian nilai digital. Ada dua faktor
utama dalam ADC yang menjadi penentu keakuratan nilai digital yang dihasilkannya. Kedua
faktor tersebut adalah Resolusi dan Sample Rate.
 Resolusi
Sebagai contoh, apabila sinyal 1V diubah menjadi sinyal Digital dengan menggunakan
ADC 3 bit, maka akan menghasilkan 8 tingkatan pembagian (23 = 8 atau dalam biner adalah
111). Dengan kata lain, terdapat 8 tingkatan untuk mencapai output 1V. Masing-masing satu
tingkatan adalah 0,125V (1/8 = 0,125V). Jadi perubahan minimum dari ADC 3 bit untuk 1V
ini adalah 0,125V atau 125mV setiap tingkatan.
 Kecepatan Sampel (Sample Speed atau Sample Rate)
Jumlah sampel konversi dari analog ke digital yang dapat dibuat oleh konverter dalam
setiap detik disebut dengan Kecepatan Sampel (Sample Speed atau Sample Rate). Sample
Speed ini diukur dalam satuan S/s (Sample per Detik) atau SPS (Sample per Second).
Misalnya ADC yang bagus dapat memiliki sample rate atau rasio pengambilan sample
hingga 300Ms/s (bisa dibaca menjadi 300 juta sampel per detik).

 Pengolah Data

Pengolah data dapat berupa rangkaian digital biasa, sebuah microcontroller,


microproccesor, ataupun sebuah CPU. Fungsi kalibrasi sering kali tersedia,menyediakan
factor koreksi yang dapat diubah untuk keperluan kalibrasi.

 Display

Diplay adalah perangkat output untuk


penyajian informasi dalam bentuk visual atau
sentuhan. Ketika informasi input yang diberikan
memiliki sinyal listrik, layar disebut layar
elektronik. Aplikasi umum untuk tampilan visual
elektronik adalah pesawat televisi atau monitor
komputer.

1. Avometer Digital

Voltmeter digital merupakan dasar bagi alat ukur


digital lainnya karena ADC membutuhkan masukkan
berupa level tegangan. Untuk besaran yang lain hanya
berbeda di pengkondisi sinyalnya dan algoritma
pengolahan data. Karena terdapat batasan masukan
tegangan ADC maka diperlukan rangkaian penurun
tegangan.
Gambar: Contoh rangkaian penurun tegangan

Untuk menampilkan hasil pengukuran yang sesuai, maka persamaan matematis yang
ditanam pada mikrokontroler adalah sebagai berikut (misal ADC yang digunakan 8 bit)

Vtampil = ((Nilai ADC x Vref) / 255 ))*10 Volt

2. Amperemeter Digital

Karena ADC tidak dapat merespon besaran arus secara


langsung, maka diperlukan suatu cara untuk mengubah
besaran arus menjadi besaran tegangan agar dapat diproses
oleh ADC. Penempatan tahanan pada saluran yang ingin
diukur arusnya akan menghasilkan suatu tegangan yang
besarnnya berbanding lurus dengan arus yang mengalir. V
= I . R Biasanya R dipilih sekecil mungkin untuk
menghasilkan efek pembebanan yang sekecil mungkin.

Gambar: Blok Diagram Amp-meter

Resistor berfungsi untuk mengubah besaran arus menjadi tegangan. Nilai arus yang
terukur

I = Vin / Rinternal

3. Watt Meter Digital

Besaran Watt memerlukan beberapa besaran yang


membangunnya, sesuai dengan persamaan P = VI Cos
φ, maka ada tiga besaran yang harus diperoleh yaitu
tegangan, arus dan beda fasa.
Gambar: Blok Diagram Watt Meter

4. Impedansi Meter Digital

Impedansi digital memiliki struktur


yang hamper sama dengan Wattmeter
digital, karena sama- sama memerlukan
besaran arus tegangan dan beda fasa.
Hanya saja catuan ke impedansi berasal
dari internal alat ukur dan memiliki
frekuensi tertentu yang telah diketahui.

Bila sumber tegangan yang digunakan memiliki tegangan yang tetap dan diketahui, maka
bagian tegangan tidak diperlukan lagi. algoritma perhitungan pada pemroses data juga
berbeda, menggunakan persamaan sebagai berikut :

Dengan pengetahuan akan beda fasa maka besaran R dan X dapat


diperoleh dengan persamaan :

R = |Z|. Cos φ X = |Z|. Sin φ

Anda mungkin juga menyukai