Anda di halaman 1dari 16

Instrumen Pengukuran

Listrik
Kelompok 10
Mulyo Triantoro Tandi
Fakhri Nugraha
M. Ridho Hardiansyah
Rizky Rinaldi
Silviharyani Mendrofa
Amperemeter Digital
 Amperemeter digital merupakan salah satu alat ukur listrik yang
sering digunakan. Alat ini digunakan untuk melakukan pengukuran
arus, baik arus AC ataupun arus DC. Pemasangan amperemeter digital
dilakukan secara seri yang terhubung secara seri dengan rangkaian
(dan tidak pernah paralel) terhadap rangkaian/komponen yang akan
diukur. Gambar alatnya adalah sebagai berikut.
 Di dalam skema rangkaian listrik, amperemeter disimbolkan sebagai
berikut

 Ampere meter Digital memiliki Clamp Ampere, baik menyatu dengan


Alat ukur maupun terpisah. Jadi, kita tidak perlu mengkonversinya
karena angka yang terbaca pada layar merupakan besar arus yang
terukur. Dengan alat ukur ini kita dapat mengukur arus dengan cara
melingkarkan clamp pada meter tersebut mengelilingi jarus arus yang
akan kita ukur seperti pada gambar di bawah. Cara ini lebih simpel dan
lebih mudah karena tidak perlu melakukan pemutusan jalur rangkaian

Pengukuran arus secara seri


 Penting untuk diketahui bahwa untuk mengukur arus DC, maka
amperemeter yang digunakan adalah amperemeter DC. Sebaliknya,
jika kita hendak mengukur arus AC, maka kita harus menggunakan
amperemeter
 Berikut cara pengukurannya:
 Untuk mengukur arus listrik menggunakan amperemeter, maka
amperemeter harus dipasang seri dengan cara memeotong
penghantar agar arus melewati amperemeter.
 Kemudian menyambungkan amperemeter ke penghantar yang telah
dipotong.
 Setelah amperemeter terpasang kita dapat mengukur arus listrik yang
mengalir melalui jarum yang ditunjukan pada angka di amperemeter.
 Kuat arus yang terbaca (i) sama dengan angka yang ditunjuk dikali A
skala maksimum
 Pengukuran ampere tidak perlu memutus rangkaian, cukup dengan
meletakkan clamp ampere pada kabel yang akan diukur, dengan
terlebih dulu memilih range yang sesuai. Berikut ilustrasinya:
 Sebagai penutup seri Alat ukur, berikut fitur-fitur Alat ukur atau multimeter yang bisa
kita manfaatkan :
 Auto Ranging : keistimewaan pemilihan range sendiri, mengatur rangkaian pengukuran
alat ukur secara otomatis pada range (rentang) tegangan, arus, atau tahanan yang
benar.
 Auto Polarity : keistimewaan polaritas otomatis, plus (+) atau minus (-) diaktifkan pada
display digital, menunjukkan polaritas saat pengukuran DC dan tidak perlu khawatir
ujung colok terbalik.
 HOLD : yaitu tombol penahanan yang menangkap pembacaan dan tampilan dari memori
meskipun colok sudah dilepas. Hal ini bermanfaat, khususnya apabila mengukur
ditempat tertentu dimana Anda tidak dapat membaca dengan jelas hasil
pengukurannya.
 Dioda Test : Digunakan untuk mengecek bias maju dan mundur dari sambungan
semikonduktor. Umumnya apabila dioda dihubungkan dengan bias maju meter akan
menampilkan penurunan tegangan maju dan berbunyi sebentar, sedangkan pada bias
mundur alat ukur akan menampilka OL. Dan jika dihubung singkat, alat ukur akan
menunjuk angka nol dan memancarkan suara yang terus menerus.
 MAX/MIN : digunakan untuk mengetahui nilai maksimal/minimal pengukuran selama
alat ukur di colok.
 Response Time : waktu respon adalah jumlah detik multimeter digital yang diperlukan
rangkaian elektronis untuk menentukan keakuratan kerja.
 Perawatan :
 Sangat tidak diperbolehkan mengukur besarnya kuat arus melebihi
batas kapasitas maksimumnya.
 Diwajibkan memasang jembatan shunt secara paralel agar kuat arus
yang terhitung lebih besar dibandingkan batas kapasitas
maksimumnya.
 Sangat dianjurkan disimpan dalam keadaan/di tempat yang aman,
bersih dan kering.
 Sangat tidak diperbolehkan melilitkan kabel amperemeter terlalu
kencang karena akan menyebabkan komponen-komponen di dalamnya
menjadi putus dan tidak berfungsi dengan baik
VOLTMETER DIGITAL

 Voltmeter digital pertama ditemukan dan diproduksi oleh Andrew Kay


dari Non-Linear Systems (dan kemudian pendiri Kaypro) pada tahun
1954. Akurasi Voltmeter dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk
variasi suhu dan tegangan suplai.
 Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial
listrik. Voltmeter biasanya disusun secara paralel (sejajar) dengan
sumber tegangan atau peralataan listrik. Cara memasang voltmeter
adalah dengan menghubungkan ujung sumber tegangan yang memiliki
potensial lebih tinggi (kutub positif) harus dihubungkan ke terminal
positif voltmeter, dan ujung sumber tegangan yang memiliki potensial
lebih rendah (kutub negatif) harus dihubungkan ke terminal negatif
voltmeter.
 Voltmeter digital digunakan untuk menemukan resistensi yang
berlebihan yang dapat mengindikasikan sebuah sirkuit terbuka.
Voltmeter digital dapat mengukur tegangan bolak-balik (AC),
tegangan arus searah (DC), atau keduanya tegangan AC dan DC.
Beberapa voltmeter digital dapat menangkap tegangan minimum dan
maksimum pembacaan disebut lonjakan. Bagian-bagian voltmeter
terdiri dari skala penunjuk besarnya tegangan, setup pengatur fungsi,
dan kutub positif serta negatif.
 Voltmeter Digital lebih menguntungkan, karena :
 mengurangi kesalahan pembacaan oleh manusia dan interpolasi.
 menghilangkan kesalahan paralaksis.
 memperbesar kecepatan pembacaan.
 melengkapi keluaran dalam bentuk digital yang sesuai bagi
pengolahan dan pencatatan selanjutnya.
 Penggunaan :
 Siapkanlah dua buah lampu (perumpamaan).
 Kita harus memasangnya secara paralel, karena untuk mengetahui beda
tegangan yang di dapat pada masing-masing lampu tersebut.
 Kita cukup mengatur batas ukur dan langsung hubungkan kabel yang terdapat
pada voltmeter ke kedua lampu tersebut.
 Jangan sampai jarum yang terdapat pada voltmeter melebihi batas
maksimumnya, berarti kita mengukurnya lebih besar daripada alat ukur
tersebut.
 Perawatan :
 Sangat tidak diperbolehkan mengukur besarnya tegangan melebihi batas
kapasitas maksimumnya.
 Diwajibkan memasang jembatan shunt secara paralel agar tegangan yang
terhitung lebih besar dibandingkan batas kapasitas maksimumnya.
 Sangat dianjurkan disimpan dalam keadaan/di tempat yang aman, bersih dan
kering.
 Sangat tidak diperbolehkan melilitkan kabel voltmeter terlalu kencang karena
akan menyebabkan komponen-komponen di dalamnya menjadi putus dan
tidak berfungsi dengan baik.
ADC (Analog To Digital Converter)

 adalah perangkat elektronika yang berfungsi untuk mengubah sinyal analog


(sinyal kontinyu) menjadi sinyal digital. Perangkat ADC (Analog To Digital
Convertion) dapat berbentuk suatu modul atau rangkaian elektronika maupun
suatu chip IC. ADC (Analog To Digital Converter) berfungsi untuk
menjembatani pemrosesan sinyal analog oleh sistem digital.
 Converter adalah Alat bantu digital yang paling penting untuk teknologi
kontrol proses adalah yang menerjemahkan informasi digital ke bentuk analog
dan juga sebaliknya.
 ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip, yaitu
kecepatan sampling dan resolusi.
 Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan “seberapa sering sinyal analog
dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu”.
Kecepatan sampling biasanya dinyatakan dalam sample per second (SPS)
Ilustrasi Kecepatan Sampling ADC

 Resolusi ADC menentukan “ketelitian nilai hasil konversi ADC”. Sebagai


contoh: ADC 8 bit akan memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal
input dapat dinyatakan dalam 255 (2n – 1) nilai diskrit. ADC 12 bit memiliki 12
bit output data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 4096
nilai diskrit. Dari contoh diatas ADC 12 bit akan memberikan ketelitian nilai
hasil konversi yang jauh lebih baik daripada ADC 8 bit.
 Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk
besaran yang merupakan rasio perbandingan sinyal input dan tegangan
referensi. Sebagai contoh, bila tegangan referensi 5 volt, tegangan input 3
volt, rasio input terhadap referensi adalah 60%. Jadi, jika menggunakan ADC 8
bit dengan skala maksimum 255, akan didapatkan sinyal digital sebesar 60% x
255 = 153 (bentuk decimal) atau 10011001 (bentuk biner).
signal = (sample/max_value) * reference_voltage
= (153/255) * 5
= 3 Volts
 Bentuk komunikasi yang paling mendasar antara wujud digital dan analog
adalah piranti (biasanya berupa IC) disebut komparator.

Konsep Kompataror Pada ADC (Analog to Digital Converter)


Jenis-Jenis ADC (Analog to Digital Converter)

 ADC Simultan atau biasa disebut flash converter atau parallel


converter. Input analog Vi yang akan diubah ke bentuk digital
diberikan secara simultan pada sisi + pada komparator tersebut, dan
input pada sisi – tergantung pada ukuran bit converter. Ketika Vi
melebihi tegangan input – dari suatu komparator, maka output
komparator adalah high, sebaliknya akan memberikan output low.
 Counter Ramp ADC

 Pada gambar diatas, ditunjukkan blok diagram Counter Ramp ADC didalamnya
tedapat DAC yang diberi masukan dari counter, masukan counter dari sumber
Clock dimana sumber Clock dikontrol dengan cara meng AND kan dengan keluaran
Comparator. Comparator membandingkan antara tegangan masukan analog
dengan tegangan keluaran DAC, apabila tegangan masukan yang akan dikonversi
belum sama dengan tegangan keluaran dari DAC maka keluaran comparator = 1
sehingga Clock dapat memberi masukan counter dan hitungan counter naik.
 SAR (Successive Aproximation Register) ADC

 Pada gambar diatas ditunjukkan diagram ADC jenis SAR, Yaitu dengan memakai
konvigurasi yang hampir sama dengan counter ramp tetapi dalam melakukan
trace dengan cara tracking dengan mengeluarkan kombinasi bit MSB = 1 ====>
1000 0000. Apabila belum sama (kurang dari tegangan analog input maka bit MSB
berikutnya = 1 ===>1100 0000) dan apabila tegangan analog input ternyata lebih
kecil dari tegangan yang dihasilkan DAC maka langkah berikutnya menurunkan
kombinasi bit ====> 10100000.

Anda mungkin juga menyukai