Anda di halaman 1dari 15

Analog to Digital dan Digital to Analog Coverter

Hampir seluruh aktivitas manusia saat ini dibantu dengan peralatan


elektronik atau peralatan digital. Tapi seluruh kejadian yang ada adalah dalam
bentuk analog bukan digital. Untuk itu dibutuhkan alat yang dapat mengkonversi
dari suatu kejadian atau proses analog yang terjadi kedalam bentuk digital
ataupun sebaliknya.

I. Analog to Digital Converter


ADC (Analog to Digital Converter) adalah sebuah rangkaian elektronika yang
dapt mengubah besaran analog menjadi besaran digital. Pada setiap sensor yang
berbasisi mikrokontroler (sebagai pusat pengolahan data) diperlukan adanya
rangkaian ADC untuk mengunah sinyal yang diterima oleh sensor untuk menjadi
besaran digital supaya sinyal tersebut bisa diterima mikrokontroler.
Secara umum ada 3 proses konversi Analog ke Digital :
1. Pengambilan data
Proses pengambilan suatu nilai pasti (diskrit) dalam suatu data kontinu
dalam satu titik waktu tertentu dengan periode yang tetap

Semakin besar frekuensi masukan, berarti semakin banyak data diskrit


yang didapatkan, maka semakin cepat ADC tersebut memproses data
analog menjadi digital.
2. Kuantisasi
Peng-kuantisasi-an adalah proses pengelompokan data diskrit yang
didapatkan pada proses pertama ke dalam kelompok-kelompok data.
Kuantisasi dadlam matematika dan pemrosesan sinta digital adalah
proses pemetaan nilai input seperti nilai pembulatan.

Semakin banyak pengelompokan dalam proses ini, berarti semkin kecil


selisih data diskrit yang didapatkan dari data analog makan akan
semakin teliti pula proses konversi
3. Pengkodean
Data hasil pengelompokan akan dikodekan kedalam bentuk digital
yaitu dalam bentuk binner (0 dan 1)

Dengan , X1=11; X2=11; X3=10; X4=0,1; X5=0,1; X6=10


Secara matematis, proses ini dapat dinyatakan dalam persaman :
Data ADC =

Vin
x Maksimal data digital
Vref

dengan Vref merupakan jenjang kelompok dalam proses kuantisasi,


kemudian maksimal data digital erkaitan proses ke 3. Sedangkan
proses ke 1 adalah seberapa cepat data ADC dihasilkan dalam satu kali
proses.
Contoh kasus:
Suatu rangkaian ADC dengan IC 0804 diberikan input tegangan analog
sebesar 3 volt. Tegangan referensi IC di-set di 5 volt. Berapakah data
digital output dari IC?

Jawaban:

IC 0804 adalah IC ADC dengan output 8 bit data digital. Maka maksimal
data digital-nya adalah 28 1 = 255 (pengurangan 1 dilakukan karena
data dimulai dari 0-255 yang berarti berjumlah 256). Sehingga data
digital output IC adalah:
Data ADC = (Vin/Vref) x Maksimal Data Digital
Data ADC = (3/5) x 255
Data digital output IC = 153 = 10011001

Komparator
Bentuk komunikasi yang paling mendasar antara wujud digital dan analog
adalah piranti (biasanya berupa IC) disebut komparator. Piranti ini, yang
diperlihatkan

secara

skematik

dalam

Gambar

2,

secara

sederhana

membandingkan dua tegangan pada kedua terminal inputnya. Bergantung pada


tegangan mana yang lebih besar, outputnya akan berupa sinyal digital 1 (high)
atau 0 (low). Komparator ini digunakan secara luas untuk sinyal alarm ke
komputer atau sistem pemroses digital. Elemen ini juga merupakan satu bagian
dengan konverter analog ke digital dan digital ke analog yang akan didiskusikan
nanti.

Gambar 2. Sebuah komparator merubah keadaan logika output sesuai fungsi tegangan
input analog

Sebuah komparator dapat tersusun dari sebuah opamp yang memberikan


output terpotong untuk menghasilkan level yang diinginkan untuk kondisi logika
(+5 dan 0 untuk TTL 1 dan 0). Komparator komersil didesain untuk memiliki level
logika yang dperlukan pada bagian outputnya.
ADC Simultan
ADC Simultan atau biasa disebut flash converter atau parallel converter. Input analog Vi
yang akan diubah ke bentuk digital diberikan secara simultan pada sisi + pada komparator
tersebut, dan input pada sisi tergantung pada ukuran bit converter. Ketika Vi melebihi tegangan
input dari suatu komparator, maka output komparator adalah high, sebaliknya akan memberikan
output low.

Counter RAMP ADC


Ada beberapa konsep dasar dari ADC adalah dengan cara Counter Ramp ADC,

Successive Aproximation ADC dan lain sebagainya. Pad a gambar 4, ditunjukkan blok
diagram Counter Ramp ADC didalamnya tedapat DAC yang diberi masukan dari counter, masukan
counter dari sumber Clock dimana sumber Clock dikontrol dengan cara meng AND kan dengan
keluaran Comparator. Comparator membandingkan antara tegangan masukan analog dengan
tegangan keluaran DAC, apabila tegangan masukan yang akan dikonversi belum sama dengan
tegangan keluaran dari DAC maka keluaran comparator = 1 sehingga Clock dapat memberi
masukan counter dan hitungan counter naik.

Misal akan dikonversi tegangan analog 2 volt, dengan mengasumsikan counter reset,
sehingga keluaran pada DAC juga 0 volt. Apabila konversi dimulai maka counter akan naik dari
0000 ke 0001 karena mendapatkan pulsa masuk dari Clock oscillator dimana saat itu keluaran
Comparator = 1, karena mendapatkan kombinasi biner dari counter 0001 maka tegangan keluaran

DAC naik dan dibandingkan lagi dengan tegangan masukan demikian seterusnya nilai counter naik
dan keluaran tegangan DAC juga naik hingga suatu saat tegangan masukan dan tegangan

keluaran DAC sama yang mengakibatkan keluaran komparator = 0 dan Clock tidak dapat masuk.
Nilai counter saat itulah yang merupakan hasil konversi dari analog yang dimasukkan. Kelemahan
dari counter tersebut adalah lama, karena harus melakukan trace mulai dari 0000 hingga mencapai
tegangan yang sama sehingga butuh waktu.

SAR (SUCCESSIVE APROXIMATION REGISTER) ADC


Pada gambar 5 ditunjukkan diagram ADC jenis SAR, Yaitu dengan memakai konvigurasi
yang hampir sama dengan counter ramp tetapi dalam melakukan trace dengan cara tracking
dengan mengeluarkan kombinasi bit MSB = 1 ====> 1000 0000. Apabila belum sama (kurang dari
tegangan analog input maka bit MSB berikutnya = 1 ===>1100 0000) dan apabila tegangan analog
input ternyata lebih kecil dari tegangan yang dihasilkan DAC maka langkah berikutnya menurunkan
kombinasi bit ====> 10100000. Untuk mempermudah pengertian dari metode ini diberikan contoh
seperti pada timing diagram gambar 6 Misal diberi tegangan analog input sebesar 6,84 volt dan
tegangan referensi ADC 10 volt sehingga apabila keluaran tegangan sbb :
Jika D7 = 1 Vout=5 volt
Jika D6 = 1 Vout=2,5 volt
Jika D5 = 1 Vout=1,25 volt
Jika D4 = 1 Vout=0,625 volt
Jika D3 = 1 Vout=0,3125 volt

Jika D2 = 1 Vout=0,1625 volt


Jika D1 = 1 Vout=0,078125 volt
Jika D0 = 1 Vout=0,0390625 volt

ADC DALAM BENTUK IC


Chip ADC yang banyak digunakan serta tersedia dipasar adalah jenis ADC 0804, ADC 0808
dan 0809 chip ini dibuat dengan technologi CMOS mempunyai kemampuan melakukan konversi
sebanyak 8 buah chanel input analog secara multiplexing. Adapun data keluaran digital yang

dihasilkan adalah 8 bit bersifat tristate output. Chip ini menawarkan beberapa keistimewaan
antara lain high speed ( kecepatan tinggi ), konsumsi daya yang rendah. Karenanya chip ini banyak

digunakan pada proses control peralatan mesin-mesin serta aplikasi automotif. ADC 0804
merupakan salah satu Analog to Digital Converter yang banyak digunakan untuk menghasilkan
data 8 bit. Adapun metode pengukur aras tegangan cuplikan dan mengubahnya ke dalam sandi
biner menggunakan metode pengubahan dengan tipe pembanding langsung atau successive
approximation. IC ADC 0804 mempunyai dua input analog, Vin(+) dan Vin(-), sehingga dapat
menerima input diferensial. Input analog sebenarnya (Vin) sama dengan selisih antara tegangantegangan yang dihubungkan dengan ke dua pin input yaitu Vin = Vin(+) Vin(-). Kalau input
analog berupa tegangan tunggal, tegangan ini harus dihubungkan dengan Vin(+), sedangkan Vin(-)

digroundkan. Untuk operasi normal, ADC 0804 menggunakan Vcc = +5 Volt sebagai tegangan
referensi. Dalam hal ini jangkauan input analog mulai dari 0 Volt sampai 5 Volt (skala penuh), karena
IC ini adalah SAC 8-bit, resolusinya akan sama dengan

Resolusi=

Tegangan Skala Penuh 5 Volt


=
=19,6 mV
255
2n1

(n menyatakan jumlah bit output biner IC analog to digital converter)

IC ADC 0804 memiliki generator clock internal yang harus diaktifkan dengan
menghubungkan sebuah resistor eksternal (R) antara pin CLK R/CLK OUT dan CLK IN serta
sebuah kapasitor eksternal (C) antara CLK IN dan ground digital. Frekuensi clock yang diperoleh

sama dengan :

f=

0,91
RC

Untuk sinyal clock ini dapat juga digunakan sinyal eksternal yang dihubungkan ke pin CLK
IN. ADC 0804 memiliki 8 output digital sehingga dapat langsung dihubungkan dengan saluran data

mikrokomputer. Input Chip Select (aktif LOW) digunakan untuk mengaktifkan ADC 0804. Jika
berlogika HIGH, ADC 0804 tidak aktif (disable) dan semua output berada dalam keadaan impedansi
tinggi. Input Write atau Start Convertion digunakan untuk memulai proses konversi. Untuk itu harus
diberi pulsa logika 0. Sedangkan output interrupt atau end of convertion menyatakan akhir konversi.
Pada saat dimulai konversi, akan berubah ke logika 1. Di akhir konversi akan kembali ke logika 0.
ADC ini relatif cepat dan mempunyai ukuran kecil. Keuntungan tambahan adalah setiap
cuplikan diubah dalam selang waktu yang sama tidak tergantung pada arus masukan dan secara
keseluruhan ditentukan oleh frekuensi yang mengendalikan detak dan resolusi dari pengubah.
Sebagai contoh, pengubah 8 bit digunakan untuk menentukan arus logika setiap bit secara
berurutan mulai dari bit signifikan terbesar jika frekuensi detak 10 KHz, waktu pengubahan 8 x
periode detak = 8 x 0,1 mdetik. Jika frekuensi detak dinaikkan menjadi 1 MHz, waktu pengubahan
akan berkurang menjadi 8 udetik.
Kekurangan pengubahan jenis ini adalah mempunyai kekebalan rendah terhadap derau dan
diperlukan adanya pengubah digital ke analog yang tepat dan pembanding dengan unjuk kerja
yang tinggi.

II. Digital to Analog Converter


Pengubah digital-ke-analog adalah perangkat elektronika yang dapat mengubah sinyal digital
(biasanya dalam notasi biner) ke bentuk sinyal analog (baik sebagai arus, tegangan, maupun muatan
listrik). Alat pengubah digital-ke-analog ini sering dikenal sebagai DAC (Digital to Analog Converter)
yang banyak dijumpai pada rangkaian elektronika dan instrumentasi.
Pengubahan besaran analog ke digital ditentukan oleh besar tegangan input maksimum yang
diukur dalam Volt, mVolt atau uVolt, sedang nilai konversi digitalnya juga bebas ditentukan hal ini
tergantung berapa bita yang digunakan untuk mengkonversinya. Begitu pula untuk pengubah digital
ke analog juga sama dan hasil konversi tergantung pula pada besar tegangan referensinya. Berikut
sebuah contoh diagram konversi digital ke analog atau sebaliknya:

Teg.
(V)
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2

1
0

11 1
2

1
3

1
4

1111

1110

1101

1100

1011

1010

1001

1000

0111

0110

0101

0100

0011

0010

0001

0000

1
Digita
l

15

Gambar 40. Prinsip pengubah digital ke analog.


Gambar 40 diatas adalah menunjukan konversi dari 4 bit digital dan diperoleh 16 macam harga
konversi analog, bilamana kita gunakan tegangan tertinggi untuk konversi 15 volt maka setiap
kenaikan nilai konversi adalah 1 volt jadi bila nilai digital 0100 hasil konversinya adalah 4x1volt = 4

volt. Seandainya nilai tertinggi dibuat 4,5 volt maka setiap kenaikan adalah 0,3 volt sehingga bila nilai
digital 0100 hasil konversinya adalah 4x0,3volt = 1,2 volt.

Gambar 41. Pengubah digital ke analog (DAC) 4 bit


Dari penjelasan diatas dapat ditentukan jumlah harga tegangan atau aplitudo sebagai hasil konversi
adalah tergantung pada jumlah bit digital yang dikonversikan, dan besar kecilnya harga analog hasil
konversi juga ditentukan oleh besar kecilnya tegangan referensi.
Tabel berikut memberikan data jumlah harga amplitudo sebagai hasil konversi dari jumlah bit digital,
dimana kita bisa lihat untuk 6 bit akan menhasilkan jumlah harga 64 amplitudo dan untuk 8 bit digital
akan menghasilkan 256 harga amplitudo analog dst.

Jumlah Bit

Biner

Jumlah Harga
Amplitudo

0000 - 1111

16

0 0000 1 1111

32

00 0000 00 0000

64

000 0000 111 1111

128

0000 0000 1111 1111

256

0 0000 0000 1 1111 1111

512

10

00 0000 0000 11 1111 1111

1024

11

000 0000 0000 111 1111 1111

2048

12

0000 0000 0000 1111 1111 1111

4096

13

0 0000 0000 0000 1 1111 1111 1111

8192

14

00 0000 0000 0000 11 1111 1111 1111

16384

15

000 0000 0000 0000 111 1111 1111 1111

32768

16

0000 0000 0000 0000 1111 1111 1111 1111

65536

Makin banyak jumlah bit yang digunakan untuk konversi maka akan semakin banyak jumlah harga
amplitudo yang didapat, dan dengan semakin banyaknya jumlah tersebut akan menyebabkan tingkat

kehalusan konversi semakin tinggi. Sebagai contoh untuk konversi tegangan analog 10 volt dengan
menggunakan jumlah bit 10, maka akan didapatkan jumlah harga amplitudo 1024 dengan demikian
akan diperoleh perbedaan setiap tingkat konversi adalah 10volt dibagi (1024-1) yaitu sama dengan
9,77 milivolt dan bila digunakan 8 bit maka perbedaan setiap tingkat konversi adalah 39,21 milivolt.
Contoh: Tentukan hasil konversi digital ke analog 5 bit bila input 11111, dimana untuk nilai input 00001
tegangan output 0,2 volt!
Jawab: Jumlah harga amplitudo untuk DAC 5 bit adalah 32, sedang harga konversi setiap tingkat 0,2
volt maka tegangan untuk konversi 11111 adalah nilai tertinggi yaitu sama dengan (321)x0,2volt = 6,2 volt.
Dengan cara lain dapat pula kita hitung berdasarkan konversi tiap tingkat, yaitu sebagai berikut:
1111B = 3,2 volt + 1,6 volt + 0,8 volt + 0,4 volt + 0,2 volt = 6,2 volt.
Secara struktur dari contoh diatas dapat kita tuliskan sebagai berikut:
Tingkat

24

23

22

21

20

Bit Digital

Konversi

(24x0,2) =3,2 V

(23x0,2) =1,6
V

(22x0,2) =0,8
V

(21x0,2) =0,4
V

0,2 V

Dari contoh diatas dapat kita tuliskan rumus konversi secara umum sebagai berikut:

Vo ( 2 N 1 a ( N 1) 2 N 1 a ( N 1) ................... 21 a (1) 2 0 a ( 0) ) Vk
dimana : Vo = tegangan output hasil konversi
N = jumlah bit konversi
a = logika digit hasil konversi
Vk = besar konversi setiap tingkat (volt)
2.3 Resolusi
Resolusi dari sebuah DAC ditentukan perubahan terkecil yang terjadi pada output sebagai hasil dari
perubahan pada input analog, dari contoh konversi diatas resolusinya adalah 0,2 volt dan selalu
diukur berdasar konversi bit terkecil (LSB). Pada DAC 4 bit penghitung (counter) akan memberikan
input sebanyak 16 kondisi dan merupakan siklus yang terus menerus yaitu mulai dari 0000 sampai
1111, ketika counter menghitung 0000 maka tegangan output analog adalah 0 volt dan berdasar
contoh diatas setiap step adalah 0,2 volt sehingga tegangan ouput maksimum 6,2 volt.
Resolusi dinyatakan dalam volt (tegangan) namun demikian dapat juga dinyatakan dalam prosen dari
skala penuh output (dalam contoh 6,2 volt saat input digital 1111),

%resolusi =

Step
x100%
SkalaPenuh

%resolusi =

0,2
x100% = 3,92%
6,2

Contoh: 10 bit DAC memiliki step 10 mV, tentukan tegangan skala penuh dan prosesntase
resolusinya!
Jawab: dengan 10 bit maka jumlah harga amplitudo 1024 dan tegangan terbesar adalah (1024-1) x
10 mV = 10,23 Volt dan resolusi adalah:

%resolusi =

10mV
x100% = 0,1%
10,23 V

Atau dapat juga kita gunakan rumus melalui jumlah harga amplitudo atau jumlah step dari DAC misal
N bit, maka kita tuliskan sebagai berikut:

%resolusi =

1
210 1

x100% = 0,1%

Dari kondisi ini dapat kita lihat bahwa jumlah bit merupakan penentu prosentase resolusi,
bertambahnya jumlah bit akan menambah jumlah step untuk mencapai skala penuh dan setiap step
akanmenjadi semakin kecil, banyak pembuat DAC menspesifikasi resolusi sebagai jumlah bit.
2.4 Kode input BCD
Pada umumnya DAC hanya menggunakan kode input biner, akan tetapi sering juga kita jumpai DAC
menggunakan kode input BCD yang dikelompokan kedalam 4 bit dalam satu kelompok yaitu 4 bit
MSD dan 4 bit LSD (least significant digit), dengan demikian dapat mengilustrasikan bilangan desimal
00 sampai 99 dan step digunakan cara sama dengan biner.

Gambar 42. DAC dengan input BCD

Misal bit terkecil pada LSD memiliki nilai konversi 0,1 volt, maka bit diatasnya masing-masing akan
memiliki nilai konversi 0,2 volt, 0,4 volt dan 0,8 volt sedangkan bit terkecil MSD akan memiliki nilai
konversi 1 volt yaitu 10x dari nilai bit terkecil pada LSD.
Contoh: bila nilai konversi pada bit terkecil LSD 0,1 volt tentukan step, skala penuh output, prosentasi
resolusi dan Vout bila pada LSD = 1000 dan MSD = 0101.
Jawab: step adalah sama dengan nilai konversi bit terkecil LSD = 0,1 volt, terdapat 99 jumlah harga
amplitudo (jumlah step), maka ouput skala penuh = 99x0,1 = 9,9 volt dan resolusi adalah:

% resolusi =

0,1
9,9

Dapat dihitung yaitu untuk LSD =

x100% =1 %
0,8 V

untuk MSD = 4 V + 1 V = 5,0 V


Vout =

5,8 V

2.5 Rangkaian Pengubah Digital ke Analog


Terdapat beberapa cara dan rangkaian untuk memperoleh operasi D/A seperti yang telah dijelaskan
diatas, gambar berikut menunjukan prinsip kerja sebuah pengubah digital ke analog yang
menngunakan penjumlah operasional amplifier dimana setiap input dikondisikan dalam dua besaran
tegangan logika yaitu 0 volt untuk logika 0 dan 5 volt untuk logika 1.
Resistor yang dipasangkan adalah merupakan kelipatan dari bit terkecil 1 k, 2 k, 4 k dan 8 k
sedangkan resistor feedback digunakan 1 k, pada percobaan ternyata menghasilkan data
pengukuran seperti tabel yaitu dengan memberikan nilai kombinasi pada input A, B, C dan D.

Gamba DAC menggunakan metoda penjumlah amplifier

Tabel hasil konversi pada rangkaian DAC diatas


Pada gambar diatas menunjukan DAC dengan 4 bit input yaitu A, B, C dan D yang hanya bisa
diberikan logika 0 atau 1 atau 0 volt dan 5 volt, sedangkan op-amp berfungsi sebagai penjumlah
semua input. Berdasar sistem operasi op-amp maka pada A terjadi penguatan 0,125 kali, B terjadi
penguatan 0,25 kali dan C terjadi penguatan tegangan 0,5 kali sedangkan pada D tidak penguatan
artinya tegangan D langsung disalurkan pada output.
Tegangan output merupakan komulatif dari semua itu, yaitu:
Vout = ( VD + 0,5xVC + 0,25xVB + 0,125xVA )
Tanda negatif pada rumus diberikan karena penjumlah menggunakan inverting sebagai input amplifier
akan tetapi tanda ini bukan merupakan permasalahan disini.
Yang jelas bahwa keluaran dari amplifier penjumlah mereprensentasikan harga berupa tegangan
analog dari hasil konversi input digital A, B, C dan D. Dari rumus diatas bilamana input digital 1010
maka VD = 5V, VC = 0V, VB = 5V dan VA = 0V, sehingga hasil konversi adalah:
Vout = ( 5 + 0 + 0,25x5 + 0 )
= 6,25 V
Resolusi adalah sama dengan harga konversi pada bit LSB yaitu 0,125 x 5 V = 0,625 volt, sesuai
dengan tabel diatas maka output analog akan naik sebesar 0,625 volt setiap kali ada kenaikan input
bilangan biner bertambah satu tingkat.
Spesifikasi DAC
DAC dapat kita temui dengan spesifikasi yang sangat beragam begitu pula harganya, satu keharusan
adalah mengenal spesifikasi yang dekeluarkan oleh pabrik sehubungan dengan penerapan aplikasi
dari DAC. Salah satu spesifikasi DAC adalah berhubungan dengan resolusi.

Manufaktur DAC menspesifikasikan beberapa macam akurasi spesifikasi, dua yang sering disebut
adalah akurasi relatif dan differensial liniaritas, dimana secara normal digunakan istilah prosentase
pengubah pada output skala penuh (%FS).
Akurasi relatif adalah deviasi maksimum dari output DAC dari harga ideal, sebagai contoh gambar 45
memiliki akurasi relatif + 0,01 %FS, selama pengubah memiliki output skala penuh 9,375 V maka
konversi prosentase adalah:
+ 0,01 % x 9,375 V = 0,9375 mV.
Hal ini berarti bahwa output DAC setiap saat dapat kurang dari harga sebenarnya sampai 0,9375 mV.
Differensial liniaritas adalah deviasi maksimum dalam suatu step dari step ideal misal dari tabel
konversi didapat step 0,625V dan jika DAC ini memiliki perbedaan liniaritas +0,01%FS berarti bahwa
step sebenarnya akan mencapai 0,9375mV. Untuk tujuan yang umum DAC biasanya memiliki
akurasi antara 0,01- 0,1%. Hal ini penting untuk dipahami bahwa akurasi dan resolusi dari DAC harus
kompatibel, tidak logis bila resolusi 1 persen dan akurasi 0,1 persen atau kebalikannya.
Sebagai ilustrasi kita ambil contoh DAC dengan resolusi 1 persen dan skala penuh 10 V dapat
menghasilkan tegangan output analog dalam 0,1 V pada suatu kondisi tertentu dengan asumsi
akurasi sangat bagus, hal tersebut akan tidak berguna bilamana memiliki akurasi 0,01 persen dari
skala penuh (1mV) sedangkan resolusinya mendekati 0,1 V.
Kecepatan Operasi biasanya dispesifikasikan sebagai waktu settling yang merupakan interval waktu
maksimum yang dibutuhkan output untuk menghasilkan tegangan dari 0V sampai mencapai skala
penuh seiring dengan perubahan kode input selama waktu 0 detik sampai 1detik. Umumnya waktu
settling pada batas 0-20 detik dan secara umum DAC dengan output arus relatif lebih singkat
dibanding DAC dengan output tegangan.
2.6 Operasi multiplexing pengubah digital ke analog.
Pada banyak aplikasi terdapat lebih dari satu kelompok input digital yang akan diubah menjadi satu
besaran analog, sebagai contoh suatu proses kontrol komputer melayani beberapa sinyal kode
digital untuk mengendalikan peralatan penggerak yang beragam seperti motor atau katup selenoid.
Secara prinsip untuk melakukan itu dapat dilakukan melalui dua cara yaitu:
Cara pertama dimana setiap sinyal digital input dikonversikan melalui satu DAC, keuntungannya
adalah setiap sinyal digital dikonversikan terus menerus dan tidak diperlukan adanya penyimpan.
Akan tetapi sistem atau cara ini sangat mahal karena diperlukan komponen yang presisi berisi
anatara lain resistor presisi, sumber referensi, amplifier dsb. pada gambar 46 ditunjukan tiga buah
DAC dimana masing-masing memberikan tiga output Vout1, Vout2 dan Vout3 dan 3 kelompok saluran
input digital hal ini tentunya membuat saluran input terlalu banyak dan pemberian data input digital
sebaiknya dari satu sumber dengan demikian data input digital dari satu sumber dan output
disalurkan pada tiga output.

Gambar 46. DAC dengan output analog terpisah

Cara kedua adalah menggunakan DAC multiplekser, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada
gambar 46 yaitu data input masuk ke register dari register disalurkan ke sebuah DAC dan selanjutnya
disalurkan melalui sebuah saklar multiplekser utnuk disalurka pada tiga buah saluran output analog.
Dengan demikian data input digital dapat disalurkan pada saluran yang sama dan outputnya dipilih
melalui multiplekser.

Gambar 47. DAC menggunakan saklar multiplekser


Begitu terjadi konversi pada DAC terjadi tegangan VA yang merupakan hasil dari konversi dan
bersamaan dengan tertutupnya salah satu saklar misal S2 maka kapasitor C2 akan diisi muatan
listrik. Dengan dimuatinya kapasitor maka tegangan hasil konversi disimpan di dalamnya dan
diumpankan pada op-amp yang berimpendansi input tinggi sehingga menghasilkan VOUT. Apabila
terdapat 3 buah sinyal yang akan dikonversi dan masing-masing disalurkan melalui S1, S2 dan S3
maka setiap kali selesai konversi multiplekser bekerja dan hasil konversi setiap data disimpan pada
kapasitor selanjutnya dikirim ke output masing-masing, dengan adanya penguatan pada op-amp
maka kapasitor yang sudah terisi tidak akan terbebani oleh beban luar.
Rate multipleksing adalah konversi perdetik saat terhubungnya variasi input digital secara sekuensial
ke DAC, satu siklus penuh operasi konversi adalah diawali dengan transfer nilai digital yang baru
pada register input, konversi pada DAC sehingga dihasilkan VOUT tertutupnya salah satu saklar,
pengisian tegangan pada kapasitor dan perolehan hasil pada output op-amp. Biasanya tanggapan
waktu DAC merupakan faktor pembatas utama dari rate multipleksing (konversi perdetik), bila saklar
yang digunakan bekerja secara relay elektromekanik berkecepatan tinggi waktu yang dibutuhkan
realtif lama (1mdetik). Sedangkan batasnya adalah 1kHz atau lebih cepat lagi, untuk itu diperlukan
tipe solidstate seperti yang dibuat dari CMOS saklar bilateral. Harga minimum rate multipleksing
(konversi perdetik) ditentukan oleh kemampuan kapasitor mempertahankan tegangan yang diisikan
padanya, sebagai contoh misal DAC memiliki 4 kanal saat tertentu satu kapasitor diisi melalui saklar
yang terhubung padanya on maka kapasitor harus mampu mempertahankan satu siklus penuh saklar
on dari tiga saklar lainnya.

Anda mungkin juga menyukai