Anda di halaman 1dari 12

Media Pembelajaran Multimeter

Media Pembelajaran ini berupa media berbasis komputer yang dapat didownload pada link yang telah
penulis sediakan di bawah. File berupa .exe yang sudah dikompres dalambentuk .rar yang berukuran
relatif kecil sekitar 19MB. Media Pembelajaran ini memuat pengenalan bagian-bagian multimeter
disertai dengan penjelasan fungsi dan cara penggunaannya yang dikemas secara interaktif dengan
animasi cukup jelas. yang paling menasik dari media ini adalah disertai dengan cara pembacaan skala
pengukuran yang disajikan secara step-by-step sehingga memudahkan pembaca sekalian.

Media Pembelajaran Multimeter ini memang cuma versi gratis (trial) yang segaja diluncurkan sebagai
media promosi produk karya penulis, namum tetap mengutamakan penyampaian materi yang
mendetail. Bagi yang menginginkan produk versi lengkapnya dapat menghubungi penulis di alamat
atau no HP yang tertulis di dalam media pembelajaran tersebut. So . . . Silahkan di DOWNLOAD
terlebih dahulu . . . GRATIS

Multimeter Digital sebagai Ohmmeter


Menggunakan Multimeter Digital sebagai Ohm Meter :
1. Perhatikan Object yang akan diukur (Resistor, hambatan jalur, dll).
2. Perhatikan skala Pengukuran pada Ohm Meter.
1) 200 artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max. 200 Ohm;
2) 2K artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max. 2000 Ohm;
3) 20 K artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max. 20.000 Ohm;
4) 200K artinya akan mengukur hambatan yang nilainya max. 200.000 Ohm;
5) 2M artinya akan menguur hambatan yang nilainya 2.000.000 Ohm.
1. Bila tidak tahu besaran nilai yang mau diukur, dianjurkan pilih skala tengah misalnya skala
20K, lalu lakukan pengukuran.
1) Jika hasilnya 1 (Overload) maka naikkan skala.
2) Jika hasilnya digit dibelakang koma kurang akurat, maka turunkan skala.
Contoh pembacaan hasil pada skala 2K hasilnya 1,76 itu artinya hambatan yang terukur adalah 1,76
KΩ. Pada skala 2K hasilnya 0,378 itu artinya hambatan yang terukur adalah 0,378 KΩ alias 378
Ohm. (K Ω ke Ω dikali 1000). Pada skala 20K hasilnya 1, artinya objek yang mau diukur melebihi
skala 20K, maka naikan skala menjadi 200K, hasilnya menjadi 38,78 itu artinya hambatan yang
terukur adalah sebesar 38,78 KΩ.

TUGAS 2
1. Jelaskan langkah-langkah dalam kalibrasi! (bobot 30)
2. Mengapa dalam pengukuran arus, multimeter harus dipasang seri? (bobot 20)
3. Jelaskan langkah-langkah dalam mengukur arus DC! (bobot 50)
4. Mengapa dalam pengukuran tegangan, multimeter harus dipasang paralel? (bobot 20)
5. Jelaskan langkah-langkah dalam mengukur tegangan AC/DC! (bobot 50)
6. Jelaskan langkah-langkah dalam mengukur hambatan! (bobot 30)

Multimeter Digital sebagai Voltmeter


Menggunakan Multimeter Digital sebagai Voltmeter
1. Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang kabel merah ke lubang paling kanan
(V/Ohm);
2. Tentukan object pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yang berkapasitas 3,7 V;
3. Lihat skala pada multimeter pada bagian V (Volt) ada dua yaitu:
DC Volt (Tegangan searah): Tegangan Batere, Tegangan Output IC Power (Terdapat Polaritas
+ dan -). AC Volt (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN. Umumnya yang digunakan
dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran ponsel, dll dipilih yang DC Volt. Setelah
dipilih skala DC Volt, ada nilai-nilai yang tertera pada bagian DC Volt tersebut. Contoh
adalah sebagai berikut:

1) 200mV artinya akan mengukur tegangan yang maximal 0,2 Volt


2) 2V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 2 Volt
3) 20V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 20 Volt
4) 200V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 200V
5) 750V artinya akan mengukur tegangan yang maximal 750V.
1. Gunakan skala yang tepat untuk pengukuran, misalnya Battere 3,6 Volt gunakan skala pada
20V. Maka hasilnya akan akurat misalnya terbaca: 3,76 Volt. Jika menggunakan skala 2 V
akan muncul angka 1 (pertanda overload atau melebihi skala). Jika menggunakan skala 200V
akan terbaca hasilnya namun tidak akurat misalnya terbaca: 3,6V atau 3,7 V saja (1 digit
belakang koma). Jika menggunakan 750V bisa saja namun hasilnya kaan terbaca 3 atau 4 volt
(Dibulatkan langsung tanpa koma).
2. Setelah object pengukuran sudah ada, dan skala sudah dipilih yang tepat, maka lakukan
pengukuran dengan menempelkan kabel merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif
batere. Akan muncul hasil pengukurannya.
3. Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun ada tanda negatif didepan hasilnya.
Beda dgn Multimeter Analog. Jika kabel terbalik jarum akan mentok kekiri.
4. Jika Multimeter ada tombol DH, artinya Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan freeze,
dan bisa dicatat hasilnya.

Pada pengukuran tegangan PLN, maka skala dipindahkan ke bagian AC Volt (~) lalu skala ke 750 V.
Colok kabel merah dan hitam ke masing-masing lubang stop kontak (bolak balik boleh). Namun hati-
hati takut ada kabel yang terkelupas, bisa tersengat listrik. Hasil yang akan muncul misalnya: 216
artinya tegangan PLN tersebut sebesar 216 Volt. Jika memakai skala 200, maka hasilnya akan 1
pertanda over load alias melebihi skala 200 Volt tersebut.

Multimeter Digital sebagai Amperemeter


Menggunakan Multimeter Digital sebagai Ammeter atau pengukur arus rangkaian:

1. Pindahkan kabel merah ke 20A. Dan kabel hitam tetap di COM (ground). Dipilih lubang 20A
karena akan mengukur arus yang lebih dari 0,2 A. Misalnya akan mengukur arus pengisian
battere. Salah satu cara antara lain salah satu kabel charger dipotong. Dan masing-masing
kabel ditempelkan ke kabel merah dan kabel hitam Multimeter. Lakukan pengukuran saat
ponsel di charger. Misalnya nilai yang tertera 0,725 berarti arus pengisian sebesar 0,725 A
alais 725 mA. Atau mencabut Sekring (Fuse) lalu tempelkan masing-masing kabel ke masing-
masing kutub sekring pada PCB. Lalu ukur hasilnya.
2. Cara Mengukur Batere Lithium Original atau Palsu.

1)Kabel Merah tetap di 20A, kabel hitam di GND.


2)Skala tetap di 20A
3)Tempel kabel merah di positiv (+) batere
4)Tempel kabel hitam di negativ (-) batere
5)lihat hasil yang muncul:
6) Jika secara refleks, menunjuk ke angka tertentu dan kembali ke Nol, pertanda Batere Lithium asli.
Tapi jika hasilnya menunjuk ke angka tertentu, dan stabil. Pertanda Batere Lithium palsu, dan cepat-
cepat cabut kabel dari Batere. Karena Batere akan menjadi panas.. karena didalamya tidak ada
rangkaian IC Pengontrolnya.

7) Untuk Batere lithium asli, walaupun kabel ditempel terus ke batere, tidak akan ada masalah.
Makanya sering terjadi ponsel dalam keadaan panas atau bahkan meledak saat dicharging. Karena
menggunakan Batere Lithium palsu yang tidak ada rangkaian IC pengontrolnya. Sehingga saat batere
penuh, sensor BTEMP tidak bekerja. Maka batere yang telah penuh tersebut akan terus terisi
sehingga menjadi panas dan akhirnya dapat mengakibatkan kerusakan pada ponsel, atau bahkan bisa
saja batere menjadi kembung dan dapat meledak. Oleh karen itu gunakan selalu batere Lithium yang
asli yang mengandung IC Pengontrol short Circuit didalamnya.

Multimeter Digital
Multimeter digital hampir sama fungsinya dengan multimeter analog tetapi multimeter digital
menggunakan tampilan angka digital. Multimeter digital pembacaan pengukuran besaran listrik yang
lebih tepat jika dibanding dengan multimeter analog, sehingga multimeter digital dikhususkan untuk
mengukur suatu besaran nilai tertentu dari sebuah komponen secara mendetail sesuai dengan besaran
yang diinginkan. Perbandingan pemakaian antara multimeter digital dengan analog dapat dilihat pada
tabel 1

.
Tabel 1 Perbandingan pemakaian antara multimeter digital dengan analog
Multimeter Digital Multimeter Analog
Sangat mudah membaca hasil Penunjukkan jarum pada skala harus dibaca
pengukuran karena yang dengan cermat dan nilai penunjukkan
ditampilkan suatu nilai angka disesuaikan dengan batas ukur

Menunjukkan tanda negatif bila Jarum akan berbalik menunjuk ke arah kiri
polaritas terminal terbalik bila polaritas terbalik
Akan menampilkan OL bila nilai Jarum menunjuk melampaui penunjukkan
terukur diatas batas ukur skala penuh
Apabila ada gangguan atau Bila ada gangguan atau kerusakan dapat
kerusakan sulit mengatasinya dan diatasi, dan suku cadang ekivalen tersedia di
suku cadang belum tentu tersedia pasar.
pasar

Secara sederhana dapat dikatakan, alat ukur digital mengubah besaran (sinyal) analog menjadi kode
digital sebanding dengan sinyal yang datang. Kemudian ditampilkan bentuk digital yang kita kenal
dalam bentuk seven segment.
Secara prinsip penggunaan digital sama seperti multimeter analog, malah pengoperasiannya lebih
sederhana. Secara umum yang harus dipahami dengan benar adalah makna simbol-simbol yang
tertera pada multimeter tersebut.

Gambar Multimeter Digital

Ohmmeter Analog
Pengertian Ohmmeter
Ohmmeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur hambatan suatu komponen,
seperti resistor, dan hambatan kawat penghantar. Tidak seperti amperemeter dan voltmeter, dapat
bekerja sesuai dengan fungsinya jika pada alat tersebut terdapat sumber tegangan, misalnya batere.
Salah satu fungsi multimeter adalah kegunaannya sebagai ohmmeter untuk mengukur
tahanan/resistan. Di dalam tehnik elektronika, tahanan mengandung dua pengertian. Pertama, tahanan
sebagai sebuah nama untuk salah satu komponen elektronika yaitu resistan atau resistor. Kedua,
perlawanan yang diberikan oleh bahan penghantar (konduktor) dan/atau bahan setengah penghantar
(semikonduktor) yang terdapat dalam komponen elektronik terhadap arus listrik searah yang
mengalir. Keduanya memiliki satuan yang dinyatakan dalam Ohm (Ω).

1. Mengukur Resistansi Tetap


Langkah-langkah Mengukur Resistansi Tetap
1) Atur Selektor pada posisi Ohmmeter;
2) Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur;
3) Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya
dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur;
4) Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik;
5) Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan nilai yang
ditunjukkan oleh gelang warna resistor.
2. Mengukur Resistansi Variabel (VR)
Langkah-langkah Mengukur Resistansi Variabel (VR)
1) Atur Selektor pada posisi Ohmmeter;
2) Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur;
3) Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya
dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur;
4) Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik;
5) Sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan pastikan
penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.
Voltmeter Analog (AC/DC)
Pengertian Voltmeter
Voltmeter pada pengukuran suatu rangkaian perlu diletakkan pararel terhadap beban yang ingin
diukur voltasenya. Hal ini disebabkan voltase akan sama pada setiap rangkaian pararel, dan akan
berubah dan terbagi pada setiap beban yang dipasang seri.

1. Mengukur Tegangan DC
Langkah-langkah Mengukur Tegangan DC
1) Atur Selektor pada posisi DCV;
2) Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang
di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V;
3) Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi
tertinggi supaya multimeter tidak rusak;
4) Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe warna
merah pada posisi (+) dan probe warna hitam pada titik (-) tidak boleh terbalik;
5) Baca hasil ukur pada multimeter;
6) Pembacaan skala analog;
7) Perhatikan penempatan sakelar batas ukur pilih skala yang sesuai. Untuk beberapa batas ukur
anda perlu mengalikan atau membagi 10 atau 100 seperti ditunjukan pembacaan dibawah ini. Untuk
batas ukur teganagn AC gunakan tanda merah sebab calibrasi skala sedikit geser.

2. Mengukur Tegangan AC
Langkah-langkah Mengukur Tegangan AC pada PLN
1) Atur Selektor pada posisi ACV;
2) Colokan probe merah pada terminal (+), dan probe hitam pada terminal (-) pada multimeter;
3) Menentukan Skala Batas Ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika
tegangan yang di cek sekitar 220 Volt maka atur posisi skala di batas ukur 250V;
4) Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi
tertinggi supaya multimeter tidak rusak;
5) Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan AC yang akan dicek. Pemasangan
probe multimeter bisa bolak-balik;
6) Hubungkan kedua ujung probe (colokan) multimeter masing-masing pada dua kutub jalur
tegangan PLN misalnya stop kontak;
7) Perhatikan saat melakukan pengukuran, jangan sampai ujung probe merah dan hitam saling
bersentuhan, karena akan menyebabkan korsleting;
8) Baca hasil pengukuran yang ditunjukkan jarum multimeter.

Amperemeter Analog
Pengertian Amperemeter

Amperemeter, sering juga disebut ammeter, adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur arus.
Semua alat ukur memiliki tahanan sehingga Ammeter sering juga digambarkan sebagai sebuah
resistor. Agar lebih mudah dimengerti, pembahasan rangkaian ammeter akan digunakan rangkaian
DC.

Ammeter pada pengukuran suatu rangkaian perlu diletakkan seri terhadap arus yang ingin diukur. Hal
ini disebabkan arus tidak akan berubah bila melalui rangkaian seri, dan akan terbagi bila melewati
rangkaian yang disusun paralel.

 Mengukur kuat arus DC


1) Atur Selektor pada posisi DCA;
2) Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus yang di cek
sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA;
3) Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh multimeter karena
jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak
bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu;
4) Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran tegangan DC dan AC, karena
mengukur arus berarti kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek
arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung;
5) Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada input
tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya;
6) Baca hasil ukur pada multimeter.
Multimeter
Multimeter adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik, arus listrik, dan tahanan
(resistansi). Itu adalah pengertian multimeter secara umum, sedangkan pada perkembangannya
multimeter masih bisa digunakan untuk beberapa fungsi seperti mengukur temperatur, induktansi,
frekuensi, dan sebagainya. Ada juga orang yang menyebut multimeter dengan sebutan AVO meter,
mungkin maksudnya A (ampere), V (volt), dan O (ohm).

Multimeter sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena dapat membantu
menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat, Tetapi sebelum menggunakannya, pemakai harus
mengenal terlebih dahulu jenis-jenis multimeter dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak
terjadi kesalahan dalam pemakaiannya dan akan menyebabkan rusaknya multimeter tersebut.

Berdasarkan prinsip kerjanya, ada dua jenis multimeter, yaitu multimeter analog (menggunakan
jarum putar / moving coil) dan multimeter digital (menggunakan display digital). Kedua jenis ini tentu
saja berbeda satu dengan lainnya, tetapi ada beberapa kesamaan dalam hal operasionalnya. Misal
sumber tenaga yang dibutuhkan berupa baterai DC dan probe / kabel penyidik warna merah dan
hitam.

Multimeter Analog
Multimeter analog atau yang biasa disebut multimeter jarum adalah alat pengukur besaran listrik yang
menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke range-range yang kita ukur dengan probe .
Multimeter ini tersedia dengan kemampuan untuk mengukur hambatan ohm, tegangan (Volt) dan arus
(mA). Analog tidak digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen, tetapi
kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau jeleknya komponen pada waktu pengukuran atau juga
digunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuai dengan
rangkaian blok yang ada.
Untuk mengetahui bagian-bagian pada multimeter analog dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Bagian-bagian multimeter analog


Dari gambar di atas, dapat terlihat panel terminal dan fasilitas yang dimiliki multimeter, yaitu:
1. Scale (Skala Maksimum/SM)
Skala Maksimum (SM) merupakan batas nilai tertinggi pada panel.

Gambar 2.2. Skala multimeter


1) Skala maksimum mengukur resistansi, nilainya dari kanan ke kiri
2) Skala maksimum pengukuran arus, tegangan AC ataupun DC, nilainya dari kiri ke kanan
1. Mirror/Cermin
Cermin ini berfungsi sebagai acuan dalam melaukan pengukuran yang ditunjukkan oleh jarum meter.
Dalam pengukuran posisi mata pengamat harus tegak lurus dengan Multimeter, sehingga pada saat
melakukan pengukuran posisi jarum meter tidak memiliki bayangan pada cermin, yang menandakan
pengukuran tepat pada petunjuk yang diperoleh.

1. Pointer/Jarum meter
Jarum meter ini berfungsi sebagai petunjuk dalam pengukuran yang dilakukan pada Multi meter
1. Zero Correction / Pengenolan Jarum
Zero Correction ini berfungsi sebagai mengenolkan jarum pada posisi kiri dalam mengukur arus dan
tegangan.
1. Ohm Adjusment
Ohm Adjusment ini berfungsi sebagai mengenolkan jarum pada posisi kanan dalam mengukur
hambatan.

1. Batas Ukur (BU)


Batas Ukur merupakan Nilai maksimal yang bisa diukur oleh multimeter

Gambar 2.3. Batas Ukur Multimeter

1) Paling kiri atas merupakan blok selektor DC Volt;


2) Paling kiri atas merupakan blok selektor AC Volt;
3) Bawah kanan tertulis satuan Ohm untuk mengukur resistansi;
4) Kiri bawah tertulis DC mA yang digunakan untuk mengukur Arus DC;
1. Range Selektor berfungs iuntuk memilih/range batasan arus, tegangan maupun hambatan yang
akan diukur.
2. Measuring Terminal / Probe ( + / – )
Meansuring Terminal atau yang biasa disebut probe ini merupakan kontektor yang menghubungkan
Multimeter dengan apa yang mau diukur. Probe ini terdiri dari probe positif yang berwarna merah
untuk kutub positif dan probe negatif yang berwarna hitam untuk kutub negatif.

Sebelum melakukan pengukuran dengan menggunakan multimeter analog, maka dilakukan kalibrasi.
Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh
instrumen ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai
yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Sebelum
mengetahui langkah-langkah dari kalibrasi multimeter, alangkah lebih baiknya kita mengetahui
fungsi dan tujuan dari kalibrasi itu sendiri. Adapun fungsi dan tujuan dari kalibrasi adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur tetap sesuai dengan spesifikasinya;
2. Untuk menentukan deviasi (penyimpangan) kebenaran konvensional petunjuk suatu instrumen
ukur;
3. Untuk menjamin hasil pengukuran sesuai standar nasional dan internasional;
4. Untuk melihat tingkat ketelitian alat ukur dibangingkan dengan alat ukur standar;
5. Untuk mempresisikan alat ukur dan memperkecil error.

Berikut adalah langkah – langkah dalam kalibrasi:

1. Jarum penunjuk meter diperiksa apakah sudah tepat pada angka 0;


2. Jika belum putar sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk meter ke kiri atau ke kanan
dengan menggunakan obeng pipih (-) kecil;
3. Pasang Probe pada konektor + dan –;
4. Putar range selektor switch ke skala Ohmmeter;
5. Tempelkan probe + ke probe – agar terjadi Short Circuit;
6. Pastikan jarum penunjuk sudah mengarah ke nol pada skala ohmmeter atau
tidak, jika belum maka putar zero adjustment agar jarum menunjuk ke nol.

TUGAS 1
1. Jelaskan pengertian dari multimeter ! (bobot 20)
2. Jelaskan 3 kekeliruan dalam pengukuran ! (bobot 20)
3. Jelaskan perbedaan multimeter analog dan multimeter digital ! (bobot 20)
4. Jelaskan fungsi dari sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk ! (bobot 20)
5. Jelaskan fungsi dari saklar pemilih ! (bobot 20)

Pengukuran
1, Pengertian Pengukuran

Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan
sebagai satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran,
sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan.

Mengukur pada hakekatnya membandingkan sesuatu besaran yang belum diketahui besarannya
dengan besaran lain yang diketahui besarnya. Untuk keperluan tersebut diperlukan alat ukur.
Pemilihan alat ukur yang baik diperlukan dalam kegiatan pengukuran.

Alat ukur adalah perangkat untuk menentukan nilai atau besaran dari suatu kuantitas atau variable.
Alat ukur listrik adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai atau suatu besaran dalam listrik.
Pemilihan alat ukur listrik adalah upaya untuk mendapatkan alat ukur yang sesuai dengan besaran-
besaran listrik yang hendak diketahui nilai besarannya. Kegiatan ini berkaitan dengan upaya untuk
menentukan nilai kuantitas besaran listrik yang hendak diketahui. Ada dua besaran listrik penting
yang harus diketahui nilai besarannya, yaitu arus dan tegangan.
2. Faktor – Faktor Pengukuran
Di dalam proses pengukuran pasti ada faktor-faktor yang harus diperhatikan. Adapun faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Akurasi yaitu kedekatan alat ukur membaca pada nilai yang sebenarnya dari variabel yang
diukur;
2. Presisi yaitu hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran, atau derajat untuk
membedakan satu pengukuran dengan lainnya;
3. Kepekaan yaitu ratio dari sinyal output atau tanggapan alat ukur perubahan input atau
variabel yang diukur;
4. Resolusi yaitu perubahan terkecil dari nilai pengukuran yang mampu ditanggapi oleh
alat ukur;
5. Kesalahan yaitu angka penyimpangan dari nilai sebenarnya variabel yang diukur;

Dalam proses pengukuran dapat terjadi kekeliruan-kekeliruan. Ada tiga kelompok kekeliruan, yaitu:
1. Kekeliruan Umum yaitu kekeliruan berkaitan dengan faktor manusia;
2. Kekeliruan Sistematik yaitu kekeliruan berkaitan dengan alat ukur itu sendiri seperti
kerusakan alat dan pengaruh lingkungan;
3. Kekeliruan Acak yaitu kekeliruan berkaitan dengan faktor non teknis/sistematik.

Anda mungkin juga menyukai