Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN

PRAKTIKUM TEKNIK PEMELIHARAAN DAN REPARASI

“ PERBAIKAN SPEAKER AKTIF KE 2 ”

DISUSUN OLEH :
MOHAMMAD ARIF BUDIARTO 16507134031

D3 - TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
A. DASAR TEORI

Speaker Aktif adalah perangkat elektronik yang pada dasarnya merupakan


perpaduan dari 2 perangkat yaitu speaker pasif dan amplifier sehingga pemakaiannya
menjadi lebih praktis dan dimensinya juga lebih ringkas.Sedangkan speaker sendiri
merupakan perangkat elektronik yang terbuat dari logam yang dilengkapi dengan
sebuah magnet tetap,kumparan dan kertas membran.Fungsi utama dari speaker adalah
mengubah getaran listrik menjadi getaran suara.Amplifier sendiri berfungsi menambah
besarnya voltase,arus atau daya dalam sebuah sistem elektronik sehingga sinyal suara
yang masuk kedalam amplifier bisa diolah menjadi sinyal yang memiliki tenaga yang
lebih besar dan kuat.

Prinsip Kerja Speaker

Pada gambar diatas, dapat kita lihat bahwa pada dasarnya Speaker terdiri dari beberapa
komponen utama yaitu Cone, Suspension, Magnet Permanen, Voice Coil dan juga Kerangka
Speaker.
Dalam rangka menterjemahkan sinyal listrik menjadi suara yang dapat didengar, Speaker
memiliki komponen Elektromagnetik yang terdiri dari Kumparan yang disebut dengan
Voice Coil untuk membangkitkan medan magnet dan berinteraksi dengan Magnet Permanen
sehingga menggerakan Cone Speaker maju dan mundur. Voice Coil adalah bagian yang
bergerak sedangkan Magnet Permanen adalah bagian Speaker yang tetap pada posisinya.
Sinyal listrik yang melewati Voice Coil akan menyebabkan arah medan magnet berubah
secara cepat sehingga terjadi gerakan “tarik” dan “tolak” dengan Magnet Permanen. Dengan
demikian, terjadilah getaran yang maju dan mundur pada Cone Speaker.
Cone adalah komponen utama Speaker yang bergerak. Pada prinsipnya, semakin besarnya
Cone semakin besar pula permukaan yang dapat menggerakan udara sehingga suara yang
dihasilkan Speaker juga akan semakin besar.
Suspension yang terdapat dalam Speaker berfungsi untuk menarik Cone ke posisi semulanya
setelah bergerak maju dan mundur. Suspension juga berfungsi sebagai pemegang Cone dan
Voice Coil. Kekakuan (rigidity), komposisi dan desain Suspension sangat mempengaruhi
kualitas suara Speaker itu sendiri
B. INDIKASI KERUSAKAN
Kerusakan yang terjadi pada speaker aktif yaitu Ketika kabel power
dihubungkan indikator menyala akan tetapi saat kabel input dicolokkan ke pemutar
musik, speaker tidak mengeluarkan sama sekali.

C. PROSES PERBAIKAN

1. Berdoa agar diberi keselamatan dalam bekerja.


2. Mempersiapkan alat dan bahan antara lain : obeng, tang, solder, tenol,
atraktor, multimeter dan cairan contac cleaner.

3. Membuka casing speaker aktif dengan menggunakan obeng (disesuaikan dengan baut
penguncinya)

4. Mengeluarkan bagian atau blok tone control agar mempermudah proses perbaikan.
Pada speaker aktif yang sedang diperbaiki bagian tone control terpisah dengan bagian
amplifiernya (tidak dalam satu board PCB) sehingga dapat dikeluarkan.
5. Mengecek komponen potensiometer pada setiap pengatur ( volume, bass dan treble)
dengan multimeter. Dalam pengeceken ternyata potensiometer pada pengatur bass dan
trebel masih dalam keadaan normal tapi bagian dalamnya kotor.

6. Setelah pengecekan dilakukan langkah selanjutnya yaitu membersihka potensiometer


pada pengatur bass dan trebel dengan menggunakan cairan contac cleaner sedangkan
potensiometer pada pengatur volume diganti dengan yang baru dan nilai resistansinya
sama (50kΩ).

7. Proses pembersihan potensio yaitu pertama-tama dengan melepaskan potensiometer


dari board tone control, caranya dengan memanaskan tenol pada kaki potensiometer
dengan solder kemudian jika sudah cair disedot menggunakan solder atraktor.

8. Setelah dilepas, potensiometer disemprot dengan cairan contac cleaner pada bagian
dalamnya kemudian diputar bolak-balik agar cairan dapat membersihkan sela-sela
bagian dalam potensiometer dari debu dan kerak atau karat.
9. Setelah itu melepas juga potensiometer pada pengatur volume seperti langkah
no.5

10. Kemudian memasang kembali potensio yang telah dibersihkan dan diganti
dengan cara memasukan kaki-kaki potensiometer pada lubangnya kemudian
dari bagian bawah PCB memanskan kaki potensio sebentar kemudian baru diberi
tenol tujuannya agar tenol dapat meresap dan kuat

11. Kemudian kami mengecek jalur input pada pcb, terdapat jalur jalur input yang
sudah terkelupas hal ini menyebabkan input speaker tidak tersambung

12. Proses penyambungan jalur input kami lakukan dengan pensolderan, saat
pensolderan jangan terlalu lama menempel pada pcb dikarenakan pcb akan
mengemung dan menambah kerusakan pada jalur.

13. Selanjutnya mengecek kembali ketiga fungsi yang sudah diperbaiki.

14.Speaker berfungsi seperti semula

15. Selesai.

D. HASIL SETELAH PERBAIKAN

Setelah dilakukan perbaikan dan pengecekan bagian tone control ternyata tidak ada
masalah pada bagian tersebut hanya terdapat kotoran karena sebelumnya tidak
pernah dibersihkan. Masalah utama kerusakan speaker terdapat pada bagian jalur
input pcb, dimana jalur tersebut sudah terkelupas sehingga jalur tersebut tidak
terhubung dan menyebebkan speaker tidak mengeluarkan suara sama sekali.

E. KESIMPULAN

- Tone Control pada sistem audio dapat dilakukan sebelum dan setelah penguat
tegangan. Penguat tegangan yang dimaksud pada bagian ini bukanlah power
amplifier, tetapi penguat sinyal audio yang akan diproses untuk diberikan ke power
amplifier.
-debu yang dan karat yg menempel pada potensiometer dapat menyebabkan
outputan dari potensiometer rusak (Nilai resistansinya acak atau tidak teratur dan
timbul noise/derau nya.).

-solderan pada komponen elektronika lama kelamaan bisa berkurang rekatan nya
maka bisa dilakukan pensolderan ulang ketika melakukan servise I perbaikan.

- setiap alat elektronik memiliki usia pakai, saat usia alat sudah cukup lama dan tidak
sering dilakukan perawatan, dapat menimbulkan permasalahan atau lebih parah lagi
menyebabkan alat tidak berfungsi.

Anda mungkin juga menyukai