Anda di halaman 1dari 9

Rangkaian Elektronika Komunikasi

Radio Penerima AM dan FM

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Hani Sukma Giri
2. Nur Fajriati
3. Reka Miftah Surury ( 5215141115 )

FAKULTAS TEKNIK
PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK ELEKTRONIKA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya kepada
kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami ini dengan baik.
Terima kasih kepada Pak Mufti selaku dosen pengajar pada mata kuliah
Rangkaian Elektronika Komunikasi yang telah memberikan tugas membuat makalah
kepada kami semua. Terima kasih juga kepada teman-teman yang telah banyak
membantu baik dengan tenaga maupun fikiran sehingga makalah ini dapat tersusun
dengan cepat. Adapun judul pada makalah ini adalah “Radio Penerima AM dan FM”
yang akan membahasa materi mengenai radio penerima AM dan radio penerima FM.
Dalam makalah ini mungkin banyak terdapat kekurangan di sana sini sehingga
membuat makalah ini kurang sempurna, Oleh karena itu kritik dan saran dari bapak
sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah kami ke depan. Jika terdapat
kesalahan kata maupun makna dalam makalah ini kami mohon maaf. Akhir kata kami
ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................i

Daftar Isi........................................................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah........................................................................................
1.2 Rumusan masalah................................................................................................
1.3 Tujuan masalah....................................................................................................

BAB II
ISI
2.1 Rangkaian blok penerima radio Amplitudo Modulation ( AM )..........................
2.2 Rangkaian blok penerima radio superheterodin..................................................
2.21 Frekuensi Pengantar ( IF )............................................................................

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................................

Daftar Pustaka..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang Masalah


Dalam teknik radio kita kenal berbagai macam cara modulasi antara lain modulasi
amplitudo yang kita kenal sebagai AM, modulasi frekuensi yang kita kenal sebagai FM dan
cara modulasi yang lain adalah modulasi fasa. Radio yang kita gunakan seharihari untuk
berbicara dengan rekan-rekan misalnya dengan pesawat HF SSB menggunakan modulasi AM
sedangkan pesawat VHF dua meteran umumnya digunakan modulasi FM. Pada modulasi
amplitudo (AM) getaran suara kita akan menumpang pada carrier yang berujud perubahan
amplitudo dari gelombang pambawa tadi seirama dengan gelombang suara kita.
Sedangkan dengan modulasi frekuensi (FM), gelombang suara kita akan menumpang
pada gelombang pembawa dan mengubahubah frekuensi gelombang pembawa seirama
dengan getaran audio kita. Rasanya bisa juga dikatakan bahwa pada AM, gelombang audio
menumpang secara transversal sedangkan pada FM audio kita menumpang secara
longitudinal. Transversal ialah getarannya tegak lurus dengan arah perambatan sedang
longitudinal ialah getarannya sama dengan arah perambatannya. Perangkat transceiver yang
banyak terdapat di pasaran dan yang kita pergunakan sekarang ini menggunakan dua macam
modulasi tersebut. Kebanyakan pesawat HF SSB menggunakan modulasi AM dan pesawat--
pesawat VHF dan UHF yang ada di pasaran, menggunakan modulasi FM.

2.2 Rumusan Masalah


Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berkut:
1. Apa saja bagian dari masing-masing blok pada rangkaian penerima radio AM
langsung?
2. Apa saja bagian dari masing-masing blok pada rangkaian penerima radio AM
superheterodin?
3. Apa saja fungsi masing-masing blok dari rangkaian penerima radio AM langsung?
4. Bagaimana gambar blok dari rangkaian penerima radio FM?
5. Bagaimana gambar blok dari rangkaian penerima radio superheterodin?
6. Bagaimana cara menghitung frekuensi osilator lokal jika frekuensi pemancar
diketahui?
7. Bagaimana cara menghitung frekuensi osilator lokal jika frekuensi lokal diketahui?
8. Apa saja bagian dari blok dari rangkaian penerima radio FM?
9. Apa saja perbedaan dari blok penerima mono dan stereo?

2.3 Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berkut:
1. Menyebutkan nama masing-masing blok dari rangkaian penerima radio AM langsung.
2. Menyebutkan nama masing-masing blok dari rangkaian penerima radio AM
superheterodin.
3. Menyebutkan fungsi masing-masing blok dari rangkaian penerima radio AM langsung.
4. Menggambarkan blok dari rangkaian penerima radio FM.
5. Menggambarkan blok dari rangkaian penerima radio superheterodin.
6. Menghitung frekuensi osilator lokal jika frekuensi pemancar diketahui.
7. Menghitung frekuensi osilator lokal jika frekuensi lokal diketahui.
8. Menyebutkan nama masing-masing blok dari rangkaian penerima radio FM.
9. Menyebutkan perbedaan blok penerima mono dan stereo.

BAB II
ISI

2.1 Rangkaian Blok Penerima Radio Amplitudo Modulation ( AM )


Gambar 1. Blok Penerima Langsung

Gambar Keterangan
Penguat frekuensi tinggi merupakan penguat selektif, hanya
frekuensi sinyal tertentu saja yang dikuatkan.

Demodulator atau detektor, memisahkan sinyal berfrekuensi rendah


dari sinyal berfrekuensi tinggi

Penguat frekuensi rendah menguatkan sinyal berfrekuensi rendah


dari demodulator sehingga mampu menggerakkan Loudspeaker.

Loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara.

Penerima langsung menerima sinyal tanpa perubahan besar frekuensi sampai pada tingkat
demodulator. Kekurangan pada penerima ini adalah penguatan frekuensi tinggi tergantung
pada lebar frekuensi. Untuk menerima dari pemancar lain rangkaian resonantor dari penguat
frekuensi tinggi harus ditala lagi. Untuk leluasa menerima banyak pemancar dibutuhkan
rangkaian resonator yang banyak pula.

2.2 Rangkaian Blok Penerima Radio Superheterodin


Gambar 2. Rangkaian Blok Penerima Radio Superheterodin

Gambar Keterangan
Penala memilih sinyal radio dengan frekuensi yang digunakan.

Osilator lokal membandingkan getaran lokal, untuk MW kira-kira


900 kH sampai 2000 kHz.

Pencampur, mencampur sinyal yang diterima ( dari penala ) dengan


sinyal dari osilator sehingga diperoleh sinyal dengan frekuensi
antara ( IF ). Frekuensi antara untuk semua sinyal penerimaan sama
yaitu antara 455 kHz sampai 470 kHz.
Penguat frekuensi antara ( IF ) menguatkan sinyal dengan frekuensi
antara ( IF ).

Demodulator atau detektor untuk mendapatkan sinyal frekuensi


rendah dari sinyal frekuensi antara ( IF ).

Penguat frekeunsi rendah menguatkan sinyal frekuensi rendah dari


demodulator sehingga mampu menggerakkan Loudspeaker.

Loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi suara.


Penerima superheterodin dikembangkan untuk memperbaiki selektifitas dari sinyal radio
dengan frekuensi yang berdekatan dengan cara menggiring semua frekuensi yang diterima
ke satu frekuensi tertentu yang seragam yaitu frekuensi IF. Hal ini akan mempermudah
pemrosesan selanjutnya karena rangkaian ditala pada frekuensi yang tetap sama dan tidak
berubah meskipun dipilih atau dirubah pada stasiun pemancar yang berbeda beda.
Istilah Superheterodin digunakan karena pada penerima ini terdapat perubahan frekuensi
penerimaan kedalam frekuensi antara ( IF ), sehingga terdapat beberapa besaran frekuensi
dalam penerima ini. Perubahan frekuensi penerimaan kedalam frekuensi antara adalah jika
ada dua buah sinyal sinusoidal dengan frekuensi yang berbeda dicampurkan sehingga kedua
sinyal tersebut saling mengalikan atau menambahkan dan dilewatkan pada sebuah fungsi
transfer tidak linier maka keluarannya akan mengandung komponen frekuensi jumlah dan
selisih dari kedua frekuensi tersebut.

2.2.1 Frekuensi Antara ( IF )


Pada penerima radio superheterodin, frekuensi sinyal yang diterima diubah kedalam
frekuensi yang lebih rendah yang diterima diubah kedalam frekuensi yang lebih rendah
yang disebut frekuensi anatara ( IF = Intermediate Frequency ). Frekuensi ini sama untuk
semua sinyal yang diterima baik dari band MW, LQ maupun SW yaitu antara 455 kHz
sampai 470 kHz. Penguatan utama dari sinyal yang diterima berada pada penguat
frekuensi antara ( IF ), frekuensi antara ( IF ) besarnya konstan sehingga hanya
diperlukan satu penguat untuk frekuensi antara ( IF ). Besarnya frekuensi antara dihitung
dengan persamaan berikut ini.

IF = fo-fe
Dengan fo = frekuensi osilator
fe = frekuensi penerimaan

Contoh soal
Berapa besar perubahan frekuensi osilator MW jika pemancar berfrekuensi 530 kHz sampai
1300 kHz seharusnya diterima?
Jawab :
fo = 530 kHz + 455 kHz
= 985 kHz
fo2 = 1300 kHz + 455 kHz
= 1755 kHz
Maka osilator bergetar dengan frekuensi antara 985 kHz hingga 1755 kHz.

Anda mungkin juga menyukai