Anda di halaman 1dari 44

TUGAS AKHIR

PERAWATAN DAN PERBAIKAN PERANGKAT BTS


(BASE TRANSCEIVER STATION) TELKOMSEL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh


Gelar Ahli Madya Teknik Pada Program Studi D3 Teknik Elektronika
Program Pendidikan Vokasi Universitas Halu Oleo

OLEH :
LUKMAN HARIS
NIM. P3D118033

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK ELEKTRONIKA


PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
UNIVERTSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

Pengusulan judul tugas akhir dari mahasiswa :


Nama : Lukman Haris
Nim : P3D118033
Judul : Perawatan dan Perbaikan Perangkat BTS (Base Transceiver Station)
Telkomsel.
Di periksa oleh masing-masing penguji dan revisi sesuai perbaikan ujian
tugas akhir.
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Yuni Aryani Koedoes, ST., MT Indrayati Galugu, ST., M.P.W


NIP. 197507222001122001 NIP. 197607012014092002

Nama Tim Tanda Tangan


Penguji

St. Nawal Jaya, ST.,M.Si Penguji I

Agustinus Lolok, ST.,M.PW. Penguji II

Sahabuddin Hay,ST,M.Eng Penguji III

Mengetahui,
KOORDINATOR PROGRAM STUDI
D3 TEKNIK ELEKTRONIKA

Sahabuddin Hay,ST,M.Eng
NIP. 19760506 200501 1002

i
HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Nama : Lukman Haris


Nim : P3D118033
Judul : Perawatan dan Perbaikan Perangkat BTS (Base Transceiver Station)
Telkomsel.
Dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa yang namanya tertera di atas
telah mengikuti ujian tugas akhir dan dinyatakan lulus pada ujian akhir Program
Studi D3 Teknik Elektronika, Program Pendidikan Vokasi, Universitas Halu Oleo,
Pada Hari Kamis tanggal 14 April 2022.

Tim Penguji :
Ketua Sidang : Yuni Aryani Koedoes,ST.,MT
Sekertaris Sidang : Indrayati Galugu,ST.,M.P.W
Penguji I : St. Nawal Jaya, ST.,M.Si
Penguji II : Agustinus Lolok, ST.,M.PW.
Penguji III : Sahabuddin Hay,ST,M.Eng

Menyetujui ,
DIREKTUR KOORDINATOR PROGRAM STUDI
PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI D3 TEKNIK ELEKTRONIKA

Dr. Arman Faslih, ST.,MT. Sahabuddin Hay, ST., M.Eng.


NIP. 19700120 199903 1 002 NIP. 19760506 200501 1 002

ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Pengusulan judul tugas akhir dari mahasiswa :


Nama : Lukman Haris
Nim : P3D118033
Judul : Perawatan dan Perbaikan Perangkat BTS (Base Transceiver
Station) Telkomsel.
Program Studi : D3 TEKNIK ELEKTRONIKA
Dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa yang namanya tertera di atas
dapat mengikuti ujian tugas akhir. Demikian keterangan ini di buat untuk di
pergunakan sebagaimana mestinya.

Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II

Yuni Aryani Koedoes,ST.,MT Indrayati Galugu,ST.,M.P.W


NIP. 197507222001122001 NIP. 197607012014092002

Mengetahui :

KOORDINATOR PROGRAM STUDI


D3 TEKNIK ELEKTRONIKA

Sahabuddin Hay,ST.,M.Eng
NIP. 19760506 200501 1002

iii
ABSTRAK
PERAWATAN DAN PERBAIKAN PERANGKAT BTS (BASE
TRANSCEIVER STATION) TELKOMSEL
LUKMAN HARIS
Pembimbing I : Yuni Aryani Koedoes,ST.,MT
Pembimbing II : Indrayati Galugu,ST.,M.P.W

Pada masa ini kebutuhan terhadap jasa telekomunikasi seluler di Indonesia


merujuk pada angka yang sangat besar. Angka pertumbuhan pelanggan ini harus
bisa diimbangi dengan pembangunan infrastrukturnya, PT. SRM Telkomsel
memiliki cara tersendiri dalam mengimbangi antara kebutuhan pelanggan dengan
pembangunan infrastruktur, yaitu membangun BTS atau Base Transceiver Station.
Solusi ini memiliki dampak negatif yaitu membuat PT. Telkomsel kehilangan
revenue atau loss provit jika BTS mengalami kerusakan atau gangguan akibat dari
pemakaian yang terus menerus. Untuk mengurangi nilai loss provit ini, PT. Sinar
Roha Mulia Mitra Telkomsel Kendari melakukan kegiatan maintenance atau
perawatan terjadwal pada perangkat BTS. Berdasarkan permasalahan tersebut,
maka pada kerja praktik yang dilaksanakan penulis bertujuan untuk bagaimana
memahami prosedur perbaikan pada perangkat BTS yang sudah terkomputerisasi
di PT. Telkomsel, Kendari. Hasil dari kegiatan kerja praktik yaitu diketahui
bahwa penerapan sistem komputerisasi pada PT. Sinar Roha Mulia Mitra
Telekomunikasi Selular Grapari Kendari membantu proses perbaikan perangkat
BTS dalam memenuhi kebutuhan informasi. Untuk memantau kerusakan pada
perangkat BTS dilakukan dengan cara sistem monitoring alarm.
Kata kunci: Perbaikan, BTS, Telkomsel.

iv
ABSTRACT
MAINTENANCE AND REPAIR OF TELKOMSEL BTS (BASE
TRANSCEIVER STATION) DEVICES
LUKMAN HARIS
Pembimbing I : Yuni Aryani Koedoes,ST.,MT
Pembimbing II : Indrayati Galugu,ST.,M.P.W
At this time the need for cellular telecommunications services in Indonesia
refers to a very large number. This customer growth rate must be balanced with
the infrastructure development, PT. Telkomsel's SRM has its own way of
balancing customer needs with infrastructure development, namely building BTS
or Base Transceiver Stations. This solution has a negative impact, namely making
PT. Telkomsel loses revenue or profit loss if BTS is damaged or disrupted due to
continuous use. To reduce the value of this loss profit, PT. Sinar Roha Mulia
Mitra Telkomsel Kendari carries out maintenance activities or scheduled
maintenance on BTS devices. Based on these problems, the practical work carried
out by the author aims to understand how to understand repair procedures on
computerized BTS devices at PT. Telkomsel, Kendari. The results of practical
work activities are known that the application of a computerized system at PT.
Sinar Roha Mulia, Grapari Kendari Cellular Telecommunication Partner, helps
the BTS equipment repair process to meet information needs. To monitor the
damage to the BTS device is done by means of an alarm monitoring system.
Keywords: Repair, BTS, Telkomsel.

v
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas bimbingan dan Rahmat
yang diberikan-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini
dengan judul “Perawatan Dan Perbaikan Perangkat BTS (Base Transceiver
Station) Telkomsel”. Laporan ini di susun untuk memenuhi persyaratan dalam
penyelesaian studi pada D3 Teknik Elektronika Program Pendidikan Vokasi
Universitas Halu Oleo. Dalam proses penyelesaian laporan ini, tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang dialami penulis karena keterbatasan kemampuan
dan pengetahuan yang dimiliki, oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan
saran/kritik yang sifatnya membangun, memperbaiki kekurangan sehingga
berguna untuk meningkatkan mutu dan kualitas laporan untuk masa yang akan
datang. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi diri penulis
khususnya dan umumnya bagi perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan.
Dalam skripsi ini penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Maka atas
dasar tersebut penulis ingin mengucapkan terima kasih, terutama kepada Orang
Tua saya La Harusu Dan Nurdiana dan Keluarga besar yang telah memberikan
dukungan moril dan materil serta do’a yang tulus dan ikhlas sehingga
terselesaikan laporan Tugas Akhir ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima
kasih kepada:.
1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zamrun F,S.Si.,M.Si.,M.Sc., selaku Rektor
Universitas Halu Oleo
2. Bapak Arman Faslih, ST., MT., selaku Direktur Program Pendidikan Vokasi
Universitas Halu Oleo
3. Bapak Sahabuddin Hay,ST.,M.Eng., selaku koordinator Program Studi D3
Teknik Elektronika Universitas Halu Oleo yang telah meluangkan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam menyelesaikan Tugas
Akhir ini.
4. Ibu Yuni Aryani Koedoes, ST.,MT selaku Dosen Pembimbing I serta Ibu
Indrayati Galugu, ST.,M.P.W selaku Dosen Pembimbing II yang telah

vi
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Bapak SURYA Selaku Manager di PT SRM MITRA TELKOMSEL
KENDARI
6. Kepada senior-senior yang ada pada PT SRM MITRA TELKOMSEL
KENDARI yang ikut dalam membimbing dan mengarahkan dalam
pembuatan Tugas Akhir ini.
7. Seluruh Dosen Program Studi D3 Teknik Elektronika Program Pendidikan
Vokasi yang sudah menyalurkan ilmunya selama ini serta para civitas
akademik yang telah memberikan dorongan dan bantuannya dalam proses
penyelesaian tugas akhir ini.
8. Kepada segenap staf Jurusan D3 Teknik Elektronika ibu Evi yang telah
membantu, mengurus dan menyelesaikan segala urusan administrasi proyek
Tugas Akhir..
9. Seluruh Keluarga Besar saya Nenek, Kakek, Paman, Tante, Kakak, Adik
yang berperan besar dalam memberikan dukungan kepada saya sehingga
saya mampu menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Kepada senior-senior saya yang sangat berperan dalam membantu dan
meluangkan waktunya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
11. Rekan-rekan seperjuangan magang khususnya Faisal, Misbah, Miftah, yang
sangat berperan dalam membantu menyelesaikan tugas akhir ini serta selalu
memberikan semangat kepada penulis.
12. Kepada kawan saya Muh Kadarismon, Muh Haerun, Muh Yusuf, Muh
Nasrul, Abdul Samat, Oza Nurhaliza, Islamiati, Riska, Wa Ode Rismawati,
dan masih banyak lagi yang tidak bisa di sebutkan satu persatu yang sangat
berperan membantu dan meluangkan waktunya dalam menyelesaikan Tugas
Akhir Ini.
13. Rekan-rekan Mahasiswa terkhusus kepada BARIKADE 018, GEMPUR
018, Electrical Community 018, maupun lintas angkatan yang selalu
memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

vii
Akhirnya penulis berharap mudah-mudahan Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi mahasiswa D3 Teknik Elektronika
Universitas Halu Oleo. Dengan penuh keikhlasan penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan pada Tugas Akhir ini, oleh karena itu segala masukan dan
kritik yang membangun akan sangat membantu untuk menyempurnakan Tugas
Akhir ini, terima kasih.

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN TUGAS AKHIR......................................................i


HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR.....................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING......................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................iv
ABSTRACT.............................................................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................2
1.4 Tujuan Tugas akhir.........................................................................................2
1.5 Manfaat Tugas akhir.......................................................................................2
1.6 Sistematika Penulisan.....................................................................................2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................4
2.1 Penelitian Terdahulu.......................................................................................4
2.2 Pengertian BTS...............................................................................................5
2.3 Fungsi BTS.....................................................................................................5
2.5 Komponen BTS..............................................................................................7
2.5.1 Tower.......................................................................................................7
2.6 Simbol Flowchart.........................................................................................13
BAB III
METODE...............................................................................................................14
3.1 Waktu Dan Tempat.......................................................................................14
3.2 Peralatan Penelitian......................................................................................14
3.3 Flowchart......................................................................................................15

ix
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................18
4.1. Komponen Perangkat Dan Fungsinya.........................................................18
4.1.1. Rectifier................................................................................................18
4.1.2 Transmisi...............................................................................................19
4.1.3 Power Distribution Box (PDB)..............................................................20
4.2. Prosedur Perbaikan Perangkat.....................................................................20
4.2.1. Prosedur Analisa OTT (Open Trouble Ticket).....................................20
4.2.2. Prosedur Proses Analisa Perangkat Mati.............................................21
4.3. Jenis – Jenis Penanganan Gangguan...........................................................21
4.3.1. Gangguan Pada Perangkat BTS............................................................21
4.3.2. Gangguan Alarm Dan Penanganannya.................................................23
BAB V
PENUTUP..............................................................................................................28
5.1 Kesimpulan...................................................................................................28
5.2 Saran.............................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Topologi.................................................................................................6
Gambar 2. Downlink dan Uplink ............................................................................7
Gambar 3. Antena Sectoral......................................................................................8
Gambar 4. Antena Microwave.................................................................................8
Gambar 5. Penangkal Petir......................................................................................9
Gambar 6. TRU........................................................................................................9
Gambar 7. Transmisi.............................................................................................10
Gambar 8. Rectifier...............................................................................................11
Gambar 9. Air Conditioner....................................................................................11
Gambar 10. Power Distribution Box.....................................................................12
Gambar 11. Grounding..........................................................................................13
Gambar 12. Flowchart Perawatan.........................................................................15
Gambar 13. Flowchart Perbaikan .........................................................................16
Gambar 14. Rectifier.............................................................................................18
Gambar 15. Transmisi...........................................................................................19
Gambar 16. Power Distribution Box.....................................................................20

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Simbol Flowchart....................................................................................13
Tabel 2. Peralatan Penelitian.................................................................................14
Tabel 3. Gangguan Pada Perangkat BTS..............................................................21

xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam gaya hidup modern yang selalu terhubung, hampir semua orang
membawa perangkat komunikasi seluler, seperti telepon konvensional atau ponsel
pintar. Adopsi besar-besaran perangkat layanan seluler ini menunjukkan bahwa
kompleksitas baru yang terkait dengan sosial, keamanan, dan etiket telah muncul
di area di mana keheningan diharapkan atau bahkan wajib, seperti di sekolah,
universitas, tempat ibadah, dan rumah sakit. Di beberapa lingkungan, penggunaan
ponsel tidak diinginkan, seperti ruang pertemuan, tempat ibadah, dan rumah sakit,
sedangkan penggunaannya di area sensitif keamanan harus dikontrol sesuai
dengan rencana keamanan.
Akhir-akhir ini kebutuhan terhadap jasa telekomunikasi seluler di Indonesia
merujuk pada angka yang terbilang sangat besar. Dalam bidang bisnis
telekomunikasi seluler, angka pertumbuhan pelanggan harus bisa diimbangi
dengan pembangunan infrastrukturnya. Salah satu contoh perusahaan provider
yang melakukan hal tersebut adalah PT. Telkomsel. PT. Telkomsel memiliki cara
tersendiri dalam mengimbangi antara kebutuhan pelanggan dengan pembangunan
infrastruktur, yaitu dengan membangun Base Transceiver Station atau disingkat
BTS. Tentunya solusi penambahan jumlah BTS ini memiliki sisi negatif bagi PT.
Telkomsel yaitu diantaranya bisa mengakibatkan PT. Telkomsel kehilangan
revenue atau loss provit apabila BTS pada perusahaan mengalami kerusakan atau
gangguan akibat dari pemakaian yang terus-menerus. BTS merupakan
infrastruktur yang sangat penting untuk Telkomsel.
Apabila BTS mengalami kerusakan sehingga terjadi BTS down, maka dapat
menimbulkan konsekwensi yang serius terhadap potential revenue dan berimbas
pada ketidakpuasan konsumen PT. Telkomsel. Untuk mengurangi nilai loss provit
tadi, PT. Telkomsel melakukan kegiatan maintenance atau perawatan terjadwal
pada perangkat BTS, guna menjaga BTS tersebut bekerja dengan baik sesuai
fungsinya.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang di atas, maka
masalah yang akan di bahas dalam tugas akhir ini bagaimana memahami prosedur
perbaikan dan perawatan pada perangkat BTS di PT SRM MITRA TELKOMSEL
KENDARI.
1.3 Batasan Masalah
Agar tugas akhir dapat di lakukan dengan lebih terarah maka tugas akhir ini
di batasi pada:
a) Prinsip kerja, prosedur perawatan dan perbaikan pada perangkat BTS
Telkomsel.
b) Hanya membahas mengenai komponen-komponen yang terdapat pada
perangkat BTS Telkomsel.
1.4 Tujuan Tugas akhir
a) Memahami komponen- komponen dan prinsip kerja masing-masing
perangkat dalam BTS.
b) Memahami cara melakukan perawatan dan perbaikan perangkat BTS
dengan cara yang baik dan benar.
1.5 Manfaat Tugas akhir
Adapun manfaat tugas akhir ini adalah dengan memahami prinsip kerja,
perawatan dan perbaikan sehingga dapat menimalisir biaya perawatan dan
perbaikan pada perangkat BTS.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam pembahasan proposal tugas akhir dilakukan dengan membagi
tiap- tiap bab sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan pustaka
Pada bab ini akan diuraikan tentang landasan teori dasar serta pendukung
yang membantu penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Di
antaranya teori tentang Base Transceiver Station, komponen-komponen

2
Base Transceiver Station, perawatan dan perbaikan perangkat pada Base
Transceiver Station.
BAB III Metodologi
Menguraikan waktu dan tempat, alat dan bahan, metodologi, dan flowchart.
3.1 Waktu Dan Tempat
Menentukan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan penelitian.
3.2 Peralatan Penelitian
Menguraikan alat-alat dan bahan yang digunakan pada saat melakukan
penelitian.
3.3 Flowchart
Menguraikan langkah proses perawatan dan perbaikan pada perangkat BTS.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian bab ini akan menjelaskan fungsi komponen perangkat BTS
serta cara melakukan perawatan dan perbaikan pada perangkat BTS.
BAB V PENUTUP
Merupakan bab penutup dari penulisan tugas akhir ini dimana isinya
mencakup kesimpulan dari tugas akhir ini dan saran yang dilakukan untuk
menyempurnakan hasil tugas akhir ini dimasa akan datang.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
a) Penelitian Oleh (Dwi Retnosari, Budi Setiadi. 2016). Implementasi Monitoring
Base Transceiver Station System (BTS) Berbasis Web. Adapun tujuan
dalam penelitian ini adalah Mengembangkan sebuah sistem aplikasi
sebelumnya dalam pengelolaan Monitoring Base Transceiver Station (BTS)
Berbasis Web pada PT Biliton Jaya Raya Banjarmasin . Dengan hasil
Teknologi Implementasi Monitoring Base Transceiver Station (BTS)
Berbasis Web ini maka pengolahan data dari setiap aktivitas
Troubleshooting akan lebih efisien jika menggunakan komputer bila
dibandingkan dengan cara manual sehingga dapat memudahkan dalam
melakukan pendataan, perbaikan, pengumpulan data, dan pengeditan data
yang tersimpan serta informasi yang dihasilkan lebih akurat sehingga
kesalahan yang disebabkan human error dapat dikurangi.
b) Penelitian oleh (Dhani Tyas Indrawanto¹, Burhanuddin Dirgantara², Dan
Mulyono³. 2009) dengan Jurnal Analisis Alarm Gangguan Pada Jaringan
Base Transceiver Station (BTS) Pada Pt. Telkomsel Regional Iv Jawa Barat
Dan Pembuatan Aplikasi Faulty Alarm Logging. Tujuan pada jurnal ini
adalah menganalisis alarm gangguan yang mempengaruhi kinerja jaringan
BSC dan BTS serta bagaimana langkah untuk meminimalkan alarm
gangguan. Dengan hasil Optimalisasi penanganan gangguan transmisi
dilakukan dengan perbaikan transmisi terutama pada link transmisi BSC
dengan MSC MBDG5.
c) Penelitian Oleh (Ma’ruf Nasrhul Haqqi. 2014). Monitoring dan penanganan
alarm pada BTS 3606. Adapun tujuan nya bagaimana mengetahui cara dan
monitoring dan penanganan alarm pada BTS. Dengan hasil penelitian proses
monitoring di lakukan untuk memantau, mengumpulkan data-data, serta
menjalankan fungsi perawatan pada BTS secara jarak jauh yaitu dengan
menggunakan (LMT) Local Maintanance Terminal.

4
2.2 Pengertian BTS
BTS ( Base Transceiver Station ) adalah hal utama dari sebuah layanan
telekomunikasi serta merupakan alat pemancar dan penerima yang menangani
akses radio serta alat ini berinteraksi langsung dengan stasiun seluler melalui air
interface. BTS merupakan penghubung jaringan suatu operator telekomunikasi
seluler dengan konsumennya. BTS juga adalah sebuah perangkat yang berfungsi
menghubungkan atau menjembatani perangkat komunikasi jaringan pengguna
seluler menuju jaringan lainnya. BTS-BTS yang terhubung kemudian dikontrol
oleh suatu perangkat yang disebut dengan BSC atau Base Station Controller,
perangkat ini dihubungkan dengan koneksi serat optik ataupun microwave. BSC
biasanya adalah sebuah discrete unit yang tergabung dalam TRX dalam perangkat
compact BTS. Base Station terdiri dari subsistem multiple base station transceiver
(BTS), sebuah kontrol stasiun dasar atau BSC (Base Station Controller) dan
manager stasiun dasar atau BSM (Base Station Manager).
2.3 Fungsi BTS
2.3.1 Sebagai Interkoneksi Daerah
BTS merupakan alat untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah
lainnya, meskipun daerah tersebut berada di tempat yang sulit untuk dijangkau
menggunakan alat transportasi. Alat ini memungkinkan suatu daerah yang
terpencil dapat terhubung dengan daerah lainnya karena dapat bertukar informasi
melalui gelombang radio yang dipancarkan oleh BTS maupun perangkat seluler.
Namun jauh dekatnya kekuatan sinyal dari BTS tetap bergantung pada kondisi
topografi suatu daerah. Sinyal di dataran (seperti perkotaan) cenderung akan stabil
dan dapat menjangkau hampir seluruh wilayah. Berbeda dengan lingkungan
pegunungan yang berbukit-bukit, sinyal cenderung akan sulit didapatkan di
lokasi-lokasi tertentu mengingat gelombang (kebanyakan GSM) yang dihasilkan
oleh BTS tidak bisa menembus pembukitan.
2.3.2 Mengontrol Kualitas Jaringan GSM
BTS dapat di gunakan untuk mengendalikan atau mengawasi kualitas GSM,
apalagi dalam hal frekuensi hopping dan antena diversity.
2.3.3 Sebagai Protokol Jalur Sinyal Radio

5
Setiap BTS akan mengurus sebuah sel, di mana setiap BTS akan mengatur
BCCH (Broadcast Control CHannel) dengan jumlah kanal pembawa maksimum 8
kanal. BTS dapat digunakan sebagai protokol dari jalur sinyal radio, jalur sinyal
informasi antara BSC dengan MS (Mobile Switch), maupun protokol interface
BSC.
BTS dapat berfungsi sebagai pemancar dan penerima (transceiver) sinyal
koneksi dari atau ke MS serta menghubungkan MS dengan bagian lain dalam
jaringan seperti Base Station Controller (BSC), Mobile Switching Center (MSC),
Short Message Service Center (SMSC), dan sebagainya dengan menggunakan tipe
radio antar muka. Kondisi tersebut dapat menjadikan fungsi BTS sebagai alat
perangkat komunikasi untuk pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain. Satu
jangkauan pancaran BTS dapat disebut Sel.
2.4 Topologi BTS
Kesamaan antara handphone dan BTS adalah keduanya disebut transceiver
karena sifat keduanya yang sama-sama dapat mengirimkan serta menerima
informasi sekaligus. Sehingga pada saat handphone mengirimkan suatu informasi
pada BTS, saat itu pun BTS juga dapat mengirimkan suatu informasi kepada
handphone dengan bersama-sama seperti saat kedua pelanggan mengobrol lewat
handphone berkomunikasi dua arah, keduanya dapat mengobrol berbarengan.
Topologi BTS ditunjukkan oleh Gambar berikut.

Sumber : Graf Dalam Topologi Jaringan


Gambar 1. Topologi

6
Seperti yang dapat dilihat pada gambar 2, fungsi dari BTS yaitu sebagai
interface untuk providing jaringan, jaringan ini berupa sinyal radio gelombang
elektromagnetik untuk penggunanya, contohnya seperti modem,
telepon/handphone, faxmail, dan lainnya. Arah komunikasi yang berasal dari BTS
menuju pengguna disebut dengan downlink, adapun untuk arah sebaliknya disebut
dengan uplik seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut.

Sumber : Jurnal Kapasitas Uplink dan Downlink Sistem Seluler WCDMA


Gambar 2. Downlink dan Uplink
2.5 Komponen BTS
BTS memiliki beberapa komponen, berikut akan dijelaskan beberapa
komponen yang terdapat dalam perangkat BTS.
2.5.1 Tower
Tower merupakan komponen wajib dari perangkat BTS sebagai sarana komunikasi
dan informasi yang berfungsi untuk tempat antenna dan radio baik transmitter atau
pemancar maupun receiver atau penerima gelombang telekomunikasi dan informasi
dipasang. Dalam tower BTS terdapat beberapa komponen yaitu
a. Antenna Sektoral
Antena sektoral berfungsi hampir sama dengan antena omnidirectional,
antena ini biasanya digunakan untuk mengakses point ke Point to Multi Point.
Antena ini mampu menjangkau 6-8 km. Jarak ini dimiliki antena sektoral karena
antena ini memiliki gain yang lebih tinggi dari pada antena omndirectional. Sudut
pancaran antena ini adalah 45-180º dan pemasangannya di anggap tidak maksimal
dalam di fungsi sinyal. Hasil frekuensi dan pancaran sinyal yang bagus dari antena
sektoral sering di jadikan sebagai pemancar sinyal pada tower GSM.

7
Sumber : Jurnal Rekayasa sistem dan Industri (JRSI).
Gambar 3. Antena Sectoral
b. Antenna Microwave
Microwave system adalah salah satu metode dengan pancaran dan penerima
gelombang mikro yang berfrekuensi sangat tinggi. Microwave System yang
dipakai yaitu dengan sistem indoor, meskipun antena microwave-nya sendiri
selalu terpasang pada menara. Antena Microwave Radio memiliki bentuk sama
seperti rebana, antena ini tergolong jenis antena dengan kinerja yang tinggi atau
biasa disebut dengan antenna high performance. Fungsinya menerima dan
memancarkan gelombang radio dari BTS ke BSC atau dari BTS ke BTS.

Sumber : Jurnal Implementasi Monitoring Base Transceiver Station System (BTS)


Berbasis Web
Gambar 4. Antena Microwave

8
c. Penangkal Petir
Penangkal petir atau Franklin Rod di pasang untuk menangkal petir saat
hujan agar tidak merusak perangkat yang dapat menyebabkan disfungsional
perangkat telekomunikasi.

Sumber : Profesional Teknologi Indonesia


Gambar 5. Penangkal Petir
d. Transmitter Receiver Unit (TRU)
Transmitter Receiver Unit (TRU) adalah hardware yang terletak pada Radio
Base Station dalam BTS yang berisi slot-slot kanal. TRU berfungsi untuk
mengubah sinyal optik menjadi sinyal radio kemudian ditransmisikan
menggunakan kabel feeder ke antena sedangkan pada sisi downlink.

Sumber : Sistem Telekomunikasi Indonesia


Gambar 6. TRU

9
e. Transmisi
Transmisi merupakan perangkat yang digunakan untuk mengatur slot trafik
pada BTS.

Sumber : Jurnal Rekayasa sistem dan Industri (JRSI).


Gambar 7. Transmisi
f. Rectifier
Rectifier sebagai penyearah tegangan dari tegangan AC yang berasal dari
PLN dikonversikan ke dalam tegangan DC untuk di konsumsi perangkat lainnya.
Salah satunya merk Power One, terdapat 6 buah modul, yang tiap-tiap modulnya
mensuplai 30 Ampere, karena minimal pemakaian perangkat adalah 45 Ampere,
maka paling tidak modul yang berfungsi sejumlah 3 buah modul (60 A). Biasanya
untuk BTS hanya di butuhkan tegangan DC sebesar +48 Vdc atau -48 Vdc.

Sumber : Rectifier telecom rectifier 48v telecom TP48600B-N16A2


Gambar 8. Rectifier

10
g. Air Conditioner  (AC)
Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur suhu di dalam shelter dan
komponen-komponen BTS lainnya.

Sumber : Sistem Telekomunikasi Indonesia


Gambar 9. Air Conditioner
h. Power Distribution Box (PDB)
Power Distribution Box atau PDB merupakan kotak yang berisi MCB atau
saklar-saklar power pada tiap-tiap perangkat yang berfungsi sebagai pemasok
daya.

Sumber : Jurnal Rekayasa sistem dan Industri (JRSI).


Gambar 10. Power Distribution Box

11
i. Grounding
Grounding berguna untuk dapat mengurangi atau mengatasi ancaman
bahaya yang berasal dari tegangan tinggi. Yang di gunakan kabel grounding pada
pemancar ini adalah kabel NYY dan karakteristik kabel NYY ialah memiliki dua
buah isolator (hal ini bisa di lihat dari kode YY yang ada pada kabel). Isolator
pada kabel berfungsi melindungi dari induksi dan loncatan arus antara inti kabel
dengan material lain dengan sifat konduktor penangkal petir (penghantar). Dengan
adanya dua buah isolator maka induksi dan loncatan dapat diredam dengan sangat
kecil hingga nyaris tidak terjadi. Untuk ukuran yang sering di pergunakan dalam
suatu sistem pemasangan instalasi penangkal petir yaitu ukuran penampang 25
mm2, 35 mm2, 50 mm2 hingga 120 mm2. Umumnya ukuran kabel NYY yang
sering di gunakan dalam instalasi penangkal petir adalah ukuran luas penampang
25 mm2 sampai 70 mm2. Sebagaimana diketahui standarisasi untuk ukuran
penampang kabel penghantar penurunan (down conductor) adalah minimal 50
mm2, sehingga untuk pemilihannya di sesuaikan dengan kebutuhan dan juga
memperhatikan faktor biaya.

Sumber : Profesional Teknologi Indonesia


Gambar 11. Grounding

12
2.6 Simbol Flowchart
Tabel 1. Simbol Flowchart
Yaitu simbol untuk permulaan (Star) atau akhir (Stop)
dari suatu kegiatan.

Yaitu simbol yang menyatakan proses input dan output


tanpa tergantung dengan jenis peralatannya.

Yaitu simbol yang menunjukan pengolahan yang tidak di


lakukan oleh komputer.

Yaitu simbol pemilihan proses berdasarkan komdisis


yang ada.

Yaitu simbol yang menyatakan suatu tindakan (proses)


yang di lakukan oleh komputer.

13
BAB III
METODE
3.1 Waktu Dan Tempat
Pelaksanaan penelitian ini direncanakan Mulai dari Bulan Desember-Mei
2022, bertempat di PT. Sinar Roha Mulia Kendari, Jalan Jati raya, Kecamatan
Kambu, Kelurahan Wowawanggu, Kota Kendari, Propinsi Sulawesi Tenggara.
3.2 Peralatan Penelitian
Tabel 2. Peralatan Penelitian

No Uraian Fungsi
1 Obeng set dan Kunci set Sebagai Untuk membuka atau mengunci
pada sebuah perangkat BTS
2 Kabel Ties Sebagai alat untuk mengikat kabel

3 Multimeter Sebagai alat troubleshooting untuk


mengetahui ada tidaknya hubungan
pendek pada rangkaian.
4 Konektor Sebagai alat penghubung kabel
5 APD Sebagai alat pelindung diri untuk
 Alat pelindung kepala melakukan pergantian atau pengecekan
 Alat pelindung tangan perangkat di atas maupun di bawah

 Alat pelindung kaki tower

 Sabuk dan tali keselamatan


6 Laptop Sebagai alat monitoring RAN yang
terdapat pada perangkat BTS

7 Tang Ampere Meter Sebagai mengukur tegangan listrik, dan


hambatan listrik

14
3.3 Flowchart

Mulai

Tahap Persiapan

Pengoprasian

Tahap
Pemberhentian

Perawatan

Tidak
Final
Check

Ya
Selesai

Gambar 12. Flowchart Perbaikan

15
Mulai

Tahap Persiapan

Pengecekan
Arus Listrik

Rectifier
Tidak

Pengecekan

Transmisi

Perbaikan

Tidak

Final
Check

Ya

Selesai

Gambar 13. Flowchart Perbaikan

16
Penjelasan Flowchart :
Flowchart Perawatan
1. Mulai
2. Tahap persiapan
3. Pengoprasian
4. Tahap Pemberhentian perangkat
5. Melakukan perawatan pada setiap perangkat
6. Final Chek periksa ulang keseluruhan perangkat.
7. Selesai
Flowchart Perbaikan
1. Mulai
2. Tahap persiapan
3. Pengecekan arus listrik
4. Rectifier
5. Pengecekan pada setiap perangkat yang ada
6. Transmisi
7. Perbaikan pada perangkat yang mengalami gangguan
8. Final chek periksa ulang keseluruhan perangkat.
9. Selesai

17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Komponen Perangkat Dan Fungsinya
4.1.1. Rectifier

1
2

Sumber : Site Bondoala Kendari


Gambar 14. Rectifier
1. Metro adalah jaringan komunikasi berskala metro yang berguna untuk
meningkatkan kinerja perusahaan.
2. Enva/Alarm Berfungsi memberitahukan apabila terjadi bahaya dan
kerusakan ataupun kejadian yang tidak di harapkan pada jaringan melalui
sinyal sehingga memberikan peringatan secara jelas agar dapat diantisipasi.
3. MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah untuk memutus aliran listrik secara
otomatis pada saat terjadi beban arus listrik melebihi kapasitas sesuai
kemampuan MCB, sehingga MCB off secara otomatis bisa karena overload,
atau terjadi konsleting pada instalasi listrik nya.
4. Modul Rectifier adalah papan sirkuit yang berfungsi untuk menjalankan
seluruh fungsi dan tugas dari BSC.

18
4.1.2 Transmisi

1
2
3
4

Sumber : Site BSC Lepo-Lepo


Gambar 15. Transmisi

1. Control Fan berfungsi untuk memberikan ventilasi dan disipasi pada kabinet
lalu mendeteksi temperature dari cabinet. Modul FAN ini memiliki 2
kemampuan untuk mengatur suhu, salah satunya berdasarkan dari
temperature yang di deteksi oleh FAN dan yang kedua mengatur
temperature berdasarkan perintah dari unit central Processing.
2. Dcpdb 7 berfungsi untuk membagi load dc RRU
3. BBU berfungsi menghubungkan BTS ke sisi jaringan transmisi sebagai
pertukaran informasi.
4. Dcpdb 10 berfungsi untuk membagi load dc RRU.

19
4.1.3 Power Distribution Box (PDB)

2 3

Sumber : Jurnal Rekayasa sistem dan Industri (JRSI).


Gambar 16. Power Distribution Box
1. Fungsi MCB (miniature circuit breaker) adalah untuk memutus aliran listrik
secara otomatis pada saat terjadi beban arus listrik melebihi kapasitas sesuai
kemampuan MCB, sehingga MCB off secara otomatis bisa karena overload,
atau terjadi konsleting pada instalasi listrik nya.
2. Fungsi Arrester mencegah lonjakan tegangan agar tidak sampai merusak
berbagai peralatan listrik.
3. Fungsi Stop Kontak adalah menjadi alat pemutus ketika terjadi kontak
diantara arus negatif, positif dan grounding dalam instalasi listrik.
4. Fungsi Busbar Grounding suatu tempat bersatunya grounding.
4.2. Prosedur Perbaikan Perangkat
Berikut prosedur perbaikan BTS Telkomsel yaitu:
4.2.1. Prosedur Analisa OTT (Open Trouble Ticket)
Operation Maintenance Servis (OMC) mengeluarkan Number Trouble
Ticket (TT). OMC ini bertujuan untuk membantu proses penanganan dan
administrasi yang efisien dan tersentral dari sebuah sistem seperti BTS. Proses
OTT ini dikeluarkan karena terlihat adanya perangkat BTS Telkomsel yang sering
mati (Off) pada alarm. Dengan adanya OTT ini durasi Time Off nya dapat
diketahui oleh seluruh atasan dan staff yang bekerja di bagian area tersebut. OTT
tersebut dan surat izin masuk ke site di bagikan dan di informasikan keseluruh

20
operator enginer masing-masing agar segera di tangani perangkat yang sedang
mati.
4.2.2. Prosedur Proses Analisa Perangkat Mati
Setelah proses OTT serta surat izin masuk ke site dikeluarkan dan telah
sampai ke pihak area yang bersangkutan, langkah selanjutnya proses analisa
perangkat yang rusak yang menyebabkan BTS mati. Langkah pertama
pengecekan kelistrikan ( PLN ) aman atau tidaknya dari tegangan listrik. Jika arus
listrik normal lanjut pengecekan di sisi perangkat cek satu – persatu module
apakah ada yang rusak atau tidak jika di dapat perangkat yang rusak segera
lakukan pergantian.
4.3. Jenis – Jenis Penanganan Gangguan
4.3.1. Gangguan Pada Perangkat BTS
Berikut dari jenis – jenis penanganan gangguan pada perangkat pada BTS
Telkomsel :
Tabel 3. Gangguan Pada Perangkat BTS

No Gangguan Cara Penanganannya

1 Baterai tidak mampu mem - back Mengganti ulang baterai yang di


up apabila terjadi pemadaman gunakan oleh RBS.
listrik.

2 Baterai hilang Menambahkan baterai

3 Terjadi kerusakan pada module Melakukan restart RBS, jika masih


yang terdapat pada RBS. terdapat kesalahan maka ganti board
yang bermasalah.

4 Adanya kebocoran sinyal di Memeriksa VSWR antena sektoral


bagian feeder antena sektoral yang melalui jumper kabel feeder dengan
dapat menyebabkan RBS bad anristu.
performance.

21
5 RBS down atau out of service, Periksa pada bagian transmisi apakah
dengan kata lain RBS tidak dapat ada link yang terputus, jika memang
memancarkan sinyal ke BSC atau link transmisi yang terputus kemudian
ke RBS lain. periksa lagi apakah ada Hub yang
terputus.

6 Temperatur di dalam shelter Menurunkan suhu ruangan shelter dan


terlalu tinggi. menjaga agar tetap stabil.

7 Ada genangan air di sekitar Mengunjungi lokasi dan


lingkungan RBS. membersihkan setiap genangan yang
ada di lingkungan RBS.

8 Jumlah dari slip frame yang di Saluran transmisi untuk RBS harus di
hasilkan melebihi ambang. konfigurasi ulang.

9 Peer equipment tidak tersedia Batalkan mode loopback dalam peer


sehingga saluran menjadi terputus equipment serta memeriksa apakah
jalur transmisi RBS sudah dalam
kondisi yang benar.

10 Lokasi permulaan dari frame tidak Memperbaiki koneksi antara E1


dapat di tunjukkan. dengan peralatan transmisi. Kemudian
memeriksa apakah kabel grounding
E1 sudah normal dan kulit
pembungkus rusak atau tidak.

11 Tidak ada sinyal pada masukan Memperbaiki transmisi dari satuan A-


sehingga layanan pada saluran A- interface yaitu antar muka yang
interface-kan terputus. menangani BSS dengan MSC.

22
12 Pada sisi Tx dalam keadaan LOF ( Hampir sama dengan jenis alarm
Loss Of Frame ) atau LOS ( E1/T1 LOS ( Loss Of Signal ) cara
Lossof Signal ). Menyebabkan penanganannya yaitu dengan
pengiriman sinyal dalam A- menangani kesalahan pada rangkaian
interface menjadi terputus. penerima serta jalur transmisi.

4.3.2. Gangguan Alarm Dan Penanganannya


Berikut adalah beberapa alarm yang sering muncul pada perangkat transmisi
RTN.
4.3.2.1 Temp Alarm
TEMP ALARM adalah alarm yang mengindikasikan bahwa suhu
perangkatnya melewati ambang batas normal. Bisa jadi terlalu dingin, tapi yang
sering terjadi adalah suhu yang terlalu panas akibat dari alarm ini adalah board
yang mengalami alarm ini tidak bekerja secara normal.
Adapun kemungkinan penyebab dari alarm ini adalah :
 Suhu pada board melewati ambang batas normal
 Blok pada bagian pendeteksi suhunya mengalami kerusakan
Untuk penanganan alarm ini, lakukan langkah berikut :
1. Untuk penyebab suhu pada board melewati ambang batas normal :
 Jika alarmnya muncul di perangkat ODU, maka aturlah kondisi ODU nya dari
penyebab munculnya alarm tersebut ( terutama apabila terjadi overheat
karena panasnya matahari, cobalah untuk meneduhkan ODU tersebut untuk
mengurangi overheat )
 Jika alarmnya muncul di IDU, periksa apakah perangkat temperature control
seperti air conditioner, bekerja dengan baik.
 Periksa apakah lubang pembuangan panas pada IDU tertutup atau terhalang.
2. Untuk penyebab blok bagian pendeteksi suhunya mengalami kerusakan :
 Jika suhu disekeliling board yang bermasalah normal, tidak ada masalah
untuk pembuangan panas, tapi masih muncul alarmnya, maka gantilah board
tersebut.

23
4.3.2.2. Power Abnormal
POWER ABNORMAL adalah alarm yang mengindikasikan bahwa input
power supply bekerja dengan tidak normal. Alarm ini muncul pada blok power
supply. Akibatnya blok power supply bekerja dengan tidak normal dan bisa
berimbas pada kinerja perangkat yang lainnya. Alarm ini akan muncul di board
power atau Power Input Unit ( PIU ).
Adapun kemungkinan penyebab dari alarm ini adalah :
 Kabel power putus, rusak, atau terpasang dengan tidak baik.
 Input power pada board tidak normal
Untuk penanganan alarm ini, lakukan langkah berikut :
1. Untuk penyebab kabel power putus, rusak, atau terpasang dengan tidak
baik :
 Periksa apakah kabel power putus, rusak, atau terpasang dengan tidak baik.
Jika terputus atau rusak, gantilah dengan kabel power yang tepat. Jika
terpasang dengan tidak baik sambung ulang kabel power tersebut.
2. Untuk penyebab Input power pada board tidak normal :
 Hubungi teknisi bidang power supply untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
4.2.2.3. Eth Los
ETH LOS adalah alarm yang menandakan hilangnya koneksi pada port
Ethernet. Akibatnya saat ETH_LOS muncul, service pada port yang bersangkutan
akan terganggu.
Kemungkinan penyebab dari alarm ini adalah :
1. Komunikasi pada blok port Ethernet gagal karena port pengirim dan port
penerima bekerja pada mode yang berbeda/tidak sinkron
2. Kabel Ethernet atau kabel fiber rusak
3. NE lokal rusak
4. NE berlawanan rusak
Untuk penanganan alarm ini, lakukan langkah berikut :
1. Untuk penyebab komunikasi pada blok port Ethernet gagal karena port
pengirim dan port penerima bekerja pada mode yang berbeda/tidak
sinkron :

24
 Periksa apakah port pengirim dan port penerima bekerja pada mode yang
sama/sinkron. Setelah di atur, lanjutkan pengecekannya pada penyebab
selanjutnya
2. Untuk penyebab kabel Ethernet atau kabel fiber rusak :
 Periksa kabel Ethernet atau jumper fiber yang terkoneksikan ke port yang
mengalami alarm tersebut
3. Untuk penyebab NE lokal rusak :
 Periksa kerusakan yang terjadi pada port yang mengalami alarm tersebut
4. Untuk penyebab NE berlawanan rusak :
 Periksa kesalahan alarm yang terjadi pada port perlengkapan interkoneksi
 Perbaiki kerusakannya.
4.3.2.4. Fan Fail
FAN FAIL adalah alarm yang menunjukan bahwa kipas anginnya rusak.
Saat FAN_FAIL muncul, sistem pada pembuangan panas terganggu. Setelah
alarm nya di laporkan, segeralah di clear kan, atau layanan nya akan terganggu
atau perangkatnya akan rusak.
Penyebab dari alarm ini adalah :
1. Board dan backplanenya terpasang kurang baik.
Untuk penyebab board dab backplanenya terpasang kurang baik.
 Lepas board kipas. Bersihkan debu di kipas dan pasang lagi kipasnya.
2. Kerusakan pada kipas anginnya.
Saat kipas anginnya rusak, lakukan langkah berikut :
 Ganti kipas angin yang rusak dengan yang baru setelah 96 jam jika ambient
temperaturnya dalam kisaran 0oC sampai 40oC.
 Ganti kipas angin yang rusak dengan yang baru setelah 24 jam jika ambient
temperaturnya sudah melebihi 40oC.
4.3.2.5. Hard Bad
HARD BAD adalah alarm yang mengindikasikan terdapat kesalahan pada
sisi hardware nya, board tertentu atau port tertentu. Akibatnya adalah perangkat

25
yang bersangkutan berfungsi dengan kurang baik. Jika board IF yang terkena dan
memilki konfigurasi 1+1 protection, switching protection akan terjadi.
Penyebab dari alarm ini adalah :
1. Board dan backplane terhubung dengan tidak baik.
2. Ada board tertentu yang rusak.
3. Ada slot yang rusak.
Untuk penanganan alarm ini, lakukan langkah berikut :
1. Untuk penyebab board dan backplane terhubung dengan tidak baik :
 Lepas dan pasang kembali board yang terkena alarm tersebut. Lalu, periksa
apakah alarm tersebut sudah terselesaikan.
2. Untuk penyebab ada board tertentu yang rusak.
 Ganti board tersebut, lalu periksa apakah alarmnya sudah terselesaikan
3. Untuk penyebab ada slot yang rusak.
 Hubungi teknisi untuk menangani slot yang rusak tersebut, Umumnya, slot
tersebut bisa rusak karena slotnya rusak atau bengkok. Lepaskan board
tersebut dan gunakan senter untuk memeriksa apakah pada slot tersebut ada
kerusakan slotnya atau bengkok.
 Jika ada slot yang tidak terpakai, pasang board ke slot tersebut pada NE nya.
Maka, board tersebut dapat bekerja dengan normal.
4.3.2.6. Radio Rsl Low
RIDIO RSL LOW adalah alarm yang mengindikasikan daya radio yang
diterima sangatlah rendah, alarm ini akan di laporkan bila daya yang terdeteksi
sama dengan atau di bawah dari daya ambang arus ODU ( -90 dBm ). Jika alarm
MW_BER_EXC, MW_BER_SD, MW_LOF atau MW_FEC_UNCOR tidak
muncul, maka layanannya tidak terganggu.
Penyebab dari alarm ini adalah :
1. Ada alarm tertentu yang muncul di site berlawanan
2. Daya pancaran dari site yang berlawanan sangatlah kecil
3. ODU mengalami kerusakan
4. Sinyal attenuasi pada radio link sangatlah besar.
Untuk penanganan alarm ini, lakukan langkah berikut :

26
1. Untuk penyebab alarm serupa muncul di site yang berlawanan.
 Periksa apakah ada alarm RADIO_MUTE, CONFIG_NOSUPPORT,
RADIO_TLS_LOW, dan BD_STATUS. Jika ada , maka prioritaskan untuk
menangani alarm tersebut .
2. Untuk penyebab daya pancaran dari site yang berlawanan sangatlah
kecil.
 Lihat dan periksa konfigurasi radio link pada IF/ODU apakah daya
pancarannya ke site berlawanannya normal. Jika kekurangan daya terima,
naikkan daya pancarannya bila daya pancarannya masih pada jangkauan yang
telah di tentukan. Jika masih tidak berhasil maka gantilah ODU di site yang
berlawanan itu.
3. Untuk penyebab ODU mengalami kerusakan
 Gantilah ODU
4. Untuk penyebab sinyal attenuasi pada radio link sangatlah besar
 Periksa history alarm nya, apakah alarm tersebut sering muncul. Jika iya,
hubungi ke bagian perencanaan jaringan untuk merubah konfigurasi nya.
 Periksa apakah antena nya dengan antena yang di tuju sudah di atur dengan
benar. Jika tidak, atur ulang antena nya seperti kalibrasi ulang antena
( pointing ).
 Periksa apakah ada gunung atau bangunan yang menghalangi arah tembakan.
Jika iya, hubungi orang bagian perencanaan jaringan untuk memodifikasi
desain perencanaan nya.
 Periksa apakah arah polarisasi pada antena, ODU, dan Hybrid Coupler nya
terpasang dengan benar. Jika tidak, atur ulang polarisasi nya.
 Periksa apakah outdoor unit seperti antena, combiner, ODU, dan flexible
waveguide nya rusak. Jika iya, ganti unit yang rusak tersebut.
 Periksa penguatan pada antena baik daya pancar maupun daya terimanya
memenuhi kriteria. Jika tidak, ganti antena nya.

27
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Penerapan sistem komputerisasi pada Pt. Sinar Roha Mulia Kendari agar
dapat membantu proses perbaikan perangkat BTS dalam memenuhi
kebutuhan informasi. Agar dapat mengetahui keadaan perangkat BTS yang
sedang rusak atau tidaknya
2. Gangguan transmisi paling tinggi terjadi di BTS. Penyebabnya karena link
transmisi yang kurang bagus antara BTS dengan MSC, multipath fading,
dan interferensi. Optimalisasi penanganan gangguan transmisi dilakukan
dengan perbaikan transmisi terutama pada link transmisi BTS dengan MSC.
3. Fungsi operating and maintenance untuk menjaga kualitas jaringan agar
tetap optimal diperlukan monitoring secara terus menerus dengan
melakukan monitoring unjuk kerja jaringan dan melakukan konfigurasi
remote serta pengaturan aktivitas kesalahan dan monitoring.
5.2 Saran
Adapun saran dari tugas akhir ini yaitu menambahkan suatu aplikasi
iManager u2000 agar dapat meningkatkan komunikasi pada saat perbaikan
perangkat BTS agar proses perbaikan tidak memakan waktu yang lama.

28
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Retnosari, dan Budi Setiadi. 2016. “Implementasi Monitoring Base
Transceiver Station System (BTS) Berbasis Web” Vol 9, Nomor 2 (Halaman 109-
114). Banjarmasin: Universitas Islam Kalimantan (UNISKA).
Felyta Emasriani, Reni Rahmadewi, 2018. “Analisa Efektifitas Perbaikan
Perangkat BTS Telkomsel Karawang dengan iManager u2000 software” Vol 14,
Nomor 1 (Halaman 114-120). Universitas Singaperbangsa Karawang.
Dhani Tyas Indrawanto, Burhanuddin Dirgantara,dan Mulyono. 2009.
“Analisis Alarm Gangguan Pada Jaringan Base Transceiver Station (BTS) Pada
Pt. Telkomsel Regional Iv Jawa Barat Dan Pembuatan Aplikasi Faulty Alarm
Logging”. Universitas Telkom.
Anggriawan, A., Saedudin, R. R., & Kurniawati, A. 2015. “Optimalisasi
Umur BTS, Jumlah Maintenance Site Crew Dan Penentuan Biaya Maintenance
Dengan Menggunakan Metode Life Cycle Cost” (Studi Kasus: PT TELKOMSEL
INDONESIA). Jurnal Rekayasa sistem dan Industri (JRSI).
Charles Hariyadi. 2009. “Graf Dalam Topologi Jaringan”
https://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Matdis/2009-2010/
Makalah0910/MakalahStrukdis0910-007,
diakses pada 17 Maret 2022 Pukul 21.51.
Yunpan. 2016. “Rectifier telecom rectifier 48v telecom TP48600B-N16A2”
https://www.google.com/search?
q=rectifier+pada+jaringan+telkomsel&tbm=isch&chips=q:rectifier+pada+jaringa
n+telkomsel,online_chips:tower:vrK3nn7utKs
%3D&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwjd9q-
6xar3AhWxhNgFHSgcCUoQ4lYoAnoECAEQIA&biw=1349&bih=640#imgrc=q
7Tufp63sr5owM&imgdii=iooVWlzwRBWGNM,
diakses pada 17 Maret 2022 Pukul 23.14.
Faris Hidayat. 2019. “Macam-macam antena jaringan”

29
https://www.google.com/search?
q=antena+sectoral&tbm=isch&source=iu&ictx=1&vet=1&fir=3gFDINEflFDZb
M%252CvFJEJHPHSm7A3M%252C_%253BnHOuMCakd0RioM
%252CfdZV24iAYjHDvM%252C.

30

Anda mungkin juga menyukai