Anda di halaman 1dari 6

KEGIATAN BELAJAR

KD 20 Proses kerja pembangkitan FM

A. Tujuan
Setelah selesai pelajaran siswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan Pengertian Pembangkit FM
2. Menjelaskn kebebihan FM
3. Menjelaskan Teori Modulator FM
4. Menggambarkan rangkaian modulator FM

B. Uraian Materi.
1. Pengertian FM
Modulator FM digunakan untuk menghasilkan sinyal FM, yang merupakan sinyal
hasil penumpangan sinyal pemodulasi dengan sinyal pembawa yang berubah
terhadap frekuensinya

2. Kelebihan FM

a. Lebih tahan noise


Frekuensi yang dialokasikan untuk siaran FM berada diantara 88 – 108 MHz,
dimana pada wilayah frekuensi ini secara relatif bebas dari gangguan baik
atmosfir maupun interferensi yang tidak diharapkan. Jangkauan dari sistem
modulasi ini tidak sejauh, jika dibandingkan pada sistem modulasi AM dimana
panjang gelombangnya lebih panjang. Sehingga noise yang diakibatkan oleh
penurunan daya hampir tidak berpengaruh karena dipancarkan secara LOS
(Line Of Sight).

b. Bandwith yang Lebih Lebar


Saluran siar FM standar menduduki lebih dari sepuluh kali lebar bandwidth
(lebar pita) saluran siar AM. Hal ini disebabkan oleh struktur sideband nonlinear
yang lebih kompleks dengan adanya efek-efek (deviasi) sehingga memerlukan
bandwidth yang lebih lebar dibanding distribusi linear yang sederhana dari
sideband-sideband dalam sistem AM. Band siar FM terletak pada bagian VHF
(Very High Frequency) dari spektrum frekuensi di mana tersedia bandwidth yang
lebih lebar daripada gelombang dengan panjang medium (MW) pada band siar
AM.

c. Fidelitas Tinggi
Respon yang seragam terhadap frekuensi audio (paling tidak pada interval 50
Hz sampai 15 KHz), distorsi (harmonik dan intermodulasi) dengan amplitudo
sangat rendah, tingkat noise yang sangat rendah, dan respon transien yang
bagus sangat diperlukan untuk kinerja Hi-Fi yang baik. Pemakaian saluran FM
memberikan respon yang cukup untuk frekuensi audio dan menyediakan
hubungan radio dengan noise rendah. Karakteristik yang lain hanyalah
ditentukan oleh masalah rancangan perangkatnya saja.

d. Transmisi Stereo
Alokasi saluran yang lebar dan kemampuan FM untuk menyatukan dengan
harmonis beberapa saluran audio pada satu gelombang pembawa,
memungkinkan pengembangan sistem penyiaran stereo yang praktis. Ini
merupakan sebuah cara bagi industri penyiaran untuk memberikan kualitas
reproduksi sebaik atau bahkan lebih baik daripada yang tersedia pada rekaman
atau pita stereo. Munculnya compact disc dan perangkat audio digital lainnya
akan terus mendorong kalangan industri peralatan dan teknisi siaran lebih jauh
untuk memperbaiki kinerja rantai siaran FM secara keseluruhan.

e. Hak komunikasi Tambahan


Bandwidth yang lebar pada saluran siar FM juga memungkinkan untuk memuat
dua saluran data atau audio tambahan, sering disebut Subsidiary
Communication Authorization (SCA), bersama dengan transmisi stereo. Saluran
SCA menyediakan sumber penerimaan yang penting bagi kebanyakan stasiun
radio dan sekaligus sebagai media penyediaan jasa digital dan audio yang
berguna untuk khalayak

5. Teori Modulasi Frekuensi (FM)

Baik FM (Frekuensi Modulation) maupun PM (Phase Modulation) merupakan kasus


khusus dari modulasi sudut (angular modulation). Dalam sistem modulasi sudut
frekuensi dan fasa dari gelombang pembawa berubah terhadap waktu menurut
fungsi dari sinyal yang dimodulasikan (ditumpangkan). Misal persamaan gelombang
pembawa dirumuskan sebagai berikut :

Uc = Ac sin (wc θ + c)

Dalam modulasi amplitudo (AM) maka nilai ‘Ac‘ akan berubah-ubah menurut fungsi
dari sinyal yang ditumpangkan. Sedangkan dalam modulasi sudut yang diubahubah
adalah salah satu dari komponen ‘wc θ+ c‘. Jika yang diubah-ubah adalah komponen
‘wcθ‘ maka disebut Frekuensi Modulation (FM), dan jika komponen ‘c‘ yang
diubahubah maka disebut Phase Modulation (PM).
Jadi dalam sistem FM, sinyal modulasi (yang ditumpangkan) akan menyebabkan
frekuensi dari gelombang pembawa berubah-ubah sesuai perubahan frekuensi dari
sinyal modulasi. Sedangkan pada PM perubahan dari sinyal modulasi akan merubah
fasa dari gelombang pembawa. Hubungan antara perubahan frekuensi dari
gelombang pembawa, perubahan fasa dari gelombang pembawa, dan frekuensi
sinyal modulasi dinyatakan sebagai indeks modulasi (m) dimana :

m = Perubahan frekuensi (peak to peak Hz) / frekuensi modulasi (Hz)

Dalam siaran FM, gelombang pembawa harus memiliki perubahan frekuensi yang
sesuai dengan amplituda dari sinyal modulasi, tetapi bebas frekuensi sinyal modulasi
yang diatur oleh frekuensi modulator.

6. RANGKAIAN MODULATOR FM 1

Berikut adalah gambar dari rangkaian modulator FM.


Gambar rangkaian modulator FM

Prinsipnya adalah bahwa sinyal informasi yang diberikan akan ditumpangkan


pada sinyal carrier sehingga bentuk sinyal carrier nantinya akan sesuai dengan
sinyal informasi (dalam hal ini adalah frekuensinya). Rangkaian diatas
menunjukkan adanya kapasitansi varaktor (Cv) yang merupakan pengendali
frekuensi di dalam modulator. Varaktor merupakan dioda yang diberi tegangan
balik sehingga dapat bekerja sebagai kapasitor dimana nilai kapasitansinya
tergantung pada tegangan yang diberikan. Jadi dengan mengubah tegangan
input pada varaktor, maka frekuensi dalam modulator akan berubah.

Bila tegangan input merupakan sebuah sinyal pembawa, maka frekuensi dalam
modulator akan berubah sesuai dengan perubahan sinyal pembawa. Ini sesuai
dengan prinsip modulasi frekuensi yang telah dijelaskan di awal. Output pada
modulator FM ini merupakan sinyal dari modulator yang frekuensinya telah
diubah-ubah sesuai dengan sinyal informasi.

Adapun rangkaian lain yang dapat digunakan untuk modulator FM adalah


rangkaian osilator dengan VCO (Voltage Controlled Oscillator). Osilator dapat
digunakan untuk membangkitkan sinyal informasi yang dapat dengan mudah
diganti frekuensinya. VCO digunakan untuk memodulasi sinyal dari osilator,
prinsip kerjanya sama dengan rangkaian modulator diatas. Di dalam VCO juga
terdapat varaktor yang mengendalikan frekuensi sinyal di dalam VCO. Keduanya
dapat dirangkai sehingga menjadi sistem PLL (Phase Locked Loop) yang
menghasilkan output yang lebih stabil tetapi dapat dengan mudah diubah-ubah.

Gambar contoh dari osilator kristal (a) dan VCO (b)


5. CARA KERJA RANGKAIAN MODULATOR FM 2

Secara sederhana gelombang yang termodulasi FM dapat dihasilkan dengan


mengguna-kan komponen dioda varactor. Dioda varactor adalah komponen dioda
yang dirancang untuk memberikan nilai kapasitansi variabel sebagai fungsi dari
tegangan yang diberi-kan pada terminalnya. Kita telah mengetahui bahwa,
persambungan (junction) bahan se-mikonduktor pn pada sebuah dioda memang
membentuk sebuah struktur satu kapasitor keping sejajar. Kapasitor ini akan
mempunyai nilai kapasitansi yang berubah-ubah sesuai ketebalan daerah
persambungan, d, sesuai dengan rumus nilai kapasitansi,

dimana : ε = koefisien dielektrik bahan


A = luas penampang persambungan pn
d = tebal daerah persambungan sbg. fungsi tegangan reverse

Karena nilai kapasitansi tersebut bergantung pada nilai tegangan reverse, maka
pengo-perasian dioda varactor selalu pada posisi prategangan mundur (reverse
bias). Dioda varactor ditempatkan pada tank circuit satu osilator seperti ditunjukkan
pada gambar. Karena nilai kapasitansi dioda varactor tersebut merupakan komponen
nilai total kapasi-tansi yang menentukan besar frekuensi osilasi, maka ketika nilai
tersebut berubah-ubah sebagai fungsi tegangan sinyal pemodulasi, frekuensi osilasi
yang dihasilkan juga akan berubah sesuai keadaan itu. Dengan kata lain, telah
terjadi modulasi frekuensi pada satu sinyal carrier.

Nampak pada gambbar di atas, bahwa komponen penentu frekuensi osilasi adalah,
L, Cd, dan C, yang membentuk satu tank circuit osilator Colpitts, dan nilainya tertentu
dari persamaan berikut,

Rangkaian mendapat catu tegangan VCC melalui sebuah RFC (radio frequency
choke) yang berfungsi sebagai penahan sinyal RF masuk ke batere V CC. Sinyal
pemodulasi di-masukkan melalui satu RFC juga yang berfungsi menahan sinyal RF
untuk masuk ke sumber sinyal pemodulasi. Sementara sinyal termodulasi FM
diperoleh dari kolektor transistor.

Tegangan reverse yang dikenakan pada dioda varactor dalam hal ini, adalah V CC
yang memberikan catu tegangan pada rangkaian. Hubungan antara nilai kapasitansi
Cd de-ngan tegangan reverse tersebut ditunjukkan pada rumus

dimana,
CO = nilai kapasitansi dioda varactor pada V = 0,
Φ = potensial pada junction saat mulai on,
a = nilai index yang tergantung dari jenis junction.
V = modulus tegangan reverse yang diterima dioda varactor.

Untuk jenis dioda tertentu (silikon), maka nilai a = 0,5, dan Φ = 0,5 volt.

Deviasi frekuensi yang akan dihasilkan oleh rangkaian gambar di atas, setelah
melalui penurunan matematis, diperoleh nilai konstanta deviasi,

dimana,
k= konstanta deviasi frekuensi, Hz/volt
fO = nilai kapasitansi dioda varactor pada V = 0,
n = perbandingan nilai dua kapasitansi pada tank circuit osilator,
Vo = modulus tegangan reverse yang diterima dioda varactor = Vcc.

6. Cara Kerja Rangkaian Modulator FM Sederhana

Modulasi frekuensi (FM) adalah teknik penumpangan sinyal informasi ke sinyal carier
di mana kerapatan frekuensi sinyal pembawa berubah-ubah sesuai dengan besarnya
amplitudo sinyal informasi. Di bawah ini adalah rangkaian modulator FM sederhana
dengan vcc sebesar 5 v dan icc sebesar 9mA yang dibuat dengan :

• 5 resistor
• 5 kapasitor
• 2 dioda
• 1 transistor
• 1 induktor
Rangkaian FM Modulator sederhana dengan varaktor dioda
Cara kerja rangkaian di atas adalah varaktor dioda mempunyai nilai
kapasitansi nominal. Bersama dengan induktor akan membentuk rangkaian
resonansi yang akan menentukan frekuensi pembawa. Sinyal informasi akan
dimasukkan melalui V input. Perubahan tegangan sinyal informasi akan merubah
nilai kapasitansi dari varaktor dioda sehingga akan juga mengubah frekuensi.
Sehingga frekuensi akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan dari sinyal
informasi.

VCO (voltage controlled oscillator) adalah osilator LC yang frekuensinya bisa


dikendalikan dari tegangan yang diberikan pada varaktor-nya. Varaktor adalah dioda
yang bila diberi tegangan balik akan menjadi kapasitor, dimana nilai kapasitansinya
tergantung dari tegangan yang diberikan padanya. Jadi dengan mengubah tegangan
pada varaktor itu, frekuensi VCO akan berubah. Sementara itu nilai kapasitansi
varaktor (maupun kapasitansi intrinsik dalam transistor) sangat mudah dipengaruhi
oleh suhu. Inilah yang membuat frekuensi VCO mudah berubah (kurang stabil).
Sensitif terhadap suhu.

Anda mungkin juga menyukai