Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL JOURNAL REVIEW

“GRAVIMETRI”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

EVATIARA SIHOTANG 4211210009


FRANSISKUS HOTTUA MALAU 4213210026
KRISTIN ENJELIKA MARBUN 4211210008
LUTHFI QORI NABILLAH 4213210029
OLO IMANUEL ARITONANG 4213510004
SHAFIRA SUGIRI 4212510003
SYAZWANA IZNI 4213210023

DOSEN PENGAMPU : Dr. HERLINAWATI, S.Si.,M.Si.


MATA KULIAH : KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
KELAS: PSKM 21 A

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dikarenakan kasih
karunia-Nya yang begitu besar kepada kita, kemurahan-Nya yang tiada henti mengalir kepada
kita dan juga atas petunjuk-Nya penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas Critical
Jurnal Review (CJR) ini dalam tenggat waktu yang sudah ditentukan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dosen Pengampu mata kuliah Ikatan Kimia yaitu
Ibu Dr. Herlinawati, S.Si.,M.Si., atas pengarahannya dan bimbinganya dalam penyelesaian
produk akhir CJR dengan judul “GRAVIMETRI” ini. Tidak lupa juga penulis mengucapkan
terima kasih kepada teman teman yang telah bekerjasama dalam penyelesaian tugas ini.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 1 September 2022

Kelompok I

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i


KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 3

BAB II IDENTITAS JURNAL ........................................................................................ 3


2.1 Identitas Jurnal I............................................................................................................ 3
2.2 Identitas Jurnal II .......................................................................................................... 3

BAB III RINGKASAN ISI JURNAL.............................................................................. 4


3.1 Ringkasan Isi Jurnal I.................................................................................................... 4
3.2 Ringkasan Isi Jurnal II .................................................................................................. 6

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................................. 9


4.1 Prinsip Umum Analisis Gravimetri .............................................................................. 9
4.2 Macam Macam Metode Gravimtri................................................................................ 9
4.3 Perhitungan Gravimetri ................................................................................................. 12

BAB V KELEBIHAN DAN KELEMAHAN JURNAL ................................................. 13


5.1 Kelebihan dan Kelamahan Jurnal I ............................................................................... 13
5.2 Kelebihan dan Kelamahan Jurnal II .............................................................................. 13

BAB VI PENUTUP ........................................................................................................... 14


6.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 14
6.2 Saran ............................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang membahas pemisahan, identifikasi, dan
penentuan jumlah relatif komponen di dalam sampel atau materi. Kimia analitik memiliki
peranan yang sangat penting dalam pengembangan sain dan teknologi karena kimia analitik
terlibat dan diaplikasikan dalam menyelesaikan berbagai persoalan sain. Kimia analitik terbagi
menjadi kimia analisis kualitatif, analisis kuantitatif, dan intrumen analisis. Analisis kuantitatif
berhubungan dengan penentuan jumlah kuantitatif senyawa yang terkandung di dalam sampel
(Situmorang, 2012).
Salah satu materi analisis kuantitatif dalam kimia analitik adalah analisis gravimetri.
Materi analisis gravimetri menjelaskan tentang cara menentukan suatu senyawa melalui
pembentukan endapan dan penimbangan senyawa yang dianalisis. Materi analisis gravimetri
termasuk salah satu materi kimia analitik yang sulit sebab dalam mempelajari materi analisis
gravimetri mahasiswa tidak hanya dituntut untuk mampu memahami konsep dan teori saja akan
tetapi mahasiswa juga dituntut untuk mampu menguasai teknik analisis gravimetri di dalam
laboratorium dan mampu menyelesaikan perhitungan perhitungan yang ada di dalam analisis
gravimetri.
Gravimetri merupakan pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan paling sederhana
dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Kesederhaan itu kelihatan karena dalam
gravimetri jumlah zat ditentukan dengan cara menimbang langsung massa zat yang dipisahkan
dari zat-zat lain. Tahap pengukuran dalam metode gravimetrik adalah penimbangan. Analitnya
secara fisik dipisahkan dari semua komponen lain dari sampel itu maupun dari pelarutnya.
Pengendapan merupakan teknik yang paling meluas penggunaannya untuk memisahkan analit
dari pengganggu-pengganggunya.
Pada prakteknya dua metode pertama adalah yang terpenting. Metode gravimetrik
membutuhkan waktu atau memakan waktu cukup lama, adanya zat pengotor pada konstituen
dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan. Maka dari itu, mahasiswa
harus mampu memahami dan menguasai materi analisis gravimetri dengan baik.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini ditujukan untuk merumuskan permasalahan yang akan
dibahas pada pembahasan dalam makalah. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah, sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari analisis gravimetri?
2. Apa metode yang digunakan dalam analisis gravimetri?
3. Bagaimana proses analisis gravimetri dalam laboratorium?
4. Bagaimana peranan analisis gravimetri dalam praktikum bidang kimia?
5. Bagaimana perhitungan di dalam analisis gravimetri berdasarka hasil penelitian?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ditujukan untuk mencari tujuan dari dibahasnya
pembahasan atas rumusan masalah dalam makalah. Adapun tujuan penulisan makalah,
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari analisis gravimetri
2. Untuk mengetahui apa metode yang digunakan dalam analisis gravimetri
3. Untuk mengetahui bagaimana proses analisis gravimetri dalam laboratorium
4. Untuk mengetahui bagaimana peranan analisis gravimetri dalam praktikum bidang
kimia
5. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan di dalam analisis gravimetri berdasarka hasil
penelitian

2
BAB II
IDENTITAS JURNAL
2.1 Identitas Jurnal I
✓ Jurnal : JOURNAL OF
PHARMACEUTICAL AND SCIENCES (JPS)

✓ Judul Artikel : Identifikasi Dan Penetapan


Kadar Saponin Dari Ekstrak
Akar Biduri (Calotropis Gigantea
L) Dengan Metode Gravimetri

✓ Penulis : Yuska Noviyanty


Herlina
Cahyan Fazihkun

✓ ISSN : 2656-3088
✓ Volume (No) : 3 (2)
✓ Halaman : 100-105
✓ Tahun Terbit : 2020

2.2 Identitas Jurnal II


✓ Jurnal : JURNAL SAINS & KESEHATAN DARUSSALAM
✓ Judul Artikel : Analisis Kandungan Natrium
Siklamat Pada Minuman Teh
Poci Yang Dijual Di Kecamatan
Baiturrahman Kota Banda Aceh

✓ Penulis : Elfariyanti
Rizki Andalia
Nuri Alfalah

✓ ISSN : 2477-5398
✓ Volume (No) : 1(2)
✓ Halaman : 8-14
✓ Tahun Terbit : 2021

3
BAB III
RINGKASAN ISI JURNAL

3.1 Ringkasan Isi Jurnal I


❖ IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SAPONIN DARI EKSTRAK
AKAR BIDURI (Calotropis gigantea L) DENGAN METODE GRAVIMETRI
Jurnal pertama ini membahas tentang hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium
Kimia Farmasi dan Fitokimia Akademi Farmasi Al-Fatah Bengkulu pada bulan Januari-April
2020. Penelitian sebelumnya (Suchita Siggn .2014) menunjukan adanya senyawa glikosida,
saponin, alkaloid, flavonoid, dan tannin. Maka peneliti melakukan penelitian tentang
identifikasi dan penetapan kadar saponin dari ekstrak akar biduri (Calotropis gigantea L)
dengan metode gravimetri.
Biduri atau widuri adalah sejenis tumbuhan yang umum dijumpai di Indonesia, Malaysia,
Filipina, Thailand, Sri Lanka, India dan China. Akar tumbuhan ini diteliti mengandung sapoin
didalamnya. Saponin adalah jenis senyawa kimia yang berlimpah dalam berbagai spesies
tumbuhan. Senyawa ini merupakan glikosida amfipatik yang dapat mengeluarkan busa jika
dikocok dengan kencang di dalam larutan. Berdasarkan penelitian, saponin mempunyai khasiat
sebagai anti kanker sehingga Biduri (Calotropis gigantea L) berpotensi sebagai salah satu
tumbuhan obat.
Dalam identifikasi adanya kandungan saponin pada akar biduri, maka peneliti melakukan
beberapa tahapan, seperti:
1. Pembuatan Simplisia
Pengeringan dilakukan secara alamiah dengan cara dingin-anginkan pada suhu kamar 15-
300C dapat juga tidak terkena sinar matahari langsung kemudian dikeringkan kembali dengan
oven selama 30 Menit dengan temperature 500C. Simplisia sisimpan dalam wadah tertutup
rapat agar terlindungi isi terhadap masuknya bahan padat atau bahan lainnya.
2. Proses Ekstraksi
Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi yaitu dengan merendam serbuk simplisia akar
biduri (Calotropis gigantea L) kedalam pelarut etanol 96% . Setelah 7 hari perendaman lalu
dilakukan penyaringan untuk memisahkan larutan penyari dengan ampas penyari, sehingga
hasil maserat yang didapat yaitu sebanyak 1,5 liter.

4
3. Identifikasi ekstrak akar biduri (Calotropis gigantea L)
Meliputi pemeriksaan makroskopis dan pemeriksaan mikroskopis
4. Pemeriksaan ekstrak akar biduri (Calotropis gigantea L)
Organoleptis : pemeriksaan dengan indra
Rendemen : perbandingan berat kering produk yang dihasilkan dengan berat bahan baku
Kelarutan : titrasi dengan pelarut etanol 96%
Kadar Abu : menentukan kandungan mineral

5. Analisis kandungan saponin akar biduri (Calotropis gigantea L)


Saat dilakukan pengocokan larutan dengan cepat, sampel yang mengandung saponin akan
membentuk busa stabil dengan ketinggian 1-3 cm selama 30 detik.

Penetapan Kadar Saponin


Tahap pertama yang harus dilakukan dalam penetapan kadar saponin ekstrak akar biduri
(Calotropis gigantea L) menggunakan metode pemanasan/ refluks. Setelah dingin larutan
petroleum eter dibuang Residu yang tertinggal dilarutkan ke dalam etil asetat untuk menarik
senyawa-senyawa semipolar. Larutan diekstraksi menggunakan corong pisah larutan etil asetat
dipisahkan. Residu yang tertinggal dilarutkan dengan n-butanol sebanyak 3 kali. Seluruh
larutan n-butanol dicampur dan diuapkan untuk mendapatkan ekstrak yang diperoleh. Sisa
penguapan dilarutkan dengan metanol, kemudian larutan ini diteteskan ke dalam eter sambil
diaduk. Eter berfungsi sebagai zat pengendap karena saponin tidak larut dalam eter, sehingga
eter dapat mengendapkan saponin.
Endapan yang terbentuk dalam campuran di saring dengan menggunakan kertas saring
whatman yang sebelumnya sudah ditimbang bobotnya. Endapan yang ada pada kertas saring
kemudian dikeringkan lalu ditimbang. Bobot saponin dihitung dari selisih bobot kertas saring
sebelum dan sesudah penyaringan . Pada penelitian kali ini penetapan kadar saponin dilakukan
sebanyak 3 kali pengulangan dengan cara yang sama, dan didapatlah hasil perlakuan 1 (satu)
kadar saponin adalah 2,4%, perlakuan 2 (dua) kadar saponin adalah 4%, dan perlakuan 3 (tiga)
kadar saponin yang didapat yaitu 1,6%, dari ketiga perlakuan penetapan kadar saponin ekstrak
akar biduri (Calotropis gigantea L) didapatlah rata-rata kadar saponin yaitu sebanyak 2,6%.

5
3.2 Ringkasan Isi Jurnal II
❖ ANALISIS KANDUNGAN NATRIUM SIKLAMAT PADA MINUMAN TEH
POCI YANG DIJUAL DI KECAMATAN BAITURRAHMAN KOTA BANDA
ACEH
Jurnal kedua ini membahas tentang hasil penelitian yang dilakukan di laboratorium
Akafarma Banda Aceh menggunakan metode gravimetri. Sampel dalam penelitian ini adalah
5 teh poci yang dijual di Kecamatan Baiturrahman kota Banda Aceh yang diambil secara totally
sampling.
1. Pendahuluan
Teh poci merupakan minuman yang sudah dikenal dengan luas di Indonesia dan di dunia.
Minuman berwarna coklat ini umum digunakan menjadi minuman penjamu tamu dan untuk
menghilangkan rasa haus. Aromanya yang harum serta rasanya yang khas membuat minuman
ini banyak di konsumsi. Akan tetapi, produsen sering menambahkan pemanis buatan seperti
natrium siklamat untuk memberikan rasa manis dan menekan biaya produksi. Siklamat
merupakan pemanis buatan yang tidak menghasilkan energi. Siklamat biasa terdapat sebagai
garam natrium atau kalsium. Penggunaan siklamat sebagai pemanis sintetis diatur dalam
Permenkes nomor 033 tahun 2012, penggunaannya dalam produk pangan tidak boleh melebihi
batas maksimum yang diizinkan.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara deskriptif analitik melalui uji laboratorium menggunakan
metode pengendapan dan gravimetri.
3. Prosedur kerja
Pembuatan HCl 10%
➢ Dipipet 13,5 mL Hcl 37% kedalam labu ukur 50mL yang berisi sedikit aquades
➢ ditambahkan aquades sampai batas
➢ Dikocok hingga larut sempurna. Begitu juga dengan pembuatan larutan larutan BaCl2
10% dan Pembuatan NaNO2 10%
Uji Blanko
➢ Ditimbang 0,5gr baku Natrium Siklamat dan dimasukkam dalam gelas
➢ ditambahkan 15mL sampel dan Aquades
➢ ditambahkan 5mL HCL 10% dan 5 mL larutan BaCl2 10%
➢ dibiarkan 30 menit

6
➢ disaring menggunakan kertas saring
➢ ditambahkan 5mL NaNO2 10%
➢ dipanaskan dalam Hotplate, tunggu hasil sekitar 20-30 menit hingga ada endapan putih
(positif mengandung siklamat).
Uji Sample
➢ Di pipet sampel sebanyak 15mL, dimasukkan dalam gelas kimia
➢ ditambahkan 15mL aquadest
➢ ditambahkan 5mL larutan HCL 10% dan 5mL larutan BaCl2 10%
➢ dibiarkan 30 menit dan disaring dengan kertas saring
➢ ditambahkan kedalam larutan 5mL NaNO2 10%
➢ dipanaskan dalam hotplate dan tunggu sekitar 20-30 menit
➢ setelah di panaskan ada endapan putih,sampel positif mengandung siklamat
Penetapan Kadar Natrium Siklamat
➢ Endapan yang terbentuk dari uji kualitatif didiamkan
➢ disaring dan dicuci dengan aqudest
➢ kertas saring di keringkan dalam oven pada suhu 105⁰ C selama 1 jam.
➢ diamkan di desikator selama 15 menit lalu di timbang beratnya.
➢ kertas saring di masukkan lagi kedalam oven selama 30 menit,
➢ didinginkan dan ditimbang,m begitu seterusnya sampai dalam keadaan konstan.

4. Hasil dan Pembahasan


1) Uji Kualitatif Natrium Siklamat

Penelitian ini digunakan reaksi pengendapan. Terbentuknya endapan atau tidak dalam
suatu reaksi tergantung kelarutan dari zat terlarut, yaitu jumlah maksimum zat terlarut yang
akan larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu.

7
Reaksi pengendapan terdapat penambahan 10 mL HCL 10% dalam sampel yang berfungsi
untuk mengasamkan larutan. Penambahan BaCl2 berfungsi untuk mengendapkan pengotor-
pengotor yang ada dalam larutan, seperti adanya ion karbonat. Sedangkan gas nitrogen yang
dihasilkan dari reaksi dapat diketahui dengan adanya bau yang menyengat ketika proses
pemanasan diatas penangas. Ini dikarenakan dalam mekanismenya siklamat yang bereaksi
sama dengan barium sulfat yang didapat, dengan kata lain 1 mol siklamat sama dengan 1 mol
barium sulfat.

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa seluruh sampel teh poci yang di uji menghasilkan
endapan putih, sesuai dengan endapan yang dihasilkan oleh kontrol positif. Hal ini
menunjukkan bahwa semua sampel positif mengandung natrium siklamat. Hasil positif natrium
siklamat ini kemudian dilanjutkan dengan analisis kuantitatif menggunakan metode gravimetri

2) Uji Kuantitatif Natrium Siklamat

Berdasarkan Tabel 2 di atas, kadar natrium siklamat dalam mg/Kg BB dalam 1 porsi kemasan
sampel A-E didapat berturut-turut sebesar 14.73 mg/Kg; 10.34 mg/Kg; 4.69 mg/Kg; 9.87
mg/Kg; dan 8.30 mg/Kg . Kadar natrium siklamat tertinggi ditunjukkan oleh sampel A dan
kadar terendah ditunjukkan oleh sampel C.

8
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Prinsip Umum Analisis Gravimetri
Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode kimia analitik untuk
menentukan kuantitas suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur
berat komponen dalam keadaan murni,setelah melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri
adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar
dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsure atau radikal senyawa
murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti.
Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat
diuji dan bila perlu faktor-faktor dapat digunakan, Zat ini mempunyai ion yang sejenis dengan
endapan primernya.
Metode gravimetri ditujukan untuk memisahkan suatu sampel menjadi komponennya.
Proses yang dilibatkan adalah proses dimana zat yang dipisahkan itu digunakan untuk
membentuk suatu fase baru yaitu endapan padat zat yang sukar larut dalam air (mengendap)
berada dalam kesetimbangan dengan ion-ionnya yang larut dalam air.
Dalam analisis Gravimetri terdapat tiga metode yang digunakan yaitu : metode
pengendapan, metode penguapan, dan metode elektrolisis. Metode gravimetri memakan waktu
yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor
koreksi dapat digunakan. Untuk metode pengandapan prinsip kerjanya yaitu senyawa yang
akan dianalisis diendapkan dengan menambahkan pereaksi yang sesuai dan selanjutnya
dipisahkan endapannya. Untuk metode Penguapan prinsipnya yaitu zat yang mudah menguap
diadsorpsi dengan adsorben yang sesuai, dimana sebelumnya bisa ditambahkan pereaksi untuk
membuat suatu zat menjadi lebih mudah menguap atau lebih sulit menguap. Untuk metode
elektrolisis prinsipnya senyawa ion yang akan diendapkan dipisahkan secara elektrolisis pada
elektrode-elektrode yang sesuai.
4.2 Macam Macam Metode Gravimtri
1. Metode Pengendapan
Suatu sampel yang akan ditentukan secara gravimetri mula-mula ditimbang secara
kuantitatif, dilarutkan dalam pelarut tertentu kemudian diendapkan kembali dengan reagen
tertentu. Senyawa yang dihasilkan harus memenuhi sarat yaitu memiliki kelarutan sangat kecil
sehingga bisa mengendap kembali dan dapat dianalisis dengan cara menimbang. Endapan yang
terbentuk harus berukuran lebih besar dari pada pori-pori alat penyaring (kertas saring),
kemudian endapan tersebut dicuci dengan larutan elektrolit yang mengandung ion sejenis
dengan ion endapan. Hal ini dilakukan untuk melarutkan pengotor yang terdapat dipermukaan
endapan dan memaksimalkan endapan. Endapan yang terbentuk dikeringkan pada suhu 100-
130 derajat celcius atau dipijarkan sampai suhu 800 derajat celcius tergantung suhu
dekomposisi dari analit.(Underwood. 1998).

9
❖ Pembentukan endapan dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
✓ Endapan dibentuk dengan reaksi antar analit dengan suatu pereaksi, biasanya berupa
senyawa baik kation maupun anion. Pengendapan dapat berupa anorganik maupun
organik
✓ Endapan dibentuk cara elektrokimia (analit dielektrolisa), sehingga terjadi logam
sebagai endapan, dengan sendiri kation diendapkan.
Terbentuknya endapan dimulai dari terbentuknya larutan lewat jenuh (super saturated
solution). Nukleasi, sejumlah partikel (ion, atom atau molekul) membentuk inti mikroskopik
dari fasa padat, semakin tinggi derajat lewat jenuh, semakin besar laju nukleasi. Pembentukan
nukleasi dapat secara langsung atau dengan induksi.

Proses pengendapan selanjutnya merupakan kompetisi antara nukleasi dan PARTICLE


GROWTH PARTICLE GROWTH: Begitu suatu situs nukleasi terbentuk, ion-ion lain tertarik
sehingga membentuk partikel besar yang dapat disaring.

Apabila nukleasi yang lebih dominan maka partikel kecil yang banyak, bila particle growth
yang lebih dominan maka partikel besar yang dihasilkan. Jika pengendapan terbentuk pada
RSS relatif besar maka nukleasi merupakan mekanisme utama sehingga endapan yang
dihasilkan berupa partikel kecil
Syarat- syarat endapan gravimetri:
a) Kesempurnaan pengendapan: Pada pembuatan endapan harus diusahakan kesempurnaan
pengendapan tersebut dimana kelarutan endapan dibuat sekecil mungkin.
b) Kemurnian endapan (kopresipitasi): Endapan murni adalah endapan yang bersih, tidak
mengandung, molekul-molekul lain (zat-zat lain biasanya pengotor atau kontaminan)

10
c) Endapan yang kasar: Yaitu endapan yang butir-butirnya tidak keecil, halus melainkan
Endapan yang bulky: Endapan dengan volume atau berat besar, tetapi berasal dari analit
yang hanya sedikit.
d) Endapan yang spesifik: Pereaksi yang digunakan hanya dapat mengendapkan komponen
yang dianalisa.

2. Metode Penguapan
Metode penguapan dalam analisis gravimetri digunakan untuk menetapkan komponen-
komponen dari suatu senyawa yang relatif mudah menguap. Cara yang dilakukan dalam
metode ini dapat dilakukan dengan cara pemanasan dalam gas tertentu atau penambahan suatu
pereaksi tertentu sehingga komponen yang tidak diinginkan mudah menguap atau penambahan
suatu pereaksi tertentu sehingga komponen yang diinginkan tidak mudah menguap.Metode
penguapan ini dapat digunakan untuk menentukan kadar air(hidrat) dalam suatu senyawa atau
kadar air dalam suatu sampel basah. Berat sampel sebelum dipanaskan merupakan berat
senyawa dan berat air kristal yang menguap. Pemanasan untuk menguapkan air kristal adalah
110-130 derajat celcius, garam-garam anorganik banyak yang bersifat higroskopis sehingga
dapat ditentukan kadar hidrat/air yang terikat sebagai air kristal.
Pemanasan dalam udara atau gas tertentu penambahan pereaksi sehingga mudah menguap
Penambahan pereaksi sehingga tidak mudah menguap zat-zat yang relatif mudah menguap bisa
diabsorpsi dengan suatu absorben yang sesuai dan telah diketahui berat tetapnya. Untuk
penentuan kadar air suatu kristal dalam senyawa hidrat, dapat dilakukan dengan memanaskan
senyawa dimaksud pada suhu 110oC- 130oC. Berkurangnya berat sebelum pemanasan menjadi
berat sesudah pemanasan merupakan berat air kristalnya. Asal senyawa tidak terurai oleh
pemanasan. Atau bisa juga menggunakan zat pengering seperti : CaCl2, Mg(ClO4)2.
Penentuan CO2 dalam senyawa karbonat dapat dilakukan dengan penambahan HCl
berlebih, kemudian dipanaskan.gas CO2 yang sudah terjadi dialirkan dalam larutan alkali yaitu
KOH (25-30%) atau larutan CaOH2 yang telah diketahui beratnya. Penentuan NH3 dalam
garam Amonium, yaitu garam ditambahkan larutan alkali kuat berlebih dan dipanaskan. Gas
NH3 yang terjadi dialirkan dalam larutan standar asam berlebih kemudian kelebihannya dititrir
dengan larutan standar basa.
Penentuan Nitrogen dalam protein, mula-mula senyawa didestruksi dengan H2SO4 pekat.
Hasilnya ditambahkan basa berlebih dan dipanaskan. Selanjutnya kelebihan asam dititrir
dengan larutan standar basa. Penentuan unsur Natrium atau Kalium, yaitu larutan itu diuapkan
dengan H2SO4 sampai kering. Kemudian sisanya berupa garam sulfat ditimbang. Dan
segitulah berat unsur yang dicari. Unsur-unsur lain yang mengganggu seperti Si, dapat
ditentukan dengan memanaskan cuplikan bersama H2SO4 dan HF dalam krus platina. Dimana
Si berubah menjadi SiF4 yang menguap.

11
3. Metode Elektrolisis
Metode elektrolisis dilakukan dengan cara mereduksi ion-ion logam terlarut menjadi
endapan logam. Ion-ion logam berada dalam bentuk kation apabila dialiri dengan arus
listrikndengan besar tertentu dalam waktu tertentu maka akan terjadi reaksi reduksi menjadi
logam dengan bilangan oksidasi 0.
Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat ditentukan berdasarkan beratnya, misalnya
mengendapkan tembaga terlarut dalam suatu sampel cair dengan cara mereduksi. Cara
elektrolisis ini dapat diberlakukan pada sampel yang diduga mengandung kadar logam terlarut
cukup besar seperti air limbah.
Sebagian analisis gravimetri menyangkut unsur yang akan ditentukan menjadi senyawa
murni yang stabil dan mudah diubah ke dalam bentuk yang dapat ditimbang. Berat analat dapat
dihitung dari rumus dan berat atom senyawa yang ditimbang. Pengendapan merupakan teknik
yang paling luas penggunaannya. Hal terpenting dalam pengendapan suatu analit adalah
kemurniannya dan kemudahan penyaringan yang pasti dilakukan dalam teknik pengendapan.

4.3 Perhitungan Gravimetri


Menurut Sodiq (2004). Adapun perhitungan gravimetri, dimana setelah sampel berisi
analit yang dikehendaki diperoleh,lakukan penimbangan, kemudian tahap berikutnya, merubah
sampel ke bentuk yang dapat ditimbang (dalam hal ini:endapan). Bila endapan yang didapat
adalah analit yang dikehendaki maka:

Biasanya endapan yang didapat mengandung analit bersama dengan unsur lain. Untuk
itu,berat analit ditentukan dengan faktor gravimetri.

Faktor Gravimetri didefenisikan sebagai jumlah berat analit dala 1 gram berat endapan.
Hasil kali dari berat endapan R dengan faktor gravimetri sama dengan besar analit.

12
BAB V
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN JURNAL
5.1 Kelebihan dan Kelemahan Jurnal I
Kelebihan: Kekuatan dari Jurnal ini adalah berdasarkan ide dan gagasannya penulis
menggunakan dasar teori yang beragam dan relevan sesuai dengan permasalahan yang diteliti
dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan cukup intens dan memiliki tingkat kesulitan
yang tinggi dibandingkan jurnal kedua. Hasil analisis dan perhitungan dalam jurnal ini
dipaparkan secara jelas berdasarkan tabel hasil pengamatan. Penggunaan referensi yang cukup
banyak dan relevan menjadi daya tarik pada jurnal ini.
Kekurangan: Kelemahan dari Penelitian ini adalah kurangnya dokumentasi yang dicantumkan
pada jurnal tersebut, sehingga pembaca sedikit kewalahan dalam menelah hasil dan
pembahasan. Penjelasan yang kurang spesifik juga menjadi salah satu kelemahan jurnal ini.

5.2 Kelebihan dan Kelemahan Jurnal II


Kelebihan: Kekuatan dari Jurnal ini adalah berdasarkan ide dan gagasannya penulis
menggunakan dasar teori yang beragam dan relevan sesuai dengan permasalahan yang
ditelitidalam penelitian ini. Isi dari jurnal sesuai dengan judul yang diangkat yaitu membahas
mengenai analisis kandugan natrium siklamat pada minuman teh poci dengan menggunakan
metode pengendapan dan gravimetri. Pada hasil dan pembahasan dijelaskan dan di sajikan
didalam bentuk table hasil, reaksi-reaksi dan perbandigan kadar natrium siklamat pada 5
sampel teh poci. Selain itu penulis menggunakan sumber-sumber dan literatur yang relevan.
Kelemahan:
1. Susunan format pada jurnal yang tidak biasa, sehingga membuat isi jurnal kurang rapi
2. Penulisan daftar pustaka yang menggaris bawah yang panjang pada beberapa sumber
yang digunakan
3. Pada pembahasan teori yang di gunakan hanya sedikit sehingga menjadi kurang
spesifik

13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa
tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsure
atau radikal senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat
ditimbang dengan teliti.. Proses yang dilibatkan adalah proses dimana zat yang dipisahkan itu
digunakan untuk membentuk suatu fase baru yaitu endapan padat zat yang sukar larut dalam
air (mengendap) berada dalam kesetimbangan dengan ion-ionnya yang larut dalam air. Dalam
analisis Gravimetri terdapat tiga metode yang digunakan yaitu : metode pengendapan, metode
penguapan, dan metode elektrolisis.
Prinsip analisis gravimetri adalah melarutkan sampel dengan aquades,setelah sampelnya
dilarutkansampai terbentuk analit, analitnya kemudian di endapkan kemudian dilakukan
penimbangan. Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode kimia analitik untuk
menentukan kuantitas suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur
berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Adapun perhitungan
gravimetri, dimana setelah sampel berisi analit yang dikehendaki diperoleh,lakukan
penimbangan, kemudian tahap berikutnya, merubah sampel ke bentuk yang dapat ditimbang
(dalam hal ini:endapan).
Berdasarkan review yang dilakukan terhadap kedua jurnal, maka dipoeroleh persamaan
defenisi gravimetri, proses dan persamaan prinsip perhitungan kadar analit. Kedua jurnal
memiliki kesinambungan karena sama sama membahas tentang penelitian yang bertujuan
untuk menentukan kadar suatu kandungan dalam ekstrak sampel.

5.2 Saran
Penulisan makalah ini mengkaji tentang bagaimana prinsip dan proses analisis gravimetri
berdasarkan referensi serta review kedua jurnal. Mengingat pentingnya pemahaman mengenai
analisis gravimetri dalam penentuan kadar suatu zat, maka diharapkan mahasiswa memahami
analisis gravimetri ini dengan baik. Penulis menyarankan agar mengkaji lebih dalam lagi
mengenai analisis gravimetri berdasarkan rujukan ataupun sumber lainnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bana, E.A.H., Mappiratu, & Prismawiryanti. (2015). Kajian Metode Gravimetri Dalam
Analisis Kadar Karaginan Rumput Laut Eucheuma Cottonii. KOVALEN, 1 (1): 1-6.
Day & Underwood. (2001). Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Elfariyanti, Rizki Andalia & Nuri Alfalah. (2021). Analisis Kandungan Natrium Siklamat Pada
Minuman Teh Poci Yang Dijual Di Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh.
JURNAL SAINS & KESEHATAN DARUSSALAM. 1 (2) : 8-14.
Drs,M., dkk. (2004) .Kimia Analitik 1. Universitas Negeri Malang: Penerbit Jica.
JR, R.A. Day & A.L. Underwood. (1998). Analisis Kimia Kuantitatif Edisi keenam,. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Khopkar, S. M. (2007). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press
Noviyanty, Y., Herlina, & Cahyan Fazihkun. (2020). Identifikasi Dan Penetapan Kadar
Saponin Dari Ekstrak Akar Biduri (Calotropis Gigantea L) Dengan Metode
Gravimetri. JOURNAL OF PHARMACEUTICAL AND SCIENCES (JPS), 3 (2): 100-
105.
Rahbiyatul, A. (2017). Analisis kadar saponin ekstrak metanol kulit batang kemiri (Aleurites
moluccana (L) Willd) dengan metode Gravimetri. Fakultas kedokteran dan ilmu
pengetahuan Universitas Islam Negri Alauddin Makasar.

15

Anda mungkin juga menyukai