KROMATOGRAFI
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Fisika
Oleh :
Desi Maysarah
Dolyna Aritonang
Femi Hartanti
Melinda Setiarsih
Nur Safitri
Yotania
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul,
“Kromatografi”.
Tidak lupa ucapan terimakasih kami kepada Bapak Dr. Masdianto, Msi
selaku dosen pengampu. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang sudah berkontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan Makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada pembaca dari hasil
Makalah yang kami buat. Karena itu, kami berharap Makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna kesempurnaan Makalah ini.
Penulis
i
Daftar Pustaka
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Pustaka.......................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
Latar Belakang.....................................................................................................1
Rumusan Masalah................................................................................................2
Tujuan...................................................................................................................2
Manfaat................................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
Sejarah Kromatografi...........................................................................................4
Dasar-Dasar Kromatograf....................................................................................5
Prinsip Kromatografi........................................................................................5
Klasifikasi Kromatografi..................................................................................6
Kromatografi Partisi.......................................................................................8
Teknik-teknik Pemisahan.................................................................................9
Klasifikasi/Jenis-jenis Kromatografi..................................................................12
Kromatografi Serapan/Kolom........................................................................12
Kromatografi Kertas.....................................................................................14
Kromatografi Gas...........................................................................................19
Kromatografi Kertas......................................................................................25
ii
Kromatografi Lapis Tipis...............................................................................43
Kromatografi Kolom......................................................................................52
BAB III..................................................................................................................61
Kesimpulan........................................................................................................61
Saran...................................................................................................................62
Daftar Pustaka......................................................................................................63
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang ini deteksi sifat spesifik suatu senyawa menjadi sangat
penting, terutama dalam bidang farmasi, kimia, dan klinik, serta bidang
lainnya. Suatu analisis kimia seperti pengambilan cuplikan, pemisahan
senyawa pengganggu, isolasi senyawa yang dimaksudkan, pemekatan
terlebih dahulu sebelum identifikasi dan pengukuran banyak dilakukan.
Banyak metode analisis seperti spektrofotometri, manganometri, atau
lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra dan waktu yang
cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan dengan teknik
kromatografi dan dengan alasan inilah penulis membahas tentang
kromatografi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kromatografi?
2. Apa saja jenis-jenis atau klasifikasi kromatografi?
3. Bagaimana cara membedakan fase gerak dan fase diam?
4. Bagaimanakah sifat-sifat adsorben dan pelarut dari masing-masing
kromatografi?
5. Bagaimanakah penggunaan masing-masing kromatografi?
6. Apa saja manfaat dari kromatografi?
7. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari masing-masing kromatografi?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian kromatografi.
2. Mengetahui dan memahami pembagian kromatografi.
3. Mengetahui dan memahami cara membedakan fase gerak dan fase diam.
4. Mengetahui penggunaan kromatografi.
5. Mengetahui manfaat kromatografi dan pengaplikasiannya.
6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis
kromatografi.
2
D. Manfaat
1. Menjadikan makalah ini dapat bermanfaat dalam proses perkuliahan baik
bagi penyusun khususnya dan para pembaca pada umumnya.
3
BAB II
ISI
A. Sejarah Kromatografi
Cara asli telah diketengahkan pada tahun 1903 oleh Tsweet, ia telah
menggunakannya untuk menggunakan pemisahan senyawa-senyawa yang
berwarna, dan nama kromatografi diambil dari senyawa yang berwarna.
Meskipun demikian pembatasan untuk senyawa-senyawa yang berwarna
tak lama dan hampir kebanyakan pemisahan-pemisahan secara
kromatografi sekarang diperuntukkan pada senyawa-senyawa yang tak
berwarna, termasuk gas. lstilah kromatografi diciptakan oleh Tswett untuk
melukiskan daerah-daerah yang berwarna bergerak kebawah kolom. Pada
waktu yang hampir bersamaan, D.T. Day juga menggunakan kromatografi
untuk memisahkan fraksi-fraksi petroleum, namun Tswett lah yang
pertama diakui sebagai penemu dan yang menjelaskan tentang proses
kromatografi.
4
Perkembangan tentang kromatografi digunakan suatu teknik dalam
bentuk kromatografi padatan cair (LSC). Akhir tahun 1930 an sampai
tahun 1940 an, kromatografi mulai berkembang. Dasar kromatografi
lapisan tipis (TLC) pada tahun 1938 oleh Izmailov dan Schreiber, dan
kemudian diperhalus oleh Stahl pada tahun 1958. Hasil karya yang baik
sekali dari Martin dan Synge pada tahun 1941, tidak hanya mengubah
kromatografi cair tetapi seperangkat umum langkah untuk pengembangan
kromatografi gas dan kromatografi kertas. Pada tahun 1952 Martin dan
James mempublikasikan kromatografi gas. Diantara tahun 1952 dan akhir
tahun 1960 an kromatografi gas dikembangkan menjadi suatu teknik
analisis yang canggih.
B. Dasar-Dasar Kromatograf
1. Prinsip Kromatografi
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan
perbedaan kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu.
Istilah kromatografi berasal dari kata “chroma” (warna) dan “graphein”
(menuliskan). Teknik pemisahan analitik yang paling banyak digunakan
ditemukan pada tahun 1903 oleh Tswett, ia telah menggunakan
kromatografi untuk pemisahan senyawa- senyawa yang berwarna dan
nama kromatografi diambil dari senyawa yang berwarna
5
2. Klasifikasi Kromatografi
6
Berdasarkan cara kontak antara fasa diam dan fasa gerak, dikenal
kelompok kromatografi kolom dan kromatografi planar,sebagai berikut
:
3. Kromatografi Partisi
8
di antara dua fasa, dan pemisahan terjadi karena perbedaan dalam
koefisien partisi.
4. Teknik-teknik Pemisahan
Untuk memperoleh pemisahan dari jalur-jafur komponen harus
dikerjakan lebih lanjut dengan melakukan satu dari tiga macam cara:
analisa elusi, analisa frontal atau analisa perpindahan gerakan.
a. Analisa elusi
9
adalah waktu yang dihabiskan oleh spesi ketika molekul spesi berada
dalam fasa gerak. Karena tiap spesi memiliki perbandingan waktu
yang khas untuk berada dalam fasa gerak (ketika tidak berinteraksi
dengan fasa diam), maka terjadi pemisahan kelompok-kelompok spesi.
b. Analisa Frontal
10
ditambahkan terus menerus maka A akan mempunyai tendensi keluar
paling dahulu daripada yang lainnya dan pada tingkat pertama akan
diperoleh A yang murni. Komponen B lebih kuat diserap daripada A
dan lebih lemah daripada C, hingga ia akan bergerak yang tak akan
mendahului A. Pada langkah kedua akan diperoleh terutama B tetapi
tercampur dengan A karena pemasukan yang terus nienerus dari
carnpuran. Sedangkan pada langkah ketiga akan terdiri atas campuran
asal A + B + C. Dalam cara ini hanya pada langkah pertama akan
diperoleh kornponen yang murni. Pemisahan secara sempurna tidak
dapat diperoleh.
11
C. Klasifikasi/Jenis-jenis Kromatografi
1. Kromatografi Serapan/Kolom
a. Serapan Kolom
12
perbedaan-perbedaan dalam serapan cukup besar maka akan terjadi
pemisahan yang sempurna, seperti terlihat pada gambar (B).
Bentuk kolom serapan yang sederhana telah ditunjukkan seperti
dalam garnbar (B). Bentuk ini merupakan jenis yang pertama-tama
digunakan untuk pemisahan-pernisahan kromatografi hingga sampai
sekarang
13
b. Pengisian Kolom
Pengisian kolom adalah tidak mudah untuk mernperoleh pengisian
kolom yang homogen, tetapi perlu dicoba hingga mendapatkan hasil
yang maksimurn. Pengisian yang tidak teratur dari penyerap akan
mengakibatkan merusak batas- batas pita krommatografi. Putusnya
penyerap dalam kolom biasanya disebabkan oleh gelembung-
gelembung udara selama pengisian. Untuk rnencegah hal-hal tersebut
sedapat mungkin zat pengisi/penyerap dibuat menjadi "bubur" dengan
pelarut kemudian dituangkan perlahan-lahan dalam tabung. Jika
penyerap dibiarkan turun perlahan-lahan dapat ditolong dengan
mengguncang perlahan-lahan maka akan diperoleh pengisian yang
homogen. Jika besarnya partikel-partikel penyerap sama, akan lebih
mudah untuk mendapatkan pengisian yang homogen. Tetapi hal ini
sangat jarang. Harus diperhatikan penyerap yang telah dimasukkan
jangan sampai ada bagian yang kering baik selama pengisian atau
selama pemisahan.
2. Kromatografi Kertas
Kromatografi kertas termasuk dalam kelompok kromatografi
planar, dimana pemisahannya menggunakan medium pemisah dalam
bentuk bidang datar yaitu benuk kertas. Seluruh bentuk kromatografi
memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung pada
padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui
fase diam dan membawa komponen-komponen dari campuran bersama-
sama. Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang
berbeda pula.
b. Jenis Penyerap
17
mengakibatkan aliran pelarut menjadi lambat, pada lapisan tipis
butiran yang halus memberikan aliran pelarut yang lebih cepat.
Beberapa contoh penyerap yang digunakan untuk pemisahan dalam
kromatografi lapisan tipis adalah sebagai berikut dalam tabel
- Kieselguhr
Gula, oligosakarida, asam-asam dibasa, asam- asam
lemak, Irigliscrida, asam-asam amino, steroid
alkaloid, nukleotida
18
4. Kromatografi Gas
Kromatografi gas merupakan sekelompok teknik pemisahan
kromatografi yang menggunakan gas sebagai fasa gerak. Karena gas bersifat
menyebar ke ruang disekelilingnya. maka tidak ada kromatografi gas dalam
bentuk planar, semua kromatografi gas berbentuk kolom. Kolom untuk
kromatografi gas biasanya dibuat dari bahan logam nir-karat atau dari bahan
gelas. Di dalam alur pemisahan, fasa sampel juga berupa gas. Karena
umumnya sampel untuk kromatografi gas berfasa cair, maka sistem pemisahan
kromatografi gas memerlukan pemanasan. Disisi lain, stabilitas gas sangat
dipengaruhi temperatur, sehingga walaupun sampel sudah berfasa gas, sistem
pemanasan untuk memungkinkan pengendalian temperatur tetap diperlukan.
Dalam kedua hal ini sebagai fasa gerak adalah gas (hingga
keduanya disebut kromatografi gas) tetapi fasa diamnya berbeda .
Meskipun demikian kedua cara tersebut mempunyai banyak persamaan
cara kerja. Pada GSC kita mempunyai absorbsi (absorpsi) dan dalam
19
GLC kita mempunyai partisi (larutan). Pengoperasian GSC memerlukan
tingkat keahlian yang lebih tinggi dari GLC, shingga relatif jarang digunakan.
penyebabnya adalah GSC berdasarkan fasa diam padat, sehingga gaya tambat
analit berdasarkan adsorpsi fisik. Gaya tambat ini bersifat semi permanen terhadap
molekul polar atau molekul aktif sehingga proses adsorpsi bersifat tidak linier,
akibatnya pik hasil elusi menjadi sangat berekor (tailing). GLC relatif lebih
mudah dioperasikan sehingga digunakan secara luas disegala bidang sains, dan
nama GLC sering disingkat menjadi Kromatografi Gas (GC).
21
Kegunaan molecular pemisahan gas-gas seperti Perkembangan
dalam GSC pada saat sekarang yaitu digunakannya polimer- polimer yang
berpori seperti PORAPAK dan POLYPAK (nama perdagangannya) juga
CHROMOSORB. hidrokarbon-hidrokarbon menyerap sangat kuat. CO2
dan prosesnya tidak dapat balik sehingga zeolit tidak digunakan bila CO 2
dipakai sebagai gas pengangkut.
2) Sederhana
3) Sensitif
23
a) Asam stearat dengan ttd 232°C pada tekanan
15 mmHg CH3(CH,)t6COOH.
24
Ditinjau dari sistem peralatannya KCKT termasuk kromatografi
kolom karena fasa diamnya diisikan atau terpacking dalam kolom. Dan
bila ditinjau dari proses pemisahannya KCKT digolongkan dalam
kromatografi adsorpsi atau kromatografi partisi. KCKT/HPLC adalah alat
yang sangat bermanfaat dalam analisis. Bagian ini menjelaskan bagaimana
pelaksanaan dan penggunaan serta prinsip HPLC yang sama dengan
kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom.
1. Kromatografi Kertas
a. Persiapan Sampel dan Standar
Sampel dalam bentuk cair biasanya langsung di totolkan diatas
kertas, seanndainya sampel tersebut terlalu encer dilakukan penguapan
sampai agak kental.
25
sampel yang siap untuk ditotolkan diatas kertas.
27
Kertas saring dapat digantungkan/diletakkan sehingga
pelarut bergerak ke atas, ke bawah atau mendatar. Hasil-hasil dari
metoda pertama dan kedua adalah mirip tetapi berbeda dari metoda
ketiga.
28
c. Alat dan Teknik
Kertas digantungkan pada wadah yang berisi lapisan tipis
pelarut atau campuran pelarut yang sesuai didalamnya. Perlu
diperhatikan bahwa batas pelarut berada dibawah garis pada bercak
diatasnya. Gambar berikutnya tidak menunjukkan terperinci
bagaimana kertas di gantungkan karena terlalu banyak
kemungkinan untuk mengerjakannnya dan dapat mengacaukan
gambar. Kadang-kadang kertas hanya digulungkan secara bebas
pada silinder dan diikatkan dengan klip kertas pada bagian atas dan
bawah. Silinder kemudian ditempatkan dengan posisi berdiri pada
bawah wadah.
29
bercak warna. Gambar menunjukkan apa yang tampak setelah
pelarut telah bergerak hampir seluruhnya ke atas
31
telah diketahui diteteskan disampingnya. Kertas lalu ditempatkan
dalam pelarut yang sesuai dan dibiarkan seperti sebelumnya.
Dalam gambar, campuran adalah M, dan asam amino yang telah
diketahui ditandai 1 sampai 5.
32
mengulangi percobaan menggunakan asam amino-asam amino
sebagai bahan perbandingan.
33
ada satu atau lebih pewarna dalam dalam bercak itu. Apa yang anda
kerjakan sekarang adalah menunggu kertas kering seluruhnya, dan
34
Meskipun demikian, anda dapat bekerja dengan nilai Rf untuk setiap
bercak-bercak dalam pelarut-pelarut, dan kemudian membandingkan
nilai-nilai yang anda telah ukur dari senyawa yang telah diketahui
pada kondisi yang tepat sama.
f. Jenis Kertas
g. Jenis Pelarut
35
Fasa gerak merupakan campuran yang terdiri dari stu
komponen organik utama, air, dan berbagai tambahan misalnya
asam-asam, basa atau pereaksi komplek. Pelarut harus sangat mudah
menguap, karena terlampau cepat mengadakan kesetimbangan,
keadaan lain volatilitas yang tinggi mengakibatkan lebih cepat
hilang meninggalkan lembaran kertas setelah bergerak. Ion-ion
anorganik dipisahkan sebagai ion-ion komplek dengan beberapa
kelarutan dalam pelarut-pelarut organik, misal besi membentuk ion
klorida kompleks yang larut dalam aseton berair, sedang nikel tidak
segera membentuk ion seperti besi sehingga besi dan nikel dapat
dipisahkan dengan pelarut ini, sejauh asam klorida berada untuk
menstabilkan ion kompleks. Beberapa contoh dari macam-macam
campuran pelarut dapat dilihat pada tabel di baha ini
36
dibiarkan dalam keadaan mendatar, sehingga larutan tetap dalam
keadaan kompak dalam bentuk bulatan.
37
Kedudukan dari permukaan pelarut yang terdapat pada kertas
harus selalu diberi tanda segera setelah lembaran kertas diambil
dan kemudian dikeringkan, dengan cara digantungkan. Penandaan
dapat menggunakan pensil pada sisi samping kertas. Pengeringan
sebaiknya dibiarkan dalam udara, bila dikehendaki dapat
menggunakan kipas angin, jangan mengeringkan dengan
menggunakan udara panas, karena dapat merusak beberapa
konstituen dari campuran. Aliran udara harus paralel terhadap
permukaan dari kertas.
39
amino biasanya ninhidrin (indanatrion hidrat). Pada suhu kamar
pereaksi baru mernberikan warna pada asam-asam amino kira-kira
setelah dua puluh empat jam. Tetapi pada pernanasan pada 100°C
warna akan timbul setelah kira-kira empat menit.
41
dilakukan pemisahan berulang. Daerah yang mengandung
senyawa yang tak diketahui dipotong dan senyawa dielusi
dengan pelarut yang sesuai. Bila hanya diperoleh satu noda
dengan menggunakan lebih dari satu pelarut dengan menunjuk
senyawa yang sama maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kemungkinan keduanya adalah identik
42
menggunakan pipet atau alat penyuntik.
43
Pada dasarnya ada empat cara yang digunakan dalam
pembuatan lapisan tipis, yaitu pembentangan, penuangan,
b. Pencelupan
45
masing-masing pada jarak kira-kira 1 cm dari masing-masing pusat
noda. Untuk pekerjaan pemisahan yang besar penempatan noda
dapat diteteskan hingga membentuk garis, lihat gambar 6
Garis awal diberi tanda pada ujung dari plat dengan pensil
dan garis akhir dapat dibuat di bagian atas dengan menggoreskan
pensil, yang menyebabkan goresan dari aliran pelarut akan ditahan
bila permukaan pelarut sampai pada garis. Jangan terlalu lama
mencelupkan plat dalam bejana bila permukaan pelarut telah
mencapai garis akhir, karena oleh pengaruh difusi dan penguapan
dapat menyebabkan pemancaran dari noda-noda yang terpisah.
Ujung plat yang dicelupkan dalam fasa bergerak jangan dibiarkan
hingga rusak. Bila akan dilakukan pemisahan dua jalan, maka
lapisan dari dua sisi yang berdekatan tidak perlu dihilangkan.
46
ditempatkan, dicelupkan dalam fasa bergerak yang telah dipilih
sedalam kira-kira 0,5 - 1,0 cm. Biasanya dua plat dapat
dimasukkan dalam bejana, dalam hal ini akan diperoleh
kromatografi penaikkan. Bejana diusahakan jangan sampai bocor
47
Setelah pengembangan, plat diambil dari bejana dan
dibiarkan kering tanpa pemanasan. Bila diperlukan, aliran udara
dapat digunakan dan diarahkan pada permukaan yang mendatar.
Seperti dalam kromatografi kertas, dalam pemisahan dua jalan,
maka pelarut yang pertama harus hilang sebelum
pemisahan/pengembangan berikutnya.
48
e. Identifikasi Harga Rr
49
dan jika pengikat (kalau ada) dicampur hingga homogen.
3) Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap, dalam prakteknya
tebal lapisan tidak dapat dilihat pengaruhnya, tetapi perlu
diusahakan tebal lapisan yang rata. Ketidakrataan akan
menyebabkan aliran pelarut menjadi tak rata pula dalam
daerah yang kecil dari plat.
4) Pelarut (dan derajat kemurniannya) fasa bergerak. Kemurnian
dari pelarut yang digunakan sebagai fasa bergerak dalam
kromatografi lapisan tipis adalah sangat penting dan bila
campuran pelarut digunakan maka perbandingan yang
dipakai harus betul-betul diperhatikan.
5) Derajat kejenuhan dan uap dalam bejana pengembangan yang
digunakan.
6) Teknik percobaan. Arah pelarut bergerak di atas plat.
(Metoda aliran penaikan yang hanya diperhatikan, karena
cara ini yang paling umum meskipun teknik aliran
penurunan dan mendatar juga digunakan).
7) Jumlah cuplikan yang digunakan. Penetesan cuplikan dalam
jumlah yang berlebihan memberikan hasil penyebaran noda-
noda dengan kemungkinan terbentuknya ekor dan efek tak
kesetimbangan lainnya, hingga akan mengakibatkan
kesalahan-kesalahan pada harga-harga Rf.
8) S u h u. Pemisahan-pemisahan sebaiknya dikerjakan pada
suhu tetap, hal ini terutama untuk mencegah perubahan-
perubahan dalam komposisi pelarut yang disebabkan oleh
penguapan atau perubahan- perubahan fasa.
9) Kesetimbangan. Ternyata bahwa kesetimbangan dalam
lapisan tipis lebih penting dalarn kromatografi kertas, hingga
perlu mengusahakan atmosfer dalam bejana jenuh dengan
uap pelarut. Suatu gejala bila atmosfer dalam bejana tidak
jenuh dengan uap pelarut, bila digunakan pelarut campuran,
akan terjadi pengembangan dengan permukaan pelarut yang
50
berbentuk cekung dan fasa bergerak lebih cepat pada bagian
tepi-tepi dan keadaan ini harus dicegah.
3. Kromatografi Kolom
Sampel dipersiapkan sama dengan preparasi sampel untuk
kromatografi kertas, yaitu bila sampel padat diekstaksi terlebih dahulu.
Penyiapan pelarut atau pemilihan dari pelarut tergantung dari sifat
kelarutannya. Tetapi lebih baik untuk memilih suatu pelarut yang tak
tergantung pada kekuatan elusi, sehingga zat-zat elusi yang lebih kuat
dapat dicoba. "Kekuatan" dari zat elusi adalah daya penyerapan pada
penyerap dalam kolom. Biasanya untuk penyerap-penyerap yang polar
seperti alumina dan silika gel, maka kekuatan penyerapan naik dengan
kenaikan polaritas dari zat yang diserap.
51
Penyerap yang sering digunakan adalah alumina. Suatu pengertian
yang digunakan dalam hubungannya dengan penyerap-penyerap adalah
"aktifasi". Kadang-kadang dihubungkan dengan luas permukaan spesifik
dari zat padat, yaitu luas permukaan yang diukur dalam meter persegi
tiap gram, dalam hal karbon, silika gel dan alumina dapat dibuat menjadi
aktif dengan memiliki permukaan spesifik beratus-ratus meter persegi.
Sedangkan seperti kalsium, karbonat dan kalsium hidroksida, mempunyai
permukaan spesifik yang mempunyai ukuran dalam puluhan meter
persegi atau kurang sampai dikategorikan relatif tak aktif.
Magnesium
Sterol-sterol, ester-ester, gliserida-gliserida, alkaloida-
karbonat
alkaloida
Porphirin,Karotenoida-karotenoida
Karotenoida-karotenoida, xantofil
Banyak zat-zat padat yang telah digunakan sebagai penyerap,
diantaranya adalah sebagai berikut :
52
Banyak penyerap seperti alumina, silika gel, karbon aktif dan
magnesium silikat dapat diperoleh diperdagangan. Penyerap tersebut
sering memerlukan aktivasi sebelum dipakai, hal ini dapat dilakukan
dengan pemanasan dan mungkin dengan pengurangan tekanan. Suhu
Pola kecepatan arus elutor pada tiap irisan kolom yang dipilih di
sembarang tempat suddah tentu sedapat mungkin harus sama.
Keseragaman ini dapat dicapai dengan memilih adsorben yang ukuran
butir – butirnya sama ( diayak ) dan dengan cara penyaratan yang baik.
Makin kecil ukuran butir adsorben, makin cepat keseimbangan adsorpsi
akan tercapai, dan makin besar pula kecepatan elusi yang boleh
dipergunakan. Tetapi dilain pihak, makin kecil butir adsorben, makin
besar hambatan bagi cairan yang harus mengalir melalui kolom. Apabila
kecepatan lintas bagi cairan elutor terlalu kecil, dapat dipergunakan
pompa vakum yang menimbulkan tekanan rendah dalam ruang di bawah
kolom sehingga cairan dapat mengalir lebih cepat melalui kolom. Cara
yang lain ialah menambahkan tekanan dalam ruang di atas kolom dengan
menggunakan pompa pneumatic.
53
Harus memiliki luas permukaan besar internal. Kecepatan adsorbsi
akan semakin bertambah dengan semakin kecilnya ukuran diameter
adsorben. Daerah tersebut harus dapat diakses melalui pori-pori cukup
besar untuk mengakui molekul untuk teradsorpsi. Ini adalah bonus jika
pori-pori juga cukup kecil untuk mengecualikan molekulyang tidak
diinginkan untuk menyerap adsorben harus mampu menjadi mudah
diregenerasi adsorben seharusnya tidak mengalami penuaan yang cepat,
yang kehilangan kapasitas serap melalui daur ulang terus-menerus harus
adbsorbent mekanik cukup kuat untuk menahan penanganan massal dan
getaran yang merupakan fitur dari setiap unit industri.Pemilihan pelarut
tergantung dari sifat kelarutannya, akan tetapi lebih baik untuk memilih
suatu pelarut yang tidak tergantung pada kekuatan elusi sehingga zat-zat
elusi yang lebih kuat dapat dicoba. “kekuatan” dari zat elusi adalah daya
penyerapan pada penyerap dalam kolom.
54
Penempatan adsorben dalam kolom secara uniform betul sangat
sukar dilaksanakan. Sebagai akibatnya, zona – zona komponen yang
dipisahkan menjadi kurang teratur bentuknya. Bagi kolom yang lebar hal
ini dapat menyebabkan pembauran. Tetapi bagi kolom kecil bahaya ini
seberapa besar. Namun di lain pihak, kolom yang lebar dan pendek itu
lebih memudahkan dalam pemakaiannya. Oleh karena itu, tinggi
kebanyakan kolom ialah ± 20 kali diameternya. Di bawah tabung yang
umumnya terbuat dari gelas terdapat lempengan meduk yang terbuat dari
porselen atau dari serbuk gelas yang dipanaskan hingga melengket jadi
satu. Lempengan yang berbentuk cakram ini bergawai sebagai penahan
fasa yang stasioner. Di bagian tabung yang paling bawah terdapat kapiler
penyulur dilengkapi dengan pancur. Kapiler beserta pancur dirakitkan
dengan kolom memakai suku asah sehingga mudah dilepaskan guna
membersihkan kolom dan untuk meniup kolom sehingga menjadi bersih
dari cairan. Ruang antara pancur dan cakram penyaring harus sekecil
mungkin supaya tidak terjadi pembauran antara cairan – cairan yang
keluar dari kolom.
55
dan ditampung di bawah kolom secara terpisah memakai beberapa
tabung yang dibubuhi tanda – tanda. Tabung – tabung ini ditempatkan
dalam sebuah fraksikolektor. Setelah itu fraksi – fraksi yang diperoleh
mulai dapat diselidiki.
Persamaan 1
n x 100/L
Persamaan 2
56
Persamaan lain yang di gunakan sebagai pengukuran adalah H,
“tinggi pelat teoretis”.
H=L/N eff
tR=tM(1+k’)
Vr=Vm (1+k’)
k’=D(Vs / Vm)
Vr=Vm(1+D Vs / Vm)
Atau
Vr=Vm+DVs
e. Kolom Partisi
58
(solute) akan didistribusikan dengan sendirinya diantara dua fasa zat
cair (tetap dan bergerak) sesuai dengan koefisien partisinya. Disebabkan
perbedaan-perbedaan dalam koeffisien partisi dari berbagai komponen,
maka campuran akan terpisah dengan cara yang sama seperti pada
sistem-sistem penyerap
Fasa tetap harus disokong dalarn beberapa cara, yaitu fasa tetap zat
cair disokong pada zat padat yang bersifat inert terhadap senyawa-
senyawa yang akan dipisahkan. Zat padat yang menyokong ini
ditempatkan dalam kolom seperti pada kromatografi serapan. Kenyataan
sangat kecil sekali perbedaan antara dua macam jenis kromatografi ini.
Zat yang menyokong harus penyerap dan menahan fasa tetap dan harus
membuat luas permukaannya menjadi seluas mungkin untuk fasa yang
mengalir. la harus stabil, mudah diisikan dalam kolom bila menyerap fasa
tetap zat cair dan harus tidak merintangi aliran pelarut. Fasa bergerak
dalam kromatografi partisi dapat berupa zat cair atau gas. Hal hal yang
perlu diperhatikan dalam kolom partisi adalah
2) Peralatan
59
kolom partisi mempunyai tendensi agak lambat tetapi dapat
dipercepat dengan menggunakan tekanan udara di atas kolom seperti
halnya pada kolom serapan.
4) Pemasukan Cuplikan
5) Elusi
61
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggolongan Kromatografi
Cara membedakan fase gerak dan fase diam. Fase diam (Stationary
phase) merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses
pemisahan dengan kromatografi karena dengan adanya interaksi dengan
fase diamlah terjadi perbedaan waktu retensi (tR) dan terpisahnya
komponen suatu senyawa analit termasuk asam amino. Fase diam dapat
berupa bahan padat atau porous (berpori) dalam bentuk molekul kecil atau
cairan yang umumnya dilapiskan pada padatan pendukung
61
Fase gerak (Mobile phase) merupakan pembawa analit (asam
amino), dapat bersifat inert maupun berinteraksi dengan analit tersebut.
Fase gerak dapat berupa bahan cair dan dapat juga berupa gas inert yang
umumnya dapat dipakai sebagai carrier gas senyawa mudah menguap
(volatil).
B. Saran
62
Daftar Pustaka
Arsyad, M. Natsir. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Jakarta:
Gramedia
Keenan, Charles W, dkk. 2002. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Jakarta: Erlangga
63