Anda di halaman 1dari 15

Laporan Resmi

Praktikum Kimia Organik II


KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS SENYAWA CURCUMINOID
Dosen Pengampu,
Dr. Zulkifli Zam Zam, M.Sc

OLEH

KELOMPOK II
Fitriani Ahsan (03291911065)
Fitri Amrin (03291911001)
Nur Anisa (03291911012)
Hikma Listianingsi Ahmad (03291911035)
Megawati Umasangadji (03291911045)
Serli Yani Seri (03291911031)
Rosani M. Hi Saleh (03291911053)
Sarmila A Taher (03291911047)
Sri Wahyuni (03291911061)
Ramisa Beu Beu (03291911049)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSTAS KHAIRUN
TERNATE
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan yang
berjudul KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS SENYAWA CURCUMINOID
Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen Pengampu yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam
pembuatan laporan ini sehingga sehingga bisa terseyelesaikan tugas ini tepat
waktu.

Kami menyadari, bahwa laporan  yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.

Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa


bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Ternate, 30 Juni 2021

Kelompok II
DAFTAR ISI
COVER..........................................................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................

BAB II METODE PRAKTIKUM.................................................................

A. Alat...............................................................................................
B. Bahan...........................................................................................
C. Prosedur kerja..............................................................................

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................

A. Hasil.............................................................................................
B. Pembahasan..................................................................................

BAB IV PENUTUP.......................................................................................

A. Keimpulan....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

Kunyit merupakan tanaman obat yang berupa semak dan termasuk


tanaman tahunan. Rimpang dari tanaman kunyit merupakan bagian yang paling
sering di gunakan ataupun diolah. Klasifikasidari rimpang kunyit,yaitu:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub-divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcumadomestica

Kunyit memiliki khasiat sebagai anti inflamasi, antioksidan, antimikroba,


pencegah kanker, anti tumor, dan menurukan kadar lemak dalam darah dan
kolesterol, serta sebagai pembersih darah. Kandungan utama kunyit yaitu
kurkumin.

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Kromatografi digunakan untuk


memisahkan substansi campuran menjadi komponen-komponennya. Seluruh
bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip ini.

Kromatografi lapis tipis adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan


perbedaan kecepatan perambatan komponen dalam medium berupa lempengan
kromatografi. Pada kromatografi lapis tipis, komponen-komponen suatu campuran
senyawa akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase
diam akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak akan melarutkan zat
komponen campuran. Sedangkan komponen yan gmudah larut dalam fase gerak akan
bergerak lebih cepat. Pada kromatografi lapis tipis memiliki fase diam contohnya
silika gel dan fase gerak atau eluen berupa pelarut. Fase gerak mengali rmelalui fase
diam dan membawa komponen-komponen yang terdapat dalam campuran.
Komponen-komponen yang berbeda bergerak pada laju yang berbeda sehingga spot
yang terlihat dengan UV akan berbeda-beda pula jaraknya. (Anonim, 2012)

Pada prinsipnya pengerjaan KLT meliputi tahap-tahap pembuatan plat,


penotolan pada plat, pemilihan adsorben, pemilihan pelarut, pemilihan sistem
pengembang yang cocok, pengamatan lokasi bercak pada kromatogram, deteksi dan
identifikasi.

Kromatografi merupakan suatu proses pemisahan yang mana analit-analit


dalam sampel terdistribusi antara dua fase yaitu fase diam dan gerak. Fase diam
dapat berupa bahan padat dalam bentuk molekul kecil atau dalam bentuk cairan
yang dilapiskan pada pendukung padat atau dilapiskan pada dinding kolom.
Sedangkan fase gerak dapat berupa gas atau cairan. Jika gas digunakan sebagai fase
gerak maka prosesnya dikenal sebagai kromatografi gas. Dalam kromatografi cair
dan juga kromatografi lapis tipis, fase gerak yang digunakan berbentuk cair
(Rohman, 2009).
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran senyawa
menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang menggunakan.
Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan bahan sangat
sedikit,baik penyerap maupun cuplikannya.KLT dapat digunakan untuk memisahkan
senyawa – senyawa yang sifatnya hidrofobik seperti lipida–lipida dan hidrokarbon
yang sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas. KLT juga dapat berguna untuk
mencari eluen untuk kromatografi kolom, analisis fraksi yang diperoleh dari
kromatografi kolom, identifikasi senyawa secara kromatografi, dan isolasi senyawa
murni skala kecil. Pelarut yang dipilih untuk pengembang disesuaikan dengan sifat
kelarutan senyawa yang dianalisis. Bahan lapisan tipis seperti silika gel adalah
senyawa yang tidak bereaksi dengan pereaksi–pereaksi yang lebih reaktif seperti
asam sulfat. Data yang diperoleh dari KLT adalah nilai Rf yang berguna untuk
identifikasi senyawa. Nilai Rf untuk senyawa murni dapat dibandingkan dengan nilai
Rf dari senyawa standar. (Day & Underwood,1997)
BAB II
METODE PRAKTIKUM
A. Alat
1. Gelas ukur
2. Gelas kimia
3. Plat KLT
4. Pipet ukur
5. Pipet tetes
6. Botol vial
7. Pipa kapiler
8. Pensil
9. Gunting

B. Bahan
1. Metanol
2. Heksana
3. Kloroform
4. Kunyit kering
5. Aluminium foil
6. Aquades

C. Prosedur kerja
a. Ekstraksi Sampel

Masukkan sampel (bubuk kunyit) yang sudah di ke dalam botol vial,


Tambahkan dengan metanol 5 mL tutup botol vial dan lakukan pengadukan,
Diamkan selama 10 menit.
b. Pembuatan Eluen

Ambil larutann-heksana 6 mL dan kloroform 4 mL dengan perbandingan


3:2, kemudian masukkan dalam botol vial, tutup agar tidak mudah
menguap, Lakukan cara yang sama untuk membuat larutan dengan
perbandingan 2:3

c. Kromatografi Lapis Tipis


Buat pipa kapiler dengan ujung runcing dengan cara membakar bagian pipa
kapiler sampai meleleh, tarik unjunganya sehingga di dapat pipa kapiler
dengan ujung yang runcing, Siapkan plat KLT dengan ukuran 1×7 cm, Beri
garis 1 cm dibawah dan 0,5 cm dari atas plat KLT, Lakukan pentotolan pada
garis bawah plat KLT, Masukkan 3-5 mL n-heksana dan kloroform dengan
perbandingan 3:2 dalam Chamber tertutup dan tunggu sampai 2 menit,
Masukkan plat KLT yang sudah diberi sampel dalam Chamber, Amati
pergerakan eluen dan bercak yang naik, Jika ieluen yang telah sampai batas
garis atas segera diangkat plat KLT dan keringkan eluennya., Amati bercak
yang terelusi dibawah UV 254nm dan 366 nm, Hitung Rf, danDengan cara
yang sama, lakukan dengan menggunakan eluen n-heksana : kloroform 2:3.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil

Perlakuan Hasil perlakuan

Ditimbang bubuk kunyit 10 gram

Ditambahkan larutan metanol 0,2 M Larutan kuning pekat


sebanyak 50 ml

Dibuat larutan eluen (n-heksan dan 3:2


kloroform 0,2 M) dengan
perbandingan

Dibuat larutan eluen (n-heksan dan 2:3


kloroform 0,2 M) dengan
perbandingan

Larutan eluen 3:2 (jarak eluan 4)

Larutan eluen 2:3 (jarak eluen 1,5)

Rambatan berhenti pada perbandingan 1 jam 5 menit


3:2 dan 2:3

Nilai Rf perbandingan 3:2 0,5

Nilai Rf perbandingan 2:3 0,1875

 Rf perbandingan 3:2

jarak elusi
Rf¿
jarak eluen
4
Rf =
8
Rf = 0,5
 Rf perbandingan 2:3
jarak elusi
Rf = jarak eluen
1,5
Rf = 8
Rf = 0,1875
B. Pembahasan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mengenai kromatografi lapis


tipis atau KLT dengan menggunakan sampel kunyit bertujuan untuk mengisolasi
komponen kurkumin dari kunyit (Curcuma longa L). Senyawa curcumin adalah
suatu senyawa yang terdapat dalam semua spesies kunyit. Berbagai teknik
pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan campuran diantaranya ekstraksi,
destilasi, kristalisasi dan kromatografi. Metode pemisahan pada kromatografi
sangat tergantung dari jenis fase diam yang digunakan. Jenis fase diam yang
digunakan menentukan interaksi yang terjadi antara analit dengan fase dia dan
fase gerak. Metode pemisahan pada kromatografi terbagi Pemisahan berdasarkan
polaritas. Metode pemisahan berdasarkan polaritas, senyawa senyawa terpisah
karena perbedaan polaritas. Afinitas analit tehadap fase diam dan fase gerak
tergantung kedekatan polaritas analit terhadap fase diam dan fase gerak (like
dissolve like). Jadi, pemisahan kurkumin pada bubuk kunyit berdasarkan
perbedaan polaritas dari senyawa tersebut.

KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa – senyawa yang sifatnya


hidrofobik seperti lipida–lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan
kromatografi kertas. Pada prinsipnya pengerjaan KLT meliputi tahap-tahap
pembuatan plat, penotolan pada plat, pemilihan adsorben, pemilihan pelarut,
pemilihan sistem pengembang yang cocok, pengamatan lokasi bercak pada
kromatogram, deteksi dan identifikasi.

KLT juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk kromatografi kolom,
analisis fraksi yang diperoleh dari kromatografi kolom, identifikasi senyawa
secara kromatografi, dan isolasi senyawa murni skala kecil. Pelarut yang dipilih
untuk pengembang disesuaikan dengan sifat kelarutan senyawa yang dianalisis.
Bahan lapisan tipis seperti silika gel adalah senyawa yang tidak bereaksi dengan
pereaksi–pereaksi yang lebih reaktif seperti asam sulfat. Data yang diperoleh dari
KLT adalah nilai Rf yang berguna untuk identifikasi senyawa. Nilai Rf untuk
senyawa murni dapat dibandingkan dengan nilai Rf dari senyawa standar.

Pelaksanaan kromatografi biasanya digunakan dalam pemisahan pewarna


yang merupakan sebuah campuran dari beberapa zat pewarna. Contoh
pelaksanaan kromatografi lapis tipis: Sebuah garis menggunakan pinsil digambar
dekat bagian bawah lempengan dan setetes pelarut dari campuran pewarna
ditempatkan pada garis itu. Diberikan penandaan pada garis di lempengan untuk
menunjukkan posisi awal dari tetesan. Jika ini dilakukan menggunakan tinta,
pewarna dari tinta akan bergerak selayaknya kromatografi dibentuk. Ketika
bercak dari campuran itu mengering, lempengan ditempatkan dalam sebuah gelas
kimia bertutup berisi pelarut dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Perlu
diperhatikan bahwa batas pelarut berada di bawah garis dimana posisi bercak
berada. Alasan untuk menutup gelas kimia adalah untuk meyakinkan bawah
kondisi dalam gelas kimia terjenuhkan oleh uap dari pelarut. Untuk mendapatkan
kondisi ini, dalam gelas kimia biasanya ditempatkan aluminium foil untuk
menutup permukaan gelas kimia. Kondisi jenuh dalam gelas kimia dengan uap
mencegah penguapan pelarut. Karena pelarut bergerak lambat pada lempengan,
komponen-komponen yang berbeda dari campuran pewarna akan bergerak pada
kecepatan yang berbeda dan akan tampak sebagai perbedaan bercak warna.
Pelarut dapat mencapai sampai pada bagian atas dari lempengan. Ini akan
memberikan pemisahan maksimal dari komponen-komponen yang berwarna
untuk kombinasi tertentu dari pelarut dan fase diam. Perhitungan nilai Rf. Setelah
proses pemisahan selesai, plat KLT diangkat dan dikeringkan. Kemudian dilakukan
analisis untuk mengetahui bentuk kromatogramnya. Analisis dilakukan menggunakan
larutan H2SO4. Dari hasil kromatogram akan terlihat noda senyawa kurkumin yang
terpisahkan dari analit dan selanjutnya dihitung nilai Rf- nyaDalam praktikum ini
menggunakan dua perbandingan yaitu 3:2 dan 2:3. Dimana nilai Rfnya pada 3:2
sebesar 0,5 dan pada 2:3 sebesar 0,1875. Untuk mengetauhi atau melihat bercak
warna pada plat disini kami menggunakan larutan H2SO4. Dengan mekanisme
reaksi:
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa nilai Rf sampel


senyawa hasil isolasi kunyit pada plat KLT dengan perbandingan 3:2 sebesar
0,4 dan 2:3 sebesar 0,15. Untuk melihat hasil bercak kromotografi bisa juga
digunakan larutan H2SO4, dengan cara menyemprotkanya keaat plat. Sampel
(kunyit) mengandung kurkumin. Pada KLT eluen yang digunakan bisa dari n-
heksan dan kloroform.
DAFTAR PUSTAKA

Rohman, Abdul dan Ibnu Gholib G. 2006. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Day & Underwood 1997. Analisa kimia Kuantitatif Edisi Keenam .


Erlangga. Jakarta
Anonim.2011.BudidayaKunyit.(Cited:2011Sept,28).Availablefrom:http://
www.migroplus.com/brosur/Budidaya%20kunyit.pdf
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Ket : larutan kunyit

Ket : sampel ditetesi di atas plat

Ket : plat dibiarkan didalam botol


yang berisi eluaen

Ket : hasil

Anda mungkin juga menyukai