Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FITOKIMIA 1

“KROMATOGRAFI KOLOM”

Disusun Oleh:

Andi Soewandi (18334031)


Ainaya Rachmaulidya Intan (18334033)
Bagas Aprilliano Wijanarko (18334034)
Farah Sabila (18334035)
Nurul Wulandari (18334036)
Shafa Sahira (18334037)

Dosen :
Dr. Tiah Rachmatiah, M.Si., Apt

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT SAINS TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Kromatografi Kolom”Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber,
referensi dan pengarahan dari berbagai pihak . Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.

Jakarta, 21 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2 Tinjauan Pustaka.....................................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................3
BAB II. ISI...........................................................................................................................................4
BAB III. KESIMPULAN......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berbagai metode kromatografi memberikan cara pemisahan paling kuat
dilaboratorium kimia. Metode kromatografi, karena pemanfaatannya yang leluasa, dipakai
secara luas untuk pemisahan analitik dan preparatif. Biasanya, kromatografi analitik dipakai
pada tahap permulaan untuk semua cuplikan, dan kromatografi preparative hanya dilakukan
jika diperlukan fraksi murni dari campuran. Pemisahan secara kromatografi dilakukan dengan
cara mengotak-atik langsung beberapa sifat fisika umum dari molekul. Sifat utama yang
terlibat ialah: (1) Kecenderungan molekul untuk melarut dalam cairan (kelarutan), (2)
Kecenderungan molekul untuk melekat pada permukaan serbuk halus (adsorpsi, penjerapan),
dan (3) Kecenderungan molekul untuk menguap atau berubah kekeadaan uap (keatsirian).
Pemisahan dan pemurnian kandungan tumbuhan terutama dilakukan dengan menggunakan
salah satu dari empat teknik kromatografi atau gabungan teknik tersebut. Keempat teknik
kromatografi itu adalah: Kromatografi Kertas (KKt), Kromatografi Lapis Tipis (KLT),
Kromatografi Gas Cair (KGC) dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Pemilihan
teknik kromatografi sebagian besar bergantung pada sifat kelarutan dan keatsirian senyawa
yang akan dipisah. KKt dapat digunakan terutama bagi kandungan tumbuhan yang mudah
larut dalam air (karbohidrat, asam amino dan senyawa fenolat), KLT merupakan metode
pilihan untuk pemisahan semua kandungan yang larut lipid (lipid, steroid, karotenoid, kinon
sederhana dan klorofil), KGC penggunannya terutama untuk senyawa atsiri (asam lemak,
mono- dan seskuiterpen, hidrokarbon dan senyawa belerang), cara lain yaitu KCKT, dapat
memisahkan kandungan yang keatsiriannya kecil. KCKT adalah suatu metode yang
menggabungkan keefisienan kolom dan kecepatan analisis. Pada bagian selanjutnya akan
dibahas mengenai beberapa metode isolasi serta penggunaan kromatografi kolom baik kolom
konvensional maupun kolom vakum.

1
1.2 Tinjauan Pustaka
Kromatografi Kolom

Dalam kromatografi partisi cair-cair, suatu pemisahan dipengaruhi oleh distribusi


sampel antara fase cair diam dan fase cair bergerak dengan membatasi kemampuan
pencampuran. Jika suatu zat terlarut dikocok dalam system dua pelarut yang tidak bercampur
atau saling melarutkan maka zat terlarut akan terdistribusi di antara kedua fase (Khopkar,
2008, hal: 155).

Metode isolasi yang dapat digunakan untuk senyawa yang terkandung dalam bahan
alam adalah :

 KLT preparative
 KromatografiKolom
 KGC
 KCKT

Kromatografi kolom merupakan metode kromatografi klasik yang masih banyak


digunakan. Kromatografi kolom digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam
jumlah yang banyak berdasarkan adsorpsi dan partisi. Kemasan adsorben yang sering
digunakan adalah silika gel G-60, kieselgur, Al2O3, dan Diaion.

Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat


untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran. Alat tersebut berupa pipa gelas
yang dilengkapi suatu kran dibagian bawah kolom untuk mengendalikan aliran zat cair,
ukuran kolom tergantung dari banyaknya zat yang akan dipindahkan. Secara umum
perbandingan panjang dan diameter kolom sekitar 8:1 sedangkan daya penyerapnya adalah
25-30 kali berat bahan yang akan dipisahkan. Teknik banyak digunakan dalam pemisahan
senyawa-senyawa organic dan konstituen-konstituen yang sukar menguap sedangkan untuk
pemisahan jenis logam-logam atau senyawaan organic jarang dipakai (Yazid, 2005, hal: 98).

Pelarut (fase gerak) dibiarkan mengalir melalui kolom karena aliran yang disebabkan
oleh gaya berat atau didorong dengan tekanan. Senyawa linarut bergerak melalui kolom
dengan laju yang berbeda, memisah dan dikumpulkan berupa fraksi ketika keluar dari alas
kolom. Kromatografi kolom konvensional memiliki berbagai keterbatasan dalam

2
penggunannya, kromatografi kolom vakum dapat meningkatkan laju pengelusian dan
mempersingkat waktu kontak linarut dengan penjerap.

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui macam-macam kromatografi kolom

2. Untuk mengetahui cara kerja dari kromatografi kolom

3. Untuk mengetahui teknik pemisahan kimia dengan cara kromatografi kolom.

3
BAB II

ISI

Kromatografi kolom merupakan metode kromatografi klasik yang masih banyak


digunakan. Kromatografi kolom digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam
jumlah yang banyak berdasarkan adsorpsi dan partisi. Kemasan adsorben yang sering
digunakan adalah silika gel G-60, kieselgur, Al2O3, dan Diaion. Cara pembuatannya ada dua
macam :

- Cara keringyaitusilika gel dimasukkan ke dalam kolom yang telah diberika pas kemudian
ditambahkan cairan pengelusi.

- Cara basah yaitu silika gel terlebih dahulu disuspensikan dengan cairan pengelusi yang
akan digunakan kemudian dimasukkan kedalam kolom melalui dinding kolom secara
kontinyu sedikit demi sedikit hingga masuk semua, sambil kran kolom dibuka. Eluen
dialirkan hingga silika gel mapat, setelah silika gel mapat eluen dibiarkan mengalir sampai
batas adsorben kemudian kran ditutup dan sampel dimasukkan yang terlebih dahulu
dilarutkan dalam eluen sampai diperoleh kelarutan yang spesifik. Kemudian sampel dipipet
dan dimasukkan kedalam kolom melalui dinding kolom sedikit demi sedikit hingga masuk
semua, dan kran dibuka dan diatur tetesannya, serta cairan pengelusi ditambahkan. Tetesan
yang keluar ditampung sebagai fraksi-fraksi.

Metode pemisahan kromatografi kolom ini memerlukan bahan kimia yang cukup
banyak sebagai fasa diam dan fasa bergerak bergantung pada ukuran kolom gelas. Untuk
melakukan pemisahan campuran dengan metode kromatografi kolom diperlukan waktu yang
cukup lama, bias berjam-jam hanya untuk memisahkan satu campuran. Selain itu, hasil
pemisahan kurang jelas artinya kadang-kadang sukar mendapatkan pemisahan secara
sempurna karena pita komponen yang satu bertumpang tindih dengan komponen lainnya.
Masalah waktu yang lama disebabkan laju alir fasa gerakhanya dipengaruhi oleh gaya
gravitasi bumi, ukuran diameter partikel yang cukup besar membuat luas permukaan fasa
diam relative kecil sehingga tempat untuk berinteraksi antara komponen-komponen dengan
fasa diam menjadi terbatas. Apabila ukuran diameter partikel diperkecil supaya luas
permukaan fasa diam bertambah menyebabkan semakin lambatnya aliran fasa gerak atau fasa
gerak tidak mengalir sama sekali. Selain itu fasa diam yang sudah terpakai tidak dapat

4
digunakan lagi untuk pemisahan campuran yang lain karena sukar meregenerasi fasa diam
(Hendayana, 2006, hal: 2-3).

Untuk memisahkan campuran, kolom yang telah dipilih sesuai campuran diisi dengan
bahan penyerap seperti alumina dalam keadaan kering atau dibuat seperti bubur dengan
pelarut. Pengisian dilakukan dengan bantuan batang pengaduk untuk memanfaatkan adsorben
dan gelas wool pada dasar kolom. Pengisian harus dilakukan secara hat-hati dan sepadat
mungkin agar rata sehingga terhindar dari gelembung-gelembung udara, untuk membantu
homogenitas biasanya kolom setelah diisi divibrasi diketok-ketok. Sejumlah cuplikan yang
dilarutkan dalam sedikit pelarut, dituangkan melalui sebelah atas kolom dan dibiarkan
mengalir kedalam adsorben. Komponen-komponen dalam campuran diadsorpsi dari larutan
secara kuantitatif oleh bahan penyerap berupa pita sempit pada permukaan atas kolom.
Dengan penambahan pelarut secara terus-menerus, masing-masing komponen akan bergerak
turun melalui kolom dan pada bagian atas kolom akan terjadi kesetimbangan baru antara
bahan penyerap, komponen campuran dan eluen. Kesetimbangan dikatakan tetap apabila
suatu komponen yang satu dengan yang lainnya bergerak kebagian bawah kolom dengan
waktu atau kecepatan berbeda-beda sehingga terjadi pemisahan (Yazid, 2005, hal: 200-2001).

Kromatografi Kolom Isap :

1. Suction Colomn

Isolasi komponen kimia dalam jumlah yang banyak, berdasarkan absorpsi dan partisi,
dimana kolom diisi dengan fase diam divakumkan dengan suatu pompa vakum agar eluen
dapat turun mengelusi komponen kimia yang selanjutnya keluar sebagai fraksi-fraksi.

2. Rapid-Sigel

Isolasi komponen kimia dalam jumlah yang sedikit berdasarkan absorpsi dan partisi,
dimana kolom diisi dengan fase diam divakumkan dengan suatu pompa vakum agar eluen
dapat turun mengelusi komponen kimia yang selanjutnya keluar sebagai fraksi-fraksi.

3. Press Colomn

Kromatografi kolom sederhana di mana fase gerak bergerak dengan cepat karena
penggunaan tekanan positif dari tabung nitrogren. Udara yang ditekan mengandung O2 dan

5
uap air yang dapat menyebabkan peruraian produk dari ekstrak dan berubah saat pemisahan
kromatografi.

Keterbatasan kromatografi kolom-terbuka klasik ialah sebagai berikut :

a. Pemisahan lambat

b. Penjerapan linarut yang tidak bolak-balik

c. Tidak dapat dipakai jika partikel terlalu kecil.

Kombinasi antara kromatografi kolom kering dan kromatografi cair vakum memiliki
kelebihan dimana laju pengelusian lebih tinggi dan memperpendek waktu kontak linarut
dengan penjerap.

Untuk kolom gaya tarik bumi yang memakai penjerap berukuran 60- 230 mesh (63-
250 μm), umumnya laju aliran sekitar 10-20 mL/cm2 penampang kolom/jam. Untuk partikel
yang lebih kecil dari 200 mesh diperlukan semacam pemompaan atau system bertekanan.
Kemudian laju dapat ditingkatkan sampai 2 mL atau lebih setiap menitnya, atau sampai batas
system tekanan.

Kromatografi Vakum Cair mempunyai keuntungan yang utama dibandingkan

Dengan kolom konvensional yaitu :

1. Konsumsi fase gerak KCV hanya 80% atau lebih kecil disbanding dengan kolom
konvensional karena pada kolom mikrobor kecepatan alir fase gerak lebih lambat (10-
100μl/menit).

2. Adanya aliran fase gerak lebih lambat membuat kolom mikrobor lebih ideal jika digabung
dengan spectrometer massa.

3. Sensitivitas kolom mikrobor ditingkatkan karena solute lebih pekat karenanya jenis kolom
ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas missal sampel klinis

Kerugian KCV (Kromatogravi Vakum Cair) :

6
1. Membutuhkan waktu yang cukup lama.

2. Sampel yang dapat digunakan terbatas.

Gambar Kromatografi Kolom Vakum :

Gambar Kromatografi Kolom Konvensional :

7
8
BAB III

KESIMPULAN

Kromatografi kolom merupakan metode kromatografi klasik yang masih banyak


digunakan. Kromatografi kolom digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam
jumlah yang banyak berdasarkan adsorpsi dan partisi. Kromatografi kolom merupakan
teknik pemisahan kimia berdasarkan pertukaran ion anion dan ion kation. Kromatografi
kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan
komponen-komponen dalam campuran. Alat tersebut berupa pipa gelas yang dilengkapi suatu
kran dibagian bawah kolom untuk mengendalikan aliran zat cair, ukuran kolom tergantung
dari banyaknya zat yang akan dipindahkan. Secara umum perbandingan panjang dan diameter
kolom sekitar 8:1 sedangkan daya penyerapnya adalah 25-30 kali berat bahan yang akan
dipisahkan. Teknik banyak digunakan dalam pemisahan senyawa-senyawa organic dan
konstituen-konstituen yang sukar menguap sedangkan untuk pemisahan jenis logam-logam
atau senyawa anorganik jarang dipakai (Yazid, 2005, hal: 98).

9
DAFTAR PUSTAKA

Roy J. Gritter, James M. Bobbit, Arthur E. S., 1991. PengantarKromatografi. Penerbit ITB.
Bandung.

J. B. Harbone. 1987. MetodeFitokimia : Penuntun Cara Modern MenganalisisTumbuhan.


Penerbit ITB. Bandung.

K. Hostettmann, M. Hostettmann, A. Marston. 1995. Cara KromatografiPreparatif. Penerbit


ITB. Bandung.

IbnuGholibGandjar. Abdul Rahman. 2008. Kimia FarmasiAnalisis. PustakaPelajar.


Yogyakarta.

Conners.A.K. ”Pharmaceutical Analysis” Solvent Extraction.

Kisman .Dr. Sastro ,ddk .1994. AnalisisFarmasi Cet. 2 , Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta

Alimin, dkk. Kimia Analitik. Makassar: Alauddin Press, 2007

Hendayana, Sumar. Kimia Pemisahan. Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2006

Khopkar, S.M. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Erlangga, 2008

Yazid, Estien. Kimia FisikaParamedis. Yogyakarta: Andi, 2005

10

Anda mungkin juga menyukai