Anda di halaman 1dari 18

Makalah

KROMATOGRAFI

(Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Biokimia Analitik oleh dosen pengampuh ibu Dra.
Aryati Abdul, M.Kes) )

Disusun Oleh:

Kelompok 5

Telsy Budiarti Kaawoan 432419020

Gita Suciani Pou 432419037

Andi Uswatun Hasanah 432419049

Vinarti Mustapa 432419050

JURUSAN BIOLOGI

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITTAS NEGERI GORONTALO

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmatnya maka saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kromatografi” dengan
tepat waktu. Dalam penyusunan makalah ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Saya berharap dengan dibuatnya makalah ini, dapat membantu pembaca untuk
memahami materi Kromatografi dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya.

Pada akhirnya, saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun demi perbaikan kearah
kesempurnaan dan terima kasih.

Gorontalo, Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kegunaan dan Kelebihhan Kromatografi Sebagai Metode Analisis

Senyawa Biomolekul........................................................................................

2.2 Dasar Teori dan Kegunaan Gel Filtrasi dan Kromatografi Kolom.............

2.3 Dasar Teori dan Kegunaan Kromatografi Partisi (Kromatografi Kertas

Dan Kromatografi Lapis)..................................................................................

2.4 Dasar Teori dan Kegunaan Kromatogarfi Pertukaran Ion..........................

2.5 Dasar Teori dan Kegunaan Kromatografi Gas...........................................

BAB III PENUTUP

3.1Kesimpulan..................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini deteksi sifat spesifik suatu senyawa menjadi sangat penting,terutama dalam bidang
farmasi, kimia, dan klinik, serta bidang lainnya. Suatu analisis kimia seperti pengambilan
cuplikan, pemisahan senyawa pengganggu, isolasi senyawa yang dimaksudkan, pemekatan
terlebih dahulu sebelum identifikasi dan pengukuran banyak dilakukan. Banyak metode analisis
seperti spektrofotometri, manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja
ekstra dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan dengan teknik
kromatografi. Dengan alasan inilah penyusun membahas tentang kromatografi, terutama
kromatografi kolom. Tanpa teknik kromatografi, sintesis senyawa murni (atau hampir murni)
akan sangat sukar, dan dalam banyak kasus, hampir tidak mungkin. Pada umumnya sebelum
suatu senyawa diidentifikasi dan dapat di ukur kadarnya,  perlu di pisahkan dari matriknya. Oleh
karna itu, pemisahan merupakan langkah penting dalam analisi kualitatis. Suatu analisis kimia
menjadi meragukan jika pengukuran sifat tidak berhubungan dengan sifat spesifik senyawa
terukur. Analisis meliputi pengambilan cuplikan, pemisahan senyawa pengganggu, isolasi
senyawa yang dimaksudkan, pemekatan terlebih dahulu sebelum identifikasi dan pengukuran.
Terdapat banyak teknik pemisahan tetapi kromatografi merupakan teknik yang paling banyak di
gunakan. Salah satunya yaitu kromatografi kolom.Berbagai metode kromatografi memberikan
cara pemisahan paling kuat. Karena pemanfaatannya yang leluasa, dipakai secara luas untuk
pemisahan analitik dan preparatif. Biasanya, kromatografi analitik dipakai pada tahap permulaan
untuk semua cuplikan, dan kromatografi preparatif hanya dilakukan jika diperlukan fraksi murni
dari campuran. Pemisahan secara kromatografi dilakukan dengan cara mengotak-atik langsung
beberapa sifat fisika umum dari molekul. Pemisahan senyawa biasanya menggunakan beberapa
teknik kromatografi. Pemilihan teknik kromatografi sebagian besar bergantung pada sifat
kelarutan senyawa yang akan dipisahkan. Berdasarkan uraian tersebut, maka akan membahas
tentang metode kromatografi kolom.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja kelebihan dan kekuranagn kromatografi ?
2. Apa saja metode Kromatografi dan kegunaannya ?
3. Bagaimana dasar teori dan kegunaan kromatografi partisi (kromatoggrafi kertas dan
kromatografi lapis tipis) ?
4. Bagaimana dasar teori dan kegunaan kromatografi pertukaran ion ?
5. Bagaimana dasar teori dan kegunaan kromatografi gas ?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan kelebihan dan kekuranagn kromatografi
2. Menjelaskan metode Kromatografi dan kegunaannya
3. Menjelaskan dasar dan kegunaan kromatografi partisi (kromatoggrafi kertas dan
kromatografi lapis tipis)
4. Menjelaskan dasar teori dan kegunaan kromatografi pertukaran ion
5. Menjelaskan dasar teori dan kegunaan kromatografi gas
BAB II
PEMBAHASAN
5.1 Kromotografi
Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk bermacam-macam teknik
pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu fasa gerak yang bisa berupa gas
ataupun cair dan rasa diam yang juga bisa berupa cairan ataupun suatu padatan. Sedangkan
menurut Farmakope Indonesia IV, kromatografi adalah suatu tekhnikatau prosedur pemisahan
zat terlarut oleh suatu system yang terdiri dari 2 fase atau lebihyang salah satu diantarnya
bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dandidalamnya, zat–zat itu menunjukkan
perbedaan yang disebabkan oleh adanyaperbedaan dalam adsobsi, partisi, kelarutan, tekanan
uap, ukuran molekul atau kerapatanmuatan ion (Edward L. 1991).
Pengertian lain kromatografi menurut IUPAC adalah suatu metode yang digunakanuntuk
pemisahan komponen dalam sample dimana komponen tersebut terdistribusi dalam2 fase yang
salah satunya diam dan yang lainnya bergerak.Metode kromatografi memberikan cara
pemisahan paling kuat di laboratoriumkimia. Gagasan dasarnya sederhana untuk dipahami,
cara sederhana sampai yang agakrumit dari segi kerja dan peralatan, dan metode ini dapat
dipakai untuk setiap jenissenyawa. Metode kromatografi, karena pemanfaatnnya yang leluasa,
dipakai secara luasuntuk pemisahan analitik dan preparative. Jenis pemisahan, apakah
analitik ataupreparative, tidak ditentukan oleh ukuran cuplikan, melainkan lebih oleh
keperluankhusus. Biasanya, kromatografi analitik dipakai pada tahap permulaan untuk
semuacuplikan, dan kromatografi preparative hanya dilakukan jika diperlukan fraksi murni
daricampuran(Edward L. 1991).
Penemu Kromatografi adalah Tswett yang pada tahun 1903,mencoba
memisahkanpigmen-pigmen dari daun dengan menggunakan suatu kolom yang berisi kapur
(CaSO4).lstilah Kromatografi diciptakan oleh Tswett untukmelukiskan daerah-daerah
yangberwarna yang bergerak kebawah kolom. Pada waktu yang hampir bersamaan, D.T.
Dayjuga menggunakan Kromatografi untuk memisahkan fraksi-fraksi petroleum,
namunTswett lah yang pertama diakui sebagai penemu dan yang menjelaskan tentang proses
Kromatografi.
Kromatografi adalah sebuah teknik dalam penelitian yang digunakan untuk memisahkan
komponen campuran menjadi bagian-bagian partikel penyusun komponen tersebut. Hal ini dilakukan
untuk melakukan pemurnian terhadap sebuah komponen campuran dengan melihat karakteristiknya
seperti ukuran, massa, bentuk, dan lainnya. Kromatografi memiliki berbagai macam teknik. Meski
demikian, secara umum pola kerja yang hampir sama yaitu sebagai berikut:
a. Komponen campuran yang akan diteliti ditempatkan pada sistem yang memiliki stasioner atau
padatan
b. Kemudian, komponen campuran tersebut akan mengalir memasuki fase gerak dan pada fase ini,
akan terjadi interaksi antara komponen tersebut dengan padatan yang ada
c. Timbulah sebuah proses pelarutan dan penguapan dari komponen campuran yang akan dipisahkan
tersebut
d. Nantinya, komponen campuran tersebut akan terpisah berdasarkan sifat dari komponen penyusun
tersebut dengan melihat apakah komponen tersebut mempunyai interaksi yang kuat atau lemah
ketika mereka memasuki fase diam
Kelebihan dan Kelamahan Metode Kromotografi
1) Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi.
2) Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi pemisahan yang
tinggi.
3) Gas mempunyai vikositas yang rendah.
4) Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga analisis relatif
cepat dan sensitifitasnya tinggi.
5) Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang sangat
beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran.
Kelemahan:
1) Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap.
2) Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah besar.
Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada tingkat gram mungkin
dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau ton sukar dilakukan kecuali jika ada
metode lain.
3) Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap fase diam
dan zat terlarut.
5.2 Kromatografi kolom dan Kromatografi Filtrasi Gel
Pengertian Kromatografi Kolom Kromstografi kolom merupakan teknik pemisahan dua
senyawa atau lebih dalam suatu campuran berdasarkan adsorpsi antara fase diam (adsorben) dan
fase gerak (pelarut yang cocok). Komponen akan dipisahkan antara dua fase yaitu fase diam dan
fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak melarutkan zat
komponen campuran. Perlu diperhatikan bahwa komponen senyawa yang berbeda memilki
koefisien partisi yang berbeda antara fase gerak dan diam. Senyawa yang berinteraksi lemah
dengan fase diam akan bergerak lebih cepat dari system kromatografi. Senyawa yang
berinteraksi kuat dengan fase diam akan bergerak sangat lambat. Pada kromatografi kolom, fase
gerak dibiarkan mengalir melalui kolom karena aliran yang disebabkan oleh gaya berat atau
didorong dengan tekanan. Senyawa yang terpisah bergerak melalui kolom dengan laju yang
berbeda, memisah, dan dikumpulkan berupa fraksi ketika keluar dari alas kolom.Kromatografi
kolom atau column chromatography adalah teknik kromatografi yang paling sering digunakan dalam
sebuah penelitian. Biasanya, column chromatography sering digunakan dalam pemurnian biomolekul.
Komponen campuran dari sebuah biomolekul yang akan dipisahkan akan ditempatkan pada sebuah
kolom (berbentuk seperti tabung) pada bagian bawah (Sandy, L. 1987).
Komponen – komponen dalam Kromatografi Kolom Perangkat dalam kromatografi
kolom terdiri atas: 1. Tabung kromatografi, tabung berbentuk silinder dan terbuat dari kaca 2.
Batang pemampat, untuk memadatkan wol kaca atau kapas pada dasar tabung serta untuk
memadatkan zat penjerap secara merata di dalam tabung 3. Cakram kaca berpori, melekat pada
dasar tabung dan berfungsi untuk menyangga isinya. Cakram kaca berpori atau wol kaca atau
kapas ditutupi setebal 30-60 mm atau dengan pasir bersih 50-100 mesh 4. Sebuah tabung
pengalir dengan diameter yang lebih kecil untuk mengeluarkan cairan yang menyatu dengan
tabung atau disambung melalui suatu sambungan antibocor pada ujung bawah tabung utama.
Tabung pengalir umumnya berdiameter dalam antara 3 mm hingga 6 mm (Sandy, L. 1987).
Pengertian Kromatografi Filtrasi Gel Kromatografi filtrasi gel merupakan suatu proses
pemisahan protein berdasarkan perbedaan ukuran molekul dari suatu protein. Proses pemisahan
menggunakan matriks gel berpori yang ditempatkan di dalam kolom dan dikelilingi oleh pelarut.
Sampel yang mengandung campuran molekul besar dan kecil dilewatkan ke dalam kolom.
Molekul protein yang lebih kecil dapat masuk ke dalam pori-pori butiran sehingga tertahan
selama aliran ke bawah kolom. Sedangkan,molekul protein yang besar tidak dapat masuk ke
dalam pori-pori butiran dan melewati kolom lebih cepat. Molekul protein yang termasuk
kedalam ukuran sedang akan mengalir ke bawah, kecepatannya sesuai dengankemampuannya
menembus butiran (Lehninger,1982). Proses pemisahan protein ini menggunakan gel yaitu
dekstran (polimer gula yang larut dalam air) dan mengalami reaksi ikatan silang (cross linkage)
sehingga dekstran menjadi tidak larut dalam air, tetapi masih dapat menyerap molekul air dalam
molekulnya. Matriks memiliki daya serap yang bergantung pada jumlah ikatan silang yang
terbentuk di dalamnya. Matriks atau gel dekstran disebut juga sebagai sefadeks. Contoh sefadeks
salah satunya yaitu sefadeks G-50. Huruf dan nomor menunjukkan bahwa safadeks tersebut
dapat dikembangkan (Swelling) dengan air atau larutan penyangga dengan besar
pengembangnya 50 kali.
Aplikasi Kromatografi Filtrasi Gel Teknik kromatografi filtrasi gel dikembangkan untuk
analisis polimer-polimer dan bahan-bahan biologi terutama digunakan untuk molekul-molekul
kecil. Aplikasi kromatografi filtrasi gel lainnya yaitu, pemantauan atau karakterisasi pelipatan
dan agregasi protein, menentukan interaksi reseptor-ligan, dan estimasi berat molekul.
Kromatografi filtrasi gel merupakan metode yang nyaman untuk proses cepat isolasi biopolimer,
dengan perolehan kembali massa yang tinggi dan aktivitas biologis karena kecepatan dan kondisi
elusi yang lembut. Penggunaan utama kromatografi filtrasi gel dalam salah satu dari tiga hal ini.
Pertama, kromatografi filtrasi gel sangat berguna untuk pemisahan spesies dengan berat molekul
tinggi (BM >2000), terutama yang tidak terionkan. Selain resolusi dari setiap makromolekuler
seperti protein dan asam nukleat, kromatografi filtrasi gel dapat digunakan untuk mendapatkan
distribusi berat molekul dari polimer sintetis. Kedua, campuran sederhana dapat dipisahkan
secara mudah dengan metode kromatografi filtrasi gel,terutama apabila penyusun dari campuran
itu memiliki berat molekul yang sangat berbeda.Ketiga, kromatografi filtrasi gel sangat cocok
untuk kerja awal pemisahan eksplorasi dari cuplikan yang tidak diketahui. Pemisahan ini
memberikan gambaran isi cuplikan, sehingga dapat diketahui dengan cepat apakah cuplikan itu
memiliki berat molekul rendah atau berat molekul tinggi (Lehninger, A. L. 1982.) Kromatografi
filtrasi gel dapat digunakan untuk analisis campuran molekul dengan berat molekul yang berbeda
seperti pemisahaan rafinosa, maltose, dengan menggunakan sephadex pada pH 7,0, laju aliran 5
ml/jam dengan H2O sebagai eluen. Pemisahan molekul-molekul dengan berat molekul sama
dapat juga dilakukan dengan pemilihan tipe gel yang tepat dan tinggi kolomnya (Lehninger, A.
L. 1982.).
5.3 Krmatografi kertas dan Lapis Tipis
Pada kromatografi kertas naik, kertasnya digantungkan dari ujung atas lemari sehingga
tercelup di dalam solven di dasar dan solven merangkak ke atas kertas oleh daya kapilaritas.
Pada bentuk turun, kertas dipasang dengan erat dalam sebuah baki solven di bagian atas lemari
dan solven bergerak ke bawah oleh daya kapiler dibantu dengan gaya gravitasi. Setelah bagian
muka solven selesai bergerak hampir sepanjang kertas, maka pita diambil, dikeringkan dan
diteliti. Dalam suatu hal yang berhasil, solut-solut dari campuran semula akan berpindah tempat
sepanjang kertas dengan kecepatan yang berbeda, untuk membentuk sederet noda-noda yang
terpisah. Apabila senyawa berwarna, tentu saja noda-nodanya dapat terlihat. Distribusi dapat
terjadi antara fase cair yang terserap secara stasioner dan zat alir bergerak yang kontak secara
karib dengan fase cair itu. DalamKromatografi kertas atau paper chromatography menggunakan
kertas saring yang sangat tebal untuk dapat mengendapkan komponen campuran yang akan
dipisahkan. Kertas saring ini berfungsi sebagai stasioner atau padatan yang akan berinteraksi ketika
komponen campuran berada dalam fase gerak.
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) pertama kali dikembangkan oleh Izmailoff dan Schraiber
pada tahun 1938. KLT merupakan bentuk kromatografi planar , yang fase diamnya berupa
lapisan seragam (uniform) pada permukaan bidng datar yang didukung oleh lempeng kaca, plat
aluminium, atau plat plastik (Lehninger, A. L. 1982.).KLT merupakan salah satu metode isolasi
yang terjadi berdasarkan perbedaan daya serap (adsorpsi) dan daya partisi serta kelarutan dari
komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen. Oleh karena daya
serap adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka komponen bergerak dengan
kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan pemisahan (Lehninger, A. L.
1982.).Pada proses adsorpsi senyawa kimia dapat terpisah-pisah disebabkan oleh daya serap
adsorban terhadap tiap-tiap komponen kimia tidak sama. Sedangkan partisi adalah kelarutan tiap-
tiap komponen kimia dalam cairan pengelusi (eluen) tidak sama dimana arah gerakan eluen
disebabkan oleh gaya sentrifugal sehingga komponen kimia dapat bergerak dengan kecepatan
yang berbeda-beda.
Kromatografi lapis tipis merupakan jenis kromatografi yang dapat digunakan untuk
menganalisis senyawa secara kualitatif maupun kuantitatif. Lapisan  yang memisahkan terdiri
atas bahan berbutir (fase diam) ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam, atau
lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah berupa larutan, ditotolkan berupa bercak atau
pita, setelah pelat/lapisan ditaruh dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang
yang cocok (fase gerak). Pemisahan terjadi setelah perambatan kapiler (pengembangan),
selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan/dideteksi. Deteksi dilakukan
dengan menggunakan sinar UV (Maria Aloisia Uron. 2017).Teknik ini dikembangkan tahun
1938 Ismailoff dan Schraiber. Adsorbent dilapiskan pada lempeng kaca yang bertindak sebagai
penunjang fase diam. Fase bergerak akan menyerap sepanjang fase diam dan terbentuklah
kromatogram. Ini di kenal  juga sebagai kromatografi kolom terbuka. Metode ini sederhana,
cepat dalam pemisahan dan sensitif. Kecepatan pemisahan tinggi dan mudah untuk memperoleh
kembali senyawa-senyawa yang terpisahkan.
5.4 Kromatografi pertukaran ion 
Kromatografi pertukaran ion adalah proses pemurnian senyawa spesifik di dalam larutan
campuran atau proses substitusi satu jenis senyawa ionik dengan yang lain terjadi pada
permukaan fase diam. Pada fase diam merupakan suatu matriks yang kuat (rigid), yang
permukaannya mempunyai muatan, dapat berupa muatan positif maupun negatif. Mekanisme
pemisahan berdasarkan pada daya tarik elektrostatik. Pertukaran ion adalah salah satu metode
yang efektif untuk pemisahan secara kuantitatif. Pemisahannya berdasarkan prinsip yang sama
sekali berbeda dan hanya diterapkan pada senyawa yang berion. Dua seri paralel dari prosedur
yang ada, terfokus pada pertukaran anion dan kation. Istilah penukar ion secara umum diartikan
orang sebagai pertukaran dari ion-ion yang bertanda muatan (listrik) sama, antara suatu larutan
dan suatu bahan yang padat serta sangat tak dapat larut, dimana larutan itu bersentuhan. Zat
padat itu (penukaran ion) harus mengandung ion-ion miliknya sendiri. Dan agar pertukaran dapat
berlangsung dengan cukup cepat dan ekstensif, zat padat itu harus mempunyai struktur
molekuler yang terbuka dan permeabel, sehingga ion-ion dan molekul-molekul pelarut dapat
bergerak keluar masuk dengan bebas. Penukar kation terdiri dari suatu anion polimerik dan
kation-kation aktif, sementara suatu penukar anion adalah suatu kation polimerik dengan anion-
anion aktif.Kromatografi pertukaran ion atau ion-exchange chromatography adalah teknik
pemisahan komponen campuran dengan mendasarkan pada interaksi elektrostatis antara komponen
campuran dengan stasioner yang berbentuk matriks. Matriks mempunyai beban ion yang berlawanan
dengan muatan ion pada komponen campuran yang akan dipisahkan tersebut sehingga akan terjadi
ikatan ionik. Metode ini banyak digunakan dalam memisahkan molekul protein (terutama enzim).
Molekul lain yang umumnya dapat dimurnikan dengan kromatografi pertukaran ion ini antara
lain senyawa alkohol, alkaloid, asam amino dan nikotin. Kromatografi penukar ion dilakukan
dengan fasa diam yang mempunyai gugus fungsi bermuatan(Maria Aloisia Uron. 2017).
Kegunaan Kromatografi Pertukaran Ion
Sampel cair yang mengandung ion atau logam ini bisa diketahui atau dianalisis dengan
menggunakan teknik kromatografi ion (ion chromatography). Dengan menggunakan teknik
kromatografi ion, anda bisa memastikan ion-ion atau logam secara kualitatif ataupun kuantitatif
dari sampel. Dalam waktu yang singkat, ion-ion positif (kation) seperti : Na+, NH4+, K+, Mg2+,
Ca2+, Ag+, Cu2+, Fe2+ dan sejumlah kation lainnya atau ion-ion negatif (anion) seperti : F -, PO43-,
Cl-, NO2-, Br-, SO42-, CN-, I-, IO3-, dan sejumlah jenis anion lainnya dapat diketahui secara pasti
kepekatan perjumlahnya. Bahkan lebih dari itu, berbagai jenis ion (anion atau kation) dalam
sampel, dapat ditentukan secara serentak (simultaneous) dalam satu kromatogram (one
chromatogram run).
Pada umumnya, anion dan kation dapat diketahui dan dipisahkan dengan menggunakan
teknik pemisahan. Atau dengan kata lain, untuk sekali injek sampel saja ke dalam sistem
kromatografi ion, berbagai-bagai puncak kromatogram (chromatogram peaks) dari anion atau
kation akan muncul. Inilah salah satu yang menjadikan teknik ini lebih populer, bukan saja
sensitivitas dan selektivitasnya, tetapi juga waktu analisisnya yang relatif singkat dan juga
hasilnya yang maksimal.
Teknik kromatografi ion merupakan salah satu subset dari kromatografi, khususnya
kromatografi cair (LC=liquid chromatography). Teknik ini dapat menentukan kepekatan spesies
ion-ion (anion atau kation) dengan memisahkannya berdasarkan pada interaksinya dengan Resin
yang ada dalam kolom pemisah dan mobile phase yang digunakan. Spesies ion-ion ini kemudian
dapat dipisahkan (separated) dalam kolom tersebut berdasarkan pada jenis, ukuran dan afiniti
elektronnya.
Campuran anion dan kation dalam suatu sampel dapat diketahui dan jumlah ion-ion
tersebut dapat ditentukan dalam waktu yang relatif singkat (relatively short time). Suatu ion
dalam sampel dengan kepekatan yang sangat rendah, masih bisa diukur dengan teknik ini.
Disebabkan itulah, teknik kromatografi ion menjadi pilihan bagi peneliti dalam mengetahui ion
yang ada dalam sampel cair, karena teknik ini mempunyai kemampuan menentukan kepekatan
ion atau logam pada level ppt (parts per trillion). Ia juga mudah digunakan serta tidak rumit
dalam pengendalian peralatan ini.
Beberapa kegunaan Kromatografi Pertukaran Ion lainnya :
1. Untuk menghilangkan ion
Untuk menghilangkan ion-ion keseluruhannya, air tersebut dapat dialirkan melalui
penukar kation, kemudian dialirkan melalui penukar anion, yang akan menghilangkan
semua anion dan diganti dengan ion hidroksida. Bila kedua resin tersebut (kation dan
anion) dijadikan satu, penghilangan kedua jenis ion tersebut sekaligus dapat dikerjakan.
2. Mengkonsentrasikan komponen berkadar kecil
Ion-ion yang jumlahnya kecil (trace element) dapat dikonsentrasikan dengan penukar ion.
Setelah ion solut terikat dalam kolom, kemudian dielusi dengan jumlah eluen yang kecil.
3. Pemisahan asam-asam amino
Pada suatu pH, Asam-asam amino dapat dipisahkan menjadi tiga golongan berdasarkan
titik isoelektrisnya. Dengan demikian campuran asam-asam amino dapat dipisahkan
dalam suatu aliran fase mobil dengan secara gradual dengan merubah pH untuk elusi
(gradient elution). Perubahan pH sering dikombinasikan dengan perubahan suhu.

5.5 Kromatografi Gas


Teori Kromatografi Gas Kromatografi gas adalah proses pemisahan campuran menjadi
komponenkomponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu
lapisan serapan (adsorben) yang diam.kromatografi gas fase gerak dan fase diamnya
diantaranya : Fase gerak adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap. Pemisahan tercapai
dengan partisi sampel antara fase gas bergerak Fase diam berupa cairan dengan titik didih tinggi
(tidak mudah menguap) yang terikat pada zat padat penunjangnya Kromatografi gas termasuk
dalam salah satu alat analisis (analisis kualitatif dan analisis kuantitatif), kromatografi gas
dijajarkan sebagai cara analisis yang dapat digunakan untuk menganalisis senyawa-senyawa
organik. Telah diketahui bahwa ada dua jenis kromatografi gas, yaitu kromatografi gas padat
(KGP), dan kromatografi gas cair (KGC). Dalam kedua hal ini sebagai fasa bergerak adalah gas
(hingga keduanya disebut kromatografi gas), tetapi fasa diamnya berbeda. Meskipun kedua cara
tersebut mempunyai banyak persamaan. Perbedaan antara keduanya hanya tentang cara kerja.
Pada kromatografi gas padat (KGP) terdapat adsorbsi dan pada kromatografi gas cair (KGC)
terdapat partisi (larutan). Kromatografi gas padat (KGP) digunakan sebelum tahun 1800 untuk
memurnikan gas. Metode ini awalnya kurang berkembang. Penemuan jenis-jenis padatan baru
sebagai hasil riset memperluas penggunaan metode ini. Kelemahan metode ini mirip dengan
kromatografi cair padat,sedangkan kromatografi gas cair sering disebut oleh para pakar kimia
organik sebagai kromatografi fasa uap. Pertama kali dikenalkan oleh James dan Martin pada
tahun Metode ini paling banyak digunakan karena efisien, serba guna, cepat dan peka. Cuplikan
dengan ukuran beberapa mikrogram sampel dengan ukuran 10 gram masih dapat dideteksi.
Komponen cuplikan harus mempunyai tekanan beberapa torr pada suhu kolom. Kromatografi gas
atau gas chromatography adalah teknik kromatografi yang sangat sederhana, sensitif, dan juga sangat
cepat untuk memisahkan komponen yang memiliki molekul sangat kecil. Stasioner yang ada pada
kromatografi gas adalah sebuah kolom yang berisi cairan dengan kandungan gas sebagai He (Helium)
atau N2 (Nitrogen) yang diserap ke permukaan padatan.dalam bidang lingkungan kromatografi gas
dapat digunakan untuk melakukan pengukuran konsentrasi benzena,toluen,dan xylen (BTX).
Pengukuran BTX dilakukan untuk mengetahui konsentrasi BTX pada breathing zone pekerja.
Sampel udara diambil dengan menggunakan alat personal sampler pump yang telah dikalibrasi
terlebih dahulu. Analisis BTX dilakukan dengan mendesorbsi filter menggunakan karbon
disulfida kemudian dianalisis menggunakan kromatografi gas He sebagai gas pembawa (Maria
Aloisia Uron. 2017).
Kromatografi gas adalah proses pemisahan campuran menjadi komponenkomponennya dengan
menggunakan gas sebagai fase bergerak yang melewati suatu lapisan serapan (adsorben) yang
diam.Kromatografi gas fase gerak dan fase diamnya diantaranya :
 Fase gerak adalah gas dan zat terlarut terpisah sebagai uap. Pemisahan tercapai dengan
partisi sampel antara fase gas bergerak
 Fase diam berupa cairan dengan titik didih tinggi (tidak mudah menguap) yang terikat
pada zat padat penunjangnya

Kromatografi gas termasuk dalam salah satu alat analisis (analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif), kromatografi gas dijajarkan sebagai cara analisis yang dapat digunakan untuk
menganalisis senyawa-senyawa organik. Telah diketahui bahwa ada dua jenis kromatografi gas,
yaitu kromatografi gas padat (KGP), dan kromatografi gas cair (KGC). Dalam kedua hal ini
sebagai fasa bergerak adalah gas (hingga keduanya disebut kromatografi gas), tetapi fasa
diamnya berbeda. Meskipun kedua cara tersebut mempunyai banyak persamaan. Perbedaan
antara keduanya hanya tentang cara kerja. Pada kromatografi gas padat (KGP) terdapat adsorbsi
dan pada kromatografi gas cair (KGC) terdapat partisi (larutan). Kromatografi gas padat (KGP)
digunakan sebelum tahun 1800 untuk memurnikan gas. Metode ini awalnya kurang berkembang.
Penemuan jenis-jenis padatan baru sebagai hasil riset memperluas penggunaan metode ini.
Kelemahan metode ini mirip dengan kromatografi cair padat,sedangkan kromatografi gas cair
sering disebut oleh para pakar kimia organik sebagai kromatografi fasa uap. Pertama kali
dikenalkan oleh James dan Martin pada tahun 1952. Metode ini paling banyak digunakan karena
efisien, serba guna, cepat dan peka. Cuplikan dengan ukuran beberapa mikrogram sampel
dengan ukuran 10 gram masih dapat dideteksi. Komponen cuplikan harus mempunyai tekanan
beberapa torr pada suhu kolom
Dasar pemisahan secara kromatografi gas ialah penyebaran cuplikan diantara 2 fase. Salah
satu fase adalah fase diam yang permukaannya nisbi luas dan fase yang lain adalah gas yang
menelusuri fase diam. Bila fasa diam berupa zat padat disebut sebagai kromatografi gas padat.
Ini didasarkan pada penyerapan kemasan kolom untuk memisahkan cuplikan terutama cuplikan
gas. Kemasan kolom yang lazim dipakai ialah silika gel dan arang. Dan bila fasa diam berupa zat
cair disebut kromatografi gas cair. Fasa cair didapatkan berupa lapisan tipis pada zat padat yang
lembam dan pemisahan didasarkan pada partisi cuplikan yang masuk dan keluar dari lapisan zat
cair ini. Dalam kromatografi gas,fase gerak berupa gas lembam seperti
helium,nitrogen,argon,dan hidrogen digerakkan dengan tekanan melalui pipa yang berisi fase
diam. Tekanan uap atau keatsirian memungkinkan komponen menguap dan bergerak bersama-
sama dengan fase gerak yang berupa gas.

Kromatografi gas merupakan metode yang sangat tepat dan cepat untuk memisahkan
campuran yang sangat rumit. Komponen campuran dapat diidentifikasi dengan menggunakan
waktu retensi yang khas pada kondisi yang tepat. Waktu retensi adalah waktu yang menunjukkan
berapa lama suatu senyawa tertahan dalam kolom. (Gritter,1991) Keuntungan menggunakan
kromatografi gas yaitu waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tinggi, dapat
menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efesiensi pemisahan yang tinggi, hanya
membutuhkan campuran cuplikan yang sangat sedikit, dan kesetimbangan partisi antara gas dan
cairan berlangsung cepat sehingga analisis relatif lebih cepat dan sensitifitasnya tinggi,sedangkan
kerugian menggunakan kromatografi gas yaitu hanya dapat digunakan untuk menganalisis
sampel yang mudah menguap, tidak dapat dipakai untuk memisahkan campuran dalam jumlah
yang besar, dan fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap
fase diam dan zat terlarut.

Kegunaan Karmotografi gas

Kromatografi gas telah digunakan pada sejumlah besar senyawa-senyawa dalam berbagai
bidang. Dalam senyawa organic dan anorganik, senyawa logam, karena persyaratan yang
digunakan adalah tekanan uap yang cocok pada suhu saat analisa dilakukan. Berikut beberapa
kegunaan kromatografi gas pada bidang-bidangmya adalah :

1) Polusi udara Kromatografi gas merupakan alat yang penting karena daya pemisahan yang
digabungkan dengan daya sensitivitas dan pemilihan detector GLC menjadi alat yang ideal
untuk menentukan banyak senyawa yang terdapat dalam udara yang kotor, KGC dipakai
untuk menetukan Alkil-Alkil Timbal, Hidrokarbon, aldehid, keton SO , H S, dan beberapa
oksida dari nitrogen dll.
2) Klinik Di klinik kromatografi gas menjadi alat untuk menangani senyawa-senyawa dalam
klinik seperti : asam-asam amino, karbohidrat, CO , dan O dalam darah, asamasam lemak
dan turunannya, trigliserida-trigliserida, plasma steroid, barbiturate, dan vitamin
3) Bahan-bahan pelapis Digunakan untuk menganalisa polimer-polimer setelah dipirolisa, karet
dan resin-resin sintesis.
4) Minyak atsiri Digunakan untuk pengujian kualitas terhadap minyak permen, jeruk sitrat, dll.
5) Bahan makanan Digunakan dengan TLC dan kolom-kolom, untuk mempelajari pemalsuan
atau pencampuran, kontaminasi dan pembungkusan dengan plastic pada bahan makanan,
juga dapat dipakai untuk menguji jus, aspirin, kopi dll.
6) Sisa-sisa peptisida KGC dengan detector yang sensitive dapat menentukan atau pengontrolan
sisa-sisa peptisida yang diantaranya senyawa yang mengandung halogen, belerang, nitrogen,
dan fosfor.
7) Perminyakan Kromatografi gas dapat digunakan untuk memisahkan dan mengidentifikasi
hasil-hasil dari gas-gas hidrokarbon yang ringan.
8) Bidang farmasi dan obat-obatan Kromatografi gas digunakan dalam pengontrolan kualitas,
analisa hasil-hasil baru dalam pengamatan metabolisme dalam zatzatalir biologi
9) Bidang kimia/ penelitian Digunakan untuk menentukan lama reaksi pada pengujian
kemurnian hasil
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola
pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen (berupa molekul) yang
berada pada larutan. Atau kromatografi adalah proses melewatkan sampel melalui suatu kolom,
perbedaan kemampuan absorpsi terhadap zat-zat yang sangat mirip mempengaruhi resolusi zat
terlarut dan menghasilkan apa yang di sebut kromatogram.Jenis jenis kromatografi :
Kromatografi Gas-padat (KGP) Kromatografi Gas-Cair (KGC), Kromatografi Penukar
Ion, Kromatografi Kertas (KT), Kromatografi Lapis Tipis (KLT atau TLC = Thin Layer
Chromatography), Kromatografi Filtrasi Gel, dan Kromatografi Kolom
DAFTAR PUSTAKA
Edward L. 1991. Dasar Kromatografi Cair. Jakarta : Penerbit ITB Leba,
Maria Aloisia Uron. 2017. Buku Ajar Ekstraksi dan Real Kromatografi.Yogyakarta : CV.Budi
Utama.
Lehninger, A. L. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jlilid 1. Jakarta : Erlangga Putra,
Sandy, L. 1987. High Performance Liquid Chromatography Analytical Chemistry by Open.

Anda mungkin juga menyukai