Disusun Oleh :
Kelompok : 15
Program Studi : Teknik Geologi
Nama :
Algifaris (2109086047)
Fathur Rachman S.P (2109086054)
Asisten Praktkum :
Putri Ayu Dwi Anastasia (2009066030)
Kromatografi adalah salah satu metode pemisahan kimia yang didasarkan pada
perbedaan partisi zat pada fase diam dan fase gerak. Tujuan kromatografi preparatif
biasanya untuk memisahkan senyawa dalam campuran dan kromatografi analitik
digunakan untuk mengetahui perbandingan senyawa dalam suatu campuran.
Kromatografi dibagi menjadi dua yaitu kromatografi preparatif dan kromatografi
analitik. Dan juga memang terdapat banyak metode pemisahan tetapi kromatografi
sendiri dikerjakan dan lebih sering dilakukan karena metode ini dapat dilakukan
dengan sederhana dan cepat yaitu hanya dengan beberapa menit saja dan hanya
menggunakan peralatan yang relatif sederhana (Sastroamidjojo, 1985).
Kromatografi juga merupakan suatu metode pemisahan yang belakangan ini banyak
digunakan. Dibandingkan dengan metode lain seperti destilasi, kristalisasi, ekstraksi,
pengendapan, dan lain sebagainya. Kromatografi mempunyai keuntungan dalam
pelaksanaan hal yang lebih sederhana terutama penggunaan waktu yang singkat,
mempunyai kepekaan yang tinggi, serta mempunyai kemampuan memisahkan yang
tinggi. Metode ini dapat digunakan bila metode lain tidak dapat atau sulit dilakukan
misalnya karena jumlah cuplikan yang sangat sedikit ataupun campuran yang
kompleks (Chang, 2005).
Fase diam (Fase Stasioner) dan fase gerak mempunyai arti masing-masing. Fase diam
merupakan salah satu fase komponen yang penting di mana terjadinya perbedaan
kromatografi karena adanya interaksi dengan fase diam yang menyebabkan terjadinya
perbedaan waktu retensi (Rf) dan terpisahnya komponen-komponen dari suatu
senyawa. Fase gerak merupakan pembawa anlit dapat bersifat berinteraksi dengan
analitik tersebut. Fase gerak dapat berupa bahan cair dan berupa gas yang umumnya
dapat dipakai sebagai gas nyawa yang mudah menguap. Fase diam juga merupakan
proses yang dilalui oleh fase gerak untuk mengetahui jarak antara noda dengan jarak
pelarutnya (Basri,2003).
Kromatografi sendiri bekerja dengan satu prinsip dasar yaitu jumlah zat yang
berbeda-beda untuk masing- masing komponen pada waktu tertentu. Pemisahan
dengan menggunakan metode kromatografi ini dapat terjadi antara fase atau apabila
suatu molekul maupun senyawa nya memiliki sifat- sifat yang berbeda, diantaranya
adalah memiliki kelarutan yang berbeda terhadap suatu pelarut, memiliki sifat
kelarutan atau sifat untuk berkaitan yang berbeda, dan memiliki sifat mudah menguap
pada temperatur yang berbeda pula (Basri, 2003).
BAB III
METODE
1.1.2. Bahan-bahan
a. Kertas saring
b. Spidol
c. Pelarut aquades
d. Pelarut alkohol
e. Pelarut n-heksana
4.2 Jawaban
a. Terdapat pemisahan subtansi pada sampel antara fase diam dan fase gerak.
b. Fase gerak merupakan pembawa analit yang dapat bersifat inert maupun
berinteraksi dengan analit tersebut. Kemudian fase gerak ini tidak selalu
cairan, tetapi dapat berupa gas inert yang pada umumnya dapat dipakai
sebagai carrier gas senyawa yang mudah menguap.
c. Kertas saring berukuran 2x10 cm, fungsi dari batas dengan jarak 2 cm
yaitu sebagai batas yang dimana titik untuk menyerap air agar noda dapat
bergerak keatas.
d. Berfungsi untuk mengetahui sifat dan perubahan warna dan juga agar
dapat diukur.
e. Terdapat dua perubahan pada spidol hitam dan hanya terdapat satu
perubahan pada spidol coklat, pada spidol hitam terdapat warna biru muda
dan biru tua sedangkan pada spidol coklat terdapat warna coklat tua.
DAFTAR PUSTAKA
Khopkar, S.M. (2008). Konsep Dasar Kimia Analitik. ITP Press: Bandung.
Sastroamidjojo, H.1985. Kromatografi. Liberty : Jakarta.
Phobos, Mr. (2020). Laporan Praktikum Kromatografi. Diakses Pada Hari Kamis
23 November 2021. Pukul 19;31 Malam, dari InformasainsEdu :
https://informasains.com/edu/post/2020/07/laporan-praktikum-kromatografi/