1. Tujuan
1.1 Kompetensi yang Dicapai :
Mahasiswa mampu melakukan standardisasi kandungan kimia dalam
ekstrak dengan pemeriksaan profil KLT
1.2 Tujuan Praktikum :
Memantau profil kromatogram bahan uji berupa simplisia atau ekstrak
untuk memberikan gambaran awal komposisi kandungan kimia
berdasarkan pola kromatogram lapis tipis
2. Prinsip
Pemisahan senyawa-senyawa yang terkandung dalam ekstrak akan
terdisitribusi diantara fase diam dan fase geraknya membentuk pola
kromatogram yang khas dengan metode Kromatografi lapis tipis. Pemisahan
terjadi dengan karena perbedaan migrasi senyawa dalam sistem kromatografi.
Bahan :
Simplisia dan ekstrak : Alpiniae galanga rhizome, Foeniculi vulgaris
fructus, Curcuma longae rhizome, Psidii folium
Plat KLT Silica gel GF 254
Pembanding : eugenol,trans-anetol, kurkumin, kuersetin,
Pipa kapiler
Kertas saring
Etanol P
Toluen P
Aseton P
Etil asetat P
Kloroform P
Metanol P
Asam format P
Penampak bercak : Anisaldehid-asam sulfat LP, Aluminium klorida LP
5. Prosedur kerja
Prosedur :
Penyiapan larutan uji :
Timbang seksama lebih kurang 1 g serbuk simplisia/ sampel uji, rendam
sambil dikocok di atas tangas air dengan 10 mL pelarut yang sesuai yang
tertera dalam monografi selama 10 menit. Masukkan filtrat ke dalam labu
tentukur 10-mL tambahkan pelarut sampai tanda.
Prosedur :
1) Totolkan larutan uji, larutan pembanding (sesuai monografi), serta
campuran larutan uji dan larutan pembanding, menurut cara yang tertera
pada masing-masing monografi dengan jarak antara 1,5 sampai 2 cm dari
tepi bawah lempeng, dan biarkan mengering. Gunakan Alat sablon untuk
menentukan tempat penotolan dan jarak rambat, beri tanda pada jarak
rambat.
2) Siapkan fase gerak sesuai dengan monografi
3) Lakukan penjenuhan bejana KLT (chamber) dengan cara menempatkan
kertas saring dalam bejana kromatografi. Tinggi kertas saring 18 cm dan
lebarnya sama dengan lebar bejana. Masukkan sejumlah fase gerak ke
dalam bejana kromatografi, hingga tingginya 0,5 sampai 1 cm dari dasar
bejana. Tutup kedap dan biarkan hingga kertas saring basah seluruhnya.
Kertas saring harus selalu tercelup ke dalam fase gerak pada dasar bejana.
Kecuali dinyatakan lain pada masing-masing monografi, prosedur KLT
dilakukan dalam bejana jenuh
4) Tempatkan plat KLT pada rak penyangga, hingga tempat penotolan
terletak di sebelah bawah, dan masukkan rak ke dalam bejana
kromatografi (chamber). Fase gerak dalam bejana harus mencapai tepi
bawah lapisan penjerap, totolan jangan sampai terendam.
Fase gerak
Gambar 3.1 Penotolan senyawa pada plat KLT
(Sumber https://www.academia.edu/5087478/Kromatograf)
5) Letakkan tutup bejana pada tempatnya dan biarkan fase gerak merambat
sampai batas jarak rambat.
9. Pustaka
1. Kemenkes RI (2017) Farmakope Herbal Indonesia. 2nd ed. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI
2. Depkes RI (2000) Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
1st ed. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan-Depkes RI.
3. Hardjono Sastrohamidjojo, Dr., 1991, Kromatografi, Penerbit Liberty,
UGM, Yogyakarta.
4. https://www.academia.edu/5087478/Kromatografi, Diakses tanggal 1
Maret 2023