Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH ANALISIS INSTRUMEN

“JENIS-JENIS KROMATOGRAFI”

DISUSUN

OLEH :

NAMA :HAKRIANA

NIM : 16 3145 201 130

KELAS : D / Ang. 2016

DOSEN PEMBIMBING : NURFIDDIN FARID S.Farm.,M.Si.

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEGA REZKY

MAKASSAR

2017/2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur yang tiada terbatas penulis sampaikan kepada

Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Makalah dengan judul

“Kromatografi”. Penulisan makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas

mata kuliah Analisis Instrumen Harapan penulis semoga makalah ini membantu

menambah pengetahuan bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki

bentuk maupun isi makalah ini agar kedepannya dapat lebih baik lagi. Mohon

maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan Makalah ini. Semoga Makalah ini

dapat menjadi tambahan pengetahuan mengenai kromatografi. Terima kasih telah

membaca, memberi saran dan kritik.

Makassar, 29 Mei 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Kromatografi

B. Jenis- Jenis Kromatografi

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michel Tswett, seorang ahli


daribotani Rusia, yang menggunakan kromatografi untuk memisahkan klorofil
dari pigmen-pigmen lain pada ekstrak tanaman. Kromatografi berasal dari
bahasa Yunaniyang terdiri dari dua kata yaitu chromos yang berarti warna dan
Graphos yang berartimenulis. Meskipun kromatografi diturunkan dari kata
Warna dan Tulis, warna senyawa-senyawa tersebut jelas hanya kebetulan saja
terjadi dalam proses pemisahan ini.

Kromatografi merupakan suatu istilah umum yang digunakan


untuk bermacam-macam teknik pemisahan yang di dasarkan atas partisi sampel di
antara suatu fasa gerak yang bisa berupa gas maupun cairan dan fasa diam yang
jugabisa berupa cairan maupun padatan.

Sedangkan menurut Farmakope Indonesia IV, kromatografi adalah suatu


tekhnik atau prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu sistem yang terdiri dari 2
fase atau lebih yang salah satu di antarnya bergerak secara berkesinambungan.
Dalam arah tertentu dan di dalamnya, zat – zat itu menunjukkan perbedaan yang
disebabkan oleh adanya perbedaan dalam adsobsi, partisi, kelarutan, tekanan uap,
ukuran molekul atau kerapatan muatan ion.

Kromatografi menurut IUPAC adalah suatu metode yang digunakan untuk


pemisahan komponen dalamsample dimana komponen tersebut terdistribusi
dalam 2 fase yang salah satunyadiam dan yang lainnya bergerak. Meskipun dasar
kromatografi adalah proses pemisahan, namun banyakdiantara cara ini yang dapat
digunakan untuk analisi kuatitatif. Jenis-jeniskromatografi yang bermanfaat dalam
analisi kualitatif dan analisis kuantitatif adalahkromatografi kertas, kromatigrafi
lapis tipis (KLT), kromatografi kolom,kromatografi gas, dan kromatografi cair
kinerja tinggi (KCKT). Kromatografi kertasdan KLT pada umunya lebih
bermanfaat untuk tujuan indentifikasi, karena lebih mudah dan sederhana.
Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) memberikan pemilihan fase diam yang
lebih luas dan berguna untuk pemisahan campuran secara kuantitatif.

Dalam indutri metode ini banyak dipakai untuk menghilangkan zat-zat


yang tidak diinginkan dalam hasil, misalnya pada pemurnian minyak tanah atau
minyak goring dan pemurnian hidroksida yang dihasilkan dari proses elektrolisis.
Teknik pemisahan kromatografi dilakukan untuk mendapatkan pemisahan
campuran diantara dua fase. Fase tersebut adalah fase diam dan fase gerak. Fase
diam dapat berupa zat cair dan zat padat, sedangkan fase gerak dapat berupa zat
cairatau gas

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, di bawah


inidirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah :

1. Apa pengertian kromatografi ?

2. Bagaimana klasifikasi jenis kromatografi dan kegunaannya ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah :

1. Untuk mengetahui arti kromatografi

2.Untuk mengetahui jenis – jenis kromatografi beserta kegunannya.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kromatografi
Kromatografi secara harfiah terdiri dari dua kata yaitu cromos yang berarti
warna dan graphos yang berarti tulis. Jadi, kromatografi merupakan suatu metode
pemisahan fisik senyawa organik dan anorganik, yang didasarkan atas distribusi
diferensial komponen sampel di antara dua fase.
Menurut pengertian ini kromatografi selalu melibatkan dua fase, yaitu fase
diam (stationary phase) dan fase gerak (gerak phase atau fase mobil. Fase diam
dapat berupa padatan atau cairan yang terikat pada permukaan padatan (kertas
atau suatu adsorben), sedangkan fase gerak dapat berupa cairan disebut eluen atau
pelarut, atau gas pembawa yang inert. Gerakan fase gerak ini mengakibatkan
terjadinya migrasi differensial komponen-komponen dalam sampel.kromatografi
dibagi diklasifikasikan menjadi beberapa jenis bergantung pada jenis fasa gerak
yang terlibat, pasangan fasa gerak dan fasa diam, mekanisme pemisahan dan
teknik kerja yang digunakan.

B. Jenis – Jenis Kromatografi


Berdasarkan teknik kerja yang digunakan, kromatografi ada bermacam-
macam diantaranya adalah, kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis
,kromatografi gas dan kromatografi cair kinerja tinggi .

1. Kromatografi Kertas (KKt)


Kromatografi kertas merupakan bentuk kromatografi yang paling
sederhana, mudah dan murah. Banyak digunakan untuk identifikasi
kualitatif penemunya adalah Martri, Consden dan Gordon. Prinsip kerjanya
“Pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada laju
yang berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak
warna”. Fasa diam dalam kromatografi ini berupa air yang terikat pada selulosa
kertas sedangkan fasa geraknya berupa pelarut organic nonpolar. Berdasarkan
kedua hal itu kromatografi kertas dapat digolongkan ke dalam kromatografi
partisi. Dalam kromatografi kertas fasa gerak merembes ke dalam kertas karena
efek kapiler. Rembesan fasa gerak pada kertas dapat dilakukan dengan teknik
menaik ( ascending ) atau dengan teknik menurun (descending). Pada teknik
menaik rembesan fasa bergerak kea as sedangkan pada pada tekik menurun
rembesan fasa gerak bergerak ke bawah. Pada teknik menurun fasa gerak
disamping bergerak karena efek kapiler juga dibantu oleh efek gravitasi sehingga
rembesan berjalan lebih cepat.

Pelaksanaan teknik ini terbagi pada 3 tahap , yaitu :


1. Penotolan cuplikan
2. Tahap pengembangan
3. Identifikasi atau penampakan noda.
Pada tahap penotolan cuplikan, prertama-tama siapkan kertas kromatografi
dengan ukuran tertentu . buatlah garis awal dengan jarak 2-3 cm dengan salah satu
ujung kertas dengan menggunakan pensil ( karena pensil terdiri dari satu
komponen yaitu kabon sehingga tidak mengganggu migrasi dan pemisahan
komponen sampel). Selanjutnya totolkan larutan cuplikan dengan menggunakan
mikropipet atau pipa kapiler pada garis awal tadi, kemudian keringkan.
Pada tahap pengembangan, ujung kertas kromatogram dekat garis awal berisi
totolan cuplikan dicelupkan ke dalam pelarut ( eluen ) yang terdapat di dalm
bejana kromatografi . pencelupan diusahakan tidak merendam totolan cuplikan
atau garis awal. Biarkan eluen merembes melalui totolan cuplikan. Komponen-
komponen cuplikan akan terbawa oleh rembesan cuplikan. Perbedaan kelarutan
komponen-komponen cuplikan dalam eluen akan mengakibatkan kecepatan
bergerak komponen-komponen dalam kertas juga berbeda. Perbedaan kecepatan
bergerak komponen-komponen ini lebih umum disebut migrasi diferensial. Hasil
pemisahan akan Nampak sebagai noda-noda berwarna pada kertas dengan jarak
yang berbeda-beda dari garis awal. Noda-noda ini selanjutnya disebut sebagai
kromatogram. Perembesan eluen dihentikan setelah eluen hamper mencapai ujung
kertas. Pekerjaan selanjutnya adalah member tanda batas gerakan eluen, dan
kemudian kertas diangkat dari cairan pengelusi untuk seterusnya dikeringkan.
Pada tahap identifikasi atau penampakan noda, jika noda sudah berwarna dapat
langsung diperiksa dan ditentukan harga Rf nya. Besaran ini (kependekan dari rate
of flow) menyatakan derajat retensi atau factor refensi. Harga Rf dihitung sebagai
jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh
eluen (fasa gerak). Rf = jarak yang ditempuh komponen/jarak yang ditempuh
eluen. Setiap komponen mempunyai harga Rf sendiri-sendiri. Bila noda tidak
berwarna dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Menyemprot kertas dengan pereaksi penimbul warna seperti ditizon,
ninhidrin, kalium kromat, ammonium sulfide dll.
2. Menyinari kertas dengan sinar ultraviolet
3. Mendedahkan kertas pada uap iodium
4. Menentukan harga Rf nya
Kromatografi kertas sangat berguna untuk pemisahan zat anorganik, organik dan
biokimia dalam jumlah yang sedikit. Sebagai fasa diam umumnya air yang
terserap oleh pori-pori kertas. Oleh Karena itu fasa diam bersifat sedikit polar.
Bila diinginkan fasa diam yang lain, maka biasanya kertas akan dikeringkan,
kemudian menggunakan fasa diam seperti glikol, alcohol dll. Jika kertas dilapisi
dengan zat-zat hidrofobik maka kromatografi yang dilakukan adalah kromatografi
fasa terbalik ( reversed-phase-chromatography). Sistem ini berguna untuk
pemisahan asam-asam lemak, dan senyawa-senyawa non polar lainnya, yang
mungkin akan terelusi terlalu cepat jika digunakan fasa diam polar kelarutannya
yang rendah.

2. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)


Menurut Rohman, Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dikembangkan oleh
Izmailoff dan Schraiber pada tahun 1983. KLT merupakan bentuk kromatografi
planar, selain kromatografi kertas dan elektroforesis. Prinsip Kerja Kromatografi
Lapis Tipis
1) memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan
pelarut yang digunakan.
2) kromatografi lapis tipis memiliki fase diam berupa sebuah lapis tipis silika
atau alumina dan fase gerak pelarut atau campuran pelarut (eluen) yang sesuai.
Pada kromatografi lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam
(uniform) pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat
aluminium, atau pelat plastik. Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut
pengembang akan bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada
pengembangan secara menaik (ascending), atau karena pengaruh gravitasi pada
pengembangan secara menurun (descending).
Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaanya lebih mudah dan lebih murah
dibandingkan dengan kromatografi kolom. Demikian juga dengan peralatan yang
digunakan, dalam kromatografi ini peralatan yang digunakan lebih sederhana.
Keuntungan kromatografi planar adalah:
1. Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan analisis
2. Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna,
fluoresensi, atau dengan radiasi menggunakan sinar ultra violet
3. Dapat dilakukan elusi secara menaik (ascending), menurun (descending),
atau dengan cara elusi 2 dimensi
4. Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan
ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak.
Teknik Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan suatu adsorben
yang disalutkan pada suatu lempeng kaca sebagai fase stasionernya dan
pengembangan kromatogram terjadi ketika fase mobil tertapis melewati adsorben
itu. Seperti dikenal baik, kromatografi lapis tipis mempunyai kelebihan yang
nyata dibandingkan kromatografi kertas karena nyaman dan cepatnya, ketajaman
pemisahan yang lebih besar dan kepekaannya tinggi.
Prinsip kromatografi Menurut Stahl mengemukakan kaidah dasar
kromatografi jerap yaitu Hidrokarbon jenuh terjerap sedikit atau tidak sama
sekali, karena itu ia bergerak paling cepat.
Pelaksaanan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika
atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik
yang keras. Jel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk
kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat
berpendarflour dalam sinar ultra violet. Fase gerak merupakan pelarut atau
campuran pelarut yang sesuai.Pelaksanaan ini biasanya dalam pemisahan warna
yang merupakan gabungan dari beberapa zat pewarna atau pemisahan dan isolasi
pigment tanaman yangberwarna hijau dan kuningan.

Kromatogram
Pelaksanaan kromatografi biasanya digunakan dalam pemisahan pewarna
yangmerupakan sebuah campuran dari beberapa zat pewarna.Contoh pelaksanaan
kromatografi lapis tipis: Sebuah garis menggunakan pinsil digambar dekat bagian
bawah lempengan dan setetes pelarut dari campuran pewarna ditempatkan pada
garis itu. Diberikan penandaan pada garis di lempengan untuk menunjukkan
posisi awal dari tetesan. Jika ini dilakukan menggunakan tinta, pewarna dari tinta
akan bergerak selayaknya kromatogram dibentuk.Ketika bercak dari campuran itu
mengering, lempengan ditempatkan dalam sebuah gelas kimia bertutup berisi
pelarut dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Perlu diperhatikan bahwa batas
pelarut berada di bawah garis dimana posisi bercak berada. Alasan untuk menutup
gelas kimia adalah untuk meyakinkan bawah kondisi dalam gelas kimia
terjenuhkan oleh uap dari pelarut. Untuk mendapatkan kondisi ini, dalam gelas
kimia biasanya ditempatkan beberapa kertas saring yang terbasahioleh pelarut.
Kondisi jenuh dalam gelas kimia dengan uap mencegah penguapan pelarut.Karena
pelarut bergerak lambat pada lempengan, komponen-komponen yang berbeda dari
campuran pewarna akan bergerak pada kecepatan yang berbeda dan akan tampak
sebagai perbedaan bercak warna.
Pelarut dapat mencapai sampai pada bagian atas dari lempengan. Ini akan
memberikan pemisahan maksimal dari komponen-komponen yang berwarna
untuk kombinasi tertentu dari pelarut dan fase diam.

Fase Diam KLT


Pelaksaanan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika
atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik
yang keras. Jel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk
kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat
berpendar flour dalam sinar ultra violet.Fase gerak merupakanpelarut atau
campuran pelarut yang sesuai. Fase diam lainnya yang biasa digunakan adalah
alumina-aluminium oksida. Atom aluminium pada permukaan juga memiliki
gugus -OH. Apa yang kita sebutkan tentang jel silika kemudian digunakan serupa
untuk alumina.
Fase Gerak KLT
Dalam kromatografi, eluent adalah fasa gerak yang berperan penting pada
proses elusi bagi larutan umpan (feed) untuk melewati fasa diam (adsorbent).
Interaksi antara adsorbent dengan eluent sangat menentukan terjadinya
pemisahan komponen. Oleh sebab itu pemisahan komponen gula dalam tetes
secara kromatografi dipengaruhi oleh laju alir eluent dan jumlah umpan.
Eluent dapat digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorpsinya pelarut atau
campuran pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang banyak
digunakan adalah jenis adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika.
Penggolongan ini dikenal sebagai deret eluotropik pelarut. Suatu pelarut yang
bersifat larutan relatif polar, dapat mengusir pelarut
yang relatif tak polar dari ikatannya dengan alumina (jel silika).

Deteksi Bercak
Bercak pemosahan pada KLT umumnya merupakan bercak yang tidak
berwarna. Untuk penentuannya dapat dilakukan secara kimia, fisika, maupun
biologi. Cara kimia yang biasa digunakan adalah dengan mereaksikan bercak
dengan suatu pereaksi melalui cara penyemprotan sehingga bercak menjadi jelas.
Cara fisika yang dapat digunakan untuk menampakkan bercak adalah dengan
pencacahan radioaktif dan fluoresensi sinar ultraviolet. Fluoresensi sinar
ultraviolet terutama untuk senyawa yang dapat berfluoresensi, membuat bercak
akan terlihat jelas. Jika senyawa tidak dapat berfluoresensi maka bahan
penyerapnya akan diberi indikator yang berfluoresensi, dengan demikian bercak
akan kelihatan hitam sedang latar belakangnyaa akan kelihatan berfluoresensi.
Perhitungan nilai Rf
Jumlah perbedaan warna yang telah terbentuk dari campuran, pengukuran
diperoleh dari lempengan untuk memudahkan identifikasi senyawa-senyawa yang
muncul. Pengukuran ini berdasarkan pada jarak yang ditempuh oleh pelarut dan
jarak yang tempuh oleh bercak warna masing-masing.Ketika pelarut mendekati
bagian atas lempengan, lempengan dipindahkan dari gelas kimia dan posisi
pelarut ditandai dengan sebuah garis, sebelum mengalami proses penguapan.

3. Kromatografi Gas (GC)


GC (Gas Chromatography) yang biasa disebut juga Kromatografi gas
(KG) merupakan teknik instrumental yang dikenalkan pertama kali pada tahun
1950-an. GC merupakan metode yang dinamis untuk pemisahan dan deteksi
senyawa-senyawa organik yang mudah menguap dan senyawa-senyawa gas
anorganik dalam suatu campuran Perkembangan teknologi yang signifikan dalam
bidang elektronik, komputer, dan kolom telah menghasilkan batas deteksi yang
lebih rendah serta identifikasi senyawa menjadi lebih akurat melalui teknik
analisis dengan resolusi yang meningkat.GC menggunakan gas sebagai gas
pembawa/fase geraknya. Ada 2 jenis kromatografi gas, yaitu :
1. Kromatografi gas–cair (KGC) yang fase diamnya berupa cairan yang
diikatkan pada suatu pendukung sehingga solut akan terlarut dalam fase
diam.
2. Kromatografi gas-padat (KGP), yang fase diamnya berupa padatan dan
kadang-kadang berupa polimerik.
Kromatografi gas mempunyai prinsip yang sama dengan kromatografi lainnya,
tapi memiliki beberapa perbedaan misalnya proses pemisahan campuran
dilakukan antara stasionary fase cair dan gas fase gerak dan pada oven temperur
gas dapat dikontrol sedangkan pada kromatografi kolom hanya pada tahap fase
cair dan temperatur tidak dimiliki.
Secara rinci prinsip kromatografi adalah udara dilewatkan melalui nyala hydrogen
(hydrogen flame) selanjutnya uap organik tersebut akan terionisasi
dan menginduksi terjadinya aliran listrik pada detektor, kuantitas aliran listrik
sebanding dengan ion.

SISTEM PERALATAN KROMATOGRAFI GAS (GC)


1. Fase gerak
Fase gerak pada GC juga disebut dengan gas pembawa karena tujuan
awalnya adalah untuk membawa solut ke kolom, karenanya gas pembawa tidak
berpengaruh pada selektifitas. Syarat gas pembawa adalah: tidak reaktif;
murni/kering karena kalau tidak murni akan berpengaruh pada detektor; dan dapat
disimpan dalam tangki tekanan tinggi (biasanya merah untuk hidrogen, dan abu-
abu untuk nitrogen).
2. Ruang suntik sampel
Lubang injeksi didesain untuk memasukkan sampel ecara cepat dan
efisien. Desain yang populer terdiri atas saluran gelas yang kecil atau tabung
logam yang dilengkapi dengan septum karet pada satu ujung untuk
mengakomodasi injeksi dengan semprit (syringe). Karena helium (gas pembawa)
mengalir melalui tabung, sejumlah volume cairan yang diinjeksikan (biasanya
antara 0,1-3,0 μL) akan segera diuapkan untuk selanjutnya di bawa menuju
kolom. Berbagai macam ukuran semprit saat ini tersedia di pasaan sehingga
injeksi dapat berlangsung secara mudah dan akurat. Septum karet, setelah
dilakukan pemasukan sampel secara berulang, dapat diganti dengan mudah.
Sistem pemasukan sampel (katup untuk mengambil sampel gas) dan untuk sampel
padat juga tersedia di pasaran.
Pada dasarnya, ada 4 jenis injektor pada kromatografi gas, yaitu:
1. Injeksi langsung (direct injection), yang mana sampel yang diinjeksikan
akan diuapkan dalam injector yang panas dan 100 % sampel masuk
menuju kolom.
2. Injeksi terpecah (split injection), yang mana sampel yang diinjeksikan
diuapkan dalam injector yang panas dan selanjutnya dilakukan
pemecahan.
3. Injeksi tanpa pemecahan (splitness injection), yang mana hampir semua
sampel diuapkan dalam injector yang panas dan dibawa ke dalam kolom
karena katup pemecah ditutup; dan
4. Injeksi langsung ke kolom (on column injection), yang mana ujung
semprit dimasukkan langsung ke dalam kolom.
Teknik injeksi langsung ke dalam kolom digunakan untuk senyawa-senyawa yang
mudah menguap; karena kalau penyuntikannya melalui lubang suntik secara
langsung dikhawatirkan akan terjadi peruraian senyawa tersebut karena suhu yang
tinggi atau pirolisis.
3. Kolom
Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan karena di
dalamnya terdapat fase diam. Oleh karena itu, kolom merupakan komponen
sentral pada GC. Ada 3 jenis kolom pada GC yaitu kolom kemas (packing
column) dan kolom kapiler (capillary column); dan kolom preparatif (preparative
column). Perbandingan kolom kemas dan kolom kapiler dtunjukkan oleh gambar
berikut :

Kolom Kemas Kolom Kapiler

Kolom kemas terbuat dari gelas atau logam yang tahan karat atau dari
tembaga dan aluminium. Panjang kolom jenis ini adalah 1–5 meter dengan
diameter dalam 1-4 mm. Kolom kapiler sangat banyak dipakai karena kolom
kapiler memberikanefisiensi yang tinggi (harga jumlah pelat teori yang sangat
besar > 300.000 pelat). Kolom preparatif digunakan untuk menyiapkan sampel
yang murni dari adanya senyawa tertentu dalam matriks yang kompleks.
Fase diam yang dipakai pada kolom kapiler dapat bersifat non polar, polar, atau
semi polar. Fase diam non polar yang paling banyak digunakan adalah metil
polisiloksan (HP-1; DB-1; SE-30; CPSIL-5) dan fenil 5%-metilpolisiloksan 95%
(HP-5; DB-5; SE-52; CPSIL-8). Fase diam semi polar adalah seperti fenil 50%-
metilpolisiloksan 50% (HP-17; DB-17; CPSIL-19), sementara itu fase diam yang
polar adalah seperti polietilen glikol (HP-20M; DB-WAX; CP-WAX; Carbowax-
20M) (6).
4. Detektor
Komponen utama selanjutnya dalam kromatografi gas adalah detektor.
Detektor merupakan perangkat yang diletakkan pada ujung kolom tempat keluar
fase gerak (gas pembawa) yang membawa komponen hasil pemisahan. Detektor
pada kromatografi adalah suatu sensor elektronik yang berfungsi mengubah sinyal
gas pembawa dan komponen-komponen di dalamnya menjadi sinyal elektronik.
Sinyal elektronik detektor akan sangat berguna untuk analisis kualitatif maupun
kuantitatif terhadap komponen-komponen yang terpisah di antara fase diam dan
fase gerak.
Pada garis besarnya detektor pada KG termasuk detektor diferensial, dalam arti
respons yang keluar dari detektor memberikan relasi yang linier dengan kadar atau
laju aliran massa komponen yang teresolusi. Kromatogram yang merupakan hasil
pemisahan fisik komponen-komponen oleh GC disajikan oleh detektor sebagai
deretan luas puncak terhadap waktu. Waktu tambat tertentu dalam kromatogram
dapat digunakan sebagai data kualitatif, sedangkan luas puncak dalam
kromatogram dapat dipakai sebagai data kuantitatif yang keduanya telah
dikonfirmasikan dengan senyawa baku. Akan tetapi apabila kromatografi gas
digabung dengan instrumen yang multipleks misalnya GC/FT-IR/MS,
kromatogram akan disajikan dalam bentuk lain.
Beberapa sifat detektor yang digunakan dalam kromatografi gas adalah sebagai
berikut :

Kecepatan Alir (mL/menit)

Batas Gas
Jenis detektor Jenis Sampel Deteksi Pembawa H2 Udara

Hantaran Senyawa 5 – 100


Panas umum mg 15 – 30 – –

30
Ionisasi 10 – – 200 –
Nyawa Hidrokarbon 100 pg 20- 60 60 500

Halogen
Penangkap organik, 0,05 –
electron pestisida pg 30 – 60 – –
Senyawa
nitrogen
organik dan
Nitrogen – fosfat 0,1 – 1 – 700 –
Fosfor organic 10 g 20 – 40 5 100

Fotometri Senyawa- 50
Nyala (393 senyawa 10 – – 60 –
nm) sulfur 100 pg 20 – 40 70 80

Fotometri Senyawa- 120


Nyala (526 senyawa 1 – 10 – 100 –
nm) fosfor pg 20 – 40 170 150

Senyawa
yang
terionisasi 2 pg
Foto Ionisasi dengan UV C/detik 30 – 40 – –

0,5 pg
C
Konduktivitas Halogen, N, 12 pg S
Elektrolik S 4 pg N 20 – 40 80 –

Fourier
Transform- Senyawa-
Inframerah senyawa 1000
(FTIR) organic pg 3 – 10 – –

Sesuai untuk
Selektif senyawa 10 pg –
Massa apapun 10 ng 0,5 – 30 – –

Emisi Atom Sesuai untuk 0,1 – 60 – 70 – –


elemen 20 pg
apapungas
Pembasa

5. Komputer
Komponen GC selanjutnya adalah komputer. GC modern menggunakan
komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunaknya (software) untuk
digitalisasi signal detektor dan mempunyai beberapa fungsi antara lain:
 Memfasilitasi setting parameter-parameter instrumen seperti: aliran fase
gas; suhu oven dan pemrograman suhu; serta penyuntikan sampel secara
otomatis.
 Menampilkan kromatogram dan informasi-informasi lain dengan
menggunakan grafik berwarna.
 Merekam data kalibrasi, retensi, serta perhitungan-perhitungan dengan
statistik.
 Menyimpan data parameter analisis untuk analisis senyawa tertentu.
Cara Kerja
Gas pembawa dialirkan dari tangki bertekanan tinggi melalui alat pengatur
tekanan yang dapat menentukan kecepatan aliran gas pembawa yang
akan mengalir ke komponen yang lain. Sampel dimasukkan dalam injektor yang
dipanaskan agar sampel berubah menjadi gas dan mengalir ke dalam kolom. Pada
kolom campuran zat penyusun mengalami pemisahan proses partisi pada fase cair
melalui detekor yang mengirimkan signal ke recorder setelah mengalami
amplifikasi. Bila sampel berupa cairan dapat dimasukkan dengan syringe, bila
berupa gas melalui katup. Sampel masuk kedala injektor mengalir dengan gas
pembawa masuk kedalam kolom.
Kelebihan dan Kekurangan Kromatografi Gas
 Kelebihan
1. Waktu analisis yang singkat dan ketajaman pemisahan yang tingga
2. Dapat menggunakan kolom lebih panjang untuk menghasilkan efisiensi
pemisahan yang tinggi
3. Gas mempunyai vikositas yang rendah
4. Kesetimbangan partisi antara gas dan cairan berlangsung cepat sehingga
analisis relatif cepat dan sensitifitasnya tinggi
5. Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam
yang sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam
campuran.
 Kekurangan
1. Teknik Kromatografi gas terbatas untuk zat yang mudah menguap
2. Kromatografi gas tidak mudah dipakai untuk memisahkan campuran dalam
jumlah besar. Pemisahan pada tingkat mg mudah dilakukan, pemisahan pada
tingkat gram mungkin dilakukan, tetapi pemisahan dalam tingkat pon atau
ton sukar dilakukan kecuali jika ada metode lain.
3. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif terhadap
fase diam dan zat terlarut.

4. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC)


A. Prinsip Dasar HPLC
Prinsip kerja HPLC adalah sebagai berikut : dengan bantuan pompa fasa
gerak cair dialirkan melalui kolom ke detektor. Cuplikan dimasukkan ke dalam
aliran fasa gerak dengan cara penyuntikan. Di dalam kolom terjadi pemisahan
komponen-komponen campuran. Karena perbedaan kekuatan interaksi antara
solut-solut terhadap fasa diam. Solut-solut yang kurang kuat interaksinya dengan
fasa diam akan keluar dari kolom lebih dulu. Sebaliknya, solut-solut yang kuat
berinteraksi dengan fasa diam maka solute-solut tersebut akan keluar kolom
dideteksi oleh detektor kemudian direkam dalam bentuk kromatogram
kromatografi gas. Seperti pada kromatografi gas, jumlah peak menyatakan
konsentrasi komponen dalam campuran. Computer dapat digunakan untuk
mengontrol kerja sistem HPLC dan mengumpulkan serta mengolah data hasil
pengukuran HPLC.

B. Instrumentasi Kromatografi Cairan Kinerja Tinggi

Instrumentasi Kromatografi Cairan Kinerja Tinggi, yaitu:


1. Fasa Gerak
Fasa gerak dalam HPLC adalah berupa zat cair dan disebut juga eluen atau
pelariut. Berbeda dengan kromatografi gas, HPLC mempunyai lebih banyak
pilihan fasa gerak, dibandingkan dengan fasa gerak untuk kromatografi gas.
Dalam kromatografi gas, fasa gerak hanya sebagai pembawa solute melewati
kolom menuju detektor. Sebaliknya dalam HPLC, fasa gerak selain berfungsi
membawa komponen-komponen campuran menuju detektor, fasa gerak dapat
berinteraksi dengan solute-solut. Oleh karena itu, fasa gerak dalam HPLC
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan proses pemisahan.
Persyaratan fasa gerak HPLC
Zat cair yang akan digunakan sebagai fasa gerak HPLC harus memenuhi beberapa
persyaratan berikut:
1) Zat cair harus bertindak sebagai pelarut yang baik untuk cuplikan yang akan
di analisis.
2) Zat cair harus murni sekali untuk menghindarkan masuknya kotoran yang
dapat menganggu interpretasi kromatogram.
3) Zat cair harus jernih sekali untuk menghindarkan penyumbatan pada kolom.
4) Zat cair harus mudah diperoleh, murah, tidak mudah terbakar, dan tidak
beracun.
5) Zat cair tidak kental.
6) Sesuai dengan detektor.
Jenis fasa gerak
Fasa gerak untuk kromatografi partisi, adsorpsi, dan penukar ion bersifat
interaktif dalam arti fasa gerak berinteraksi dengan komponen-komponen
cuplikan. Akibatnya, waktu retensi sangat dipengaruhi oleh jenis pelarut.
Sebaliknya fasa gerak untuk kromatografi eksklusi bersifat non interaktif. Oleh
karena itu, waktu retensi dengan kromatografi ini tidak bergantung pada
komposisi fasa gerak.
1. Pompa
Pompa dalam HPLC dapat dianalogikan dengan jantung pada manusia
yang berfungsi untuk mengalirkan fasa gerak cair melalui kolom yang berisi
serbuk halus. Pompa yang dapat digunakan dalam HPLC harus memenuhi
persyaratan :
1. Menghasilkan tekanan sampai 600 psi (pons/in2)
2. Keluaran bebas pulsa
3. Kecepatan alir berkisar antara 0,1-10 mL/menit
4. Bahan tahan korosi
Dikenal tiga jenis pompa yang masing-masing memiliki kenutungan dan
kekurangannya yaitu pompa reciprocating, displacement dan pneumatic.
1. Pompa reciprocating
Jenis pompa ini sekarang banyak dipakai. Pompa ini terdiri dari ruangan
kecil tempat pelarut yang dipompa dengan cara gerakan piston mundur-
maju yang dijalankan oleh motor. Piston berupa batang gelas dan
berkontak langsung dengan pelarut.
2. Pompa displacement
Pompa ini menyerupai syringe (alat suntik) terdiri dari tabung yang
dilengkapi pendorong yang digerakan oleh motor. Pompa ini juga
menghasilkan aliran yang cenderung tidak bergantung tekanan baik kolom
dan viskositas pelarut. Selain itu, keluaran pompa ini bebas pulsa. Akan
tetapi pompa ini keterbatasan kapasitas pelarut (~250 mL) dan tidak
mudah untuk melakukan pergantian pelarut.
3. Pompa pneumatic
Dalam pompa ini pelarut di dorong oleh gas bertekanan tinggi. Pompa
jenis ini murah dan bebas pulsa. Akan tetapi mempunyai keterbatasan
kapasitas dan tekanan yang dihasilkan (<2000 psi) serta kecepatan alir
bergantung pada viskositas pelarut dan tekanan balik kolom.

2. Unit Sistem Penyuntikan atau Penginjeksian Sampel


Kadang kala, faktor ketidaktepatan pengukuran HPLC terletak pada
keterulangan pemasukan cuplikan ke dalam peking kolom. Masalahnya,
kebanyakan memasukan cuplikan ke dalam kolom dapat menyebabkan band
broadening. Oleh karena itu, cuplikan yang dimasukkan harus sekecil mungkin,
beberapa puluh mikroliter. Selain itu, perlu diusahakan tekanan tidak menurun
ketika memasukkan cuplikan ke dalam aliran fasa gerak. Berikut beberapa teknik
pemasukan cuplikan ke dalam sistem HPLC :
1. Injeksi Syringe
Alat yang paling dulu dan paling mudah untuk memasukkan cuplikan
adalah syringe. Syringe disuntikkan melalui septum (seal karet) dan untuk
ini dirancang syringe yang tahan tekanan sampai 1500 psi. akan tetapi
keterulangan injeksi syringe ini sedikit lebih baik dari 2-3 % dan sering
lebih jelek.
2. Injeksi ‘stop-flow’
Injeksi stop-floe adalah jenis injeksi syringe kedua tapi di sini aliran
pelarut dihentikan sementara, sambungan pada ujung kolom dibuka dan
cuplikan disuntikan langsung ke dalam ujung kolom. Setelah
menyambungkan kembali kolom maka pelarut dialirkan kembali.
3. Kran Cuplikan
Jenis pemasukan cuplikan ini disebut juga loop dan paling banyak
digunakan. Untuk memasukkan cuplikan ke dalam aliran fasa gerak perlu
dua langkah: (a) sejumlah volume cuplikan disuntikkan ke dalam loop
dalam posisi ‘load’, cuplikan masih berada dalam loop, (b) kran diputar
untuk mengubah posisi ‘load’ menjadi posisi ‘injeksi’ dan fasa gerak

membawa cuplikan ke dalam kolom. Loop dapat diganti-ganti dan tersedia


berbagai ukuran volume dari 5 hingga 500μL. Dengan sistem pemasukan
cuplikan ini memungkinkan memasukkan cuplikan pada tekanan 7000 psi
dengan ketelitian tinggi. Juga loop mikro tersedia dengan volume 0,5 hingga
5 μL.
3. Kolom
Kolom HPLC biasanya terbuat dari stainless steel walaupun ada juga yang
terbuat dari gelas berdinding tebal. Kolom utama berisi fas diam, tempat
terjadinya pemisahan campuran menjadi komponen-komponennya.
4. Detektor
Berbagai detektor untuk HPLC telah tersedia, walaupun demikian detektor
harus memenuhi persyaratan berikut:
(1) cukup sensitive;
(2) stabilitas dan keterulangan tinggi;
(3) respon linear terhadap solute;
(4) waktu respon pendek sehinggatidak bergantung kecepatan alir ;
(5)realibilitas tinggi dan mudah digunakan;
(6) tidak merusak cuplikan.
Detektor HPLC dikelompokan ke dalam tiga jenis, yaitu: detektor umum
memberi respon terhadap fasa gerak yang dimodulasi dengan adanaya solute.
Sebaliknya, detektor sepesifik memberi respon terhadap beberapa sifat solute
yang tidak dimiliki oleh fasa gerak. Terakhir, detektor yang bersifat umum
terhadap solute setelah fasa gerak dihilangkan dengan penguapan. Detektor
berdasarkan absorpsi UV merupakan detektor HPLC yang paling banyak di pake.
Detektor elektrokimia paling banyak dipakai terutama
dalam HPLC penukar ion.
C. Cara Kerja HPLC
Mula-mula solven diambil melalui pompa. Solven ini dikemudian masuk
ke dalam katup injeksi berbutar, yang dipasang tepat pada sampel loop. Dengan
pertolongan mikrosiring, sampel dimasukan ke dalam sampel loop yang kemudian
bersama-sama dengan solven masuk ke dalam kolom. Hasil pemisahan dideteksi
oleh detektor, yang penampakannya ditunjukan oleh perekam (pencatat =
recorder). Tekanan solven di atur dengan pengatur dan pengukur tekanan. Pompa
pemasuk solven pada tekanan konstan hingga tekanan kurang lebih 4500 psi
dengan laju alir rendah, yakni beberapa milliliter per menit.
Rekorder menghasilkan kromatogram zat-zat yang dipisahkan dari suatu
sampel. Tahap pemekatan dengan ekstraksi solven dan penguapan untuk
memperkecil volum sering kali diperlukan sebelum pengerjaan sampel dengan
HPLC. Hal ini terutama sering dilakukan untuk analisis senyawa-senyawa
hidrokarbon aromatic polisiklik (PAH) atau residu pestisida dalam makanan.
Sebagai alternative lain, sampel air dapat di absorpsi oleh suatu adsorben
padat (C8 atau C18 yang terikat pada silica gel), diikuti dengan desorpsi dalam
suatu solven yang kemudian langsung dimasukan kedalam kolom. Suatu solven
dengan polaritas rendah, misalnya CH3 berair yang secara bertingkat mengalami
perubahan menjadi CH3OH murni, menjamin pemisahan yang baik pada C-18
yang terikat pada silica gel.

D. Kelebihan HPLC
Dibandingkan dengan kromatografi gas, kromatografi cair kinerja tinggi
(KCKT atau HPLC = High Performance Liquid Chromatography) mempunyai
beberapa kelebihan. Beberapa kelebihan KCKT diantaranya ialah
1. Dapat dilaksanakan pada suhu kamar.
2. Cepat dan mudah melaksanakannya.
3. Peka, detektor HPLC dapat divariasi dan unik.
4. Pelarut pengembang bisa dipakai berulang kali demikian juga dengan
kolomnya.
5. Ideal untuk molekul besar dan ion.
6. Mudah memperoleh cuplikan.
7. Daya pisahnya baik.
8. Dapat dihindari terjadinya dekomposisi/kerusakan bahan yang di analisis.
9. HPLC juga dapat menganalisis senyawa yang tidak mudah menguap dan
termolabil.

E. Aplikasi HPLC Dalam Kehidupan


HPLC juga cocok digunakan untuk memisahkan minyak atsiri. Minyak
atsiri terdiri atas campuran yang sangat rumit dan oleh karena itu HPLC berguna
untuk memisahkan campuran rumit menjadi golongan-golongan senyawa atau
memisahkan golongan senyawa menjadi komponen-komponennya.
HPLC digunakan untuk memisahkan golongan minyak, misalnya
terpenoid tinggi, segala senyawa jenis fenol, alkaloid, lipid dan gula. HPLC baik
digunakan untuk senyawa yang dapat dideteksi di daerah spekrum UV atau
spectrum sinar tampak.
Kolom yang tersedia mempunyai banyak sekali pelat teori (lebih dari
100.000 untuk kolom 100 cm), dan kromatografi dilakukan dalam kondisi
mendekati kondisi ideal demikian rupa sehingga dapat diperoleh dalam beberapa
menit dan ditafsirkan secara kuantitatif dengan ketepatan yang lumayan. Cuplikan
dapat dipisahkan secara preparatif.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas


perbedaandistribusi dari komponen campuran tersebut diantara dua fase,yaitu fase
diam(stationary) dan fase bergerak (mobile). Fase diam dapat berupa zat yaitu zat
cairatau zat padat, sedangkan fase bergerak dapat berupa zat cair atau zat gas.

2.Berdasarkan teknik kerja yang digunakan, jenis kromatografi diantaranya adalah


kromatografi lapis tipis, kromatografi kertas, kromatografi gas dan kromatografi
cair kinerja tinggi.

B. Saran

Penulis menyadari dalam penyusunan dan pembuatan makalah ini


masih banyak kekurangan, maka dari pada itu kritik dan saran sangat penulis hara
pkanuntuk mencapai kesempurnaan makalah ini agar nisa menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Hendayana, Sumar. 2006, Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan


Elektrolisis Modern, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Hostettmann, K dkk. 1995. Cara Kromatografi Preparatif. Bandung: ITB

Ibnu, Muhammad Shodiq.2006. Common Teks Book Kimia Analitik. Malang:


JICA UNM.

Khopkar. 2007. Konsep Dasar Kimia analitik. Jakarta: UI Press.

Sumar Hendrayana. 2006. KIMIA PEMISAHAN. Bandung : Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai